GAWAT JANIN
Gawat janin menunjukkan suatu keadaan bahaya relatif dari janin yang secara serius mengancam kesehatan janin.1 Istilah gawat janin ( fetal distress) distress) terlalu luas dan kurang tepat menggambarkan situasi klinis. Ketidakpastian dalam diagnosis gawat janin yang didasarkan pada interpretasi pola frekuensi denyut jantung j antung janin menyebabkan munculnya istilah- istilah deskriptif deskriptif misalny misalnyaa reassuring reassuring (meyakinkan (meyakinkan)) atau nonreassuri nonreassuring ng (meragukan (meragukan!! tidak tidak meyakinkan). " Gawat janin juga umum digunakan digunakan untuk menjelaskan kondisi kondisi hipoksia yang bila tidak dilakukan penyelamatan akan berakibat buruk yaitu menyebabkan kerusakan atau kematian janin jika tidak diatasi secepatnya atau janin secepatnya dilahirkan. #ipoksia ialah keadaan jaringan yang kurang oksigen! sedangkan hipoksemia ialah kadar oksigen darah yang yang kura kurang ng.. $sidem sidemia ia ialah ialah kead keadaan aan lanju lanjutt dari dari hipo hipoks ksem emia ia yang yang dapa dapatt diseb disebab abkan kan menurunnya fungsi respirasi atau akumulasi asam.
%
Kegawat Kegawatan an yang yang kronik kronik dapat dapat timbul timbul setelah setelah suatu suatu period periodee waktu waktu yang yang panjan panjang g selama periode antenatal bila status fisiologis dari unit ibu-janin-plasenta yang ideal dan normal terganggu. #al ini dapat dipantau melalui e&aluasi dari pertumbuhan janin intrauteri! keadaan keadaan biofisikal biofisikal janin! janin! cordosintesi cordosintesis! s! dan &elosimetri &elosimetri 'oppler. (springer). (springer). Gawat janin akut disebabkan disebabkan oleh suatu kejadian yang tiba-tiba yang mempengaruhi mempengaruhi oksigenasi janin 1. Gawat janin selama persalinan menunjukkan hipoksia (kurang oksigen) pada janin. anpa oksig oksigen en yang adek adekua uat! t! deny denyut ut jantu jantung ng janin janin kehi kehilan langa gan n &ari &ariabi abili lita tass dasar dasarny nyaa dan dan menunjukka menunjukkan n deselerasi deselerasi (perlambatan) (perlambatan) lanjut pada kontraksi uterus. ila hipoksia hipoksia menetap! menetap! glikolisis (pemecahan glukosa) anaerob menghasilkan asam laktat dengan p# janin yang menurun.* +ebagian besar diagnosis gawat janin didasarkan pada pola frekuensi denyut jantung. ,enilaian ,enilaian janin ini adalah penilaian penilaian klinis yang sarna sekali subyektif subyektif dan pastilah pastilah memiliki memiliki kelemahan dan harus diakui demikian. +alah satu penjelasannya adalah bahwa pola-pola ini lebih merupakan cerminan fisiologi fisiologi daripada daripada patologi patologi janin. ,engendalian ,engendalian frekuensi frekuensi denyut denyut jantung secara fisiologis terdiri atas beragam mekanisme yang saling berkaitan dan bergantung pada aliran darah serta oksigenasi. +elain itu! akti&itas mekanisme-mekanisme pengendali ini dipengaruhi keadaan oksigenasi janin sebelumnya! seperti tampak pada insufisiensi insufisiensi plasenta kronik! kronik! sebagai sebagai contoh. contoh. ang ang juga penting! penting! jika janin menekan menekan tali pusat! tempat aliran darah terus menerus mengalami gangguan. +elain itu! persalinan normal adalah adalah proses proses yang yang menye menyebab babkan kan janin janin mengal mengalami ami asidemi asidemiaa yang yang semakin semakin mening meningkat kat..
'engan demikian! persalinan normal adalah suatu proses saat janin mengalami serangan hipoksia berulang yang menyebabkan asidemia yang tidak terelakkan. 'engan kata lain! dan dengan beranggapan
bahwa
asfiksia dapat didefinisikan
sebagai
hipoksia yang
menyebabkan asidemia! persalinan normal adalah suatu proses yang menyebabkan janin mengalami asfiksia."
ETIOPATOFISIOLOGI
$da beberapa kemungkinan penyebab gawat janin! namun biasanya gawat janin terjadi karena beberapa mekanisme yang berkesinambungan. ,enurunan aliran darah plasenta akibat kontraksi dapat menyebabkan kompresi terhadap tali pusat sehingga pada wanita yang mengalami persalinan lama hal ini dapat menyebabkan kegawatan pada bayi melalui mekanisme di atas. Kegawatan akut dapat terjadi akibat abrupsio plasenta! prolaps tali pusat (terutama dengan presentasi bokong)! keadaan hipertonik uterine dan penggunaan oksitosin. #ipotensi dapat terjadi akibat anestesi epidural atau posisi supine! dimana hal ini dapat mengurangi aliran darah &ena ca&a kembali ke jantung. ,enurunan aliran darah pada hipotensi dapat menyebabkan kegawatan pada janin. #endaknya kita dapat menganalisa kondisi janin dan ibu untuk kemudian membuat pemeriksan khusus dalam membuktikan kebenaran analisa tersebut. Kondisi klinik yang berkaitan dengan hipoksia ialah 1. Kelainan pasokan plasenta solutio plasenta! plasenta pre&ia! postterm! prolapsus tali pusat! lilitan tali pusat! pertumbuhan janin terhambat! insufisiensi plasenta ". Kelainan arus darah plasenta hipotensi ibu! hipertensi! kontraksi hipertonik %. +aturasi oksigen ibu berkurang hipo&entilasi! hipoksia! penyakit jantung ila pasokan oksigen dan nutrisi berkurang! maka janin akan mengalami retardasi organ bahkan risiko asidosis dan kematian. ermula dari upaya redistribusi aliran darah yang akan ditujukan pada organ penting seperti otak dan jantung dengan mengorbankan &isera (hepar dan ginjal). #al ini tampak dari &olume cairan amnion yang berkurang (oligohidramnion). radikardia yang terjadi merupakan mekanisme dari jantung dalam bereaksi dari baroreseptor akibat tekanan (misalnya hipertensi pada kompresi tali pusat) atau reaksi kemoreseptor akibat asidemia. %
+kema patofisiologi hipoksia dan asidosis janin #al / hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan keadaan Gawat 0anin 1. Denyut jantung janin (DJJ)
'ellinger dkk. (") secara retrospektif menganalisis pola frekuensi denyut jantung janin intrapartum pada 232 kehamilan dengan menggunakan suatu sistem klasifikasi yang mereka rancang sendiri. ,ola frekuensi denyut jantung janin selarna persalinan sebelum pelahiran diklasifikasikan sebagai normal! stres! atau gawat. Gawat janin didiagnosis pada 2 (1 persen) rekaman dan 4 persen diklasifikasikan sebagai normal. #ampir sepertiga adalah pola intermediet. ang digolongkan ke dalam gawat janin antara lain tidak adanya &ariabilitas plus deselerasi larnbat atau deserasi &ariabel sedang sampai parah atau denyut basal kurang dari 11 dpm selama 5 menit atau lebih. #asil akhir seperti seksio sesarea! asidemia janin! dan rawat inap di ruang perawatan intensif secara bermakna berkaitan dengan pola frekuensi denyut jantung janin. ,ara penulis ini menyimpulkan bahwa sistem klasifikasi mereka secara akurat dapat memprediksi hasil akhir normal bagi janin serta membedakan gawat janin yang sesungguhnya.
"
+ingkatnya! setelah lebih dari % tahun pengalaman dengan interpretasi pola frekuensi denyut jantung janin! akhirnya ditemukan bukti bahwa beberapa kombinasi pola frekuensi denyut jantung janin dapat digunakan untuk mengidentifikasi janin normal dan abnormal parah. ,ola gawat janin yang sejati tampaknya berupa tidak adanya &ariabilitas denyut-demidenyut disertai deselerasi berat atau perubahan frekuensi basal persisten atau keduanya. +alah satu penjelasan mengapa manfaat pemantauan frekuensi denyut jantung sulit dibuktikan secara ilmiah adalah gawat janin semacam itu jarang terjadi sehingga sulit dilakukan uji klinis yang sahih (#ornbuckle dkk.! ").
"
,emantauan dan pencatatan denyut jantung janin yang segera dan kontinyu dalam hubungan dengan kontraksi uterus memberikan suatu penilaian kesehatan janin yang sangat
membantu selama persalinan. $kselerasi periodik pada gerakan janin merupakan keterangan dari reaktifitas janin yang normal. " Indikasi-indikasi kemungkinan gawat janin 1.radikardi. 'enyut jantung janin kurang dari 1" denyut per menit. ".akikardi. $kselerasi denyut jantung janin yang memanjang (617) dapat dihubungkan dengan demam pada ibu yang sekunder terhadap infeksi intrauterine. ,rematuritas atropine juga dihubungkan dengan denyut jantung janin yang meningkat. %.8ariabilitas denyut jantung dasar yang menurun. ang berarti depresi system saraf otonom janin oleh medikasi ibu (atropine ! skopolamin! dia9epam! fenobarbital! magnesium dan analgesic narkotik). *.,ola deselerasi. 'eselerasi lanjut menunjukkan
hipoksia janin
yang disebabkan oleh insufisiensi
uteriplasenter. 'eselerasi yang ber&ariasi tidak berhubungan dengan kontraksi uterus adalah lebih sering dan muncul untuk menunjukkan kompresi sementara waktu saja dari pembuluh darah umbilicus. ,eringatan tentang peningkatan hipoksia janin adalah deselerasi lanjut! penurunan atau tiadanya &ariabilitas! bradikardia yang menetap dan pola gelombang sinus.* 2. Air ketuban hijau dan kental (mekonium)
:ekonium akan keluar dari usus pada keadaan stres hipoksia! telah terbukti bahwa pasase mekonium disebabkan karena rangsangan saraf dari saluran pencernaan yang sudah matur. ,ada saat janin aterm! saluran pencernaan menjadi matur! terjadi stimulasi &agal dari kepala atau kompresi tali pusat yang akan menyebabkan timbulnya peristaltik dan relaksasi dari spinkter ani yang menyebabkan keluarnya mekonium. ;alaupun etiologinya belum dipahami dengan baik! namun efek dari mekonium telah diketahui. ,asase mekonium pada janin yang matur difasilitasi oleh myelinisasi serabut saraf! peningkatan tonus parasimpatis dan bertambahnya konsentrasi motilin (suatu peptida yang yang merangsang kontraksi usus). 'itemukan adanya hubungan antara kejadian gawat janin dengan peningkatan kadar motilin. :ekonium secara langsung merubah air ketuban! menekan efek antibakteri dan selanjutnya meningkatkan risiko infeksi perinatal! juga dapat mengiritasi kulit janin sehingga meningkatkan kejadian erythema toksikum.
:ekonium menyebabkan inflamasi dan obstruksi jalan nafas. :ekonium yang teraspirasi ke jalan nafas akan menimbulkan fenomena katup bola dimana udara yang melewati mekonium pada saat inspirasi akan terperangkap di bagian distal pada saat ekspirasi! menyebabkan peningkatan resistensi ekspirasi paru! kapasitas residu fungsional dan diameter anteroposterior rongga dada. =dara yang terjebak di bagian distal saluran pernafasan menyebabkan hiperekspansi al&eoli dan atelektasis dan menimbulkan terjadinya &entilasi yang tidak seimbang dan shunt intrapulmoner. Kebocoran udara terjadi pada sekitar 5 > bayi dengan aspirasi mekonium! dan umumnya terjadi pada saat dilakukan tindakan resusitasi. #ipertensi pulmonar merupakan komplikasi yang sering ditemukan. $spirasi mekonium merupakan penyebab utama dari penyakit yang berat dan kematian pada bayi baru lahir. ,endidikan obstetri sepanjang abad ini mengajarkan konsep bahwa keluamya mekonium kemungkinan merupakan peringatan adanya asfiksia janin. 0.;hitridge ;illiams mengamati pada tahun 13% bahwa tanda khas ancaman asfiksia adalah keluamya mekonium. Ia menyatakan bahwa keluarnya mekonium disebabkan oleh relaksasi otot sfingter ani yang dipicu oleh kurangnya aerasi darah janin.
dengan aspirasi antara lain seksio sesarea! pemakaian forseps untuk mempercepat kelahiran! kelainan frekuensi denyut jantung intrapartum! penurunan skor $pgar! dan perlunya bantuan &entilasi saat lahir. $nalisis jenis asidemia janin berdasarkan gas darah tali pusat menunjukkan bahwa gangguan janin yang menyertai sindrom aspirasi mekonium merupakan suatu kejadian yang akut karena sebagian besar janin asidemik lebih memperlihatkan peningkatan abnormal ,@" daripada asidemia metabolik murni. " ang menarik! hiperkarbia pada janin domba terbukti memicu janin tersengal-sengal (gasping) dan menyebabkan peningkatan inhalasi cairan amnion ('awes dkk.! 134"). 0o&ano&ic dan
@ontoh darah janin memberikan informasi yang objektif tentang status asam basa janin. ,emantauan janin secara elektronik dapat menjadi begitu sensiti&e terhadap perubahan perubahan dalam denyut jantung janin dimana gawat janin dapat diduga bahkan bila janin itu dalam keadaan sehat dan hanya memberi reaksi terhadap stress dari kontraksi uterus selama persalinan. Aleh karena itu! pengukuran p# kapiler janin dikombinasikan dengan pemantauan denyut jantung janin memberikan informasi kesehatan janin yang dapat dipercaya dibandingkan jika hanya melakukan pemantauan denyut jantung janin saja.
*
,engambilan contoh darah janin diindikasikan bilamana pola denyut jantung janin abnormal atau kacau. 0ika p# kulit kepala yang lebih besar dari 4!"5! hal ini menandakan p# normal. +edangkan p# kulit kepala yang kurang dari 4!" menandakan hipoksia janin dengan asidosis. 0ika hal ini terdeteksi maka persiapan kelahiran segera dilakukan. +eksiosesaria dianjurkan! kecuali jika kelahiran per&aginam sudah dekat.
1!4
0ika terjadi p# patologis! hal ini membuat rangsangan pada kemoreseptor! yang mengakibatkan a) akikardi b) Irama detak jantung irreguler B rangsangan saraf simpatikus dan saraf &agus yang bersamaan c) 'etak jantung menurun dan irama tidak teratur d) ?angsangan saraf &agus mempengaruhi sfingter ani terbuka sehingga mekonium keluar e) :etabolisme anaerobik membuat cadangan glukosa menurun dan kontraksi melemah sehingga terjadi kegagalan total dan janin mati.
GEJALA DAN TANDA A. a!at Janin "ebelum Persalinan
Gerakan janin menurun! pasien mengalami kegagalan dalam pertambahan berat badan dan uterus tidak bertambah besar. =terus yang lebih kecil daripada umur kehamilan yang diperkirakan memberi kesan retardasi pertumbuhan intrauterin atau oligohidramnion. ?iwayat dari satu atau lebih faktor-faktor risiko tinggi! masalah-masalah obstetri! persalinan prematur atau lahir mati dapat memberi kesan suatu peningkatan risiko gawat janin. Caktorfaktor risiko tinggi meliputi penyakit hipertensi! diabetes melitus! penyakit jantung! postmaturitas! malnutrisi ibu! anemia! isoimunisasi ?h dan penyakit ginjal.
1
,emantauan denyut jantung janin menyingkirkan gawat janin s epanjang (1) denyut dasar dalam batas normalB (") &ariabilitas denyut ke denyut normal! (%) akselerasi terjadi sesuai gerakan janin! dan (*) tidak ada deselerasi lanjut dengan adanya kontraksi uterus.
=ntuk mengetahui keterangan kesehatan janin dapat dilakukan Non-stress test atau pun contraction stress test . 1. Non-stress test atau es nonstres (<+) merupakan tindakan obser&asi dari respon denyut jantung janin terhadap pergerakan janin memberikan suatu e&aluasi yang cepat dari
kesejahteran janin selama periode antepartum. ,asien diletakkan pada posisi semi-Cowler untuk
menghindari
hipotensi
telentang. ransduser
denyut
jantung
eksterna
tokodinamometer dipasang pada abdomen. ekanan darah diperiksa sesering mungkin. ,ergerakan janin direkam. 'apat terjadi dua pola
dan
1!"
1!"
a) ,ola reaktif yaitu dua atau lebih akselerasi denyut jantung janin dari 15 denyut per menit yang berlangsung sedikitnya 15 detik selama suatu periode tes " menit. Garis dasar denyut jantung berkisar antara 11 dan 17 denyut per menit dengan &ariabilitas garis dasar antara 5 dan 15 denyut per menit. +uatu pola reaktif tampaknya merupakan suatu indikator yang dapat dipercaya dari kesejahteraan janin. b) ,ola nonreaktif yaitu tidak adanya akselerasi denyut jantung janin di atas suatu inter&al * menit. ;alaupun garis dasar denyut jantung janin dapat berkisar antara 11 dan 17 denyut! &ariabilitas garis dasar berkurang sampai kurang dari 5 denyut per menit. ,enjelasan terhadap pola nonreaktif meliputi asfiksia! medikasi maternal! anomali janin dan keadaaan istirahat yang memanjang. ". Contraction Stress Test Contraction Stress Test atau es stres kontraksi atau A@ (oxytocin challenge test ) bertujuan untuk menilai cadangan plasenta untuk penghantaran oksigen ke janin dan mendeteksi insufisiensi uteroplasenter melalui obser&asi respon denyut jantung terhadap kontraksi- kontraksi uterus spontan atau yang diinduksi. ,asien diletakkan pada posisi semiCowler untuk menghindari hipotensi telentang! dan monitor eksterna yang tersedia ditempatkan pada abdomen untuk merekam kontraksi uterus. ,ertama-tama tekanan darah ibu diperiksa dan selanjutnya setiap sepuluh menit selama pengujian.
1!"
?ekaman batas dasar denyut jantung janin harus diperoleh! baik dengan tranduser ultrasonik atau dengan elektroda DKG janin abdominal. $kselerasi denyut jantung janin berkaitan dengan pergerakan janin dicatat seperti juga &ariabilitas batas dasar denyut jantung dan batas dasar akti&itas uterus. 1!" +uatu penolakan yang adekuat dianggap tiga kontraksi uterus! masing-masing ber langsung *-7 detik! selama inter&al sepuluh menit. $pabila garis dasar akti&itas uterus tidak adekuat untuk menyokong penolakan yang cukup! perangsangan dengan oksitosin dimulai dengan !5 m=Emenit dengan pompa infus intra&ena. Infus dinaikkan setiap 15 menit sampai timbul tiga kontraksi dalam inter&al sepuluh menit. ,erangsangan puting susu merupakan suatu alternatif terhadap oksitosin intra&ena. 1!" Kontraindikasi terhadap
perangsangan
oksitosin meliputi seksio
sesarea klasik
sebelumnya! plasenta pre&ia! ketuban pecah dini! kehamilan ganda! dan inkompetensi ser&iks.
#asil test dapat menunjukkan 1!" a) Tes Negatif: idak ada deselerasi lanjut dari denyut jantung janin yang teramati de ngan tiga kontraksi selama suatu inter&al sepuluh menit. +uatu tes negatif dianggap merupakan suatu perkiraan yang dapat dipercaya dari kesejahteraan janin. b) Tes Positif: $danya deselerasi lanjut persisten dan konsisten dengan tiga kontraksi uterus selama inter&al 1 menit. Karena tes positif dapat mewakili hilangnya cadangan uteroplasenter! kelahiran biasanya dianjurkan bila keadaan memberi kesan bahwa bayi akan jauh lebih baik dalam perawatan daripada di dalam uterus. +uatu tes stres yang positif tidak selalu berarti bahwa unit fetoplasenter tidak dapat mentolerir persalinanB sebanyak ">-*> pasien dengan tes stres yang positif dapat tidak kontinu memperlihatkan deselerasi lanjut bila denyut jantung selama persalinan diamati dengan suatu elektroda yang ditempatkan pada kulit kepala janin (scalp electrode). ,ada peninjuauan kembali tes stres dapat dianggap sebagai suatu tes positif palsu. ,enjelasan yang mungkin meliputi hipotensi terlentang! akti&itas uterus yang berlebihan dan faktor-faktor teknik. c) Tes Kecurigaan atau Ekuivoka: Kadang-kadang deselerasi lanjut yang tidak per sisten dengan semua kontraksi uterus dianggap ekui&okal (tidak tegas). es ini dapat diulang dalam "* jam. d) !i"ersti#uas: 'eselerasi denyut jantung janin dikaitkan dengan akti&itas uterus yang tinggi. es ini dapat diulang dalam "* jam. e) Tes $ang ti%ak #e#uaskan: data akti&itas uterus dan denyut jantung tidak adekuat untuk menegakkan tidak adanya deselerasi lanjut. es tidak memuaskan paling cenderung ditemukan bila pasien gemuk atau bayi-bayi yang aktif tidak seperti biasanya. es ini diulangi dalam "* jam. ,ada peta gerakan janin didapatkan gerakan janin yang berkurang merupakan tanda dini dari gawat janin. ?ekaman gerakan janin harian dapat membantu dalam e&aluasi kehamilan risiko tinggi. 1 ,ada pemeriksaan ultrasonografi! dilakukan pengukuran diameter biparietal secara seri dapat mengungkapkan bukti dini dari retardasi pertumbuhan intrauterin. Gerakan pernapasan janin! akti&itas janin dan &olume cairan ketuban memberikan penilaian tambahan dari kesehatan janin. Aligohidramnion memberi kesan anomali janin atau retardasi pertumbuhan. +onografi dapat juga mengidentifikasi kehamilan ganda dan anomali janin.
1
Kadar estriol dalam darah atau urin ibu memberikan suatu pengukuran fungsi janin dan plasenta! karena pembentukan estriol memerlukan akti&itas dari en9im-en9im dalam hati dan kelenjar adrenal janin seperti dalam plasenta. Karena kehamilan berlanjut! kadar estriol
meningkat. Kadar estriol yang normal merupakan indikator dari unit fungsional fetoplasental normal dan menentramkan keadaan kesehatan janin.
1
#,F (#uman ,lacental Factogen) dalam darah ibu jika didapatkan Kadar * megEml atau kurang setelah kehamilan % minggu memberi kesan fungsi plasenta yang abnormal dan janin dalam bahaya. 1 $mniosentesis didapatkan mekonium dalam cairan amnion. $rti dari mekonium adalah tidak tentu dan kontro&ersial. anyak yang percaya bahwa mekonium dalam cairan amnion menunjukkan stres patologis atau fisiologis terhadap janin! sementara yang lainnya percaya bahwa pasase mekonium intrauterin hanya menunjukkan stimulasi &agal temporer tanpa bahaya yang mengancam. ,enetapan rasio lesitinsfingomielin (rasio FI+) memberikan suatu perkiraan maturitas janin. 1
#. a!at Janin "elama Persalinan
Gawat janin selama persalinan menunjukkan hipoksia janin. anpa oksigen yang adekuat! denyut jantung janin kehilangan &ariabilitas dasarnya dan menunjukkan deselerasi lanjut pada kontraksi uterus. ila hipoksia menetap! glikolisis anaerob menghasilkan asam laktat dengan p# janin yang menurun.
1
Gerakan janin yang menurun atau berlebihan menandakan gawat janin. etapi! biasanya tidak ada gejala-gejala subjektif. +eringkali indikator gawat janin yang pertama adalah perubahan dalam pola denyut jantung janin (bradikardia! takikardia! tidak adanya &ariabilitas! atau deselerasi lanjut). #ipotensi pada ibu! suhu tubuh yang meningkat atau kontraksi uterus yang hipertonik atau ketiganya secara keseluruhan dapat menyebabkan asfiksia janin. 1
PENATALAKSANAAN DAN ED&KASI
,ada gawat janin selama kehamilan! keputusan harus didasarkan pada e&aluasi kesehatan janin in utero dan maturitas janin. ,otensi untuk kehidupan ekstrauterin harus dipertimbangkan terhadap risiko insufisiensi plasenta intrauterin. ila seorang pasien khawatir mengenai gerakan janin yang menurun! pemantauan denyut jantung janin atau oxytocin challenge test sering memberikan keterangan akan kesehatan janin. 0ika normal! pasien dapat dipulangkan dengan suatu petaEgrafik gerakan janin dan diminta untuk mencatat gerakan janin pada pagi! siang! sore dan malam hari. 0ika penurunan gerakan janin menetap dianjurkan e&aluasi obstetrik ulang. 0ika janin imatur dan keadaan insufisiensi plasenta kurang tegas! dinasehatkan untuk mengadakan obser&asi tambahan. ,ada umur janin
telah matur! dan terjadi kejadian insufisiensi plasenta maka perlu secepatnya dilakukan kelahiran. ,ersalinan dapat diinduksi jika ser&iks dan presentasi janin menguntungkan. +elama induksi! denyut jantung janin harus dipantau secara telitiB penetapan p# kulit kepala diindikasikan. 'ilakukan seksio sesarea jika terjadi gawat janin. +eksio sesarea juga dipilih untuk kelahiran presentasi bokong! atau jika pasien pernah mengalami operasi uterus sebelumnya. 1 ,ada gawat janin selama masa persalinan! lakukan upaya pembebasan setiap kompresi tali pusat! perbaiki aliran darah uteroplasental! dan segera nilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau kelahiran segera merupakan indikasi. ?encana kelahiran (per &aginam atau per abdominam) didasarkan pada faktor-faktor etiologi! kondisi janin! riwayat obstetrik pasien dan jalannya persalinan. Fangkah-langkah khusus berupa posisi ibu diubah dari posisi terlentang ke posisi lateral sebagai usaha untuk membebaskan kompresi aortoka&al dan memperbaiki aliran darah balik! curah jantung! dan aliran darah uteroplasental. ,erubahan dalam posisi juga dapat membebaskan kompresi tali pusat. Aksigen diberikan melalui masker muka 7 liter per menit sebagai usaha untuk meningkatkan pergantian oksigen fetomaternal. Aksitosin dihentikan! karena kontraksi uterus akan mengganggu curahan darah ke ruang inter&ili. #ipotensi dikoreksi dengan infus intra&ena dekstrosa 5> dalam larutan ?inger Faktat. ransfusi darah dapat diindikasikan pada syok hemoragik. ,emeriksaan per&aginam menyingkirkan prolaps tali pusat dan menentukan perjalanan persalinan. Dle&asi kepala janin secara lembut dapat merupakan suatu prosedur yang bermanfaat. 1!" $dapun tindakan yang dianjurkan oleh $merican @ollege of Abstetricians and Gynecolo gists (1332) untuk penatalaksanaan pola frekuensi denyut jantung janin yang meragukan! diperlihatkan di tabel dibawah.
"
Ta'e Kriteria Penataaksanaan untuk Poa Frekuensi Jantung Janin $ang (eragukan
"
1. ?eposisi pasien ". ,enghentian stimulant uterus dan koreksi hiperstimulasi uterus %. ,emeriksaan dalam &agina *. Koreksi hipotensi ibu 5. ,emberitahuan kepada staf anestesi dan keperawatan akan perlunya persalinan darurat 7.,emantauan frekuensi denyut jantung janin dengan monitor janin elektronik atau auskultasi- di ruang operasi sebelum persiapan abdomen 4. :eminta petugas terlatih untuk bersiap melakukan resusitasi dan perawatan neonatus 2. ,emberian oksigen kepada ibu
(e%ika#entosa
AKAFI+I+) +untikan dosis tunggal !"5 mg terbutalin sulfat intra&ena atau subkutan yang diberikan untuk melemaskan uterus dilaporkan dapat digunakan sebagai tindakan sementara dalam penatalaksanaan pola frekuensi denyut jantung janin yang tidak meyakinkan selama persalinan. $lasan tindakan ini adalah bahwa inhibisi kontraksi uterus dapat memperbaiki oksigenasi janin sehingga terjadi resusitasi in utero. @ook dan +pinnato (133*) melaporkan pengalaman mereka dengan tokolisis terbutalin untuk resusitasi janin pada %72 kehamilan selama periode 1 tahun. indakan resusitasi ini memperbaiki angka p# darah kulit kepala janin walaupun semua wanita ini melahirkan melalui seksio sesarea. 'alam kajian mereka! para peneliti berkesimpulan bahwa walaupun studi yang ada sedikit dan jarang berupa studi acak! namun sebagian besar melapor kan bahwa tokolisis terbutalin untuk pola yang meragukan memberi hasil baik.
"
Prognosis
0ika kita telah dapat menegakkan diagnosa gawat janin saat antepartum maupun intrapartum! modalitas terapi yang bisa diberikan yaitu memperbaiki kondisi janin dalam uterin untuk mempertahankan pertukaran oksigen yang adekuat atau melakukan persalinan janin secepatnya. ,erbaikan dari kondisi intra uterin pada kondisi kronik termasuk baring posisi miring. ,ada kondisi akut! ditangani hipotensi dan dipastikan ibu mendapat &entilasi dan oksigenasi yang optimal! posisi yang tepat!tokolisis dan melakukan amnioinfusion. erminasi kehamilan dilakukan jika keadaan intra uterin tidak dapat di perbaiki. ,enanganan yang tepat sangat berpengaruh terhadap janin! karena dapat terjadi gangguan ire&ersibel pada janin jika janin tidak mendapatkan oksigen minimal 1 menit.
DISK&SI KAS&S :
$ugmentasi
TEO*I persalinan adalah
KAS&S tindakan ,ada pasien sudah terjadi pematangan ser&iks
terhadap ibu hamil yang telah mengalami (ishop pematangan ser&iks
untuk meningkatkan
kontraksi uterus yang tidak adekuat terjadi persalinan.
score
67
)
dan
dilakukan
augmentasi untuk meningkatkan kontraksi
agar uterus yang tidak adekuat dengan pemberian oksitosin.
,enurunan kontraksi
aliran darah dapat
plasenta akibat ,asien ini mengalami persalinan yang lama
menyebabkan
kompresi
yang dapat menyebabkan penurunan aliran
terhadap tali pusat sehingga pada wanita darah yang mengalami persalinan lama hal ini
plasenta
yang
pada
akhirnya
menyebabkan gawat janin
dapat menyebabkan kegawatan pada bayi melalui mekanisme tersebut. Kegawatan akut dapat terjadi akibat abrupsio plasenta! prolaps tali
pusat
(terutama
dengan
presentasi
bokong)! keadaan hipertonik uterine dan penggunaan oksitosin. Gawat janin didaahului oleh fetal takikardi
,ada pasien ini dijumpai denyut jantung janin
yang merupakan mekanisme kompensasi
meningkat terlebih dahulu ( fetal takikardi)
terhadap gangguan aliran uteroplasenta yang
dan selanjutnya diikuti penurunan denyut
menyebabkan
terjadi
hipoksia.
#al
ini jantung jani ( fetal bradikardi).
dilanjutkan dengan terjadinya fetal takikardi. 'iagnosa gawat janin yaitu berdasarkan 1. 'enyut
jantung
1"!takikardi
janin 617!
(bradikardi &ariabilitas
denyut jantung dasar yang menurun! dan deselerasi lambat) ". $ir ketuban yang
,ada pasien ini dijumpai '00 yang meningkat 1. (617) diikuti penurunan '00 (1"). ". +etelah selaput ketuban pecah dijumpai air ketuban berwarna kuning kehijauan (air ketuban bercampur
bercampur
meconium) %. p# darah janin tidak diperiksa pada
meconium %. p# darah janin yang 4!" :ekonium akan keluar dari usus pada
kasus ini +etelah selaput ketuban pecah dijumpai air
keadaan stres hipoksia! telah terbukti bahwa
ketuban berwarna kuning kehijauan (air
pasase
ketuban bercampur meconium)
mekonium
disebabkan
karena
rangsangan saraf dari saluran pencernaan yang sudah matur. ,ada saat janin aterm! saluran pencernaan menjadi matur! terjadi stimulasi &agal dari kepala atau kompresi tali pusat yang akan menyebabkan timbulnya peristaltik
dan
ani. 'itemukan
relaksasi adanya
dari
hubungan
spinkter antara
kejadian gawat janin dengan peningkatan kadar motilin (suatu peptida yang yang
merangsang kontraksi usus). ,ada gawat janin selama masa persalinan! ,ada pasien ini dilakukan resusitasi lakukan upaya resusitasi intrauterine dengan intrauterine yaitu cara
1. ,osisi ibu diubah dari posisi
1. ,osisi
ibu
diubah
dari
posisi
terlentang ke posisi lateral sebagai usaha untuk membebaskan kompresi aortoka&al dan memperbaiki aliran darah balik! curah jantung! dan aliran
terlentang ke posisi lateral. ". Aksigen diberikan "-* literE menit lewat nasal kanul. %. ,emberian oksitosin sebagai augmentasi pada pasien ini tidak dihentikan
darah uteroplasental dan segera nilai apakah persalinan dapat berlangsung normal
atau
kelahiran
segera
merupakan indikasi.. ". Aksigen diberikan melalui masker muka 7 liter per menit sebagai usaha untuk
meningkatkan
pergantian
oksigen fetomaternal. %. Aksitosin dihentikan!
karena
kontraksi uterus akan mengganggu curahan darah ke ruang inter&ili. ,ada kasus gawat janin dilakukan seksio ,ada kasus kasus ini dilakukan seksio sesarea. +eksio sesarea juga dipilih untuk sesarea. kelahiran presentasi bokong! atau jika pasien pernah
mengalami
operasi
uterus
sebelumnya. $spirasi meconium berhubungan dengan
,ada kasus pasien ini dilakukan seksio
meningkatnya risiko seksio sesarea dan sesarea dan dijumpai skor $pgar yang penurunan
skor
$pgar.
:ekonium
menyebabkan inflamasi dan obstruksi jalan nafas. :ekonium yang teraspirasi ke jalan nafas akan menimbulkan fenomena katup bola dimana udara yang melewati mekonium pada saat inspirasi akan terperangkap di bagian
distal
menyebabkan
pada
saat
peningkatan
ekspirasi! resistensi
menurun 5E7.
ekspirasi paru! kapasitas residu fungsional dan diameter anteroposterior rongga dada.
Daftar Pustaka
1. @unningham C! :ac'onald ,! Gant