BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BE BELAKANG Fraktur ekstremitas bawah adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
atau atau tula tulang ng raw rawan yang yang terj terjad adii pada pada ekst ekstre remi mita tas s bawa bawah h yang yang umum umumny nya a disebabkan oleh ruda paksa. Trauma yang menyebabkan fraktur dapat berupa trauma langsung, misalnya sering terjadi benturan pada ekstremitas bawah yang menyebabkan menyebabkan fraktur pada tibia dan fibula. Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau dan/atau tulang rawan rawan yang umumnya umumnya disebabk disebabkan an oleh rudapaksa. rudapaksa. Saat ini, penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di pusatpusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Bahkan WHO telah menetapkan decade 2000-2010 menjadi Dekade Tulang dan Persendian. Penyebab fraktur terbanyak adalah karena kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas ini, selain menyebab menyebabkan kan fraktur, fraktur, menurut menurut WHO, juga menyebab menyebabkan kan kematian kematian 1,25 juta orang setiap tahunnya, dimana sebagian besar korbannya adalah remaja atau dewasa muda. Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan berlebih berlebihan, an, yang yang dapat dapat berupa berupa pemukula pemukulan, n, penghan penghancura curan, n, penekuka penekukan, n, pemuntira pemuntiran, n, atau penarika penarikan. n. Fraktur Fraktur dapat dapat disebabk disebabkan an trauma trauma langsun langsung g atau tida tidak k
lang langsu sung ng..
Tra Trauma uma
lang langsu sung ng
bera berart rtii
bent bentur uran an
pada pada
tula tulang ng
dan dan
mengak mengakiba ibatka tkan n fraktu frakturr di tempat tempat itu. itu. Trauma Trauma tidak tidak langs langsung ung bila bila titik titik tumpu tumpu benturan benturan dengan dengan terjadi terjadinya nya fraktur fraktur berjauha berjauhan. n. Tekanan Tekanan yang yang berulang berulang-ulan -ulang g dapat menyebabkan keretakan pada tulang. Keadaan ini paling sering ditemui pada tibia, fibula, atau metatarsal. Fraktur dapat pula terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit paget). Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu, dari segi ilmu bedah, sangat penting penting untuk untuk melakuka melakukan n pemeriks pemeriksaan aan terhadap terhadap jalan jalan nafas nafas (airway), (airway), proses proses pernafasan (breathing), dan sirkulasi (circulation), apakah terjadi syok atau tidak. Bila sudah dinyatakan tidak ada masalah lagi, baru dilakukan anamnesis dan pemeriksaaan fisis secara terperinci. Untuk mengetahui tipe dan derajat fraktur dapat dilakukan dilakukan pemeriksaan radiologis. radiologis. Bila secara klinik klinik ada atau diduga ada fraktur, maka harus dibuat dua foto tulang yang bersangkutan. Sebaiknya dibuat
1
foto antero-posterior (AP) dan lateral. Bila kedua proyeksi ini tidak dapat dibuat karena keadaan pasien yang tidak memungkinkan, maka dibuat 2 proyeksi yang tegak lurus satu sama lain. Mengi Menginga ngatt golde golden n perio period d dari dari fraktu frakturr adala adalah h 1-6 jam, jam, penti penting ng untuk untuk memikirkan komplikasi fraktur yang mungkin terjadi. Secara umum, komplikasi fraktur dapat berupa komplikasi dini dan komplikasi lanjut, hal ini berdasarkan onset terjadinya komplikasi dengan fraktur awalnya. Namun, yang dapat dinilai dengan dengan pemeriksa pemeriksaan an radiolog radiologis is antara antara lain, lain, osteomie osteomieliti litis, s, nekrosis nekrosis avaskule avaskuler, r, non-uni non-union, on, delayed delayed union, union, mal-unio mal-union, n, dan atrofi atrofi sudeck. sudeck. Untuk Untuk memastika memastikan n komplikasi dari fraktur ini, diperlukan beberapa jenis pemeriksaan pemeriksaan radiologis, baik itu dengan sinar X biasa, CT-scan dan MRI. Tak lupa pula untuk memperhatikan segi klinis dan aspek radiologis yang baik sehingga intervensi yang diharapkan dapat diwujudkan.
1.2
RUMUSAN SAN MASALA SALAH H
1.2. 1.2.1 1 Baga Bagaim iman ana a etio etiolo logi gi,, pato patoge gene nesi sis, s, peme pemeri riks ksaa aan n fisi fisik, k, diag diagno nosi sis s dan dan penatalaksanaan penatalaksanaan malunion fraktur?
1.3
TUJUAN
1.3. 1.3.1 1 Meng Menget etah ahui ui etio etiolo logi gi,, pato patoge gene nesi sis, s, peme pemeri riks ksaa aan n fisi fisik, k, diag diagno nosi sis s dan dan penatalaksanaan penatalaksanaan malunion fraktur.
1.4
MANFAAT 1.4.1 .4.1
Menambah mbah wawa awasan san
meng engena enai
penya nyakit kit
bedah khus hususny usnya a
tentang malunion fraktur. 1.4. 1.4.2 2
Seba Sebaga gaii pros proses es pemb pembel elaj ajar aran an bagi bagi dokt dokter er muda muda yang yang seda sedang ng mengikuti kepaniteraan kepaniteraan klinik bagian ilmu penyakit bedah ortopedi.
2
BAB II STATUS PENDERITA
A.
IDENTITAS PEN PENDERITA Nama
: Sdr. A
Umur
: 26 tahun
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Islam
Alamat
: Sukodono-Dampit Sukodono-Dampit
Statu tatus s perkawinan
: Belum Menikah
Suku
: Jawa
Tanggal MRS
: Rabu, 8 Juni 2011
Tanggal periksa
: Rabu, 8 Juni 2011
No. Reg
: 25 63 26
B.
ANAMNESA 1.
Keluhan ut utama
: tu tungkai bawah kiri bengkok
2.
Riwayat Riwayat penyakit sekarang Pasie Pasien n datang datang ke POLI POLI RSUD RSUD Kanjur Kanjuruh uhan an Kepanj Kepanjen en denga dengan n keluarga keluarga dalam dalam keadaan keadaan sadar. sadar. Pasien Pasien mengelu mengeluhkan hkan tungkai tungkai bawah bawah kirinya kirinya bengkok bengkok kurang lebih 9 tahun tahun yang lalu karena karena kecelaka kecelakaan an lalu lalu lintas. Mekan Mekanism isme e trauma trauma yaitu yaitu pasie pasien n sedang sedang mengen mengendar darai ai seped sepeda a motor sendiri (tidak sedang membonceng atau dibonceng) dari arah utara ke selata selatan. n. Pasien Pasien tertab tertabrak rak motor motor dari dari arah arah depan, depan, kemud kemudian ian jatuh jatuh terpental sejauh kurang lebih 10 m, pada saat jatuh kearah kiri dari motor, pasien masih dalam keadaan sadar, tidak pusing, mual, ataupun muntah. Pasien Pasien tidak tidak mengalam mengalamii gangguan gangguan BAK ataupun ataupun gangguan gangguan BAB, Tidak ada luka terbuka terbuka atau tulang yang keluar dari tungkai tungkai bawah kiri. tetapi tetapi tungkai bawah kiri terasa sakit dan terluka, kecelakaan tersebut terjadi 9 tahun yang lalu. Pasien kemudian ditolong oleh orang-orang yang melihat kejadian kejadian,, kemudian kemudian pasien pasien dibawa dibawa ke UGD RS Saiful Saiful Anwar, Anwar, di sana pasie pasien n diraw dirawat at lukany lukanya a (lecet (lecet di tungka tungkaii kanan kanan kiri kiri serta serta tangan tangan kiri) kiri) kemudian dilakukan pemasangan gips di tungkai bawah kiri pasien dan
3
tulan tulang g pundak pundak kiri kiri dibeba dibebatt karena karena juga juga patah patah (pemas (pemasan angan gan bebat bebat di pundak kiri kurang lebih 4 bulan dan dilepas karena sudah sembuh), di RS Saiful Anwar pasien hanya MRS sehari saja, karena tidak ada biaya. Sesampai Sesampainya nya di rumah, rumah, keluarga keluarga pasien membawa membawa pasien pasien ke tempat tempat pengobatan alternative (sangkal putung), disana pasien dipijat, tungkai bawah kiri yang telah di gips di RSSA dilepas dan diganti bambu, bambu dilet diletakk akkan an di bagian bagian bawah bawah dan kanan kanan kiri kiri sisi sisi tungka tungkaii bawah bawah kiri, kiri, di tempat tempat terseb tersebut ut pasie pasien n juga juga diberi diberi jamu-j jamu-jamu amuan an untuk untuk dimin diminum, um, di sangkal putung tersebut pasien hanya menginap sehari saja dan dibawa pulang, pasien ke sangkal putung tersebut hanya satu kali saja, selama 7 bulan bulan pasien pasien memak memakai ai bambu bambu terseb tersebut, ut, 3 bulan bulan kemud kemudian ian,, kelua keluarga rga pasien pasien memanggil memanggil dukun dukun sangkal sangkal putung yang lain lain
ke rumah pasien, pasien,
dukun dukun tersebut tersebut hanya hanya memberi memberi jamu-jam jamu-jamuan uan saja. saja. Setelah Setelah pemakaia pemakaian n bambu selama 7 bulan tersebut, pasien mengeluh tungkai kiri bawahnya terasa linu, kalau jalan tambah terasa nyeri, dan bentuk tulang tungkai bawah kiri menonjol kedepan, kalau di buat jalan tidak bisa seluruhnya meletakkan hentakan kaki sepenuhnya karena terasa nyeri. Satu bulan yang lalu pasien periksa ke dokter puskesmas dampit, pasien mengeluhkan tungkai bawah kiri bengkok dan terasa linu, kalau di buat jalan terasa semakin semakin sakit, sakit, dan mengeluh mengeluh tungkai tungkai bawah kirinya kirinya sering terasa kemeng-kemeng, kalau malam linunya tambah terasa linu, kala kalau u kerj kerja a angk angkat at bera beratt juga juga tamb tambah ah tera terasa sa linu linu,, teta tetapi pi kalu kalu di istiraha istirahatkan/ tkan/tidur tidur rasanya rasanya lebih lebih mendinga mendingan. n. Sehari Sehari setelahny setelahnya a dokter dokter puskesmas tersebut memberi obat 2 macam berwarna coklat bentuknya panjang dan berwarna putih bentuknya bundar, pemberian obat diminum selama selama 15 hari, hari, tetapi tetapi keluhan keluhan tidak bisa hilang. hilang. Kemudian Kemudian,, kemaren kemaren pasie pasien n ke puskes puskesmas mas lagi lagi untuk untuk perik periksa, sa, dan dan dokte dokterr di puskes puskesmas mas tersebut merujuk pasien untuk periksa ke RS KANJURUHAN. KANJURUHAN. 3.
Riwayat Riwayat penyakit dahulu Riwayat Riwayat trauma sebelumnya tidak ditemukan Pasien tidak pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya Pasien tidak pernah menjalani operasi sebelumnya Pasien mengaku memiliki alergi ayam potong. Telur ayam potong dan ikan asin
4
4.
Riwayat pengobatan −
Mengkonsumsi Mengkonsumsi obat-obatan untuk DM tidak ditemukan
−
Mengkonsumsi Mengkonsumsi obat-obatan untuk hipertensi tidak ditemukan
−
Penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama tidak ditemukan
5.
Riwayat Keluarga Trauma (-) Operasi (-) DM (-) Hipertensi (-)
C.
VITAL SIGN •
Tekanan darah 130/100 mmHg,
•
Nadi 88 x/mnt
•
Pernafasan 20 x/mnt
•
Suhu 36,8oC
D.
STATUS LOKALIS Status Lokalis : Regio cruris sinistra •
Look : defor eform mitas tas ben bengkok kok
(+), (+), terd terdap apa at
peno enonjol jolan
abnorm norma al
dan
angulasi angulasi (+), oedem oedem (-), tak tampak tampak sianosis sianosis pada bagian distal lesi. •
Feel Feel : Nyer Nyerii tekan tekan set setem empa patt (-), (-), krepi krepita tasi si (-), (-), sens sensib ibil ilit itas as (+), (+), tera terasa sa lebi lebih h menonjol dibandingkan dibandingkan dengan cruris dextra, suhu rabaan normal, NVD (neurovaskuler disturbance) (-), kapiler refil (+) normal, arteri dorsalis pedis teraba. Panjang tungkai kanan: 86 cm Panjang tungkai kiri:89 cm LLD: 3 cm Sudut deformitas angulasi anterior-posterior: 30 ⁰
•
Move: Dalam batas tas normal
5
E.
RESUME Seora eorang ng
Laki aki-La -Laki
umur mur
26
tahu ahun
datang tang
ke
POLI OLI
RSUD SUD
KANJURUHAN KANJURUHAN dengan keluhan bengkok dan mengalami penonjolan penonjolan tulang pada tungkai tungkai bawah bawah kiri setelah setelah jatuh dari motor motor dan terpental terpental sejauh ± 10 meter saat kecelakaan lalu lintas 9 tahun yang lalu, Pemeriksa Pemeriksaan an vital vital sign: sign: Tekanan Tekanan darah darah 130/100 130/100 mmHg, Nadi 88 x/mnt, x/mnt, Pernafasa Pernafasan n 20 x/mnt, Suhu 36,8oC. Status Status Lokal Lokalis is : Regio Regio cruris cruris sinis sinistra tra,, Look: Look: deformita deformitas s bengkok(+ bengkok(+): ): terdapat terdapat penonjol penonjolan an abnormal abnormal dan angulasi angulasi (+), Feel: sensibilitas (+), terasa lebih menonjol dibandingkan dibandingkan dengan cruris dextra dextra,, suhu suhu rabaan rabaan normal normal,, kapil kapiler er refil refil (+) normal normal,, arter arterii dorsal dorsalis is pedis pedis teraba. Panjang tungkai kanan: 86 cm, panjang tungkai kiri:89 cm, LLD: 3 cm, Sudut deformitas angulasi anterior-posterior: 30 ⁰, Move: Dalam batas normal
F.
DIAGNOSA KERJA Malunion fraktur tibia-fibula sinistra
G.
PLANNING DIAGNOSA •
•
Planning pemeriksaan –
Foto Rontgen: cruris cruris sinistra AP-lateral AP-lateral
–
Lab : DL, CT, BT, HbSAg HbSAg
Planning Terapi Operatif Reconstruksi dan dan fiksasi interna: interna: ORIF dan Bone Graft
6
BAB III PEMBAHASAN PENYAKIT
A. DEFI DEFINI NISI SI FRA FRAKT KTUR UR Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis baik bersifat total ataupun parsial yang umumny umumnya a diseba disebabka bkan n oleh oleh tekana tekanan n yang yang berle berlebih bihan, an, serin sering g diiku diikuti ti oleh oleh kerusakan jaringan lunak dengan berbagai macam derajat, mengenai pembuluh darah darah,, otot otot dan persar persarafa afan. n. Trauma Trauma yang yang menye menyebab babkan kan tulang tulang patah patah dapat dapat beru berupa pa trau trauma ma lang langsu sung ng dan dan trau trauma ma tida tidak k lang langsu sung ng.. Traum Trauma a lang langsu sung ng menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Trauma tidak langsung, apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih lebih jauh dari daerah daerah fraktur, fraktur, misalny misalnya a jatuh jatuh dengan dengan tangan tangan ekstensi ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula, pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh. Malunion adalah keadaan dimana fraktur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat deformitas yang berbentuk angulasi, varus/valgus, rotasi, kependekan atau union secara menyilang misalnya pada fraktur radius dan ulna. Fraktur kruris (L:crus = tungkai) merupakan fraktur yang terjadi pada tibia dan fibula.. Fraktur kruris merupakan fraktur yang sering terjadi dibandingkan dibandingkan dengan fraktur pada tulang panjang lainnya. Periosteum yang melapisi tibia agak tipis terutama pada daerah depan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah patah dan dan biasa biasanya nya fragme fragmen n fraktu frakturny rnya a berge bergeser ser karen karena a berad berada a langsu langsung ng dibawah kulit sehingga sering juga ditemukan fraktur terbuka.
B. ANATOMI OMI Fraktur kruris merupakan akibat terbanyak dari kecelakaan lalu lintas. Hal ini diakibatkan susunan anatomi cruris dimana permukaan medial tibia hanya ditutupi ditutupi jaringa jaringan n subkutan, subkutan, sehingga sehingga menyebab menyebabkan kan mudahnya mudahnya terjadi terjadi fraktur fraktur cruris terbuka yang menimbulkan masalah dalam pengobatan. pengobatan. Secara anatomi terdapat 4 grup otot yang penting di cruris: 1.otot ekstensor 2.otot abductor 3.otot triceps surae 4.otot fleksor
7
Keempat grup otot tersebut membentuk 3 kompartemen Grup I :memebentuk kompartemen anterior Grup II :membentuk kompartemen lateral Grup Grup
III+ III+IV IV
kompartemen
:mem :membe bent ntuk uk
komp kompar arte teme men n
post poster erio iorr
yang yang
terd terdir irii
dari dari
superficial dan kompartemen dalam.
Arteri: 1.arteri tibialis tibialis anterior 2.arteri tibialis posterior 3.arteri peroneus Saraf: Saraf: 1.n.tibia 1.n.tibialis lis anterior anterior dan n.perone n.peroneus us mempersar mempersarafi afi otot ekstensor ekstensor dan abductor 2.n.tibialis posterior dan n.poplitea untuk mempersarafi otot fleksor dan otot
triceps surae.
Tulang tibia terdiri dari tiga bagian yaitu epyphysis proksimalis, diaphysis dan dan epiphy epiphysis sis.. Epiphy Epiphysis sis proksi proksimal malis is terdi terdiri ri dari dari dua dua bulat bulatan an yaitu yaitu condil condilus us medialis dan condilus lateralis. Pada permukaan proksimal terdapat permukaan sendi untuk bersendi dengan tulang femur f emur disebut facies articularis superior yang ditengahnya ditengahnya terdapat peninggian disebut eminentia intercondyloidea. Di ujung proksima proksimall terdapat terdapat dataran sendi sendi yagng yagng menghada menghadap p ke lateral lateral disebut disebut facies facies articularis untuk bersendi dengan tulang fibula. Diaphysis mempunyai tiga tepi yaitu yaitu margo margo anterior anterior,, margo margo mediali medialis, s, dan crista crista interose interosea a disebel disebelah ah lateral. lateral. Sehingga terdapat tiga dataran yaitu facies medialis, facies posterior dan facies lateralis. Margo anterior di bagian proksimal menonjol disebut tuberositas tibia. Pada epiphysis distalis bagian distal terdapat tonjolan yang disebut malleolus medialis medialis,, yang mempuny mempunyai ai dataran dataran sendi sendi menghada menghadap p lateral lateral untuk bersendi bersendi dengan dengan talus talus disebut disebut facies facies malleolu malleolus s laterali lateralis. s. Epiphysi Epiphysis s distalis distalis mempuny mempunyai ai dataran sendi lain yaitu facies articularis inferior untuk dengan tulang talus dan incisura fibularis untuk bersendi dengan tulang f ibula. Tulang fibula terletak disebelah lateral tibia mempunyai tiga bagian yaitu epiphysi epiphysis s proksima proksimalis, lis, diaphys diaphysis is dan epiphysi epiphysis s distalis distalis.. Epiphysi Epiphysis s proksima proksimalis lis membula membulatt disebut disebut capitulu capitulum m fibula fibula yang yang kearah kearah proksima proksimall meruncin meruncing g menjadi menjadi apex apex kapitu kapitulili fibula fibula.. Kapit Kapitulu ulum m fibul fibula a mempun mempunya yaii datar dataran an sendi sendi yaitu yaitu facies facies artyc artycula ularis ris capitu capitulili fibula fibula untuk untuk berse bersendi ndi dengan dengan tulan tulang g fibul fibula. a. Diaph Diaphys ysis is mempunyai empat crista yaitu Krista lateralis, Krista meedialis, Krista anterior, Krista interosea. Mempunyai tiga dataran yaitu facies medialis, facies lateralis, facies posterior. Epiphysis distalis kebelakang agak membulat dan sedikit keluar
8
disebut disebut malleolu malleolus s laterali lateralis. s. Disebel Disebelah ah dalam dalam mempunya mempunyaii dataran dataran sendi sendi yang disebut facies artycularis malleolus lateralis. Disebelah luar terdapat suatu suleus disebut sulcus tendo musculi tendo perineum dan dilalui tendo otot peroneus longus dan peroneus brevis.
C. FISI FISIOL OLOG OGII TUL TULAN ANG G Fungsi tulang adalah sebagai berikut : 1). Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh. 2). Melindungi organ tubuh (misalnya jantung, otak, dan paruparu) dan jaringan lunak. 3). Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan). 4). Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum tulang belakang (hema topoiesis). 5). Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium, fosfor.
9
D. ETIOLOGI 1)Kekerasan langsung Kekerasan Kekerasan langsung langsung menyebab menyebabkan kan patah tulang pada titik terjadin terjadinya ya kekerasan. Fraktur demikian demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau miring. 2)Kekerasan tidak langsung Kekerasan tidak langsung menyebabkan menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan. 3)Kekerasan akibat tarikan otot Patah Patah tulang tulang akibat akibat tarikan tarikan otot sangat sangat jarang jarang terjadi. terjadi.Keku Kekuatan atan dapat dapat berupa berupa pemuntira pemuntiran, n, penekuka penekukan, n, penekuka penekukan n dan penekana penekanan, n, kombinas kombinasii dari ketiganya, dan penarikan.
E.PATOFISIOLOGI Tulan Tulang g bersif bersifat at rapuh rapuh namun namun cukup cukup mempu mempuny nyai ai kekuat kekuatan an dan gaya gaya pegas untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari dari yang yang dapat dapat diser diserap ap tulang tulang,, maka maka terjad terjadililah ah trauma trauma pada pada tulang tulang yang yang mengakibatkan mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang. Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi karena kerusa kerusakan kan terseb tersebut ut dan dan terben terbentuk tuklah lah hema hematom toma a di rongg rongga a medula medula tulan tulang. g. Jaringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon inflamasi yang ditandai ditandai dengan vasodila vasodilatasi, tasi, eksudasi eksudasi plasma dan leukosit, leukosit, dan infiltrasi infiltrasi sel darah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan penyembuhan tulang nantinya Faktor-faktor yang mempengaruhi mempengaruhi fraktur : 1) Faktor Ekstrinsik Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan menyebabkan fraktur.
10
2) Faktor Intrinsik Beberapa Beberapa sifat yang terpenting terpenting dari tulang tulang yang menentukan menentukan daya tahan tahan untuk untuk timbulnya timbulnya fraktu frakturr seperti seperti kapasita kapasitas s absorbsi absorbsi dari dari
tekanan, tekanan,
elastisi elastisitas, tas,
kelelahan, kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan tulang.
F. KLA KLASIFIKA SIFIKASI SI FRAK FRAKTU TUR R Klasifikasi fraktur: a. Berdasarkan komplit atau ketidak klomplitan fraktur. 1). Fraktur Komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang. 2). Fraktu Frakturr
Inkomp Inkomplilit, t,
bila bila
garis garis
patah patah
tidak tidak
melal melalui ui seluru seluruh h
penampang tulang seperti: a) Hair Line Fraktur (patah retidak rambut) b) Buckle atau Torus Fraktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa di bawahnya. c) Green Stick Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang b. Berdasarkan bentuk garis patah dan hubbungannya hubbungannya dengan mekanisme trauma. 1). Fraktur Transversal: fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung. 2). Fraktur Oblik: fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat trauma angulasi juga. 3). Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi. 4). Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang mendorong tulang ke arah permukaan lain. 5). Fraktur Avulsi: fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang. c. Berdasarkan jumlah garis patah. 1) Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan. 2) Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan.
11
3) Fraktur Multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama. d. .Berdasarkan pergeseran fragmen tulang. 1). Fraktur Undisplaced Undisplaced (tidak bergeser): garis patah lengkap tetapi kedua fragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh. 2). Fraktur Displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen tulang yang juga disebut disebut lokasi fragmen, terbagi terbagi atas: a) Dislokasi ad longitudinam longitudinam cum contractionum (pergeseran searah sumbu dan overlapping). b) Dislokasi ad axim (pergeseran (pergeseran yang membentuk sudut). c) Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauh). e. Berdasarkan posisi frakur Sebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian : 1. 1/3 proksimal 2. 1/3 medial 3. 1/3 distal f. Fraktur Kelelahan/stres: Kelelahan/stres: fraktur akibat tekanan yang berulang-ulang. g. Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan). 1). Faktur Faktur Tertutup Tertutup (Closed) (Closed),, bila tidak tidak terdapat terdapat hubungan hubungan antara antara fragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi. 2). Fraktur Fraktur Terbuka Terbuka (Open/Comp (Open/Compound ound), ), bila terdapat terdapat hubungan hubungan antara antara hubun hubungan gan antar antara a fragme fragmen n tulang tulang dengan dengan dunia dunia luar luar karena karena adany adanya a perlukaan kulit. h. Frak Fraktu turr
Pato Patolo logi gis: s: frak fraktu turr
yang yang terj terjad adii
pada pada tula tulang ng kare karena na adan adanya ya
kelainan/penyakit yang menyebabkan kelemahan pada tulang. i. Fraktur pada pada tibia dan fibula: fibula: 1.
Fraktur proksimal tibia
2.
Fraktur diafisis
3.
Fraktur dan dislokasi pada pergelangan kaki
12
FRAKTUR PROKSIMAL TIBIA a)
Fraktur Infrakondilus Tibia
Fraktur Infrakondilus tibia terjadi sebagai akibat pukulan pada tungkai pasien yang yang memata mematahka hkan n tibia tibia dan fibul fibula a sejauh sejauh 5cm di bawah bawah lutut. lutut. Walaup Walaupun un tungk tungkai ai bawah bawah dapat dapat membe membengk ngkak ak dalam dalam segala segala arah, arah, namun namun biasa biasany nya a terjadi pergeseran lateral ringan dan tidak ada tumpang tindih atau rotasi. Fraktur tidak masuk ke dalam lututnya. Dapat dirawat dengan gips tungkai panjang, sama seperti fraktur pada tibia lebih distal. Jika fragmen tergeser, dapat dapat dilakuk dilakukan an manipula manipulasi si ke dalam dalam posisiny posisinya a dan gunakan gips tungkai tungkai panjan panjang g selama selama 6 minggu minggu.. Kemudi Kemudian an dapat dapat dilep dilepask askan an dan diber diberdi dirik rikan an denganmenggunakan tongkat untuk menahan berat badan. b)
Fraktur Berbentuk T
Terjadi karena terjatuh dari tempat yang tinggi, menggerakkan korpus tibia ke atas atas dianta diantara ra kondi kondilus lus femur femur,, dan menced mencedera eraii jarin jaringa gan n lunak lunak pada pada lutut lutut dengan hebat. Kondilus tibia dapat terpisah, sehingga korpus tibia tergeser dianta diantaran ranya ya.. Traksi Traksi tibia tibia distal distal serin sering g dapat dapat meredu mereduksi ksi fraktu frakturr ini secara secara adekuat. c)
Fraktur Kondilus Tibia(bumper fracture)
Fraktur Fraktur kondilus kondilus laterali lateralis s terjadi terjadi karena karena adanya adanya trauma trauma abduksi abduksi terhadap terhadap femur dimana kaki terfiksasi pada dasar. Fraktur ini biasanya terjadi akibat tabrakan pada sisi luar kulit oleh bumper mobil, yang menimbulkan fraktur pada salah satu kondilus tibia, biasannya sisi lateral. d)
Fraktur Kominutiva Tibia Atas
Pada Pada fraktu frakturr kominu kominutiv tiva a tibia tibia atas atas biasan biasanya ya fragme fragmen n dipert dipertaha ahanka nkan n oleh oleh bagian bagian periosteu periosteum m yang intak. Dapat Dapat direduks direduksii dengan dengan traksi traksi yang yang kuat, kuat, kemudian merawatnya dengan traksi tibia distal.
13
FRAKTUR DIAFISIS Fraktur diafisis tibia dan fibula lebih sering ditemukan bersama-sama. Fraktur dapat juga terjadi hanya pada tibia atau fibula saja. Fraktur diafisis tibia dan fibula terjadi karena adanya trauma angulasi yang akan menimbulkan fraktur tipe transvers transversal al atau oblik pendek, pendek, sedangka sedangkan n trauma trauma rotasi rotasi akan menimbul menimbulkan kan trauma tipe spiral. Fraktur jenis ini dapat diklasifikasikan diklasifikasikan menjadi: a) Fraktur Tertutup Korpus Tibia Tibia pada Orang Dewasa Dewasa Dua jenis cedera dapat mematahkan tibia dewasa tanpa mematahkan fibula: 1) Jika tungkai tungkai mendapat mendapat benturan dari samping, samping, dapat mematahkan mematahkan secara secara transversal atau oblik, meninggalkan fibula dalam keadaan intak, sehingga dapat membidai fragmen, dan pergeseran akan sangat terbatas. 2) Kombina Kombinasi si kompresi kompresi dan twisting twisting dapat dapat menyebab menyebabkan kan fraktur oblik spiral spiral hampir tanpa pergeseran dan cedera jaringan lunak yang sangat terbatas. t erbatas.
14
Fraktu Frakturr jenis jenis ini biasan biasanya ya menye menyembu mbuh h dengan dengan cepat cepat.. Jika Jika perge pergeser seran an minimal, tinggalkan fragmen sebagaimana adanya. Jika pergeseran signifikan, lakukan anestesi dan reduksikan. b) Fraktur Tertutup Tertutup Korpus Korpus Tibia pada Anak-anak Anak-anak Pada bayi dan anak-anak yang muda, fraktur besifat spiral pada tibia dengan fibula yang intak. Pada umur 3-6 tahun, biasanya terjadi stress torsional pada tibia bagian medial yang akan menimbulkan fraktur green stick pada metafisis atau diafisis proksimaldengan fibula yang intak. Pada umur 5-10 tahun, fraktur biasanya bersifat transversaldengan transversaldengan atau tanpa fraktur fibula. c) Fraktur Fraktur Tertutup Tertutup Pada Pada Korpus Korpus Fibula Fibula Gaya yang diarahkan pada sisi luar tungkai pasien dapat mematahkan fibula secara transversal. Tibianya dapat tetap dalam keadaan intak, sehingga tidak terjad terjadii perge pergeser seran an atau atau hany hanya a sediki sedikitt perge pergeser seran an ke sampi samping. ng. Biasa Biasany nya a pasie pasien n masih masih dapat dapat berdi berdiri. ri. Otot-o Otot-otot tot tungka tungkaii menutu menutupi pi tempa tempatt fraktu fraktur, r, sehingga sehingga memerluk memerlukan an sinar-X sinar-X untuk untuk mengkonfi mengkonfirmasi rmasikan kan diagnosi diagnosis. s. Tidak Tidak diperl diperluka ukan n reduks reduksi, i, pembi pembidai daian, an, dan perli perlindu ndunga ngan, n, karen karena a itu asalk asalkan an persen persendia dian n lutut lutut normal normal,, biarka biarkan n pasie pasien n berjal berjalan an segera segera setel setelah ah ceder cedera a jaringan lunak memungkinkan. memungkinkan. Penderita cukup diberi analgetika dan istirahat dengan tungkai tinggi sampai hematom diresorbsi. d) Fraktur Fraktur Tertutup Tertutup pada Tibia Tibia dan Fibula Fibula Pada fraktur ini t ungkai pasien terpelintir, dan mematahkan kedua tulang pada tungk tungkai ai bawa bawah h secara secara oblik, oblik, biasan biasanya ya pada pada sepert sepertig iga a bawah. bawah. Fragme Fragmen n bergeser ke arah lateral, bertumpang tindih, dan berotasi. Jika tibia dan fibula
15
fraktur, fraktur, yang yang diperhati diperhatikan kan adalah adalah reposisi reposisi tibia. tibia. Angulasi Angulasi dan rotasi rotasi yang yang paling paling ringan ringan sekali sekalipu pun n dapat dapat mudah mudah terli terlihat hat dan dikore dikoreksi ksi.. Peraw Perawata atan n tergantun tergantung g pada apakah apakah terdapat terdapat pemendek pemendekan. an. Jika terdapat terdapat pemendek pemendekan an yang jelas, maka traksi kalkaneus selama seminggu dapat mereduksikannya. Pemendekan kurang dari satu sentimeter tidak menjadi masalah karena akan dikompensasi pada waktu pasien sudah mulai berjalan. Sekalipun demikian, pemendekan sebaiknya dihindari.
G. DIAGN IAGNOS OSIS IS Menegakk Menegakkan an diagnosi diagnosis s fraktur fraktur dapat dapat secara secara klinis klinis meliputi meliputi anamnes anamnesis is lengkap danmelakukan danmelakukan pemeriksaan fisik yang baik, namun sangat penting untuk dikonfirmasikan denganmelakukan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen untuk untuk memba membantu ntu mengar mengarah ahkan kan danme danmenil nilai ai secara secara objekt objektif if keadaa keadaan n yang yang sebenarnya. A. A. Anamnesa Anamnesa : ada trauma trauma Bila tidak ada riwayat trauma berarti fraktur patologis. Trauma harus diperinci jenisnya, besar-ringannya besar-ringannya trauma, arah trauma
dan posisi penderita atau
ekstremitas ekstremitas yang bersangku bersangkutan tan (mekanisme (mekanisme trauma). trauma). Dari anamnesa anamnesa saja dapat diduga : o
Kemungkinan politrauma.
o
Kemungkinan fraktur multipel.
o
Kemungkinan fraktur-fraktur tertentu, misalnya : fraktur colles, fraktur supracondylair supracondylair humerus, fraktur collum collum femur.
o
o
Pada anamnesa anamnesa ada nyeri tetapi tidak jelas jelas pada fraktur inkomplit inkomplit Ada gangguan fungsi, misalnya : fraktur femur, penderita tidak dapat berjalan berjalan.. Kadang-ka Kadang-kadang dang fungsi fungsi masih masih dapat dapat bertahan bertahan pada fraktur fraktur inkompli inkomplitt
dan fraktur fraktur impacted impacted ( impaksi impaksi tulang kortika kortikall ke dalam
tulang spongiosa). Trauma dapat terjadi terjadi karena kecelakaan kecelakaan lalu lintas, lintas, jatuh dari ketinggian ketinggian atau jatuh dikamar dikamar mandi mandi pada orang tua, penganiaya penganiayaan, an, tertimpa tertimpa benda benda berat, kecelakaan pada pekerja oleh karena mesin atau karena trauma olah raga. raga. Penderita Penderita biasanya biasanya datang datang karena karena nyeri, nyeri, pembengk pembengkakan akan,, gangguan gangguan fungs fungsii anggo anggota ta gerak gerak,, deform deformita itas, s, kelain kelainan an gerak gerak,, krepi krepitas tasii atau atau datang datang dengan gejala-gejala lain.
16
B. Pemeri Pemeriksaan ksaan Fis Fisik ik 1. Pemeriksaan umum Dicari kemungkinan kemungkinan kompikasi kompikasi umum, misalnya misalnya : shock pada fraktur multipel, multipel, fraktur pelvis atau fraktur terbuka, tanda-tanda sepsis pada fraktur terbuka terinfeksi. Pada pemeriksaan awal penderita, perlu diperhatikan adanya: •
Syok, anemia atau perdarahan. perdarahan.
•
Kerusaka Kerusakan n pada organ-organ organ-organ lain, misalnya misalnya otak, otak, sumsum sumsum tulang tulang bela belaka kang ng atau atau orga organn-or orga gan n dala dalam m rong rongga ga tora toraks ks,, pang panggu gull dan dan abdomen.
•
Faktor predisposisi, misalnya pada fraktur patologis (penyakit Paget).
2. Pemer Pemeriks iksaa aan n stat status us lokal lokalis is Tanda-tanda fraktur fraktur yang klasik adalah untuk tulang panjang. panjang. Fraktur tulangtulang kecil misalnya: naviculare manus, fraktur avulsi, fraktur intraartikuler, fraktur epifisis. Fraktur tulang-tulang tulang-tulang yang dalam dalam misalnya odontoid-cervical, odontoid-cervical, cervical, dan acetabulum mempunyai tanda-tanda tersendiri. Pada pemeriksaan fisik dilakukan: dilakukan:
Look (Inspeksi) Defor Deformit mitas: as: angula angulasi si ( media medial, l, latera lateral, l, poste posterio riorr atau atau anter anterio ior), r), diskrepensi (rotasi,perpendekan atau perpanjangan). perpanjangan). Bengkak atau kebiruan. Fungsio laesa (hilangnya fungsi gerak). Pembengkakan, memar dan deformitas mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh. Kalau kulit robek dan luka luka
memi memili liki ki
hubu hubung ngan an
deng dengan an
frak fraktu tur, r,
cede cedera ra
itu itu
terb terbuk uka a
(compound).
Feel (palpasi) Palp Palpas asii dila dilaku kuka kan n seca secara ra hati hati-h -hat atii oleh oleh kare karena na pend pender erit ita a bias biasan anya ya mengeluh sangat nyeri. Hal-hal yang perlu diperhatikan: Temperatur setempat yang meningkat Nyeri tekan; nyeri tekan yang superfisisal biasanya disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulang. Krepitasi Krepitasi;; dapat dapat diketahu diketahuii dengan dengan perabaan perabaan dan harus harus dilakukan dilakukan secara hati-hati.
17
Pemeriksaan vaskuler vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri radialis, arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior sesuai dengan anggota gerak yang terkena. Refilling (pengisian) (pengisian) arteri pada kuku. Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan.
Move (pergerakan) Nyeri bila digerakan, baik gerakan aktif maupun pasif. Geraka Gerakan n yang yang tidak tidak normal normal yaitu yaitu geraka gerakan n yang yang terjad terjadii tidak tidak pada pada sendinya. Pada penderita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri nyeri hebat hebat sehingga sehingga uji pergerak pergerakan an tidak tidak boleh boleh dilakuk dilakukan an secara secara kasar, kasar, disamp disampin ing g itu juga juga dapat dapat menyeb menyebab abkan kan kerusa kerusakan kan pada pada jaringan lunak lunak seperti pembuluh pembuluh darah dan saraf.
3. Pemer Pemerik iksaa saan n Penu Penunj njan ang g
Sinar Sinar -X -X Deng Dengan an pemeri pemeriksa ksaan an klini klinik k kita kita sudah sudah dapat dapat mencur mencurig igai ai adany adanya a fraktur. Walaupun demikian pemeriksaan radiologis diperlukan untuk mene menent ntuk ukan an
kead keadaa aan, n,
loka lokasi si
sert serta a
eksi eksist sten ensi si
frak fraktu tur. r.
Untu Untuk k
menghindari nyeri serta kerusakan jaringan lunak selanjutnya, maka sebaiknya kita mempergunakan bidai yang bersifat radiolusen untuk imobilisasi imobilisasi sementara sebelum dilakukan pemeriksaan radiologis. Tujuan pemeriksaan radiologis: •
Untuk mempelajari gambaran normal tulang dan sendi.
•
Untuk konfirmasi adanya fraktur.
•
Untuk Untuk mengetah mengetahui ui sejauh sejauh mana pergeraka pergerakan n dan konfigur konfigurasi asi fragmen serta pergerakannya. pergerakannya.
•
Untuk mengetahui teknik pengobatan.
•
Untuk menentukan apakah fraktur itu baru atau tidak.
•
Untuk Untuk menentuka menentukan n apakah apakah fraktur fraktur intra-arti intra-artikule kulerr atau ekstraekstraartikuler.
•
Untuk melihat adanya keadaan patologis lain pada tulang.
•
Untuk melihat adanya benda asing.
Pemeri Pemeriksa ksaan an denga dengan n sinarsinar-X X harus harus dilak dilakuka ukan n dengan dengan keten ketentua tuan n ´Rules of Two´:
18
•
Dua pandangan Fraktur atau dislokasi mungkin tidak terlihat pada film sinar-X tunggal tunggal dan sekurang sekurang-kura -kurangny ngnya a harus harus dilakuk dilakukan an 2 sudut sudut pandang (AP & Lateral/Oblique).
•
Dua sendi Pada lengan bawah atau kaki, satu tulang dapat mengalami fraktur fraktur atau angulasi. angulasi. Tetapi Tetapi angulasi angulasi tidak mungkin terjadi kecuali kalau tulang yang lain juga patah, atau suatu sendi mengalami dislokasi. Sendi-sendi diatas dan di bawah fraktur keduanya harus disertakan dalam foto sinar-X.
•
Dua tungkai Pada Pada
sina sinarr-X X
anak anak-a -ana nak k
epif epifis ise e
dapa dapatt
meng mengac acau auka kan n
diagnosis fraktur. Foto pada tungkai yang tidak cedera akan bermanfaat. •
Dua cedera Kekuatan yang hebat sering menyebabkan cedera pada lebih dari 1 tingkat. Karena itu bila ada fraktur pada kalkaneus atau femur perlu juga diambil foto sinar-X pada pelvis dan tulang belakang.
•
Dua kesempatan Segera Segera setelah setelah cedera, cedera, suatu fraktur mungkin sulit dilihat, dilihat, kalau ragu-ragu, sebagai akibatresorbsi tulang, pemeriksaan lebih jauh 10-14 hari kemudian dapat memudahkan diagnosis.
Pencitraan Khusus Umumnya dengan foto polos kita dapat mendiagnosis fraktur, tetapi perlu dinyatakan apakah fraktur terbuka atau tertutup, tulang mana yang terkena dan lokalisasinya, lokalisasinya, apakah sendi juga mengalami fraktur serta bentuk fraktur itu sendiri. Konfigurasi fraktur dapat menentukan prognosis serta waktu penyembuhan fraktur, misalnya penyembuhan fraktur transversal lebihlambat dari fraktur oblik karena kontak yang kurang. Kadang-kadang fraktur atau keseluruhan fraktur tidak nyata pada sinar-X biasa.Tomografi mungkin berguna untuk lesi spinal atau fraktur kondilus tibia. CT atau MRI mungkin merupakan satu-satunya cara cara yang yang dapat dapat memban membantu, tu, sesung sesunggu guhny hnya a potret potret transe transeksi ksion onal al sangat sangat penting penting untuk untuk visualis visualisasi asi fraktur fraktur secara secara tepat pada tempat tempat
19
yang yang sukar. sukar. Radi Radiois oisoto otop p scanni scanning ng bergu berguna na untuk untuk mendi mendiagn agnosi osis s fraktur-tekanan yang dicurigai dicurigai atau fraktur tak bergeser yang lain.
G. TEKN TEKNIK IK PEN PENA ANGA NGANAN NAN Penatalaksanaan Penatalaksanaan Fraktur : Secara umum prinsip pengobatan fraktur ada 4: 1. Reco Recogn gnit itio ion, n, diag diagno nosi sis s dan dan peni penila laia ian n frakt fraktur ur Prin Prinsi sip p pert pertam ama a adal adalah ah mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anamnesis, pemeriksan klinis dan radiologis. Pada awal pengobatan perlu diperhatikan: # Lokalisasi fraktur # Bentuk fraktur # Menentukan teknik yang sesuai untuk pengobatan # Komplikasi yang mungkin mungkin terjadi selama dan sesudah sesudah pengobatan 2. Redu Reducti ction on;; redu reduks ksii frak fraktu turr apab apabil ila a perl perlu u Rest Restor oras asii frag fragme men n frakt fraktur ur dilakukan untuk mendapatkan posisi yang dapat diterima. Pada fraktur intra intraar arti tiku kule lerr
dipe diperl rluk ukan an
meng mengem emba bali lika kan n
fung fungsi si
redu reduks ksii norm normal al
anat anatom omis is dan dan
dan dan
menc menceg egah ah
seda sedapa patt komp kompli lika kasi si
mung mungki kin n sepe seperti rti
kekakuan, deformitas, serta perubahan osteoartritis di kemudian hari. Posisi yang baik adalah : -alignment yang sempurna -aposisi yang sempurna 3. Retention; imobilisasi imobilisasi fraktur 4. Rehabilitation; Rehabilitation; mengembalikan aktifitas fungsiona f ungsionall semaksimal mungkin Non Operatif 1. Reduksi Reduks Reduksii adala adalah h terap terapii fraktu frakturr denga dengan n cara cara menga mengantu ntung ngkan kan kaki kaki denga dengan n tarikan atau traksi. 2. Imobilisasi Imobilisa Imobilisasi si dengan dengan mengguna menggunakan kan bidai. bidai. Bidai Bidai dapat dapat dirubah dirubah dengan dengan gips dalam 7-10 hari, atau dibiarkan selama 3-4 minggu. 3. Pemeriksaan dalam masa penyembuhan penyembuhan Dalam penyembuhan, pasien harus di evaluasi dengan pemeriksaan rontgen tiap tiap 6 atau atau 8 minggu minggu.. Progra Program m penye penyembu mbuhan han dengan dengan latiha latihan n berjal berjalan an,,
20
rehabilitasi ankle, memperkuat otot kuadrisef yang nantinya diharapkan dapat mengembalikan mengembalikan ke fungsi normal Operatif Penatalaksanaan Penatalaksanaan Fraktur dengan operasi, memiliki 2 indikasi, yaitu: a. Absolut -
Fraktu Frakturr terbuk terbuka a yang yang merusa merusak k jarin jaringan gan lunak lunak,, sehin sehingga gga memerl memerluka ukan n operasi dalam penyembuhan dan perawatan lukanya.
-
Cidera vaskuler sehingga memerlukan operasi untuk memperbaiki memperbaiki jalannya jalannya darah di tungkai.
-
Fraktur dengan sindroma kompartemen. kompartemen.
-
Cidera Cidera multipel, multipel, yang diindika diindikasika sikan n untuk memperbai memperbaiki ki mobilitas mobilitas pasien, pasien, juga mengurangi mengurangi nyeri.
b. Relatif, jika adanya: -
Pemendekan
-
Fraktur tibia dengan fibula intak
-
Fraktur tibia dan fibula dengan level yang sama
Adapun jenis-jenis operasi yang dilakukan pada fraktur tibia diantaranya diantaranya adalah sebagai berikut: a. Standar Fiksasi eksternal standar dilakukan pada pasien dengan cidera multipel yang hemodinamiknya tidak stabil, dan dapat juga digunakan pada fraktur terbuka dengan luka terkontaminasi. Dengan cara ini, luka operasi yang dibua dibuatt bisa bisa lebih lebih kecil kecil,, sehin sehingga gga menghi menghind ndari ari kemun kemungki gkinan nan trauma trauma tambahan tambahan yang dapat dapat memperla memperlambat mbat kemungki kemungkinan nan penyembuh penyembuhan. an. Di bawah ini merupakan gambar dari fiksasi eksternal tipe standar.
21
b. Ring Fixators Ring fixators dilengkapi dengan fiksator ilizarov yang menggunakan sejenis cincin dan kawat yang dipasang pada tulang. Keuntungannya Keuntungannya adalah dapat digun digunaka akan n untuk untuk fraktu frakturr ke arah arah proks proksima imall atau atau distal distal.. Cara Cara ini ini baik baik digunakan pada fraktur tertutup tipe kompleks. Di bawah ini merupakan gambar pemasangan ring fixators pada fraktur diafisis tibia.
c. Open reduction with internal fixation (ORIF) Cara ini biasanya digunakan pada fraktur diafisis tibia yang mencapai ke metafi metafisis sis.. Keuntu Keuntunga ngan n penata penatala laksa ksanaa naan n fraktu frakturr denga dengan n cara cara ini yaitu yaitu gerakan sendinya menjadi lebih stabil. Kerugian cara ini adalah mudahnya terjadi komplikasi pada penyembuhan luka operasi. Berikut ini merupakan gambar penatalaksanaan fraktur dengan ORIF .
d. Intramedullary nailing Cara ini baik digunakan pada fraktur displased, baik pada fraktur terbuka atau tertutup. Keuntungan cara ini adalah mudah untuk meluruskan tulang yang cidera dan menghindarkan trauma pada jaringan lunak. Di bawah ini adalah gambar dari penggunaan intramedullary intramedullary nailing.
22
e. OSTEOTOMI
Membuka Wedge Osteotomy
Dalam pembukaan baji osteotomy, sebuah insisi dibuat di sisi medial lutut. Sekali lagi, perawatan diambil untuk melindungi saraf dan pembuluh darah yang berjalan di sendi lutut. Setelah tulang tibia terkena, satu potongan yang dilakukan melalui atas tibia. Sebu Sebuah ah
fluo fluoro rosk skop op
atau atau
sina sinarr-X X
digu diguna naka kan n
untu untuk k
mema memast stik ikan an
bahw bahwa a
pemotongan di tempat yang tepat. Setela Setelah h tulang tulang dipoto dipotong, ng, kedua kedua sisi sisi tibia tibia dipis dipisah ahkan kan untuk untuk memben membentuk tuk pembukaan berbentuk baji. Pembukaan ini kemudian diisi dengan graft tulang. Cangkok Cangkok tulang biasany biasanya a diambil diambil dari tulang tulang panggul panggul,, melalui melalui sayatan sayatan di sisi pinggul. pinggul. Cangkok tulang diadakan diadakan pada posisi posisi dengan dengan pelat pelat logam logam atau pin. Setelah memperbaiki dua sisi tulang dengan sepiring atau pin, kulit dijahit, dan kaki ditempatkan dalam belat empuk untuk melindungi sendi lutut.
Penutup Wedge Osteotomy
Dalam Dalam penutupan penutupan baji osteotomy osteotomy,, sebuah sebuah insisi insisi dibuat dibuat di sisi lateral lutut untuk mengizinkan ahli bedah untuk melihat ujung atas tibia. Perawatan diambil untuk melindungi saraf dan pembuluh darah yang berjalan di sendi lutut. Setelah Setelah tulang tulang tibia tibia terkena, terkena, dua pemotongan pemotongan dilakuk dilakukan an melalui melalui atas tulang kerin kering g dalam dalam bentuk bentuk irisan irisan.. Dokte Dokterr bedah bedah baik baik mengg mengguna unakan kan sinar sinar X atau atau fluoro fluorosko skop, p, jenis jenis khusus khusus dari dari mesin mesin sinarsinar-X X yang yang cetaka cetakan n foto foto pada pada layar layar fluorescent, untuk memastikan bahwa irisan ukuran yang tepat dan ditempatkan dengan benar. Baji dikeluarka dikeluarkan, n, dan kedua sisi tibia dibawa dibawa lebih lebih dekat dekat bersama-s bersama-sama ama dan diselenggarakan di posisi dengan pelat logam atau pin. Hal ini akan mengubah sudut tibia dan membantu meluruskan jajaran dari lutut. Setelah memperbaiki
23
dua sisi tulang dengan sepiring atau pin, kulit di jahit, dan kaki ditempatkan dalam belat empuk untuk melindungi sendi lutut.
H. KOMPLIKASI PENYEMBUHAN FRAKTUR
1) Mal union Malunion adalah keadaan dimana fraktur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat deformitas yang berbentuk angulasi, varus/valgus, rotasi, kependekan atau union secara menyilang misalnya pada fraktur radius dan ulna. Etiologi : Fraktur tanpa pengobatan, pengobatan, pengobatan pengobatan yang tidak adekuat, adekuat, reduksi dan dan imobilisasi imobilisasi yang tidak baik, pengambilan keputusan serta teknik yang salah pada awal awal pengobat pengobatan, an, osifikasi osifikasi premature premature pada lempeng lempeng epifisis epifisis karena karena adanya adanya trauma. Gambaran Klinis : Defor Deformit mitas as dengan dengan bentuk bentuk yang yang bervar bervaria iasi, si, ganggu gangguan an fungsi fungsi anggo anggota ta gerak, nyeri dan keterbatasan pergerakan sendi, ditemukan komplikasi seperti paralysi paralysis s tardi nervus ulnaris, ulnaris, Osteoartri Osteoartritis tis apabila apabila terjadi terjadi pada daerah sendi, sendi, bursitis atau nekrosis kulit pada tulang yang mengalami deformitas. deformitas. Radiologis Radiologis : Pada foto roentgen roentgen terdapat terdapat penyambun penyambungan gan fraktur fraktur tetapi tetapi dalam dalam posisi posisi yang tidak sesuai dengan keadaan yang normal. Pengobatan : Kons Konser erva vati tiff
dila dilaku kuka kan n
refra refrakt ktur uris isas asii
deng dengan an pemb pembiu iusa san n
umum umum dan dan
diimobilisasi sesuai dengan fraktur yang baru,pada pasien malunion yang masih terb terben entu tuk k fase fase subk subkal alus us.. Apab Apabil ila a ada ada kepe kepend ndek ekan an angg anggot ota a gera gerak k dapa dapatt dipergunakan sepatu ortopedi. Operatif dilakukan osteotomi koreksi (osteotomi Z) dan bone graft disertai dengan fiksasi interna, atau dengan osteotomi dengan pemanjangan bertahap misalnya pada anak-anak, atau dengan osteotomi yang bersifat baji. 2) Delayed union Delayed union adalah suatu kondisi dimana terjadi penyambungan tulang tetapi terhambat yang disebabkan oleh adanya infeksi dan tidak tercukupinya peredaran darah ke fragmen. Fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 35 bulan (3 bulan untuk anggota gerak atas dan 5 bulan untuk anggota gerak bawah).
24
Etiologi : Sama dengan nonunion. Gambaran Klinis : Nyeri Nyeri anggo anggota ta gerak gerak dan perge pergerak rakan an pada pada waktu waktu berja berjala lan, n, terdap terdapat at pembe pembeng ngkak kakan an,, nyeri nyeri tekan tekan,, terda terdapat pat geraka gerakan n yang yang abnor abnormal mal pada pada daera daerah h fraktur, pertambahan deformitas. Radiologis Radiologis : Tidak ada gambaran tulang baru pada ujung daerah fraktur, gambaran kista pada pada ujung-uju ujung-ujung ng tulang tulang karena karena adanya adanya dekalsif dekalsifikasi ikasi tulang, tulang, gambaran gambaran kalus yang kurang disekitar fraktur. Pengobatan : Konserva Konservatif tif dilakuka dilakukan n pemasang pemasangan an plester plester untuk untuk imobilis imobilisasi asi tambahan tambahan selama 2-3 bulan. Operatif dilakukan bila union diperkirakan tidak akan terjadi maka segera dilakukan fiksasi interna dan pemberian bone graft. 3) Non union Fraktur Fraktur yang yang tidak tidak menyembu menyembuh h antara antara 6-8 bulan dan tidak didapatk didapatkan an konsolidasi konsolidasi sehingga terdapat pseudoartrosis (sendi palsu). Pseudoartrosis Pseudoartrosis dapat terja terjadi di tanpa tanpa infeks infeksii tetapi tetapi dapat dapat juga juga terja terjadi di bersa bersamama-sam sama a infeks infeksii diseb disebut ut infected pseudoartrosis pseudoartrosis . Beberapa jenis nonunion terjadi menurut keadaan ujung-ujung fragmen tulang yaitu : hipertrofik ujung-ujung tulang bersifat sklerotik dan lebih besar dari normal yang disebut gambaran elephant’s foot, garis fraktur tampak dengan jelas, ruangan antar tulang diisi dengan tulang rawan dan jaringan ikat fibrosa, pada jenis ini vaskularisasi baik sehingga biasanya hanya diperlukan diperlukan fiksasi yang rigid tanpa pemasangan bone graft. Atrofik/oligotrofik tidak ada tanda-tanda aktivitas seluler pada ujung fraktur, ujung tulang lebih kecil dan bulat serta osteoporotik dan avaskuler, pada jenis ini disamping dilakukan fiksasi rigid juga diperlukan pemasangan bone graft Etiologi : Vaskularisasi yang kurang pada ujung-ujung fragmen, reduksi yang tidak adekuat, adekuat, imobilis imobilisasi asi yang tidak adekut adekut sehingga sehingga terjadi terjadi pada pada kedua kedua fragmen, fragmen, waktu imobilisasi yang tidak cukup, infeksi, distraksi pada kedua ujung karena adany adanya a traksi traksi yang yang berle berlebi bihan han,, interp interposi osisi si jarin jaringan gan lunak lunak di antara antara kedua kedua fragme fragmen, n, terdap terdapat at jarak jarak yang yang cukup cukup besar besar antar antara a kedua kedua fragme fragmen, n, destru destruksi ksi
25
tulang misalnya oleh karena tumor atau osteomielitis (fraktur patologis), disolusi hemat hematoma oma fraktu frakturr oleh oleh jarin jaringa gan n sinovi sinovia a (frak (fraktur tur intra intrakap kapsul suler) er),, kerusa kerusakan kan periosteum yang hebat sewaktu terjadi fraktur atau operasi, fiksasi interna yang tidak sempurna, delayed union yang tidak diobati, pengobatan yang salah atau sama sekali tidak dilakukan pengobatan, terdapat benda asing diantara kedua fraktur misalnya pemasangan screw diantara kedua f ragmen. Gambaran Klinis : Nyeri ringan atau sama sekali tidak ada, gerakan abnormal pada daerah fraktur yang membentuk sendi palsu yang disebut pseudoartrosis, nyeri tekan sedikit atau sama sekali tidak ada, pembengkakan bisa ditemukan dan bisa juga tidak terdapat pembengkakan sama sekali, pada perabaan ditemukan rongga diantara kedua fragmen Radiologis Radiologis : Terdapat gambaran sklerotik pada ujung-ujung tulang, ujung-ujung ujung-ujung tulang berbentuk bulat dan halus, hilangnya ruangan meduler pada ujung-ujung tulang, salah salah satu satu ujung ujung tulang tulang dapat dapat berbe berbentu ntuk k cembun cembung g dan sisi sisi lainn lainnya ya cekung cekung (pseudoartrosis). Pengobatan : Fiksasi interna rigid dengan atau tanpa bone graft, eksisi fragmen kecil dekat sendi misalnya kepala radius dan prossesus styloideus ulna, pemasangan protesis misalnya pada fraktur leher femur, stimulasi elektrik untuk mempercepat osteogenesis.. 4) Avaskuler 4) Avaskuler nekrosis nekrosis Avaskuler nekrosis adalah adalah kerusaka kerusakan n tulang tulang yang yang diakiba diakibatkan tkan adanya adanya defisiensi suplay darah. 5) Trauma saraf terutama pada nervus peroneal komunis. 6) Gangguan pergerakan sendi pergelangan pergelangan kaki. Gangguan ini biasanya disebakan karena adanya adhesi pada otot-otot tungkai bawah. 7) Infeksi Infeksi dapat terjadi karena penolakan tubuh terhadap implant berupa internal fiksasi yang dipasang pada tubuh pasien. Infeksi juga dapat terjadi karena luka yang tidak steril.
26
I.
PROGNOSIS Prognosis dikatakan baik jika penderita secepat mungkin dibawa ke rumah
sakit sesaat setelah terjadi trauma, kemudian jenis fraktur yang diderita ringan, bentuk dan jenis perpatahan simple, kondisis umum pasien baik, usia pasien relative muda, tidak terdapat infeksi pada fraktur dan peredaran darah lancar. Penanganan yang diberikan seperti operasi dan pemberian internal fiksasi juga sangat mempengaruhi terutama dalam memperbaiki struktur tulang yang patah. Setelah Setelah operasi operasi dengan dengan pemberia pemberian n internal internal fiksasi fiksasi berupa berupa plate and screw , dipe diperl rluk ukan an
tera terapi pi
lati latiha han n
untu untuk k
meng mengem emba bali lika kan n
akti aktivi vita tas s
fung fungsi sion onal alny nya. a.
Pemberia Pemberian n terapi terapi latihan latihan yang yang tepat tepat akan memberikan memberikan prognosi prognosis s yang yang baik bilamana (1) quo ad vitam baik jika pada kasus ini tidak mengancam jiwa pasien, (2) quo ad sanam baik jika jenis perpatahan ringan, usia pasien relative muda dan tidak ada infeksi pada fraktur, (3) quo ad fungsionam baik jika pasien dapat melakukan aktivitas fungsional, (4) quo ad cosmeticam yang disebut juga dengan proses proses remod remodel eling ing baik baik jika jika tidak tidak terja terjadi di defor deformit mitas as tulang tulang.. Dala Dalam m proses proses reha rehabi bili lita tasi si,,
pera peran n fisi fisiot oter erap apii sang sangat at pent pentin ing g teru teruta tama ma dala dalam m menc menceg egah ah
komplikasi dan melatih aktivitas fungsionalnya. fungsionalnya. Prognosis dari fraktur tibia fibula untuk kehidupan adalah bonam. Pada sisi sisi fungsi fungsi dari dari kaki kaki yang yang cedera cedera,, kebany kebanyaka akan n pasie pasien n kembal kembalii ke perfor performa ma semula, semula, namun namun hal ini sangat sangat tergantun tergantung g dari gambaran gambaran frakturny frakturnya, a, macam macam tera terapi pi yang yang dipi dipili lih, h, dan dan baga bagaim iman ana a resp respon on tubu tubuh h terh terhad adap ap peng pengob obat atan an.. Komplikasi infeksi yang menyebabkan osteomielitis biasanya merupakan akibat dari fraktur terbuka meskipun tidak jarang terjadi setelah reposisi terbuka.
27
BAB IV KESIMPULAN
Seora eorang ng
Laki aki-La -Laki
umur mur
26
tahu ahun
datang tang
ke
POLI OLI
RSUD SUD
KANJURUHAN KANJURUHAN dengan keluhan bengkok dan mengalami penonjolan penonjolan tulang pada tungkai tungkai bawah bawah kiri setelah setelah jatuh dari motor motor dan terpental terpental sejauh ± 10 meter saat kecelakaan lalu lintas 9 tahun yang lalu, Pemeri Pemeriksa ksaan an vital vital sign: sign: Tekana Tekanan n darah darah 130/ 130/10 100 0 mmHg, mHg, Nadi Nadi 88 x/mnt, x/mnt, Pernafasa Pernafasan n 20 x/mnt, Suhu 36,8oC. Stat Status us Loka Lokali lis s : Regi Regio o crur cruris is sinistra, sinistra, Look: Look: deformita deformitas s (+): terdapat terdapat penonjol penonjolan an abnormal abnormal dan angulasi angulasi (+), Feel: sensibilitas (+), terasa lebih menonjol dibandingkan dibandingkan dengan cruris dextra dextra,, suhu suhu rabaan rabaan normal normal,, kapil kapiler er refil refil (+) normal normal,, arter arterii dorsal dorsalis is pedis pedis teraba. LLD dextra: 86 cm, LLD sinistra:89 cm, Sudut deformitas angulasi anterior-posterior: anterior-posterior: 127⁰, Move: Dalam batas normal. Diag Diagnos nosa a kerja kerja:: Malun Malunio ion n fraktu frakturr tibia tibia-fi -fibu bula la sinist sinistra. ra. Plani Planing ng terap terapi: i: Operatif: Reconstruksi Reconstruksi dan fiksasi interna: interna: ORIF dan Bone Graft Graft
28
DAFTAR PUSTAKA Mahyudin, Lestari. 2010. Fraktur Diafisis Tibia. Tibia . ( http://www.Belibis17.tk. http://www.Belibis17.tk. Diakses pada tanggal 7 Mei 2011.
Skinner, Harry B. 2006. Current Diagnosis & Treatment In Orthopedics. Orthopedics . USA: The McGraw-Hill Companies.
Anonymous. Fraktur Tibia Fibula. Fibula. http://www.docstoc.com/docs/54980 http://www.docstoc.com/docs/54980966/Case966/CaseBedah-Fraktur-Tibia-Fibula-FK Bedah-Fraktur-Tibia-Fibula-FK-UNSRI -UNSRI.. Diakses pada tanggal 7 Mei 2011.
Rekso Reksopro prodjo djo,, Soela Soelarto rto.. Kumpu Kumpulan lan Kulia Kuliah h Ilmu Ilmu Bedah Bedah.. Fakult Fakultas as Kedokt Kedoktran ran Universitas Indonesia. Indonesia. Jakarta: Binarupa Aksara. 1995
Snell, Anatomi Klinik. Bagian 2. Edisi ketiga. Jakarta: EGC. 1998
Doherty M. Gerard. Current Diagnosis and Treatment Surgery.13th Edition. New York: Mc Grow Hill. 2009
Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi ketiga. Jakarta: Media Aesculapius. Aesculapius. 2000.
Rasja Rasjad, d, Chai Chairud ruddin din.. Penga Penganta ntarr Ilmu Ilmu Bedah Bedah Ortop Ortopedi edi.. Makas Makassar sar:: Binta Bintang ng Lamumpatue. 2003.
Sjamsuhidajat Sjamsuhidajat R, Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Bedah. Edisi II. Jakarta: EGC. 2004. 2004. Keany
E.
James.
Femur
Fracture.
Available
from:
http://emedicine.medscape.com/arti http://emedicine.medscape.com/article/824856-treatme cle/824856-treatment nt
Bergm Bergman, an, Ronal Ronald, d, Ph.D. Ph.D. Anatom Anatomy y of First First Aid: Aid: A Case Case Study Study Approa Approach. ch. Available from: from: http://www.anatomyatlases.org/firstaid http://www.anatomyatlases.org/firstaid/ThighInjury.shtml /ThighInjury.shtml
Apley AG, Solomon L. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley. Jakarta: Widya Medika. 1995
29