Infeksi Shigella
dysenteriae dysenteriae
Shigella dysentriae merupakan penyebab penyakit disentri yang paling utama dan
menimbulkan epidemi di daerah tropis dan subtropis (Fajariah, 2009). disentri
di
Indonesia
adalah
Salmonela,
Campylobacter
jejuni,
Penyebab Escherichia
lain coli,
Enteroinvasive E.coli dan Entamoeba histolytica (Prastowo, 2009). Dilaporkan bahwa dari
140 juta kasus malnutrisi ternyata 600.000 kematian disebabkan oleh disentri basiler, yaitu disentri yang disebabkan oleh
S. dysentriae (Sutedjo, 2007). Selain itu, Shigella
menyebabkan kematian tiga sampai lima juta balita di negara berkembang (Savadkoohi et.al., 2007). Angka ini dapat bertambah jika dipengaruhi oleh keadaan dan tindakan pengobatan (Sutedjo, 2007). Disentri merupakan infeksi usus yang ditimbulkan oleh suatu mikroorganisme anaerob bersel tunggal (Tjay dan Raharja, 2000). Disentri ditandai dengan diare berdarah dan berlendir, demam, nyeri perut terutama menjelang buang air besar (tenesmus), dan pada pemeriksaan tinja yang rutin di dapatkan jumlah eritrosit dan leukosit yang semakin meningkat (Media Litbang Kesehatan Indonesia, 2004). Disentri berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dua, yaitu disentri amuba dan disentri basiler (Media Litbang Kesehatan Indonesia, 2004). Disentri amuba adalah penyakit infeksi usus yang ditimbulkan oleh Entamoeba histolytica, suatu mikroorganisme anaerob bersel tunggal (Tjay dan Raharja, 2000). Disentri basiler adalah suatu infeksi akut kolon yang disebabkan bakteri genus Shigella (Syaroni, 2007). Gejala klinis disentri basiler bervariasi antara 7 hari sampai 4
minggu. Fase awal, terjadi nyeri perut bagian bawah disertai demam yang bisa mencapai o
40 C. Diare berlendir dan berdarah terjadi 10 sampai 12 kali dalam sehari disertai dengan tenesmus. Infeksi Shigella sering menyebabkan stimulasi pada susunan saraf pusat dan bermanifestasi pada kejang. Pada anak-anak sering diikuti demam tinggi dengan atau tanpa
kejang, nyeri kepala, kaku kuduk, letargi, delirium (Mangesti dan Simanubrata, 2008). Berat ringannya disentri tergantung pada fungsi inang (umur dan status gizi) serta serotipe dari Shigella (Erianto, 2007).