“ANESTESI UMUM INJEKSI (XYLAZIN, KETAMINE HIDROKLORIDA, KOMBINASI TILETAMIN HIDROKLORIDA-ZOLAZEPAM, DAN XYLAZIN-KETAMIN HIDROKLORIDA) PADA ANJING”
1
RINGKASAN Anestesi merupakan salah satu hal yang amat penting dalam melakukan operasi pada hewan. Maka dari itu diperlukan jenis anestesi yang relatif baik untuk digunakan pada anjing seperti xilazine, ketamin hidroklorida, kombinasi tiletamin hidroklorida-zolazepam, dan xylazin-ketamin hidroklorida. Obat-obat tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Xylazine memiliki efek yang baik terhadap relaksasi otot. Ketamin Hidroklorida sering disebut sebagai “dissosiative anaesthetic” dengan efek menimbulkan kekakuan otot yang tinggi pada waktu pemulihannya, sehingga ketamin hidroklorida ini sering di kombinasikan dengan xylazine. Kombinasi anestesi TiletaminZolazepam dapat menyebabkan takikardia dan berpengaruh terhadap tekanan darah arteri dan curah jantung. Pemberian anestesi Xylazin-Ketamin Hidroklorida dengan anestesi Tiletamin-Zolazepam menimbulkan efek peningkatan terhadap nilai CRT dan warna selaput lendir pada anjing. Kata kunci : anestesi, xylazin, ketamin hidroklorida, tiletamin-zolazepam, dan xylazin-ketamin hidroklorida. SUMMARY
2
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penyusunan tugas paper Bedah Veteriner ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Judul paper ini adalah“Anestesi Umum Injeksi (Xylazin, Ketamine Hidroklorida, Kombinasi Tiletamin Hidroklorida-Zolazepam, dan Xylazin-Ketamin Hidroklorida) pada Anjing’’. Paper ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Bedah Veteriner. Melalui penulisan paper ini, diharapkan mahasiswa mengetahui mengenai fungsi dan cara kerja anestesi yang diberikan melaui injeksi pada anjing. Terimakasih penulis sampaikan kepada seluruh dosen matakuliah Ilmu Bedah Veteriner yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya terselesaikannya tugas paper ini. Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan penulisan paper ini. Demikianlah tugas ini penulis susun. Penulis berharap semoga bermanfaat, dan dapat memenuhi tugas mata kuliah Bedah Veteriner. Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih.
Denpasar, 14 Maret 2015
Penulis
3
DAFTAR ISI COVER/ KULIT MUKA.................................................................................. RINGKASAN/ SUMMARY............................................................................ii KATA PENGANTAR.......................................................................................iii DAFTAR ISI.....................................................................................................iv I. II. III. IV. V.
PENDAHULUAN................................................................................1 TUJUAN DAN MANFAAT TULISAN...............................................2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................3 PEMBAHASAN...................................................................................5 SIMPULAN DAN SARAN..................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................9 LAMPIRAN.....................................................................................................10
I. PENDAHULUAN Anestesi umumnya memungkinkan pasien untuk mentoleransi prosedur bedah yang dalam kondisi normal akan menimbulkan sakit yang tak tertahankan, berisiko eksaserbasi fisiologis yang ekstrim, dan menghasilkan kenangan yang tidak menyenangkan. Anestesi umum dapat menggunakan agen intravena (injeksi) atau inhalasi, injeksi lebih cepat yaitu memberikan hasil yang diinginkan dalam waktu 10 hingga 20 detik. Kombinasi dari agen anestesi yang digunakan untuk anestesi umum membuat pasien tidak merespon rangsangan yang menyakitkan, tidak dapat mengingat apa yang terjadi (amnesia), tidak dapat mempertahankan proteksi jalan napas yang memadai dan/atau pernapasan spontan sebagai akibat dari kelumpuhan otot dan perubahan kardiovaskuler.
4
Secara umum jenis anestesi yang digunakan untuk menganestesi anjing
adalah
kombinasi
Xylazin-Ketamin
Hidroklorida
karena
pemberiannya bisa secara intravena maupun intramuskuler. kombinasi Xylazin-Ketamin Hidroklorida merupakan agen kombinasi yang saling melengkapi antara efek analgesik dan relaksasi otot serta sangat baik dan efektif untuk anjing karena memiliki rentang keamanan yang lebar Cullen (1991). Namun kendala yang ditimbulkan adalah dosis pemberian pada anjing ras yang memiliki keragaman yang kompleks, kelebihan dosis pada anjing ras dapat berakibat fatal, dan sering anjing teranestesi dengan dosis tinggi memiliki waktu pemulihan yang lama, Disamping itu pula kombinasi xylazin-ketamin hidroklorida dapat mengakibatkan penurunan yang nyata pada denyut jantung, output jantung, volume, stroke, efektifitas ventilasi alveolar. transport oksigen (Steve dkk., 1986) dan terjadi peningkatan nilai Capillary Refill Time (CRT).
2
II. TUJUAN DAN MANFAAT TULISAN 2.1 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui jenis obat-obatan anestesi umum injeksi yang sering digunakan pada anjing dan untuk mengetahui dan mengamati stadium anestesi yang terjadi melalui parameter-parameter, seperti rentan waktu timbulnya efek sesaat setelah diberikan obat anastesi. 2.2 Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan paper ini adalah menambah pengetahuan mahasiswa mengenai obat anestesi umum injeksi pada anjing. Pemahaman mahasiswa akan lebih luas karena dalam paper ini dibahas mengenai cara kerja obat anestesi dan kelebihan serta kekurangan dari masing-masing obat anestesi tersebut. Sehingga obat anestesi tersebut sering dikombinasikan untuk memperoleh hasil yang maksimal dan efek samping yang minimal.
3
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Anestesi Dalam melakukan anestesi harus diperhatikan beberapa faktor antara lain: kondisi hewan, lokasi pembedahan, lama pembedahan, ukuran tubuh/ jenis hewan, kepekaan hewan terhadap obat anestetik dan penyakit-penyakit yang diderita hewan. Sebelum anestesi sangat perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan hewan, karena kadang-kadang anestesi umum mempunyai resiko yang jauh lebih besar dibandingkan pembedahan yang dijalankan. Ada beberapa tipe anestesi antara lain sebagai berikut: a. Pembiusan total adalah hilangnya kesadaran total. b. Pembiusan lokal adalah hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh). c. Pembiusan regional adalah hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya. 3.2 Obat Anestesi Injeksi pada Anjing 1. Xylazine Xylazine biasanya digunakan sebagai preanestesi, tetapi pada anjing akan menyebabkan muntah sehingga bersifat kontra-indikasi untuk hewan yang menderita obstruksi gastro-intestinal. Waktu induksi dari suatu agen anestesi bisa dikurangi sampai 50-75% dengan pemberian preanestesi xylazine untuk menghindari overdosis. 2. Ketamin Hidroklorida Ketamin Hidroklorida sering disebut sebagai “dissiosiative anaesthetic” dengan efek menimbulkan kekakuan otot yang tinggi pada waktu pemulihannya. 3. Tiletamin Hidroklorida-Zolazepam Zolazepam merupakan derivate Benzodiazepin terbaru dan merupakan antikonvulsi yang efeknya dua hingga tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan golongan Diazepin. Tiletamin mempunyai efek kataleptik dan bersifat lipofilik sehinggga lebih cepat didistribusikan ke organ bervaskularisasi tinggi terutama pada otak (Mullen, dkk.,1987; Virbac, 1992). 4. Kombinasi Xylazin- Ketamin Hidroklorida 4
Kombinasi kedua obat ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu; ekonomis, mudah dalam pemberiannya, induksinya cepat, mempunyai pengaruh relaksasi otot yang baik serta jarang menimbulkan komplikasi klinis.
5
IV. PEMBAHASAN 4.1 Xylazine Xylazine bekerja melalui mekanisme yang menghambat tonus simpatik karena xylazine mengaktivasi reseptor postsinap α2-adrenoseptor sehingga menyebabkan medriasis, relaksasi otot, penurunan denyut jantung, penurunan peristaltik, relaksasi saluran cerna, dan sedasi. Xylazine menyebabkan relaksasi otot melalui penghambatan transmisi impuls intraneural pada susunan syaraf pusat dan dapat menyebabkan muntah. Xylazine juga dapat menekan termoregulator. Penggunaan xylazine pada anjing menghasilkan efek samping yang dapat merangsang muntah, maka dari itu lambung pada anjing perlu dikosongkan/ tidak diberikan makan sebelum pemberian anestesi. 4.2 Ketamin Hidroklorida Ketamin Hidroklorida
sering
disebut
sebagai
“dissosiative
anaesthetic” dengan efek menimbulkan kekakuan otot yang tinggi pada waktu pemulihannya, maka dalam penggunaannya biasanya dikombinasikan dengan Xylazin yang memiliki perelaksasi otot sehingga dapat mengurangi kekakuan otot yang dihasilkan agen dissiosiatif (Booth dkk., 1997; Hall dan Clarke, 1983). 4.3 Tiletamin Hidroklorida-Zolazepam Kombinasi tiletamin hidroklorida dengan zolazepam (diazepinon transquilizer), kedua zat ini dikombinasikan dengan perbandingan yang sama dan mempunyai simbol CI- 774, preparat tersebut telah dievaluasi melalui injeksi secara parenteral pada berbagai spesies hewan di laboratorium (Virbac., 1992), akan tetapi sejauh mana kombinasi obat ini mampu menutupi efek negatif dari kombinasi xylazin-ketamin terutama terhadap denyut jantung dan pulsus belum diketahui secara pasti. Efek Tiletamin-Zolazepam dapat mencapai jantung dan merangsang saraf simpatis dimana kombinasi Tiletamin-Zolazepam dapat menyebabkan takikardia dan berpengaruh terhadap tekanan darah arteri dan curah jantung (Einstein, dkk., 1994). Hal ini sesuai dengan info dari Virbac, (1992) yang menyatakan bahwa anestesi Tilatemin-Zolazepam pada anjing dapat menimbulkan takikardia, peningkatan tekanan darah yang bersifat sementara dan induksi polipnea. Peningkatan nilai CRT disebabkan karena anestesi
6
Tiletamin-Zolazepam merangsang kerja jantung lebih kuat sehingga curah jantung meningkat dan aliran darah ke perifer meningkat sehingga akan mengakibatkan CRT lebih cepat. Pada pemberian anestesi Tiletamin-Zolazepam selaput lendir berwarna merah pada saat teranestesi. Hal ini disebabkan karena Tiletamin-Zolazepam merupakan cardiostimulator, yaitu agen yang dapat merangsang kerja jantung (Wilson, dkk., 1993). Bila kerja jantung meningkat maka curah jantung akan meningkat dan aliran darah ke perifer juga meningkat sehingga dapat dimanifestasikan dengan warna selaput lendir yang merah. Selain Xylazin-Ketamin Hidroklorida tersedia pula kombinasi anestesi lain yang dapat digunakan pada anjing yaitu Tiletamin Hidroklorida dengan Zolazepam. Zolazepam merupakan derivate Benzodiazepin terbaru dan merupakan antikonvulsi yang efeknya dua hingga tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan golongan Diazepin. Tiletamin mempunyai efek kataleptik dan bersifat lipofilik sehinggga lebih cepat didistribusikan ke organ bervaskularisasi tinggi terutama otak (Mullen, dkk.,1987; Virbac, 1992). Gabungan Tiletamin dan Zolazepam (Zoletil) dengan perbandingan Buletin 1:1 akan meningkatkan kualitas dari masing-masing zat penyusun dan menghilangkan efek-efek negatif dibandingkan dengan penggunaan secara terpisah (Booth, dkk., 1977). Wilson , dkk., (1993), menyatakan bahwa Tiletamin dan Zolazepam merupakan cardiostimulator, yaitu agen yang dapat merangsang kerja jantung. 4.4 Kombinasi Xylazin- Ketamin Hidroklorida Kombinasi Xylazin-Ketamin Hidroklorida merupakan agen kombinasi yang saling melengkapi antara efek analgesik dan relaksasi otot serta sangat baik dan efektif untuk anjing karena memiliki rentang keamanan yang lebar. Cullen (1991), menyatakan bahwa peningkatan yang bervariasi pada pulmonum, hipertensi sistemik, penurunan curah jantung, hypoventilasi yang menyebabkan peningkatan tekanan karbondioksida dan tekanan oksigen arteri. Pemberian anestesi xylazin-ketamin hidroklorida dengan tiletaminzolazepam
memberikan
kekuatan
yang
sama
pada
perangsangan
kardiovaskuler yaitu menaikkan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan kecepatan pulsus meningkat (Aitkison dan Rushman, 1993).
7
8
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Anestesi umum injeksi merupakan metode anestesi umum yang dilakukan dengan cara menyuntikkan agen anestesi langsung melalui muskulus atau pembuluh darah vena. Anestesi injeksi biasanya digunakan untuk induksi pada hewan kecil maupun pada hewan besar dan dapat juga digunakan untuk pemeliharaan anestesi. Anestetika injeksi yang baik memiliki sifat-sifat tidak mengiritasi jaringan, tidak menimbulkan rasa nyeri pada saat diinjeksikan, cepat diabsorsi, waktu induksi, durasi, dan masa pulih dari anestesi berjalan mulus, tidak ada tremor otot, memiliki indeks terapeutik tinggi, tidak bersifat toksik, mempunyai pengaruh minimal terhadap organ tubuh terutama saluran pernapasan dan kardiovaskular, cepat dimetabolisme, tidak bersifat akumulatif, dapat dikombinasikan dengan obat lain seperti relaksan otot, analgesik, dan sudah diketahui antidotanya. Beberapa anestetika injeksi yang sering digunakan pada anjing adalah Xylazin, Ketamin Hidroklorida, kombinasi Tiletamin Hidroklorida-Zolazepam, dan Xylazin-Ketamin Hidroklorida. Anestesi xylazin merupakan anestesi analgesik dan sedatif yang baik untuk relaksasi otot. Ketamin hidroklorida perlu dikombinasikan dengan xylazin yang memiliki perelaksasi otot sehingga dapat mengurangi kekakuan otot yang dihasilkan agen dissiosiatif. Pemberian anestesi Xylazin-Ketamin Hidroklorida dengan anestesi Tiletamin-Zolazepam menimbulkan efek peningkatan terhadap nilai CRT dan warna selaput lendir pada anjing. 5.2 Saran Disarankan bahwa anestesi umum injeksi pada anjing dapat menggunakan anestesi xylazin-ketamin dengan anestesi teletamin-zolazepam. Karena anestesi xylazin-ketamin dengan anestesi teletamin-zolazepam aman digunakan sebagai agen anestesi karena efek yang ditimbulkan terhadap CRT dan warna selaput lendir masih dalam batas normal, serta kedua anestesi ini tidak menimbulkan efek yang berbeda pada frekuensi denyut jantung dan pulsus. Namun, penggunaan anestesi xylazin-ketamin dengan anestesi teletamin-zolazepam tidak disarankan diberikan pada anjing yang mengalami gangguan pada sistem kardiovaskuler maupun sistem pernafasan, 9
karena dapat menstimuli sistem kardiovaskuler dan sistem pernafasan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada kedua anestesi ini dalam dosis yang berbeda.
10
DAFTAR PUSTAKA Aitkisan, R.S dan G.B. Rushman. 1993. f.ee 's Synopsis of Anesthesia, The Iowa State University Press, James Lowa, USA. Booth, N.H., D.M. J.I. Mayer, dan L.E. McDonald. (1977). Veterinary Pharmacology. The Iowa State University Press. USA. P. 295- 297. Cullen, L.K. (1991). Lecture Notes on Veterinary Anesthesia. Murdoch University. Australia. P. 25-28. Einstein, J.R., Krifton and Starner. (1994). Principles of Veterinary Therapeutics. Longman Scientific and Technical. P. 126. Hall, L.W. dan K.W. Clarke. (1983). Veterinary Anasthesia. ELBS and Bailliere Tindal. London. Mullen, J.M., J. Lehman , R. Bohacek, dan R.S. Fisher. (1987). Tiletamine is a poten Inhibitor of N-Methyl-Aspartate Induced Depularization in Rat Hipocampus and Stiatum. J.Pharmacol, Exp. Ther. 243 (3) : 915-200. (Medline). Steel. 1992. Zoletil Technical Dossier. Virbac. France. Wilson, R.P., I.S. Zagon, D.R. Larach, dan C.M Lang. 1993. Cardiovascular and Respiratory Effects of rih.tamin-Zo!azepam. Pharmacol. Biochem. Behav. : 1-8. (Medline).
11
LAMPIRAN JURNAL
12