������� ��������� �����������
�������� ������ �����������
(����� ������ �������)
Anatomi dan Fisiologi
Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, yang dengan mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.
Anatomi dan Fisiologi
Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, yang dengan mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.
Struktur ovarium terdiri atas: a. korteks disebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel-folikel
perkembangan lebih lanjut terdapat ditengahnya suatu rongga terisi likuor follikuli.
c. Teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan selsel yang lebih kecildaripada sel granulose d. Teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak. Pada ovulasi, folikel yang matang dan yang mendekati permukaan ovarium pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang melekat pada ovum dan yang membentuk korona radiata bersama-sama ovum ikut dilepas. Sebelum dilepas, ovum mulai mengalami pematangan dalam dua tahap sebagai persiapan untuk dapat dibuahi. Setelah
ovulasi,
sel-sel
stratum
granulosum
di
ovarium
mulai
berproliferasi dan masuk ke ruangan bekas tempat ovum dan likuor follikuli. Demikian pula jaringan ikat dan pembuluh-pembuluh darah kecil yang ada di situ. Biasanya timbul perdarahan sedikit, yang menyebabkan bekas folikel diberi nama korpus rubrum. Umur korpus rubrum ini hanya sebentar. Di dalam sel-selnya
Gambar : Kanker Ovarium
Kanker ovarium sebenarnya merupakan sekelompok tumor yang berbeda yang timbul dari beragam jenis jaringan yang terkandung dalam ovarium . Jenis yang paling umum kanker ovarium muncul dari epitel sel (lapisan luar sel) dari permukaan ovarium. Kasus lainnya adalah jenis yang jarang terjadi dari kanker ovarium yaitu kanker yang berkembang dari sel – sel pembentuk telur kuman atau dari jaringan pendukung (stroma) dari organ jinak (non-kanker) tumor dan kista
Klasifikasi stadium kanker ovarium berdasarkan FIGO (International Federation of Gynecology and Obstetrics
Stadium III kanker meluas mengenai organ pelvis dan intraperitoneal
III A
Makroskopis : terbatas 1 / 2 ovarium Mikroskopis : mengenai intraperitoneal
III B
Makroskopis : mengenai intraperitoneal diameter < 2 cm, KGB (-)
III C
Meluas mengenai KGB dan / Makroskopis mengenai intraperitoneal diameter > 2 cm
Derajat keganasan kanker ovarium
1.
Derajat 1 : differensiasi baik
2.
Derajat 2 : differensiasi sedang
3.
Derajat 3 : differensiasi buruk
Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan lebih baik.
Etiologi
d. Riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan rahim (menunjukkan adanya sindroma Lynch II ).
Patofisiologi
Kebanyakan teori patofisiologi kanker ovarium meliputi konsep yang dimulai dengan dedifferentiation dari sel-sel yang melapisi ovarium. Selama ovulasi, sel-sel ini dapat dimasukkan ke dalam ovarium, di mana mereka kemudian berkembang biak. Kanker ovarium biasanya menyebar ke permukaan peritoneum dan omentum. Karsinoma ovarium bisa menyebar dengan ekstensi lokal, invasi limfatik, implantasi intraperitoneal, penyebaran hematogen, dan bagian transdiaphragmatic. Penyebaran intraperitoneal adalah karakteristik yang paling umum dan diakui dari kanker ovarium. Sel-sel ganas dapat implan di mana saja dalam rongga peritoneal tetapi lebih cenderung untuk menanamkan di situs statis sepanjang sirkulasi cairan peritoneum. Seperti dibahas selanjutnya, mekanisme penyebaran mewakili
Studi terbaru menunjukkan bahwa wanita dengan kanker ovarium lebih mungkin dibandingkan perempuan lain untuk secara konsisten mengalami gejala berikut: 1. Gejala awalnya berupa rasa tidak enak yang samar-samar di perut bagian bawah 2. Tekanan pada perut, merasa kenyang, bengkak atau kembung 3. Urinary urgensi 4. Rasa tidak nyaman atau sakit panggul 5. Mual 6. Sembelit 7. Sering buang air kecil 8. Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang 9. Peningkatan ketebalan perut atau pakaian ketat pas di pinggang Anda 10. Sakit saat hubungan seksual (dispareunia) 11. Kekurangan energy
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang biasa dilakukan: 1. Pemeriksan darah lengkap 2. Pemeriksaan kimia darah 3.
Serum HCG
4. Alfa fetoprotein 5. Analisa air kemih 6. Pemeriksaan saluran pencernaan 7. Laparatomi 8. CT scan atau MRI perut. 9. Pemeriksaan panggul. Selama pemeriksaan panggul, dokter dengan hati-hati memeriksa bagian luar alat kelamin terkena (vulva), dan kemudian memasukkan dua jari dari satu tangan ke dalam vagina dan sekaligus menekan sisi lain di perut untuk merasakan rahim anda dan ovarium. Dia
segera mungkin mulai operasi untuk menghapus sebanyak mungkin kanker. Dalam beberapa kasus, ahli bedah dapat membuat beberapa sayatan kecil di perut Anda dan masukkan alat-alat bedah khusus dan sebuah kamera kecil, sehingga prosedur tidak akan memerlukan sayatan yang lebih besar. 12.
CA 125 tes darah. CA 125 adalah protein yang ditemukan pada permukaan sel kanker ovarium dan beberapa jaringan sehat. Banyak wanita dengan kanker ovarium memiliki tingkat abnormal tinggi CA 125 dalam darah mereka.
Namun,
sejumlah
kondisi
non-kanker
juga
menyebabkan
peningkatan kadar CA 125, dan banyak perempuan dengan stadium awal kanker ovarium yang normal memiliki kadar CA 125. Untuk alasan ini, tes CA 125 tidak biasanya digunakan untuk mendiagnosa atau ke layar untuk kanker ovarium, tetapi dapat digunakan untuk memantau bagaimana perawatan Anda maju.
memiliki residu penyakit yang terbatas, kurang dari 2cm, merupakan kandidat utama terapi P32 ini. c. Kemoterapi Penggunaan melphana, 5-FU, thiotepa dan siklosfosfamid secara sistematik menunjukkan aktivitas yang baik. Altretamine, sisplastin, karboplatin, doksorubisin, ifosfamid, dan etoposid juga menunjukkan hasil yang bervariasi dari 27% sampai 78%. Secara keseluruhan, kombinasi terapi sistematik dengan takson, sisplatin, siklofosfamid meningkatkan respon terapi, angka kesembuhan atau kemungkinan hidup.
-
Kanker ovarium epitelial : Stadium I : Pilihan terapi stadium I dengan derajat diferensiasi baik sampai
sedang,
operasi
salpingo-ooforektomi
bilateral
(operasi
pengangkatan tuba fallopi dan ovarium) atau disertai histerektomi
-
Kanker ovarium stromal : Operasi yang dilanjutkan dengan kemoterapi. Kombinasi standar sistemik kemoterapi berupa TP (paclitaxel + cisplatin atau carboplatin), CP
(cyclophosphamide
+
cisplatin),
CC
(cyclophosphamide
carboplatin).
2. Pencegahan
Beberapa faktor muncul untuk mengurangi risiko kanker indung telur, termasuk: a. Kontrasepsi oral(pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50 persen, sesuai dengan ACS. b. Kehamilan dan menyusui. Memiliki paling tidak satu anak menurunkan risiko Anda mengalami kanker ovarium. Menyusui
+
serupa, tetapi jarang bentuk kanker yang disebut kanker peritoneal primer. Selain itu, profilaksis ooforektomi menginduksi menopause dini, yang dengan sendirinya mungkin memiliki dampak negatif pada kesehatan Anda, termasuk peningkatan risiko osteoporosis, penyakit jantung dan kondisi lain. Jika Anda sedang mempertimbangkan setelah prosedur ini dilakukan, pastikan untuk membahas pro dan kontra dengan dokter Anda.
Komplikasi
1. Penyebaran kanker ke organ lain 2. Progressive function loss of various organs Fungsi progresif hilangnya berbagai organ 3. Ascites (fluid in the abdomen) Ascites (cairan di perut) 4. Intestinal Obstructions Usus Penghalang
Kanker indung telur merupakan penyebab kematian ke-5 terbanyak di Amerika Serikat dan merupakan salah satu dari 7 keganasan tersering di seluruh dunia. Kanker indung telur memiliki angka kematian yang tinggi, dari 23.100 kasus baru kanker indung telur, sekitar 14.000 atau separuh lebih wanita meninggal karena penyakit ini. Kanker epitel ovarium jarang didapatkan pada wanita berusia < 40 tahun. Puncaknya terjadi pada wanita usia 60-64 tahun. Angka kejadian kanker epitel ovarium rendah pada negara berkembang dan Jepang.
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Ny. K usia 52 tahun adalah seorang ibu dari 3 anak dan telah bercerai 15 tahun yang lalu. Ny. K mengalami menopause 3 tahun yang lalu. Pernah menggunakan pil KB berhenti 24 th yang lalu. Ny. K merasakan perutnya membesar ± 7 bulan yang lalu, makin lama makin besar disertai nyeri. Sebelum manapouse klien juga sering merasakan nyeri saat menstruasi. Sehingga Ny. K pergi ke SPOG dan disarankan
untuk
operasi
karena
didapatkan
hasil
diagnose
medis
Cystodenocarcinoma ovary. Lalu Ny. K dirujuk ke RSDK dengan diagnosa cystodenocarcinoma ovary disertai keluhan sesak, keluhan sakit perut berupa rasa mual, gangguan buang air kecil, dan hilang nafsu makan. Ny. K tampak kurus ketika sedang diperiksa. klien mengeluh tidak mengetahui perkembangan penyakitnya, ± 4 bulan yang lalu pernah menjalani operasi. Ny. K mengatakan dalam keluarganya memang ada yang menderita penyakit seperti yang diderita
No. reg
: 5817632
Dx. Medis
: Cystodenocarcinoma ovary
Riwayat kesehatan a. Keluhan utama Rujukan RSUD Kendal dengan Cystodenocarcinoma ovary, disertai dengan pembesaran perut diikuti nyeri. b. Riwayat kesehatan sekarang Awalnya Ny. K merasakan perutnya membesar diikuti nyeri kurang lebih selama 7 bulan diikuti nyeri. Juga sering merasakan nyeri saat menstruasi sebelum manapouse. Kemudian Ny. K periksa ke SPOG dan akhirnya di diagnosa medis Cystodenocarcinoma ovary lalu di rujuk ke RSDK disertai keluhan sesak, keluhan sakit perut berupa rasa mual, gangguan buang air kecil, dan hilang nafsu makan. Ny. K tampak kurus ketika sedang diperiksa. klien mengeluh tidak mengetahui perkembangan penyakitnya, ± 4 bulan yang
Head to toe
Kesadaran: Compos mentis Berat badan: 43 kg
Tinggi badan: 155 cm
Tanda Vital TD: 110/70 mmHg CRT: < 3 detik
0
Nadi: 90 x/mnt Suhu: 37 C RR: 30 x/mnt
Akral: hangat
GCS: 4 5 6
Rambut: Hitam kecoklatan sudah beruban dan bersih Mata konjungtiva: merah muda Mulut Mukosa: lembab
Sklera : normal
lidah: pink
Pupil : isokor
Gigi :bersih Kebersihan mulut: bersih
Telinga gangguan pendengaran: tidak ada Jantung: Irama: normal
S1/S2: tunggal
Nyeri dada: tidak ada
Paru-paru: Nafas: Suara nafas: vesikuler Abdomen
Inspeksi : bengkak dan membesar.
Klien merasa cemas dengan penyakitnya serta tindakan pembedahan yang akan dilakukan g. Pola reproduksi dan seksual Nyeri saat menstruasi sebelum manapouse.
Analisa data
No 1.
Data Fokus
Etiologi
DS : klien mengeluh nyeri pada
Ca Ovarium
perutnya. DO : perut bengkak, klien kehilangan nafsu makan, tampak dari ekspresi klien yang merasa kesakitan menahan nyeri, RR= 30 x/menit.
Bermetastase mengikuti peredaran cairan peritonium Penekanan Nyeri
Masalah Nyeri
hilang nafsu makan
kurang dari
-klien mengatakan perutnya terasa bengkak.
Ca. Ovarium
kebutuhan tubuh
Penekanan uterus
DO:
Penekanan GI
- Klien terlihat kurus
Mual, muntah
- BB = 43 kg, TB = 155 m - klien tidak menghabiskan porsi makan
4.
DS : Klien mengatakan takut karena
Ansietas
tidak tau perkembangan penyakit yang saat ini dialami DO : klien tampak tidak tau tentang penyakitnya,
klien
tampak
Tidak mengenal / sumber informasi. Tingkat pendidikan
Bermetastase mengikuti peredaran cairan peritonium Asites Pembesaran perut
Diagnose keperawatan
1. Nyeri
berhubungan dengan penekanan perut bagian bawah akibat
kanker metastasis. 2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan pernafasan akibat penekanan asites pada diafragma.
penyebab nyeri. b. Kolabarasi untuk pemberian terapi
b.Menghilangkan rasa nyeri
analgesik. c. Atur posisi senyaman mungkin.
c.Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri
d. Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi.
d.Merelaksasi otot – otot tubuh
e. Kaji tingkat dan intensitas nyeri.
e. Mengidentifikasi skala dan perkembangan nyeri.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan pernafasan akibat penekanan asites pada diafragma. Tujuan : Mengembalikan pola nafas klien menjadi normal kembali Kriteria Hasil : - Klien tidak mengeluh sesak - RR normal kembali antara 16-24x/mnt
Tujuan : Dalam 2x 24 jam nutrisi pasien terpenuhi Kriteria Hasil : mual (-), nafsu makan pasien meningkat, berat badan stabil, penambahan berat badan progresif. Intervensi
Rasional
a. Pantau masukan makanan setiap
a. Mengidentisifikasi kekuatan atau
hari. b. Dorong pasien untuk makan diet
defisiensi nutrisi. b. Kebutuhan jaringan metabolic
tinggi kalori kaya protein kaya
ditingkatkan begitu juga cairan
nutrient, dengan masukan cairan
(untuk menghilangkan produk sisa).
adekuat. c. Dorong penggunaan suplement
c.
Suplemen
dapat
memainkan
penting
dalam
dan makan sering atau lebih
peran
sedikit yang dibagi-bagi selama
mempertahankan kalori dan protein
sehari
adekuat.
d. Kontrol factor lingkungan. Hindari
d. Dapat mentriger respons mual
Tujuan : Dalam 2x 24 jam klien tidak terlihat cemas dan gelisah Kriteria hasil : berkurangnya rasa takut, klien tahu dan mengerti tentang keadaan dirinya, klien dapat melakukan manajemen stress terhadap kondisinya. Intervensi
Rasional
a. Dengarkan dengan seksama apa keluh
a. Dengan mendengarkan keluh
kesah klien
kesah klien maka akan mengurangi stress klien
b. Berikan solusi yang relevan
b. Solusi relevan sangat dibutuhkan klien
c. Berikan informasi tentang kesehatan
c. Informasi tentang keadaan klien
klien
sangat dibutuhkan
d. Temani klien dalam memutuskan
d. klien membutuhkan teman untuk
sesuatu
berbagi
e. Berikan humor ringan kepada klien
e. Humor sangat diperlukan klien
6. Gangguan citra diri berhubungan dengan pembesaran perut. Tujuan : Dalam 2x 24 jam klien dapat menerima kondisi yang dialami. Kriteria hasil : dapat mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh, penerimaan diri dalam situasi sekarang. Intervensi a. Diskusikan dengan pasien atau
Rasional a. Membantu dalam memastikan
orang terdekat bagaimana
masalah untuk memulai proses
diagnosis dan pengobatan yang
pemecahan masalah.
mempengaruhi kehidupan pribadi pasien atau rumah dan aktifitas kerja b. Tinjau ulang efek samping yang
b. Bimbingan antisipasi dapat
diantisipasi berkenaan dengan
membantu pasien atau orang
pengobatan tertentu, termasuk
terdekat memulai proses adaptasi
psikososial positif bila system pendukung pasien atau orang orang terdekat terganggu.
PENUTUP
Kesimpulan
Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar secara langsung ke daerah di sekitarnya dan melalui sistem getah bening bisa menyebar ke bagian lain dari panggul dan perut, sedangkan melalui pembuluh darah, kanker bisa menyebar ke hati dan paru-paru
Saran
Sebagai perawat professional kita harus mampu memberikan asuhan keperawatan yang benar pada klien dengan kanker ovarium baik patologis maupun fisiologis.
DAFTAR PUSTAKA
Wilkinson. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 7. Jakarta : EGC Juall, Lynda. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10. Jakarta : EGC Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Edisi 1. Jakarta : EGC Anonim.http://medicastore.com/penyakit/1048/Kanker_Indung_Telur.html http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikip edia.org/wiki/Ovarian_cancer http://medicastore.com/penyakit/1048/Kanker_Indung_Telur.html http://obat-penyakit.com/kanker-ovarium.html http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikip edia.org/wiki/Ovarian_cancer http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikip edia.org/wiki/Ovarian_cancer
WOC Ca.Ovarium
Obat kesuburan
Faktor Resiko
��������
������� ������� �����
- Pernah menderita kanker payudara
(������� ���������
- Riwayat keluarga penderita
�����������)
Ca.Payudara/ Ca Ovum - Riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan rahim
���������� �����
������ �������
��������� ���� ������� ������ �������
���� �������
sel abnormal ( mutasi genetik)
���������� ������� ������ ������������ ������� ��� ���������
������������ �������� ���������
��������� ��� ������ ������� ������� ������
��������� ���������� ��� ������� ���������
��� ����� ���������� ����� �������
Ca. OVARIUM
St.1
Pembesaran masa kanker
Bermetastase mengikuti peredaran cairan eritonium
Penatalaksanaan
Operasi / pembedahan Bermetastase ke uterus � �� .� �� �� �� �� �� �� �. �� �� �� �� �. �� �
���������
���� 30
����, ������ St.2
Kurang pengetahuan Penekanan pada bagian perut bawah
MK: Nyeri
Pembesaran perut
Hambatan yang luas pada limfatik diafragma
Diseminasi limfe kekelenjar pelvis
MK: Cemas
Bermetastase di pelvis
Gangguan motilitas usus besar
Penekanan tumor pada pelvis
Gangguan penyerapan lemak dan mikronutrien
Disuria
MK: Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
MK: Gangguan citra diri Memperkecil volume inspirasi Penekanan pada lambung
������
Menekan usus
Asites
Penekanan pada diafragma
������
Menekan uterus
MK: Gangguan pola eliminasi urin
MK: Gangguan pola nafas
Stress lambung
Produksi asam lambung berlebihan
Mual
Nafsu makan berkurang
� �� .� �� �� �� �� �� �� �. �� �� �� �� �. �� �
���� 31
���������