Laporan Kasus
GONOBLENORRHEA
Oleh
Endang Sulistyowati I1A096007
Pembimbing
Dr. Syhab Fahyumi, Sp.A
BAGIAN/UPF ILMU KESEHATAN ANAK FK UNLAM – RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA Juli 2005
1
PENDAHULUAN
Gonoblenore merupakan radang konjungtiva akut dan hebat yang disertai deng dengan an sekr sekret et yang yang purule purulen n yang yang disebe disebebk bkan an
oleh oleh Neisseria gonorrhoea.
Merupakan kuman yang sangat patogen, virulen dan bersifat invasif sehingga reaksi radang terhadap kuman ini sangat berat.
(1,2)
Kuman ini termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi berukuran lebar 0,8 u dan panjang 1,6 u bersifat tahan asam. Bersifat gram negatif pada sediaan sediaan langsung langsung dengan pewarnaan Gram, terlihat diluar dan di dalam leukosit, leukosit, tidak tahan lamam di udara bebas, cepat mari dalam keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39 oC dan tidak tahan terhadap zat desinfektan. (3) Pada neonatus, infeksi konjungtiva terjadi pada saat berada pada jalan kelah kelahir iran an,, seda sedang ng pada pada bayi bayi peny penyak akit it ini ini ditu ditula lark rkan an oleh oleh ibu ibu yang yang seda sedang ng menderita penyakit tersebut. (1,2) Di klinik kita akan melihat penyakit ini dalam bentuk oftalmia neonatorum (bayi berusia 1-3 hari), konjungtivitis gonore infantum (usia lebih dari 10 hari), dan konjungtivitis gonore adultorum. (1,2) Keluhannya berupa fotofobia, palpebra edem, konjungtiva konjungtiva hiperemis dan keluar keluar eksudat eksudat mukopuru mukopurulen. len. Bila tidak di obati dapat berakibat berakibat terjadinya ulkus kornea, panoftalmitis sampai timbul kebutaan.(3,4) Diagno Diagnosis sis pasti pasti penyak penyakit it ini adalah adalah pemeri pemeriksa ksaan an dengan dengan pewarn pewarnaan aan metile metilen n biru biru dimana dimana akan akan terlih terlihat at diplok diplokoku okuss didalam didalam sel leukos leukosit. it. Dengan Dengan pewarnaan pewarnaan Gram akan terdapat terdapat sel intraseluler intraseluler atau ekstraselu ekstraseluler ler dengan sifat sifat Gram negatif.(3,4) Berikut Berikut ini dilaporkan dilaporkan sebuah kasus Gonobleno Gonoblenorrhea rrhea yang dijumpai dijumpai di Ruang Rawat Inap Anak RSU Ratu Zalecha Martapura.
2
LAPORAN KASUS
I.
Identitas
Nama : By.J Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 6 hari Anak ke: II (kedua) Nama Ayah : Tn. S Umur : 32 tahun
II.
Nama Ibu : Ny. M Umur : 30 tahun Pendidikan : SD Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Jl. Kampung Melayu RT 01 Martapura Barat
Pekerjaan
: Swasta
Pendidikan MRS tanggal
(penggosok intan) SD : 6 Juli 2005
Pekerjaan Pukul
: Ibu rumah tangga : 17.05 Wita
Anamnesis
Alloanamnesis dengan ibu kandung penderita, pada tanggal 6 Juli 2005, pukul 17.05 Wita. 1.
Keluhan Utama : Mata bernanah
2.
Riw Riwayat ayat Penya nyakit kit Se Sekar karang ang
Sejak 5 hari yang lalu kedua mata bayi penderita bengkak, terutama yang kanan. Kemudian pada mata sebelah kanan keluar nanah/sekret, beg begit itu u pula pula pada ada mata mata yan yang seb sebelah elah kri, kri, teta tetap pi lebi lebih h sedi sedik kit. it. Nanah/sek Nanah/sekret ret berwarna berwarna putih kekuning-kuni kekuning-kuningan ngan,, agak kental, kental, tidak disert disertai ai darah darah dan tidak tidak berbau berbau.. Menuru Menurutt pengak pengakuan uan orang orang tuanya tuanya,, penderita tidak bisa membuka kedua matanya, karena matanya bengkak dan lengket akibat nanah yang menempel dan menjadi sekret. Penderita kemuda kemudan n dibawa dibawa beroba berobatt ke puske puskesma smass
kemudi kemudian an oleh oleh dokter dokter
puskesmas di rujuk ke RS Umum Ratu Zalecha Martapura 3.
Riw Riwayat ayat Penya nyakit kit Dahu Dahulu lu
Penderita belum pernah menderita penyakit serupa juga tidak pernah masuk rumah sakit sebelumnya. 4 Riwayat Antenatal
Ibu
penderita
sela elama
hamil
mengaku
memeriksaka akan
kehami kehamilan lannya nya ke Puske Puskesma smass sebany sebanyak ak 1 kali kali setiap setiap bulan bulan dan telah telah mend mendap apat at imun imunis isas asii toks toksoi oid d teta tetanu nuss seba sebany nyak ak dua dua kali kali sela selama ma
3
kehamilan. Ibu hamil mengaku pada sat kehamilan usia 3 bulan ada per pern nah
kelu keluar ar
cair cairan an
kenta entall
kek kekunin uning gan
(sep (seper erti ti
nanah anah))
dari ari
kemaluannya yang disertai rasa sakit dimana hal tersebut timbul setelah kira-kira 1 minggu setelah berhubungan dengan suaminya. 5. Riwayat Natal
Penderita dilahirkan secara spontan di rumah, proses kelahiran dibantu oleh bidan dengan berat 2600 gram. 6. Riwayat Neonatal
Bayi lahir langsung menangis dengan warna kulit kemerahan dan gerak tubuh yang aktif. 7. Riwayat Perkembangan Perkembangan dan Pertumbuhan
Penderita sejak lahir minum hanya minum ASI tetapi kurang mau menyusu tidak seperti bayi yang lain. la in. 8. Riwayat Imunisasi
Penderita belum mendapat imunisasi . 9.
Riwayat Ma Makanan
Pend Pender erit itaa seja sejak k lahi lahirr hany hanyaa minu minum m ASI ASI teta tetapi pi kura kurang ng mau mau menyusu tidak seperti bayi yang lain. 4.
Riw Riwayat ayat Penya nyakit kit Kel Kelu uarga arga
Keluarga penderita menyangkal ada yang mempunyai penyakit darah tinggi, asma dan kencing manis. Riwayat penyakit menular tidak ada seperti penyakit kuning, batuk lama (TBC). 5.
Riwayat Psikososial
Penderita merupakan anak kedua, tinggal bersama dengan kedua orang tuanya, kakak dan neneknya. Hubungan anggota keluarga tercipta baik. Rumah terbuat dari kayu dengan air minum dari ledeng sedangkan MCK dari sungai.
III.
Pemeriksaan Fisik 1.
Keadaan Umum
: Tampak ba baik
2.
Tanda Vital
: Nadi Nadi suhu Respirasi
: 98 kali kali/m /men enit it o : 37,0 C : 32 kali/menit
4
3.
Kulit
berat badan : 2600 gram : Warna kulit coklat, sianosis
tidak
ada,
hemangioma maupun bercak darah tidak ada pada kulit, kulit, turgor turgor kembal kembalii cepat, cepat, kelemb kelembaba aban n cukup, cukup, pucat dan anemis tidak ada, ruam makulo-papular pada seluruh badan, mulai belakang telinga, leher, wajah, badan dan ekstremitas atas dan bawah. 4.
Kepala/leher Rambut
: : rambut berwarna hitam, di d istribusi tidak ja j arang,
Kepala
karakteristik lurus, tidak ada alopesia : Bentuk normal simetris, UUB datar,
Mata
simetris, tidak ada edema. : edema palpebra (+/+), alis dan bulu mata tidak
wajah
muda mudah h dicab dicabut ut,, konj konjun ungt gtiv ivaa hipe hiperem remis is (+/+), (+/+), sklera tidak ikterik, pupil berdiameter 3 mm/3 mm, isokor, reflek cahaya +/+, kornea jernih.→ Status Telinga Hidung
lokalis : Bentuk normal simetris, tidak ada sekret. : Bentuk normal simetris, pernapasan cuping hidung
Mulut
tidak ada, tidak terdapat epistaksis, sekret tidak ada : Bentuk normal simetris, mukosa bibir basahpecah, gusi tidak mudah berdarah, pembengkakan tidak
5. 6.
Lidah
ada, sianosis tidak ada : Bentuk no normal si simetris, ti tidak an anemis, tr tremor ((-),
Pharing
kotor (-), warna lidah merah muda. : Tidak ditemukan edema, abses, maupun membran,
Tonsil Vena jugularis Leher Toraks Inspeksi
warna hiperemis. : Tidak dievaluasi : Tidak dievaluasi Kuduk kaku tidak ada, tidak tortikolis. : : Bentuk normal simetris, gerak napas simetris, retraksi tidak ada, dispneu tidak ada.
a. Pulmo Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
: Bentuk simetris, inspirasi dan ekspirasi tidak memanjang, frekuensi 28 kali/menit. : Fremitus raba tidak ada yang tertinggal : Sonor : suara napas bronkovesikuler, ronki tidak ada,
5
7.
wheezing tidak ada. : S2S2 tunggal, bising tidak ada
b. Jantung Abdomen Inspeksi
: Bentuk si s imetris, ta t ampak da d atar, um u mbilikus ti t idak hiperemis : hepar tidak teraba, lien tidak teraba, massa (-) : timpani (+), ascites (-) : Bising usus (+) N
Palpasi Perkusi Auskultasi 8.
Ekstremitas Atas
: Akral hangat, gerak aktif, edema (-/-), parese (-/-),
Bawah
sianosis (-/-) : Akral hangat, gerak aktif, edema (-/-), parese (-/-), sianosis (-/-)
IV.
Resume
Nama Jenis Kelamin Umur Berat Badan Keluhan Utama Uraian
: : : : : :
By By.J Perempuan 6 hari 2600 gram Mata bernanah 5 hari sebelum masuk RS mata bayi bernanah, bengkak dan merah, panas tidak ada.
Pemeriksaan Fi Fisik Keadaan Umum Heart rate Suhu Pernapasan
: : : : :
Kulit
: Turgor ke kembali ce cepat, ikterik ti tiadak ad ada, sianosis tidak
Kepala Mata
ada, kelembaban cukup : UUB datar : Palpebrae edema (+/+), konjungtiva hiperemis (+/+) dan
Telinga Hidung Mulut Toraks
sekret purulen (+/+) Sekret (-/-) Pernapasan cuping hidung (-/-), sekret (-/-) Mukosa bibir basah, sianosis (-) Gerak napas simetris, retrkasi (-/-), suara napas
: : : :
Tampak baik 120 kali/menit 37,0 oC 32 kali/menit
6
bronkhovesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-) : Timpani, bising usus (+) normal : S1 dan S2 tunggal : Akral hangat, edema (-/-), parese (-/-)
Abdomen Jantung Ekstremitas
V.
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin Hb
: 14,4 gr%
Lekosit
: 5.500 mm3
LED
: 20 jam I
Hematokrit
: 38%
Diff count
: Basofil
: 0%
Segmen
: 20%
Eosinofil
: 3%
Limposit
: 77%
Stab
: 0%
Monosit
: 0%
Pemeriksaan Gram : Coccus (+) Pada Ibu : bakteri gram negatif ( batang (+) ).
VI.
Diagnosis
Gonoblenorrhea
VII.
Terapi
Penisillin 130.000 UI IM selama 5 hari Baquinor ED 1 tetes/jam ODS Bersihkan sekret sesering mungkin Periksa laboratorium pewarnaan gram sampai hasil negatif Isolasi
7
Follow Up Hari Perawatan Subjektif Mata ODS :
I
II
III
IV
Bernanah
+
+
+( ) _
_ + + +
+( ) + _ + + +
+( ) _ + _ + + +
120 32 37,0
132 42 36,6
128 34 36,8
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
Palpebrae edema Konj. Hiperemis Panas BAB
+( ) _ + + +
V _ _
+( ) _ + + +
BAK Minum Objektif Nadi(kali/menit) RR (kali/menit)
124 38 37,0
130 36 36,5
Suhu ( C ) Plening PP 130.000 UI (IM)
Baquinor
ED
1
tetes/jam Bersihkan sekret PewarnaaanGram Pewarnaan gram
8
PEMBAHASAN
DEFINISI
Konjun Konjungti gtivit vitis is gonore gonore neonat neonatoru orum m adalah adalah istila istilah h yang yang dipaka dipakaii untuk untuk konjungti konjungtivitis vitis yang
hiperakut hiperakut
dengan dengan sekret sekret purulen purulen yang yang disebabkan disebabkan oleh
kuman Neisseria gonorrhea .(1,2)
ETIOLOGI
Neiss Neisseria eria gonorr gonorrhea hea merupa merupakan kan golong golongan an diplok diplokoku okuss berben berbentuk tuk kopi kopi berukuran lebar 0,8 u dengan panjang 1,6 u. Kuman ini bersifat tahan asam, gram negative dengan pewarnaan Gram, terlihat dari dalam dan luar leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan keadaan kering dan suhu di atas 39o C serta tidak tahan dengan zat desinfektan. (5) Secara morfologik, gonokokus terdiri atas 4 tipe yaitu tipe 1 dan 2 yang bersifat virulen dan mempunyai pili, tipe 3 dan 4 yang bersifat nonvirulen dan tidak bervili. Pilibersifat melekat pada mukosa epitel dan menimbulkan reaksi radang. (5) PATOFISIOLOGI
Pros Proses es kerad keradan anga gan n hipe hipera raku kutt konj konjun ungt gtiv ivit itis is dapa dapatt dise diseba babk bkan an oleh oleh
Neisseria gonorrhe, yaitu kuman-kuman berbentuk kokus yang sering menjadi penyebab uretritis pada pria dan vaginitis atau bartolinitis pada wanita. Infeksi dapat dapat terjad terjadii karena karena adany adanyaa kontak kontak langsu langsung ng antara antara kuman kuman gonore gonore dengan dengan konjungtiva. Pada neonatus, infeksi konjungtiva terjadi pada saat berada pada jalan kelahiran, sedang pada penyakit ini ditularkan oleh ibu yang sedang menderita penya penyakit kit terseb tersebut. ut. Pada Pada orang orang dewasa dewasa penyak penyakit it ini didapa didapatka tkan n dari dari [enlar [enlaran an penyakit penyakit kelamin kelamin sendiri. Infekeksi Infekeksi pada mata ini dapat terjadi terjadi karena adanya adanya kontak langsung antara kuman Neisseria gonorhoeae pada kemaluan dengan mata lapisan luar. Kontak ini biasanya akibat setelah memegang kemaluan kemudian dipakai menggosok menggosok lapisan lapisan mata luar. Infeksi dapat terjadi secara tidak langsung,
9
yaitu dapat melalui tangan, sapu tangan, handuk atau autoinfeksi pada orang yang menderita uretris atau servicitis gonore. Cedera Cedera pada pada mata mata epitel epitel konjun konjungti gtiva va oleh oleh agen agen perusa perusak k dapat dapat diikut diikutii dengan sdema epitel, kematian sel dan eksfoliasi, hipertrofi epitel atau granuloma. Mungkin dapat terjadi edem pada stroma konjungtiva (kemosis) dan hipertrofi lapis limfoid stroma. Sel-sel radang (neotrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan sel plasma) sering menunjukkan sifat agen perusak (ciri dari konjungtivitas karena bakteri banyak ditemukan sel radang leukosit PMN). Sel-sel radang bermigrasi dari stroma konjungtiva melalyi epitel ke permukaan. Sel-sel ini akan bergabung dengan fibrin dan mucus dari sel goblet, membentuk eksudat konjungtiva yang menyebabkan perlengketan tepian palpebra (terutama pagi hari). Pembagian konjungtiva gonore menurut umur : - Kuran Kurang g dari dari 3 hari hari
: otiko otikoftal ftalmia mia gono gonora ra neon neonato atorum rum
- Leb Lebih ih dari dari 3 hari hari
: oti otiko koft ftal almi miaa gon gonor oraa inf infan antu tum m
- Anak kecil
: of oftalmnia gonorotika yuvenilis
- Orang dewas ewasaa
: ofta ftalmia gonorotika adultotum tum
GAMBARAN KLINIS
Konjun Konjungti gtivit vitis is gonore gonore neonat neonatoru orum m biasan biasanya ya menyer menyerang ang kedua kedua mata mata secara secara serent serentak. ak. Penyak Penyakit it gonobl gonobleno enore re dapat dapat terjad terjadii secara secara mendad mendadak ak dengan dengan masa inkubasi beberapa jam sampai 3 hari. Dibedakan dalam 3 stadium: (2,3,4) 1. Stad Stadiu ium m Inf Infil iltr trati atiff (I) (I) Berl Berlan angs gsun ung g 1-3 1-3 hari, hari, dima dimana na palp palpeb ebra ra beng bengka kak, k, hipe hipere remi mi,, tegan tegang, g, blefar blefarosp ospasm asme, e, konjun konjungti gtiva va palpeb palpebra ra hiperem hiperemi, i, bengka bengkak, k, infiltr infiltratif atif,, mungki mungkin n terdapa terdapatt pseudo pseudomem membra bran n di atasny atasnya. a. Pada Pada konjun konjungti gtiva va bulbi bulbi terdapat injeksi konjungtival yang hebat, kemotik, sekret, serous, kadangkadang berdarah. 2. Stadiu Stadium m Supur Supurati ativa va atau atau Purul Purulent entaa (II) (II) Berlangsung 2-3 minggu. Gejala-gejala tidak begitu hebat lagi. Palpebra masih masih bengka bengkak, k, hiperem hiperemis, is, tetapi tetapi tidak tidak begitu begitu tegang tegang.. Blefaro Blefarospa spasme sme masih ada. Sekret campur darah, keluar terus-menerus. Kalau palpebra dibuka dibuka,, yang yang khas khas adalah adalah sekret sekret yang yang akan akan keluar keluar dengan dengan mendad mendadak ak
10
(mem (meman anca car;m r;mun uncra crat), t), oleh oleh kare karena nany nyaa haru haruss hati hati-h -hat atii bila bila memb membuk ukaa palpebra, jangan sampai sekret mengenai mata pemeriksa. 3. Stadiu Stadium m Konval Konvalese esen n (Penyem (Penyembuh buhan) an) (III) (III) Berlangsung 2-3 minggu. Gejala-gejala tidak begitu hebat lagi. Palpebra sedi sediki kitt
bang bangka kak, k,
konj konjun ungt gtiv ivaa
palp palpeb ebra ra
hipe hipere remi mi,,
tida tidak k
infi infilt ltrat ratif. if.
Konjungtiva bulbi : injeksi konjungtiva masih nyata, tidak kemotik. Sekret jauh berkurang. Jadi gejala klinis yang ditemukan adalah: (1) hipermi konjungtiva hebat, (2) getah mata atau sekret seoerti nanah yang banyak sekali (3) kelopak mata edema karena konjungtiva palpebra dan konjungtiva bulbi (4) pendarahan karena edem edemaa konj konjun ungt gtiv ivaa heba hebatt akan akan meng mengak akib ibat atka kan n peca pecahn hnya ya pemb pembul uluh uh dara darah h konjungtiva dan timbul pendarahan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan: (2,3,5) 1. Sedi Sediaa aan n lang langsu sung ng Kero Keroka kan n konj konjun ungt gtiv ivaa atau atau geta getah h mata mata yang yang puru purule len n dica dicatt deng dengan an pengecatan Gram dan diperiksa di bawah mikroskop. Didapatkan sel-sel polimorfonuklear dalam jumlah yang banyak sekali. Kokus gram negative yang berpasangan seperti biji kopi tersebar di luar dan di dalam sel adalah
Neisseria gonorrhea. 2. Kultur Dengan menggunaan media Thayer Martin, agar coklat, agar darah.
DIAGNOSIS
Diag Diagno nosi siss dite ditega gakk kkan an berd berdas asark arkan an deng dengan an perm permer erik iksa saan an klin klinik ik dan dan laboratorium. Pada pemeriksaan klinik, didapatkan keradangan konjungtiva yang hipe hipera raku kutt deng dengan an geta getah h mata mata sepe sepert rtii nana nanah h yang yang kada kadang ng berca bercamp mpur ur dara darah. h. Sedang Sedangkan kan pemeri pemeriksa ksaan an labora laborator torium ium didapa didapatka tkan n
kuman-k kuman-kuma uman n
Neisse Neisseria ria
gonorrhea dalam sediaan yang berasal dari kerokan atau getah mata konjungtiva. (2) Pada kasus ini : * Ananmnesa
11
Dari amnesis didapat keluhan mata bernanah, bengkak dan merah. Sedangkan pad padaa peme pemeri riks ksaan aan fisi fisik k dida didapa patk tkan an suat suatu u kerad keradan anga gan n konj konjun ungt gtiv ivaa yang yang hiperak hiperakut ut dengan dengan getah getah mata mata sepert sepertii nanah/ nanah/sek sekret ret purule purulen, n, palpeb palpebrae rae dan kongjuntiva edema dan hiperemis. * Pemeriksaan laboratorium Pada pemeriksaan Gram Stain dari sekret msts didspstksn kuman-kuman coccus gram negatif, leukosit yang penuh/lpb, jumlah PMN yang tinggi 77%. Pada kasus ini juga diperiksa juga kondisi atau keadaan kedua orang tua penderita, untuk mengetahui apakah gonoblenore yang diderita penderita ditularkan oleh ibu yang menderita menderita penyakit penyakit tersebut tersebut pada saat berada pada pada jalan lahir. Dari hasil pemeriksaan laboratorium ddidapatkan hasil; Ibu penderita dengan kuman btang gram negatif; belum diketahui penyakitnya karena keterbatasan biaya.
PENYULIT
Komplikasi yang dapat terjadi adalah ulkus kornea marginal terutama di bagian atas. Bisa terjadi pada stadium I atau II, dimana terdapat blefarospasme dengan pembentukan sekret ysng banyak, sehingga sekret menumpuk dibawah konjungtiva palpebra superior, ditambah lagi kuman gonokok mempunyai enzim proteolitik yang merusak kornea dan hidupnya intraseluler sehingga menimbulkan kerati keratitis tis tanpa tanpa didahu didahului lui kerusa kerusakan kan epitel epitel kornea kornea.. Ulkus Ulkus ini perfor perforasi asi karena karena adanya adanya daya daya lisis lisis kuman kuman gonoko gonokokus kus.. Perfor Perforasi asi kornea kornea dapat dapat mengak mengakiba ibatka tkan n endoftalmitis dan panoftalmus sehingga terjadi kebutaan total. (3,4)
PENGOBATAN
Pengobatan Pengobatan segera dimulai dimulai bila terlihat pada pewarnaan Gram ditemukan ditemukan diplok diplokoku okuss batang batang intras intraselu eluler ler dan sangat sangat dicuri dicurigai gai konjun konjungti gtiviti vitiss gonore gonore.. Berhub Berhubung ung sering seringnya nya timbul timbul penyul penyulit it dan sangat sangat menula menular, r, maka maka pender penderita ita sebaik sebaiknya nya dirawa dirawatt dan di isolas isolasii serta serta diberi diberikan kan pengob pengobata atan n dengan dengan sebaik sebaik- baiknya. Sekret dibersihkan dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih (direbus) atau dengan garam fisiologik se tiap seperempat jam. (2) Pengob Pengobatan atan konjun konjungti gtivit vitas as gonore gonore tanpa tanpa penyul penyulit it pada pada kornea kornea,, pada pada pengobatan topikal diberikan salep mata Tetrasiklin HCL 1% Basitrasin yang
12
diberikan minimal 4 kali sehari pada pada neonatus dan diberikan sedikitnya tiap 2 jam pada pendrita dewasa, dilanjutkan sampai 5 kali sehari sampai terjadinya resolusi. Pada pengobatan sistematik untuk orang dewasa diberikan Penisillin G 4,8 juta IU intra muskular dalam dosis tunggak ditambah dengan Probenisid 1 gram peroral, tau tau Ampi Ampisi sill llan an 3,5 3,5 gram gram pero perora ral. l. Pada Pada
nona nonatu tuss dan dan anak anak-a -ana nak k inje injeks ksii
Thiamf Thiamfeni enikol kol 3,5 garam garam dosis dosis tungg tunggal al atau atau Tetras Tetrasikl iklin in 1,5 gram gram dosis dosis initia initiall dilanjutkan dengan 4 kali 500 mg/hari selama 4 hari. Pengobatan Pengobatan konjungtivitas konjungtivitas gonore dengan dengan penyulit penyulit pada kornea kornea untuk untuk pengobatan topikal dapat dimulai dengan salep mata basitrasin setiap jam atau Sulbenisillin tetes mata, disamping itu diberikan juga Penisillin Penisillin subkonjungtiva. subkonjungtiva. Pada anak-anak, pengobatan topikal hanya diberikan salep mata 2 jam. Dapat digantikan dengan Eritromisin laktobinat. Pengobatan sistematik diberikan seperti pada konjungtivitas gonore tanpa penyulit pada kornea. Beberapa antibiotik yang sensetif sensetif terhadap terhadap Neisseria gonorrhea adalah adalah
eritro eritromis misin, in,
Neomis Neomisin in dan
Gentamisin. Terapi Terapi dihentikan dihentikan bila setelah pemeriksaan mikroskopik mikroskopik menunjukka menunjukkan n hasil negatif selama 3 hari berturut-turut. (6) Pengobatan pada kasus ini diberikan inj. PP 130.000 IU, Baquinor ED 1 tetes/jam. Selama perawatan, keluhan penderita berkurang dan keadaan penderita membaik, dan dari hasil pemeriksaan laboratorium pada sekret mata penderita yang dilakukan setiap hari, tidak ditemukannya lagi kuman diplococcus gram negatif selama 3 kali berturut-turut, sehingga penderita masih belum dinyatakan sembuh. Pada anak-anak sering terjadi komplikasi berupa mkeratitis ataupun tukak kornea kornea sehingga sering terjadi terjadi perforasi kornea. kornea. Pada orang dewasa tukak yang yang sering terjadi terletaj marginal dan sering berbentuk cincin. Perforasi kornea dapat mengakibatkan endoftalmiotis sehingga terjadi kebutaan total. Cara pencegahan yang lebih aman ialah membersihkan mata bayi segera setelah lahir dengan larutan borosi dan memberikan salep kloramfenikol.
PROGNOSIS
13
Bila pengobatan diberikan secepatnya dengan dosis cukup, konjungtivitis gonore akan sembuh tanpa komplikasi. Bila pengobatan lebih lambat atau kurang intensif, maka kesembuhannya mungkin disertai sikatrik kornea, penurunan tajam penglihatan yang menetap atau kebutaan. (2)
PENUTUP
Telah Telah dilapo dilaporka rkan n kasus kasus konjun konjungti gtivit vitis is gonore gonore (gonob (gonoblen lenorr orrhea hea)) pada pada penderita bayi perempuan usia 6 hari. Anamnesa menunjukka adanya keluhan keluar keluar nanah nanah pada pada kedua kedua mata,k mata,kelo elopak pak mata mata bengka bengkak k dan berwarn berwarnaa merah, merah, sehingga tidak dapat membuka mata. Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema dan hiperemia palpebrae dan konjungtiva, sekret purulen apa kedua mata. Dari hasil pemeriksaan laboratorium(sekret mata) ditemukannya kuman coccus gram nega negati tiff sel sel PMN PMN yang yang ting tinggi gi (77% (77%). ). Pend Penderi erita ta didi didiag agno nosi siss deng dengan an ODS ODS konjungti konjungtivitis vitis gonore (gonobleno (gonoblenorhea). rhea). Penderita dirawat dirawat di ruang isolasi dan diberi diberikan kan terapi terapi injeks injeksii PP 130.00 130.000 0 IU IM, Baquin Baquinor or ED. Selama Selama perawat perawatan an penyakit penderita membaik, sampai dari hasil pemeriksaan laboratorium tidak ditemukannya lagi kuman coccus/diplococcus yang positif.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaug Vaugha han n DG, DG, Asbu Asbury ry T. Konj Konjun ungt gtiv iva. a. Dalam Dalam Oftalmologi Umum . Edisi 14. Suyono YJ (Ed). Widya Medika, Jakarta. 2000: 99-108. 2. Soew Soewon ono o dkk. dkk. Gono Gonobl blen enor ore. e. Dala Dalam m Pedom Pedoman an Diagno Diagnosis sis dan Terap Terapii
Lab/UPF Penyakit Mata. RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.1994: 86 – 8. 3. Ilyas S. S. Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2000: 127 – 30. 4. Wijaya, N. Ilm Cetaka kan n ke-3 ke-3.. Bina Binaru rupa pa Aksa Aksara ra.. Ilmu u peny penyak akit it Mata Mata. Ceta Jakarta.1983: 39 – 40. 5. Dail Dailii SF. SF. Gono Gonore re.. Dal Dalam am Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin . Djuanda (Ed). Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 1994. 6. Mans Mansjo joer er A dkk. dkk. Ed. Ed. Konj Konjun ungt gtiv ivit itis is Bakt Bakter erii Dala Dalam m Kapita Kapita Selekta Selekta
Kedokteran . Media Aesculapius FKUI, Jakarta. 1999: 51 – 2. 7. Zhao, Zhao, F. Cunj Cunjung ungtiv tiviti itiss Neona Neonatal tal.. http//:www.eMedicine.com
.
15
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus morbili/campak pada seorang anak yang dirawat di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura, sete setela lah h dila dilaku kuka kan n pera perawat watan an selam selamaa 5 hari hari kead keadaan aan pasi pasien en memb membai aik k dan dan diperbolehkan untuk pulang.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Masjou Masjourr Arif Arif et al, kapita kapita selekta selekta Kedokt Kedokteran eran.. Media Media Eusculap Eusculapius ius FKUI FKUI Jakarta. 2000.
2. Jawetz Jawetz E, Melnick Melnick JL, Adelbe Adelberg rg EA. Mikrobio Mikrobiolog logii Kedokt Kedoktera eran n Edisi Edisi 20. Jakarta, Penerbit EGC. 1996.
3. Suraatm Suraatmaja aja S. Campak Campak di UPF Ilmu Kesehat Kesehatan an Anak. Denpas Denpasar, ar, Penerbi Penerbitt Medika No.9, 1991. Hal 697-702
4. Shulma Shulman n P, Sommer Sommers. s. Dasar Biolog Biologii dan Klinis Klinis Penyaki Penyakitt Infeksi Infeksi edisi 4. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 1994.
5. Anonim. Anonim. Virologi Virologi I. Malang, Malang, Fakultas Fakultas Kedokter Kedokteran an Unibraw, Unibraw, 1991. 1991.
6. Wired for Health Health Measles. Measles. http:// http://www.p www.public ublic-health -health.com .com
7. Rubeol Rubeola. a. http:/ http://ww /www.a w.adam dam.com .com
8. Measle Measles. s. http://ww http://www.m w.msn/ sn/hea health lth.ht .htm m
9. Keape Keape CH, Silver Silver HK. Pediat Pediatrics rics Diagnos Diagnostic tic and Treatmen Treatmentt 4th edition edition.. Los Althos California; Large Medical Publication, 1976. 608-90
10. Rampengan HT, Laurents RI. Penyakit Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta, Penerbit EGC. 1995; 90-9
11. Behrman RE, Vaughn VC, Nelson WE, eds. Ilmu kesehatan anak nelson nelson 1. Alih bahasa : Siregar MR, Maulany RF, EGC. Jakarta : 1992
17
12. Hasan Hasan R, Alatas Alatas H, Ed. Buku Buku Kuliah Kuliah Ilmu Kesehatan Kesehatan Anak 2 cet ke-6. Bagian Bagian Ilmu Kesehatan Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Kedokteran Universita Universitass Indonesia. Indonesia. Jakarta : 1985
13. Masjour Masjour Arif et al, kapita kapita selekta selekta Kedokteran. Kedokteran. Media Eusculapiu Eusculapiuss FKUI Jakarta. 2000.
14. Rubeola
(Measles).
Kidshealth.
http://www.kidshealth.org/parent/infections/ bacterial-viral/measles.html
18