BAB I PENDAHULUAN
A. LATA LATAR R BEL BELAK AKAN ANG G
Demam dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. Demam Demam berdar berdarah ah dengue dengue/de /dengu nguee hemorr hemorrhag hagic ic fever fever (DHF) (DHF) adalah adalah demam demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan. Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut dengue shock syndrome (DSS). Demam dengue dan DHF disebabkan oleh salah satu dari 4 serotipe virus yang berbeda antigen. Virus ini adalah kelompok Flavivirus dan serotipenya adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi oleh salah satu jenis serotipe ini akan memberikan kekebalan seumur hidu hidup p teta tetapi pi tida tidak k meni menimb mbul ulka kan n keke kekeba balan lan terh terhad adap ap sero seroti tipe pe yang yang lain. lain. Sehing Sehingga ga seseor seseorang ang yang yang hidup hidup di daerah daerah endemi endemiss DHF dapat dapat mengal mengalami ami infeksi sebanyak 4 kali seumur hidupnya. Dengue adalah penyakit daerah tropis dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari. Faktor resiko penting pada DHF adalah serotipe virus, dan faktor penderita seperti umur, status imunitas, dan predisposisi genetis. Infeksi oleh virus dengue menimbulkan variasi gejala mulai sindroma virus nonspesifik sampai perdarahan yang fatal. Kami Kami meng mengan angk gkat at kasu kasuss ini ini seba sebaga gaii kasu kasuss kelo kelomp mpok ok kami kami adal adalah ah dika dikaren renak akan an bany banyak ak seka sekali li anak anak-an -anak ak keci kecill yang yang mend menderi erita ta kasu kasuss DHF, DHF, buktinya dari 25 orang yang di rawat di RSMC khususnya di Pav Dahlia 19 orang yang menderita DHF, makanya kami dari kelompok 4 mengangkat kasus ini untuk di jadikan bahan seminar, supaya kita bias bersama-sama menekan terjadinya penyakit DHF ini.
1
B. TUJU TUJUAN AN PEN PENUL ULIS ISAN AN
Tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi 2 yaitu : Bab I: Secara umum Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada klien “DHF” Bab II Tujuan khusus Mahasiswa diharapkan mampu : a. Mengkaji aji
status
kesehata atan
dan
keperawatan pada
klien ien
“DHF”
menganalisa data b. Merumu Merumuska skan n diagno diagnosa sa keperaw keperawata atan n c. Memb Membua uatt renc rencan anaa kepe kepera rawat watan an..
C. RUAN RUANG G LING LINGKU KUP P
Ruang Ruang lingku lingkup p dari dari penuli penulisan san makala makalah h ini terdiri terdiri dari dari penger pengertia tian n dari dari DHF, DHF, etiolo etiologi, gi, epidem epidemiol iologi ogi,, patofi patofisio siolog logi, i, manife manifesta stasi si klinis klinis,, kompli komplikas kasi, i, penatalaksanaan, pencegahan dan asuhan keperawatan
D. METO METODE DE PENU PENULI LISA SAN N
Metode penulisan yang digunakan dalam membuat makalah ini yaitu menggunakan metode deskriptif dengan cara mengumpulkan data, menganalisa dan menarik kesimpulan dari data yang telah di dapat untuk kemudian di susun menjadi sebuah makalah.
E. SISTE SISTEMA MATIK TIKA A PENU PENULI LISAN SAN
Sistematika dalam penulisan makalah ini terdii dari 4 BAB antara lain: BAB I PENDAHULUAN A. Lata Latarr Bela Belaka kang ng,, B. Tuju Tujuan an Pen Penul ulis isan an,, C. Ruang Ruang Ling Lingkup kup Penuli Penulisan san,, D. Meto Metode de Penu Penuli lisa san, n, E. Sist Sistem emati atika ka Penuli Penulisa san. n.
2
B. TUJU TUJUAN AN PEN PENUL ULIS ISAN AN
Tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi 2 yaitu : Bab I: Secara umum Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada klien “DHF” Bab II Tujuan khusus Mahasiswa diharapkan mampu : a. Mengkaji aji
status
kesehata atan
dan
keperawatan pada
klien ien
“DHF”
menganalisa data b. Merumu Merumuska skan n diagno diagnosa sa keperaw keperawata atan n c. Memb Membua uatt renc rencan anaa kepe kepera rawat watan an..
C. RUAN RUANG G LING LINGKU KUP P
Ruang Ruang lingku lingkup p dari dari penuli penulisan san makala makalah h ini terdiri terdiri dari dari penger pengertia tian n dari dari DHF, DHF, etiolo etiologi, gi, epidem epidemiol iologi ogi,, patofi patofisio siolog logi, i, manife manifesta stasi si klinis klinis,, kompli komplikas kasi, i, penatalaksanaan, pencegahan dan asuhan keperawatan
D. METO METODE DE PENU PENULI LISA SAN N
Metode penulisan yang digunakan dalam membuat makalah ini yaitu menggunakan metode deskriptif dengan cara mengumpulkan data, menganalisa dan menarik kesimpulan dari data yang telah di dapat untuk kemudian di susun menjadi sebuah makalah.
E. SISTE SISTEMA MATIK TIKA A PENU PENULI LISAN SAN
Sistematika dalam penulisan makalah ini terdii dari 4 BAB antara lain: BAB I PENDAHULUAN A. Lata Latarr Bela Belaka kang ng,, B. Tuju Tujuan an Pen Penul ulis isan an,, C. Ruang Ruang Ling Lingkup kup Penuli Penulisan san,, D. Meto Metode de Penu Penuli lisa san, n, E. Sist Sistem emati atika ka Penuli Penulisa san. n.
2
BAB II LANDASAN TEORITIS A. KONS KONSEP EP DAS DASAR AR 1. Anat Anatom omii Fisi Fisiol olog ogii 2. Peng engertian 3. Etiologi 4. Pato atofisi fisio olog logi 5. Mani Manife fest stas asii klin klinik ik 6. Komplikasi asi 7. Pena Penata talak laksa sana naan an Medi Mediss 8. Tumb Tumbuh uh Kemb Kemban ang g Anak Anak 9. hios hiospi pita tali lisa sasi si B. ASUH ASUHAN AN KEPE KEPERA RAWA WATA TAN N 1. Peng engkajian 2. Diag Diagno nose se Kepe Kepera rawa wata tan n 3. Renc Rencan anaa Keper Keperaw awat atan an
BAB III TINJAUAN KASUS A. Peng Pengka kaji jian an B. Diag Diagno nosa sa Keper Keperawa awata tan n C. Renc Rencan anaa Keper Keperaw awata atan n D. Interv Intervens ensii Kepe Keperaw rawata atan n E. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP A. Kesi Kesimp mpul ulan an,, B. Saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
3
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. KO KONS NSEP EP DAS DASAR AR 1. ANAT ANATOM OMII DAN DAN FIS FISIO IOLO LOGI GI
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi termasuk sum-su sum-sum m tulang tulang dan nodus nodus limfa.
Darah Darah merupa merupakan kan organ berbent berbentuk uk cairan cairan
homo homoge gen n yang yang tampak tampak sepe sepert rtii siru sirup p yang yang berw berwarn arnaa gela gelap. p.
Warn Wa rnaa darah darah
ditentukan ditentukan oleh hemoglob hemoglobin in yang terkandung terkandung dalam sel darah merah. Volume Volume darah manusia adalah 7-10% / berat badan normal atau sekitar 5 liter. Komposisi darah tersusun atas 2 bagian, yaitu: a. Parti Partike kell ters tersus uspe pens nsi/ i/ko komp mpon onen en sel-s sel-sel el dara darah h mera merah, h, sel sel dara darah h puti putih, h, trombosit, platelet → 45% b. Partikel Partikel pensuspen pensuspensi: si: plasma plasma darah → 55% adalah I. Hematokrit: prosentase volume volume total darah yang ditempati oleh eritrosit. Fungsi Darah:
1) Transp Transport ortasi asi interna internal, l, pada metabol metabolism isme: e: -
Respirasi:O2 dan CO2 dibawa oleh molekul Hb dalam eritrosis dan
plasing -
Nutris Nutrisi: i: Nutris Nutrisii diserap diserap dari dari usus, usus, diba dibawa wa plasm plasmaa ke hati hati dan jari jaringa ngan n
tubuh lainnya. -
Ekskre Ekskresi: si: Sisa Sisa metab metaboli olisme sme diba dibawa wa plasm plasmaa ke hati hati dan dan jaring jaringan an tubuh tubuh
lain. -
Keseim Keseimban bangan gan air, air, elekt elektrol rolit it dan asam asam basa basa melalu melaluii pertuka pertukaran ran zat-za zat-zatt
dalam jaringan. -
Peng Pengat atur uran an metab metabol olis isme me:: Horm Hormon on dan enzi enzim m yang yang berpe berpera ran n dalam dalam
metabolisme dibawa oleh plasma. 2) Pertahanan/ Pertahanan/perlawan perlawanan an terhadap terhadap infeks infeksii : sel sel darah darah putih. putih. 3) Perlin Perlindun dungan gan terha terhadap dap penda pendarah rahan. an. 4) Memp Mempert ertah ahan anka kan n suhu suhu tubu tubuh h norm normal: al: darah darah memb membaw awaa pana panass dan dan bered beredar ar samp sampai ai peri perifer fer tubu tubuh h yang yang memu memung ngki kink nkan an pert pertuk ukar aran an pada pada tubu tubuh h dan dan lingkungan.
4
Plasma Darah
-
Cair Cairan an berw berwar arn na ben benin ing g puc pucat at 55% 55% dari dari vol volu ume tota totall dara darah h (2, (2,5 5 s/d s/d 3
liter pada orang dewasa). -
Komposisinya:
90%
: a ir
0,9% : ion anorganik
8%
: protein
1,1% : substansi organik
-
Membentuk 20% cairan ekstrase tubuh yang mengandung zat-zat
sama dengan cairan intertisial. -
Cairan ben bening dar dari dar darah dan dan plas plasm ma bek beku dis disebut ser serum, isi isi seru serum m
sama dengan isi plasma kecuali faktor pembekuan. -
Protein ya yang ad ada da dalam pl plasma ad adalah:
Albumia
: Berf erfungsi
memperta rtahank ankan
tekanan osmotik
dara arah dan
mengatur keseimbangan air dalam tubuh. Filobulin
: Berf erfungsi dalam pert ertahanan tubuh melawan infeksi dan transportasi lipid, stroid dan hormon.
Fib Fibrin rinogen ogen : Bloo lood doth dothin ing g -
Ion anorganik disebut elektrolit: sodium (Na+), port portas asiu ium m (K +),
kalsium (Ca++), clorida (Cl-), Hydrocarbonat (HCO3). -
Zat organik : glukosa, urea, asam urat.
Hematopoesis
Trauma terjadi di sumsum tulang 1) Sumsum Sumsum tulang tulang : 4-5% 4-5% dari dari berat berat badan badan normal. normal. Mera Merah h
: Pen Penghas ghasil il terb terban anya yak, k, hampi ampirr semu semuaa selsel-se sell darah arah
Kuning
: Terdiri dari lem lemak jika diperlukan dapat beru erubah menjadi jaringan hemopotetik.
2) Kele Kelenj njar ar limf limfee dan dan jari jaring ngan an limf limfoi oid d dala dalam m usus usus halu haluss dan dan kele kelenj njar ar timu timuss menghasilkan limfosit. Kelenjar limfe terdapat juga di leher, ketiak lengan bagian atas dalam, thorak abdomen, lipatan paha dan poplitea. 3) Hati Hati dan limf limfee meru merusa sak k sel darah darah yang yang sudah sudah tua. tua.
Hati Hati juga mens mensin inte tesa sa
protein plasma dan berapa faktor pembekuan. 5
Sel Darah Merah
-
Merupakan sel yang gampang yang bagian tengahnya cekung/lempeng
bikonkaf : efisiensi pengangkutan O2 dan peningkatan permukaan bagi digusi O2, diameter 8 mikron, tebal 2-1 mikron. -
Jumlah : 5 juta/mm3
-
Usia : 120 hari
-
Ciri khas : bentuknya mudah berubah/kelenturan/fleksibilitas tidak
berhenti, organel/ribosom. -
Enzim yang ada pada sel darah merah: enzim glikdirik dan enzim
karbonat anhidrase. -
Hemoglobulin: merupakan pigmen protein berwarna merah yang
terdapat dalam sel darah merah. Berfungsi: a.
Pengangkutan oksigen dari paru-paru ke jaringan.
b.
Sistesa Hb pada saat eritropoesis.
c.
Membentuk struktur molekul (hameoglobulin).
-
Setiap molekul Hb dapat mengikat 4 unit O2 tiap gram Hb dapat
mengikat 1,3 ml O2 atau 50 ml O2 tiap 100 ml darah. -
Pengaturan eritropoesis: distimulasi oleh penurunan pengiriman
oksigen ke ginjal yang merangsang ginjal mengeluarkan hormon eritropoetin ke dalam darah. Eritropoetin merangsang eritropoesis dengan merangsang proliperans dan pematangan sel darah merah. -
Zat yang diperlukan untuk proses eritropoesis:
Vitamin B12
: Sintesa DNA
Asam folat
: Pembentukan DNA
Zat besi
: Pembentukan haemoglobin.
Leukosit
-
Unit-unit yang dapat bergerak dalam sistem pertahanan tubuh.
-
Setiap sel darah putih dikelilingi oleh 700-1000 sel darah merah.
6
-
Bertugas: menahan invasi oleh patogen mikroorganisme penyebab
penyakit, mengidentifikasi dan menghancurkan sel-sel kanker, membersihkan campak/ debris yang berasal dari sel mati atau cedera. -
Jumlah SDP : 5.000-10.000/mm 3
-
Jenis: a.
Granulosit
Neutrofil: Fungsi menentukan bakteri dan melakukan pembersihan debris. Basofil: Fungsi membentuk dan menyimpan histamin dan heparin Eusinofil: Reaksi alergi dan investasi parasir. b.
Agranulosit
* Monosit: fagositosit aktif * Limfosit : L-B L-T
: menghasilkan antibodi : menghancurkan sel sasaran
Usia 100-300 hari meningkat pada saat inpeksi kronis.
Trombosit
-
Merupakan sel darah terkecil, tidak berwarna dan tidak berinti, berasal
dari frogmen megakariotid jumlah (50.000-350.000/mm 3). Usia 20 hari. -
Fungsi: Hemosiosis (penggumpalan darah) melalui adnesi ke area
pembuluh darah yang rusak.
2. PENGERTIAN
-
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut dengan
ciri-ciri demam manifestasi pendarahan dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian. (Kutipan Selekta Kedokteran, Jilid 2) -
DHF adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh serotif virus
dengue ditandai dengan 4 gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan, hepatologi dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian.
3. ETIOLOGI
7
Virus dengue serotipe 1,2,3 dan 4 yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegypti, nyamuk Aedes Aibupictus, Aedes Polynegiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotipe dalam menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe lain.
4. PATOFISIOLOGI
Sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi. a. Aktipitos sistem komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilaksin yang menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan terjadi perembesan plasma dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler. b. Agregasi trombosit menurut, apabila kelahiran ini berlanjut akan menyebabkan kehilangan fungsi trombosit sebagai akibat mobilitas sel trombosit mudah dari sumsum tulang. c. Kerusakan sel endotel pembuluh darah akan merangsang/mengaktivasi faktor pembekuan. Ketiga faktor di atas menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler kerusakan hemostosis, yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopenia dan koagulopati.
Derajat Penyakit DHF (WHO dan Depkes, 2004) yaitu:
a.
Derajat I
Demam disertai dengan gejala klinis tidak khas.
Satu-satunya gejala
pendarahan adalah uji torniquet (+). b.
Derajat II
Gejala yang timbul pada DBD derajat I, ditambah pendarahan spontan, biasanya dalam bentuk pendarahan kulit dan atau bentuk pendarahan lainnya. c.
Derajat III
Kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut nadi yang cepat dan lemah menyempitnya tekanan nadi (20 mmHg atau kurang) atau ditandai dengan kulit dingin dan lembab pasien menjadi gelisah. d.
Derajat IV
Syok berat dengan tidak terabanya denyut nadi maupun tekanan darahnya.
8
Infeksi Virus Dengue
Hepatomegali
- Demam - Anoreksia - Muntah Manifestasi pendarahan
Trombositopenia Komplek Ag Ab klomplemen
Permeabilitas vaskuler naik
I
Dehidrasi
Demam dengue
Kebocoran plasma: - Hemokonsentrasi - Hipoprotenemia - Efusi pleura - Asites
Derajat
II
Hipovolemia
DIC
Syok III
Pendarahan saluran cerna
Anoreksia
Asidosis
IV
Menggigil
9
5. MANIFESTASI KLINIK
Gejala utama demam berdarah, yaitu: a. Demam Penyakit didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus-menerus, berlangsung 2-7 hari, naik turun tidak mempan dengan obat antipieretik. -
Saddle back kurve : demam naik mendadak 1-3 hari : turun naik + 3
hari -
Demam I : resah dada + muka : cepat hilang
-
Malaise, nyeri epigastrium, nyeri kepala, bola mata, sendi
-
Demam II : rash dada + esktramitas (papula) : hilang.
b. Manifestasi pendarahan Penyebab pendarahan pada DBD ialah vaskulopati, trombositpenia dan gangguan fungsi trombosit serta koagulasi intravaskuler yang menyeluruh. Jenis pendarahan terbanyak adalah pendarahan kulit seperti uji touniquet positif, peteki, purpura, ekimosis dan pendarahan kongjungtiva. merupakan tanda pendarahan yang sering ditemukan.
Peteki
Tanda ini dapat
ditemukan pada hari pertama demam dan hari ke 3,4,5 demam. Pendarahan lain yaitu epitaksis, pendarahan gusi, melena dan hemotemesis dan dapat pendarahan sub konjungtiva atau hematuria. c. Hepatomegali Ditemukan pada permukaan penyakit bervariasi dari hanya sekedar dapat teraba sampai 2-4 cm di bawah lingkungan iga kanan. Derajat pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit. Namun nyeri tekan pada daerah tepi hati berhubungan dengan adanya pendarahan, pada sebagian kecil kasus dapat dijumpai ikterus. d. Gangguan sirkulasi : Shock Awal: kulit lembab + ekstremitas dingin Hypovolemia: -
Nadi kecil + lemah : sehingga tidak teraba
-
TD turun (S+D)
-
Keringat dingin
-
Ekstremitas dingin
-
Tampak pucat : shock : demam turun hari 3-7
10
-
Gelisah
6. KOMPLIKASI
a. Pendarahan luas Infeksi virus dengue menyebabkan terbentuknya antigen, antibody yang dapat mengangtivasi sistem komplemen, juga menyebabkan agregasi trombosit dan mengaktivasi sistem koagulasi melalui kerusakan sel endotel pembuluh darah. Kedua faktor tersebut menyebabkan pendarahan pada DBD.
Pendarahan
masih pada DBD diakibatkan oleh trombositopenia, penurunan faktor pembekuan kelainan fungsi trombosit dan kerusakan hidung endotel kapiler. b. Shock Infeksi sekunder oleh virus dengue akan menyebabkan respon antibodi amnestic yang akan terjadi dalam waktu beberapa hari, mengakibatkan proliferasi dan transformasi imfosit dengan menghasilkan titer tinggi antibody lagi ganti dengue.
Di samping itu, replikasi virus dengue terjadi juga di
dalam limfosit yang bertransformasi dengan akibat terdapatnya virus dalam jumlah banyak. Kemudian terbentuknya virus komplek antigen-antibodi yang selanjutnya mengativitas sistem kamplemer. Pelepasan C3a dan Csa akibat aktivitas C3 dan Cs menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya plasma dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler. c. Efusi Pleura Disebabkan oleh infeksi virus dengue yang bisa memecahkan membran kapiler dan memungkinkan pengaliran protein plasma dan cairan yang kemudian masuk ke dalam rongga pleura secara cepat dan akumulasi cairan ini disebut efusi pleura. d. Penurunan kesadaran Saat terjadi infeksi virus dengue kemudian mengalami replikasi maka terbentuk komplek virus antibody yang menyebabkan efek salah satunya permeabilitas kapiler meningkat, sehingga terjadi penurunan transportasi O 2 ke otak, sehingga terjadi penurunan kesadaran. e. Disseminated Intravaskuler Coagulantick (DIC)
11
Pendarahan yang terjadi pada pasien DBD terjadi karena tranbostopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi. Pendarahan hebat dapat terjadi trauma pada fraktus gastrointestinal. Perembesan plasma akan menyebabkan pembekuan intravaskuler yang mengaktifkan mekanisme gibrinditik, akibatnya enzim proteotik yaitu plasmin aktif.
Sebagai substrat untuk plasmin fibrin dipecah menjadi beberapa
polipeptida fibrin split product atau fibrin digredatic product (FDP). Pada keadaan fibrinolisis patologis terjadi pemecahan fibrinogen dan faktor beku lainnya, terutama faktor V, VII dan fibrin, FDP merupakan antikoagulasi yang menghambat reaksi trombin-fibrinogen. Gangguan pembekuan dapat terjadi karena antikoagulasi yang beredar di darah yang menyebabkan disseminated intravaskuler.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lakukan pemeriksaan hemoglobin, hemotokrit, hitung trombosit, uji seidolgi HI, Dengue Blot. Trombositopenia ringan sampai nyata bersamaan dengan hemo konsentrasi adalah gejala yang spesifik. Leukosit normal pada 1-3 hari pertama, menurun saat akan terjadi syok dan meningkatkan saat syok teratasi. Trombositopenia (<100.000/Ui) dan hemokonsentrasi (nilai hemotokrit lebih dari 20% dari normal). Indikator fase syok - Hari sakit ke 4-5 - Suhu turun - Nadi cepat tanpa demam - Tekanan nadi turun/hipotensi - Leukopenia < 5000 / mm3
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
Prinsip-prinsip penanganan DHF a. DHF tidak syok -
Penggunaan cairan peroral
Indikasi parential 12
-
Obat-obatan :
Antipiretik, Antikonvulsan
-
Observasi terhadap tanda-tanda shock
b. DHF dan Syok -
Atasi segera hipovolemik
-
Lanjutkan penggunaan cairan dari pembuluh darah 12-24 jam / 48 jam
-
Beri darah segera, bila terjadi pendarahan hebat.
9. TUMBUH KEMBANG ANAK
Tumbuh kembang merupakan hal utama, hakiki, dan khas pada anak. Jenis tumbuh kembang anak:
-
Tumbuh kembang fisik
-
Tumbuh kembang intelektual
-
Tumbuh kembang sosial emosional Kebutuhan
dasar
anak
untuk
tumbuh
kembang
digolongkan menjadi: -
Kebutuhan fisik-bianedis (asuh)
-
Kebutuhan emosi/kasih sayang (asih)
-
Kebutuhan atas stimulasi mental (asah) Penilaian tumbuh kembang meliputi:
-
Evaluasi pertumbuhan fisik
-
Evaluasi umur tulang
-
Evaluasi pertumbuhan gigi
-
Evaluasi neurogis dan perkembangan sosial
-
Evaluasi keremajaan Pertumbuhan fisik
Menilai pertumbuhan fisik pada anak: a. Kurva/grafik BB/ panjang/TB (Growth Chart) b. Lingkar kepala (Grafik Nelhaus) Pertumbuhan gigi
-
Klasifikasi gigi dimulai umur janin 5 bulan (seluruh gigi susu)
-
Erupsi gigi yang terlambat pada hipotiroidisme, gangguan gizi dan
gangguan pertumbuhan. 13
-
Pembentukan struktur gigi yang sehat dan sempurna memerlukan gizi
yang cukup, protein, kalsium, phosfor, vitamin.
Perkembangan Balita
Sekala Yomi Mimi (IDAI) dan fisiologi anak -
Skema praktis perkembangan mental balita
-
Yang dinilai: gerakan kasar-halus, emosi, perilaku, sosial, bicara.
a. Lahir 3 bulan -
Belajar mengangkat kepala
-
Belajar mengikuti objek dengan mata
-
Melihat ke muka seseorang dan tersenyum
-
Bereaksi terhadap suara dan bunyi
-
Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pandangan dan
kontak -
Menahan barang yang dipegang
-
Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.
b. 3-6 bulan -
Mengangkat kepala 90o dan mengangkat dada dengan bertopang pada
tangan -
Mulai belajar meraih benda
-
Menaruh benda di mulut
-
Tertawa dan menjerit gambaran bila diajak bermain
c. 6-9 bulan -
Dapat duduk tanpa bantuan
-
Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
-
Memindahkan benda
-
Mengeluarkan kata tanpa arti
-
Mulai mengenal anggota keluarga
d. 9-12 bulan -
Berdiri sendiri tanpa bantuan
-
Berjalan dengan dituntun
-
Menirukan suara 14
-
Mengerti perintah sederhana
-
Ikut dalam permainan
e. 12-18 bulan
f.
-
Menyusun 2 atau 3 kotak
-
Dapat mengatakan 5-10 kata
-
Memperlihatkan rasa cemburu
18-24 bulan -
Naik turun tangga
-
Menyusun 6 kotak
-
Belajar makan sendiri
-
Mulai mengontrol BAB dan BAK
g. 2-3 tahun -
Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan 1 kaki
-
Mampu menyusun kalimat
-
Bermain dengan anak lain
-
Menggambar lingkaran
h. 3-4 tahun
i.
-
Berjalan sendiri menuju tangga
-
Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
-
Banyak bertanya
-
Dapat melaksanakan tugas sederhana.
4-5 tahun -
Melompat dan menari
-
Pandai bicara
-
Dapat menyebutkan hari-hari dalam seminggu
-
Memprotes bila dilarang.
Masa Remaja
Ditandai dengan •
Kematangan fungsi seksual
•
Tercapainya bentuk tubuh
Skema Tanner
15
Perkembangan remaja diperlihatkan dengan tingkat maturasi
•
kelainan TMK terdiri dari: -
TMK 1 dan 2 : masa remaja awal
-
TMK 3 dan 4 : masa remaja menengah
-
TMK : masa remaja lanjut dan maturitas seksual
Klasifikasi tingkat maturasi kelainan anak perempuan TMK
Rambut pubis
Buah dada
1
Pra remaja
pra remaja
2
jarang, berpigmen sedikit, lurus,
menonjol seperti bukit,
atas media labia
aveula membesar
10. DAMPAK HOSPITALISASI BAGI ANAK Hospitalisasi
-
Usia sesuai perkembangan anak
-
Pengalaman sebelumnya terhadap sakit
-
Suport sistem yang tersedia
-
Keterampilan koping yang tersedia
Reaksi Anak Terhadap Perkembangan
a. Bayi (0-1 tahun) 1)
Bayi > 6 bulan
-
Menangis bila ditinggal orangtuanya
-
Menangis keras bila ditinggal orangtuanya
2)
Respon terhadap rasa nyeri
-
Ekspresi wajah tidak menyenangkan
-
Pergerakan tubuh
-
Menangis keras
b. Todler (1-3 tahun) Sumber stress : perpisahan (15-30 tahun) 1)
Tahap protes (protesi)
Menangis keras, menjerit, memanggil ibu, terlalu agresif, menolak perhatian orang lain. 2)
Tahap putus asa (despair)
16
Tenang, menangis, tidak aktif, nafsu makan menurun, kurang bermain, sedih, apatis, menarik diri. 3)
Tahap menolak / Daniel (Derochment)
Menerima perpisahan (samar), hubungan dangkal pada orang lain, menyesuaikan lingkungan. 4)
Tahap menerima
c. Pra Sekolah (3-6 tahun) 1)
Reaksi terhadap perpisahan
Menolak makan, sering bertanya, menangis pelan, tidak kooperatif. 2)
Kehilangan kontrol
Pembatasan aktivitas sehari-hari dan penurunan kekuatan diri RS : hukuman Bila dihukum : malu, takut bersalah, malu-takut. 3)
Takut pada perlukaan: tindakan dan prosedur
mengancam integritas tubuh. d. Usia Sekolah (6-12 tahun) 1)
Reaksi
perpisahan
cemas
berpisah
dengan
kelompok sosial 2)
Kehilangan kontrol
-
Perubahan peran dalam keluarga
-
Kelemahan fisik
-
Takut mati
-
Kehilangan kegiatan dalam kelompok
3)
Reaksi terhadap nyeri
-
Mampu mengkomunikasikan
-
Mampu mengontrol perilaku (menggigit bibir, menggenggam)
e. Masa Remaja (12-19 tahun) 1)
Reaksi perpisahan :
-
Cemas berpisah dengan teman sebaya
-
Tidak bebas
-
Tidak kooperatif
2)
Kehilangan
kontrol
:
keterbatasan
fisik
dan
ketergantungan (menolak, tindak kooperatif, menarik diri).
17
Reaksi Keluarga Terhadap Anak yang Sakit dan Dirawat di Rumah Sakit
a. Reaksi orang tua -
Cemas meningkat
*
Kurang informasi tentang prosedur dan pengobatan dampak pada masa depan
*
Marah, merasa bersalah
*
Tidak percaya
-
Ketakutan, frustasi : penyakit serius, tipe dan prosedur medis
b. Reaksi sibling/persaingan -
Marah, cemburu, benci
-
Perhatian, berlebihan, sakit.
Peran Perawat dalam Mengurangi Stress Oleh Karena Hospitalisasi
a.
Mengurangi dampak perpisahan (< 5 tahun) 1)
Rooting in : orang tua dapat menjaga anaknya
2)
Partisipasi
3)
Ruang : rumah
4)
Mempertahankan kontak dengan sekolah, kunjungan teman,
telepon, surat. b.
Mencegah rasa kehilangan kontrol 1)
Physical restriction : pembatasan fisik
2)
Gangguan dalam memenuhi kegiatan sehari-hari
c.
Meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan nyeri
d.
Memaksimalkan manfaat hospitalisasi 1) Membantu perkembangan hubungan baik orang tua – anak 2) Memberikan kesempatan untuk pendidikan 3) Meningkatkan self masternya (percaya diri) 4) Memberi kesempatan untuk sosialisasi
e.
Memberi suport pada anggota keluarga
Memberi infomasi dan melibatkan sibling
Bermain Untuk Mengurangi Stress Akibat Hospitalisasi
18
a. Tujuan bermain di RS 1) Melanjutkan tumbuh kembang 2) Mengekspresikan pikiran dan fantasi 3) Mengembangkan kreatifitas 4) Beradaptasi lebih efektif terhadap stress b. Prinsip bermain di RS 1) Tidak banyak energi singkat 2) Memperhatikan keamanan 3) Kelompok umur 4) Tidak bertentangan dengan pengobatan 5) Alat permainan dapat dicuci 6) Melibatkan orang tua
B. ASUHAN KEPERAWATAN 1.
PENGKAJIAN
a.
Riwayat penyakit, nyeri kepala, mual/muntah, diare, intake
output, keadaan lingkungan, makanm tidur, bermain lain dan sifat panas, imunisasi obat yang didapat. b.
Keadaan fisik
TTV, tanda pendarahan, status hidrasi c.
Data psikososial : pola pertahanan diri
d.
Pengetahuan keluarga
ج
adalah gejala : dapat mengkaji
ج
dan tanda pendarahan, tanda-tanda yang
lain, tingkat pengetahuan dan keinginan untuk belajar.
2.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
a.
Peningkatan suhu tubuh b.d proses penyakit
b.
Gangguan keseimbangan elektrolit b.d output yang berlebihan
c.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat
d.
Kurang
pengetahuan
keluarga
b.d
kurangnya
informasi
yang
didapatkan mengenai penyakit.
19
3.
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa 1. Peningkatan suhu tubuh
Intervensi Observasi TTV tiap 4 jam
1.
b.d proses penyakit
R/ : Mengetahui keadaan pasien 2.
Berikan minuman yang banyak serta kompres dingin. R/ : Menurunkan demam
3.
Berikan pasien untuk memakai pakaian tipis dan menyerap keringat R/ : Memberi rasa nyaman
4.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antipiretik dan antibiotik
2.
Gangguan keseimbangan
R/ : Menurunkan suhu tubuh dan membunuh bakteri. 1. Kaji TTV setiap 4 jam.
elektrolit b.d output yang berlebihan
R/ : Mengetahui keadaan umum pasien. 2.
Kaji status cairan : Keseimbangan masuk dan haluan R /: Untuk membantu perubahan dan mengevaluasi intervensi.
3.
Dorong masukan cairan dengan jumlah kecil tapi sering. R/ : Jumlah kecil biasanya ditolerir dengan baik.
4.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan parenteral sesuai indikasi. R /: Mempertahankan hidrasi 20
3.
Nutrisi kurang dari
1.
kebutuhan tubuh b.d
Observasi TTV setiap 4 jam R/ : Mengetahui keadaan umum pasien
intake yang tidak adekuat 2.
Catat status nutrisi pasien dan timbang BB tiap hari. R/ : Memberikan informasi tentang keefektifan.
3.
Beri diet yang tidak merangsang mual. R /: Menekan mual.
4.
Berikan makanan hangat dalam porsi kecil tapi sering R /: Untuk meningkatkan nafsu makan.
5.
Tindakan oral hygiene R/ : Oral hygiene mengurangi kekeringan membran mukosa mulut.
6. 4.
Kurang pengetahuan
Kolaborasi dengan ahli gizi.
R /: Menentukan diet sesuai dengan kondisi pasien. 1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
keluarga b.d kurangnya
R /: Mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang
informasi yang
penyakit DHF.
didapatkan mengenai
2.
penyakitnya.
Jelaskan penyebab penyakit serta tanda dan gejalanya. R /: Untuk mengantisipasi kemungkinan penyakit ini akan ada kembali dalam keluarga.
3.
Jelaskan tanda pendarahan R/ : Mencegah komplikasi yang lebih parah.
4.
Tanyakan kembali hal-hal yang sudah dijelaskan R /: Mengetahui apakah sudah paham tentang hal-hal yang sudah dijelaskan sebelumnya.
4.
EVALUASI
a. Pasien tidak demam lagi b. Keseimbangan cairan terpenuhi c. Nutrisi pasien terpenuhi d. Pasien mengerti dan memahami tentang penyakitnya.
21
BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN DENGUE HEMORRAGIC FEVER (DHF)
Format Pengkajian Keperawatan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga
Tanggal pengkajian/jam
: 22-01-08
Tanggal masuk RS
: 21-01-08
Jam masuk RS
: 20.30 WIB
Ruangan
: Pav. D
Nomor Register
: 24.28.52 22
Dx. Medis
: DHF
I. Data Biografi
A. Identitas Klien Nama klien
: Arthaya Dwi B.
Jenis kelamin : Perempuan
Nama panggilan
: Bintang
Agama
: Islam
Tempat/tgl lahir (umur)
: Jakarta, 30-11-04
Suku bangsa
: Indonesia
Bahasa yang digunakan
: Indonesia
Pendidikan
: SMA
B. Identitas Orangtua/Wali Ibu Nama
Ayah
: Ny. Ani
Wali
Tn. Rizani
Umur
: 29
34
Pendidikan
: SMA
SMA
Pekerjaan
: IRT
Pedagang
Agama
: Islam
Islam
Suku/bangsa : Jawa
Jawa
Alamat rumah : (yang mudah dihubungi) Jl. Tanjung Barat No. 28, Jak Sel Sumber biaya : Orang tua
II. Riwayat Kesehatan Pada Masa Lalu
A. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Antenatal 1. Kesehatan ibu waktu hamil
Hiperemesis gravidarum
:
tidak
Perdarahan pervagina :
tidak
Anemia
:
tidak
Penyakit infeksi
:
tidak
Pre eklamsi/eklamsi
:
tidak
Gangguan kesehatan :
tidak
2. Pemeriksaan kehamilan
Teratur
:
ya 23
Diperiksa oleh
:
dokter dan bidan
Tempat pemeriksaan :
Puskesmas dan RS
Hasil pemeriksaan
:
baik
Immunisasi TT
:
tidak
3. Riwayat pengobatan selama kehamilan: mengkonsumsi vitamin Masa N atal 1. Usia kehamilan saat kelahiran:
9 bulan
2. Cara persalinan
:
normal
3. Ditolong oleh
:
bidan
4. Keadaan bayi saat lahir
:
baik
5. BB, PB, Lingkar kepala waktu lahir: 2,8 kg, 48 6. Pengobatan yang didapat
:
tidak ada
1. Cacat kongenital
:
tidak ada
2. Ikterus
:
tidak ada
3. Kejang
:
tidak ada
4. Paralisis
:
tidak ada
5. Perdarahan
:
tidak ada
6. Trauma persalinan
:
tidak ada
7. Penurunan BB
:
tidak ada
8. Pemberian minum/ASI
:
baik
Neo Natal
9. Lain-lain
B. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan Apakah ada gangguan dalam proses tumbuh kembang anak (jelaskan): Tidak ada, pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan normal C. Penyakit-penyakit yang pernah diderita Tidak ada D. Pernah dirawat di RS Tidak pernah E. Obat-obat Tidak ada 24
F. Tindakan (misalnya operasi) Tidak ada G. Alergi Tidak ada riwayat alergi terhadap obat H. Kecelakaan Tidak ada I.
Immunisasi
Lengkap / BCG J. Kebiasaan sehari-hari 1. Pola pemenuhan nutrisi ASI dan atau susu buatan
Lamanya pemberian : 1,5 tahun
Waktu pemberian
: tidak ada
Jenis susu buatan
: tidak ada
Adakah kesulitan
: tidak
Makanan padat
Kapan mulai diberikan
: 1,5 tahun
Cara pemberian
: per oral secara langsung
Vitamin
Jenis vitamin
: tidak ada
Berapa lama diberikan
: tidak ada
Pola makan dan minum
Frekuensi makan
: 3 x sehari
Jenis makanan
Makanan yang disenangi
: ikan dan telur
Alergi makanan
: tidak ada
Kebiasaan makan
: terkadang makan sendiri
Waktu makan
Jumlah minum / hari : 7 gelas / hari
Frekuensi minum
: padat
: pagi, siang, sore
:
tidak tentu, biasanya setelah makan dan
bila haus 25
Kebiasaan minum; kopi minum beralkohol
: tidak ada
: tidak ada
Penggunaan alat makan/minum:
menggunakan tangan, sendok/gelas
Sikap orang tua terhadap pemenuhan nutrisi anak: baik
2. Pola tidur
Lamanya tidur siang/malam : 8 jam
Kelainan waktu tidur
: tidak ada
Mimpi
: kadang-kadang
Kebiasaan anak menjelang tidur
: gosok gigi, cuci kaki
Kebiasaan yang membuat anak nyaman saat tidur: tidak berisik
3. Pola aktifitas / latihan / OR / bermain / hobi Hobi: main dengan keluarga dan teman-teman sebayanya 4. Pola kebersihan diri a. Mandi
Frekuensi
Sabun
Bantuan
: 2 x /hari : GIV : tidak
b. Oral hygiene
Frekuensi
: 3 x /hari
Waktu
: pagi, sore, malam
Cara
: sendiri & dibantu
Menggunakan pasta gigi
: ya
c. Cuci rambut
Frekuensi
Sampo
d. Berpakaian
: 3 x /minggu : dibantu : sendiri
5. Pola Eliminasi a. BAB
26
Frekuensi
: 1 x/hari
Waktu
: pagi
Warna
: coklat kekuningan
Bau
: khas
Konsistensi
: padat
Cara
: langsung pergi ke WC di kloset
Keluhan
Penggunaan taxatif/pencahar: tidak
Kebiasaan pada waktu BAB : tidak ada
: tidak ada
b. BAK
Frekuensi
Warna
Keluhan
Kebiasaan ngompol
: tidak tentu : kuning : tidak ada : tidak ada
6. Kebiasaan lain
Menggigit jari
: tidak ada
Menggigit kuku
: tidak ada
Menghisap jari
: tidak ada
Mempermainkan genital : tidak ada
Mudah marah
: tidak ada
Lain-lain
: tidak ada
7. Pola asuh
: baik
III.Riwayat Kesehatan Keluarga
A.
Susunan keluarga (genogram 3 generasi)
27
Keterangan:
B.
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit - Penyakit yang pernah
Ayah/Ibu Tidak ada
Saudara kandung Tidak ada
Anggota kelg.lain Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
diderita - Penyakit yang sedang diderita - Analisa faktor penyakit (ginjal, jantung, DM, hipertensi, kanker, ggn mental, alergi, dan lain2) C. Coping keluarga
: baik
D. Sistem nilai
: baik
E.
Spiritual
: sholat 5 waktu
IV. Riwayat Kesehatan Lingkungan
A. Resiko bahaya kecelakaan 1. Rumah
: tidak ada
2. Lingkungan rumah
: nyaman
B. Polusi Kemungkinan bahaya akibat polusi C. Tempat bermain
: ada, di rumah dan di tempat tetangga lainnya 28
V. Riwayat Kesehatan Sekarang
A. Riwayat penyakit sekarang Tgl mulai sakit
: 19-01-08
Keluhan utama
: panas
, tidak nafsu makan, mual, muntah
Terjadinya
:
Lamanya
: panas 2 hari yang lalu sebelum masuk RS
Faktor pencetus
: nyamuk
Upaya untuk mengurangi
: langsung dibawa ke RS
Cara waktu masuk
: langsung masuk RS
Dikirim oleh
: orang tua
B. Pengkajian fisik secara fungsional Data Subjektif 1. Data klinik
Data Obyektif 1. Data klinik
-Klien mengatakan pusing
a. Suhu
-Klien menyatakan lemas
b. Nadi
: 38.5oC : 110 x/mnt
c. Pernafasan
: 22 x/mnt
-Klien mengatakan mual
d. Tek.darah
: 110/70 mmHg
-Klien mengatakan tidak nafsu makan
e. Kesadaran
: CM
-Klien mengatakan panasnya
-Klien mengatakan muntah 2. Nutrisi dan metabolisme
2. Nutrisi dan metabolisme
a. Nafsu makan/menyusul: menurun
a. Mukosa mulut: kering
b. Penurunan & peningkatan BB: penurunan
-Warna: -
c. Diet: padat
-Lesi: tidak ada
d. Kulit: tugor kulit sedang
-Kelembaban: -
e. Intake dalam sehari
-Kelainan palatum: tidak ada
-Makan: habis ½ porsi
-Bibir: pecah-pecah
-Minum: susah
-Gusi: normal
f. Mual: ada g. Dysphagia: tidak ada h. Muntah: ada
-Lidah b. Gigi -Kelengkapan gigi: lengkap -Karang gigi: ada 29
-Karies: tidak ada c. BB: 20 kg; TB 120 cm d. Obesitas: tidak e. Integritas kulit: -Turgor: sedang -Kekenyalan: tidak elastis 3. Respirasi/sirkulasi
f. Sonde: tidak 3. Respirasi/sirkulasi
a. Pernafasan: normal
a. Suara pernafasan: vesituler
-Sesak nafas: tidak
b. Batuk: tidak
-Sputum: tidak
c. Batuk darah: tidak
-Batuk: tidak
d. Sputum: tidak
b. Sirkulasi: baik
e. Ikterus: tidak
-Sakit dada: tidak
f. Slanosis: tidak
-Udema: tidak
g. Edema: tidak
4. Eliminasi
h. Palpilasi: tidak 4. Eliminasi
a. Abdomen
a. Abdomen: baik
-Kembung: tidak
-Lemas: tidak
-Mules: tidak
-Tegang/kaku: tidak
-Sakit/nyeri: tidak
-Kembung: tidak
b. BAB -Bau: khas
-Bising usus: ada b. BAB
-Warna: coklat kekuningan
-Bau: khas
-Lendir: tidak
-Warna: kuning
-Diare: tidak
-Lendir: tidak
-Konstipasi: tidak
-Konsistensi: padat
-Frekuensi: 3 x/hari
-Melena: tidak
c. BAK -Jumlah: 300 cc
-Frekuensi: 7 x/hari c. BAK
-Frekuensi: tidak tentu
-Kepekatan: jernih
-Sakit: tidak ada
-Warna: kuning
-Nocturia: tidak ada
-Bau: khas
-Dysuria: tidak ada
-Kateter: tidak 30
-Hematuria: tidak ada -Inkontinensia: tidak ada
-Lain-lain: tidak ada d. Rectum/Anus -Iritasi: tidak ada -Atresia ani: tidak ada -Prolaps: tidak
5. Aktivitas/latihan
5. Aktivitas/latihan
a. Tingkat kekuatan/ketahan: normal
a. Keseimbangan berjalan: baik
b. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
b. Kekuatan menggengam: baik
sehari-hari: bantuan minimum c. Adakah kekakuan pergerakan sendi: tidak
-Tangan kiri: baik -Tangan kanan: baik
d. Rasa nyeri pada sendi: tidak ada
c. Bentuk kaki: normal
6. Kognitif/persepsi
d. Otot kaki: kuat 5. Aktivitas/latihan
a. Pendengaran: baik
a. Reaksi terhadap ranngsangan:
b. Penglihatan: baik
baik
c. Penciuman: baik
b. Orientasi: baik
d. Perabaan: baik
c. Pupil: normal
e. Pengecapan: baik
d. Conjungtiva/warna: tdk anemia
7. Konsep diri
e. Pendengaran: baik 7. Konsep diri
Apakah penyakit tersebut mempengaruhi a. Kontak mata: baik klien?
Ya, tidak dapat beraktifitas seperti b. Postur tubuh: baik
biasanya 8. Peran/hubungan keluarga:
c. Perilaku: baik 8. Peran/hubungan keluarga:
a. Siapa anggota keluarga yang tinggal
a. Tingkah laku: baik
serumah? Saudara kandung
b. Interaksi dengan keluarga: baik
b. Support dari keluarga/teman: baik c. Perhatian keluarga terhadap perawatan klien: sangat baik d. Dampak sakit terhadap keluarga: tidak berkumpul dengan anggota keluarga 9. Tidur/istirahat
9. Tidur/istirahat
a. Jika tidur apakah merasa benar nyenyak:
a. Tanda-tanda kurang tidur:
b. Masalah atau gangguan waktu tidur:
klien lemas 31
10. Seksualitas/reproduksi
10. Seksualitas/reproduksi
a. Wanita
a. Wanita
-Menstruasi
-Benjolan pada buah dada: tidak
-Pemeriksaan buah dada
ada
b. Pria
b. Pria
-Tidak dapat ereksi: tidak ada
-Kelainan skrotum: tidak ada
-Sakit pada waktu BAK: tidak ada
-Hyposphadia: tidak ada -Firnosis: tidak ada
C. Keadaan psikososial
Suasana hati/mood: labil
Interaksi dalam keluarga: baik
Sosialisasi: baik
D. Pemeriksaan tingkat perkembangan 1. Motorik kasar: tidak dapat dikaji 2. Motorik halus: tidak dapat dikaji 3. Bicara: lancar 4. Kemandirian: aktifitas dibantu oleh orangtua
E. Pemeriksaan penunjang Tgl. 22-01-08 Widal - Salmonela typhi: O
1/80
- Salmonela typhi: H
1/80
- Salmonela typhi: OA, OB, OC
1/80
- Salmonela typhi: HA, HB, HC
1/80
Tgl. 23-01-08 - Hb
: 12,9 g/dl
* Feses
- Ht
: 39%
* Makro
32
- Leukosit: 29000/ul
-Warna
: coklat
- Trombosit: 86000/ul
-Konsistensi: lunak -Darah: tidak ada
* Urin
-Lendir: tidak ada -Warna: kuning
* Mikro
-Kejernihan: keruh
-Leukosit: 1-3
-pH: 6.5
-Eritrosit: 0-1
-BJ: 10.10
VI. Penatalaksanaan
IVFD RL: 18 tpm Inj.Lepotaxime: 2 x 1 gr Vometa: 3 x 1 cts PCT: 4 x 250 gr Ispinol: 3 x 1 cts Zamel: 1 x 1 cts
VII. Resume
Klien tiba di ruang anak (Pav. D) dengan diagnosa DHF, klien berumur 3 tahun. BB 20 kg, keluhan panas. Sebelum masuk RS, mual (4), nafsu makan menurun Terapi IVFD RL: 18 rpm Inj.Lepotaxime: 2 x 1 gr Vometa: 3 x 1 cts PCT: 4 x 250 gr Ispinol: 3 x 1 cts Zamel: 1 x 1 cts
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Identitas Klien Nama Usia
: An. A : 3 tahun, 1 bulan, 21 hari
33
Jenis kelamin
: laki-laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: tidak ada
No. Register
: 24.28.52
Diagnosa medis
: DHF
Tanggal masuk RS
: 21-01-08
Tanggal pengkajian
: 22-01-08
Data Fokus Data Subjektif -Klien menyatakan lemas
Data Obyektif -Klien lemas
-Klien mengatakan pusing
-Klien pucat
-Klien mengatakan mual
-Kesadaran: CM
-Klien mengatakan nafsu makan berkurang
-Mukosa bibir kering
-Klien mengatakan panas sejak 2 hari
-Turgor kulit: sedang
sebelum masuk RS -Ibu klien mengatakan panas anaknya
-TTV: Nadi: 110 x/mnt
-Ibu klien menanyakan tentang penyakit yang diderita anaknya -Ibu klien menanyakan kapan anaknya bisa Pulang
RR: 22x/mnt; Suhu: 38.5 oC -Hasil lab: Hb: 12,9g/dl; Leukosit: 29000/ul Ht: 39%;
Trombo: 86000/ul
-Urin: warna: kuning, pH: 6,5 kejernihan: keruh; BJ: 10.10 -Feses: Makro: warna: coklat; darah: konsistensi: lunak; lendir:Mikro: leukosit:1-3; Eritrosit: 0-1 -Lidah tampak kotor -BB turun 1 kg (sblm sakit 20 kg) -Keluarga klien/orangtua: gelisah -Ibu klien tampak cemas - Belen cairan Input: oral (minum)
: 750 cc
Infus RL/ 24jam: 1296 cc Makanan
: 100 cc -----------34
2146 cc
Output :
Urin
: 1500 cc
IWL (30 cc - usia) x BB (30 – 3 ) x 19 = 513 cc Muntah
: 500 cc
Feses
: 100 cc ---------2613 cc
Belen cairan = input – output = 2146 – 2613 = 467 cc Berarti output cairan sebanyak 467 cc
35
ANALISA DATA
Nama Klien / Umur
:
An. A / 3 tahun
Kamar / Ruangan
:
Pav. D
Tanggal 22-01-08
DS
Data -Klien mengatakan panas sejak 2
Masalah Peningkatan
Etiologi Peningkatan
hari yang lalu, sebelum masuk RS
suhu tubuh
metabolisme
-Klien mengatakan pusing
penyakit,
-Klien mengatakan lemas
proses
-Ibu klien mengatakan panas
infeksi
anaknya
DO -Klien lemas -Klien pucat -Kesadaran: CM -TTV: Nadi: 110 x/mnt RR: 22x/mnt; Suhu: 38.5 oC -Hasil lab: Hb: 12,9g/dl; Leukosit: 29000/ul 22-01-08
DS
Ht: 39%; Trombo: 86000/ul -Klien mengatakan lemas
Volume cairan
Output
-Klien mengatakan pusing
kurang dari
berlebihan
kebutuhan DO -Klien lemas
tubuh
-Klien pucat -Mukosa bibir kering -Turgor kulit sedang -TTV: Nadi: 110 x/mnt RR: 22x/mnt; Suhu: 38.5 oC -Hasil lab: Hb: 12,9g/dl; Leukosit: 29000/ul Ht: 39%;
Trombo: 86000/ul
-Urin: warna: kuning, pH: 6,5 kejernihan: keruh; BJ: 10.10 36
-Feses: warna: coklat; darah: konsistensi: lunak; lendir:-Balance cairan Input: oral (minum)
: 750 cc
Infus RL/ 24jam: 1296 cc Makanan
: 100 cc -----------2146 cc
Output :
Urin
: 1500 cc
IWL (30 cc - usia) x BB (30 – 3 ) x 19 = 513 cc Muntah
: 500 cc
Feses
: 100 cc ---------2613 cc
Belen cairan = input – output = 2146 – 2613 = 467 cc Berarti output cairan sebanyak 467 cc 23-01-08
DS
- Klien terpasang infuse RL 18 tpm -Klien mengatakan mual
Perubahan pola
Intake yang
-Klien mengatakan nafsu makannya
nutrisi kurang
tidak
menurun
dari kebutuhan
adekuat
-Ibu klien mengatakan anaknya
tubuh
muntah
DO -BB turun 1 kg (sblm sakit 20 kg) -Klien tampak lemas -Klien tampak pucat -Klien makan habis ½ porsi 37
23-01-08
DS
-Ibu klien menanyakan tentang
Perubahan
Kurang
penyakit yang diderita anaknya
proses keluarga
pengetahuan
-Ibu klien menanyakan kapan
cemas
(penyakit),
anaknya bisa pulang
gangguan proses
DO -Ibu klien tampak cemas
kedekatan
-Ibu klien tampak gelisah -Ibu klien tampak ingin anaknya cepat pulang
38
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien / Umur
:
An. A / 3 tahun
Kamar / Ruangan
:
Pav. D
No
1
Diagnosa Keperawatan
Peningkatan suhu tubuh b/d peningkatan
Tgl
Tgl
Ditemukan 22-01-08
Teratasi 24-01-08
22-01-08
24-01-08
Paraf
metabolisme penyakit, proses penyakit ditandai dengan: DS -Klien mengatakan panas sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk RS -Klien mengatakan pusing -Klien mengatakan lemas -Ibu klien mengatakan panas anaknya DO -Klien tampak lemas
-Klien tampak pucat -Kesadaran: CM -TTV: Nadi: 110 x/mnt RR: 22x/mnt; Suhu: 38.5 oC -Hasil lab: Hb: 12,9g/dl; Leukosit: 29000/ul 2
Ht: 39%; Trombo: 86000/ul Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b/d output berlebih ditandai dengan: DS -Klien mengatakan lemas -Klien mengatakan pusing - klien mengatakan mual - keluarganya mengatakan anaknya muntah 3x dalam satu hari DO -Klien tampak lemas -Klien tampak pucat -Mukosa bibir kering -Turgor kulit sedang
39
-TTV: Nadi: 100 x/mnt RR: 24x/mnt; Suhu: 37 oC -Hasil lab: -Urin: warna: kuning, pH: 6,5 kejernihan: keruh; BJ: 10.10 -Feses: warna: coklat; darah: konsistensi: lunak; lendir:-Balance cairan Input: oral (minum)
: 750 cc
Infus RL/ 24jam: 1296 cc Makanan
: 100 cc -----------2146 cc
Output :
Urin
: 1500 cc
IWL (30 cc - usia) x BB (30 – 3 ) x 19 = 513 cc Muntah
: 500 cc
Feses
: 100 cc ---------2613 cc
Belen cairan = input – output = 2146 – 2613 = 467 cc Berarti output cairan sebanyak 467 3
cc Perubahan pola nutrisi kurang dari
23-01-08
25-01-08
kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat ditandai dengan: DS -Klien mengatakan mual -Klien mengatakan nafsu makan menurun -Ibu klien mengatakan anaknya 40
muntah DO -BB turun 1 kg (sblm sakit 20 kg) -Klien tampak lemas -Klien tampak pucat 4
-Porsi makan habis ½ Perubahan proses keluarga: cemas b/d
23-01-08
25-01-08
kurangnya pengetahuan (penyakit klien), gangguan proses kedekatan tandai dengan: DS -Ibu klien menanyakan tentang penyakit yang diderita anaknya -Ibu klien menanyakan kapan anaknya bisa pulang DO -Ibu klien tampak cemas -Ibu klien tampak gelisah -Ibu klien tampak ingin anaknya cepat pulang
41
B. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien / Umur
:
An. A / 3 tahun
Kamar / Ruangan
:
Pav. D
No. DX 1
Tujuan dan Kriteria Hasil Setelah dilakukan
Rencana Tindakan
1 Observasi Ttv Setiap 4 Jam Sekali
tindakan keperawatan
R/: mengetahui keadaan umum klien
selama 2x24 jam
Anjurkan klien memakai baju tipis dan
diharapkan suhu tubuh
2 Dapat Menyerap Keringat
dalam keadaan normal
R/: menurunkan suhu tubuh dan
dengan kriteria hasil:
memberi rasa nyaman
-Klien tampak segar
Berikan minuman yang banyak serta
-Suhu tubuh 36-37 oC
Paraf
3 Kompres Dengan Air Hangat R/: menurunkan suhu tubuh klien Kolaborasi dengan dokter untuk 4 Pemberian Antibiotik R/: menurunkan suhu tubuh dan membunuh bakteri Kolaborasi dengan petugas lab dalam 5 Pemeriksaan Hb, Ht, Leukosit, trombosit setiap 8 jam R/: mengetahui terjadinya infeksi
2
Setelah dilakukan
sekunder 1 Kaji TTV setiap 4 jam sekali
tindakan keperawatan
R/: untuk mengetahui keadaan umum
selama 2x24 jam
klien
diharapkan
2 Kaji status cairan: keseimbangan
keseimbangan cairan
masukan dan keluaran
tubuh terpenuhi dengan
R/: untuk membantu perubahan dan
kriteria hasil:
mengevaluasi intervensi
-Klien tampak segar
3 Dorong masukan cairan dengan jumlah
dan sehat
kecil, tapi sering
-Klien tidak lemas lagi
R/: jumlah kecil biasanya diminum 42
-Menunjukkan tugor kulit normal -Mukosa bibir lembab 3
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
dengan baik 4 Berikan cairan intravena sesuai indikasi R/: mempertahankan hidrasi 1 Observasi TTV setiap 4 jam R/: mengetahui keadaan umum klien 2 Catat status nutrisi klien dan timbang
diharapkan kebutuhan
BB tiap hari
nutrisi terpenuhi
R/: memberikan informasi tentang
dengan kriteria hasil:
keefektifan
-Klien tidak muntah
3 Berikan diet yang tidak merangsang
lagi
muntah
-Mual tidak ada lagi
R/: menekan, mual dna muntah
-Nafsu makan
4 Berikan klien makanan hangat dalam
meningkat dengan
porsi kecil tapi sering dengan
porsi makan sesuai
penyajian yang menarik
dengan program diet
R/: untuk meningkatkan/merangsang
-BB diet
nafsu makan 5 Berikan lingkungan yang nyaman pada klien R/: Lingkungan yang bersih dan nyaman dapat meningkatkan nafsu makan 6 Libatkan keluarga klien R/: membantu proses penyembuhan 7 Tingkatkan oral hygiene R/: orang hygiene mengurangi kekeringan membran mukosa mulut 8 Kolaborasi dengan ahli gizi R/: menentukan diet sesuai dengan kondisi klien 9 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik R/: mengurangi mual 43
4
Setelah dilakukan
1 Prioritaskan informasi pada keluarga
tindakan keperawatan
klien (orang tua)
selama 3x24 jam
R/: membantu orang tua memahami
diharapkan
aspek penting dari perawatan,
pengetahuan keluarga
penyimpangan dari kondisi anaknya
klien meningkat
2 Dorong orang tua untuk mengajukan
dengan kriteria hasil:
pertanyaan mengenai situasi anaknya
-Menunjukkan
R/: untuk mengetahui kondisi anaknya
pemahaman dan keterlibatan dalam perawatan
3 Mendorong ibu dan ayah untuk menyentuh dan merawat anaknya bila sesuai dengan kondisi fisik anak R/: meningkatkan ikatan batin antara anak dan orang tuanya 4 Beri dorongan pada klien untuk mengekspresikan perasaannya R/: untuk mengurangi kecemasan klien dan membuat klien merasa lebih nyaman danlebih tenang
44
C. IMPLEMENTASI
Nama Klien / Umur
:
An. A / 3 tahun
Kamar / Ruangan
:
Pav. D
No.
Tanggal
DX 1
22-01-08
Tindakan Keperawatan dan Hasilnya
1
Paraf
Mengkaji TTV Hasil: Nadi: 180 x/mnt; Suhu: 37oC; RR: 24x/mnt;
2
Memberkan minuman yang banyak dan memberi kompres dengan air hangat Hasil: kompres terpasang, klien minum air putih yang hangat
3
Melakukan pemeriksaan darah lengkap Hasil Hb: 12,7g/dl; Leukosit: 45000/ul
1.
23-01-08
1
Ht: 39%; Mengkaji TTV
Trombosit: 77000/ul
Hasil: Nadi: 120 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt; 2
Melakukan pemeriksaan darah lengkap Hasil Hb: 12,8 g/dl; Leukosit: 56000/ul Ht: 36%;
3
Trombosit: 89000/ul
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antipiretik dan antibiotik Hasil: PCT: 4 x 250 gr
2.
23-01-08
1
Lepotaxime: 2 x 1 gr Mengkaji TTV Hasil: Nadi: 120 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt;
2
Mengkaji status cairan: keseimbangan input dan output. Hasil : Input: 2.000 cc
3
Output: 2.500 cc
Menganjurkan pasien untuk banyak minum. Hasil : klien mau banyak minum.
3.
23-01-08
4
Memberikan cairan lewat IV
1
Hasil : klien terpasang IVFD RL 18 tpm Mengkaji TTV
45
Hasil: Nadi: 120 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt; 2
Menimbang BB pasien Hasil : BB pasien 20 kg
3
Menyajikan makanan dalam keadaan hangat disajikan dalam porsi kecil tapi sering. Hasil : selain makanan dari RS pasien juga makan roti atau makanan kecil.
4.
23-01-08
4
Memberikan makanan yang tidak merangsang mual
1
Hasil : klien mau makan, porsi makanan habis ½ porsi. Mendorong keluarga (orang tua) untuk berkunjung ke RS. Hasil: Keluarga (orang tua) berkunjung setiap hari.
2
Mendorong
keluarga
(orang
tua)
membawakan
pakaian anaknya. Hasil : Orang tua membawakan pakaian anaknya 3
Memberikan
dorongan
pada
klien
untuk
mengekspresikan perasaannya. Hasil : Orang tuanya bertanya, kapan anaknya bisa 1.
24-01-08
1
pulang. Mengkaji TTV Hasil: Nadi: 110 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt;
2
Menganjurkan klien memakai baju tipis dan dapat menyerap keringat. Hasil : Klien mengenakan baju yang tipis.
3
Melakukan pemeriksaan darah lengkap Hasil : Hb : 15% Ht :45%
4
leukosit : 9.000/ul trombosit : 170.000/ul
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antipiretik dan antibiotik
2.
24-01-08
1
Hasil : Pct : 4x250 gr cepotaxime: 2x1gr Mengkaji TTV Hasil: Nadi: 110 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt;
2
Mengkaji status cairan keseimbangan input dan output Hasil : Input : 2500 cc
Output: 2500 cc
46
3
Menganjurkan pasien untuk banyak minum Hasil : Pasien banyak minum
3.
24-01-08
4
Memberi cairan intravena
1
Hasil : Klien terpasang IVFD RL 18 tpm Mengkaji TTV Hasil: Nadi: 110 x/mnt; Suhu: 36oC; RR: 24x/mnt;
2
Menimbang BB pasien Hasil : BB 20 kg
3
Menyajikan makanan dalam keadaan hangat disajikan dalam porsi kecil, tapi sering. Hasil : Selain makanan dari RS pasien juga makan roti atau makanan kecil.
4
Memberikan makanan yang tidak merangsang mual Hasil : Klien mau makan, porsi makanan habis ½ porsi.
4.
24-01-08
5
Meningkatkan oral hygiene
1
Hasil: Klien menggosok gigi 2x/hari Memberi dorongan pada orang tua untuk mengekspresikan perasaannya. Hasil: Ibu
tampak
cemas dan
selalu bertanya
bagaimana keadaan anaknya dan kapan bisa pulang 2
Memberi dorongan pada keluarga (orang tua) untuk berkunjung ke RS. Hasil : Orangtuanya berkunjung setiap hari
3
Memberikan suasana yang tenang dan nyaman Hasil : Orang tua klien merasa nyaman.
D. EVALUASI
Nama Klien / Umur
:
An. A / 3 tahun
47
Kamar / Ruangan
:
Pav. D
Tanggal
No.
Evaluasi SOAP
22-01-08
DX 1 S: - Klien mengatakan badannya masih lemas
Paraf
- Klien mengatakan masih pusing O: - TTV : Nadi: 110 x/mnt; Suhu: 36 oC; RR: 24x/mnt; A: - Masalah peningkatan suhu teratasi sebagian 2
P: - Tindakan keperawatan dilanjutkan S: - Klien mengatakan masih lemas - Klien mengatakan masih pusing O: - Turgor kulit sedang - Klien tidak pucat - Mukosa bibir kering - Belen cairan : Input: oral (minum)
: 750 cc
Infus RL/ 24jam: 1296 cc Makanan
: 100 cc -----------2146 cc
Output :
Urin
: 1500 cc
IWL (30 cc - usia) x BB (30 – 3 ) x 19 = 513 cc Muntah
: 500 cc
Feses
: 100 cc ---------2613 cc
Belen cairan = input – output = 2146 – 2613 = - 467 cc Berarti output cairan sebanyak 467 cc 48
- TTV : Nadi: 100 x/mnt; Suhu: 37oC; RR: 24x/mnt; A: - Masalah volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi 3
P: - Tindakan keperawatan dilanjutkan S: - Klien mengatakan masih mual - Klien mengatakan nafsu makannya menurun O: - Klien sangat lemas - Tidak ada peningkatan BB - Makanan habis ½ porsi A: - Masalah gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi P: - Tindakan keperawatan dilanjutkan
23-01-08
1
S: - Klien mengatakan tidak lemas - Klien mengatakan tidak pusing O: - TTV : Nadi: 120 x/mnt; Suhu: 36 oC; RR: 24x/mnt; A: - Masalah peningkatan suhu tubuh teratasi sepenuhnya
2
P: - Tindakan keperawatan dihentikan S: - Klien mengatakan tidak lemas - Klien mengatakan tidak pusing O: - Turgor kulit sedang - Klien tidak pucat - Mukosa bibir lembab - Belen cairan Input: oral (minum)
: 800 cc
Infus RL/ 24jam: 1296 cc Makanan
: 200 cc -----------2296 cc
Output :
Urin
: 1400 cc
49
IWL (30 cc - usia) x BB (30 – 3 ) x 19 = 513 cc Muntah
: 150 cc
Feses
: 100 cc ---------2363 cc
Belen cairan = input – output = 2296 – 2363= -67 cc Berarti output cairan sebanyak 67 cc - TTV : Nadi: 120 x/mnt; Suhu: 36 oC; RR: 24x/mnt; A: - Masalah volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian 3
P: - Tindakan keperawatan dilanjutkan S: - Klien mengatakan nafsu makan meningkat - Klien mengatakan sedikit mual O: - Klien tidak lemas - Makan habis ¾ porsi A: - Masalah gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian
24-01-08
2
P: - Tindakan keperawatan dilanjutkan S: - Klien mengatakan tidak lemas - Klien mengatakan tidak pusing O: - Turgor kulit sedang - Klien tidak pucat - Mukosa bibir lembab - Belen cairan : Input : 2500 cc; Output: 2500 cc - TTV : Nadi: 120 x/mnt; Suhu: 36 oC; RR: 24x/mnt;
A: - Masalah volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sepenuhnya 50
3
P: - Tindakan keperawatan dihentikan S: - Klien mengatakan nafsu makan meningkat - Klien mengatakan tidak mual lagi O: - Klien tidak lemas - Makan habis 1 porsi A: - Masalah gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sepenuhnya
4
P: - Tindakan keperawatan dihentikan S: - Ibu klien mengerti mengenai penyakit anaknya O: - Ekspresi ibu tidak murung lagi - Ibu tampak tidak cemas lagi - Ibu klien tampak tidak gelisah lagi A: - Masalah keperawatan teratasi sepenuhnya P: - Tindakan keperawatan dihentikan
BAB IV PEMBAHASAN
Dalam bab ini kami ingin membahasa antara asuhan keperawatan antara teoritis dengan asuhan keperawatan pada An. A dengan diagnosa medis DHF, pembahasan ini mencakup
51
A. PENGKAJIAN
Dalam pengkajian ini kami mengkaji berdasarkan landasan teoritis dengan diagnosa medis DHF dan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kasus yaitu bibit penyakit yang namanya virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aegyti yang terdapat baik di rumah dan lingkungan sekitarnya. Pada tinjauan teoritis didapattanda dan gejala demam 2 – 7 hari, yaitu nyeri otot dan sendi, mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, konstifasi, epittaksis, gusi berdarah dan BAB berdarah. Pada kasus kami menemukan tanda dan gejala dari data objektif: klien menyatakan lemas, klien mengatakan pusing klien mengatakan mual, klien mengatakan nafsu makan berkurang, klien mengatakan panas sejak 2 hari sebelum masuk RS, ibu klien mengatakan panas anaknya
, dan data objektifnya: klien lemas, klien pucat,
kesadaran: CM, mukosa bibir kering, turgor kulit: sedang, TTV: Nadi: 110 x/mnt, RR: 22x/mnt; Suhu: 38.5oC, Hasil lab: Hb: 12,9g/dl, Leukosit: 29000/ul, Ht: 39%; Trombo: 86000/ul, Urin: warna: kuning, pH: 6,5,
kejernihan: keruh; BJ: 10.10,
Feses: warna: coklat; tidak ada darah, konsistensi: lunak; tidak ada lendir, leukosit:13; Eritrosit: 0-1, lidah tampak kotor, BB turun 1 kg (sblm sakit 20 kg): Belen cairan => input – output => 2146 – 2613 = 467 cc. Berarti output cairan sebanyak 467 cc. Secara umum semua tanda dan gejala yang terdapat dalam teori hamper sama dengan kasus, kami tidak menemukan epitaksis kerana pada klien kami hanya menderita DBD pada derajat 1.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Secara teoritis pada pasien dengan DBD terdapat 6 diagnosa yaitu: 1. Gangguan keseimbangan cairan tubuh: kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan permeabilitas pembuluh darah. 2. Ganggaun rasa nyaman: hipertermi b.d proses penyakit. 3. Ganggaun pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang kurang, anoreksia, mual dan muntah. 4. Resikao terjadinya syok hipovolemik b.d pendarahan yang berlebih 5. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik. 6. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, pengobatan dan pencegahan b.d kurangnya informasi.
52
Pada kasus kami menemukan diagnosa utama yaitu: 1. Peningkatan suhu tubuh b.d peningkatan metabolisme penyakit, proses penyakit 2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d output berlebih 3. Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat 4. Perubahan proses keluarga: cemas b.d kurangnya pengetahuan (penyakit klien), gangguan proses kedekatan
Dari diagnose teori dan kasus terdapat beberapa perbedaaan diagnose, yaitu dimana kami tidak menemukan diagnosa: -
Resikao terjadinya syok hipovolemik b.d pendarahan yang berlebih Karena keadaan umum pasien masih bagus, tanda-tanda vital dalam batas normal dan derajat DBD masih dalam grade 1, serta pada pasien tidak ditemukan pendarahan.
-
Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik Karena selama masa perawatan klien kelihatan masih bisa pergi ke kamar kecil didampingi oleh anggota keluarganya untuk BAK dan BAB.
Sebelum melakukan Implementasi terlebih dahulu kami membuat perencanaan, tindakan keperawatan, yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah klien. Dalam menyusun perencanaan ini kami menyesuaikan dengan landasan teori yang kami temukan pada reletansi. Adapun untuk setiap diagnosa garis besarnya kami susun sebagai berikut: 1. DX 1: -
Observasi Ttv Setiap 4 Jam Sekali
-
Dapat Menyerap Keringat
-
Kompres Dengan Air Hangat
-
Pemberian Antibiotik
-
Pemeriksaan Hb, Ht, Leukosit setiap 8 jam sekali
2. DX 2: -
Kaji TTV setiap 4 jam sekali
-
Kaji status cairan: keseimbangan masukan dan keluaran
53
-
Dorong masukan cairan dengan jumlah kecil, tapi sering
-
Berikan cairan intravena sesuai indikasi
3. DX 3: -
Observasi TTV setiap 4 jam
-
Catat status nutrisi klien dan timbang BB tiap hari
-
Berikan diet yang tidak merangsang muntah
-
Berikan klien makanan hangat dalam porsi kecil tapi sering dengan penyajian yang menarik
-
Berikan lingkungan yang nyaman pada klien
-
Libatkan keluarga klien
-
Tingkatkan oral hygiene
-
Kolaborasi dengan ahli gizi
-
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik
4. DX 4: -
Prioritaskan informasi pada keluarga klien (orang tua)
-
Dorong orang tua untuk mengajukan pertanyaan mengenai situasi anaknya
-
Mendorong ibu dan ayah untuk menyentuh dan merawat anaknya bila sesuai dengan kondisi fisik anak
-
Beri dorongan pada klien untuk mengekspresikan perasaannya
C. IMPLEMENTASI
Implementasi yang kami lakukan sesuai dengan perencanaan yang kami susun dan didasari dengan serta kemampuan klien. Secara garis besar semua tindakan yang kami rencanakan dapat kami implementasiikan walaupun belum secara maksimal karena keterbatasan waktu dan pengalaman kami.
D. EVALUASI
Secara teoritis dilakukan dengan criteria SOAP (Subjektif, Obyektif, Analisa, Plening). Dalam mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah kami laksanakan, kami menggunakan criteria tersebut, dengan hasil sebagai berikut:
54
1. DX 1: S: - Klien mengatakan badannya masih lemas - Klien mengatakan masih pusing O: - TTV : Nadi: 110 x/mnt; Suhu: 36 oC; RR: 24x/mnt; A: Masalah peningkatan suhu teratasi sebagian P: Tindakan keperawatan dilanjutkan
2. DX 2: S: - Klien mengatakan masih lemas - Klien mengatakan masih pusing O: - Turgor kulit sedang - Klien tidak pucat - Mukosa bibir kering - Belen cairan : Input: oral (minum)
: 750 cc
Infus RL/ 24jam: 1296 cc Makanan
: 100 cc -----------2146 cc
Output :
Urin
: 1500 cc
IWL (30 cc - usia) x BB (30 – 3 ) x 19 = 513 cc Muntah
: 500 cc
Feses
: 100 cc ---------2613 cc
55
Belen cairan = input – output = 2146 – 2613 = - 467 cc Berarti output cairan sebanyak 467 cc - TTV : Nadi: 100 x/mnt; Suhu: 37oC; RR: 24x/mnt; A: Masalah volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi P: Tindakan keperawatan dilanjutkan
3. DX 3: S: - Klien mengatakan masih mual - Klien mengatakan nafsu makannya menurun O: - Klien sangat lemas - Tidak ada peningkatan BB - Makanan habis ½ porsi A: Masalah gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi P: Tindakan keperawatan dilanjutkan
4. DX 4: S: Ibu klien mengerti mengenai penyakit anaknya O: - Ekspresi ibu tidak murung lagi - Ibu tampak tidak cemas lagi - Ibu klien tampak tidak gelisah lagi A: Masalah keperawatan teratasi sepenuhnya P: Tindakan keperawatan dihentikan
56
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada An. A dengan diagnos medis DHF, kami telah mampu melaksanakan: 1. Pengkajian pada klien dengan pemeriksaan fisik serta data penunjang medis 57
2. Menentukan diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah klien. 3. Mampu menyusun rencana keperawatan dengan melibatkan klien dan keluarga 4. Mampu mengimplementasikan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah di susun. 5. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah kami laksanakan 6. Mampu membandingkan antara landasan teori dengan kasus yang kami temukan.
B. SARAN
Setalah kami melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnose medis DHF, kiranya kami perlu member saran: 1. Kepala perawat ruangan, diharapkan agar lebih teliti dalam melakukan pengkajian. Terutama pemeriksaan fisik dan memberikan pemeriksaan penunjang demi keakuratan diagnose yang akan ditegakan. 2. Kepada pihak rumah sakit, diharapkan menyediakan alat pemeriksaan, baik fisik ataupun penunjang yang lengkap, demi kepuasan klen dan keluarga. 3. Kepada klen dan keluarga, diharapkan agar dapat mengikuti anjuran yag diberikan dokter maupun oleh perawat, seperti istirahat, yang cukup, lingkungan rumah yang bersih, tidak ada baju yang tergantung dan makanan yang bergizi.
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily L. 2002. Buku Saku Keperawata Pediatri. Jakarta. EGC.
Bruner & Suddar. 2002. Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC
Crparito, Lynda Luall. 1997. Diagnosa Keperawatan : Buku Saku, Edisi 6. Jakarta : EGC.
58