STATUS LENGKAP
Identitas
Nama
: Ny. Hapijah
Umur
: 90 th
Status perkawinan
: kawin
Pekerjaan
: tidak bekerja
No. RM
: 0-23-93-56
Anamnesis
Dilakukan secara Autoanamnesis pada tanggal 15 September 2009 di ruangan Melati RSOB jam 06.00 Keluhan utama
: Muntah-muntah berwarna hitam sejak kemarin (14 September 2009)
Keluhan tambahan
:-
Riwayat Penyakit sekarang
Pasien Pasien datang dengan keluhan muntah muntah berwarna hitam. hitam. Muntah sebanyak sebanyak dua kali. Pasien pertama kali mengira muntah hitam tersebut adalah muntahan makanan cincau yang sebelumnya dimiinum oleh pasien. Oleh karena itu, pasien tidak membawa diri segera ke rumah sakit. Pasien juga mengaku BAB cair berwarna hitam sebanyak dua kali, mencret hitam yang pertama terjadi kemarin jam 11 siang. Pada jam 21.00 hari ini, mencret hitam kembali di alami pasien, pasien langsung membawa diri ke RSOB. Selain itu pasien juga merasakan nyeri pada ulu hati, nyeri kepala dan mual. Pasien mengaku belum belum pernah pernah merasa merasakan kan hal yang yang sepert sepertii ini sebelu sebelumny mnya. a. Pasien Pasien sangat sangat senang senang meminu meminum m minuma minuman n bersod bersoda. a. Dalam Dalam seming seminggu gu pasien pasien dapat dapat meminu meminum m tiga tiga kaleng kaleng minuma minuman n bersod bersoda. a. Selain Selain itu, pasien juga sangat suka meminum jamu penghilang penghilang sakit sakit nyeri sendi. Karena pasien sering mengeluh nyeri pada kedua sendi lututnya. Jamu tersebut sudah diminumnya sejak usia 14 tahun.
1
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat diabetes mellitus dan hipertensi disangkal pasien dan pasien tidak pernah mengalami hal yang yang sepert sepertii ini sebelu sebelumny mnya. a. Pasien Pasien pernah pernah mengal mengalami ami nyeri nyeri dada. dada. Tetapi Tetapi pasien pasien tidak tidak mengingat kapan terakhir kali mengalaminya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Dikeluarga tidak ada yang mengalami penyakitseperti pasien alami, riwayat hipertensi dan diabetes dalam keluarga juga disangkal oleh pasien. Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah
Nadi
: 90/70 mmHg : 80x/menit
Suhu
: 36,5 o C (suhu aksila)
Pernapasan
: 20x/menit
keadaan umum
: sakit sedang, compos mentis
Kepala
: Normocephali, deformitas (-), rambut hitam-putih, tipis, distribusi merata tidak mudah dicabut, tidak kering.
Mata
: Oedema palpebra -/-, pupil bulat isokor, lensa jernih +/-, Arcus senilis +/+ RCL +/+, RCTL +/+, konjungtiva konjungtiva pucat +/+, sklera ikterik ikterik -/-
Telinga
: Normotia ki-ka, deformitas -/-, NT tragus -/-, Nyeri tarik aurikula -/-, nyeri ketuk mastoid -/-, liang telinga lapang, tidak hiperemis, MT tidak dapat dinilai
Hidung
: Sekret -/-, Septum deviasi -/-, NT SPN -
Mulut
: bibir kering, lidah pu putih, kotor, tepi hi hiperemis (-), tidak tr tremor, or oral higien buruk.
Tenggoro orokan
: To Tonsil T1 T1-T1, -T1, tidak hi hiper peremis, fa faring ti tidak hi hiperemi emis
Leher
: KGB tidak teraba membesar
2
Thoraks - Paru DEPAN
BELAKANG
Inspeksi
Simetris statis & dinamis
Simetris statis & dinamis
Palpasi
Vocal fremitus tidak mengeras
Vocal fremitus tidak mengeras
Perkusi
Sonor
Sonor
Auskultasi
Suara vesikuler,
Suara vesikuler,
Rh -/-, Wh -/-
Rh -/-, Wh -/-
- Jantung Inspeksi
: Ictus cordis terlihat di ICS V 1 cm medial midklavikular kiri
Palpasi
: IC teraba
Perkusi
: tidak dilakukan
Auskultasi
: S1 N, S2 N, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen Inspeksi
: datar
Palpasi
: supel, NT epigastrium (+), Hepar dan Lien tidak teraba membesar, turgor kurang
Perkusi
: timpani
Auskultasi
: BU (+)
Ekstremitas Atas: akral hangat, petechie (-), oedem -/Bawah: akral hangat, petechie (-), oedem -/-
Pemeriksaan Laboratorium (15 September 2009)
3
Leukosit
: 8,5 .103
Hb
: 9,1 g/dl
HT
: 26,2%
Trombosit
: 265 .103
Ureum
: 200,3 mg/dl
Kreatinin
: 1,29 mg/dl
Natrium
: 135 meq/L
Kalium
: 5,2 meq/L
Chlor
: 108 meq/L
GDS
: 148 mg/dl
Assesment : - Hematemesis dan melena ec suspek Gastritis Erosif - Suspek Chronic Renal Failure - Anemia
Perencanaan dan Penatalaksanaan
- Ringer Laktat drip cepat 250cc dilanjutkan dengan RL/8 jam - Kalnex 500 mg IV 2x1 - Vitamin K 2x1 IV - Terpacef 2x1 gr - OMZ 2x1 vial - NGT terbuka, spooling es/6 jam - Transfusi 1 labu
Follow up 16 September 2009, 07.00
S : Nyeri perut di ulu hati, batuk (+)
4
O:
Tekanan darah
Nadi
: 120/80 mmHg : 80x/menit
Suhu
: 36,5 o C (suhu aksil
Pernapasan
: 20x/menit
keadaan umum
: sakit sedang, gizi buruk, compos mentis
Mata
: Konjungtiva pucat +/+ , Sklera ikterik -/-
Oral
: NGT sudah tidak hitam lagi, cairan NGT keluar 100cc
Leher
: KGB TTM
Thorax Paru
: Gerak napas simetris, rh -/-, wh -/-
Jantung
: BJ 1, BJ 2 N regular, Murmur (+) ESM gr III, Gallop (-)
Abdomen
: supel, datar, NT epigastrium (+), hepar dan limpa tidak teraba
Ekstremitas
: Akral hangat, oedem -/- , -/-
Ekskresi urin
: 100 cc warna kuning pekat
Laboratorium
06.40
Leukosit
: 7,3 .103
Leukosit
: 9,6 .103
Hb
: 9,8 g/dl
Hb
: 9,6 g/dl
HT
: 27,2 L%
HT
: 27,8 L%
Trombosit
: 165 .103
Trombosit
: 200 .103
18.45
Assesment :
- Hematemesis dan melena ec suspek Gastritis Erosif - Suspek Chronic Renal Failure
5
- Suspek Aorta Stenosis - Anemia - ISPA
Perencanaan dan Penatalaksanaan :
- IVFD Ringer Laktat : Aminofluid /12 jam - Kalnex 500 mg IV 2x1 - Vitamin K 2x1 IV - Terpacef 2x1 gr - OMZ 2x1 vial - NGT terbuka, spooling es/6 jam , setelah spooling dimasukkan inpepsa - Farsix 1x ½ - Farsorbid 2 x 1 - Bisoprolol 1 x ½
Anjuran: - Endoskopi - Echokardiografi - Pemeriksaan GFR
Follow up 17 September 2009, 07.00
S : Batuk (+), Belum BAB sudah 2 hari,
6
O:
Tekanan darah
Nadi
: 100/60 mmHg : 80x/menit
Suhu
: 36,7 o C (suhu aksila)
Pernapasan
: 24x/menit
keadaan umum
: sakit sedang, compos mentis
Mata
: Konjungtiva pucat +/+ , Sklera ikterik -/-
Oral
: NGT sudah tidak hitam lagi, cairan NGT keluar 100cc
Leher
: KGB TTM
Thorax Paru
: Gerak napas simetris, rh -/-, wh -/-
Jantung
: BJ 1, BJ 2 N regular, Murmur (+) ESM grade I, Gallop (-)
Abdomen
: supel, datar, NT epigastrium (+), hepar dan limpa tidak teraba
Ekstremitas
: Akral hangat, oedem -/- , -/-
Laboratorium
7
06.40 Leukosit
: 7,0 .103
Hb
: 10,9 g/dl
HT
: 31,8 L%
Trombosit
: 209.103
Assesment :
- Hematemesis dan melena ec suspek Gastritis Erosif - Suspek Chronic Renal Failure - Suspek Aorta Stenosis - Anemia - ISPA
Perencanaan dan Penatalaksanaan :
- IVFD Ringer Laktat : Aminofluid /12 jam - Kalnex 500 mg IV 2x1 - Terpacef 2x1 gr - OMZ 2x1 vial - Inpepsa 1 x 2cc - Farsix 1x ½ - Farsorbid 2 x 1 - Bisoprolol 1 x ½
8
RESUME
Ny. Hapijah usia 90 tahun datang ke RSOB pada tanggal 15 Agustus 2009 dengan keluhan muntah berwarna hitam sebanyak 2 kali sejak tanggal 14 september 2009. Pasien juga mengaku BAB cair berwarna hitam hitam sebanyak dua kali, mencret hitam yang pertama pertama terjadi pada tanggal 14 september jam 11 siang, pukul 21.00 mencret hitam di alami pasien kedua kalinya, sehingga pasie pasien n membaw membawaa diri diri ke RSOB. RSOB. Selain Selain itu pasien pasien juga merasa merasakan kan nyeri nyeri pada pada ulu hati, nyeri kepala dan mual. Pasien mengaku belum pernah merasakan hal yang seperti ini sebelumnya. Pasien meminum meminum meminum tiga kaleng minuman bersoda bersoda dalam seminggu. seminggu. Pasien Pasien juga sangat suka meminum meminum jamu penghilang sakit nyeri sendi sejak usia 14 tahun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien dalam keadaan hipotensi, sakit sedang, compos ment mentis is,, lens lensaa mata mata sebe sebela lah h kiri kiri tamp tampak ak keru keruh h deng dengan an arcus arcus seni senili liss di kedua kedua bola bola mata mata.. Konjungtiva tampak pucat di kedua mata tetapi tidak ikterik. Bibir tampak kering, lidah putih dan kotor dengan tepi yang tidak hiperemis. Jantung dan paru terlihat normal. Terdapat nyeri tekan pada epigastrium, hepar dan limpa tidak teraba. Dari pemeriksaan darah lengkap didapatkan pasien dalam keadaan anemia. Pada pemeriksaan fungsi ginjal didapat bahwa kadar ureum dan kreatinin meningkat. Dilakukan juga pemeriksaan GDS, dan di dapatkan pasien dalam keadaan toleransi gula terganggu. Jadi dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang didapatkan bahwa pasien sedang mengalami hematemesis dan melena yang di sebabkan karena gastritis erosive yang diduga karena karena mengkon mengkonsum sumsi si jamu-j jamu-jamu amu yang yang mengand mengandung ung OAINS. OAINS. Selain Selain itu karena karena terdapa terdapatt peningkatan ureum dan kreatinin serta anemia, maka pasien diduga memiliki keadaan gagal ginjal kronik.
9
ANALISIS KASUS
Pasien didiagnosis Hematemesis Melena ec Gastritis Erosif karena didapatkan pada pasien: a. Anamnesis - Muntah dan BAB berwarna hitam sejak 1 hari SMRS Muntah Muntah dan BAB yang yang berwar berwarna na hitam hitam diseba disebabkan bkan karena adanya adanya darah darah yang yang telah telah teroksidas teroksidasii dengan asam lambung. lambung. Dan perdarahan tersebut pastinya berasal dari saluran saluran cerna bagian atas yaitu berasal dari esophagus dan lambung. - Nyeri pada ulu hati, nyeri kepala dan mual Gejala di atas merupakan gejala yang khas pada ganstritis. Nyeri pada ulu hati disebabkan karena di lokasi tersebut tempat adanya lambung. Jika terdapat peradangan pada lambung, maka akan akan nyeri nyeri pada daerah daerah ulu hati. Mual dan nyeri kepala kepala merupak merupakan an kumpul kumpulan an gejala gejala dari dari sindroma dyspepsia. - Pasien suka meminum jamu anti nyeri sendi dan minuman bersoda Jamu anti nyeri sendi biasanya dicampur dengan oabt anti inflamasi non steroid yang sangat toksik terhadap mukosa lambung. Hal ini merupakan pemicu timbulnya ulkus pada mukosa lambung yang kemungkinan besar dapat menyebabkan gastritis erosif hemoragika. Minuman bersoda juga dapat menjadi pemicu timbulnya gastritis. - Jamu tersebut sudah diminumnya sejak usia 14 tahun. Artinya sudah ada peradangan kronis pada lambung pasien yang ditandai dengan lamanya konsumsi jamu-jamu yang mengandung OAINS.
b. Pemeriksaan Fisik - Konjungtiva Pucat Menandakan pasien dalam keadaan anemia 10
- Bibir kering, lidah putih, kotor, tepi hiperemis (-), tidak tremor, oral higien buruk. Menandakan pasien dalam keadaan dehidrasi, dan pasien dari 1 hari sebelum ke rumah sakit tidak mau makan karena merasa tidak enakj pada perutnya. - Nyeri Tekan Epigastrium Merupakan gejala yang khas pada gastritis.
- Murmur sistolik tipe ejeksi pada daerah Aorta grade III Kemungkinan pasien memiliki kelainan jantung berupa Aorta Stenosis. Dan dapat dipastikan dengan pemeriksaan ekokardiografi. - Ekskresi urin 100 cc/24 jam dengan warna kuning pekat Menandakan terdapat penurunan laju pengeluaran urin. Memungkinkan terdapatnya kelainan ginjal berupa gagal ginjal kronik.
c. Pemeriksaan Laboratorium - Anemia Anemi Anemiaa bisa bisa berasa berasall dari dari perdar perdarahan ahan lambung lambungnya nya ataupun ataupun karena karena penyaki penyakitt lain lain yang yang menyertai seperti gagal ginjal - Ureum dan kreatinin yang meningkat Menandakan ada penurunan fungsi dari ginjal. Bisa merupakan manifestasi dari ARF atau pun CRF. Jika disertai dengan anemia, biasanya merupakan Chronic Renal Failure. - GDS 148 mg/dl Pasien dalam keadaan toleransi gula terganggu, berpotensi untuk menjadi diabetes mellitus.
d. Penatalaksanaan - Ringer Laktat drip cepat 250cc dilanjutkan dengan RL/8 jam Diberikan RL drip cepat untuk mencegah terjadinya syok hipovolemik dan memperbaiki keadaan dehidrasi pada pasien ini. - IVFD Ringer Laktat : Aminofluid /12 jam Diberikan cairan rumatan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. - Transfusi 1 labu Dilakukan dengan tujuan untuk mengkoreksi keadaan anemia pada pasien. - Vitamin K 2x1 IV
11
Vitamin K dapat membantu mempercepat pembekuan darah, sehingga dapat meminimalisai perdarahan pada saluran pencernaan pasien. - Kalnex 500 mg IV 2x1 Berisi asam tranexamat yang berfungsi dalam pembekuan darah
- NGT terbuka, spooling es/6 jam Untuk melihat isi dari lambung, lambung, dan ternyata lambung terisi dengan cairan berwarna hitam yang yang menand menandakan akan masih masih terjad terjadii perdar perdaraha ahan n di dalamn dalamnya, ya, sehing sehingga ga dilakuk dilakukan an spooli spooling ng / pen pencuc cucia ian n lamb lambun ung g denga dengan n mengg menggun unaka akan n air air es, es, sehi sehingg nggaa diha dihara raoka okan n dapa dapatt memb memban antu tu menghentikan perdarahan. - Terfacef 2x1 gr Terpacef berisi ceftriakson yang dapat membunuh bakteri gram negatif dan positif. Membantu menghilangkan infeksi karena ada keluhan batuk pada pasien. - OMZ 2x1 vial Omeperazol berfungsi untuk mencegah perluasan ulkus. - Inpepsa 1 x 2cc Pengobatan duodenal ulcer. Berisi sucralfate. - Farsix 1x ½ Berisi furosemid yang berfungsi sebagai diuretik. - Farsorbid 2 x 1 Diberikan sebagai profilaksis dari angina pektoris. Kandungan dari obat ini adalah Isosorbide dinitrate. - Bisoprolol 1 x ½ Adalah obat golongan Beta bloker. Obat beta bloker mengurangi mengurangi denyut jantung jantung dan kontraktilitas miokard
Anjuran: - Endoskopi Dilakukan untuk mendiagnosis secara pasti dari d ari gastritis erosive - Pemeriksaan GFR Untuk kepentingan klinik, pemeriksaan laju filtrasi glomerulus (LFG) adalah petanda paling penting dalam evaluasi fungsi ginjal pada penderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK). Saat ini baku
12
emas emas pemeri pemeriksa ksaan an LFG yang yang paling paling tepat tepat adalah adalah bersih bersihan an inulin inulin tetapi tetapi tidak tidak tersed tersedia ia di Indonesia. Pemeriksaan yang setara dan tersedia di RSCM, adalah pemeriksaan renogram 99 Tc DTPA. Uji bersihan kreatinin yang dianggap mendekati nilai LFG banyak dipengaruhi kesalahan pengumpulan urin. Oleh karena itu untuk pelaksanaan rutin dipakai klasifikasi dan cara estimasi LFG menurut rumus bersihan kreatinin Cockroft & Gault yang direkomendasi oleh K/DOQI, dengan atau tanpa koreksi luas permukaan badan berdasarkan nilai kreatinin serum. Pemeriksaan kadar kadar serum serum Cystat Cystatin in C adalah adalah parame parameter ter baru baru yang yang dikata dikatakan kan lebih lebih sensit sensitif if dibandi dibandingka ngkan n bersi bersihan han kreati kreatinin nin Cockrof Cockroftt & Gault. Gault. Tujuan Tujuan peneli penelitia tian n adalah adalah mendap mendapatk atkan an pemeri pemeriksa ksaan an penurunan fungsi ginjal yang lebih baik dibandingkan bersihan kreatinin. Jenis penelitian uji diagnos diagnosti tik. k. Tiga Tiga puluh puluh orang orang kelomp kelompok ok PGK stage stage 1,2 dan 3 diperi diperiksa ksa untuk untuk mendet mendeteks eksii penurunan fungsi ginjal dini. Setiap subyek diperiksa kadar serum Cystatin C dengan cara imunonefelometri, kadar kreatinin serum dengan metode Jaffe kinetik, perhitungan estimasi LFG dengan dengan bersih bersihan an kreati kreatinin nin Cockro Cockroft ft & Gault Gault modifi modifikas kasii Coresh Coresh (CGC), (CGC), dan 99TcDT 99TcDTPA PA renogram sebagai baku emas. Hasil penelitian didapatkan hasil uji bersihan kreatinin CGC berada dalam rentang 39- 90 mL/menit/1,73m2 dengan median 72,1 mL/menit/1,73m2, hasil uji kadar Cystatin C serum 0,48 - 3.02 mg/L dengan median 0,81 mg/L dan rentang LFG DTPA 75 -126 Ml/menit/ Ml/menit/1,73m2 1,73m2 dengan median median 118,0 mL/menit/ mL/menit/1,73m2. 1,73m2. Sensitifi Sensitifitas tas dan spesifisi spesifisitas tas untuk uji Cystatin C adalah 100% dan 57,1% sedangkan untuk bersihan kreatinin CGC adalah 100% dan 38,5%, sehingga kedua uji dapat digunakan sebagai parameter penurunan fungsi ginjal. Berdasarkan hasil nilai-nilai spesifisitas, prediksi negatif, akurasi diagnostik dan Iuas daerah di bawah kurva ROC dari kadar Cystatin C lebih tinggi dari CGC, maka Cystatin C lebih tepat digunakan untuk penetapan adanya kerusakan ginjal dengan penurunan LFG. - Pemeriksaan Echokardiografi Untuk melihat adanya kecurigaan dari kelainan jantung berupa aorta stenosis karena didapat dari ejection sistolik murmur dengan punctum maksimum didaerah aorta.
13
HEMATEMESIS DAN MELENA
Hematemesis adalah muntah darah berwarna merah kehitaman menyerupai endapan bubuk air kopi. Melena adalah buang air besar dengan kotoran seperti ter atau aspal, lengket bercampur dengan dengan darah. darah. Keduany Keduanyaa ini sebagai sebagai akibat akibat perdar perdaraha ahan n salura saluran n makan makan bagian bagian atas. atas. Lokasi Lokasi hematemesis dimulai dari faring sampai intestine di tempat pelekatan ligamentum treitz. 1. Kelainan Esofagus a. Varises esofagus
Penderita dengan hematemesis melena yang disebabkan pecahnya varises esofagus, tidak pernah mengeluh rasa nyeri atau pedih di epigastrum. Pada umumnya sifat perdarahan timbul spontan dan masif. Darah yang dimuntahkan berwarna kehitam-hitaman dan tidak membeku karena sudah bercampur dengan asam lambung. b. Karsinoma esofagus
Karsinoma esofagus sering memberikan keluhan melena daripada hematemesis. Disamping mengeluh disfagia, badan mengurus dan anemis, hanya sesekali penderita muntah darah dan itupun tidak masif. Pada pemeriksaan endoskopi jelas terlihat gmabaran karsinoma yang hampir menutup esofagus dan mudah berdaharah yang terletak di sepertiga bawah esofagus. c. Sindroma Mallory-Weiss
Sebelum timbul hematemesis didahului muntah–muntah hebat yang pada akhirnya baru timbul perdarahan, misalnya pada peminum alkohol atau pada hamil muda. Biasanya disebabkan oleh karena terlalu sering muntah-muntah hebat dan terus menerus. Bila penderita mengalami disfagia kemungkinan disebabkan oleh karsinoma esofagus. d. Esofagitis korosiva
Pada sebuah penelitian ditemukan seorang penderita wanita dan seorang pria muntah darah setelah setelah minum air keras untuk patri. Dari hasil analisis analisis air keras tersebut tersebut ternyata ternyata mengandung asam sitrat dan asam HCI, yang bersifat korosif untuk mukosa mulut, esofagus dan lambung. Disamping muntah darah penderita juga mengeluh rasa nyeri dan panas seperti terbakar di mulut. Dada dan epigastrum.
14
e. Esofagitis dan tukak esofagus
Esofagitis bila sampai menimbulkan perdarahan lebih sering bersifat intermittem atau kronis dan biasan biasanya ya ringan, ringan, sehing sehingga ga lebih lebih sering sering timbul timbul melena melena daripa daripada da hemate hematemes mesis. is. Tukak Tukak di esofagus jarang sekali mengakibatkan perdarahan jika dibandingkan dengan tukak lambung dan duodenum.
2. Kelainan di lambung a. Gastritis erisova hemoragika
Hematemesis bersifat tidak masif dan timbul setelah penderita minum obat-obatan yang menyeb menyebabka abkan n irita iritasi si lambung lambung.. Sebelu Sebelum m muntah muntah pender penderita ita mengel mengeluh uh nyeri nyeri ulu hati. hati. Perlu Perlu ditanyakan juga apakah penderita sedang atau sering menggunakan obat rematik (NSAID + steroid) ataukah sering minum alkohol atau jamu-jamuan. b. Tukak lambung
Penderita mengalami dispepsi berupa mual, muntah, nyeri ulu hati dan sebelum hematemesis didahu didahului lui rasa rasa nyeri nyeri atau atau pedih pedih di epigas epigastr trum um yang yang berhubu berhubungan ngan dengan dengan makanan makanan.. Sesaat Sesaat sebelum timbul hematemesis karena rasa nyeri dan pedih dirasakan semakin hebat. Setelah muntah darah rasa nyeri dan pedih berkurang. Sifat hematemesis tidak begitu masif masif dan melena lebih dominan dari hematemesis. c. Karsinoma lambung
Insidensi karsinoma lambung di negara kita tergolong sangat jarang dan pada umumnya datang berobat sudah dalam fase lanjut, dan sering mengeluh rasa pedih, nyeri di daerah ulu hati sering mengeluh merasa lekas kenyang dan badan menjadi lemah. Lebih sering mengeluh karena melena.
15
GASTRITIS
Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Lapisan lambung menahan iritasi dan biasanya tahan terhadap asam yang kuat. Tetapi lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan peradangan karena beberapa penyebab, diantaranya: 1. Gastritis bakterialis Biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung). Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan normal tumbuh di dalam lambung yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri bisa tumbuh di lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan gastritis menetap atau gastritis sementara. 2. Gastritis karena stres akut Merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba. tiba-tiba. Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung, seperti yang terjadi pada luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat. 3. Gastritis erosif kronis Bisa merupakan akibat dari: - bahan iritan seperti obat-obatan, terutama aspirin dan obat anti peradangan non-steroid lainnya - penyakit Crohn - infeksi virus dan bakteri. Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang-orang yang sehat, bisa disertai dengan perdarahan atau pembentukan ulkus (borok, luka terbuka). Paling sering terjadi pada alkoholik. 4. Gastritis karena virus atau jamur Bisa terjadi pada penderita penyakit menahun atau penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan. 5. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang. Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung. 6. Gastritis atrofik Terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang menghasilkan asam dan enzim. Keadaan
16
ini biasanya terjadi pada usia lanjut. Gastritis ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang sebagian sebagian lambungnya lambungnya telah diangkat diangkat (menjalani (menjalani pembedahan pembedahan gastrektomi gastrektomi parsial). Gastritis Gastritis atrofik bisa menyebabkan anemia pernisiosa karena mempengaruhi penyerapan vitamin B12 dari makanan. 7. Penyakit Meniere Merupakan jenis gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya melebar, kelenjarnya membesar dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita penyakit ini menderita kanker lambung. 8. Gastritis Sel Plasma Merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di dalam dinding lambung dan organ lainnya. Gastritis juga bisa terjadi jika seseorang menelan bahan korosif atau menerima terapi penyinaran kadar tinggi.
Secara garis besar, Gastritis di bagi menjadi dua subbagian, diantaranya: 1. Gastritis akut Inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar kasus merupakan penyakit yang ringan dan sembuh sembuh sempur sempurna. na. Salah Salah satu satu bentuk bentuk Gastr Gastriti itiss akut akut yang yang manif manifest estasi asi klinis klinisnya nya dapat dapat berbentuk penyakit yang berat adalah Gastritis erosit atau Gastritis hemoragik. Disebut Gastritis hemoragik karena pada penyakit ini dijumpai perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada mukosa lambung tersebut Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering diakibatkan diet yang sembrono. Individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme penyebab penyakit. Penyakit lain dari Gastritis akut mencakup alkohol, aspirin, refluk, empedu, atau terapi radiasi. Bentuk terberat dari penyakit Gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat, yang menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi, terjadi, yang mengakibatkan mengakibatkan obstruksi obstruksi piloris. Gastritis Gastritis juga merupakan merupakan tanda pertama dari infeksi sistemik akut. Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya bersifat jinak merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal. Endotoksin bakteri (setelah menelan makanan terkontaminasi), kafein, alkohol dan aspirin merupakan agen pencetus yang lazim.
17
2. Gastritis kronis Disebut Gastritis kronis apabila infiltrasi infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada lamina propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel radang kronik, yaitu limfosit dan limfosit dan neutrofil pada neutrofil pada daerah tersebut menandakan adanya aktivitas. Gastritis kronis ditandai oleh Atropi Progresif Epitel kelenjar disertai kehilangan sel parietal dan chief cell. Dinding Dinding lambung lambung menjadi menjadi tipis tipis dan mukosa mempunyai mempunyai permukaan yang nyata. nyata. Gastritis kronis digolongkan menjadi dua kategori yaitu Gastritis Tipe A (Atropik atau Fundal) dan Gastritis Tipe B (Antral) Gastritis kronis adalah inflamasi yang lama yang disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna Fylory). dari lambung atau oleh bakteri Helicobacter bakteri Helicobacter Pylory (H. Fylory).
Manifestasi Klinis Gastritis
Gejalanya Gejalanya bermacam-ma bermacam-macam, cam, tergantung tergantung kepada jenis gastritisnya. gastritisnya. Biasanya Biasanya penderita penderita gastritis mengalami gangguan pencernaan (indigesti) dan rasa tidak nyaman di perut sebelah atas. Pada gastritis karena stres akut, penyebabnya misalnya penyakit berat, luka bakar atau cedera biasanya menutupi gejala-gejala lambung, tetapi perut sebelah atas terasa tidak enak. Bila penderita tetap sakit, ulkus bisa membesar dan mulai mengalami perdarahan, biasanya dalam dalam waktu waktu 2-5 hari hari setela setelah h terjad terjadiny inyaa cedera cedera.. Perdar Perdarahan ahan menyeb menyebabka abkan n tinja tinja berwar berwarna na kehitaman seperti aspal, cairan lambung menjadi kemerahan dan jika sangat berat, tekanan darah bisa turun. Perdarahan bisa meluas dan berakibat b erakibat fatal Gejala dari gastritis erosif kronis berupa mual ringan dan nyeri di perut sebelah atas. Tetapi Tetapi banyak penderita penderita (misalnya (misalnya pemakai aspirin aspirin jangka panjang) tidak merasakan merasakan nyeri. nyeri. Penderita lainnya merasakan gejala yang mirip ulkus, yaitu nyeri ketika perut kosong. Jika gastritis menyebabkan perdarahan dari ulkus lambung, gejalanya bisa berupa: - Tinja berwarna kehitaman kehitaman seperti aspal (melena) - Muntah darah (hematemesis) atau makanan yang sebagian sudah dicerna, yang menyerupai endapan kopi.
18
Pada gastritis eosinofilik, nyeri perut dan muntah bisa disebabkan oleh penyempitan atau penyu penyumba mbatan tan ujung ujung salura saluran n lambun lambung g yang yang menuju menuju ke usus usus dua belas belas jari. jari. Pada Pada penyak penyakit it Meniere, gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri lambung. Hilangnya nafsu makan, mual, muntah dan penurunan penurunan berat badan, lebih jarang jarang terjadi. terjadi. Tidak pernah terjadi perdarahan perdarahan lambung. Penimbunan Penimbunan cairan dan pembengkakan pembengkakan jaringan (edema) bisa disebabkan disebabkan karena hilangnya hilangnya protein dari lapisan lambung yang meradang. Protein yang hilang ini bercampur dengan isi lambung dan dibuang dari tubuh. Pada gastritis gastritis sel plasma, nyeri perut dan muntah bisa terjadi terjadi bersamaan dengan timbulnya timbulnya ruam ruam di kulit kulit dan diare. diare. Gastri Gastritis tis akibat akibat terapi terapi penyin penyinara aran n menyeb menyebabka abkan n nyeri, nyeri, mual mual dan heartburn (rasa hangat atau rasa terbakar di belakang tulang dada), yang terjadi karena adanya perad peradang angan an dan kadang kadang karena karena adanya adanya tukak tukak di lambung lambung.. Tukak Tukak bisa bisa menemb menembus us dindin dinding g lambun lambung, g, sehing sehingga ga isi lambung lambung tumpah tumpah ke dalam dalam rongga rongga perut, perut, menyeb menyebabka abkan n perit peritonit onitis is (perad (peradanga angan n lapisa lapisan n perut) perut) dan nyeri nyeri yang yang luar luar biasa. biasa. Perut Perut tampak tampak kaku kaku dan keadaan keadaan ini memerlukan tindakan pembedahan darurat. Kadang setelah terapi penyinaran, terbentuk jaringan parut yang menyebabkan menyempitnya saluran lambung yang menuju ke usus dua belas jari, sehingga terjadi nyeri perut dan muntah. Penyinaran bisa merusak lapisan pelindung lambung, sehingga bakteri bisa masuk ke dalam dinding lambung dan menyebabkan nyeri hebat yang muncul secara tiba-tiba.
Diagnosis Gastritis
a. Gastritis Akut Tiga cara menegakkan diagnosis, yaitu gambaran klinis, gambaran lesi, mukosa akut di mukosa lambung berupa erosi atau ulkus dangkal dengan rata pada endoskopi dan gambaran radiologi. Dengan kontras tunggal sukar untuk melihat lesi permukaan yang superfisial karena itu sebaiknya digunakan kontras ganda. Secara umum peranan endoskopi saluran cerna bagian atas lebih sensitif dan spesifik untuk diagnosis kelainan akut lambung. Gastritis akut harus selalu diwaspadai pada saat pasien pada keadaan kronis yang berat atau penggunaan aspirin dan anti inflamasi nonsteroid. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan gastroskopi. Pada pemeriksaan gastroskopi akan tampak mukosa yang sembab, merah,mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi dari penyembuhan sampai sampai tertutup tertutup oleh tekanan tekanan darah dan kladang-kadang kladang-kadang ulserasi. ulserasi. Lesi-lesi Lesi-lesi tersebut biasanya
19
terdapat pada fundus dan korpus lambung secara endoskopik Gastritis akut dapat berupa Gastritis eksuda eksudatif tif atau atau eritem eritematu atus, s, Gastr Gastriti itiser serasi asiff flat, flat, Gastri Gastritis tis reised reised,, Gastr Gastriti itiss hemora hemoragik gik dan memberikan manfaat yang berarti untuk menegakkan diagnosa Gastritis akut.
2. Gastritis kronis Evalua Evaluasi si diagnos diagnosis is untuk untuk Gastri Gastriti tiss kronis kronis dilakuk dilakukan an dengan dengan : pada pada Tipe Tipe A dihubun dihubungkan gkan dengan tidak adanya atau rendahnya kadar asam hidra klorida Tipe B dihubungkan dengan hipoklarhidria dan Gastritis pada gastrointestinal atas, seri sinar X dan pemeriksaan histologis. Diagnosa Gastritis kronik ditegakkan berdasarkan pemeriksaan endoskopi dan dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi biopsi mukosa lambung, perlu pula dilakukan kultur untuk Helicobacter er Pylory apalagi membuktikan membuktikan adanya infeksi infeksi Helicobact apalagi jika jika ditemu ditemukan kan ulkus ulkus baik baik pada pada lambung ataupun pada dedenum. Mengingat angka kejadian yang cukup tinggi yaitu hampir Rapid Ureum Test (CLO). (CLO). Kriteria minimal yang ditegakkan mencapai 100%. Dilakukan pula pula Rapid diagnosis Helicobacter diagnosis Helicobacter Pylory jika hasil Ureum Test (CLO) dan ataupun positif dilakukan pula Helicobacter Pylory sebagai diagnosis awal. pemeriksaan serologi untuk Helicobacter Kebanya Kebanyakan kan Gastri Gastritis tis kronik kronik tanpa tanpa gejala gejala.. Mereka Mereka yang yang mempun mempunyai yai keluha keluhan n biasan biasanya ya keluhannya tidak jelas. Keluhan yang sering dihubungkan dengan Gastritis kronik adanya nyeri tumpul di epigastrium, disertai dengan mual/kadang muntah-muntah, cepat kenyang. Keluhankeluhan ini tidak dapat digunakan untuk evaluasi keberhasilan pengobatan, pemeriksaan fisik tidak memberikan informasi apapun juga. Diag Diagnos nosaa
dite ditegak gakka kan n
berd berdas asar arkan kan endos endoskop kopii dan hist histopa opato tolo logi gi untuk untuk peme pemeri riks ksaa aan n
histopatologi sebaiknya dilakukan biopsi dan semua segmen lambung.
Penatalaksanaan Gastritis a. Gastritis akut
Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya, diet lambung dengan posisi kecil dan sering sering.. Obat-o Obat-obat batan an dituju ditujukan kan untuk untuk mengat mengatur ur sekres sekresii asam asam lambung lambung berupa berupa antago antagonis nis reseptor reseptor H2 Inhibitio Inhibition n pompa proton, proton, antikoline antikolinergik rgik dan antasid antasid juga ditujukan ditujukan sebagai sifo protektor berupa sukralfat dan prostaglandin.
20
Penatalaksanaan sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko tinggi, pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan menghentikan obat yang dapat menjadi kuasa dan pengobatan suportif. Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian antasida dan antagonis H2 sehingga mencapai PH lambung 4. Meskipun hasilnya masih jadi perdebatan, tetapi pada umumnya tetap dianjurkan. Pencegahan ini terutama bagi pasien yang menderita penyakit dengan keadaan klinis yang berat. Untuk pengguna aspirin atau anti inflamasi nonsteroid pencegahan yang terbaik adalah dengan Misaprostol, atau Devivat Prostaglandin Mukosa. Dahulu Dahulu sering sering dilaku dilakukan kan kuras kuras lambung lambung dengan dengan air es untuk untuk menghen menghentik tikan an perdar perdarahan ahan salura saluran n cerna cerna bagian bagian atas, atas, karena karena tidak tidak ada bukti bukti klinis klinis yang yang dapat dapat menunj menunjukka ukkan n manfaa manfaatt tindak tindakan an terseb tersebut ut untuk untuk menghe menghenti nti-kan -kan perdar perdaraha ahan n salura saluran n cerna cerna bagian bagian atas, atas, pember pemberian ian antasi antasida, da, antage antagenis nis H2 dan sukral sukralfat fat tetap tetap dianju dianjurka rkan n walaup walaupun un efek efek teraup teraupeti etikny knyaa masih masih diragukan. Biasanya perdarahan akan segera berhenti bila keadaan si pasien membaik dan lesi mukosa akan segera normal kembali, pada sebagian pasien biasa mengancam jiwa. Tindakantindak tindakan an itu misaln misalnya ya dengan dengan endosk endoskopi opi sklero skleroter terapi api,, emboli embolisas sasii arteri arteri gastri gastrika ka kiri kiri atau atau gastrektomi. Gastrektomi sebaiknya dilakukan hanya atas dasar abolut. Penatalaksanaan medical untuk Gastritis akut dilakukan dengan menghindari alkohol dan makanan sampai gejala, dilanjutkan diet tidak mengiritasi. Bila gejala menetap, diperlukan cairan intravena. intravena. Bila terdapat terdapat perdarahan, perdarahan, penatalaksanaan penatalaksanaan serupa serupa dengan pada hemoragi hemoragi saluran saluran gastrointestinal atas. Bila Gastritis dihubungkan dengan alkali kuat, gunakan jus karena adanya bahaya perforasi.
b. Gastritis kronis
Faktor utama adalah ditandai oleh progesif epitel kelenjar disertai sel parietal dan chief cell . Dinding lambung menjadi tipis dan mukosa mempunyai permukaan yang rata, Gastritis kronis ini digolongkan menjadi dua kategori Tipe A (Altrofik atau Fundal) dan tipe B (Antral). Gastritiskronis Tipe A disebut juga Gastritis altrofik atau fundal, karena mempunyai fundus pada lambung Gastritis kronis Tipe A merupakan suatu penyakit auto imun yang disebabkan oleh oleh adanya adanya auto auto antibo antibodi di terhad terhadap ap sel. sel. Pariet Parietal al kelenj kelenjar ar lambung lambung dan faktor faktor intri intrinsi nsik k dan
21
berkaitan dengan tidak adanya sel parietal dan Chief Cell , yang menurunkan sekresi asam dan menyebabkan tingginya kadar gastrin. Gastritis kronis Tipe B disebut juga sebagai Gastritis antral karena umunya mengenai daerah atrium lambung dan lebih sering terjadi dibandingkan dengan Gastritis kronis Tipe A. Pylory. Faktor Jadi penyebab utama Gastritis Tipe B adalah infeksi kronis oleh Helicobacter oleh Helicobacter Pylory. etiologi Gastritis kronis lainnya adalah asupan alkohol yang berlebihan, merokok, dan refluks dapat mencetuskan terjadinya ulkus peptikum dan karsinoma. Pengobatan Gastritis kronis bervariasi, tergantung pada penyakit yang d icurigai. Bila terdapat Helicobacter er Pylory. Namu ulkus ulkus dedenum dedenum,, dapat dapat diberi diberikan kan antibi antibioti otik k untuk untuk membat membatasi asi Helicobact Namun n demikian lesi tidak selalu muncul dengan Gastritis kronis alkohol dan obat yang diketahui mengiritas mengiritasii lambung lambung harus dihindari. dihindari. Bila terjadi anemia defisiensi defisiensi besi (yang disebabkan disebabkan oleh perda perdarah rahan an kronis kronis), ), maka maka penyak penyakit it ini harus harus diobat diobati, i, pada pada anemia anemia pernis pernisios iosaa harus harus diberi diberi pengobatan vitamin B.12 dan terapi yang sesuai. Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat mengurangi Helicobacterr Pylory dapat dan memulai memulai farmakotera farmakoterapi. pi. Helicobacte dapat diatas diatasii dengan dengan antibi antibioti otik k (seper (seperti ti Tetrasiklin atau Amoxicillin) dan garam bismut (Pepto bismol). Pasien dengan Gastritis Tipe A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B.12.
Pengaruh Obat Antiinflamasi Nonsteroid terhadap Lambung
Umunya OAINs bekerja dengan menghambat enzim cyclooxigenase 1 dan cyclooxigenase 2. Enzim Cyclooxygenase berfungsi sebagai pemecah asam arakhidonat menjadi prostaglandin dan tromboksan. Prostaglandin adalah molekul perantara peradangan. Selain itu prostaglandin adalah molekul molekul protektif protektif untuk mukosa lambung. Pengaruh prostagland prostaglandin in terhadap terhadap lambung lambung adalah adalah menurunkan sekresi asam lambung dan meningkatkan sekresi mukus pada mukosa lambung. Jika terjadi hambatan dalam produksi prostaglandin, maka memperbesar terjadinya kerusakan pada mukosa lambung. Karena mukus yang berkurang dan asam lambung yang banyak diproduksi. Dan hal ini terjadi pada pasien yang menggunakan obat-obatan antiinflamasi non steroid.
22
23