Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
MODUL 2.06 Ekstraksi Padat Cair
I. Pendahuluan
Ekstraksi padat cair, yang sering disebut leaching, adalah proses pemisahan zat yang dapat melarut (solut) dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak dapat larut (innert ) dengan menggunakan pelarut cair. Operasi ini sering dijumpai di dalam industri metalurgi dan farmasi, misalnya pada pemisahan biji emas, tembaga dari biji-bijian logam, produk-produk farmasi dari akar atau daun tumbuhan tertentu. Hingga kini, teori tentang leaching masih leaching masih sangat kurang, misalnya mengenai laju operasinya sendiri belum banyak diketahui orang, sehingga untuk merancang peralatannya sering hanya didasarkan pada hasil percobaan saja.
II. Tujuan
Dengan melakukan praktikum ini praktikan mempelajari operasi ekstraksi padat cair untuk sistem 3 komponen, dengan tujuan: 1. mengamati pengaruh beberapa besaran terhadap efisiensi operasi seperti ukuran partikel, jumlah pelarut, waktu pengontakan, dan sebagainya 2. membuat data kesetimbangan untuk sistem tiga komponen tersebut di atas
III. Sasaran
Sebagai hasil praktikum ekstraksi padat cair, praktikan di harapkan dapat: 1. Membuat data kesetimbangan sistem 3 komponen. 2. Menentukan efisiensi tahap pemisahan untuk beberapa kemungkinan konfigurasi operasi, seperti cocurent, counter curent, cross curent, dan sebagainya.
IV. Tinjauan Pustaka
IV.1
Peralatan Ekstraksi
Operasi ekstraksi padat cair selalu terdiri atas 2 langkah, yaitu:
-1/14-
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
1. Kontak antara padatan dan pelarut untuk mendapatkan perpindahan solut ke dalam pelarut 2. Pemisahan larutan yang terbentuk dari padatan sisa
Dikenal 2 jenis alat pengontak padatan dengan pelarut: 1. Alat dengan unggun tetap ( fixed bed ), dimana pelarut dilewatkan melalui partikel padatan, yang tersusun dalam suatu unggun tetap 2. Alat dengan kontak terdispersi (dispersed contact ), dimana partikel padatan didispersikan dalam pelarut, sehingga di samping terjadi pergerakan relatif antara partikel padatan dan pelarut terdapat pula pergerakan relatif antara partikel padatan itu sendiri. Alat ekstraksi dengan unggun tetap yang paling sederhana terdiri dari tangki terbuka dengan dasar berlubang-lubang. Ke dalam tangki tersebut diisikan padatan, sebagai unggun tetap, sedang pelarut dialirkan secara gravitasi atau secara paksa dengan menggunakan pompa. Contoh alat ekstraksi jenis ini adalah leaching tank . Di dalam tangki ini padatan dan npelarut diaduk bersama dan kemudian dipisahkan. Pemisahan dapat dilaksanakan di dalam tangki yang sama maupun dalam satu unit yang terpisah, dengan cara dekantasi atau filtrasi.
IV.2
Metoda Operasi
Dikenal 4 jenis metoda operasi ekstraksi padat-cair. Berikut ini disajikan uraian singkat mengenai masing-masing metoda tersebut: 1. Operasi dengan Sistem Bertahap Tunggal Dengan metoda ini, pengontakan antara padatan dan pelarut dilakukan sekaligus, dan kemudian disusul dengan pemisahan larutan dari padatan sisa. Cara ini jarang ditemukan dalam operasi industri karena perolehan solut yang rendah.
Gambar 1 Sistem operasi ekstraksi bertahap tunggal
Modul 2.06 Ekstraksi Padat Cair
Halaman 2 dar 14
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
2. Operasi dengan sistem bertahap banyak dengan aliran sejajar atau aliran silang Operasi ini dimulai dengan pencampuran umpan padatan dan pelarut dalam tahap pertama; kemudian aliran bawah dari tahap ini dikontakkan dengan pelarut baru pad a tahap berikutnya, dan demikian seterusnya. Larutan yang diperoleh sebagai aliran atas dapat dikumpulkan menjadi satu seperti yang terjadi pada sistem dengan aliran sejajar, atau ditampung secara terpisah, seperti pada sistem dengan aliran silang.
Gambar 2 Sistem bertahap banyak dengan aliran sejajar
Gambar 3 Sistem bertahap banyak dengan aliran silang
3. Operasi secara kontinu dengan aliran berlawanan Dalam sistem ini, aliran bawah dan atas mengalir secara berlawanan. Operasi dimulai pada tahap pertama dengan mengontakkan larutan pekat yang merupakan aliran atas tahap kedua, dan padatan baru. Operasi berakhir pada tahap ke-n (tahap terakhir), dimana terjadi pencampuran antara pelarut baru dan padatan yang berasal dari tahap ke-n (n-1). Dapat dimengerti bahwa sistem ini memungkinkan didapatkannya perolehan solut yang tinggi, sehingga banyak digunakan di dalam industri.
Gambar 4 Sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan
Modul 2.06 Ekstraksi Padat Cair
Halaman 3 dar 14
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
4. Operasi secara batch dengan sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan Sistem ini terdiri dari beberapa unit pengontak batch yang disusun berderet atau dalam lingkaran yang dikenal sebagai rangkaian ekstraksi (extraction battery). Di dalam sistem ini, padatan dibiarkan stationer dalam setiap tangki dan dikontakkan dengan beberapa larutan yang konsentrasinya makin menurun. Padatan yang hampir tidak mengandung solut meninggalkan rangkaian setelah dikontakkan dengan pelarut baru, sedangkan larutan pekat sebelum keluar dari rangkaian terlebih dahulu dikontakkan dengan padatan baru di dalam tangki yang lain.
Langkah pertama
Langkah kedua
Gambar 5 Operasi batch bertahap empat dengan aliran berlawanan
IV.3
Perhitungan Ekstraksi Padat Cair
Untuk merancang peralatan ekstraksi padat-cair perlu dilakukan tahapan perancangan berikut: 1. menghitung jumlah tahap yang diperlukan untuk memperoleh solut dalam jumlah tertentu, dengan data yang ada: kadar solut di dalam campuran padatan umpan, dan konsentrasi solut dalam larutan pada akhir tahap operasi 2. menghitung jumlah solut yang dapat dipisahkan dari campuran umpan dengan menggunakan beberapa data yang diketahui seperti kadar zat terlarut dalam padatan umpan, jumlah tahap pencucian, dan metoda operasi yang dipilih. Untuk menghitungan besaran-besaran yang diperlukan dalam perancangan alat ekstraksi padat cair dikenal 3 metoda, yaitu: 1. cara aljabar (tahap demi tahap) 2. cara analitik, dan 3. cara grafik.
Modul 2.06 Ekstraksi Padat Cair
Halaman 4 dar 14
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Seperti pada operasi perpindahan massa yang lain, perhitungan secara grafik adalah yang termudah. Untuk selanjutnya, pada bab ini hanya akan diuraikan dengan singkat mengenai metoda perhitungan tersebut.
IV.4
Tata Laksana Perhitungan
Dasar perhitungan yang digunakan adalah: -
neraca bahan
-
data kesetimbangan antara fasa padat dan fasa cair di dalam campuran Untuk maksud perhitungan ini, campuran dianggap terdiri dari tiga komponen,
yaitu: -
padatan yang tidak larut (B)
-
satu solut tunggal yang dapat berbentuk padatan atau cairan (C)
-
suatu pelarut (A) Sistem 3 komponen ini dapat digambarkan dalam koordinat segitiga atau segi
empat. Pemekaian koordinat segi empat akan lebih menguntungkan untuk keperluan perhitungan jumlah tahap operasi, karena alasan ketelitian pada penempatan titik-titik dalam koordinat tersebut. Sebagai ordinat pada sistem ini adalah konsentrasi innert (n), yang dinyatakan sebagai perbandingan berat padatan innert dan larutan (B/(A+C)); sedang absisnya adalah fraksi berat solut di dalam aliran atas (x) dan di dalam aliran bawah (y), yang keduanya dinyatakan sebagai perbandingan berat solut dan larutan saja (C/(A+C)), tanpa memperhitungkan padatan B.
IV.4.1
Neraca Bahan
IV.4.1.1 Sistem Bertahap Tunggal
Untuk sistem ini neraca massa adalah sebagai berikut: a. Neraca massa innert B = NF.F = E1.N1
(1)
b. Neraca massa zat terlarut F.yF + R 0.x0 = E1.y1 + R 1.x1
(2)
c. Neraca massa pelarut F.(1-yF ) + R 0.(1- x0 ) = E1.(1-y1) + R 1.(1-x1)
(3)
d. Neraca untuk larutan (A+C) F + R 0 = E1 + R 1 = M1
Modul 2.06 Ekstraksi Padat Cair
(4)
Halaman 5 dar 14
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Disini M1 menyatakan jumlah campuran secara keseluruhan (innert+solut+pelarut). Untuk meletakkan titik M1 ini di dalam koordinat segi empat, terlebih dahulu harus dihitung:
N M1 =
y M1 =
B F + R 0
=
B M1
y F .F + R 0 .x 0 F + R 0
(5)
(6)
Gambar 6 Perhitungan secara grafik untuk sistem bertahap tunggal
Modul 2.06 Ekstraksi Padat Cair
Halaman 6 dar 14
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Keterangan: A = jumlah pelarut murni B = jumlah innert C = jumlah zat terlarut E = jumlah larutan yang berada bersama padatan F = jumlah larutan yang berada bersama padatan umpan M = jumlah total larutan dalam campuran N = B/(A+C) R = jumlah larutan dalam aliran atas x = C/(A+C) dalam aliran atas y = C/(A+C) dalam aliran bawah
IV.4.1.2 Sistem Bertahap Banyak dengan Aliran Berlawanan
Pada dasarnya, penulisan neraca massa untuk sistem ini sama dengan pada sistem bertahap tunggal. Neraca massa total utnuk larutan: F + R n+1 = R 1 + En = M
(7)
Sedangkan untuk terlarut, neraca massa totalnya adalah: F.yF + R n+1 . xn+1 = R 1 x1 + En yn = M ym
(8)
Dari persamaan-persamaan di atas dapat diturunkan hubungan yang menyatakan koordinat-koordinat titik M:
N M1 =
yM
=
B F + R n
(9) 1
+
y F .F + R n 1 .x n +
F + R n
1
+
(10)
1
+
Dengan menyusun kembali persamaan akan didapt persamaan berikut F - R 1 = En – R n+1 = R
(11)
Persamaan ini berlaku pula untuk tahap-tahap yang lain: F – R 1 = E2 –R 2 –R 2 = E3 – R 3 = R
(12)
R merupakan perbedaan jumlah aliran bawah dan atas pada setiap tahap. Bila data kesetimbangan suatu sistem 3 komponen yang terlibat dalam operasi ini diketahui, maka dengan menggunakan persamaan-persamaan di atas, jumlah tahap yang diperlukan untuk memperoleh solut dalam jumlah t ertentu dapat dihitung secara grafik.
Modul 2.06 Ekstraksi Padat Cair
Halaman 7 dar 14
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Gambar 7 Perhitungan secara grafik untuk sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan
Modul 2.06 Ekstraksi Padat Cair
Halaman 8 dar 14
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
IV.4.3 Data Kesetimbangan
Telah disinggung di atas, bahwa untuk melakukan perhitungan secara grafik diperlukan data kesetimbangan, yang dalam hal operasi ekstraksi padat cair merupakan kesetimbangan antara larutan dalam aliran atas dan larutan yang terdapat bersama padatan di dalam aliran bawah. Data kesetimbangan tersebut dapat diperoleh dari percobaan.
V. Rancangan Percobaan
Pada percobaan ini dilakukan pemisahan NaOH, hasil reaksi kostisasi antara soda abu (Na2CO3) dan lumpur Ca(OH)2, dari padatan innert (CaCO3) dengan menggunakan air sebagai pelarutnya.
V.1
Perangkat dan Alat Ukur
1. Gelas piala 2. Pengaduk beserta motornya 3. Perangkat titrasi seperti pada Gambar.... 4. Piknometer 5. Timbangan/ neraca
V.2
Bahan/ Zat Kimia
1. NaHCO3 2. Ca CO3 3. Air
V.3
Tata Kerja
V.3.1
Ekstraksi Padat Cair
Langkah-langkah operasi ekstraksi ini ditunjukkan pada Gambar 8 di bawah ini:
Modul 2.06 Ekstraksi Padat Cair
Halaman 9 dar 14
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Gambar 8 Diagram Ekstraksi Padat Cair
Skema langkah-langkah operasi ekstraksi batch bertahap 4 dengan aliran berlawanan. Keterangan: -
langkah 1 sampai dengan langkah 4 merupakan langkah pendahuluan, sedang langkah-langkah 5 sampai dengan 8 adalah langkah operasi yang sesungguhnya. Diharapkan pada langkah yang disebut terakhir ini operasi telah berada pada keadaan tunak
-
jumlah tahap yang digunakan pada operasi ini adalah empat tahap
-
pada langkah pertama, campuran larutan jenuh Na2CO3 dan bubur Ca(OH)2 dengan perbandingan tertentu dimasukkan ke dalam gelas piala 4; kemudian pada campuran ditambahkan sejumlah tertentu H2O
-
setalah diaduk dan dibiarkan selama waktu tertentu, larutan dipisahkan dari padatan yang ada
-
pada langkah kedua, pelarut baru ditambahkan ke dalam gelas piala 4 yang masih berisi padatan sisa pada langkah p ertama
-
setelah diaduk dan dibiarkan selama jangka waktu tertentu, larutan dipisahkan dari padatannya, dan ditambahkan ke dalam gelas piala 3 yang telah diisi campuran larutan jenuh soda abu Na2CO3 dan bubur Ca(OH)2
Modul 2.06 Ekstraksi Padat Cair
Halaman 10 dar 14
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
-
demikian seterusnya, langkah-langkah percobaan ini dilakukan seperti yang digambarkan skema di atas.
Berikut adalah diagram alir pelaksanaan praktikum ekstraksi padat cair: Lar. Jenuh Na 2CO3
Bubur Ca(OH)2
Nomori Gelas Piala 1,2,3,4
Campurkan Masukkan H2O
Gelas Piala 4 Aduk, biarkan selama waktu tertentu sampai terbentuk endapan Terbentuk larutan dan padatan Pisahkan
H2O
Padatan
Larutan
Aduk, biarkan selama waktu tertentu sampai terbentuk endapan Terbentuk larutan dan padatan H2O
Lar. Jenuh Na 2CO3 Pisahkan
Campurkan
Padatan
Larutan
Aduk, biarkan selama waktu tertentu sampai terbentuk endapan
Masukkan Gelas Piala 3 Aduk, biarkan selama waktu tertentu sampai terbentuk endapan
Terbentuk larutan dan adatan
Pisahkan Padatan
H2O
Terbentuk larutan dan adatan Larutan
Aduk, biarkan selama waktu tertentu sampai terbentuk endapan
Pisahkan
Lar. Jenuh Na 2CO3
Pisahkan Padatan
Gelas Piala 2 Aduk, biarkan selama waktu tertentu sampai terbentuk endapan
Terbentuk larutan dan padatan
Larutan
Bubur Ca(OH)2 Campurkan
Larutan
Aduk, biarkan selama waktu tertentu sampai terbentuk endapan
Terbentuk larutan dan padatan
Padatan
Bubur Ca(OH)2
Terbentuk larutan dan adatan Pisahkan
Padatan
Larutan
Pisahkan Padatan
Larutan
Pekerjaan tersebut dengan cara yang sama diteruskan sampai 8 tahap ekstraksi dengan prosedur pencampuran sesuai Gambar 8.
Modul 2.06 Ekstraksi Padat Cair
Halaman 11 dar 14
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Ketentuan penggunaan Gambar 8 sebagai berikut: 1
=
Ekstrasksi di Gelas Piala ke-1, campurtkan, aduk, biarkan sampai mengendap
2
= Ekstrasksi di Gelas Piala ke-2, campurtkan, aduk, biarkan sampai mengendap
3
=
Ekstrasksi di Gelas Piala ke-3, campurtkan, aduk, biarkan sampai mengendap
4
=
Ekstrasksi di Gelas Piala ke-4, campurtkan, aduk, biarkan sampai mengendap
= aliran H2O = aliran umpan segar larutan Na2CO3 dan bubur Ca(OH)2 = aliran larutan = aliran padatan
V.3.2
Pengamatan Data Kesetimbangan
Percobaan guna mendapakan data kesetimbangan dilakukan dengan peralatan yang sama dengan yang digunakan pada percobaan ekstraksi. Langkah-langkah percobaannya adalah sebagai berikut: 1. Ke dalam gelas piala yang berisi campuran larutan jenuh Na2CO3 dan bubur Ca(OH) 2 ditambahkan air dalam jumlah
tertentu. Volume campuran ini
kemudian harus diukur 2. Setelah campuran tersebut diaduk dan dibiarkan selama jangka waktu tertentu, larutan yang berada di atas padatan diipisahkan dengan cara dekantasi. Larutan yang berhasil dipisahkan diukur volumenya dan ditentukan konsentrasi solut yang terkandung di dalamnya. 3. Ke dalam padatan yang tertinggal di dalam gelas piala kemudian ditambahkan air yang sama jumlahnya dengan larutan yang berhasil dipisahkan pada langkah 2
Modul 2.06 Ekstraksi Padat Cair
Halaman 12 dar 14
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
4. Langkah 2 dan 3 ini diulang beberapa kali, dan dihentikan bila konsentrasi solut dalam larutan mencapai suatu harga yang sukar untuk ditentukan dengan cara titrasi biasa. 5. Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah mengukur volume padatan sisa (atas dasar padatan kering). Dengan hasil pengamatan di atas, kurva kesetimbangan aliran atas dan bawah dapat digambarkan. Lar. Jenuh Na2CO3
Bubur Ca OH
2
Campurkan Ukur Vol. campuran H2O
Gelas Piala
Data Volume Campuran
Aduk, biarkan selama waktu tertentu sampai terbentuk endapan Terbentuk larutan dan padatan
Pisahkan dengan DEKANTASI Padatan H2O vol. = vol lar. (1)
Larutan
Ukur Vol.
Pada iterasi terakhir, keringkan padatan dan ukur volumenya
Data Volume padatan sisa atas dasar padatan kering Plot dalam grafik
Data Volume Larutan 1 Lakukan titrasi Hitung kosentrasi solut Data Konsentrasi Solut Titrasi sampai konsentrasi solut sangat kecil (tidak dapat ditentukan dengan titrasai biasa END
Kurva kesetimbangan aliran atas dan aliran bawah Lakukan iterasi (pengulangan prosedur) dengan mentitrasi hasil pemisahan solut sampai konsentrasi solut sangat kecil (tidak dapat d itentukan dengan titrasai biasa
Modul 2.06 Ekstraksi Padat Cair
Halaman 13 dar 14
Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II
Departemen Teknik Kimia ITB
Daftar Pustaka
1. Mc Cabe, W.L., Unit Operation of Chemical Engineering, 3rd Edition, McGraw-Hill Book Co., New York, 1978, Chapter 19 2. Treybal, R.E., Mass Transfer Operations, McGraw-Hill, 1981 Chapter 9 3. Perry, R., Green, D.W., and Maloney, J.O., Perry’s Chemical Engineers’ Handbook, 6th Edition, McGraw-Hill, Japan, 1984 4. Buku-buku Unit Operations lainnya yang memuat bahasan Ekstraksi Padat-Cair
Modul 2.06 Ekstraksi Padat Cair
Halaman 14 dar 14