BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Shigella sp merupakan bakteri berbentuk batang dengan pengecatan Gram bersifat Gram negatif, tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif aerob, tumbuh pada pH 6,4 – 7,8 dengan suhu 37oC. Hal tersebut berarti bakteri Shigella sp tidak dapat berkembang biak dengan baik pada pH yang rendah. Sebagian
besar
masyarakat
mengkomsumsi
yougt
(susu
fermentasi)
mempunyai rasa asam, digunakan sebagai minuman yang dapat menstabilkan pencernaan dan pencegahan diare. Disentrik adalah penyakit gangguan pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Shigella sp. Shigella sp merupakan bakteri patogen diseluruh pencernaan.keberadaan Shigella sp disaluran pencernaan dapat mengganggu sistem pencernaan manusia karena Shigella sp menyebabkan radang pada usus besar sehingga faeses yang dikeluarkan berdarah dan berlendir. Derajat keasaman (pH) sangat mempengaruhi jasad renik keasamanharus diatur dengan baik sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme (Drs. K.H Timotius 1982) Mikroorganisme yang terdapat pada makanan/minuman dengan pH asam dapat dibasmi pada suhu yang lebih rendah dan dalam waktu yang lebih singkat dibanding dengan mikroorganisme yang sama didalam lingkungan basa. Karena pH yang rendah aktivitas enzim bakteri terhambat dan bakteri akan mati, pada pH netral (7) bakteri akan berkembang berkembang biak dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana identifikasi bakteri shigella bakteri shigella ? ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui identifikasi bakteri shigella bakteri shigella
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Shigella
Shigella dysenteriae ditemukan oleh Shiga (1889 & 1901), Kruse (1900), dan Schmitzii (1927) merupakan salah satu dari 4 spesies Shigella (S. dysenteriae, S. flexneri, S. boydii, S. sonnei). Shigella spp. merupakan ba kteri penyebab disentri atau shigellosis pada manusia dan beberapa primata yang telah dikenali sejak tahun 1890an. Shigella spp. endemik di daerah Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Shigellosis merupakan penyakit diare yang disebabkan terjadinya inflamasi akut pada tractus intestinum. Taksonomi Kingdom
: Bacteria
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Gammaproteobacteria
Ordo
: Enterobacteriales
Famili
: Enterobactericeae
Genus
: Shigella
Spesies
: Shigella dysenteriae
B. Morfologi
Shigella dysenteriae merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk basil dan lurus, non-motile, facultative anaerob, tidak berspora, tidak berkapsul, suhu optimum mencapai 37°C. Ukuran Shigella dysenteriae sekitar 2-3μm x 0,5-0,7 μm dan susunannya tidak teratur. Koloni Shigella dysenteriae berbentuk konveks, bulat, transparan dengan pinggir utuh dan berukuran mencapai 2nm. C. Patogenitas
Shigella dysenteriae berpindah dari penderita melalui fecal-oral seperti melalui makanan, tangan, air yang terkontaminasi feses penderita, dan lalat. Shigella dysenteriae merupakan bakteri intraseluler fakultatif. Shigella dysenteriae menyerang manusia dengan menginvasi dan memfagositosis sel
epitel mukosa Shigella dysenteriae kemudian keluar dari vakuola fagositik dan bermultiplikasi serta menyebar di dalam sitoplasma yang pada akhirnya menyebar ke sel lain di dekatnya (Gambar 2). Shigella dysenteriae yang difagosit oleh makrofag akan merangsang terjadinya apoptosis namun sebelum apoptosis terjadi Shigella dysenteriae dapat keluar dari vakuola fagositik dan menyerang sel disekitarnya Shigella dysenteriae seperti Salmonella setelah menembus enterosit dan berkembang dapat menyebabkan kerusakan sel tersebut. Peradangan mukosa merangsang proses endositosis sel-sel yang tidak terfagosit menarik bakteri ke dalam vakuola intrasel, bakteri akan bermultiplikasi sehingga menyebabkan sel pecah dan bakteri akan menyebar ke sekitarnya serta menimbulkan kerusakan mukosa usus. Sifat invasif dan pembelahan intrasel dari bakteri ini terletak dalam plasmid yang luas dari kromosom bakteri Shigella dysenteriae. Invasi
bakteri
ini
mengakibatkan
terjadinya
infiltrasi
sel-sel
polimorfonuklear dan menyebabkan matinya sel-sel epitel tersebut, sehingga terjadilah tukak-tukak kecil didaerah invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah dan plasma protein keluar dari sel dan masuk ke lumen usus serta akhirnya ke luar bersama tinja. Shigella juga mengeluarkan toksin (Shiga toksin) yang bersifat nefrotoksik, sitotoksik (mematikan sel dalam benih sel) dan enterotoksik (merangsang sekresi usus) sehingga menyebabkan sel epithelium mukosa usus menjadi nekrosis.
BAB III METODELOGI A. Judul
Identifikasi Bakteri Shigella sp
B. Tanggal
Senin, 19 Maret 2018 – Kamis, 22 Maret 2018
C. Tujuan
Untuk mengetahui morfologi Shigella sp pada pewarnaan gram, mengisolasi bakteri yang ada dalam sampel (air bilasan ayam) dan mengidentifikasi bakteri spesies apa yang terdapat didalam sampel (air bilasan ayam) tersebut.
D. Prinsip
Prinsip identifikasi Shigella sp dengan melihat gambaran pewarnaan gram di mikroskop, isolasi pada media SS agar didapatkan penampakan koloni pada media SS agar dan melakukan tes-tes biokimia reaksi.
E. Alat
1. Tabung reaksi 2. Rak tabung 3. Ose lurus dan ose bulat 4. Spritus 5. Objek glass 6. Mikroskop
F. Bahan
1. Suspeni bakteri 2. MCA (Mac Conkey Agar) 3. EMB ( Eosin Metylen Blue) 4. SSA (Salmonella Shigella Agar)
5. Nacl 0,9% 6. Pewarnaan gram (crystal violet, lugol, alcohol 95%, safranin) 7. Aquadest 8. KIA/TSIA 9. Biokimia Reaksi (MR, VP, Citrat, Glukosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Motil). 10. Tissue 11. Indikator Methyl Red
G. Prosedur dan Skema Kerja
Hari 1 (PERTAMA) Prosedur penanaman pada media penyubur : 1. Siapkan alat dan bahan 2. Panaskan ose bulat sampai membara dari ujung pangkal, biarkan dingin 3. Ambil suspense kuman dengan menggunakan ose dimasukkan ke dalam media Bolliun/Nutrient Broth. 4. Panaskan lagi ose sampai panas. 5. Inkubasi media selama 24 jam pada suhu 37 0C
Hari 2 (KEDUA) Prosedur pemindahan suspense bakteri dari media NB ke media MC, SS dan EMB: 1. Siapkan alat dan bahan 2. Panaskan ose buat sampai membara dari ujung pangkal, biarkan dingin 3. Ambil koloni kuman dari media Na dengan menggunakan ose bulat 4. Goreskan pada media MC, SS dan EMB dengan cara zig-zag 5. Panaskan lagi ose sampai membara 6. Inkubasi media MC dan EMB yang sudah ditanam kuman selama 24 jam pada suhu 370C
Hari 3 (KETIGA) Prosedur pewarnaan Gram dan pemindahan dari media MC ke media KIA/TSIA dengan tujuan didapatkan kultur murni : 1. Siapkan alat dan bahan 2. Teteskan 1 tetes NaCl 0,9% pada objek glass 3. Panaskan ose bulat sampai membara, dan biarkan dingin 4. Ambil koloni kuman yang terpisah dan campurkan dengan NaCl 0,9% buat sediaan 5. Panaskan kembali ose 6. Keringkan sediaan dan fiksasi 7. Warnai dengan gram 1 (crystal violet) selama 1-2 menit, lalu dibilas dengan air 8. Warnai dengan gram 2 ( lugol) selama 1 menit, lalu dibilas dengan air 9. Lunturkan dengan Gram 3 ( alcohol 96%) selama 30 detik, lalu dibilas dengan air 10. Warnai dengan Gram 4 (safranin) selama 1-2 menit, lalu dibilas dengan air dan keringkan 11. Teteskan oil emersi pada sediaan di objek glass 12. Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran objektif 100 x. Penanaman media KIA/TSIA : 1. Siapkan alat dan bahan 2. Panaskan ose jarum sampai membara dari ujung pangkal, biarkan dingin 3. Ambil koloni kuman, goreskan dan ditusuk pada media KIA/TSIA 4. Panaskan lagi ose sampai membara 5. Inkubasi media KIA/TSIA selama 24 jam pada suhu 37 0C
Hari 4 (KEEMPAT) Prosedur penanaman pada media biokimia reaksi dari media KIA/TSIA : 1. Penanaman media IMVIC a. Panaskan ose jarum sampai membara dari ujung sampai pangkal, biarkan dingin b. Ambil suspense kuman, masukkan pada media MR, VP, dan Citrat (gores) c. Panaskan lagi ose jarum sampai membara. 2. Penanaman media SIM : a. Panaskan ose jarum sampai membara dari ujung sampai pangkal, biarkan dingin. b. Ambil suspense kuman, goreskan dan ditusukkan pada media SIM c. Panaskan lagi ose sampai membara 3. Penanaman media gula-gula (glukosa, laktosa, maltose, sukrosa) : a. Panaskan ose sampai membara dari ujung sampai pangkal, biarkan dingin b. Ambil suspense kuman, masukkan dimedia gula-gula (glukosa, laktosa, maltose, sukrosa) c. Panaskan lagi ose sampai membara
Hari 5 (KELIMA) IDENTIFIKASI
Skema Pemeriksaan Shigella Sampel
Selenite Broth/NB Ink. 370C 24 jam
MCA Koloni
: Halus
Tepi
: rata
Warna
: Jernih
Fermentasi : Laktosa/-
SS Agar
WB
Halus
Halus
rata
rata
Jernih
Jernih
Reduksi Tellurite -
Bismuth Sulfit -
Ink. 370C 24 jam
Pewarnaan Gram Bentuk : Batang Warna : Merah Susunan : Menyebar Sifat : Gram –
KIA/TSIA Shigella Sonnei
Shigella boydii
Shigella flexneri
Shigella dysentriae
Lereng : alkalis
alkalis
alkalis
alkalis
acid
acid
acid
Dasar : acid Gas
:-
-
-
-
H2S
:-
-
-
-
Biokimia Reaksi
Identifikasi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL
1. Makroskopis a. Media plate Keterangan : A : media MCA B : media SSA
A
B
keterangan
MCA
SSA
Bentuk koloni
Bulat halus
Bulat halus
Warna koloni
Jernih
Jernih
Tepi koloni
Rata
Rata
Fermentasi
Laktosa -
Tellurite -
b. Media KIA Lereng : alkalis Dasar : acid Gas
:-
H2S
:-
c. Media IMVIC
Keterangan : A : indol B : methyl red C : VP D : citrate
A
B
C
D
Keterangan
Hasil
Indol
-
Methyl red
+
VP
-
Citrate
-
d. Media gula-gula Keterangan : A : glukosa B : laktosa C : maltosa D : sakarosa E : motil
A
B
C
D
E
Keterangan
Hasil
Glukosa
+
Laktosa
-
Maltosa
+
Sakarosa
-
Motil
-
2. Mikroskopis a. Pewarnaan gram Bentuk : batang Warna
: merah
Susunan : menyebar Sifat
: gram -
B. PEMBAHASAN
Praktikum identifikasi Shigella sp menggunakan sampel air bilasan ayam dinyatakan positif terdapat bakteri shigella sp setelah dilakukan penanaman pada media MCA dan SSA pada hari pertama, dan hari kedua dilakukan pengamatan pada media MCA dan SSA. Pada media MCA tumbuh koloni tetapi tidak memfermentasi laktosa ditandai dengan tidak terjadi perubahan warna pada media, pada media SSA tidak terdapat Tellurite. Pada hari kedua dilakukan identifikasi dengan pewarnaan gram, dengan pewarnaan gram dapat diketahui morfologi bakteri shigella yang bersifat gram negatif, dan pada hari kedua juga dilakukan penanaman pada media KIA. Pada hari ketiga dilakukan pengamatan media KIA, dilakukan juga penanaman pada media IMVIC dan gula-gula. Pada hari keempat dilakukan pengamatan pada media IMVIC dan gula-gula. Bakteri shigella sp mempunyai 4 spesies yang spesifik terlihat perbedaannya berdasarkan sifat biokimia dan antigennya 1. Golongan A (Shigella dysenteriae ) Ditemukan oleh Tn Shiga (1889 & 1901) , Tn Kruse (1900) dan Tn Schmitzii (1927). Disebut juga Sh Shigae. Tidak meragi manitol. Berdasarkan antigen spesifiknya dibedakan menjadi 19 type.
Gejala berat karena dipengaruhi oleh endo dan eksotoksin yang bersifat neurotoksis, maka diertai dengan suhu badan yang tinggi. Endotoksin merangsang mukosa usus untuk mengeluarkan cairan melalui rongga usus dalam jumlah besar sehingga menyebabkan diare jarang terjadi dehidrasi. Eksotoksin bersifat kuat (poten ) dan bertanggung jawab terhadap beratnya penyakit serta keadaan toksis penderita. 2. Golongan B ( Shigella flexneri ) Berdasarkan antigen spesifik terdapat 6 type yang penting. a. Sh. New castle memfermentasikan KH membentuk asam dan gas ( Gol Shigella lain hanya membentuk asam ) b. Satu-satunya yang mempunyai fimbria (flagel) c. Gejala yang ditimbulkan lebih ringan dibandingkan gol A 3. Golongan C ( Shigella boydi ) Yang termasuk golongan ini ada 16 t ype . Penyakit yang ditimbulkan lebih ringan dari gol A tetapi lebih berat dari gol B 4. Golongan D (Shigella sonnei ) Sindrome yang ditimbulkan lebih ringan dari gol lainnya hanya ada 1 type. Termostabil (550C 1 jam yang lainnya mati ). Kuman ini mempunyai 2 macam koloni yang R dan S antigennya berbeda, fermentasi KH lambat (18-24 jam )
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dan hasil-hasil yang didapatkan dapat disimpulkan sampel air rendaman ayam terdapat bakteri shigella sp.
B. Saran
1. Praktikkan disarankan menggunakan APD lengkap pada saat p raktikum 2. Proses identifikasi disarankan mengikuti prosedur kerja standar 3. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan kerja setelah praktikum selesai
DAFTAR PUSTAKA
http://dhie-yulyulie.blogspot.co.id/2011/12/shigella.html