1. DEFINISI Gondong adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus gondok (keluarga Paramyxoviridae) dan ditandai dengan demam, pembengkakan, dan nyeri 1 kelenjar ludah, biasanya kelenjar parotid. Komplikasi yang terkait dengan gondongan termasuk orkitis (peradangan testis), meningitis, pankreatitis, dan tuli. Orkitis adalah reaksi inflamasi akut pada testis akibat sekunder dari infeksi yang terjadi pada pada satu atau kedua testis disertai oleh pembengkakan, dan nyeri yng sering disebabkan oleh parotitis, sifilis, atau tuberculosis, selain itu juga demam serta rasa berat pada p ada area sekitar, biasanya biasan ya diakibatkan olehvirus yang menyebabkan gondok. Orkitis akut menimbulkan nyeri yang yang mendadak dan pembengkakan pada testis. Sedangkan orkitis kronik merupakan reaksi inflamasi yang berkelanjutan dan nyeri pada testis, tetapi biasanya biasa nya tanpa pembengkakan testis, yang menetap lebih dari 6 (enam) minggu. Orkitis sering disebut dengan "testis sakit" dan "selangkangan sakit" kadang-kadang digunakan secara bergantian. Tapi selangkangan sakit terjadi pada lipatan kulit antara paha dan perut, bukan nyeri pada testis. Sedangkan penyebab nyeri selangkangan berbeda dari penyebab nyeri testis. Peradangan pada salah satu atau kedua testis ini umumnya ini dikaitkan dengan virus yang menyebabkan gondok. Setidaknya sepertiga dari laki -laki yang mengalami gondok setelah pubertas juga mengalami orkitis. Penyebab lain orkitis, adalah penyakit menular seksual (PMS), seperti gonore atau klamidia. Bakteri orkitis sering karena epididimitis, suatu peradangan epididimis di bagian belakang testis yang menyimpan dan membawa sperma. Dalam hal ini, ini dis ebut epididimo-orkitis. Pembengkakan dan nyeri yang paling umum adalah ta ndatanda dan gejala orkitis. Orchitis
adalah
suatu
inflamasi
biasanyadisebabkan oleh faktor-faktor
testis
(kongesti
testikular),
piogenik, virus, spiroseta, parasit,
traumatis, kimia atau faktor yag tidak diketahui ( Smeltzer, 2002). Orchitis adalah peradangan testis yang jika bersama dengan epididimitis menjadi epididimoorkitis dan merupakan komplikasi yangserius dari epididimitis (Price, 2005).
Orchitis bakterial, sering akibat dari epididymitis, suatu peradangan saluran sperma (epididymis). Gejala orchitis biasanya timbul mendadak, bisa berupa: pembengkakan testis, nyeri serta gejala infeksi secara umum seperti demam, mual-muntah, nyeri sendi serta gejala lokal lainnya seperti adanya duh tubuh (cairan dari penis) dan adanya darah dalam ejakulat. Komplikasi orchitis bisa berupa: testis yang mengecil (atropi), abses (nanah) pada kantong testis, dan infertilitas (susah punya anak), terutama jika terkena kedua testis. Pengobatan tergantung penyebab. Untuk yang disebabkan oleh virus, bertujuan menghilangkan gejala-gejala yang ada. Dokter akan memberikan obat anti nyeri/anti demam, obat anti peradangan non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen atau naproxen. Dianjurkan bed rest, meninggikan posisi testis serta kompres dingin. Untuk yang disebabkan bakteri, selain obat2an diatas juga diperlukan pemberian antibiotika. Antibiotik yang biasa dipakai antara lain ceftriaxone, ciprofloxacin, doksisiklin, azithromycin dan kotrimoksazol. Pastikan sebelumnya tidak ada alergi terhadap obat2 dimaksud. Dan habiskan antibiotika yang diberikan walaupun gejala penyakitnya sudah mereda. Saat ini sudah tersedia vaksin untuk mumps yaitu MMR (measles, mumps, rubella) dan MMRV (MMR plus varisela)(untuk usia 1-12 tahun). Orkitis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada salah satu atau kedua testis, yang menyebabkan terjadinya pembengkakan dan nyeri pada testis. Testis adalah sepasang organ reproduksi pria yang berbentuk seperti telur yang terletak di dalam skrotum, struktur seperti kantung yang tergantung di belakang penis) yang berperan dalam produksi hormon pria, testosteron, dan sperma. Orkitis dapat disebabkan oleh bakteri atau virus. Orkitis Bakterialis sering disebabkan oleh penderita penyakit menular seksual, seperti gonore atau klamidia, atau infeksi saluran kemih dimana bakteri penyebab infeksi menyebar ke testis. Hal ini juga dapat disebabkan ketika epididimitis (peradangan dari epididimis akibat infeksi bakteri) menyebar ke testis. Ketika hal ini terjadi, dikenal sebagai epididimo-orkitis. Orkitis virus biasanya merupakan akibat dari mumps. Penanganan diperlukan karena orkitis dapat menyebabkan infertilitas pria. Orkitis
bakterialis ditangani dengan antibiotik. Obat-obatan anti-inflamasi dan penghilang rasa sakit digunakan untuk mengendalikan gejala pada orkitis virus. Kebanyakan kasus orkitis dapat dicegah dengan vaksinasi mumps dan melakukan seks dengan pengaman.
2. Etiologi Orkitis (inflamasi pada testis) dapat disebabkan oleh bakteri atau akibat septicemia. Biasanya kedua testis terkena, dan jika terjadi bilateral kemandulan sering diakibatkannya, steril tidak terjadi bila bersifat unilateral. (Long, 1996 : 468) Penyebab orchitis bisa piogenik bakteria, gonokokokus, basil tuberkal, atau virus seperti paramiksovirus, penyebab dari virus gondongan (mumps). Sekitar 15-25% pria yang mengalami gondongan (parotitis), akan mengalami orkitis ketika masa setelah pubernya. Orkitis juga ditemmukan pada 2-3% pria yang menderita bruselosis.Virus lainnya meliputi Coxsackie virus, varicella, dan echovirus. Bakteri yang biasanya menyebabkan orkitis antara lain Neisseria gonorhoeae,
Chlamydia
trachomatis,
E.
coli,
Klebsiella
pneumoniae,
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus sp., dan Streptococcus sp. Pasien immunocompromised imunosupresif)
(memiliki
dilaporkan
respon
terkena
imun orkitis
yang
diperlemah
dengan
agen
dengan penyebab
Mycobacterium avium complex, Crytococcus neoformas, Toxoplasma gondii, Haemophilus parainfluenzae, dan Candida albicans. (Mycyk, 2004) Menurut Price, 2005 virus adalah penyebab orchitis yang paling sering. Orchitis parotiditis adalah infeksi virus yang paling sering terlihat, walaupun imunisasi untuk mencegah parotiditis pada masa anak-anak telah menurunkan insiden. 20-30% kasus parotiditis pada orang dewasa terjadi bersamaan dengan orchitis, terjadi bilateral pada sekitar 15% pria dengan orkitis parotiditis. Pada laki-laki pubertas atau dewasa, biasanya terdapat kerusakan tubulus seminiferus dengan resiko infertilitas, dan pada beberapa kasus, terdapat kerusakan sel-sel leydig yang mengakibatkan hipogonadisme difesiensi testosterone. Orchitis paroditisis jarang terjadi pada laki-laki prapubertas, namun bila ada, dapat diharapkan kesembuhan yang sempurna tanpa disfungsi testiskular sesudahnya. Virus lain yang dapat menyababkan orchitis dan memberikan gambaran klinis yang sama adalah : virus Coxsakie B, Varisela, dan mononukleosis. Orchitis bakterial piogenik disebabkan oleh bakteri (Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, Pseudmonas aeruginosa) dan infeksi parasitik (malaria,
filariasis, skistosomiasis, amebiasis) atau kadang-kadang infeksi riketsia yang ditularkan pada epididimitis. Seseorang dengan orchitis parotiditis terlihat sakit akut dengan demam tinggi, edema, peradangan hidrokel akut, dan terdapat nyeri skrotum yang menyebar ke kanalisis inguinalis. Komplikasinya termasuk infark testis, abses, dan terdapatnya pus dalam skrotum. Faktor resiko untuk orkitis yang tidak berhubungan dengan penyakit menular seksual :
imunisasi gondongan yang tidak adekuat
usia lanjut (lebih dari 45 tahun)
infeksi saluran kemih berulang
kelainan saluran kemih Faktor resiko orkitis yang berhubungan dengan penyakit menular
seksual adalah :
berganti-ganti pasangan
riwayat penyakit menular pada pasangan
riwayat gonorhoe atau penyakit menular seksual lainnya. (Gilbert, 2004)
Penyebab Pada laki-laki yang berusia kurang dari 35 tahun, epididymo-orchitis paling
sering disebabkan oleh patogen-patogen yang ditularkan secara seksual seperti Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae.
Pada laki-laki yang berusia di atas 35 tahun, epididymo orchitis paling sering disebabkan oleh organisme-organisme enterik Gram negatif yang ditularkan secara seksual, yang menyebabkan infeksi saluran kencing, seperti E. coli, Pseudomonas.
Organisme enterik gram-negatif merupakan penyebab epididymo-orchitis yang lebih umum jika ada riwayat pemakaian alat atau kateter isasi terbaru.
Obstruksi: orang dewasa yang berusia lebih dari 40 tahun biasanya memiliki gangguan saluran kandung kemih (seperti hyperplasia prostatik lunak) atau penyempitan urethral; anak-anak bisa mengalami kelainan-kelainan bawaan yang serius atau masalah-masalah yang mengganggu fungsi organ.
Laki-laki yang mengalami penyakit Behcet bisa mengalami epididymoorchitis non-infeksi.
Epididymo-orchitis juga telah dilaporkan sebagai sebuah efek berbahaya dari amiodarone. Ini tergantung dosis, dan biasanya terjadi pada dosis yang lebih besar dari 200 mg per hari.
Trauma pada scrotum bisa menjadi pemicu.
Infeksi yang jarang lainnya (sepeti brucellosis, cocci diodidomycosis, blastomycosis, cytomegalovirus dan cadidiasis) biasanya terjadi pada hosthost yang terganggu sistem kekebalannya.
3. Patofisiologi Kebanyakan adalahgondongan
penyebaborchitis pada (mumps),
dimana
laki-laki
manifestasinya
yang
sudah
biasanya
puber muncul
mendadak dalam 3 sampai 4 hari setelah pembengkakan kelenjar parotis. Virus parotitis juga dapat mengakibatkan orchitis sekitar 15 % – 20% pria menderita orchitis akut bersamaan dengan parotitis. Anak laki-laki pra pubertas dengan
orchitis parotitika dapat diharapkan untuk sembuh tanpadisertai
disfungsi testis. Pada pria dewasa atau pubertas, biasanya terjadikerusakan tubulus seminiferus dan pada beberapa kasus merusak sel-selleydig, sehingga terjadi hipogonadisme akibat defisiensi testosteron. Adaresiko infertilitas yang bermakna pada pria dewasa dengan orchitis parotitika. Tuberkukosis genitalia yang menyebar melalui darah biasanya berawal unilateral pada kutub bawah epididimi s. Dapat terbentuk nodula-nodula yang kemudian mengalami ulserasi melalui kulit. Infeksi dapatmenyebar melalui fenikulus spermatikus menuju testis. Penyebaran lebihlanjut terjadi pada epididimis dan testis kontralateral, kandung kemih, danginjal. (Price, 2005)
4. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala orkitis dapat berupa demam, semen mengandung darah, keluar nanah dari penis, pembengkakan skrotum, testis yang terkena terasa berat, membengkak, dan teraba lunak, serta nyeri ketika berkemih, buang air besar(mengedan), melakukan hubungan seksual. Selanglangan klien juga dapat membengkak pada sisi testis yang terkena (Mycyk, 2004). Sedangkan menurut Lemone (2004 : 1533) manifestasi orkitis termasuk demam tinggi, peningkatan WBCs, kemerahan skrotum secara unilateral atau bilateral, pembengkakan, dan nyeri. Peradangan
yang
terjadi
pada
testis
ini
sedikit
banyak
dapat
mempengaruhi kesuburan pada pria yang pada akhirnya dapat menimbulkan komplikasi menyebabkan pria mandul. Maka dari untuk menghindari terjadinya kemandulan pada pria penyakit ini perlu segera ditangani. Dan untuk mengetahui adanya tidaknya penyakit orkitis pada seseorang, maka hal pertama yang wajib diketahui adalah mengenali tanda dan gejala penyakit tersebut. dimana tanda dan gejala penyakit tersebut antara lain yaitu : 1. Bengkak pada salah satu atau kedua belah testis 2. Nyeri mulai dari ringan hingga berat 3. Kadang penjalaran nyeri berasa hingga perut bagian bawah, tersentuh sedikit saja dapat menimbulkan rasa nyeri yang tidak terkira 4. Adakalanya disertai dengan nyeri otot, lemas, mual, sakit kepala 5. Kulit skrotum meregang, kulit skrotum tampak eritema, serta kulit skrotum tampak edema 6. Epididimis membesar (jika menderita epdidymo-orchitis), prostat terasa lunak dan lembek (prostatitis) 7.
Mual
8. Demam, menggigil 9. Perubahan penis menjadi warna kemerahan. 10. Darah saat ejakulasi dan saat kencing 11. Perubahan pada bentuk penis Sedangkan pada epididymo-orkitis, atau radang yang terjadi testis yang terjadi bersaamaan denga radang epydidimis gejala yang muncul secara bertahap, yaitu pada awalnya rasa nyeri dan bengkak pada area lokal testis
selama 1 sampai dengan beberapa hari. Kemudian, infeksi meningkat pada seluruh testis. Mungkin terasa nyeri atau rasa terbakar sebelum dan sesudah kencing, serta adanya penile discharge.
E. Komplikasi
Menurut Price, 2005 komplikasi dari orchitis dapat berupa: 1. Testis yang mengecil (Atrofi) 2.
Abses (Nanah) pada kantong testis
3. Infertilitas (Sulit memiliki keturunan), terutama jika orkhitis terjadi pada kedua testis. Menurut Ulfiyah, 2012 komplikasi dari orchitis adalah: 1. Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat atrofi testis. 2. Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%. 3. Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral. 4. Hidrokel communican atau pyocele mungkin memerlukan drainase bedah untuk mengurangi tekanan dari tunika. 5. Abscess scrotalis 6. Infark testis 7. Rekurensi 8. Epididimitis kronis 9. Impotensi tidak umum setelah epididimitis akut, walaupun kejadian sebenarnya yang didokumentsikan tidak diketahui. Gangguan dalam kualitas sperma biasanya hanya sementara. 10. Yang lebih penting adalah azoospermia yang jauh lebih tidak umum, yang disebabkan oleh gangguan saluran epididimal yang diamati pada laki-laki penderita epididimitis yang tidak diobati dan yang diobati tidak tepat. Kejadian kondisi ini masih belum diketahui. McCance & Hueter, 2002 dalam Lemone (2004 : 1533) menyatakan bahwa kurang lebih 30% kasus orkitis terjadi atrofi testis dengan kerusakan irreversibel terhadap spermatogenesis. Disamping hal tersebut potensial komplikasi lainnya yaitu abses skrotum, infark testis, fistula kulit skrotum, dan epididimitis kronik (Gilbert, 2004). Pada laki-laki sebelum pubertas gejala tersebut umumnya terbatas pada parotitis epidemika, sedangkan penyakit orchitis mumps adalah komplikasi yang paling umum pada pria pubertas dan pascapubertas. Pembengkakan testis dan nyeri terjadi sekitar 10 hari setelah timbulnya
parotitis dalam 15-40% laki-laki pascapubertas dengan infeksi virus mumps, namun gejala ini dapat terjadi sampai 6 minggu setelah timbulnya parotitis. Orchitis mumps umumnya unilateral tetapi dapat terjadi bilateral pada 1530% pasien. Timbulnya orchitis dikaitkan dengan gejala konstitusional seperti muntah, sakit kepala, demam, dan malaise. Temuan pemeriksaan skrotum meliputi akut testis yang hangat dan bengkak, nyeri saat berhubungan seksual, dan radang skrotum, kebanyakan sesuai dengan ciri orkitis. Epididimitis juga tampak dalam 85% kasus dan biasanya mendahului timbulnya orchitis. Gejala dapat berkembang selama 72 jam tetapi cenderung berkurang dalam waktu 2 minggu. Nyeri testis dapat bertahan selama beberapa minggu pada 20% kasus.
F. Penatalaksanaan
Segera merujuk ke klinik genito-urinary untuk scr eening STD lengkap, perawatan dan kontak tracing. Jika trosi mungkin, rencanakan urologi.
Disarankan istirahat, meninggikan scrotal dan pakaian dalam yang mendukung.
Es
Agen-agen anti-inflammatory
Analgesik
Menghindari melakukan hubungan seks yang tidak terproteksi sebelum perawatan dan follow-up, termasuk penelurusan dan perawatan kontakkontak seksual, telah selesai dilakukan. Jika penyebab orchitis adalah bakteri, virus, jamur maka terapi diarahkan pada organisme spesifik yang menginfeksi. Selebihnya evaluasi skrotum, kantong es untuk mengurangi udem skrotum, antibiotic, analgetik, dan medikasi antiinflamasi diberikan. Penderita sebaiknya menjalani tirah baring, bila terjadi hidrokel maka diperlukan aspirasi. Pengobatan suportif: Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling penting adalah membedakan orchitis dengan torsio testis karenagejala klinisnya hampir mirip. Tidak ada obat yang diindikasikan untuk pengobatan orchitis karena virus. Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana penderita aktif secaraseksual, dapat diberikan antibiotik untuk menular seksual (terutama gonoredan klamidia) dengan ceftriaxone, doksisiklin, atau azitromisin. Antibiotik golongan Fluoroquinolon tidak lagi direkomendasikan oleh PusatPengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk pengobatan gonorrheakarena sudah resisten. Contoh antibiotik:1. 1. Ceftriaxone Sefalosporin generasi ketiga dengan spektrum luas, aktivitas gramnegatif; efikasi lebih rendah terhadap organisme gram positif.Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat satu atau lebih penicillin-binding proteins. Dewasa: IM 125-250 mg sekali,anak: 25-50 mg / kg / hari IV; tidak melebihi 125 mg / d2.
2. Doxycycline Menghambat sintesis protein dan pertumbuhan bakteri dengan caramengikat 30S dan kemungkinan 50S subunit ribosom bakteri.Digunakan dalam kombinasi dengan ceftriaxone untuk pengobatangonore. Dewasa cap 100 mg selama 7 hari, Anak: 2-5 mg / kg / hariPO dalam 1-2 dosis terbagi, tidak melebihi 200 mg / hari3. 3. Azitromisin Mengobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh strainrentan mikroorganisme. Diindikasikan untuk klamidia dan infeksigonorrheal pada saluran kelamin. Dewasa 1 g sekali untuk infeksiklamidia, 2 g sekali untuk infeksi klamidia dan gonokokus. Anak: 10mg / kg PO sekali, tidak melebihi 250 mg / hari4. 4. Trimetoprim-sulfametoksazol Menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis asamdihydrofolic. Umumnya digunakan pada pasien > 35 tahun denganorchitis. Dewasa 960 mg q12h untuk 14 hari. Anak 15-20 mg / kg /hari, berdasarkan TMP, PO tid / qid selama 14 hari5. 5. Ciprofloxacin Fluorokuinolon dengan aktivitas terhadap pseudomonas, streptococci,MRSA, S epidermidis, dan gram negatif sebagian besar organisme,namun tidak ada aktivitas terhadap anaerob. Menghambat sintesisDNA bakteri dan akibatnya pertumbuhan bakteri terhambat. Dewasatab 500 mg PO selama 14 hari. Anak tidak dianjurkan