REFERAT DERMATITIS SEBOROIK
Pembimbing : Dr. Chadijah Rifai, SpKK Disusun oleh : Ktut Yoga Rina Oktaviana
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT PERIODE 12 SEPTEMBER SEPTEMBER 2011 – 15 OKTOBER 2011 2011 RSUD KOJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2011
Dermatitis Seboroik
Definisi
Dermatiti Dermatitiss seboroik seboroik adalah penyakit inflamatoir inflamatoir kulit yang biasanya dimulai pada kulit kepala, dan kemudian menjalar ke muka, kuduk, leher dan badan.1 Istilah dermatitis seboroik (D.S.) dipakai untuk segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi di tempat-tempat seboroik.2 Penyakit ini sering kali dihubungkan dengan peningkatan produksi sebum (seborrhea) dari kulit kepala dan daerah muka serta batang tubuh yang kaya akan folikel sebaceous. Dermatitis seboroik sering ditemukan dan biasanya mudah dikenali. Kulit yang terkena biasanya berwarna merah muda (eritema), membengkak, ditutupi dengan sisik berwarna kuning kecoklatan dan berkerak.3,4 Penyakit ini dapat mengenai semua golongan umur, tetapi lebih dominan pada orang dewasa. Pada orang dewasa penyakit ini cenderung berulang, tetapi biasanya dengan mudah dikendalikan. Kelainan ini pada kulit kepala umumnya dikenal sebagai ketombe pada orang dewasa dan “keluar saraf’ (cradle cap) pada bayi.5
Insidens dan Prevalensi
Tidak ada data pasti yang tersedia pada insiden dan prevalensi, tetapi penyakit ini diyakini lebih banyak ditemukan daripada psoriasis, misalnya, mempengaruhi minimal 2-5 % dari populasi. Dermatitis seboroik sedikit lebih sering terjadi pada laki-laki dan berusia kepala dua, satu di bayi dalam 3 bulan pertama kehidupan dan yang kedua sekitar dekade keempat sampai ketujuh kehidupan. Prevalensinya 40-80 % pada pasien pasien dengan acquired immunodeficiency syndrome.3 Sedangkan di Amerika Serikat prevalensi dari Dermatitis seboroik adalah sekitar 1-3% dari jumlah populasi umum, dan 3-5% terjadi pada dewasa muda.4
Etiopatogenesis
Penyebabnya Penyebabnya belum diketahui diketahui pasti. pasti. Faktor presdiposisiny presdiposisinyaa ialah kelainan kelainan konstitusi konstitusi berupa status seboroik (seborrhoic state) yang rupanya diturunkan, bagaimana caranya belum
dipastikan dipastikan.. Penderita Penderita pada hakekatnya hakekatnya mempunyai mempunyai kulit yang berminyak berminyak (seborrhoea (seborrhoea), ), tetapi tetapi mengenai hubungan antara kelenjar minyak dan penyakit ini belum jelas sama sekali. Ada yang mengatakan kambuhnya penyakit ini (yang sering menjadi chronis-recidivans) disebabkan oleh makanan yang berlemak, tinggi kalori, akibat minum alkohol dan gangguan emosi.1,2 Peny Penyak akit it ini ini berhub berhubun ungan gan denga dengan n kuli kulitt yang yang berm bermin inya yak k (sebo (seborr rrhe hea) a),, mesk meskip ipun un peningkatan produksi sebum tidak selalu dapat di deteksi pada pasien ini. Seborrhea merupakan faktor predisposisi terjadinya dermatitis seboroik, namun dermatitis seboroik bukanlah penyakit yang yang terjad terjadii pada kelenj kelenjar ar sebase sebasea. a. Kelenj Kelenjar ar sebase sebaseaa terseb tersebut ut aktif aktif pada pada bayi bayi baru baru lahir, lahir, kemudian menjadi tidak aktif selama 9-12 tahun akibat stimulasi hormone androgen dari ibu berhenti. Dermatitis seboroik pada bayi terjadi pada umur bulan-bulan pertama, kemudian jarang pada usia sebelum akil balik dan insidensinya mencapai puncaknya pada umur 18 – 40 tahun, dan kadang-kadang kadang-kadang pada umur tua. Tingginya Tingginya insiden dermatiti dermatitiss seboroik pada bayi baru lahir setara dengan ukuran dan aktivitas kelenjar sebasea pada usia tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir memiliki kelenjar sebasea dengan tingkat sekresi sebum yang tinggi. Pada masa kecil, terdapat hubungan yang erat antara dermatitis seboroik dengan peningkatan produksi sebum. Kondisi ini dikenal sebagai dermatitis seboroik pada bayi, hal tersebut normal ditemukan pada bulan pertama kehidupan, berbeda dengan kondisi dermatitis seboroik yang terjadi pada masa remaja dan dewasa. Pada dewasa sebaliknya, tidak ada hubungan yang erat antara peningkatan produksi sebum dengan dermatitis seboroik, jika terjadi puncak aktivitas kelenjar sebasea pada masa awal pubertas, dermatitis seboroik mungkin terjadi pada waktu kemudi kemudian. an. Meskip Meskipun un kemata kematangan ngan kelenj kelenjar ar sebase sebaseaa rupany rupanyaa merupak merupakan an faktor faktor predis predispos posisi isi timbulnya timbulnya Dermatitis Dermatitis seboroik, seboroik, tetapi tetapi tidak ada hubungan langsung secara kuantitatif kuantitatif antara keaktifan kelenjar tersebut dengan sukseptibilitas untuk memperoleh Dermatitis seboroik.2, 3, 4 Tempat Tempat terjad terjadiny inyaa dermat dermatiti itiss seboro seboroik ik memili memiliki ki kecende kecenderun rungan gan pada pada daerah daerah wajah, wajah, telinga, telinga, kulit kepala dan batang tubuh bagian atas yang sangat kaya akan kelenjar sebasea. Dua penyakit yang memiliki tempat predileksi yang sama di daerah ini yaitu dermatitis seboroik dan Acne.3 Banyak Banyak percob percobaan aan telah telah dilakuk dilakukan an untuk untuk menghu menghubung bungkan kan penyaki penyakitt ini dengan dengan infeks infeksii oleh oleh bakteri bakteri atau Pityrospor Pityrosporum um ovale yang merupakan merupakan flora normal kulit manusia. manusia. Pertumbuhan Pertumbuhan P.ovale yang berlebihan dapat mengakibatkan reaksi inflamasi, baik akibat produk metabolitnya
yang yang masuk masuk ke dalam dalam epider epidermis mis maupun maupun karena karena sel jamur jamur itu sendir sendiri, i, melalu melaluii aktiva aktivasi si sel limf limfos osit it T dan dan sel sel Lang Langer erhan hans. s. Pene Peneli liti tian an di Rose Rosenb nber erg g tela telah h menu menunj njuk ukka kan n bahwa bahwa 2% ketokonazole kream dapat mengurangi jumlah dari organism yang terdapat pada lesi di kulit kepala atau kulit yang berminyak, pada saat yang bersamaan juga dapat menghilangkan gejala dermatiti dermatitiss seboroik. seboroik. Penjelasan Penjelasan ini dimana jamur yang menjadi menjadi penyebabnya penyebabnya dapat dilkakukan dilkakukan pencegahannya. Akan tetapi, penelitian lain menunjukkan bahwa P. ovale dapat terjadi pada kulit kepala yang tidak menunjukkan gejala klinis dari penyakit ini. Status seboroik sering berasosiasi dengan dengan mening meninggin ginya ya suksep suksepti tibil bilita itass terhada terhadap p infeks infeksii piogen piogenik, ik, tetapi tetapi tidak tidak terbuk terbukti ti bahwa mikroorganisme inilah yang menyebabkan dermatitis seboroik.2,3 Dermatitis seboroik dapat diakibatkan oleh proliferasi epidermis yang meningkat seperti psoariasis. Hal ini dapat menerangkan mengapa terapi dengan sitostatik dapat memperbaikinya. Pada orang yang telah mempunyai factor predisposisi, timbulnya D.S. dapat disebabkan oleh faktor kelelahan, stress, emosional, infeksi, atau defisiensi imun.2 Kondisi Kondisi ini dapat diperburuk diperburuk dengan meningkatny meningkatnyaa keringat. keringat. Stress emosional dapat mempen mempengar garuhi uhi penyaki penyakitt ini juga. juga. Dermat Dermatiti itiss seboro seboroik ik dapat dapat juga juga menjad menjadii kompli komplikas kasii dari dari Parkin Parkinsoni sonisme sme,, yang yang berhubu berhubungan ngan dengan dengan seborr seborrhoe hoea. a. Pengob Pengobata atan n dari dari parkin parkinson son dengan dengan levodopa mengurangi ekskresi sebum sejak seborrhea pertama kali ditemukan, tetapi tidak ada efeknya efeknya pada kecepatan ekskresi sebum yang normal. normal. Obat neuroleptik neuroleptik yang digunakan digunakan untuk menginduksi parkinsonsnisme, salah satunya haloperidol, dapat juga menginduksi terjadinya dermatitis seboroik. Histopatologis
Gambaran Gambaran histologi histologi bermacam-macam bermacam-macam sesuai sesuai dengan stadium stadium penyakitny penyakitnya. a. Pada dermatiti dermatitiss seboroik akut dan subakut, tersebar superficial infiltrat perivascular dari limfosit dan histiosit, dari spongiosis spongiosis yang ringan sampai yang berat, berat, hiperplasi hiperplasiaa bentuk psoriasis psoriasis ringan, ringan, Pinkus’s Pinkus’s “spurting papilla” hampir sering terlihat sebgai cirri khas dari dermatitis seboroik sama seperti psoariasis psoariasis,, tetapi tetapi abses Munro tidak ada. Penyumbata Penyumbatan n folikel folikel oleh karena orthokerato orthokeratosis sis dan parakeratosis dan kerak-kerak yang mengandung neutrofil. Pada dermatitis seboroik yang kronis terdapat dilatasi pembuluh darah kapiler dan vena pada plexus superficial.3
Gejala klinis
Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan, batasnya batasnya agak kurang tegas. Dermatitis Dermatitis seboroik yang ringan ringan hanya mengenai kulit kepala berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang kemudian mengenai seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus dan kasar. Kelaianan tersebut pitiriasis sika (ketombe, dandruff). Bentuk yang berminyak disebut pitiriasis steatoides yang dapat disertai eritema dan krusta-krusta yang tebal. Rambut pada tempat tersebut mempunyai kecenderungan rontok, mulai di bagian vertex dan frontal. Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercak-bercak yang berskuama dan berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi, glabela, telinga postaurikular dan leher. Pada daerah dahi tersebut, batasnya sering cembung. Pada bentuk yang lebih berat lagi, seluruh kepala tertutup oleh krusta-krusta yang kotor, dan berbau tidak sedap. Pada bayi, skuama-skuama yang kekuningan dan kumpulan debrisdebris epitel yang lekat pada kulit kepala disebut cradle cap.
Gambar 1. Dermatitis seboroik yang berat pada wajah
Pada Pada daerah daerah suprao supraorbi rbital tal,, skuama skuama-sk -skuam uamaa halus halus dapat dapat terlih terlihat at di alis alis mata, mata, kulit kulit di bawahnya eritematosa dan gatal, disertai bercak-bercak skuama kekuningan, dapat terjadi pula blefaritis, yakni pinggir kelopak mata merah disertai skuama-skuama halus. Pada tepi bibir bias kemerahan dan berbintik-bintik (marginal blefaritis). Daerah konjungtiva pada saat bersamaan juga dapat terkena. Lipatannya dapat berwarna kekuningan, dengan kerak, dengan batas yang tidak jelas. Pruritus juga bias terlihat. Jika area glabela juga terkena, disana juga mungkin terdapat kerak pada kerutan mata yang berwarna kemerahan. Pada lipatan bibir mungkin terdapat perub perubaha ahan n warna warna berupa berupa kerak kerak yang yang kekunin kekuningan gan atau atau kemera kemerahan, han, kadangkadang-kada kadang ng dengan dengan lubang-lubang. Pada pria, radang folikel rambut pada kumis juga bisa terjadi.
Gambar 2. Dermatitis seboroik pada wajah
Selain tempat-tempat tersebut dermatitis seboroik juga dapat mengenai liang telinga luar, lipat lipatan an naso nasola labi bial al,, daera daerah h ster sterna na,, areo areola la mama mamae, e, lipa lipata tan n di bawa bawah h mama mamaee pada pada wani wanita ta,, interskapul interskapular, ar, umbilicus, umbilicus, lipat paha, dan daerah anogenital. anogenital. Pada daerah pipi, hidung, dan dahi, kelainan dapat berupa papul-papul.
Gambar 3. Dermatitis seboroik pada lipatan nasolabial pipi, alis mata, dan hidung.
Pada telinga, dermatitis dermatitis seboroik sering sering disalahartikan dengan radang daun telinga ayng disebabkan oleh jamur (otomikosis). Disana terdapat kulit terkelupas pada lubang telinga, dan disekitar meatus auditivus, dan depan daun telinga. Pada daerah ini kulit biasanya berubah menjadi menjadi kemerahan, kemerahan, dengan lubang-lubang lubang-lubang dan bengkak. bengkak. Eksudasi Eksudasi serosa, serosa, pembengkakan pembengkakan pada teli teling ngaa dan dan daer daerah ah seki sekita tarn rnya ya.. Pemb Pember eria ian n tete tetess cort cortip ipso sori rin n otic otic,, beris berisii poly polymy myxi xin n Bhydrocorti hydrocortisone, sone, 4 tetes pada saluran saluran telinga, telinga, biasanya biasanya untuk membersihkan. membersihkan. Tridesilon Tridesilon Otic lotion, 0,5 persen desonide dan 2 persen asam asetat, juga efektif.
Gambar 4. Dermatitis seboroik pada telinga
Dermatitis seboroik pada wajah juga bisa berbentuk erupsi popular pada pipi, hidung dan dahi. Kemerahan yang tampakpada area alar-malar alar-malar disebut dyssebacea. dyssebacea. Sodium sulfacetam sulfacetamide, ide, bisa digunakan pada 10% krim yang cocok diantaranya diantaranya desonide (Tridesilon) (Tridesilon),, hamper menajdi pengobatan yang spesifik untuk dyssebacea. Pada bibir dan mukosa tidak biasanya terkena, tapi kadang-kadang terdapat perubahan pada pada bibir, bibir, yang yang disebu disebutt cheili cheilits ts exfoli exfoliati ativa. va. Tampak Tampak bibir bibir berwar berwarna na merha merha terang, terang, kering kering,, terkelupas, dan berlobang. Dermatitis seboroik biasa pada lipat paha dan bokong, dimana terlihat seperti kurap, psoariasis, atau jamuran. Garinya terlihat seperti kulit terkelupas pada keduanya dan simetris. Pada lokasi ini lobang-lobang dapat ditemukan dan mungkin juga terdapat garis psoariformis dengan kulit kering pada beberapa kasus. Dermatitis seboroik dapat bersama-sama dengan akne yang berat. Jika meluas dapat menjadi eritroderma, pada bayi disebut penyakit Leiner. Gambaran klinis dan perjalanan penyakit dari dermatitis seboroik berbeda pada bayi dan orang dewasa.
A.
Dermatitis Dermat itis seboroik seboro ik pada bayi (usia (usi a 2 minggu – 10 minggu) ming gu)3
Penyakit ini terjadi pada bayi didominasi pada bulan-bulan pertama kehidupan sebagai penyakit inflamasi yang terutama mempengaruhi rambut dan kulit kepala dengan lipatan intertriginosa berminyak yang disertai sisik dan kerak. Daerah lainnya seperti wajah, dada, dan leher juga dapat terpengaruh. 1.
Pada kepala (kulit kepala daerah frontal dan parietal) khas disebut cradle crap, dengan krusta tebal, pecah-pecah dan berminyak tanpa ada dasar kemerahan dan kurang / tidak gatal
2.
Pada lokasi lain seperti lipatan belakang telinga, pinna telinga, dan leher, lesi tampak kemerahan atau merah kekuningan yang tertutup dengan skuama yang berminyak, kurang / tidak gatal.
Perj Perjal alan anan an penya penyaki kitt ini ini pada pada bayi bayi bias biasany anyaa berla berlanj njut ut ming minggua guan n samp sampai ai bulan bulanan. an. Kekambuhan jarang terjadi. Dan prognosis penyakit ini pada bayi adalah baik. Differensial diagnosis dari dermatitis seboroik pada bayi termasuk didalamnya dermatitis atopik (yang biasanya dimulai setelah bulan ketiga kehidupan), psoriasis pada bayi baru lahir, penyakit yang jarang seperti skabies dan histiositosis X. Yang paling baik untuk membedakan ciri antara dermatitis atopik dengan dermatitis seboroik adalah Erythroderma desquamativum (Leiner’s disease)3 Komplikasi dari dermatitis pada bayi ini pertama kali dijelaskan oleh Leiner pada tahun 1908 dimana waktu itu penyakit ini ditemukan pada bayi yang baru lahir dan pada saat per perwa wata tan n di ruma rumah h saki sakitt dari dari umur umur bayi bayi 6 sapai sapai 20 mingg minggu u yang yang terl terlih ihat at seba sebaga gaii dermat dermatiti itiss exfoli exfoliati ativa va pada seluru seluruh h tubuh tubuh dengan dengan tanda tanda kemera kemerahan han dan kulit kulit yang yang terkelupas, biasanya sama seperti beberapa type dari dermatitis seboroik. Penyakit ini biasanya dimulai dari bagian sekitar anus dan daerah ketiak, lalu terlihat kulit terkelupas, area intertriginosa, leher, dan ekstremitas. Awal mulanya ditemukan infalmasi kemerahan yang menyebar, yang meliputi seluruh tubuh. Semakin lama kulit akan diliputi tumpukan kulit kering yang berwarna putih keabu-abuan. Pada faktanya,
dalam proses yang terjadi akan terjadi exfoliasi umum, dan penipisan dari kulit. Kulit kepala selalu terlihat krusta tipis dan kulit yang hancur. Terdapat pembesaran kelenjar. Menyerang pada bayi yang baru lahir yang kebanyakan ditemukan pada masyarakat yang miskin. Diare, muntah, dan infeksi berkelanjutan pasti akan terjadi.
Gambar 4. Erythroderma desquamativum pada neonatus berusia 6 minggu
Gambar 5. Penyakit Leiner
B. Dermatitis seboroik pada dewasa (pada usia pubertas, rata-rata rata-rata pada usia 18-40 tahun, dapat pada usia tua)3 Gambaran klinis dan perjalanan dari penyakit ini berbeda antara remaja dan bayi. 1. Umumnya gatal 2. Pada area seboroik berupa makula atau plakat, folikular, folikular, perifolikular, atau papulae, kemerahan atau kekuningan, dengan derajat ringan sampai berat, inflamasi, skuama dan krusta tipis sampai tebal yang kering, basah atau berminyak. 3. Bersifat kronis kronis dan mudah mudah kambuh, sering berkaitan dengan kelelahanm stress, atau paparan sinar matahari. Perjalanan penyakit biasanya berlangsung dalam waktu yang lama. Periode perbaikan pada musim panas dan kambuh kembali pada musim dingin. Pembesaran lesi dapat terjadi sebagai akibat dari perubahan musim terutama efek dari paparan sinar matahari.
Diagnosis banding
Gambaran klinis yang khas pada dermatitis seboroik ialah skuama yang berminyak dan kekuningan dan berlokasi di tempat-tempat seboroik. Psoariasi Psoariasiss berbeda berbeda dengan dermatitis dermatitis seboroik seboroik karena terdapat skuama-skuam skuama-skuamaa yang berlapis-lapis, disertai tanda tetesan lilin dan Auspitz. Tempat predileksinya juga berbeda. Jika psoariasis mengenai scalp dibedakan dengan dermatitis seboroik Perbedaannya ialah skuamanya lebih tebal dan putih seperti mika, kelaianan kulit juga pada perbatasan wajah dan scalp dan tempat-tempat lain sesuai dengan tempat predileksinya. Psoariasis inversa yang mengenai daerah fleksor juga dapat menyerupai dermatitis seboroik. Pada lipatan paha dan perianal dapat menyerupai kandidosis. Pada kandidosis terdapat eritema berwarna merah cerah berbatas tegas dengan satelit-satelit di sekitarnya.
Dermatitis seboroik yang menyerang saluran telinga luar mirip otomikiosis dan otitis eksterna. Pada otomikosis akan terlihat elemen jamur pada sediaan langsung. Otitis eksterna menyebabkan tanda-tanda radang, jika kaut terdapat pus. Diffrensial diagnosis dari penyakit ini beragam di setiap tempatnya. Kepala : dandruff, psoriasis, psoriasis, dermatitis atopic, impetigo Saluran telinga : psoriasis atau dermatitis kontak, irritant atau alergi Wajah : rosacea, dermatitis kontak, psoriasis, impetigo Dada dan punggung : pityriasis versicolor, pityriasis pityriasis rosea, psoriasis Kelopak mata : dermatitis atopic, psoriasis, demodex folliculorum (demodicosis) Daerah intertriginosa : psoriasis dan candidiasis
Pengobatan
Kasus-kasus yang telah mempunyai faktor konstitusi agak sukar disembuhkan, meskipun penya penyakit kitnya nya dapat dapat terkont terkontrol rol.. Faktor Faktor predis predispos posisi isi hendakny hendaknyaa diperh diperhati atikan kan,, misaln misalnya ya stres stres emosional dan kurang tidur. Mengenai diet, dianjurkan miskin lemak. Pada Bayi3 1. Kulit kepala Pengoba Pengobatan tan terdir terdirii dari dari 3-5% 3-5% asam asam salisi salisilat lat dalam dalam minyak minyak zaitun zaitun atau atau air, air, diapli diaplikas kasika ikan n emollientngan glukokortikosteroid dalam cream atau lotion selama beberapa hari, sampo bayi, perawatan kulit yang teratur dengan emollient, cream, dan pasta. 2. Area intertriginosa Pengobatan meliputi lotion pengering, seperti 0,2-0,5 % clioquinol dalam zinc lotion atau zinc oil. Pada kandidiasis lotion atau cream nistatin atau amphotericin B dapat dicampur dengan pasta lembut.
Pada dewasa 1. kulit kepala Dianjurkan Dianjurkan sampo yang mengandung mengandung selenium selenium sulfide, sulfide, imidazoles imidazoles,, zinc pyrithion pyrithion,, benzoyl benzoyl perox peroxide ide,, asam asam salisi salisilat lat,, tar atau atau deterj deterjen. en. Kerakny Keraknyaa dapat dapat diperb diperbaik aikii dengan dengan pember pemberian ian glucocortic glucocorticoster osteroid oid pada malam hari, atau asam salisilat salisilat dalam larutan air. Tinctura, Tinctura, larutan alkohol alkohol,, tonik tonik rambut rambut,, dan produk produk sejeni sejeniss biasan biasanya ya memicu memicu terjad terjadiny inyaa inflam inflamasi asi dan harus harus dihindari.3 2. Wajah dan badan Pasien harus menghindari salep berminyak dan mengurangi penggunaan sabun. Larutan alkohol, penggu penggunaa naan n lotion lotion sebelu sebelum m dan sesuda sesudah h cukur cukur tidak tidak dianju dianjurka rkan. n. Glucoc Glucocort ortico icoste steroi roid d dosis dosis rendah rendah (hydro (hydrocor cortis tison) on) cepat cepat membant membantu u pengobat pengobatan an penyaki penyakitt ini, ini, penggun penggunaan aan yang yang tidak tidak terkontrol akan menyebabkan dermatitis steroid, rebound phenomenon steroid, steroid rosacea dan dermatitis perioral.3 Dermatitis seboroik adalah salah satu manifestasi klinis yang sering terjadi pada pasien dengan AIDS. Sehingga merupakan salah satu lesi tanda dan harus lebih hati-hati dalam menangani pasien dengan resiko tinggi. 3. Antifungal Pengobatan antifungal seperti imidazole dapat memberikan hasil yang baik. Biasanya digunakan 2 % dalam sampo dan cream. Dalam pengujian yang berbeda menunjukkan 75-95 % terdapat perbaikan. Dalam percobaan ini hanya ketokonazol dan itakonazol yang dipelajari, imidazole yang lain seperti econazole, clotrimazol, miconazol, oksikonazol, isokonazol, siklopiroxolamin mungkin juga efektif. Imidazol seperti obat antifungal lainnya, memiliki spektrum yang luas, anti inflamasi dan menghambat sintesis dari sel lemak.3 4. Metronidazole Metronidazol topikal dapat berguna sebagai pengobatan alternatif untuk dermatitis seboroik. Metronidazol telah berhasil digunakan pada pasien dengan rosacea. Tidak ada studi yang formal,
dan obat ini hanya terdaftar sebagai pengobatan untuk rosacea. Rekomendasi ini berdasarkan pengalaman pribadi.3 Pengobatan sistemik
Kortikosteroid digunakan pada bentuk yang berat, dosis prednisone 20-30 mg sehari. Jika telah ada perbaiakn, dosis diturunkan perlahan-lahan. Kalau disertai infeksi sekunder diberi antibiotic. Isotretinoin dapat digunakan pada kasus yang rekalsitran. Efeknya mengurangi aktivitas kelenj kelenjar ar sebase sebasea. a. Ukuran Ukuran kelenj kelenjar ar terseb tersebut ut dapat dapat dikura dikurangi ngi sampai sampai 90%, 90%, akibat akibatnya nya terjad terjadii pengurangan produksi sebum. Dosinya 0,1-0,3 mg per kg berat badan per hari, perbaikan tapmak setelah 4 minggu. Sesudah itu diberikan dosis pemeliharaan 5-10 mg per hari selama beberapa tahun yang ternayta efektif untuk mengontrol penyakitnya. Pada D.S. yang parah juga dapat diobati diobati dengan narrow band UVB (TL-01) yang cukup aman dan efektif. Setelah pemberian terapi 3 x seminggu selama 8 minggu, sebagian besar penderita mengalami perbaikan. Bila pada sediaan sediaan langsung terdapat P. ovale yang banyak dapat diberikan diberikan ketokonazol, ketokonazol, dosisnya 200 mg per hari. Pengobatan topical
Pada pitiriasis sika dan oleosa, seminggu 2 – 3 kali scalp dikeramasi selama 5 – 15 menit, misalnya misalnya dengan selenium selenium sufida sufida (selsun). (selsun). Jika terdapat terdapat skuama dan krusta krusta diberi diberi emolien, emolien, misalnya krim urea 10%. Obat lain yang dapat dipakai untuk D.S. ialah : -
ter, ter, misaln misalnya ya likuo likuorr karbona karbonass deterg detergens ens 2-5% 2-5% atau atau krim krim pragm pragmata atar r
-
resorsin 1-3%
-
sulfur sulfur praesi praesipit pitatum atum 4 – 20%, 20%, dapa dapatt digabu digabung ng dengan dengan asam asam salis salisila ilatt 3 - 6%
-
Kortik Kortikost ostrer reroid oid,, misalnya misalnya krim krim hidrokor hidrokorti tison son 2½ %. Pada kasus kasus dengan inflam inflamasi asi yang yang berat dapat dipakai kostikosteroid yang lebih kuat, misalnya betametason valerat, asalkan jangan dipakai terlalu lama karena efek sampingnya.
-
Krim ketokonasol 2% dapat diaplikasikan, bila pada sediaan langsung terdapat banyak P. ovale. Obat-obat tersebut sebaiknya diapakai dalam krim.
Prognosis
Seperti telah dijelaskan pada sebagian kasus yang mempunyai factor konstitusi penyakit ini agak sukar disembuhkan, meskipun terkontrol.2 Edukasi Pasien
1. Ajari pasien tentang tentang pengendalian pengendalian daripa daripada da pengobatan pengobatan dermatit dermatitis is seboroik seboroik 2. Teka Tekanka nkan n tent tentan ang g penti pentingn ngnya ya memb membia iark rkan an samp sampo o medi medikas kasii sedi sediki kitn tnya ya 5-10 5-10 meni menitt sebelum membilas 3. Ajari Ajarib b tentan tentang g menggun menggunaka akan n kortik kortikost ostero eroid id topika topikall seperl seperluny unyaa untuk untuk mengend mengendali alikan kan eritema, skuama, atau rasa gatal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Juanda A, Dermat Dermatosis osis eritro eritroskuamo skuamosa. sa. Dalam Dalam Juanda A, Hamzah Hamzah M, Aisah Aisah S, Ilmu Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi keempat. Cetakan kedua. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ; 2005 : 200-2 2. Plewig Plewig G. Seborrheic Seborrheic dermatiti dermatitis. s. In Fitzpatri Fitzpatrick ck TB, Eisen AZ, Wolff Wolff K, Freedberg Freedberg IM, Austen KF. Dermatology in general medicine. Volume 1. Fourth edition. United States of America : Mc Grow Hill ; 1993 : 1569-73 3.
Champion RH, Burton JL, Ebling FJG. Seborrhoic dermatitis. Textbook of dermatology. Volume 1. Fifth edition. Oxford : Blackwell Scientific Publications ; 1992 : 545-51
4. Goldstein Goldstein BG, Goldste Goldstein in AO. Dalam Dalam Dematologi Dematologi praktis praktis.. Cetakan Cetakan pertama. pertama. Jakarta Jakarta : Hipokrates ; 1998 : 188-90 5. Barakbah Barakbah J, Pohan Pohan SS, Sukanto Sukanto H, Martodih Martodihardjo ardjo S, Agusni Agusni I, I, Lumintang Lumintang H, et al. Dermatitis seboroik. Atlas penyakit kulit dan kelamin. Cetakan ketiga. Surabaya : Airlangga University Press ; 2007 : 112-6 6. Arnold Arnold HL, Odom RB, RB, James WD. WD. Seborrheic Seborrheic dermatit dermatitis. is. Diseases Diseases of the the skin. Eighth Eighth edition. Philadelphia : WB Saunders Company ; 1990 : 194-98 7. Reeves JRT, JRT, Maibach Maibach H. Dermatit Dermatitis is seboroika. seboroika. Atlas Atlas dermatol dermatologi ogi klinik. klinik. Cetakan Cetakan pertama. Jakarta : Hipokrates ; 1990 : 1-3 8. Clark AF, AF, Hopkins TT. TT. Dermatitis Dermatitis seboroik seboroik.. In Moscella Moscella SL, Hurley Hurley HJ, Dermatolog Dermatology, y, third edition. Fourth edition. United states of america : WB Saund ers Company ; 1992 : 465-72