Gawat janin = a. Denyut jantung janin di atas 160/menit atau di bawah 100 / menit, b. Denyut jantung tidak teratur, c. Keluarnya mekonium yang kental diawal persalinanFull description
Deskripsi lengkap
Gawat janin = a. Denyut jantung janin di atas 160/menit atau di bawah 100 / menit, b. Denyut jantung tidak teratur, c. Keluarnya mekonium yang kental diawal persalinanDeskripsi lengkap
fetal disstersDeskripsi lengkap
Fetal Distress
Fetal DistressDeskripsi lengkap
TEXTDeskripsi lengkap
bahan penelitian untuk diabetes melitusDeskripsi lengkap
LP SC
LP SC
fetal distress kehamilanDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
LP SCFull description
fetal distress kehamilanFull description
Askep distress spiritualDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
distress spiritualDeskripsi lengkap
distress spiritualFull description
askep distress spiritual
Full description
askep distress spiritualDeskripsi lengkap
Oleh: Nurul Muna Shofaria Psik A semester semeste r 2
Fetal distress (Gawat janin) adalah bradikardi janin persisten yang apabila tidak segera ditangani dapat menimbulkan dekompresi respon fisiologis dan menyebabkan kerusakan permanen sistem saraf pusat dan organ lain serta kematian.
Etiologi fetal distress ibu
a.
penurunan kemampuan membawa oksigen ibu
b.
Anemia yg signifikan
c.
penurunan aliran darah uterin
d.
posisi supine atau hipotensi lain, preeklampsia
e.
kondisi ibu yang kronis
f.
hipertensi
Etiologi – Faktor Uteroplasental
a.
Kontraksi uterus seperti hiperstimulas dan solusio plasenta
b.
disfungsi uteroplasental
Etiologi – Faktor Janin
a.
kompresi tali pusat
b.
Penurunan kemampuan janin membawa O2
gejala yg dirasakan oleh janin adalah berkurangnya gerakan pada janin. Ibu dapat melakukan deteksi dengan janin/kick count. Janin bergerak minimal 10 gerakan dari saat makan pagi sampai makan siang. Jika janin sudah bergerak minimal 10 kali gerakan, maka ibu tdk perlu menghitung lagi untuk hari berikutnya.
Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban pada letak kepala
Takhikardi/brakikardi dr denyut jantung janin untuk mengetahui adanya tanda-tanda spt di atas dilakukan dgn pemantauan dgn menggunakan kardioteknografi
Asidosis janin diperiksa dgn cara mengambil sampel darah janin
Perubahan pada kehamilan postterm
Perubahan cairan amnion
Perubahan pada plasenta
Perubahan pada janin
USG
Kardiotopografi
Amniocentesis
Uji oksitisin
Pemeriksaan kadar esteriol dalam urine
Pemeriksaan sitologi vagina
Amnioscopy
golongan darah dan faktor RH pada ibu dan bayi untuk menetukan resiko incompatibilitas, RH ayah juga diperiksa jika RH ibu negatis atau ( tesprenata )
Hitung leukosit, menurun sampai dibawah 5000/mm3, mengidentifikasikan terjadinya infeksi.
Penata laksanaan umum Pasien dibaringkan miring ke kiri agar sirkulasi janin dan pembawaan oksigen dari ibu ke janin lebih lancar. Berikan oksigen sebagai antisipasi terjadinya hipoksia janin. Hentikan infuse oksitosin jika sedang diberikan karena dapat meningkatkan kontraksi uterus yg berlanjut dan meningkat dg resiko hipoksia janin.
Pengkajia
1.
Riwayat keluarga
Org tua atau keluarga dg penyakit liver
Prenatal care
Diabetes melitus pd ibu
Infeksi seperti sipilis, hepatitis, harves saat persalinan
Penyalah gunaan obat pada org tua
Ibu dg RH negatif sedangkan ayah dg RH positif
Riwayat tranfusi RH positif pd ibu RH negatif
Riwayat abortus dg bayi RH negatif
Penggunaan vakum ekstraksi
2.
Staus bayi saat kelahiran
Prematuritas atau kecil masa kehamilan
APGAR score yg mengindikasikan asfiksia
Trauma dg hematoma dan injuri
Sepsis neonatus, adanya caran yg berbau tdk sedap
Hepatosplenomegali
3.
Kardiovaskuler
edema general atau penurunan volume darah mengakibatkan gagal jantungpada hidrofetalis
4.
Gastrointesnital
o
Oral feeding yg buruk
o
Kehilangan berat badan sampai 5% selama 24 jam yg disebabkan karena intake kalori
o
Hepatosplenomegali
5.
Integumen
o
o
Jaundice selama 24 jam pertama (tipe patologis), setelah 24 jam pertama (fisiologis tipe) atau setelah satu bulan dg diberikan ASI Kalor yg disebabkan oleh anemia yg terjadi karena hemolisis RBC jika terdapat tanda
6.
Neurologi
Hipotoni
tremor, tidak adanya reflek muro dan reflek menghisap, reflek tendon yang minimal
apnea, sianosis, dispnea setelah kejadian kern ikterus
aspiksia, efusi pumonal
hipoksia janin berhubungan dengan penurunan oksigen menuju ke janin
aspixia janin berhubungan dengan gangguan perfusi di uterus plasenta
ansietas berhubungan dengan ancaman yang dirasakan pada klien atau janin
reaksi berduka berhubungan dengan kematian janin
Intervensi tanda2 gawat janin tergantung pd penyebab. Demam pada maternal dapat dikurangi dengan antibiotic, hidrasi, dan proses pendinginan. Pemberian O2 8-12 l/menit dpt membantu. Takikardi dpt menjadi tanda yg berbahaya bila berhubungan dengan deselorasi lambat. Deselorasi berubah2 yg berat atau tidak adanya variabilitas. Takikardi persiston dengan variabilitas dasar rata-rata atau tidak adanya perubahan periodik, tidak muncul serius pada kondisi bayi baru lahir, hal ini benar bila takikardi dihubungkan dengan maternal yang demam. Denyut jantung janin lebih dari 160 dpm dalam kehamilan variabilitas dasarnya dan menunjukkan deselerasi lanjut pada kontaksi uterus. Bila Hipoksia menetap glikollsis anaerob menghasilkan asam laktat dengan PH janin yang menurun.