LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TANAMAN
ACARA 10
PERAN ZAT PENGATUR TUMBUH DALAM MEMACU PERTUMBUHAN TANAMAN
Disusun Oleh :
Nama Praktikan : JefriRawibowo
NPM : E1J015002
Dosen Pembimbing : Ir. Usman Kris Joko Suharjo,M.Sc.,Ph.D
Coach : Rianosa
LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Perkecambahan biji sebenarnya bukanlah suatu awal dari kehidupan tanaman karena pada dasarnya di dalam biji ada embryo yang merupakan satu miniatur tanaman yang lengkap dengan akar dan tunas embrioniknya, yang sedang berada pada fase istirahat. Perkecambahan adalah pengulangan kembali pertumbuhan janin, yang ditandai dengan keluar atau munculnya radikula dan plumula dari biji. Biji dari sejumlah spesies tanaman ada yang segera berkecambah ketika berada pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk berlangsungnya perkecambahan, tetapi ada pula yang tidak dapat segera berkecambah karena mengalami dormansi. Biji-biji dorman ini akan dapat berkecambah ketika dormansinya terpatahkan (Campbell, 2012).
Secara terminology, oleh para ahli fisiologi tumbuhan telah diberi batasan-batasan tentang zat pengatur tumbuh, hormone dan hara. Zat pengatur tumbuh pada tanaman adalah senyawa organic yang bukan hara, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan.
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) merupakan suatu zat yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ketika metabolisme menyediakan tenaga dan bahan-bahan (building blocks) untuk kehidupan tanaman, maka hormon mengatur kecepatan pertumbuhan dari bagian-bagian tanaman, kemudian mengintegrasikan bagian-bagian tersebut untuk menghasilkan bentuk yang kita kenal sebagai satu individu yaitu tanaman. Selain itu, ZPT berperan dalam pengaturan proses reproduksi. Dengan demikian, tanpa zat pengatur tumbuh berarti tidak akan ada pertumbuhan.
b. Tinjauan Pustaka
Zat Pengatur Tumbuh Tanaman (Plant Growth Regulator) berbeda dengan hormon tumbuh (Plant Hormon = Phytohormon). Menurut The American Society of Plant Physiology, Plant Growth Regulator merupakan persenyawaan organik yang bukan nutrisi, yang dalam jumlah kecil dapat merangsang, menghambat, atau merubah suatu proses fisiologis dalam tanaman. Sedangkan Plant Hormon adalah zat organik yang disintesa di satu bagian tertentu tanaman dan ditranslokasikan ke bagian lain, yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis tanaman. Hormon biasanya bergerak dalam tanaman dari tempat diproduksi ke tempat bereaksi (Fitra, 2012).
Peningkatan produksi tanaman selain dilakukan dengan inovasi pembibitan juga diperlukan penambahan ZPT. Zat pengatur tumbuh berperan dalam stimulasi pertumbuhan dengan memberi isyarat pada target untuk membelah atau memanjang. selain menjadi memacu pertumbuhan, beberapa jenis ZPT juga berperan dalam menghambat pertumbuhan tanaman. pengaruh dari suatu ZPT bergantung pada jenis dan spesies tumbuhan, situs aksi ZPT tumbuhan,tahap pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta konsentrasi ZPT (Abdurrahman, 2012).
Hormon tumbuhan terdiri dari tiga grup senyawa, yakni auksin, giberelin, dan kinin. Hormon merupakan senyawa organik yang bekerja aktif dalam jumlah yang sedikit sekali, ditransformasikan ke dalam tubuh tumbuhan dan mempengaruhi pertumbuhan dan proses-proses fisiologis lainnya. Auksin adalah salah satu bentuk hormon yang paling banyak diteliti. Terutama berpengaruh terhadap pertumbuhan dengan merangsang perbesaran sel (Darmawan, 2013).
Auksin adalah hormon tumbuhan pertama yang diketahui. Pengaruh auksin telah dipelajari pada abad ke-19 oleh ahli biologi Charles Darwin. Dia melihat bahwa ketika benih rumput-rumputan bertambah panjang, benih itu membelok ke arah datangnya cahaya, dengan mempergunakan penutup yang tidak tembus sinar. Darwin berhasil menunjukkan bahwa tempat yang peka terhadap cahaya adalah ujung apikal dari benih dan bukan bagian bawah tempat pembengkokan terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa substansi yang mendorong pertumbuhan berfungsi seperti hormon, kemudian hormon ini diisolasi pada tahun 1928 dan diberi nama auksin (Heddy, 2013).
Auksin adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem apikal (ujung akar dan batang). F.W. Went (1928) pertama kali menemukan auksin pada ujung koleoptil kecambah gandum Avena sativa. Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frits Went yang menemukan bahwa suatu senyawa menyebabkan pembengkokan koleoptil ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan sel pada sisi yang ditempeli potongan agar yang mengandung auksin. Auksin yang ditemukan Went kini diketahui sebagai asam indol asetat (IAA). Selain IAA, tumbuhan mengandung tiga senyawa lain yang dianggap sebagai hormon auksin, yaitu 4-kloro indolasetat (4 kloro IAA) yang ditemukan pada biji muda jenis kacang-kacangan, asam fenil asetat (PAA) yang ditemui pada banyak jenis tumbuhan, dan asam indolbutirat (IBA) yang ditemukan pada daun jagung dan berbagai jenis tumbuhan dikotil. Auksin berperan dalam berbagai macam kegiatan tumbuhan di antaranya adalah perkembangan buah, dominansi apikal (pertumbuhan ujung pucuk suatu tumbuhan yang menghambat perkembangan kuncup lateral di batang sebelah bawah), Absisi dan Pembentukan akar adventif (Dwidjoseputro, 2012).
Fitohormom memulai dan memperantarai proses perkecambahan yang penting. Aktivitas hormon pada perkecambahan secara umum adalah :
Giberellin menggiatkan enzim hidrolitik dalam pencernaan cadangan makanan di biji
Sitokinin merangsang pembelahan sel, menghasilkan munculnya akar lembaga dan pucuk lembaga
Auxin meningkatkan pertumbuhan karena memicu pembesaran koleorhiza (pada sereal), akar lembaga dan pucuk lembaga serta aktivasi geotropi (yaitu orientasi yang benar pada pertumbuhan akar dan pucuk, terlepas dari orientasi biji)
(Gardner, 2012).
c. Tujuan Percobaan
Tujuan praktikum ini adalah mempelajari pengaruh beberapa jenis ZPT terhadap pertumbuhan tanaman mentimun.
BAHAN DAN METODE
a. Bahan Praktikum
Alat
Polibeg
Ember
Gelas ukur 1000 ml
Cangkul
Plastic transparan
eteran kain
handsprayer
.Bahan
Pupuk kandang
Top soil
Pupuk NPK
Larutan ZPT (A, B, dan C)
b. Metode Praktikum
Menyiapkan 4 polibeg untuk tiap kelompok. Memberi label A,B,C, dan D untuk masing-masing polibeg. Mengisi polibeg dengan 3 kg media campuran antara top soil dan pupuk kandang (perbandingan 4:1 ; v/v).
Menanam 2 benih mentimun ke dalam tiap polibeg. Menyiram media tanam dengan air kran sampai mencapai kapasitas lapang, setiap 3 hari.
Melarutkan 10 g pupuk NPK Mutiara ke dalam 10 L air. Menyiramkan larutan pupuk ke media tanam sebanyak 1 liter setiap 3 hari. Memberi larutan pupuk setelah media disiram dengan air kran. Menunggu sampai benih berkecambah.
Menyiapkan 3 handsprayer dan memberi label A,B, dan C. Mengisi handsprayer dengan larutan A,B, dan C.
Pada umur 1 minggu setelah tanam (MST), tanaman disemprot dengan larutan ZPT yang telah disiapkan, sesuai dengan labelnya.
Mengamati apa yang terjadi. Mengukur tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah ruas tanaman, dan panjang ruas. Pengukuran dilakukan pada minggu ke-3,4,5,dan 6.
Mengamati (rekam) pertumbuhan tanaman, dibandingkan dengan perlakuan kontrol (D), apakah ZPT itu memacu prtumbuhan tanaman atau justru menghambat pertumbuhan tanaman, atau tidak berbeda dengan yang tidak disemprot
Mengukur kandungan klorofil pada minggu ke-6
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil
Minggu
Ke-
Tanaman
(larutan)
Jumlah daun
Tinggi
Tanaman (cm)
Jumlah ruas
Panjang ruas
(rata-rata)
1
A
2
9,7
-
-
B
2
8,5
-
-
C
2
11
-
-
D
2
11
-
-
2
A
3
14,3
2
5,5
B
2
10,2
1
1,7
C
3
15
1
4,5
D
3
17,5
2
5,5
3
A
4
43
2
7,3
B
4
19
1
4
C
4
26,5
1
10,5
D
4
33
2
8
b. Pembahasan
Berdasarkan praktikum fisiologi tanaman yang telah di lakukan, praktikan melakukan pengamatan tentang peran zat pengatur tumbuh dalam memacu pertumbuhan tanaman. Hal ini di lakukan agar praktikan mempelajari pengaruh beberapa jenis ZPT terhadap pertumbuhan tanaman mentimun.
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) mempunyai peranan penting dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena dapat membentuk fitohormon (hormon tumbuhan) yang terdapat di dalam tanaman atau menggantikan suatu fungsi dan peran hormon jika tanaman kurang memproduksi hormon dengan baik. Pada tanaman mentimun ZPT tidak hanya berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan dan perkebangan tanaman, tetapi pengaruh ZPT lainnya terhadap tanaman mentimun yaitu dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan perkebangan tanaman.
Pada praktikum kali ini larutan ZPT yang digunakan berbeda-beda. ZPT A dan C adalah ZPT yang fungsinya untuk merangsang pertumbuhan tanaman mentimun, sedangkan ZPT B yaitu ZPT yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan (retardan) tanaman mentimun. Tanaman yang mendapat perlakuan C dan D pada minggu ke-1 lebih cepat pertumbuhannya di bandingkan dengan perlakuan A dan B. Tanaman yang mendapat perlakuan C lebih rendah pertumbuhannya di bandingkan dengan kontrol.
Pada tanaman mentimun yang diberikan larutan A dan C, memiliki tinggi tanaman yaitu 9,7 cm dan 11 cm, pada pengamatan ini, sebelum dilakukan penyemprotan tanaman mentimun dengan larutan A, tinggi tanaman kurang dari 67 cm dan 82 cm. Setelah dilakukan penyemprotan, tanaman mengalami perkembangan yang sangat cepat sehingga tinggi tanaman mencapai pada ketinggian 67 cm dan 82 cm. Karena menurut Abdurrahman (2008) zat pengatur tumbuh berperan dalam stimulasi pertumbuhan dengan memberi isyarat pada target untuk membelah atau memanjang. Selain menjadi memacu pertumbuhan.
ZPT tidak hanya berfungsi untuk memacu pertumbuhan tanaman, tetapi juga dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Hal ini juga dikatakan oleh Abdurrahman (2008) yaitu ZPT juga berperan dalam menghambat pertumbuhan tanaman, pengaruh dari suatu ZPT bergantung pada jenis dan spesies tumbuhan, situs aksi ZPT tumbuhan, tahap pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta konsentrasi ZPT.
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) mempunyai peranan penting dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena dapat membentuk fitohormon (hormon tumbuhan) yang terdapat di dalam tanaman atau menggantikan suatu fungsi dan peran hormon jika tanaman kurang memproduksi hormon dengan baik. Pada tanaman mentimun ZPT tidak hanya berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan dan perkebangan tanaman, tetapi pengaruh ZPT lainnya terhadap tanaman mentimun yaitu dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan perkebangan tanaman.
b. Saran
Pada saat melakukan pengamatan tentang peran zat pengatur tumbuh dalam memacu pertumbuhan tanaman, sebaiknya praktikan melakukan pengukuran dengan teliti dan hati-hati sehingga hasil yang didapat akan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, D. 2012. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan Jilid 2. Grafindo Media Pratama. Bandung.
Campbell, N. 2012. Anatomi Tumbuhan. Wiroblos. Yogyakarta.
Darmawan, Januar. 2013. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Suryandaru. Semarang.
Dwidjoseputro, S. 2012. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Fitra. 2012. Biologi Edisi III. Erlangga. Jakarta.
Gardner. 2012. Physiology of Crop Plants. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Heddy. 2013. Hormon tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
JAWABAN PERTANYAAN
Jelaskan mengapa tanaman mentimun yang praktikan semprot ZPT menunjukkan respon yang berbeda-beda ?
Jawab :
Karena tanaman yang disemprot ZPT bermacam-macam ada yang fungsinya untuk menghambat ada yang fungsinya untuk merangsang pertumbuhan mentimun. Sehingga responnya pun berbeda-beda.
Bandingkan pertumbuhan tanaman yang mendapat perlakuan (A,B,C) dengan tanaman kontrol. Apa kesimpulannya?
Jawab :
Tanaman yang mendapat perlakuan A pada minggu ke-3 lebih cepat pertumbuhannya di bandingkan dengan kontrol, namun pada minggu ke-4 dan ke-5 pertumbuhannya lebih rendah di bandingkan dengan kontrol. Tanaman yang mendapat perlakuan B lebih rendah pertumbuhannya di bandingkan dengan kontrol. Selanjutnya, tanaman yang mendapat perlakuan C lebih cepat pertumbuhannya di bandingkan dengan kontrol.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan ZPT apakah yang berlabel A,B, dan C ?
Jawab :
ZPT A dan C adalah ZPT yang fungsinya untuk merangsang pertumbuhan tanaman mentimun, sedangkan ZPT B yaitu ZPT yang berfungsi untuk menghambat pertunbuhan (retardan) tanaman mentimun.