PENGENALAN KARAKTER, IDENTIFIKASI, DAN KLASIFIKASI HEWAN AVERTEBRATA
Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten
: Laely Cahya Wulandari Permata Putri : B1A016142 : VIII :1 : Rizky Fajar Azkia
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN I
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2018
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistematika didefinisikan sebagai kajian keilmuan dari jenis
-
jenis dan
keragaman makhluk hidup dan sebagian atau semua hubungan yang terjadi di antara mereka (Simpson, 1961). Taksonomi adalah mekanisme yang digunakan untuk mengelompokan
sesuatu
menurut
hubungannya
dengan
yang
ilmu pengetahuan misalnya, taksonomi adalah sarana untuk
lain.
Bidang
mengklasifikasikan
tumbuhan dan satwa dalam urutan yang sistematik dan logis (Bastable, 2002). Karakter taksonomi adalah atribut unik yang dipakai untuk mengenali suatu taksa yang membedakannya dengan taksa yang lain. Atribut tersebut berfungsi sebagai dasar pengelompakan makhluk ke dalam taksa- taksa tertentu. Karakter dapat berupa warna, bentuk dan struktur organ tertentu dari suatu taksa (Yatim, 1987). Avertebrata
atau
invertebrata
adalah
hewan
yang
tidak
bertulang
belakang,serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana daripada kelompok hewan bertulang belakang. Sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan vertebrata. Menurut kondisi rongga tubuh, hewanavertebrata ada yang tidak memiliki rongga tubuh, disebut Aselomata. Hewan yang memiliki
rongga
tubuh
semu,
yaitu
rongga
tubuh
belum
dilengkapi
dengan peritonieum (mesoderm) yang disebut Pseudoselomata. Hewan yang telah memilikirongga tubuh yang sempurna, yaitu telah memiliki peritonium di bagian luar dandalam untuk melindungi saluran pencernaan disebut Peritoneum visceralis atau Selomata. Beberapa hewan avertebrata mengalami proses metamerisme dantagmatisasi (Suhardi, 1983).
B. Tujuan
Tujuan praktikum acara Pengenalan Karakter Taksonomi untuk Identifikasi Invertebrata antara lain : 1.
Praktikan mengetahui pengertian dan beberapa con toh dari karakter taksonomi hewan avertebrata.
2.
Praktikan mengetahui karakter morfologi dari beberapa jenis hewan avertebrata.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistematika bertujuan untuk memehami dan mendeskripsikan keanekaragaman suatu organisme, merekonstruksi hubungan kekerabatan antara organisme satu terhadap organisme lainnya, mendokumentasikan perubahan – perubahan yang terjadi selama evolusinya dan merubahnya ke dalam sebuah system klasifikasi yang mencerminkan evolusinya tersebut. Biosistematika memiliki tiga tingkatan yang menyangkut taksonomi dan filogenetik yaitu : 1. Taksonomi alfa :
merupakan
upaya
untuk
menemuan,
mendeskripsikan
dan pemberian nama suatu individu/specimen. 2. Taksonomi beta : yaitu upaya penempatan suatu spesimen / individu yang sudah ditentukan nama ilmiahnya ke dalam suatu hirarki taksonomi. 3. Taksonomi gamma : merupakan studi variasi genetik dalam suatu spesies dengantujuan melihat variasi intra-populasi sampai laju evolusi dari suatu populasi. (Radiopoetra, 1983). Suatu sifat yang membedakan antara anggota suatu takson dengan anggota takson lainnya dinamakan karakter taksonomi. Karakter taksonomi meliputi karakter kuantitatif dan karakter kualitatif. Karakter kuantitatif merupakan krakter yang proses pengamatannya menggunakan metode pengukuran dengan angka. Karakter kualitatif merupakan karakter yang nampak, digambarkan dengan bentuk dan tidak melalui proses pengukuran (Kusrini, 2010). Menurut Mayr (1969), kunci identifikasi adalah bahan cetakan atau alat yang di bantu oleh komputer untuk mengidentifikasi organisme biologi atau tipe identitas lain. Kunci identifikasi tradisional umumnya adalah bentuk kunci berakses tunggal, khususnya kunci dikotom. Kunci dikotom merupakan rangkaian langkah-langkah yang pasti yang masing-masing memiliki alternatif ganda dan pilihan itu menentukan langkah berikutnya. Identifikasi yang sempurna membutuhkan perbandingan dengan spesimen atau gambar yang telah diidentifikasi oleh pihak yang berwenang. Determinasi merupakan cara untuk mengidentifikasi suatu makhluk hidup dengan mencocokkan dengan buku panduan kunci determinasi. Avertebrata adalah sebuah istilah yang diungkapkan oleh Chevalier de Lamarck untuk menunjuk hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Invertebrata mencakup semua hewan kecuali pisces, reptil, amfibia, burung, dan mammalia. Contoh invertebrata adalah serangga, ubur-ubur, hydra, cumi-cumi, dan cacing. Invertebrata mencakup sekitar 97 persen dari seluruh anggota kingdom Animalia (Lutz, 1985). Menurut Jasin (1989), terdapat 40 phyla hewan avertebrata yang dikelompokkan atas delapan dasar, yaitu: a. Banyaknya sel penyusun tubuh
-
Bersel satu (uniseluler) yang dapat hidup soliter atau berkoloni
-
Bersel banyak (metazoa)
b. Banyaknya lapisan tubuh
-
Dipoblastik atau 2 lapisan ektoderm dan endoderm.
-
Tripoblastik atau 3 lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
c. Struktur atau konstruksi tubuh
-
Konstruksi seluler
-
Konstruksi jaringan
-
Konstruksi organ
d. Kesimetrisan tubuh
-
Simetri radial adalah suatu tipe simetri pada tubuh yang secara radial mengelilingi suatu sumbu pusat tunggal.
-
Simetri bilateral berarti mampu menjadi dibelah dua menjadi dua bagian yang sama.
e. Pembentukan mulut dan anus f.
Kondisi rongga tubuh
-
Tidak memiliki rongga tubuh, disebut Aselomata.
-
Memiliki rongga tubuh semu, yaitu rongga tubuh belum dilengkapi dengan peritonieum (mesoderm) yang disebut Pseudoselomata.
-
Memiliki rongga tubuh yang sempurna disebut Selomata.
g. Ada tidaknya Lotofora h. Metamerisme dan tagmatisasi Hewan air yang meliputi berbagai jenis vertebrata dan invertebrata memiliki kepekaan terhadap perubahan kondisi lingkungan misalnya peningkatan kadar nitrogen ataupun adanya distribusi pestisida di perairan, sehingga jumlah dan struktur komunitas hewan air dapat dijadikan indikator perubahan kualitas lingkungan (Aprilia & Kurniawan, 2013). Invertebrata sering menjadi target takson untuk studi biomonitoring pada habitat air tawar karena kekayaan spesies tinggi mereka, melimpah, dan berbagai tanggapan untuk stres antropogenik (Curry et al., 2018). Hewan avertebrata mengalami proses metamerisme dan tagmatisasi. Metamerisme
adalah
suatu
gejala
tubuh
hewan
avertebrata yang terdiri atas satu seri segmen atau metamer atau somit, yang tersusun secara linier sepanjang sumbu antero-posterior. Setiap metamer serupa konstruksi dan
fungsinya, contohnya pada Annelida. Tagmatisasi adalah suatu pola tubuh hewan
avertebrata metamerik dimana segmennya berfusi menyusun beragam fungsi (disebut tagma). Setiap tagma secara struktural kepala
untuk makan,
tagma
thoraks
berfungsi dalam reproduksi (Jasin, 1989).
dan
fisiologis
untuk
berbeda,
lokomosi,
dan
misalnya tagma
tagma
abdomen
III.
MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat – alat yang digunakan pada praktikum acara Pengenalan Karakter Taksonomi untuk Identifikasi Invertebrata adalah bak preparat, pinset, kaca pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, kamera, sarung tangan karet (gloves), masker, dan alat tulis. Bahan – bahan yang digunakan pada praktikum acara Pengenalan Karakter Taksonomi untuk Identifikasi Invertebrata adalah beberapa spesimen hewan avertebrata dan alkohol 70%.
B. Metode
Metode yang dilakukan pada praktikum acara Pengenalan Karakter Taksonomi untuk Identifikasi Invertebrata antara lain: 1.
Tiap kelompok praktikan mengamati karakter pada beberapa spesimen hewan yang telah disiapkan.
2.
Praktikan melakukan proses identifikasi beberapa hewan avertebrata yang telah disiapkan berdasarkan karakter morfologi yang diamati. Masing-masing praktikan akan membuat deskripsi hasil identifikasi hewan tersebut.
3.
Praktikan melengkapi tabel hasil pengamatan karakter dan identifikasi pada beberapa hewan.
4.
Praktikan membuat laporan sementara dari hasil praktikum.
DAFTAR REFERENSI
Aprilia, H., K dan Kurniawan, N. 2013. Struktur Komunitas Vertebrata dan Invertebrata Air pada Petak Sawah Organik di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Jurnal Biotropika. 1(4) : 160-165. Bastable. 2002 . Perawat sebagai Pendidik. Jakarta: EGC. Curry, C. J., Joel F. G., Shokralla, S., Hajibabaei, M., Baird, D. J. 2018. Identifying North American freshwater invertebrates using DNA barcodes: are existing COI sequence libraries fit for purpose. Freshwater Science. 37(1):178 – 189. Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya. Kusrini, Eni., Lies, Emmawati, Wartono, Hadi. 2010. Variasi fenotif Udang galah ( Macrobrachium rosenbergii). Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur . 5(1) : 547-551. Lutz, R. J., S.B. MacKenzie & G. Belch. 1986. Attitude Toward The Ad as Mediator of Advertising Effectiveness: Determinants and Consequenses. Andvences in Costumer Reseach. (23):130-143. Mayr, E. 1969. Principles of Systematic Zoology. US: McGraw Hill Book Co. Radiopoetro. 1977. Zoologi. Jakarta: Erlangga. Simpson. 1961 . Principles of Animal Taxonomy. New York : Columbia University press. Suhardi. 1983 . Evolusi Avertebrata. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Yatim, W. 1985. Biologi Jilid II . Bandung: Tarsito.