B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis b/d Agen cedera biologis 2. Hambatan Mobilitas Fisik b/d gangguan muskuloskeletal 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan t ubuh b/d mual, muntah, anoreksia 4. Kerusakan integritas kulit b/d efek samping terapi radiasi 5. Ansietas b/d perubahan dalam status kesehatan
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian
Nama :
Tn. K
Usia :
50 tahun
No. Rek. Medis :
02.00.85.11
Tgl.MRS : 02-04-2018
Tgl. Pengkajian : 03-04-2018
.
Waktu : 16.00 WIB
Waktu : 11.00 WIB
1. Data Klinis
Kesadaran: √□ CM □ Apatis □ Delirium □ Somnolen □ Soporocoma □ Coma TTV: TD: 130/70 mmHg, N 85 X/mnt, S 36,8 .◦C, P 23 X/mnt, Nyeri: □√ Ya
□ Tidak TB :
160 cm
BB :
60 kg
(aktual/potensial)
Keluhan Utama : Klien masuk dengan keluhan nyeri yang meningkat pada
daerah paha dan menjalar ke panggul. Paha kanan bengkak sejak 3 bulan yang lalu, bengkak pada paha kanan semakin membesar. Diagnosa Medis : Kanker Tulang (Osteosarkoma)
2. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 03 April 2018, pukul 11.00 WIB, pasien mengeluh nyeri pada paha kanan, nyeri karena perjalanan penyakit, nyeri yang dirasakan menjalar sampai ke panggul, nyeri hilang timbul, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri menyebabkan klien tidak bisa tidur, skala nyeri 7 dalam kategori berat, nyeri semakin bertambah jika bengkak pada paha kanan tertekan, atau digerakkan. Klien mengeluh badan terasa lemah, terdapat bengkak pada paha kanan sebesar bola, bengkak teraba keras, dan nyeri jika ditekan. Pasien juga mengeluh tidak bisa berjalan karena nyeri dan bengkak pada paha kanan, kaki kanan sulit untuk digerakkan, hanya bisa digeser-geser di
atas tempat tidur. Klien hanya berbaring di tempat tidur, Aktivitas seharihari klien dibantu oleh perawat dan keluarga. Klien juga mengatakan cemas dengan kondisinya, klien takut penyakit yang diderita sangat parah. Klien sering bertanya kapan akan dilakukan tindakan medis. Klien tampak cemas dan gelisah. b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien belum pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya, klien memiliki kebiasaan merokok, klien biasanya menghabiskan 2 bungkus rokok sehari. Klien mengatakan juga pernah jatuh dari motor dan kakinya terkilir, klien hanya berobat ke tukang urut. Klien juga terbiasa mengkonsumsi obat di warung jika kaki klien sakit. c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker ataupun tumor, dan tidak ada keluarga menderita penyakit yang bersifat degenerative seperti DM, hipertensi, dan jantung.
3. Pola Fungsi Pengkajian Gordon a. Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Klien mengatakan dulu saat nyeri yang dirasakan di paha, klien menganggap hanya nyeri biasa karena asam urat, dan klien hanya minum obat yang dibeli sendiri dari warung, karena kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan jarang mengunjungi pelayanan kesehatan. Saat nyeri pada paha sudah berat, dan terdapat bengkak yang semakin membesar di paha kanan, klien baru kontrol ke pelayanan kesehatan. Klien mengatakan saat ini ia hanya ingin tahu tentang penyakitnya, dan cemas apakah penyakitnya bisa disembuhkan atau tidak. Klien mengatakan ia hanya berserah diri kepada Tuhan dan berharap penyakitnya bisa disembuhkan. Klien sebelumnya adalah seorang perokok berat. Sehari biasanya klien menghabiskan hingga 2 bungkus rokok. Sejak 3 bulan yang lalu klien baru berhenti merokok setelah didiagnosa mengalami nyeri dan
bengkak pada kaki, keluarga mengatakan, terkadang klien masih merokok. Biasanya klien meminum Obat-obatan warung/tanpa resep dokter yaitu obat penghilang nyeri. b. Pola Nutrisi / Metabolisme
Klien mengatakan nafsu makan klien sedikit menurun karena nyeri yang dirasakan, klien tidak memiliki alergi makanan. Klien mengatakan tidak ada perubahan berat badan 6 bulan terakhir, klien tidak mengalami masalah dalam menelan. Gambaran diet pasien dalam sehari : Di RS klien mendapatkan diet Makanan biasa 3 kali sehari. i. Makan pagi : 1. Sebelum Sakit : klien makan nasi, lauk dan sayur. 1 porsi makanan habis, terkadang klien tidak sarapan. 2. Saat sakit : klien makan nasi, lauk,
dan sayur. Klien tidak
menghabiskan porsi makannya. Hanya menghabiskan ½ dari porsi makan ii. Makan siang : 1. Sebelum Sakit : klien makan nasi, lauk. Makanan habis dan terkadang bertambah. 2. Saat Sakit : klien makan nasi, lauk, sayur, dan buah. Klien juga mendapatkan susu kotak. Klien tidak menghabiskan porsi makannya. Hanya menghabiskan 1/2 dari porsi makan. iii. Makan malam : 1. Sebelum Sakit: klien makan nasi, lauk. Makanan hanya dihabiskan 1 porsi. 2. Saat Sakit : klien makan nasi, lauk, sayur, dan buah. Klien tidak menghabiskan porsi makannya. Hanya menghabiskan 1/4 dari porsi makan, terkadang klien hanya hanya makan buah.
c. Pola eliminasi
Klien mengatakan belum BAB sejak 2 hari yang lalu, BAB terasa keras. Kebiasaan berkemih dalam batas normal, klien terpasang kateter urine. d. Pola aktivitas / olahraga
Kemampuan Perawatan Diri : 0 = Mandiri
2 = Bantuan Orang Lain
1 = Dengan Alat Bantu
4 = Tergantung / tidak
3 = Bantuan peralatan dan orang lain 0
1
2
Makan/Minum
√
Mandi
√
3
4
Berpakaian/berdandan
√
Toileting Mobilisasi di tempat tidur
√
Berpindah Berjalan
√
Menaiki Tangga Berbelanja
√
Memasak
√
Pemeliharaan Rumah
√
Keluhan saat beraktivitas: Tidak bisa menggerakkan kaki kanan, hanya bisa digeser geser di atas tempat tidur. Sebelumnya, pasien menggunakan tongkat untuk berjalan. Kekuatan Otot :
555
555
222
555
e. Pola istirahat tidur
1) Sebelum Sakit : klien mengatakan biasanya tidur kurang lebih selama 7 jam perhari, tidak ada gangguan selama tidur. Bangun tidur merasa segar. 2) Saat Sakit : klien mengeluh tidak bisa tidur karena nyeri pada paha kanan, klien sering terbangun dimalam hari, tidur tidak nyenyak, dan tidak merasa segar. f.
Pola kognitif – persepsi
Klien dalam keadaan sadar, kesadaran komposmentis. Klien dapat berbicara dengan baik, bahasa sehari-hari yang digunakan yaitu bahasa daerah. Klien mengatakn cemas dengan kondisinya, tingkat kecemasan ringan, keterampilan interaksi tepat.
Klien mengeluh nyeri, dan
memegang area yang nyeri dan mengubah posisi untuk mengurangi nyeri dan menggunakan teknik nafas dalam. g. Pola Peran Hubungan
Klien bekerja sebagai petani, klien didukung oleh istri dan anakanaknya. Keluarga mengatakan tidak ada masalah keluarga yang berkenaan dengan rumah sakit, klien mematuhi seluruh perawatan yang telah ditetapkan. Selama dirawat di rumah sakit, klien ditemani oleh istri dan anak-anaknya, terkadang ada kunjungan dari keluarga dan temanteman. h. Pola Seksualitas /Reproduksi
Klien tidak bisa melakukan hubungan seksual karena harus menjalani rawat inap dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang dialami klien. Klien memiliki 3 orang anak dan satu orang istri. Hubungan klien dan istrinya harmonis, terkadang istri kesal pada klien karena klien tidak bisa dilarang merokok. i.
Pola Koping – Toleransi Stres
Klien mengatakan ia khawatir tentang ketidakmampuan untuk berjalan dan melakukan aktivitas. Klien khawatir ia tidak bisa bekerja seperti biasa. Klien mengatakan jika ada masalah ia selalu berdiskusi dan
bermusyawarah dengan istri dan keluarga nya. Klien tidak menggunakan obat untuk menghilangkan stres. Keadaan emosi klien sehari-hari santai. j.
Pola Keyakinan-Nilai
Klien beragama Islam, klien mengatakan penyakit yang dideritanya sekarang merupakan cobaan dari Tuhan akibat dari kebiasaan hidup klien sebelumnya yaitu merokok. Saat ini klien mencoba pasrah dan ikhlas akan kondisinya dan berharap dapat sembuh secepatnya. Klie tampak jarang beribadah selama dirawat di rumah sakit.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Diagnostik : Rontgen Femur b. Laboratorium : Nilai Rujukan Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Interpretasi Pria
Wanita
14-18`
12-16`
Hb
14,6
g/dl
Leukosit
8.770
mm 3
5000-10.000
Normal
Trombosit
384.000
mm 3
150.000-400.000
Normal
Ht
44
%
PT
10,3
Detik
9,5- 12,7
Normal
APTT
35,3
Detik
29,8-40,0
Normal
Basofil
0
%
0-1,0
Normal
Eosinofil
2
%
1,0-3,0
Normal
N.Batang
0
%
2,0-6,0
Normal
N.Segmen
70
%
50-70
Normal
Limfosit
23
%
20-40
Normal
Monosit
5
%
2,0-8,0
Normal
40-48
37-43
Normal
Normal
5. Pemeriksaan Fisik
Tanda vital
Tekanan darah: 130/70 mmHg Nadi : 85x/menit RR : 21x/menit Suhu: 36,8 0C
Kulit
Turgor kulit baik, tidak ada lesi
Kepala
Bentuk kepala normochepal, tidak ada lesi, rambut pendek, ikal, tidak ada ketombe,tidak mudah rontok, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Mata
Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, refleks pupil baik
Hidung
Simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret, tidak ada polip
Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, pendengaran baik
Mulut
Mukosa mulut lembab, bibir tidak pucat
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran tiroid
Thorak/dada
Inspeksi: iktus cordis tidak terlihat
Palpasi: iktus cordis teraba
Jantung
Perkusi: batas jantung dalam batas normal Auskultas: irama reguler
Paru-paru
Inspeksi: simetris kiri dan kanan Palpasi: fremitus kiri dan kanan Perkusi: sonor Auskultasi: vesikuler, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing
Abdomen
Inspeksi: perut tidak membuncit Auskultasi: bising usus normal Perkusi: timpani Palpasi: tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas
Ekstremitas: Ekstremitas Atas
Tidak ada lesi, tidak ada udem, pergerakan baik. terpasang infus RL di tangan kiri.
Ektremitas Bawah
Terdapat bengkak pada paha kanan, klien tidak bisa
mengangkat
kaki
kanan,
hanya
bisa
menggeser-geser di atas tempat tidur. Kaki kiri pergerakan baik.
Muskuloskeletal/sendi
Klien mengeluh nyeri pada paha kanan yang bengkak.
Nodus limfe Neurologi - Status mental
Composmentis
Vaskuler perifer
CRT : <2 detik
Rectal
Tidak dilakukan pemeriksaan
Genitalia
Klien terpasang kateter.
RENCANA MEDIS Pengobatan
Obat-Obatan Dosis
Dosis Terakhir
Frekuensi
(Resep/obat bebas) IVFD RL
500 cc
500 cc
8 jam/kolf
Injeksi Ranitidin
50 mg
50 mg
2 x 50 mg
Injeksi Tramadol
1 amp
1 amp
3 x 1 amp
Injeksi Ketorolac
1 amp
1 amp
3 x 1 amp
6. Analisa Data No
1
Data
DS :
Penyebab/ Etiologi
Diagnosa Keperawatan
Agen cidera biologis
Nyeri Kronis
Gangguan muskuloskletal
Hambatan mobilitas fisik
- Klien mengeluh nyeri pada paha sebelah kanan - Klien mengatakan nyeri terasa di tusuk-tusuk dan hilang timbul, nyeri menjalar ke panggul - Klien mengatakan skala nyeri 7
DO : -
Klien tampak merintih Klien tampak menagis Klien tampak gelisah Klien tampak memegang daerah yang nyeri - Tampak bengkak pada paha kanan, bengkak teraba keras. - Terdapat nyeri tekan pada paha sebelah kanan - TD : 130/80 mmhg; HR: 85 x/menit; RR: 21 x/menit
2
DS : - Klien mengeluh kaki kanan sulit untuk digerakkan, hanya bisa digeser-geser di atas tempat tidur - Klien mengatakan nyeri jika kaki kanan diangkat/digerakkan - Klien mengatakan tidak bisa berjalan - Klien mengatakan aktivitas sehari hari dibantu oleh keluarga
DO : - Klien tampak terbaring di tempat tidur - Paha kanan klien tampak bengkak - Terjadi penurunan kekuatan otot 555 555 222 555 - Klien tampak sulit untuk merubah posisi - Kebutuhan ADLs klien dibantu perawat dan keluarga - TD : 130/80 mmHg
3
DS : - Klien mengeluh cemas dengan kondisinya - Klien mengatakan khawatir tidak bisa berjalan lagi
Ansietas
Perubahan status kesehatan
DO : -
Klien tampak cemas Klien tampak tegang Sulit tidur Klien sering bertanya tentang tindakan medis yang akan dilakukan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan agen cidera biologis 2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskletal 3. Ansietas
berhubungan
dengan
perubahan
dalam
status
kesehatan
C. Rencana Asuhan Keperawatan
Nama Pasien
: Tn.K
Diagnosis Medis
: Tumor tulang
Ruang Rawat
: Trauma Center
No
1
Diagnosa Keperawatan
Nyeri Kronis berhubungan dengan agen cidera biologis
NOC
NIC
Pain Level,
Pain Management
Pain control,
1. Lakukan pengkajian nyerisecara
Comfort level
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
KriteriaHasil :
faktor presipitasi
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
2.
ketidaknyamanan
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
mengurangi nyeri, mencari bantuan) 2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
Observasi reaksi nonverbal dari
4. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau 5.
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidak efektifan
manajemen nyeri 3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) 4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang 5. Tanda vital dalamrentang normal
kontrol nyeri masa lampau 6. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan 7. Kurangifaktor presipitasinyeri 8. Ajarkan tentang teknik non farmakologi 9. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 10. Tingkatkan istirahat 11. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil 12. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
2
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskletal
Joint Movement : Active
Mobility Level
Self care : ADLs
Transfer performance
KriteriaHasil :
1. Klien meningkat dalam aktivitas
Latihan Kekuatan
1. Ajarkan dan berikan dorongan pada klien untuk melakukan program latihan secara rutin Latihan untuk ambulasi
1. Ajarkan teknik Ambulasi & perpindahan
fisik 2. Mengerti tujuan dari
yang aman kepada klien dan keluarga. 2. Sediakan alat bantu untuk klien seperti
peningkatan mobilitas 3. Memverbalisasikan perasaan
kruk, kursiroda, dan walker 3. Beri penguatan positif untuk b erlatih
dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah
mandiri dalam batasan yang aman. Latihan mobilisasi dengan kursiroda
4. Memperagakanpenggunaanalat Bantu untukmobilisasi (walker)
1. Ajarkan pada klien & keluarga tentang cara pemakaian kursiroda & cara berpindah dari kursi roda ketempat tidur atau sebaliknya. 2.
Dorong klien melakukan latihan untuk
memperkuat anggota tubuh 3. Ajarkan pada klien/ keluarga tentang cara penggunaan kursi roda Latihan Keseimbangan
1. Ajarkan pada klien & keluarga untuk dapat mengatur posisi secara mandiri dan menjaga keseimbangan selama latihan ataupun dalam aktivitas sehari hari. Perbaikan Posisi Tubuh yang Benar
1. Ajarkan pada klien/ keluarga untuk memperhatikan postur tubuh yg benar untuk menghindari kelelahan, keram & cedera. 2. Kolaborasi ke ahli terapi fisik untuk program latihan
3
Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
Penurunan kecemasan
Anxiety self control
Anxiety level
Coping
Kriteria Hasil : 1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas 2. Mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas 3. Vital sign dalam batas normal 4.
Postur tubuh, ekspresi wajah, dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
1. Gunakan pendekatan yang menenagkan 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku klien 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur 4. Pahami perspektif klien terhadap situasi stres 5. Temani klien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut 6. Dorong keluarga untuk menemani klien 7. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi 8. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi 9. Kolaborasi berikan obat untuk mengurangi kecemasan
D. Implementasi dan Evaluasi
Nama Klien
: Tn. K
Diagnosis Medis
: Tumor tulang
Ruang
: Trauma Center
Rawat
Tanggal
03/04/18
Diagnosa Keperawatan
Nyeri kronis berhubungan dengan agen cidera biologis
Implementasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
1. Melakukan pengkajian nyeri S: - P : Klien mengeluh nyeri pada paha - Klien mengeluh nyeri pada paha sebelah kanan sebelah kanan - Q : tusuk-tusuk Klien mengatakan nyeri terasa di - R : nyeri menjalar ke tusuk-tusuk dan hilang timbul, panggul nyeri menjalar ke panggul - S : skala nyeri 7 Klien mengatakan skala nyeri 7 - T : hilang timbul O : . Mengobservasi reaksi nonverbal dari - Klien tampak merintih dan ketidaknyamanan menangis - Klien meringis dan gelisah Klien tampak gelisah . Menggunakan teknik komunikasi Klien tampak memegang daerah terapeutik untuk mengetahui pengalaman yang nyeri nyeri pasien Tampak bengkak pada paha kanan, . Membantu pasien dan keluarga untuk bengkak teraba keras. mencari dan menemukan dukungan TD : 130/80 mmhg; HR: 85 . Mengurangi faktor presipitasi nyeri
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskletal
. Mengajarkan tentang teknik non farmakologi - Teknik nafas dalam . Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri . Meningkatkan istirahat . Berkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian terapi farmakologi 10. Memonitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
x/menit; RR: 21 x/menit A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
1. Mengajarkan dan berikan dorongan pada klien untuk melakukan program latihan secara rutin . Mengajarkan teknik Ambulasi & perpindahan yang aman kepada klien dan keluarga. . Menyediakan alat bantu untuk klien seperti kruk, kursiroda, dan walker . Memberikan penguatan positif untuk berlatih mandiri dalam batasan yang aman. . Mengajarkan pada klien & keluarga tentang cara pemakaian kursi roda & cara berpindah dari kursi roda ketempat tidur atau sebaliknya. . Mendorong klien melakukan latihan untuk memperkuat anggota tubuh . Mengajarkan pada klien/ keluarga
S: - Klien mengeluh kaki kanan sulit untuk digerakkan, hanya bisa digeser-geser di atas tempat tidur - Klien mengatakan nyeri jika kaki kanan diangkat / digerakkan - Klien mengatakan tidak bisa berjalan - Klien mengatakan aktivitas sehari hari dibantu oleh keluarga O: - Klien tampak terbaring di tempat tidur - Paha kanan klien tampak bengkak - Terjadi penurunan kekuatan otot 555 555
tentang cara penggunaan kursi roda . Mengajarkan pada klien & keluarga untuk dapat mengatur posisi secara mandiri dan menjaga keseimbangan selama latihan ataupun dalam aktivitas sehari hari. . Mengajarkan pada klien/ keluarga untuk memperhatikan postur tubuh yg benar untuk menghindari kelelahan, keram & cedera.
222 555 - Klien tampak sulit untuk merubah posisi - Kebutuhan ADLs klien dibantu perawat dan keluarga A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
S: Ansietas berhubungan 1. Mengunakan pendekatan yang menenangkan dengan perubahan - Klien mengeluh cemas dengan . Menyatakan dengan jelas harapan dalam status kondisinya terhadap pelaku klien kesehatan Klien mengatakan khawatir tidak . Menjelaskan semua prosedur dan apa bisa berjalan lagi yang dirasakan selama prosedur . Memahami perspektif klien terhadap O: situasi stres . Menemani klien untuk memberikan - Klien tampak cemas keamanan dan mengurangi takut - Klien tampak tegang . Mendorong keluarga untuk menemani - Sulit tidur klien - Klien sering bertanya tentang . Mendorong klien untuk mengungkapkan tindakan medis yang akan perasaan, ketakutan, persepsi dilakukan . Menginstruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi A : Masalah belum teratasi Berkolaborasi berikan obat untuk
mengurangi kecemasan 04/04/18
P : Intervensi dilanjutkan
Nyeri kronis berhubungan dengan agen cidera biologis
1. Melakukan pengkajian nyeri . Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan . Menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien . Membantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan . Mengajarkan teknik nafas dalam . Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri . Meningkatkan istirahat . Berkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian terapi farmakologi . Memonitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
S:
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskletal
1. Mengajarkan dan berikan dorongan pada S : klien untuk melakukan program latihan - Klien mengatakan kaki kanan secara rutin masih sulit untuk digerakkan dan . Mengajarkan teknik Ambulasi & hanya bisa digeser-geser perpindahan yang aman kepada klien dan - Klien mengatakan jika kaki kanan keluarga. diangkat / digerakkan nyeri sudah . Menyediakan alat bantu untuk klien mulai berkurang
- Klien mengatakan nyeri berkurang - Klien mengatakan skala nyeri 5 - Klien mengatakan sudah mengerti teknik nafas dalam O: - Klien tampak lebih tenang dari sebelumnya - Tampak bengkak pada paha kanan, bengkak teraba keras. - Klien sudah bisa melakukan teknik nafas dalam A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi di hentikan
seperti kruk, kursiroda, dan walker . Memberikan penguatan positif untuk berlatih mandiri dalam batasan yang aman. . Mengajarkan pada klien & keluarga tentang cara pemakaian kursi roda & cara berpindah dari kursi roda ketempat tidur atau sebaliknya. . Mendorong klien melakukan latihan untuk memperkuat anggota tubuh . Mengajarkan pada klien/ keluarga tentang cara penggunaan kursi roda . Mengajarkan pada klien & keluarga untuk dapat mengatur posisi secara mandiri dan menjaga keseimbangan selama latihan ataupun dalam aktivitas sehari hari. . Mengajarkan pada klien/ keluarga untuk memperhatikan postur tubuh yg benar untuk menghindari kelelahan, keram & cedera.
- Klien mengatakan tidak bisa berjalan - Klien mengatakan aktivitas seharihari masih dibantu oleh keluarga O: - Klien tampak terbaring di tempat tidur - Paha kanan klien tampak bengkak - Terjadi penurunan kekuatan otot 555 555 222 555 - Klien tampak sulit untuk merubah posisi - Kebutuhan ADLs klien dibantu perawat dan keluarga A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dihentikan
05/04/18
Ansietas berhubungan 1. Mengunakan pendekatan yang menenagkan dengan perubahan . Menyatakan dengan jelas harapan dalam status terhadap pelaku klien kesehatan . Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur . Memahami perspektif klien terhadap situasi stres . Menemani klien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut . Mendorong keluarga untuk menemani klien . Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi . Menginstruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi Berkolaborasi berikan obat untuk mengurangi kecemasan Nyeri kronis 1. Megkaji nyeri secara komprehensif berhubungan dengan P : Klien mengeluh nyeri pada agen cidera biologis paha sebelah kanan Q : tusuk-tusuk R : nyeri menjalar ke panggul S : skala nyeri 7 T : hilang timbul 2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
S: - Klien mengatakan sudah mulai mengerti - Klien mengatakan khawatir berkurang O: - Klien tampak lebih tenang - Klien masih sering bertanya tentang tindakan medis yang akan dilakukan A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan S: -
Klien mengeluh masih ada nyeri pada paha sebelah kanan
-
Klien mengatakan nyeri terasa di tusuk-tusuk dan hilang timbul, nyeri menjalar ke panggul
3.
Klien meringis dan gelisah Menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien 4. Menganjurkan tentang teknik distraksi dengan mendengarkan musik 5. Memonitor tanda-tanda vital 6. Meningkatkan istirahat 7. Berkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian terapi analgetik - Injeksi Ketorolac 1 ampul (intra vena)
-
Klien mengatakan skala nyeri 7
-
Klien tampak merintih dan menangis
-
Klien tampak gelisah
-
Klien tampak memegang daerah yang nyeri
-
Tampak bengkak pada paha kanan, bengkak teraba keras.
-
TD : 140/90 mmhg; HR: 88 x/menit; RR: 20 x/menit
O:
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskletal
1. Memberikan dorongan pada klien untuk S : melakukan program latihan secara rutin - Klien mengatakan kaki kanan . Memberikan penguatan positif untuk masih sulit untuk digerakkan dan berlatih mandiri dalam batasan yang hanya bisa digeser-geser aman. Klien mengatakan tidak bisa . Menyediakan alat bantu untuk klien berjalan
.
.
. . .
seperti kruk, kursiroda, dan walker Mengajarkan teknik Ambulasi & perpindahan yang aman kepada klien dan keluarga. Mengajarkan pada klien & keluarga tentang cara pemakaian kursi roda & cara berpindah dari kursi roda ketempat tidur atau sebaliknya. Membantu klien untuk berdiri dan ambulasi dengan jarak tertentu Mendorong klien melakukan latihan untuk memperkuat anggota tubuh Monitor klien dalam penggunaan alat berjalan
- Klien mengatakan aktivitas seharihari masih dibantu oleh keluarga O: - Klien kelihatan kesulitan dalam merubah posisi - Klien tampak terbaring di tempat tidur - Paha kanan klien tampak bengkak - Terjadi penurunan kekuatan otot 555 555 222 555 - Kebutuhan ADL klien dibantu perawat dan keluarga A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dlanjutkan
Ansietas berhubungan 1. Mengunakan pendekatan yang menenangkan dengan perubahan . Mendorong klien untuk mengungkapkan dalam status perasaan, ketakutan, persepsi kesehatan . Mendorong keluarga untuk menemani klien . Menyatakan dengan jelas harapan
S: - Klien mengatakan sudah mengerti - Klien mengatakan khawatir berkurang O:
. . . .
06/04/18
Nyeri kronis berhubungan dengan agen cidera biologis
terhadap pelaku klien - Klien tampak lebih tenang Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur A : Masalah teratasi Memahami perspektif klien terhadap situasi stres P : Intervensi dihentikan Menemani klien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut Menginstruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi Berkolaborasi berikan obat untuk mengurangi kecemasan S: 1. Megkaji nyeri secara komprehensif -
P : Klien mengeluh nyeri pada paha sebelah kanan
-
Q : tusuk-tusuk
-
R : nyeri menjalar ke panggul
-
S : skala nyeri 6
-
T : hilang timbul
-
Klien mengeluh masih ada nyeri pada paha sebelah kanan
-
Klien mengatakan nyeri terasa di tusuk-tusuk dan hilang timbul, nyeri menjalar ke panggul
-
Klien mengatakan skala nyeri 6
-
Klien tampak meringis kesakitan
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan -
Klien meringis dan gelisah
3. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
O:
pengalaman nyeri pasien
-
Klien tampak gelisah
4. Menganjurkan tentang teknik distraksi dengan mendengarkan musik
-
Klien tampak memegang daerah yang nyeri
5. Menganjurkan klien melakukan teknik relaksasi nafas dalam
-
Tampak bengkak pada paha kanan, bengkak teraba keras.
-
TD : 130/90 mmhg; HR: 84 x/menit; RR: 20 x/menit
6. Memonitor tanda-tanda vital 7. Meningkatkan istirahat 8. Pemberian terapi analgetik, bila nyeri sesuai order dokter : Injeksi Ketorolac 1 ampul (intra vena)
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
1. Memberikan dorongan pada klien untuk S : melakukan program latihan secara rutin - Klien mengatakan aktivitas sehari. Mendorong pasien untuk melakukan hari masih dibantu oleh keluarga
muskuloskletal
aktivitas normal sehari-hari sampai batas - Klien mengatakan masih belum kemampuan bisa berjalan . Memberikan penguatan positif untuk - Klien mengatakan kaki kanan berlatih mandiri dalam batasan yang masih sulit untuk digerakkan dan aman. hanya bisa digeser-geser . Mendorong kemandirian klien, tapi - Klien mengatakan tidak mampu bantu ketika klien tidak mampu untuk mandi sendri melakukannya . Monitor kemampuan perawatan diri klien O : secara mandiri - Kebutuhan ADL klien dibantu . Menyediakan alat bantu untuk klien perawat dan keluarga seperti kruk, kursiroda, dan walker - Klien tampak terbaring di tempat tidur - Klien kelihatan kesulitan dalam merubah posisi - Paha kanan klien tampak bengkak - Terjadi penurunan kekuatan otot 555 555 222
555
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
07/04/18
Nyeri kronis berhubungan dengan agen cidera biologis
1. Megkaji nyeri secara komprehensif -
P : Klien mengeluh nyeri pada paha sebelah kanan
-
Q : tusuk-tusuk
-
R : nyeri menjalar ke panggul
-
S : skala nyeri 5
-
T : hilang timbul
S:
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan -
Klien meringis dan gelisah
3. Memberikan informasi yang akurat untuk meningkatkan pengetahuan dan respon keluarga terhadap pengalaman nyeri 4. Menganjurkan tentang teknik distraksi dengan mendengarkan musik 5. Menganjurkan klien melakukan teknik relaksasi nafas dalam 6. Memonitor tanda-tanda vital 7. Menganjurkan istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu menurunkan
-
Klien mengatakan paha sebelah kanan masih terasa nyeri
-
Klien mengatakan nyeri hilang timbul dan menjalar ke panggul serta terasa ditusuktusuk
-
Klien mengatakan skala nyeri 5
-
TD : 140/90 mmhg; HR: 86 x/menit; RR: 20 x/menit
-
Klien tampak memegang daerah yang nyeri
-
Klien tampak meringis kesakitan
-
Klien tampak gelisah
-
Tampak bengkak pada paha kanan, bengkak teraba keras.
O:
nyeri
A : Masalah belum teratasi
8. memberikan terapi analgetik, bila nyeri P : Intervensi dilanjutkan sesuai order dokter : Injeksi Ketorolac 1 ampul (intra vena)
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskletal
1. Memberikan dukungan positif terhadap usaha pasien dalam latihan dan aktivitas S: fisik. . Memberikan dorongan pada klien untuk - Klien mengatakan masih sulit melakukan program latihan secara rutin bergerak . Menggunakan stimulasi sentuhan atau - Klien mengatakan aktivitas seharitepukan untuk mengurangi kram otot hari masih dibantu oleh keluarga . Menyediakan alat bantu untuk klien - Klien mengatakan masih belum seperti kruk, kursi roda, dan walker bisa berjalan . Memberikan pakaian yang tidak - Klien mengatakan kaki kanan menghambat pergerakan klien masih sulit untuk digerakkan dan . Membantu klien untuk berdiri dan hanya bisa digeser-geser ambulasi dengan jarak tertentu . Mendorong klien melakukan latihan untuk memperkuat anggota tubuh O: . Monitor klien dalam penggunaan alat- Klien kelihatan kesulitan dalam berjalan merubah posisi - Kebutuhan ADL klien dibantu perawat dan keluarga - Paha kanan klien tampak bengkak
- Terjadi penurunan kekuatan otot 555 555 222
555
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
08/04/18
Nyeri kronis berhubungan dengan agen cidera biologis
1. Melakukan pengkajian nyeri S: - P : Klien mengeluh nyeri pada paha sebelah kanan - Q : tusuk-tusuk - R : nyeri menjalar ke panggul - S : skala nyeri 5 - T : hilang timbul 2. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri 3. Menganjurkankan tentang teknik non farmakologi : - Teknik nafas dalam O: - Distraksi dengan mendengarkan musik.
Klien mengatakan nyeri hilang timbul dan menjalar ke panggul serta terasa ditusuktusuk Klien mengatakan paha sebelah kanan masih terasa nyeri Klien mengatakan skala nyeri 5
Klien kelihatan berhati-hati
dalam mengatur posisi
4. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien 5. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan - Klien meringis dan gelisah 6. Meningkatkan istirahat 7. Memantau reaksi terhadap nyeri dalam pemberian terapi anagetik - Injeksi ketorolac 1 ampul (IV)
-
TD : 140/80 mmhg; HR: 86 x/menit; RR: 20 x/menit
-
Klien tampak memegang daerah yang nyeri
-
Klien tampak meringis kesakitan
-
Tampak bengkak pada paha kanan, bengkak teraba keras.
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskletal
1. Memberikan penguatan positif untuk berlatih mandiri dalam batasan yang aman. . Mengajarkan dan berikan dorongan pada klien untuk melakukan program latihan secara rutin . Menyediakan alat bantu untuk klien seperti kruk, kursiroda, dan walker . Memonitor klien dalam penggunaan alat bantu berjalan . Mendorong klien melakukan latihan
S: - Klien mengatakan kaki kanan masih sulit untuk digerakkan dan hanya bisa digeser-geser - Klien mengatakan masih sulit bergerak - Klien mengatakan aktivitas sehari-
untuk memperkuat anggota tubuh . Mengajarkan pada klien/ keluarga tentang cara penggunaan kursi roda . Mengajarkan pada klien & keluarga untuk dapat mengatur posisi secara mandiri dan menjaga keseimbangan selama latihan ataupun dalam aktivitas sehari hari.
hari masih dibantu oleh keluarga - Klien mengatakan masih belum bisa berjalan O: - Kebutuhan ADL klien dibantu perawat dan keluarga - Klien kelihatan kesulitan dalam merubah posisi - Paha kanan klien tampak bengkak - Terjadi penurunan kekuatan otot 555 555 222
555
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
BAB IV PEMBAHASAN A. Pembahasan Kasus
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, menegakkan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. Maka pada bab ini akan membahas mengenai kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ditemukan dalam perawatan kasus kanker tulang yang telah dilakukan. Dimana pengkajian dilaksanakan pada tanggal 03 April 2018, dan telah dilakukan asuhan keperawatan selama enam hari yang dimulai pada tanggal 03 – 08 April 2018 di ruang rawat inap Trauma Center RSUP Dr. M. Djamil Padang yang dapat di uraikan sebagai berikut: 1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dari proses keperawatan, dari pengkajian ini dapat kita lihat perbedaan kasus dengan teori yaitu : Pada saat dilakukan pengkajian keperawatan pada hari Selasa, 03 Mei 2018 didapatkan hasil pengkajian riwayat kesehatan sekarang, pasien mengeluh nyeri pada paha kanan, nyeri yang dirasakan me njalar sampai ke panggul, nyeri hilang timbul, skala nyeri 7 dalam kategori berat. Terdapat bengkak pada paha kanan sebesar bola, bengkak teraba keras, dan nyeri jika ditekan. Pasien mengeluh tidak bisa berjalan karena nyeri dan bengkak pada paha kanan, kaki kanan sulit untuk digerakkan, hanya bisa digeser-geser di atas tempat tidur. Hasil penelitian Siti Nurrohmah tentang asuhan keperawatan gangguan sistem muskuloskletal osteosarkoma pada Tn. I di ruang Dahlia RSUD Ciamis pada tahun 2016 memperoleh hasil pengkajian riwayat kesehatan yang sama dengan penulis yaitu nyeri, dan terdapat benjolan pada kaki (Nurrohmah, 2016). Rasa nyeri merupakan salah satu akibat dari penyakit kanker yang paling ditakuti pasien. Nyeri adalah gejala kanker
yang paling akhir, sekitar 5-10% pasien kanker merasa nyeri yang mengganggu kegiatan sehari-hari (Baredero, M, 2008). Pada pasien kanker tulang terdapat pembengkakan pada atau atas tulang dan persendian serta menyebakan pergerakan yang terbatas (Gale, 1999). Tanda dan gejala pada pasien sesuai dengan teori, yang menyatakan bahwa pengkajian riwayat kesehatan pasien dengan kanker tulang yaitu ditemukannya pasien mengeluh nyeri dan terdapat pembengkakan pada kaki atau bagian tulang yang terkena (Nurrohmah, 2016). Keluhan yang dirasakan oleh pasien sesuai dengan teori, hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan anatara teori dan pada kasus pasien. Pengkajian riwayat kesehatan dahulu, didapatkan hasil pasien mempunyai riwayat trauma jatuh dari motor sekitar 4 tahun yang lalu yang menyebabkan kaki terkilir dan hanya diurut, pasien juga memiliki kebiasaan merokok 12 batang/hari selama 30 tahun dan baru berhenti sejak 2 bulan yang lalu. Pasien juga bekerja sebagai petani. Berdasarkan teori dijelaskan bahwa penderita kanker tulang mempunyai faktor resiko seperti terpapar bahan kimia, merokok, serta adanya riwayat trauma, sekitar 30% kasus keganasan pada jaringan lunak mempunyai riwayat trauma (Muttaqin, 2008). Maka dari itu menurut penulis, kanker tulang yang dialami pasien saat ini disebabkan oleh gaya hidup pasien yang memiliki kebiasaan merokok, dimana rokok mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia, dengan 40 jenis diantaranya bersifat karsinogenik yang dapat menyebabkan terjadinya kanker (Husaini, 2007). Serta lingkungan pekerjaan pasien sebagai seorang petani yang terkadang terpajan oleh gas beracun seperti pupuk dan obat tanaman lainya, dan adanya riwayat trauma yang dialami pasien 4 tahun yang lalu menjadi faktor penyebab pasien menderita kanker tulang. Sehingga pada kasus pasien ditemukan adanya persamaan dengan teori yaitu penyebab dari kanker tulang adalah merokok dan riwayat trauma.
Untuk lebih mendukung tanda dan gejala yang muncul pada pasien kanker tulang perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium (hemoglobin, hematokrit, jumlah darah merah, eosinofil, pulse oksimetri), (Muttaqin, 2008). Pemeriksaan laboratorium pada Tn.K didapatkan hasil kadar Hb 14,6 g/dl, leukosit 8.770/mm 3, trombosit 384.000/mm 3, hematokrit 44%, dari hasil pemeriksaan penunjang pada pasien telah sesuai dengan teori. Pasien mendapatkan terapi IVFD RL 8 jam/kolf fungsinya untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit. ketorolac per drip 1 ampul/8 jam fungsinya untuk obat nyeri. Ranitidine 2x1 gr yang berfungsi untuk pengobatan jangka pendek tukak lambung. Injeksi tramadol 2x1 ampul, yang berfungsi untuk pereda rasa nyeri yang sedang hingga berat (ISO dalam Nurrohmah, 2016). 2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ini dapat memberikan dasar pemilihan intervensi untuk menjadi tanggung gugat perawat (Alimul, 2007). Dalam penulisan pernyataan diagnosis keperawatan meliputi 3 komponen yaitu komponen P (problem), komponen E (etiologi), dan komponen S (simptom atau dikenal dengan
batasan karakteristik). Cara membuat
diagnosis keperawatan adalah dengan menentukan masalah keperawatan yang terjadi, kemudian mencari penyebab dari masalah yang ada. (Alimul, 2007). Berdasarkan teori yang penulis temukan dari beberapa sumber, terdapat 5 diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pada pasien kanker tulang yaitu: a. Nyeri kronis berhubungan dengan Agen cedera biologis b. Hambatan
Mobilitas
Fisik
berhubungan
dengan
gangguan
muskuloskeletal c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek samping terapi radiasi e. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilaksanakan, tidak semua diagnosa keperawatan menurut teori muncul pada kasus, diagnosa keperawatan yang tidak ditemukan pada pasien diantaranya adalah diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, mutah, anoreksia dengan alasan karena pengkajian pada batasan karakteristik tidak ditemukannya tanda-tanda pasien penurunan berat badan, tidak ada mual dan muntah, nafsu makan pasien baik, tidak ada merasa penuh saat setelah makan, tidak enggan unuk makan. Menurut NANDA 2015 diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh, dengan batasan karakteristik berat badan 20% atau lebih
dibawah
ideal,
dilaporkan
adanya
intake
makanan
yang
kurang,membrane mukosa dan konjungtiva pucat, kehilangan berat badan, keengganan untuk makan, nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi, kurang berminat terhadap makan, suara usus hiperaktif dengan faktor yang berhubungan ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorbsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis, atau ekonomi. Pada pasien tidak ada ditemukan tanda-tanda tersebut dengan keadaan pasien sehingga penulis tidak menegakkan diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Diagnosa kedua yang tidak ditemukan pada pasien yaitu Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek samping terapi radiasi. Pada pasien tidak ditemukan adanya tanda-tanda mengalami kerusakan lapisan kulit, gangguan permukaan kulit, pasien juga belum mendapatkan terapi radiasi seperti kemoterapi.
Menurut NANDA 2015 kerusakan integritas kulita adalah perubahan atau
gangguan
epidermis
dan
atau
dermis.
Dengan
batasan
karakteristiknya kerusakan lapisan kulit, gangguan permukaan kulit, invasi struktur tubuh. Pada pasien tidak ditemukan tanda-tanda tersebut, maka kelompok tidak mengangkat diagnosa kerusakan integritas kulit. Sesuai dengan hasil pengkajian, kelompok menemukan 3 diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus pasien tersebut, yaitu: a. Nyeri kronis berhubungan dengan Agen cedera biologis. Nyeri kronis adalah pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang timbul dari kerusakan jaringan secara aktual dan potensial atau menunjukkan adanya kerusakan. Batasan karakteristik menurut NANDA adalah mengganggu aktivitas, cemas, perubahan pola tidur, kelemahan, tingkah laku berhati-hati, gelisah, respon simpatik (temperatur, perubahan posisi tubuh, hipersensitivitas), melaporkan secara verbal tentang nyeri. Batasan karakteristik yang muncul pada pasien meliputi data subjektif pasien mengatakan nyeri pada paha, nyeri menjalar ke panggul, nyeri yang dirasakan hilang timbul, pasien mengeluh sulit tidur karena nyeri, pasien mengatakan kaki yang nyeri sulit dan sakit untuk digerakkkan, data objektif yang didapat berupa adanya ekspresi wajah yang meringis, pasien tampak merintih, bertingkah hati-hati, pasien tampak gelisah, tampak kaki yang bengkak dan nyeri sulit digerakkan. Hal ini juga ditemukan pada penelitian Nurrohmah tahun 2016 tentang asuhan keperawatan pada Tn.I degan Osteosarkoma di Ruang Dahlia RSUD Kabupaten Ciamis, juga mengangkat diagnosa nyeri berhubungan
dengan
agen
cidera
biologis
dengan
batasan
karakteristik data subjektif pasien mengeluh nyeri. Data objektif pasien tampak merintih kesakitan, pasien tampak gelisah, pasien memegang bagian tubuh yang sakit, bertingkah laku hati-hati (Nurrohmah, 2016).
b. Hambatan
mobilitas
fisik
berhubungan
dengan
gangguan
muskuloskletal. Hambatan mobilitas fisik adalah keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah dengan batasan karakteristik kesulitan membolak-balikkan posisi, perubahan cara berjalan, sesak nafas setelah beraktivitas, keterbatasan kemampuan melakukan motorik halus dan kasar, pergerakan lambat,tidk terkoordinasi, keterbatasan rentang pergerakan sendi (NANDA, 2015). Batasan karakteristik pada pasien didapatkan pasien mengeluh sulit untuk berjalan dan beraktivitas, kaki kanan yang bengkak sulit untuk digerakkan, kaki kanan nyeri jika digerakkan, pasien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh keluarga, pasien hanya berbaring di tempat tidur, pasien terkadang dapat merubah posisi tidurnya dari posisi supine ke posisi tengkurap. Berdasarkan pengkajian penulis pada pasien ditemukan adanya kesesuaian antara teori dengan tanda dan gejala pada pasien. c. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan. Menurut NANDA, pengertian dari ansietas adalah kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan
tindakan
untuk
menghadaoi
ancaman,
batasan
karakteristiknya adalah penurunan produktivitas, gelisah, gangguan pola tidur, tampak ketakutan, rasa nyeri, bingung, khawatir, wajah tegang, peningkatan keringt, anoreksia, lemah ( NANDA, 2015). Batasan karakteristik yang muncul pada pasien yaitu mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini. Data objektif yaitu pasien tampak cemas dan khawatir, pasien tampak bingung dan sering bertanya tentang kondisinya, pasien tampak gelisah. Berdasarkan pengkajian penulis pada pasien ditemukan adanya kesesuaian antara teori dengan tanda dan gejala pada pasien.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah semua tindakan yang akan dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien beralih dari status kesehatan saat ini ke status kesehatan yang lebih baik, diuraikan dalam hasil yang di harapkan. Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan pasien. intervensi keperawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan (Potter & Perry, 2005). Intervensi
pada
pasien
dengan
masalah
utama
nyeri
kronis
berhubungan dengan agen cidera biologis mempunyai tujuan yaitu
4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien. Sedangkan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan (Perry Potter, 2005). Evaluasi keperawatan memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan (Perry Potter, 2005). Evaluasi dilakukan setiap hari selama 6 hari dari tanggal 03-08 April 2018. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan diagnosa nyeri kronis berhubungan agen cidera biologis yang dilakukan selama 6 hari pada tanggal 03-08 April 2018 yaitu memberikan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Tumor tulang / incoplasma adalah pertumbuhan jaringan baru yang terus menerus secara cepat dan pertimbangannya tidak terkendali. Tumor / incoplasma dapat berasal dari dalam tulang juga timbul dari jaringan atau dari sel- sel kartilago yang berhubungan dengan epiphipisis atau dari unsur-unsur pembentuk darah yang terdapat pada sumsum tulang.
Berdasarkan asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan Tumor Tulang di Ruang Rawat Inap Trauma Center RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2018, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengkajian pada pasien didapatkan hasil bahwa pasien mengeluh nyeri pada paha yang bengkak di sebelah kanan, pasien juga mengeluh sulit untuk berjalan dan sulit untuk menggerakkan kaki yang bengkak, serta pasien juag mengeluh cemas dengan kondisinya saat ini. 2. Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien didapatkan 3 diagnosa yang ditemukan diantaranya yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskletal, dan Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan. 3. Intervensi yang diiberikan pada pasien sesuai dengan intervensi NOC dan NIC sesuai diagnosa keperawatan. 4. Implementasi keperawatan dilakukan pada tanggal 03-08 April 2018 diantaranya mengajarkan pasien teknik manajemen myeri dengan nafas dalam, kolaborasi pemberian analgetik, mengukur tanda-tanda vital, serta membantu pasien mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan. 5. Evaluasi keperawatan dalam bentuk SOAP dari tindakan yang sudah dilakukan didasarkan pada kriteria hasil yang diharapkan yaitu pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis teratasi sebagian, diagnosa kedua hambatan mobilitas fisikr teratasi sebagian, dan pada diagnosa ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan teratasi sebagian. B. Saran
1. Bagi Ruang Rawat Inap Trauma Center Diharapakan dapat mempertahankan pelayanan kesehatan yang tepat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien serta dapat memantau respon pasien dan keluhan pasien terhadap nyeri dan
memberikan penkes terkait keluhan cemas yang dirasakan pasien serta membantu pasien dalam melatih aktivitas yang mampu dilakukan pasien. 2. Bagi Mahasiswa Diharapkan mahasiswa dapat melakukan penerapan asuhan keperawatan secara tepat dan dapat mendokumentasikan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diane C. Dan Joann C. Hackley. 2000. Buku Saku utuk Brunner dan Suddart. Jakarta: EGC. Brunner and Suddart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3. Edisi 8. Jakarta: EGC.