LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA III
“EKSTRAKSI CAIR-CAIR”
Disusun Oleh : Kelompok
: I!Emp"#$
An%%o#"
: Di&i Sis'"n#o I()e* R"hm"# K"m(ull"h
LA+ORATORIUM LA+ORATORIUM INSTRUKSIONAL DASAR PROSES DAN OPERASI PRO,RAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA AKULTAS TEKNIK UNIERSITAS UNIERSITAS RIAU PEKAN+ARU ./01
Abstrak
Ekstraksi cair-cair merupakan proses pemisahan senyawa dari campurannya deng dengan an meng menggu guna naka kan n pela pelaru rut, t, yang yang mana mana pela pelaru rutt yang yang digu diguna naka kan n dapa dapat t mengekstrak mengekstrak substansi yang diinginkan diinginkan tanpa melarutkan melarutkan bahan lainnya. Tujuan Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan koefisien distribusi pada sistem chloroformasam asetat-air asetat-air,, mempelajari mempelajari pengaruh pengaruh konsentrasi konsentrasi terhadap terhadap koefisien koefisien distribusi distribusi sistem chloroform-asam chloroform-asam asetat-air, asetat-air, mempelajari aliran counter current hidrolis dalam kolom packing, mempelajari pengaruh laju alir dan mempelajari prosedur alat. alat. Pros Proses es yang dilakuk dilakukan an yaitu yaitu mencam mencampur purkan kan solvent solvent (air (air dengan dengan laruta larutan n kloroform dan asam asetat, kemudian dibiarkan hingga diperoleh pemisahan antara fasa ekstrak dan rafinat. Pada percobaan ini di lakukan dengan penambahan volume asam asetat sebanyak! ml , " ml, dan # ml. Pada penambahan asam asetat sebanyak !ml, " ml, dan # ml didapatkan koefisien koefisien distribus distribusii sebesar $.%#&".!$ $.%#&".!$ & dan !.# . 'ari percobaan, semakin besar konsentrasi asam asetat pada campuran
maka
semakin besar koefisien distribusi, hal ini disebabkan karena pertambahan volume asam asetat akan menyebabkan pertambahan konsentrasi asam asetat pada fase ekstrak, ekstrak, perpindahan perpindahan massa yang sempurna, dan kelarutan kelarutan asam asetat pada air lebih lebih tinggi tinggi daripa daripada da kelaru kelarutan tan asam asam asetat asetat pada kloro klorofor form. m. 'engan 'engan demiki demikian an konsentrasi asam asetat pada fasa ekstrak lebih besar daripada fasa rafinat.
Kata kunci : ekstraksi cair-cair, koefisien distribusi, distribusi, chloroform-asam asetat-air
+A+ I TIN2AUN PUSTAKA 03. D"s"( Teo(i
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar misalnya untuk memperoleh vitamin, antibiotika, bahan-bahan penyedap, produk-produk minyak bumi dan garam-garam. logam. Proses inipun digunakan untuk membersihkan air limbah dan larutan ekstrak hasil ekstraksi padat cair. Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan aseotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis. eperti ekstraksi padatcair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaltu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut, dan pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin. Pada saat pencampuran ter!adi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang pertarna (media pemba"a) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi). ebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak. saling melarut (atau hanya dalam daerah yang sempit). #gar ter!adi perpindahan masa yang baik yang berarti performansi ekstraksi yang besar haruslah diusahakan agar ter!adi bidang kontak yang seluas mungkin di antara kedua cairan tersebut. $ntuk itu salah satu cairan distribusikan men!adi tetes-tetes kecil (misalnya dengan bantuan perkakas pengaduk). %entu sa!a pendistribusian ini tidak boleh terlalu !auh, karena akan menyebabkan terbentuknya emulsi yang tidak dapat lagi atau sukar sekali dipisah. %urbulensi pada saat mencampur tidak perlu terlalu besar. &ang penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya penggerak pada bidang batas tetap ada. 'al ini berarti bah"a bahan yang telah terlarutkan sedapat mungkin segera disingkirkan dari bidang
batas. Pada saat pemisahan, cairan yang telah terdistribusi men!adi tetes-tetes hanis menyatu kembali men!adi sebuah fasa homogen dan berdasarkan perbedaan kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yang lain. Kecepatan Pembentukan fasa homogen ikut menentukan output sebuah ekstraktor cair-cair. Kuantitas pemisahan persatuan "aktu dalam hal ini semakin besar !ika permukaan lapisan antar fasa di dalam alat semakin luas. ama hanya seperti pada ekstraksi padat-cair, alat ekstraksi tak kontinu dan kontinu yang akan dibahas berikut ini seringkali merupakan bagian dari suatu instalasi lengkap. nstalasi tersebut biasanya terdiri atas ekstraktor yang sebenarnya (dengan one-one pencampuran
dan pemisahan) dan sebuah peralatan yang dihubungkan
di
belakangnya (misalnya alat penguap, kolom rektifikasi) untuk mengisolasi ekstrak atau memekatkan larutan ekstrak dan mengambil kembali pelarut. $ntuk proses ekstraksi yang baik, pelarut harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: *. Koefisien distribusi yang besar +. elektivitas yang tinggi: aktor ini diperlukan !ika terdapat lebih dari satu at . /. 0. 1. 2.
terlarut, karena umumnya hanya diinginkan mengurangi satu at terlarut sa!a. udah diregenerasi Kelarutan dalam larutan umpan rendah Perbedaan densitas dengan umpan yang cukup besar udah diperoleh dan harganya cukup murah %idak korosif, tidak mudah terbakar, dan tidak beracun
#. Perpindahan assa 3ika fasa yang tidak saling larut dikontakkan, maka dalam keadaan tertentu salah satu komponen akan dapat berpindah dari fasa yang satu ke fasa yang satu ke fasa yang lain. Peristi"a ini disebut perpindahan an tar fasa. Pada operasi ekstraksi, proses perpindahan massa dari fasa rafinat ke fasa ekstrak mengikuti mekanisme difusi antar fasa. %eori 4ua ilm dapat digunakan untuk men!elaskan mekanisme perpindahan massa solute (5) dari fasa umpan ke pelarut. %eori tersebut men!elaskan bah"a perpindahan massa 5 dimulai dari badan
utama fasa cair pertama ke batas antar fasa dan perpindahan massa 5 dari batas antar fasa ke badan utama fasa cair kedua. 5ila fasa cair pertama atau fasa umpan disebut ( feed ), fasa cair kedua disebut ( solvent ), maka mekanisme perpindahan massa at terlarut 5 ( solute) dari fasa ke fasa dapat dilihat pada gambar * di ba"ah ini. 5atas antar fasa
<i
< eed
film
olvent
,"m4"( 03 ,("&ien konsen#("si 5"n% #e()"&i "n#"( *"s" &"n *"s" S
6a!u perpindahan massa 5 dari fasa umpan () ke batas antar fasa dapat ditulis sebagai berikut : ) * k + ( + +i 7777777777777777777.77777.
(*)
6a!u perpindahan massa 5 dari batas antar fasa ke fasa pelarut () adalah : ) * k s ( i s 777777777777777777777..777.
(+)
edangkan konsentrasi pada batas antar fasa merupakan konsentrasi kesetimbangan dan mengikuti persamaan : i * m +i 7777777777777777777777777..7..
()
Pada umumnya konsentrasi di batas antar fasa sulit diukur. ebaliknya konsentrasi fasa umpan () dan fasa pelarut () mudah ditentukan. 8leh karena itu digunakan koefisien perpindahan massa total. ehingga la!u perpindahan massa 5 total arah 9 adalah sebagai berikut :
asa :
5 ; k . a (< = <i>)97777777777777777.
(/)
asa :
5 ; k s . a (
=
(0)
4imana :
; m . < 7777777777777777777.
(1)
;
m , s
777777777777777777777
(2)
3ika persamaan (1) dan (2) didasarkan pada ?6og-ean 4riving orce@ dan masingmasing ruas dikalikan dengan luas penampang lintang, maka : asa :
5 . # ; k . a (A<)m .B77777777.777777.
(C)
asa :
5 . # ; k s . a (A
(D)
Persamaan (C) dan (D) berlaku untuk ekstraktor cair-cair bentuk kolom aliran berla"anan arah. kema ekstraktor tersebut dapat dilihat pada ambar + di ba"ah ini.
6 , <+
6, <*
9
6 , <*
6, <+
,"m4"( .3 Eks#("k#o( +en#uk Kolom Ali("n +e(l"'"n"n A("h3
eraca massa 5 di fasa dapat ditulis sebagai berikut : 5 . # ; 6 . (<+ = <*).......................................7777777777. (*F)
eraca massa 5 di fasa dapat ditulis sebagai berikut : 5 . # ; 6 . (<+ = <*)................777777777777777. (**)
4imana <* ; F (<5 di fasa pada saat masuk kolom tidak ada)777..
(*+)
3ika persaam (*+) dimasukan ke persamaan (**) maka akan diperoleh : 5 ; 6 . <+ 7777.................77777777777....777.
(*)
/0og-1ean 'riving +orce2 untuk fasa adalah : (A
∆, + + − ∆, + *
+.- log
( ) 77777777777777777777 ∆, + + ∆, + *
(*/)
dimana : A<+ ; (<+ = <+>) dan <+> ; <*Gm 7777777777
(*0)
A<* ; (<* = <*>) dan <> ; <*Gm 777777777777
(*1)
edangkan ? 0og-1ean 'riving +orce@ untuk fasa adalah : (A<)m;
( ∆, . + − ∆, . * ) +.- log ( ∆, *+ ) ∆, .
777777777777777..7777
.
(*2) dimana : A<+ ; (<+ = <+>) dan <+> ; m.<* 77777777777 (*C) A<* ; (<* = <*>) dan <*> ; m.<+777777777777........(*D)
ehingga diperoleh koefisien perpindahan massa total untuk fasa dengan mensubsitusikan persamaan (C) ke persamaan (*F) dan susitusi persamaan (D) ke persamaan (**) untuk fasa sebagai berikut :
asa : (+F)
K .
a
;
0 + (, + + − , + * )
(
3 . ∆, +
) m
777777..77777777
asa :
Ks .
a
;
0. . , . +
(
3 . ∆, .
) m
7777777777777...77..
(+*) 5. Koefisien distribusi 3ika at atau cairan berlebih ditambahkan kedalam dari atau cairan tidak bercampur dan at itu akan mendistribusi diri diantara dua fase sehingga masingmasing!enuh. 3ika at itu ditambahkan kedalam pelarut tidak bercampur dalam !umlah yang tidak cukup untuk men!enuhkan larutan maka at terlarut tetap berdistribusi diantara kedua lapisan dengan perbandingan konsentrasi tertentu. 3ika <* dan <+ adalah konsentrasi kesetimbangan at dalam pelarut * dan pelarut +, persamaan keseimbangan men!adi:
............................................................................................(++) %etapan kesetimbangan K dikenal sebagai perbandingan distribusi, koefisien distribusi atau koefisien partisi, persamaan tersebut dissebut hukum distribusi dapat dipakai hanya dalam larutan encer dimana koefisien dapat diabaikan (artin, *DDF). isalkan dalam corong pemisah suatu spesi solute terdistribusi diantara dua pelarutG fase yang tidak bercampur kesetimbangan yang ter!adi adalah: 5 # 4imana 5 adalah spesi solut dalam fase ba"ah, dan # adalah spesi solut dalam fase atas. ecara termodinamika, pada saat kesetimbangan tercapai ratio antara aktivitas kedua spesi solut dalam kedua fase selalu tetap ('ukum ernst). $ntuk larutan encer aktivitas digantikan konsentrasi (<). Koefisien distribusi (K4) dapat dituliskan sebagai berikut:
4imana: <# adalah konsentrasi fase atas dan <5 konsentrasi fase ba"ah ilai K4 selalu tetap pada suatu sistem dan suhu tertentu. ilai K4 dapat berubah, !ika: *. Kedua pelarut bercampur sebagian.
+. olut mengalami disosiasi atau asosiasi dalam salah satu pelarut yang digunakan. . olut bereaksi dengan pelarut. 'ukum distribusi atau partisi dapat dirumuskan: bila suatu at terlarut antara dua pelarut yang tidak saling campur, maka pada suatu temperatur yang konstan untuk setiap spesi molekul terdapat angka banding distribusi ini tidak tergantunng pada spesi molekul yang lain. 'arga angka banding berubah dengan sifat dasar pelarut, sifat dasar at terlarut, dan temperatur (vehla, *DDF).
.30 Tu)u"n P("k#ikum
a.
enentukan koefisien distribusi pada sistem Kloroform-asam asetatair.
b.
empela!ari pengaruh konsentrasi terhadap koefisien distribusi sistem kloroform-asam asetat-air.
+A+ II METODOLO,I PERCO+AAN
.30 +"h"n 5"n% &i%un"k"n
5ahan yang digunakan dalam pecobaan ini adalah asam asetat, kloroform, aHuades, a8' F.* dan indicator pp. .3. Al"# 5"n% &i%un"k"n
#lat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas ukur *FF ml, dua buah ernlenmeyer +0F ml, gelas kimia 0F ml, buret 0F ml dan corong pemisah. .31 P(ose&u( Pe(6o4""n
enentukan koefisien distribusi dan empela!ari pengaruh konsentrasi terhadap koefisien distribusi sistem kloroform-asam asetat-air *.
Kloroform dan aHuadest diambil masing-masing sebanyak 0F ml. Keduanya dimasukkan ke dalam erlenmeyer +0F ml.
+.
4engan menggunakan pipet tetes, asam asetat diambil sebanyak F ml, kemudian dimasukkan ke dalam campuran kloroform-aHuadest.
.
Erlenmeyer ditutup, dan dikocok sempurna selama 0 menit
/.
0.
6apisan 5a"ah (fasa rafinat) diambil sebanyak *F ml, kemudian ditambahkan indikator pp sebanyak tetes, dan dititrasi dengan a8' * .
1.
6apisan atas (fasa ekstrak) diambil sebanyak *F ml, kemudian ditambahkan indikator pp sebanyak tetes, dan dititrasi dengan a8' * .
2.
langkah * = 1 diulangi dengan volume asam asetat 1F ml dan DF ml.
+A+ III 7ASIL DAN PEM+A7ASAN
130 Pen%"(uh Konsen#("si Te(h"&"p Koe*isien Dis#(i4usi Eks#("ksi C"i(-C"i( "n#"(" C"mpu("n Chlo(o*o(m 8 As"m Ase#"# Den%"n Pel"(u# Ai(
Percobaan ini dilakukan dengan memvariasikan volume asam asetat yang dimasukkan kedalam campuran air demin dan chloroform untuk melihat pengaruh konsentrasi asam asetat terhadap nilai koefiseien distribusi campuran tersebut. $ntuk menghitung nilai koefisien distribusi dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara konsentrasi asam asetat pada fasa ekstrak dengan konsentrasi asam asetat pada fasa rafinat. Pada percobaan ini, 0F ml air demin, 0F ml chloroform dan * ml asam asetat dicampurkan di dalam corong pemisah, kemudian dikocok sampai 0 menit. etelah 0 menit, campuran tersebut didiamkan sampai terdapat buah lapisan pada corong pisah. 6apisan paling atas merupakan air, lapisan di tengah merupakan asam asetat sedangkan lapisan yang berada paling ba"ah merupakan chloroform. etelah itu, +F ml lapisan air dan +F ml lapisan organik dari dalam corong pemisah diambil dan di titrasi dengan a8' * untuk melihat !umlah asam asetat yang terdapat di dalam lapisan air dan lapisan organik. 6apisan air ini disebut sebagai lapisan sebagai lapisan
fasa ekstrak, sedangkan lapisan organik disebut
fasa rafinat. Kemudian selan!utnya dilakukan pada variasi
penambahan volume asam asetat sebanyak ml dan 0 ml.
'asil dari percobaan ini dapat dilihat pada tabel diba"ah ini. T"4el 130 Konsen#("si As"m Ase#"# p"&" S"mpel Eks#("k &"n R"*in"# olume #i#("n
Konsen#("si
Konsen#("si
N"O7 !ml$
"s3"se#"# &"l"m l"(3 eks#("k9 <
"s3"se#"# &"l"m
R"*in"#
eks#(" k
!M$
l"(3("*in"#9
K;<=
!M$
*
0.+
F.1C
F.+1
F.F/
2.10
0
+.F F.C
F.1 F.0+
F.* F.F/
F.F*0 F.F+1
.*2 *.0/
4ari tabel diatas dapat dilihat hasil percobaan untuk menentukan nilai koefisien distribusi dari campuran air demin, chloroform dan asam asetat. 4ari data diatas terlihat bah"a nilai konsentrasi asam asetat semakin meningkat , yaitu berbanding lurus dengan penambahan volume asam asetat pada campuran antara chloroform dengan air demin. 5erdasarkan data diatas terlihat !uga bah"a konsentrasi asam asetat pada fase ekstrak lebih besar dari pada konsentrasi asam asetat pada fase rafinat. 'al ini menun!ukkan bah"a air demin ini dapat digunakan sebagai pelarut untuk ekstraksi cair-cair pada campuran karena dapat menarik asam asetat lebih banyak dari chloroform yang berarti selektivitas air demin ini sangat tinggi terhadap asam asetat dibandingkan dengan chloroform. $ntuk melihat pengaruh konsentrasi asam asetat terhadap nilai koefisien distribusi pelarut air, maka data di plotkan kedalam grafik antara volume asam asetat dengan nilai koefisien distribusi yang didapatkan pada percobaan. rafik tersebut dapat dilihat di ba"ah ini.
,"m4"( 130Pengaruh penamabahan asam asetat terhadap nilai koefisien
distribusi campuran. 4ari grafik diatas dapat dilihat pengaruh konsentrasi asam asetat terhadap nilai koefisien distribusi campuran. 4apat dilihat bah"a nilai koefisien distribusi semakin meningkat dengan bertambahnya konsentrasi asam asetat yang di tambahkan pada campuran. emakin banyaknya !umlah asam asetat yang terdapat pada campuran, maka semakin besar pula ter!adinya ikatan antara air dengan asam asetat, dimana asam asetat merupakan senya"a polar dan air !uga merupakan senya"a polar. katan antara senya"a polar dengan senya"a polar akan lebih kuat dibandingkan dengan ikatan senya"a polar dengan nonpolar, sehingga pada percobaan ini, air akan lebih kuat mengikat asam asetat dari pada chloroform dan akhirnya nilai koefisien distribusinya pun semakin besar. 4alam percobaan ini pengocokan !uga sangat mempengaruhi, karena pada percobaan ini ekstraksi dilakukan secara batch, sehingga diperlukan pengocokan agar ter!adi kontak yang merata tarhadap campuran yang mengakibatkan nilai transfer masa semakin meningkat. 3ika tidak dilakukan pengocokan, maka tidak akan ter!adi
kontak yang merata antara campuran, sehingga nilai transfer masa atau koefisien distribusi pada campuran ini pun akan lebih kecil. 13. Ali("n Coun#e( Cu((en# 7i&(olis P"&" Kolom P"6kin% Men%%un"k"n Ai( Se4"%"i "s" Kon#inu
Pada percobaan ini terlebih dahulu dilakukan kalibrasi pompa untuk menentukan la!u alir sesuai dengan variabel la!u alir yang telah ditentukan yaitu F,+ 6Gmenit. Pada percobaan untuk melihat "aktu flooding pada aliran counter current dapat dilakukan, yaitu dengan variasi la!u alir F,+ 6Gmenit. Percobaan ini dilakukan dengan cara mengalirkan air dan campuran chloroform = asam asetat ke kolom packing hingga kolom packing dipenuhi dengan air. Perhitungan "aktu flooding dimulai pada saat bagian atas kolom packing dipenuhi oleh air hingga pada saat keluarnya air pada aliran fasa ekstrak. Pada percobaan ini didapatkan bah"a pada la!u alir F,+ 6Gmenit "aktu flooding yang didapatkan adalah sebesar 0 menit *+ detik. 131 Pen%"(uh L")u Ali( Te(h"&"p Nil"i Koe*isien T("ns*e( M"ss"3
Percobaan ini dilakukan untuk melihat adanya pengaruh la!u alir tehadap nilai koefisien transfer massa pada campuran air,
/9.L=meni# olum#i#("n N"O7 L")u "li( *"s" "i(
/90 M !ml$
Konsen#("siAs"mAse#"#9 M
ee&
.2
F.*C0
R"*in"#
+.C
F,*/0
Eks#("k
F.C
F.F0
4ari data diatas didapatkan bah"a pada la!u alir F,/ lGmenit nilai konsentrasi asam asetat pada fasa ekstrak lebih besar dibandingkan dengan nilai asam asetat pada fasa ekstrak pada la!u alir F,+ 6Gmenit. Kemudian untuk konsentrasi asam asetat pada fasa rafinat pada la!u alir F,/ 6Gmenit lebih besar dibandingkan dengan nilai konsentrasi asam asetat pada la!u alir F,+ 6Gmenit pa da fasa rafinat. %abel diatas menun!ukkan bah"a semakin cepat la!u alir yang diberikan maka semakin banyak konsentrasi asam asetat pada fasa ekstrak dan berbanding terbalik pada !umlah asam asetat pada fasa rafinat. 'al ini dikarenakan pada la!u alir yang tinggi ter!adi kontak yang lebih cepat dan lebih banyak pada kolom sehingga semakin banyak fase dispersi yang terbentuk, akibatnya luas permukaan kontak antara fasa kontinu dengan fasa dispersi semakin besar dan membuat semakin banyaknya asam asetat yang berikatan dengan air. emakin banyak asam asetat yang berikatan dengan air, maka !umlah asam asetat yang terdapat pada fasa ekstrak akan lebih banyak, sebaliknya !umlah asam asetat pada fase rafinat men!adi semakin sedikit.
+A+ I KESIMPULAN DAN SARAN
>30 Kesimpul"n
Pada percobaan ini di lakukan dengan penambahan volume asam asetat sebanyak* ml , ml, dan 0 ml. Pada penambahan asam asetat sebanyak *ml, ml, dan 0 ml didapatkan koefisien distribusi sebesar 2.10I.*2 I dan *.0 . 4ari percobaan, semakin besar konsentrasi asam asetat pada campuran maka semakin besar koefisien distribusi, hal ini disebabkan karena pertambahan volume asam asetat akan menyebabkan pertambahan konsentrasi asam asetat pada fase ekstrak, perpindahan massa yang sempurna, dan kelarutan asam asetat pada air lebih tinggi daripada kelarutan asam asetat pada kloroform. >3. S"("n
ebaiknya sebelum melakukan praktikum, periksa alat terlebih dahulu, !ika perlu bersihkan kolom dan tangki agar tidak terdapat sisa = sisa at praktikum sebelumnya.
LAMPIRAN 7ASIL PER7ITUN,AN 03 Pem4u"#"n N"O7 /30 M Se4"n5"k 0/// ml
.3 Men%hi#un% Konsen#("si As"m Ase#"# D"l"m L"pis"n Ai(9 < !M$ Pada penambahan asam asetat * ml • Konsentrasi a8' (*) ; *
Bolum a8' yang terpakai (B*) ; Bolum ampel (B+) ; +F ml
•
Pada penambahan asam asetat ml Konsentrasi a8' (*) ; * Bolum a8' yang terpakai (B*) ; + ml Bolum ampel (B+) ; +F ml
ml
•
Pada penambahan asam asetat 0 ml Konsentrasi a8' (*) ; * Bolum a8' yang terpakai (B*) ; F.C ml Bolum ampel (B+) ; +F ml
13 Men%hi#un% Konsen#("si As"m Ase#"# D"l"m L"pis"n O(%"nik9 !M$ Pada penambahan asam asetat * ml • Konsentrasi a8' (*) ; * Bolum a8' yang terpakai (B*) ; F.1C ml Bolum ampel (B+) ; +F ml
•
Pada penambahan asam asetat ml Konsentrasi a8' (*) ; * Bolum a8' yang terpakai (B*) ; F.1 ml Bolum ampel (B+) ; +F ml
•
Pada penambahan asam asetat 0 ml
Konsentrasi a8' (*) ; * Bolum a8' yang terpakai (B*) ; F.0+ ml Bolum ampel (B+) ; +F ml
>3 Men%hi#un% Koe*isien Dis#(i4usi9 K ; <= Pada penambahan asam asetat *0 ml • & ; Konsentrasi #sam #setat 4alam 6apisan #ir J ; Konsentrasi #sam #setat 4alam 6apisan 8rganik
K;
K;
•
K ; 2.10 Pada penambahan asam asetat F ml & ; Konsentrasi #sam #setat 4alam 6apisan #ir J ; Konsentrasi #sam #setat 4alam 6apisan 8rganik K;
K; K ; .*2 •
Pada penambahan asam asetat /0 ml & ; Konsentrasi #sam #setat 4alam 6apisan #ir J ; Konsentrasi #sam #setat 4alam 6apisan 8rganik K;
K;
K ; F.F+1
?3 Men%hi#un% Konsen#("si As"m Ase#"# P"&" "(i"si L")u Ali(
$ntuk la!u alir +FF mlGmenit •
Pada feed Konsentrasi a8' (*) ; * Bolum a8' yang terpakai (B*) ; .2 ml Bolum ampel (B+) ; +F ml
+ ; F.*C0
•
Pada rafinat Konsentrasi a8' (*) ; * Bolum a8' yang terpakai (B*) ; +.C ml Bolum ampel (B+) ; +F ml
+ ; F.*/0 •
Pada ekstrak Konsentrasi a8' (*) ; * Bolum a8' yang terpakai (B*) ; F.C ml Bolum ampel (B+) ; +F ml
+ ; F.F0
DATAR PUSTAKA
c
vehla, . *DC0. )uku Teks 6nalisis 6norganik 5ualitatif 1ikro dan emimikro. P%. Kalman edia Pustaka. 3akarta.
Keenan. *DD1. 5imia 7ntuk 7niversitas. Erlangga: 3akarta
6addha, .. and 4egalesan, %.E. *D21, @%ransport Phenomena in 6iHuid ELtraction,@
ebsite :
http:GG""".chem-is-try.orgGmateriMkimiaGkimia-industriGteknologi-prosesGkolomekstraksiG
http:GGannisanfushie."ordpress.comG+FFCG*+G*1Gpemisahan-campuran-yang-tidaksaling-campu