Kelompok 2 Aplikasi psikologi social di bidang kesehatan
1. Penggu Penggunaa naan n self self effica efficacy cy Self efficacy adalah kepercayaan bahwa orang mampu melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Self efficacy dapat mempengaruhi kualitas dan pengambilan keputusan berkaitan dengan kesehatan seperti usaha untuk mengurangi kecanduan alcohol, merokok, dll.. Sebagai contoh orang dengan self efficacy tinggi, saat sakit akan mencari cara agar bisa sembuh dari penyakitnya. Berbeda dengan orang berself efficacy efficacy rendah akan memiliki perasaan pasrah.
2. Perilaku sehat menggunakan menggunakan social social learning learning theory Dalam Dalam melaku melakukan kan perilak perilaku u sehat, sehat, biasan biasanya ya kita kita akan akan cenderu cenderung ng memp memper erha hati tikan kan dan dan meni meniru ru gaya gaya hidu hidup p dari dari oran orang-o g-ora rang ng yang yang tela telah h mela melaku kuka kan n peri perila laku ku seha sehat. t. Tetap Tetapii apab apabila ila sese seseor oran ang g tida tidak k memi memilik likii motivasi, maka perilaku sehat tetap tidak bisa diciptakan. Misalnya saat seseorang memilih untuk mengikuti gaya hidup sehat, dia membayangkan akan mendapatkan manfaat dari gaya hidup sehatnya tersebut. Sehingga, dia akan terus melakukan gaya hidup sehat tersebut.
3. Influence Influence other other dalam dalam interaks interaksii pasien pasien dan praktisi praktisi. Berinteraksi dengan dokter atau perawat adalah proses sosial yang kompleks yang melibatkan komunikasi interpersonal, persepsi orang, penilaian social dan pengaruh social. Salah satu penilaian paling awal yang dipikirkan pasien adalah apakah si dokter cukup kompeten atau tidak. Namun, kebanyakan orang tidak banyak tahu soal pengobatan atau standar praktik medis, sehingga mereka mengevaluasi perawatan medis denga menggunakan informasi yang mereka punya. Apakah mereka menyukai dokter dan apakah si dokter itu ramah atau dingin dan tidak komunikatif.
4. Locus Locus of contro controll dalam dalam kognisi kognisi penya penyakit kit
Periset menemukan bahwa banyak orang yang menderita karena penyakit kronis memiliki pendapat sendiri tentang darimana sumber penyakit itu. Menurut mereka, penyakit itu berasal dari stress, cedera fisik, bakteri berbahaya dan kehendak tuhan. Yang menarik adalah kepada siapa pasien akan menyalahkan atas penyakit yang mereka derita. Apakah mereka menyalahkan diri sendiri, orang lain, lingkungan atau takdir?.
5. Pendekatan stimulus respon untuk kesehatan reproduksi Perilaku manusia dapat dibiasakan atau dikondisikan sesuai dengan tujuan atau keinginan. Caranya adalah dengan memberikan stimulus tertentu agar seseorang berperilaku atau bertindak dan diberi juga konsekuensi pada setiap tindakan atau perilaku. Konsekuensi tersebut bisa positif maupun positif. Contohnya seperti dilakukan oleh BKKBN untuk merangsang penggunaan alat reproduksi, diberi berbagai fasilitas atau kegunaan apabila seseorang memakai alat reproduksi. Sebaliknya jika tidak menggunakan, maka mendapatkan pelayanan yang agak lambat.
6. Stress dalam hubungannya dengan psikologi social. Stres didefinisikan sebagai peristiwa fisik atau psikologis apapun yang dipersepsikan sebagai ancaman potensial terhadap kesehatan fisik atau emosional. Stress dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Hubungan stress dengan psikologi social •
Orang yang menderita stress, menunjukkan lebih sedikit respon prososial.
•
Orang yang menderita stress, berawal dari frustasi yang menyebabkan adanya agresi.
•
Orang yang menderita stress, dapat disebabkan karena adanya konflik interpersonal maupun konflik intrapersonal.
•
Seseorang yang stress seharusnya dilatih untuk mengenali pikiran negatit saat mereka menghadapi kejadian yang menekan. Pemikirian negatif itu akan melemahkan kepercayaan dirinya.
Tambahan data supaya kada blang
Coping stress Di hari senin yang hectic 2 hari lalu, saya diharuskan untuk lebih sabar. Selain jalanan yang memang setiap hari tidak pernah berubah, selalu macet. Bus dari arah Bekasi-Kp. Rambutan yang non-AC dan penuh. Ditambah pula dengan seorang penumpang yang merokok di angkot menuju Depok! Astagfirullah.... sabar-sabar. Kejadian-kejadian diatas mungkin sering dialami oleh banyak orang. Kejadian yang membuat marah, kesal dan stress dan akhirnya membuat mood memburuk selama sehari penuh. Banyak cara untuk menangani stress yang disebut dengan coping stress. Ada dua cara dalam coping stress yaitu coping yang berfokus pada masalah (problem-facused coping) dan coping yang berfokus pada emosi (emotion-focused coping). Cara yang saya pakai menyangkut kejadian tadi pagi adalah dengan menggunakan emotion-focused coping yaitu strategi penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi stres dengan cara emosional, terutama dengan penilaian defensif (Lazarus dalam Santrock, 1995). Menurut Goldberger & Breznitz (1982) ada lima cara yang dapat dilakukan jika ingin melakukan emotion-focused coping yaitu : a. Mengontrol diri Mengontrol diri menjelaskan bagaimana ia bertindak dalam mengatasi masalah, apakah ia bertindak gegabah atau tenang. b. Melepaskan diri Melepaskan diri berarti berfikir bagaimana caranya lepas dari masalah dengan melakukan aktivitas secara positif. c. Penilaian kembali secara positif Penilaian kembali secara positif dijelaskan dengan menciptakan penilaian yang positif dengan fokus kepada perkembangan pribadi dan juga termasuk berdoa dan dikembalikan kepada agama (Tuhan). d. Menerima tanggung jawab Menerima tanggung jawab berarti kemampuan seseorang dalam menempatkan dirinya pada masalah yang ia hadapi dan termasuk mencoba membuatnya menjadi lebih baik. e. Menjauh atau menghindar Menjauh dilakukan dengan menjauhkan diri dari stressor atau dengan membuat penampilan yang dianggap positif. Dengan cara penanganan stres seperti itu diharapkan banyak orang yang bisa mengatasi stresnya dengan cara yang benar. Sehingga kejadian seperti yang saya (dan banyak orang) alami tadi pagi tidak akan merubah mood menjadi buruk. Mudah-mudahan bermanfaat ya!