Page 1
Pak Abu seorang yang bekerja ditempat pencucian motor dan mobil berusia 25 tahun, datang ke poli kulit kelamin Rumah sakit tempat anda bekerja dengan keluhan gatal-gatal ditelapak, punggung tangan kanan dan kiri, telapak kaki kanan dan kiri sejak 7 hari yang lalu. Gatal disertai dengan dengan kulit kulit kemera kemerahan han,, bersi bersisik sik,, dan mengel mengelupa upas. s. Pak Ab Abu u bekerj bekerja a ditempat pencucian motor dan mobil sejak 1 bulan yang lalu, mulai kerja dari jam 8.00 pagi sampai jam 21.00. pada saat mencuci motor atau mobil pak Abu tidak menggunakan sepatu khusus. Page 2
Pak Abu mengatakan bahwa ditempat-tempat yang gatal tersebut meng mengal alam amii pene peneba bala lan n deng dengan an lipa lipata tan n kuli kulitt yang yang kasa kasarr dan dan keri kering ng kemudian oleh oleh pasien diberikan diberikan obat salep 88 yang dibeli dibeli diwarung diwarung akan tetapi tetapi gatalgatal-gat gatal al tidak tidak mengal mengalam amii perbai perbaikan kan bahkan bahkan kulitn kulitnya ya muncu muncull seperti retak-retak. Pasien menyangkal pernah menderita penyakit yang sama, sama, dan tidak ada riwayat riwayat alergi. alergi. Dianggot Dianggota a keluarga, keluarga, teman-teman teman-teman ditempat kerja tidak ada menderita penyakit yang sama. Page 3
Status generalis KU : Baik Kesadaran : compos mentis Keadaan gizi : baik Vital sign : TD TD : 130/80 mmHg, Nadi : 81x/menit, 81x/menit, RR : 18X/menit, 18X/menit, suhu : afebris Kepala : normochepal, normochepal, rambut hitam,distribusi hitam,distribusi merata Mata : konjugtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Hidung : simetris, deviasi septum (-), sekret (-)
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Telinga : bentuk daun telinga normal, sekret (-) Mulut : mukosa bibir dan mulut mulut lembab, lembab, sianosis (-) Tenggorokan : tidak dilakukan Thorax : dbn Abdomen : dbn Kelenjar geteh geteh bening : tidak teraba teraba pembesaran Ekstremitas : akral akral hangat, edema
Status dermatologikus Distribusi : lokalisata a/r manus, dorsum manus dextra et sinistra efloresen efloresensi si : eritem, eritem, skuama skuama kasar kasar berwarna berwarna putih, putih, hiperkera hiperkeratosi tosis s dan likenifikasi lesi lesi : multi multipel pel,, bentuk bentuk tidak tidak teratu teratur, r, difus, difus, menim menimbul bul dari dari permu permukaa kaan, n, kering. a/r pedis dextra et sinistra efloresen efloresensi si : eritem, eritem, skuama skuama kasar kasar berwarna berwarna putih, putih, hiperkera hiperkeratosi tosis s dan likenifikasi, fisura lesi lesi : multi multipel pel,, bentuk bentuk tidak tidak teratu teratur, r, difus, difus, menim menimbul bul dari dari permu permukaa kaan, n, kering. Page 4
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium laboratorium Darah lengkap DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Hb : 13g/dl Ht : 36 % Trombosit Trombosit : 250.000/ul Leukosit : 11.000/ul Diff count/hitung jenis leukosit : 0/5/4/59/28/4
Pemeriksaan penunjang Patch tes (uji tempel)
:
(-)
Pemeriksaan KOH 10% : Hifa dan/atau artospora (-) Histopatologi : hiperkeratosis dengan area parakeratosis, akantosis, dan perpanjangan rete ridges
Epilogue Spesialis kulit kelamin mengatakan pak Abu menderita dermatitis kontak iritan. Dan disarankan agar menghindari kontak penyebab iritasi dengan menggunakan alat pelindung saat bekerja. Bila gatal, jangan digaruk. Medikamen Medikamentosa tosa : diberi diberi cream steroid. Antihist Antihistamin amin,, setelah setelah beberapa beberapa hari dilakukan terapi kondisi penyakit pak Abu membaik.
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Learning Progress Report Terminologi : Problem : Pak Abu, 25 thn
Keluhan utama : gatal ditelapak, punggung tangan kanan dan kiri, telapak kaki kanan dan kiri selama 7 hari Keluhan tambahan : gatal disertai kemerahan, bersisik, mengelupas
Riwayat sosial dan pribadi : bekerja di pencucian motor dan tidak menggunakan sepatu khusus 1) Apa yang menyebabkan pak pak abu mengalami mengalami gatal-gatal gatal-gatal di di telapak, punggung tangan dan telapak kaki? 2) Mengapa rasa gatalnya disertai kemerahan,bersisik kemerahan,bersisik dan mengelupas disertai penebalan kulit yang kasar dan kering? 3) Apa hubungan hubungan penggunaan sepatu saat kerja dan jam kerja kerja dengan keluhan pak Abu sekarang ? 4) Bagaimanakah mekanisme gatal, kemerahan kemerahan dan mengelupas mengelupas ? Hipotesis •
•
Dermatitis Dermatitis Kontak Iritan Tinea pedis dan Tinea Manus (karena pemberian salep 88 tidak mengalami perbaikan)
•
Dermatitis Dermatitis Kontak Alergik
•
Psoriasis (biasanya disebabkan karena genetik dan autoimun) autoimun)
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Mekanisme Pak Abu, 25 thn
Kontak dengan sabun (bahan kimia) tanpa menggunakan alat pelindung diri selama sebulan
Membuat kerusakan sel di kulit
Inflamasi
Aktivasi agen kimiawi
Gatal disertai kemerahan,bersisik,mengelupas, kemerahan,bersisik,mengelupas, dan penebalan kulit
More info •
Anamnesis
•
Keadaan umum
•
Tanda vital
•
Px fisik
•
RPD
•
RPK
•
RPO
I Don’t Know dan Learning Issue 1) Kulit ulit •
Anatomi
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
•
Fisiologi
•
Histologi
•
Histopatologi
•
Mikrobiologi kulit
1) Derm Dermat atit itis is •
Pengertian
•
Klasifikasi
•
Epidemiologi
•
Etiologi
•
Diagnosisi
•
Patogenesis
•
Pemeriksaan
•
Penatalaksanaan
•
Prognosis
1) Tinea pedis dan Tinea Tinea manus manus •
Pengertian
•
Klasifikasi
•
Epidemiologi
•
Etiologi
•
Diagnosisi
•
Patogenesis
•
Pemeriksaan
•
Penatalaksanaan
•
Prognosis
Anatomi Kulit DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
HISTOPATOLOGI Terdapat dua jenis peradangan pada kulit, yaitu : 1. Ruam Ruam kulit kulit prime primerr : •
Maku Makula la
: Eflo Eflore rese sens nsii prim primer er,, yang yang berub berubah ah hanya hanya warna warna tetap tetapii tidak tidak
bentuknya, seperti tinea tinea versikolor versikolor , morbus morbus Hansen Hansen
•
Erit Eritem ema a :
Maku Makulla berw berwar arna na mera merah h sepe sepert rtii pada pada derm dermatit atitis is,, lupu lupus s
eritematosus
•
Papu Papula la
: Peno Penonj njol olan an pada padatt di atas atas per perm mukaa ukaan n kuli kulit, t,
berb berbat ata a tegas tegas
berkuran < 1 cm
•
Nodula Nodula
: Massa Massa padat padat sirku sirkums mskri krip p pada pada Kulit Kulit atau atau subk subkuti utis s > 1 cm cm
Vesikel
: gelembung berisi serum, <0,5 c cm m
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Bula Bula : gelem gelembun bung g berisi berisi serum, serum, >0,5 >0,5 cm
Pustul
: Vesikel berisi nanah
Urtika
: Edema dan eritema setempat, timbul mendadak,
hilang perlahan, gatal < 24 jam
Tumor
Kista
: Pe Penonjolan di di at atas pe permukaan ku kulit : Pen Penonjolan diatas per permukaan kul kulit ber berupa kan kantong ber berisi
cairan serosa atau padat
atau setengah padat
1. Ruam Ruam Kul Kulit it Sku Skund nder er
Skua Skuama ma
: Pele Pelepa pasa san n lapi lapisa san n tand tanduk uk dar darii perm permuk ukaa aan n kuli kulitt dapat dapat
berupa sis halus, sedang atau
Krusta
:
kasar.
Onggokan c ca airan d da arah, d da an ob obat y ya ang me mengering
diat diatas as perm permuk ukaa aan n kuli kulitt sepe sepert rtii pada pada impe impeti tigo go krus krusto tosa sa,, DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
dermat dermatit itis is konta kontak, k, krusta krusta kotora kotoran, n, nanah nanah dapat dapat berwar berwarna na hitam (pada (pada jaringa jaringan n nekrosis) nekrosis) merah merah (asal (asal darah, darah,
nanah
dan serum)
Erosi Erosi : Kerusak Kerusakan an kulit kulit sampa sampaii stratu stratum m spinos spinosum um,,
kulit kulit tampak tampak
menj menjad adii merah erah dan dan kelu keluar ar cair cairan an sero serosa sa,, sepe sepert rtii pada pada dermatitis kontak.
Eksko kskorriasi asi :
Ker Kerus usak akan an
sehingga
kulit
kul kulit
sam sampai ujun ujung g
tampak
merah
str stratum atum papi apilari aris
disertai
bintik-bintik
perdarahan dan ditemukan pada dermatitis kontaak.
Ulkus Ulkus : Kerusa Kerusakan kan kulit kulit baik baik epider epidermi mis s dan dermi dermis s yang yang memil memiliki iki dasar, dinding, tepi dan isi.
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Rhag Rhagad aden en : Yait Yaitu u bela belaha han n – bela belaha han n kuli kulitt deng dengan an dasa dasarr sang sangat at
kecil. Parut : Disebut jyga sikatriks sikatriks yaitu jaringan ikat ikat yang menggantikan
epider epidermi mis s dan dermi dermis s yang sudah sudah hilang, hilang,
dimana dimana dapat dapat
lebih cekung dari kulit sekitarnya.
Kel Keloid
: Hi Hipert ertrofi ofi yan yang g per perttumbu umbuh hann annya melam elamp paui aui bat batas. as.
Abses: Abses: Efloresen Efloresensi si skunder skunder berupa berupa kantong kantong berisi berisi nanah disalam jarinan. Likenifikas
: Pen Penebalan klit seh sehingga gar garis-garis lip lipatan kul kulit
atau relief kulit tampak lebih jelas. Guma: Efloresensi skunder berupa kerusakan kulit yang destruktif,
kronik dengan penyebrannya serpiginosa.
Hiperpi Hiperpigmen gmentasi tasi :Penimb :Penimbunan unan pigmen pigmen berlebihan berlebihan sehingga sehingga kulit tampak tampak lebih hitam dari sekitarnya.
Hipopigm Hipopigmentasi entasi : Kelainan yang menyebabk menyebabkan an kulit menjadi menjadi lebih putih putih dari sekitarnya.
1. Ruam Ruam khus khusus us
Kana Kanali liku kuli li
: Ruam Ruam kuli kulitt beru berupa pa salu salura ran n – salu salura ran n pada pada stra stratu tum m
korneum, yang timbul sejajar dengan permukaan kulit.
Milia
: Penonjolan berwana putih akibat penyumbatan saluran kelenjar sebasea seperti pada akne.
Roseo Roseola la
: Eksan Eksantem tema a lenti lentikul kular ar berw berwarn arna a merah merah tembag tembaga a seper seperti ti
pada sifilis dan frambusia
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Dermatitis Dermatiti Dermatitis s adalah adalah peradangan peradangan kulit (epiderm (epidermis is dan dermis) dermis) sebagai sebagai resp respon on terh terhad adap ap peng pengar aruh uh fakt faktor or ekso eksoge gen n (bah (bahan an kimi kimia, a, fisi fisik k (sin (sinar ar matahari dan suhu), mikroorganisme (bakteri dan jamur) dan atau faktor endogen yang menimbulkan menimbulkan kelainan kelainan klinis berupa berupa efloresensi polimorfik polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel,skuama,likenifikasi) vesikel,skuama,likenifikasi) dan keluhan gatal. •
Erit Eritem ema a : keme kemera raha han n pada pada kuli kulitt yang yang dise diseba babk bkan an p/el p/eleb ebar aran an pembuluh darah kapiler yang reversibel.
•
Edema: membengkak.
•
Papul : penonjolan diatas permukaan kulit, sirkumskrip, berukuran diameter lebih kecil dari ½ cm dan berisikan zat padat.
•
Vesikel : gelembung berisi cairan serum, beratap, berukuran kurang dari ½ cm garis tengah dan mempunyai mempunyai dasar, vesikel vesikel berisi darah darah diseb disebut ut vesike vesikell hemora hemoragi gik k (mere (meremb mbesn esnya ya darah darah dari dari pembu pembuluh luh kecil).
•
Skuama : lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit.
•
Likenifikasi : penebalan kulit disertai relief kulit yang makin jelas.
Tetap Tetapii tandatanda-tan tanda da terseb tersebut ut tidak tidak selalu selalu timbu timbull bersam bersamaan aan,, bahkan bahkan mungkin mungkin hanya beberapa beberapa (oligomo (oligomorfik rfik). ). Dermatiti Dermatitis s cenderung cenderung menjadi menjadi residif dan kronis. gatal. Keluh Keluhan an kulit kulit Pada penderita penderita dermatiti dermatitis s umumnya umumnya mengeluh mengeluh gatal. juga bergantung bergantung pada stadium stadium penyakit, penyakit, batasnya batasnya sirkumskri sirkumskrip p dapat pula difus. difus. Penyebaran Penyebarannya nya dapat setempat, setempat,gener generalisat alisata, a, dan universal. Stadium yang ditunjukkan : 1) Stadium akut
eritema, edema, vesikel, bula,erosi,eksudasi
madidans(basah)
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
2) Stadium Stadium subakut subakut eritema, edema berkurang, eksudat sudah
mulai mengering
krusta
3) Stadium Stadium kronis kronis lesi tampak tampak kering,sk kering,skuama uama,, hiperpig hiperpigment mentasi, asi,
likenifikasi dapat terjadi juga erosi dan ekskoriasi karena garukan. Predi Predilek leksi si dan eflore efloresen sensi si dapat dapat menunj menunjuka ukan n su suatu atu diagno diagnosis sis sepert sepertii peny penyak akit it kuli kulitt apa apa yang yang dial dialam amii oleh oleh pend pender erit ita a dan dan su suda dah h term termas asuk uk apakah apakah stadium stadium penyakitn penyakitnya ya sehingga sehingga dokter dokter dapat memutuskan memutuskan suatu suatu diagno diagnosis sis dengan dengan khas khas yang yang ditun ditunjuk jukkan kan dan member memberika ikan n obat obat yang yang tepat. Klasifikasi dari dermatitis : 1) Dermatitis Dermatitis Konta Kontak k iritan iritan 2) Dermatitis Dermatitis konta kontak k Alergik Alergik 3) Dermat Dermatiti itis s Atopik Atopik 4) Dermat Dermatiti itis s stasis stasis 5) Neuroderma Neurodermatitis titis sirkumskr sirkumskripta ipta 6) Dermatitis Dermatitis Numularis Numularis 7) Dermatitis Dermatitis Autos Autosensit ensitisasi isasi
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Dermatitis Kontak Iritan Definisi Dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit reaksi peradangan kulit non imunologik, jadi kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi. Epidemiologi •
Umur Umur : teruta terutama ma dewasa dewasa dan biasan biasanya ya DKI terjad terjadii berhub berhubung ungan an dengan pekerjaannya.
•
Ras : semua ras
kulit hitam lebih tahan
Etiologi Bahan Bahan irita iritan n (Irita (Iritan n primer primer sepert sepertii asam asam dan basa basa yang yang kuat, kuat, pelaru pelarutt organik,minyak organik,minyak pelumas, serta serbuk kayu). Faktor yang mempengaruhi Kela Kelain inan an yang yang terj terjad adii dite ditent ntuk ukan an oleh oleh ukur ukuran an mole moleku kul, l, daya daya laru larut, t, konsentrasi bahan tersebut dan juga dipengaruhi faktor lain yaitu lama kont kontak ak,, keke kekera rapa pan n (ter (terus us mene meneru rus s atau atau bers bersel elan ang) g) adan adanya ya oklu oklusi si,, gese geseka kan, n,tr trau auma ma fisi fisis, s, su suhu hu,, dan dan kele kelemb mbap apan an ling lingku kung ngan an juga juga ikut ikut berperan. Individu : ketebalan kulit,usia,ras,dan kulit,usia,ras,dan jenis kelamin. Gejala klinis
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Kelainan kulit yang terjadi beragam tergantung pada sifat iritan. Predileksi yang terjadi pada kedua tangan, kaki dan daerah yang terpajan. DKI Akut
penyebab luka bakar oleh bahan kimia, iritan kuat : asam dan basa kuat (NaOH, KOH).
Ketika terjadi menyebabkan reaksi segera timbul.
Kulit Kulit terasa terasa pedih, pedih, panas, panas, dan rasa terbakar, terbakar, kelainan kelainan yang terjadi eritema,edema dan bila mungkin juga nekrosis sedangkan pinggiran kulit berbatas tegas dan asimetris.
DKI Subakut
Gamb Gambar aran an klin klinis is dan dan geja gejala la sama sama deng dengan an DKI DKI Akut Akut teta tetapi pi baru baru muncul 8 sampai 24 jam atau lebih setelah kontak. Contoh bahan iritan : podofilin, antralin,asam hidrofluorat,etilen. hidrofluorat,etilen.
Jadi Jadi setela setelah h kontak kontak terjad terjadii tidak tidak langsu langsung ng menyeb menyebabk abkan an reaks reaksii karena semua itu tergantung faktor yang mempengaruhi, apakah konsentra konsentrasiny sinya a lebih lebih rendah rendah atau tergantun tergantung g faktor faktor indivindu indivindu itu sendiri seperti ketebalan kulit. Cont Contoh ohny nya a : pend pender erit ita a kont kontak ak deng dengan an baha bahan n irit iritan an dan dan mera merasa sa pedih esok harinya, awalnya eritema setelah itu sorenya menjadi vesikel dan nekrosis.
DKI Kronis
Dermatitis Dermatitis yang paling sering terjadi.
Penyebabny Penyebabnya a adalah adalah kontak kontak berulang-u berulang-ulang lang dengan dengan iritan iritan lemah lemah teta tetapi pi DKI DKI Kron Kronis is dapa dapatt terj terjad adii kare karena na beke bekerj rja a sam sama deng dengan an berbagai faktor. Misalnya faktor kekerapan yang mempengaruhi.
Kuli Kulitt
keri kering ng,e ,eri rite tema ma,s ,sku kuam ama, a,la lamb mbat at
laun laun
hipe hiperk rker erat atos osis is,,
dan dan
likenifikasi, likenifikasi, dan difus.
Bila kontak berlangsung akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fisur). Contoh : tukang cuci , keluhan penderita umumnya gatal dan
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
nyeri karena fisur tetapi ada juga yang hanya merasa kulit kering tanpa eritema. Histopatologik Epidermis Dermis
hiperkeratosis,parakeratosis hiperkeratosis,parakeratosis,spongiosis ,spongiosis
pelebaran pelebaran ujung-uj ujung-ujung ung pembuluh pembuluh darah darah dan sebukan sebukan sel-sel sel-sel
radang terutama eosinofil
Diagnosis DKI Akut Akut mudah mudah diket diketahu ahuii karena karena muncu muncull lebih lebih cepat cepat sedang sedangkan kan DKI Kronis timbul lambat dan sulit dibedakan dengan DKA karena mempunyai gambaran klinis yang luas. Pemeriksaan penunjang
Uji tempel
Hitung eosinofil penderita
Penatalaksanaan Memakai alat pelindung ditempat kerja dan menghindari pajanan bahan iritan. Bila DKI sembuh tanpa pengobatan topikal berikan pelembab. Sistemik Topikal
antihistamin, antihistamin, antibiotik, antibiotik, kortikosteroid kortikosteroid (luas), roborantia jika basah kompres terbuka dengan sol KmnO4, jika kering
dengan salep kortikosteroid. kortikosteroid. Prognosis Baik
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
merus erusak ak
lapi apisan san
tandu anduk, k,
denat enatu urasi rasi
kerati keratin, n,
menyin menyingki gkirka rkan n lemak lemak lapisa lapisan n
tand tanduk uk,, meng mengub ubah ah daya daya ikat ikat air air kuli kulit, t,
Patogenesis
meru merusa sak k membr embran an lema lemak k ker keratin atinos osit it,, Bahan iritan konyat dengan kulit mene menemb mbus us mem membran bran sel sel dan dan merus erusak ak
Kerusakan membran
Fosfolipase dan Asam
Diasilgliser ol dan IP3
PG dan
Vasodilatasi
Permeabilitas vaskular
•
Stimula si autokri n
Mempermudah transudasi Komplemen dan kinin Kemoaktran kuat untuk limfosit dan neutrofil
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
PAF
perubahan
TNF α dari keratinosit
•
•
aktivasi sel T ,makrofag, granulosit induksi ekspresi
Sel mast mengeluarkan histamin Gatal dan nyeri
Setelah
mediator
kimiawi
pada
radang
keluar
menyebabkan
eritem eritema,e a,edem dema,p a,pana anas,n s,nyer yerii bil bila a irita iritan n kuat, kuat, kalau kalau lemah lemah harus harus kontak kontak berulang kali dan dimulai dari kerusakan stratum korneum dengan cara menghilangkan fungsi sawarnya.
Dermatitis Atopik Dermatitis atopik ialah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal, yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anakanak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar igE dalam seru dan riwayat atopi pada keluarga. Dermatitis atopi merupakan kronis residif , yang gejalanya eritema, papula, vesikel, kusta, skuama, dan pruritus hebat. Kons Konsep ep terj terjad adin inya ya derm dermat atit itis is atop atopik ik adal adalah ah reak reaksi si imun imunol olog ogik ik (berhu (berhubun bungan gan dengan dengan siste sistem m imun imun tubuh) tubuh).. Diman Dimana a jika jika tubuh tubuh terlal terlalu u member memberika ikan n respon respon imun imun yang yang berleb berlebih ihan, an, maka maka akan akan timbu timbull reaksi reaksi hipersens hipersensiti itivitas vitas,, yaitu yaitu peningkat peningkatan an reaktivi reaktivitas tas / sensitivi sensitivitas tas terhadap terhadap antigen yang pernah dipajankan / dikenal sebelumnya. Hipersensitivitas ada 4 jenis : tipe I – IV. Dermatitits atopik merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I, dimana reaksi tipe ini merupakan merupakan reaksi alergi alergi atau reaksi igE. Definisi Definisi reaksi tipe tipe I : alergen yang masuk kedalam tubuh menimbulkan respon imun berupa produksi igE.
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Patogenesis penyakitnya : Pajanan antigen mengaktifkan sel Th2 sehingga merangsang sel B berkembang menjadi sel plasma. Sehingga sel plasma memproduksi igE. Kemudian molekul igE dilepas dan diikat oleh reseptor spesifik (FceR1) pada sel mast dan basofil. Pajanan kedua dengan alergen menimbulkan ikat ikatan an sila silang ng anta antara ra anti antige gen n dan dan igE igE yang yang diik diikat at sel sel mast mast.. Sel Sel mast mast memacu pelepasan mediator farmakologis aktif dari sel mast dan basofil. Dan mediator mediator-medi -mediator ator inilah inilah yang menimbul menimbulkan kan kontraksi kontraksi otot polos, polos, vasodilatasi, vasodilatasi, kerusakan jaringan, dan lain-lain. Gambaran klinis : kulit kering, pucat/redup, kadar lipid kurang, evaporasi meningkat, jari tangan terasa dingin, cemas, egois, frustasi Geja Gejala la utam utama a : pruri pruritus tus biasan biasanya ya hilang hilang timbul timbul dan biasan biasanya ya pruri pruritus tus hebat hebat pada pada malam malam hari. hari. Jika Jika pender penderita ita mengg menggaru aruk k biasan biasanya ya menjad menjadii papul papul,, liken likenifi ifikas kasi, i, eritem eritema, a, erosi, erosi, ekskor ekskorias iasi, i, eksuda eksudasi, si, dan krusta.
Dermatitis atopik ada 3 fase : a. Dermatitis Dermatitis atopik atopik infati infatill ( 2 bulan – 2 tahun tahun ) Lesi dibagian muka, eritema, eritema, papulovesi papulovesikel, kel, krusta krusta meluas meluas ke leher, pergelangan tangan , lengan, tungkai, dan lutut. b. Dermatitis Dermatitis atopik atopik anak anak ( 2 tahun tahun – 10 tahun ) Lesi Lesi lebih lebih kerin kering, g, tidak tidak begitu begitu eksuda eksudatif tif,, lebih lebih banyak banyak papul papul,, likenifikasi, skuama. Lesi biasa terjadi dikulit siku, lutut, kelopak mata, dan leher. c. Dermatitis Dermatitis atopi atopik k padarema padaremaja ja dan dewasa dewasa Eritemat Eritematosa, osa, berskuam berskuama, a, likenifi likenifikasi kasi.. Lesi biasa biasa terjadi terjadi di lip lipat at siku siku,, lehe leher, r, dahi dahi,, dan dan daer daerah ah bibi bibir. r. Lesi Lesi keri kering ng yang yang agak agak menimbul, papul datar, dan cenderung bergabung menjadi plak like likeni nifi fika kasi si deng dengan an skua skuama ma.. Lesi Lesi akan akan menj menjad adii sang sangat at gata gatall
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
terutama saat dimalam hari dan pada saat beraktivitas, karena saat beraktivitas dipicu oleh keringat. Diagnosis : untuk untuk mendia mendiagno gnosis sis dermat dermatiti itis s atopik atopik,, terdap terdapat at kriter kriteria ia diagnosis, yaitu kriteria mayor dan kriteria minor. Pedoman diagnosis : a. Kond Kondis isii gata gatall b. Riwayat Riwayat terkena terkena lipatan lipatan siku, siku, belakang belakang lutut, lutut, dan leher. leher. c. Riway Riwayat at asma asma bronk bronkial ial d. Riway Riwayat at kulit kulit kering kering e. Awita Awitan n dibawa dibawah h usia usia anak anak 2 tahun tahun Diagnosis banding : a. Dermat Dermatiti itis s sebor seboroik oik b. Derm Dermat atit itis is konta kontak k c. Dermat Dermatiti itis s numula numulari ris s d. Skabies e. Sind Sindro rom m hipe hiperr IgE IgE Penatalaksanaan Penatalaksanaan : 1. (umu (umum) m) Menyingkirkan faktor yang memperberat atau memicu pasien untuk menggaruk. Mandi dengan pembersih yang mengandung pelembab. 2. Pengob Pengobata atan n topika topikall Umum Umumny nya a kuli kulitt pend pender erit ita a derm dermat atit itis is atop atopik ik ini ini rela relati tive ve keri kering ng,, sehi sehing ngga ga
meny menyeb ebab abka kan n
mikr mikroo oorg rgan anis isme me
lebi lebih h
muda mudah h
masu masuk k
kedalam tubuh melalui kulit tersebut. Penanganannya dengan cara memberi memberikan kan pelembab pelembab krim hidrofili hidrofilik k urea 10% dan kortison kortison 1% atau atau sete setela lah h mandi andi,, kuli kulitt dila dilap p hing hingga ga keri kering ng dan dan kemu kemudi dian an memakai emolien. Pemakaian dosis pada bayi untuk pengobatan topikal yaitu salep steroid steroid potensi potensi rendah rendah (hidroko (hidrokortis rtison on 1-2,5%), 1-2,5%), untuk untuk remaja remaja dan DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
dewasa digunakan salep steroid potensi tengah. Bila penyakit sudah terkontro terkontrol, l, gunakan gunakan pemakaian pemakaian intermi intermitten tten 2 kali seminggu seminggu agar tidak cepat kambuh, dan gunakan salep potensi paling rendah. 3. Sist Sistem emik ik Bisa menggunakan kortikosteroid untuk mengendalikan eksaserbasi akut akut,, dan dan guna gunaka kan n seca secara ra bers bersel elan ang g atau atau bert bertah ahap ap agar agar tida tidak k menimbulkan menimbulkan efek samping berlebih. Antihistamin Antihistamin juga digunakan untuk mengurangi rasa gatal. 4. Tera Terapi pi sina sinar r Bisa menggunakan terapi sinar UVA dan UVB, biasanya digunakan untuk dermatitis atopik yang berat dan luas.
Dermatitis Stasis Dermat Dermatiti itis s statis statis adalah adalah dermat dermatiti itis s sekund sekunder er akibat akibat ins insufi ufisi siens ensii kronik vena (hipertensi vena) tungkai bawah. Epidemiologi : Umur penderita biasanya dewasa tua Pria lebih banyak dibanding wanita Etiologi : gangguan aliran darah vena Etiopatogenesis : (terdapat beberapa hipotesis) 1. Meni Mening ngka katn tnya ya tekan tekanan an hidr hidros osta tati tik k dala dalam m sist sistem em vena vena sehi sehing ngga ga terjad terjadii keboco kebocoran ran fibrin fibrinoge ogen n masuk masuk kedala kedalam m dermi dermis. s. Fibri Fibrino nogen gen DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
yang berada diluar pembuluh darah itu berploriferasi membentuk fibrin perikapiler dan interstinum, sehingga akan menghalangi difus oksigen dan makanan yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup kulit. Lalu terjadilah kematian sel. 2. Keluarnya Keluarnya molekul molekul makro makro kedalam dermis, dermis, akibat akibat hipertensi hipertensi vena/ kerusa kerusakan kan kapil kapiler, er, akan akan merang merangkap kap growt growth h factor factor dan substa substansi nsi stimulator
lain/homeostatik.
Sehingga
tidak
mampu
memp mempert ertaha ahanka nkan n integr integrita itas s jarin jaringan gan dan proses proses perbai perbaikan kan bila bila terjadi luka akibat trauma yang ringan. 3. Akibat Akibat hipert hipertens ensii vena, vena, menye menyebab babkan kan perbed perbedaan aan tekana tekanan n antar antara a sistem arteri dan vena menurun, menyebabkan aliran darah dalam kapi kapile lerr
anta antara ra sist sistem em ters terseb ebut ut berk berkur uran ang. g. Sehi Sehing ngga ga agre agrega gasi si
eritrosi eritrositt dan sumbatan sumbatan leukosit leukosit dalam kapiler kapiler dan menyebabk menyebabkan an iskemia. Gambar Gambaran an klinis klinis : teka tekan nan vena vena meni eningkat gkat pada pada tun tunkai kai bawah awah menyebabkan pelebaran vena, varises, edema. Kemudian lama-kelamaan kuli kulitt akan akan berw berwar arna na mera merah h kehi kehita tama man n dan dan timb timbul ul purp purpur ura a (kar (karen ena a ekst ekstra rava vasa sasi si
sel sel
dara darah h
merah erah
keda kedala lam m
derm dermis is). ).
Kela Kelain inan an
dimu dimula laii
dipe diperm rmuk ukaa aan n tung tungka kaii bawa bawah h bagi bagian an medi medial al late latera ral. l. Melu Meluas as hing hingga ga kebawah lutut. Terjadi eritema, skuama, kadang eksudasi, dan gatal. Jika lama kelamaan, kulit menjadi tebal dan fibrotik 1/3 tungkai bawah. Histopatologi Epidermis : tampak hiperkeratosis, akantosis Dermis
:
vaso vasodi dila lata tasi si
ujun ujungg-uj ujun ung g
pemb pembul uluh uh
dara darah h
dan dan
sebu sebuka kan n
hemosiderin hemosiderin dalam dermis dan sel-sel polinukleus. Pemeriksaan penunjang : venografi untuk melihat sumbatan Komplikasi : ulkus, infeksi sekunder misalnya selulitis. Diag Diagno nosi sis s band bandin ing g : Dermat Dermatiti itis s kontak kontak,, dermat dermatiti itis s numul numulari aris, s, dan penyakit schamberg.
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Pengobatan : a. Untu Untuk k edem edema a : tung tungka kaii dina dinaik ikan an pada pada saat saat tidu tidurr atau atau dudu duduk. k. Diangkat keatas permukan jantung selama 30 menit. b. Memakai Memakai kaos kaki kaki penyangga penyangga varises varises atau pembalut pembalut elastis elastis c. Eksudat Eksudat dikompres dikompres dan setelah setelah kering kering diberi diberi krim kortikos kortikostero teroid id d. Antibiot Antibiotik ik sistemi sistemik k untuk infeks infeksii sekunder sekunder Prognosis : baik apabila faktor penyumbat dapat dihilangkan
Dermatitis Kontak Alergi
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Epidemiologi Bila Bila diband dibandin ingka gkan n dengan dengan derma dermatit titis is kontak kontak irit iritan, an, jumlah jumlah pender penderita ita dermat dermatiti itis s kontak kontak alerg alergik ik lebih lebih sediki sedikit, t, karena karena hanya hanya menge mengenai nai orang orang yang kulitnya sangat peka (hipersensitif). (hipersensitif). Etiologi Aler Alerge gen/ n/ko kont ntak akta tan/ n/se sens nsit itiz izer er..
Bias Biasan anya ya
beru berupa pa
baha bahan n
loga logam m
bera berat, t,
kosmetik (lipstick, deodorant, cat rambut), bahan perhiasan (kacamata, jam tangan, tangan, anting-ant anting-anting) ing),, obat-obata obat-obatan n (obat (obat kumur, kumur, sul sulfa, fa, penisili penisilin), n), karet (sepatu, BH), dan lain-lain. Patogenesis Fase sensitisasi: DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
•
Terj Terjadi adi kon kontak tak unt untuk uk per pertam tama a kal kalin inya ya den dengan gan sen sensi sitiz tizer/ er/ale alerg rgen en
dalam hal ini dalam bentuk hapten. •
Hapten yang merupakan antigen tidak lengkap(belum bisa memicu
resp re spon on im imun un)) me mela laku kuka kan n pe pene netr tras asii ke da dala lam m ku kuli litt da dan n be berk rkon onju juga gasi si dengan protein kulit membentuk hapten-carrier complex dan complex dan menjadi antigen lengkap. •
Antigen
lengkap
mengaktifkan
dan
mematangkan sel
Langerhans epid Dendritik itik derm epidermi ermis s atau sel Dendr dermis. is. Anti Antigen gen selan selanjutn jutnya ya ditelan
dan
diproses
oleh
sel
Langerhans/sel
Dendritik
menjadi peptid yang selanjutnya dibawa ke permukaan sel Langerhans menjadi MHC-II. •
Sel Langerhans selanjutnya mengekspresikan molekul-molekul molekul-molekul yang
sell Li Limf mfos osit it T dan me diperl dip erluka ukan n unt untuk uk ber berint intera eraksi ksi den dengan gan se melak lakuka ukan n nodus(kelenjar getah bening). migrasi ke limfe nodus(kelenjar •
Inte In tera raks ksii se sell La Lang nger erha hans ns ya yang ng me memb mbaw awa a pe pept ptid id da dan n MHC-II di
permukaannya bersama dengan sel Limfosit T naif/virgin di dalam limfe nodus nod us kem kemudi udian an me menga ngakti ktifka fkan n sel Lim Limfos fosit it T nai naiff me menja njadi di sel Lim Limfos fosit it Th1(T-Helper 1) efektor dan sel Th1 memori. •
Sell Th Se Th1 1 ef efek ekto torr da dan n mem emor orii ke kem mud udia ian n ke kem mba bali li ke ku kuli litt ya yang ng
terpajan/kontak dengan sensitizer melalui aliran darah. Fase elisitasi: •
Terjadi pajanan kedua, peptid kemudian akan langsung dikenal oelh
sel Th1 memori. •
Sell Se
Th1 Th 1
efek ef ekto torr
akan ak an me mele lepa pask skan an be berb rbag agai ai in inte terl rleu euki kin n
(IFN
gamma, TNF alfa alfa)) yang menyebabkan inflamasi. •
Inflamasi ini secara klinis tampak sebagai plak terlichenifikasi yang
hiperpigmentasi, hiperpigm entasi, melebar, dan bersifat sangat gatal. Gejala Klinis Gatal. Gatal. Pada Pada keadaa keadaan n akut, akut, dimul dimulai ai dengan dengan bercak bercak eritem eritemato atosa sa yang yang berbat berbatas as jelas, jelas, lalu lalu diiku diikuti ti dengan dengan edema edema,, papulo papuloves vesike ikel, l, vesike vesikell atau atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah dan menimbulkan erosi dan eksudasi.
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Pada keadaan kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga fisur, batasnya tidak jelas. Diagnosis Diagnosis didasarkan atas hasil anamnesis yang cermat dan pemeriksaan klinis yang teliti. Pertanyaan mengenai kontaktan yang dicurigai didasarkan kelainan kulit yang ditemukan. Misalkan ditemukan kelainan kulit didaerah umbilicus, perlu dicurigai apakan penderita memakai kancing celana atau kepala ikat pinggang yang terbuat dari logam. Data yang berasal dari anamnesis juga meliputi riwayat pekerjaan,, hobi, obat topical yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetika dan bahan-bahan yang diketahui menimbulkan alergi, penyakit kulit yang pernah dialami, riwayat aatopi, baik dari yang bersangkutan maupun keluarganya. Diagnosis Banding •
Dermatitis Dermatitis kontak iritan
•
Dermatitis atopic
•
Dermatitis numularik
•
Dermatitis seboroik
•
Psoriasis
Pemeriksaan Uji tempel Pada Pada pemeri pemeriksa ksaan an ini, ini, allerg allergen en yang yang kemung kemungkin kinan an menjad menjadii penyeb penyebab ab dilarutkan dalam media yang sesuai. Bahan-bahan tes ditempatkan pada kuli kulitt (bia (biasa sany nya a di daer daerah ah pung punggu gung ng)) sela selama ma 48 jam. jam. Reak Reaksi si posi positi tif f (sesudah 48 jam, kadang-kadang lebih lambat) memastikan memastikan adanya reaksi hipersensitivitas hipersensitivitas tipe lambat (tipe VI) terhadap penyebab alergi tadi.
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
GAMBAR LECTURE NOTES HALAMAN 18 Penatalaksanaan Non farmakologi: •
Upaya Upaya pencegahan pencegahan terulang terulangnya nya kontak kontak kembali kembali dengan dengan allergen allergen penyebab.
•
Menekan kelainan kulit yang timbul.
Farmakologi: •
Kort Kortik ikos oste tero roid id
dapa dapatt
dibe diberi rika kan n
dala dalam m
jang jangka ka
pend pendek ek
untu untuk k
meng mengat atas asii pera perada dang ngan an pada pada DKA DKA akut akut yang yang dita ditand ndai ai deng dengan an eritema, edema, vesikel atau bula, serta eksudatif. Misalnya dengan pred predni niso sone ne 30 30mg mg/h /har ari. i. Umum Umumny nya a kela kelain inan an kuli kulitt akan akan mere mereda da setelah beberapa hari •
Kelain Kelainan an kulit kulit cukup cukup dikom dikompre pres s dengan dengan larut larutan an garam garam faal faal atau atau larutan air salisil 1:1000.
•
Untuk DKA ringan atau akut yang telah mereda (setelah diberikan kort kortik ikos oste tero roid id
sist sistem emik ik))
cuku cukup p
dibe diberi rika kan n
kort kortik ikos oste tero roid id
atau atau
makrolaktam (pimecrolimus (pimecrolimus atau tacrolimus) secara topical. Prognosis Umum Umumny nya a baik baik,b ,bil ila a baha bahan n kont kontak akny nya a dapa dapatt disi dising ngki kirk rkan an.. Prog Progno nosi sis s menjadi kurang baik dan menjadi kronis bila terjadi bersamaan dengan dermatitis oleh faktor endogen (dermatitis atopic, dermatitis numularis, DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
atau psoriasis), atau terpajan oleh allergen yang idak mungkin dihindari, misalnya berhubungan dengan pekerjaan atau lingkungan.
Tinea eksi jamur yang menyerang kulit Tinea adalah inf eksi
Predileksi tinea •
Tinea kapitis : Pada kepala
•
Tinea barbe : Pada dagu dan Jenggot
•
Tinea kruris kruris : Pada daerah genitokrural, genitokrural, sekitar anus, bokong, dan kadang sampai perut bagian bawah
•
Tinea unguium : Pada kuku jari tangan dan kaki
•
Tinea pedis : Pada pergelangan kaki, telapak, dan sela-sela jari kaki
•
Tinea manus : Pada tangan
•
Tinea korporis : Pada bagian lain tubuh selain predileksi tinea yang lain
Tinea Pedis Definisi Infeksi jamur superficial pada pergelangan kaki< telapak dan sela-sela jari kaki. DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Epidemiologi Terjadi Terjadi pada semua semua umur, umur, pria dan wanita, wanita, bangsa bangsa yang hidup di iklim iklim tropis Etiologi Epidemophyton, Epidemophyton, trichophyton, trichophyton, microsporum microsporum dan C. albicans Faktor yang mempengaruhi Iklim tropis, lingkungan panas dan udara yang lembab Gejala klinis 1.Tipe papulo-skuamosa hiperkeratotik kronik, jarang didapati vesikel dan pustule, sering pada tumit dan tepi kaki dan kadang-kadang sampai ke punggung kaki 2.Tipe intertriginosa kronik, manifestasi klinis berupa fisura pada jari-jari, tersering pada sela jari ke-4 dan 5, basah dan maserasi disertai bau yang tidak enak 3.Tipe subakut, lesi intertriginosa intertriginosa berupa vesikel atau pustule 4.Tipe akut, gambaran lesi akut, eritema, edema, berbau Histopatologi Pada epidermis tampak migrasi leukosit, edema intraselular, spongiosis, dan parakeratosis Pemeriksaan penunjang 1.Kerokan kulit + KOH 10% 2.Biakan agar sabouraud 3.Sinar wood Penatalaksanaan
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Non-farmako : profilaksis, mengeringkan kaki dengan baik, kaus kaki harus bersih Farmak Farmako o : Gris Griseo eofu fulv lvin in 50 500 0 mg, mg, sale salep p whit whitfi fiel eld d I atau atau II, II, toln tolnaf afta tat, t, toksilat, obat golongan azol, dan terbinafin Prognosis Baik
Tinea Manus Definisi Infeksi dermatofita pada tangan Epidemiologi Dapat menyerang semua umur, pria dan wanita, semua bangsa
Etiologi T.mentagrophytes T.mentagrophytes dan T.rubrum Faktor yang mempengaruhi Iklim panas dan lembab, kebersihan yang kurang dan kulit yang lembab Gejala klinis Ada 2 tipe, tipe, yaitu yaitu : vesiku vesikular lar merad meradang ang dan skuamo skuamosa sa tak merad meradang ang;; gambaran gambaran penyakit penyakit dapat berupa berupa vesikel-ve vesikel-vesikel sikel atau skuama skuama dengan dengan eritema yang berbatas tegas disertai rasa gatal Histopatologi Pada epidermis tampak migrasi leukosit, edema intraselular, spongiosis, dan parakeratosis Pemeriksaan penunjang
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
1.Kerokan kulit + KOH 10% 2.Biakan agar sabouraud 3.Sinar wood Penatalaksanaan Dapa Dapatt dibe diberi rika kan n prep prepar arat at halo halopr prog ogin in,, toln tolnaf afta tat, t, asam asam sali salisi sila lat, t, dan dan preparat triazol baik dalam bentuk tablet, krim maupun larutan Prognosis Baik
Antihistamin Antihist Antihistamin amin adalah antagoni antagonis s efek his histami tamin n yang mana cara kerjanya kerjanya adalah menghambat histamin pada reseptor-reseptornya reseptor-reseptornya Hista Histami min n adala adalah h media mediator tor yang yang pentin penting g pada pada reaksi reaksi alerg alergii dan reaks reaksii inflamasi Antagonis reseptor H1(AH1) menghambat efek histamin pada pembuluh darah bronkus dan bermacam-macam bermacam-macam otot polos. •
Otot polos : secara umum AH1 menghambat kerja histamin pada otot polos usus dan bronkus
•
Permeabilitas kapiler : peninggian permeabilitas kapiler dan edema akibat histamin dapat dihambat oleh aktivitas AH1
•
Kelenjar eksokrin : efek sekresi histamin dapat di hambat oleh AH1 yang yang mana mana AH AH1 1 dapa dapatt meng mengha hamb mbat at sekr sekres esii sali saliva va dan dan sekr sekres esii eksokrin lain akibat histamin
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Farmakokinetik Setelah pemberian oral atau parenteral,AH1 di absorpsi baik dan efeknya timbul 15-30 menit setelah pemberian oral dan maksimal setelah 1-2 jam. Tempat utama biotransformasi AH1 adalah di hati tetapi dapat juga di paru-paru dan ginjal AH1 di ekskresikan melalui urin setelah 24 jam, terutama dalam bentuk metabolitnya. Indikasi AH1 berguna untuk pengobatan simtomatik berbagai penyakit alergi dan dapat mencegah atau mengobati mabuk perjalanan AH1 berguna berguna mengobati mengobati alergi eksudati eksudatiff akud misalnya misalnya polinorsis polinorsis dan urtika urtikari ria. a. Efekny Efeknya a bersif bersifat at paliat paliatif, if, memb membata atasi si dan mengh menghamb ambat at efek efek histamin yang di lepaskan sewaktu-waktu reaksi antigen-antibodi terjadi. AH1 tidak berpengaruh terhadap intensitas reaksi antigen –antibodi yang merupakan penyebab berbagai gangguan alergi. Contoh-contoh obat antihistamin Dife Difenh nhid idra rami min n
:
Benadryl
(Parke
Davis).
Disamping
khasi asiat
antihi antihista stami minik niknya nya yang yang kuat, kuat, difen difenhid hidram ramin in juga juga bersif bersifat at sp spasm asmol oliti itik k sehingga dapat digunakan pada pengobatan penyakit parkinson, dalam kombinasi dengan obat-obat lain yang khusus digunakan untuk penyakit ini. Dosis : oral 4 kali sehari 25 – 50 mg, i.v. 10-50 mg. Dimenhidrinat:
difenhidr difenhidramin amin-8-kl -8-klorot orotheof heofilin ilinat, at,
Dramamin Dramamin
(Searle), (Searle),
Antim Antimo o (Phapr (Phapros) os).. Pertam Pertama a kali kali diguna digunakan kan pada pada mabuk mabuk laut laut (“moti (“motion on sickness”) dan muntah-muntah muntah-muntah sewaktu hamil. Dosis : oral 4 kali sehari 50 – 100 mg, i.m. 50 mg. Metildifen Metildifenhidra hidramin min :
Neo-Be Neo-Benod nodin in (Broca (Brocades des)) Adalah Adalah deriva derivat, t, yang yang
khasia khasiatny tnya a sama sama dengan dengan persen persenyaw yawaan aan indukn induknya, ya, tetapi tetapi sediki sedikitt lebih lebih kuat. Dosis : oral 3 kali sehari 20 – 40 mg.
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Tripelenam Tripelenamin in : Pyribenza Pyribenzamin min (Ciba-Gei (Ciba-Geigy), gy), Azaron Azaron (Organon (Organon). ). Rumus Rumus bangun dari zat ini menyerupai mepiramin, tetapi tanpa gugusan metoksil (OCH3).
Khasiatnya
sama
dengan
difenhidramin,
hanya
efe efek
sampingannya lebih sedikit. Dosis : oral 3 kali sehari 50 – 100 mg. Antazolin : fenazolin fenazolin,, Antistin Antistine e (Ciba-Gei (Ciba-Geigy). gy). Khasiat Khasiat antihist antihistamin aminiknya iknya tidak tidak begit begitu u kuat kuat sepert sepertii yang yang lain, lain, tetapi tetapi kebaik kebaikann annya ya terlet terletak ak pada pada sifatnya yang tidak merangsang selaput lendir. Maka seringkali digunakan untuk untuk mengobati mengobati gejala-gejal gejala-gejala a alergi alergi pada mata mata dan hidung hidung (selesma (selesma)) Antistine-Pirivine, Antistine-Pirivine, Ciba Geigy. Dosis : oral 2 – 4 kali sehari 50 – 100 mg Feniramin : profenpiridamin, Avil (hoechst). Terutama digunakan sebagai garam paminosalisilatnya. Dosis : oral 3 kali sehari 25 mg.
Kortikosteroid Dermal
Mempunyai
efek
anti
radang
anti
mitosisnya.
Zat
ini
dapat
menyem menyembuh buhkan kan dengan dengan efekti efektiff bermac bermacam am-ma -macam cam bentuk bentuk ekzem ekzem dan dermatitis,psoriasis,prurigo. Tingkat
daya
kerja
dibagi
menjadi
4
tingkatan:
lemah,sedang,kuat,sangat lemah,sedang,kuat, sangat kuat. Pembagian potensi: Salep lebih baik penetrasinya dari pada krem karena lebih lama diatas kulit kulit .penet .penetras rasii dapat dapat ditin ditingka gkatka tkan n dengan dengan cara cara oklusi oklusi yaitu yaitu menutu menutup p bagi bagian an kuli kulitt deng dengan an sehe sehela laii plas plasti tic c atau atau memb member erik ikan an zat zat tamb tambah ahan an seperti urea 10%, asam laktat 2 %, likol 10%. Zat keratolisis melepaskan DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
meng menghi hidr drat atas asii
sela selapu putt
tand tanduk uk kuli kulitt
dena denagn gn efekn efeknya ya
meni mening ngka katk tkan an
penetrasi resorpsi. Resorpsi: Obat juga tergantung dari daerah tubuh dimana salep diolesi Reseorpsi hidrok hidrokor ortis tison on pada pada lengan lengan bawah bawah sekit sekitar ar 1 % dosis dosis yang yang diguna digunakan kan , disbanding dengan bagian-bagian tubuh lain. Pilihan obat 1. Pada dasarnya dasarnya terapi terapi gangguan gangguan kulit dimula dimulaii dengan mengguna menggunakan kan obat klasik seperti mentol ,resorsin dan ter, bila kurang efektif 2. Ting Tingka katt 1 hidr hidrok okor orti tiso son n 1 %
untu untuk k menh menhin inda dari ri reaks reaksii rada radang ng
/alergi , bila kurang puas beralih ke 3. Triamsi Triamsinolo nolon n 0,1 % pada ekzem kontak/ kontak/aler alergi gi dan ekzem 4. Zat Zat ting tingkat kat 3 dan dan 4 : anti anti mito mitosi sis s meng mengha hamb mbat at mito mitosi sisi si.. Ampu Ampuh h untuk untuk ganggu gangguan an yang yang beraka berakait itan an dengan dengan psori psoriasi asis s (sisik (sisik)) liche lichen n (bintil) lupus discoid. 5. Zat tingka tingkatt 4 diguna digunakan kan bila bila tingk tingkat at 3 tidak tidak efektif efektif resiko resiko dan efek sampan akan jauh lebih besar. Kombinasi: Pada antimikotika antimikotika dan antibiotic antibiotic seperti: mikosis, mikosis, infeksi kulit,radang kulit,radang Terapi intermittern: Kortikosteroid tertimbun di lapisan tanduk dr epidermis dan dari depot di lepas selama 24-36 jam dan di bagi dalam 2 fase : 1. Penyembuh Penyembuhan: an: salep salep diolesi diolesi 2-3 dd sehari dengan dengan sediaan sediaan tingkat 13, guna guna secep secepat at mung mungki kin n meng mengen enda dali lika kan n peny penyak akit it sela selama ma 1-2 1-2 ming minggu gu,s ,seb ebai aikn knya ya
diol dioles esii
secu secuku kupn pnya ya
seca secarra
kont kontin inu u
interupsi 2. Pemeliha Pemeliharaan: raan: untuk menghind menghindari ari kambuh kambuh –selama 1-2 mg 1dd setiap hari salep tkt 1-3 - selama 1-2 mg 1dd setiap hari ke 2 unuk tingkat 3-4 DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
tanp tanpa a
-selama 13 bulan 1 dd pd 2 hr seminggu Pada istirahat perlu salep atau krim untuk mengandung basisnya tanpa kortikoid Efek samping: Radang sekitar mulut,benjolan akibat pembuluh gelembung untuk peng penggu guna naan an lama lama dapa dapatt diak diakib ibat atka kan n glau glauco coma ma dan dan kera kerato tosi sis s hepatica Kontraindikasi: sediaan kortikoid local tidak boleh digunakan pada gangguan kulit akibat infeksi kuman,virus, jamur parasit juga tidak pada cane dan borok.
INTERPRET Page 1 –
Keluhan Ut Utama : ○
Gatal pada bagian telapak, punggung kanan dan kiri, telapak kaki kanan dan kiri sejak 7 hari yang lalu
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
disini gatal bisa bermakna pasien mengalami alergi
(bisa karena alergi sabun cuci) atau dihinggapi mikroorganisme mikroorganisme patogen –
Kelu eluhan han Tamb Tambah ahan an : ○
Kulit kemerahan
beserta dengan gatal mengacu pada kemungkinan
pasien mengalami peradangan ○
Bersisik
○
mengarahkan kita terhadap peradangan kulit
Mengelupas
–
mengarahkan kita terhadap peradangan kulit
Riwayat So Sosial ○
Kerja di tempat cuci motor dan mobil sejak 1 bulan lalu dari jam 08.00-21.00 dan tidak menggunakan sepatu khusus
merupakan faktor predisposisi penyebab terjadinya
kelainan kulit pada pasien. Bisa jadi pasien terkena kelainan kulit karena pekerjaannya –
Hipotesis : Kelainan Kulit
Page 2 –
Kelu eluhan han Tamb Tambah ahan an : ○
Lipatan kulit kasar dan kering
Terjadi penebalan kulit sehingga memperkuat
penebalan kulit –
Riwa Riwaya yatt Pem Pemak akai aian an Ob Obat at : ○
Pakai salep 88 tapi tidak mengalami perbaikan dan muncul retak
–
Kemungkinan tidak terkena infeksi mikroorganisme mikroorganisme
Riwa Riwaya yatt Peny Penyak akit it Kel Kelua uarg rga a: ○
Keluarga tidak ada yang terkena penyakit yang sama
–
Bukan penyakit kulit turunan
Riwa Riwaya yatt Pek Peker erja jaa an : ○
Tidak ada yang menderita penyakit yang sama
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
–
Bukan penyakit kulit menular
Hipotesis ○
Kelainan kulit :
Dermatitis
Mikosis
Page 3 Status Generalis KU : Baik Kesadaran : Compos mentis Keadaan gizi : Baik Vital Sign : TD : 130/80 mmHg Nadi : 81 x/menit RR : 18 x/menit Suhu : Afebris
Penyakit belum sistemik
Kepala : Normochepal, rambut hitam, distribusi merata
bukan penyakit kulit yang predileksinya pada kepala
Mata : Konjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
bukan penyakit kulit yang predileksinya pada mata
Hidung : simetris, tidak ada deviasi septum, tidak ada sekret
bukan penyakit kulit yang menyerang hidung atau
mukosa Telinga : bentuk daun telinga normal, tidak ada sekret
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
bukan penyakit kulit yang menyerang telinga
Mulut : Mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis tidak ada
bukan penyakit kulit yang menyerang mulut
Tenggorokan : Tidak dilakukan Thorax : DBN
bukan penyakit kulit yang menyerang bagian thorax
Abdomen : DBN
bukan penyakit kulit yang menyerang bagian
abdomen Kelenjar Getah Bening : Tidak teraba pembesaran
tidak terjadi infeksi sistemik
Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada edema pada ekstremitas superior dan inferior
Kelainan hanya terbatas pada regio manus dan pedis
Status Dermatologikus Distribusi : Lokalisata a/r manus, dosrum manus dextra et sinistra Efloresensi : ○
Eritem
○
vaskularisasi berlebih karena inflamasi
Skuama kasar warna putih
karena inflamasi menyebabkan sel melakukan
proliferasi berlebih, akan terjadi hiperkeratosis hiperkeratosis karena semakin tebalnya stratum korneum. Karena semakin banyak keratin
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
○
Hiperkeratosis penebalan kulit karena inflamasi
○
Likenifikasi penebalan kulit disertai relief kulit yang makin terlihat karena kulit kering sehingga relief lebih terlihat
Lesi : ○
Multipel
○
Bentuk tidak teratur
○
Difus
○
Menimbul dari permukaan
○
Kering
a/r pedis dextra et sinistra Efloresensi : ○
Eritem idem
○
Skuama kasar berwarna putih idem
○
Hiperkeratosis idem
○
Likenifikasi idem
○
Fisura retak-retak pada bagian telapak kaki (karena tumit paling tebal). Karena penebalan kulit juga
Lesi : ○
Multipel
○
Bentuk tidak teratur
○
Difus
○
Menimbul dari permukaan
○
Kering
Page 4 –
Px lab
–
Hb : 13 %
–
Ht : 36 % normal, bukan penyakit sistemik
–
Trombosit : 150.000 / mikroliter mikroliter
–
Leukosit : 11.000 / mikroliter mikroliter
normal, batas tinggi
normal, bukan penyakit sistemik
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
normal
–
Diffcount (Penghitungan Jenis Leukosit ) ○
Basofil : 0 (N : 0,4 – 1) deteksi alergi
○
Eosinofil : 5 (N : 1-3)
○
Neutrofil
deteksi alergi, infeksi parasit
Batang : 4 (N : 0-5) respon radang dan infeksi bakteri
Segmen : 59 (N : 50-65)
respon radang dan infeksi
bakteri ○
Limfosit : 28 (N : 25-35)
○
Monosit : 4 (N : 4-6)
deteksi antibodi
deteksi monosit yang berfungsi
memakan infiltrat asing –
Patch test : negatif peradangan bukan karena alergi
–
Periksa KOH 10%
periksa kulit untuk melihat hifa dan
artrospora, hasil negatif tidak ada mikroorganisme jamur –
Histopatologi ○
Hiperkeratosis Hiperkeratosis dengan area parakeratosis
terjadi penebalan kulit, dimana pada area penebalan
kulit masih terlihat inti sel (parakeratosis) (parakeratosis) dikarenakan percepatan proliferasi sel sehingga sel keratinosit tidak melalui tahapan yang semestinya dilaluinya, karena hal tersebut sel masih muda tetapi sudah sampai di stratum korneum ○
Akantosis
○
penebalan stratum spinosum karena peradangan
Perpanjangan rete ridges
–
terjadi perpanjangan karena epidermis menebal
DIAGNOSA : DERMATITIS KONTAK IRITAN
Page 4 –
Terapi ○
○
Farmako
Antihistamin
Steroid
menghilangkan menghilangkan rasa gatal
menghilangkan menghilangkan gejala peradangan
Non farmako
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Menghindari kontak penyebab iritasi mencegah dermatitis
Menggunakan pelindung saat bekerja mencegah dermatitis
Kalau gatal jangan digaruk menghindari terjadinya infeksi sekunder
PATOGENESIS
OBAT 88 Komposisi 1. Sulfurpraecipitatum : fungsiutamanyaadalahsebagaiker fungsiutamanyaadalahsebagaikeratolitik atolitik
agent yaitusuatuzat yang dapatmenghilangkansisik-sisikkulit dapatmenghilangkansisik-sisikkulit yang kasarataumelunakkan/menipi kasarataumelunakkan/menipiskanlapisan skanlapisan keratin, di sampingitujugamemil sampingitujugamemilikiaktivitasan ikiaktivitasantifungidananti tifungidanantibakterilemah. bakterilemah. 2. Camphora : untuk meningkatkan aliran darah pada tempat
pemberian dan menurunkan iritasi
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
3. Menthol : untuk menggantikan rasa nyeri dengan sensasi dingin,
serta melegakan bagian lokal yang dioleskan dari rasa nyeri 4. Acidium Benzoicum: Benzoicum : bekerja sebagai antiseptik dan pengawet 5. Acidium Salicium : menjaga stratum korneum 6. Vaseline: Vaseline: sebagai campuran untuk membuat salep
INDIKASI : Panu, Kadas, Kurap, Kutu air KONTRA INDIKASI : Hipersensitif terhadap bahan-bahan diatas EFEK SAMPING : Pemakaian jangka panjang menyebabkan iritasi, dermatits, urtikaria
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM
Referensi
•
Patofisiologi Patofisiologi sylvia
•
Ilmu penyakit kulit dan kelamin UI
•
Obat-obat penting ,edisi ke enam,2007
•
Farmakologi Farmakologi katzung
•
Farmakologi Farmakologi dan terapi ui edisi, 5 tahun, 2007
DERMATOMUSKULOSKELETAL SYSTEM