MANFAAT DAN APLIKASI PROBIOTIK DI BIDANG PERIKANAN Oleh : Sri Astutik I. Latar Belakang Kemajuan teknologi budidaya perikanan pada satu sisi dapat meningkatkan produksi sektor perikanan, namun disisi lain, dengan padat tebar yang tinggi serta pemberian pakan yang berlebihan, menyebabkan pergeseran keseimbangan antara lingkungan, ikan yang dipelihara dipelihara dan patogen penyebab penyakit. Pergeseran keseimbangan ini menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya terserang oleh penyakit. Masalah serangan penyakit merupakan hal utama yang tidak boleh diabaikan, karena menyangkut dari sukses tidaknya pemilihan benih yang pakai, apakah tahan atau bebas dari penyakit dan mengelolaan lingkungan sebagai media perkembangan penyakit. Kerugian yang disebabkan serangan bukan hanya kematian tetapi bisa berakibat penghentian usaha produksi. Gangguan ini bila ditinjau dari segi ekonomi jelas sangat merugikan dalam usaha budidaya ikan yang membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Kerugian yang ditimbulkan akibat serangan suatu penyakit dapat berbentuk kematian, pertumbuhan yang lambat atau produksi benih menurun (bahkan bisa berhenti sama sekali). Ikan yang pernah terserang penyakit bisa menjadi sumber penyakit, yaitu menjadi agen (perantara) terhadap timbulnya penyakit baru sehingga dapat berakibat fatal bagi usaha budidaya ikan. Pengendalian penyakit dalam usaha budidaya ikan/udang masih mengandalkan antiseptik, disinfektan sampai antibiotik, namun tingkat keberhasilannya sangat terbatas. Penggunaan antibiotik yang tidak bijaksana telah meningkatkan kekhawatiran terhadap keamanan makanan dan kesehatan masyarakat, penggunaan antibiotik untuk pencegahan penyakit justru meningkatkan mikroba dan memacu resistensi pada beragam bakteri, sehingga untuk sejumlah kasus penyakit pengendaliannya lebih sulit. Berdasarkan kekhawatiran ini perlu adanya sistem pengelolaan terhadap kesehatan biota yang dibudidayakan beserta lingkungannya antara lain dengan penggunaan vaksin, imunostimulan non spesifik ataupun penggunaan probiotik atau kontrol biologis. 2.
Manfaat probiotik Penerapan Probiotik dalam usaha budidaya terbukti dapat meningkatkan resistensi biota yang dibudidayakan (ikan/udang) terhadap infeksi, karena itu penggunaan probiotik merupakan salah satu cara preventif yang dapat mengatasi penyakit. Probiotik (bakteri pengurai) adalah mikroorganisme hidup yang sengaja dimasukkan ke dalam tambak untuk memberikan efek menguntungkan bagi kesehatan ikan/udang. Tujuannya untuk memperbaiki dan mempertahankan lingkungan, menekan bakteri merugikan, menghasilkan enzim yang dapat membantu sistem pencernaan, menghasilkan nutrisi yang bermanfaat serta meningkatkan kekebalan ikan/udang. Tujuan utama penggunaan probiotik (kultur tunggal atau multikultur), antara lain meningkatkan kualitas air dan dasar tambak, meningkatkan kesehatan udang dan sebagai agent hayati (biological control agents) untuk mengendalikan berbagai penyakit pada tambak. Spesies yang sering digunakan adalah Lactobacillus sp., Leuconoctoc sp., Pedioccus sp.,Propinibactereium sp. dan Bacillus sp. Dari spesies ragi meliputi Saccharomyces cerevissiae dan Candida pintolopesi , serta jamur meliputi Aspergillus niger dan Aspegillus oryzae Probiotik yang biasa digunakan dalam budidaya antara lain ; Bacillus lycheniforsis (Bakteri Nitrifikasi), merubah senyawa nitrat dasar tambak menjadi nitrit makanan plankton, bakteri Fotosintetik. Peranan bakteri probiotik sebagai kontrol biologis pada sistem budi daya adalah (1). Menekan pertumbuhan bakteri patogen (2.) Mempercepat degradasi bahan organik dan limbah (3). Meningkatkan ketersediaan nutrisi esensial (4). Meningkatkan aktivitas mikroorganisme indigenus yang menguntungkan pada tanaman, misal Mycorriza, Rhizobium dan bakteri pelarut pospat. (5). Memfiksasi nitrogen (6.) Mengurangi pupuk dan pestisida. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4. contoh bakteri dan ragi yang digunakan pada tehnologi probiotik.
1
Ada dua cara penggunaan penggunaan probiotik yang bisa dimanfaatkan petani Lele untuk mendongkrak hasil kolamnya. Pertama, probiotik untuk menggemburkan dasar kolam sekaligus memelihara kualitas air. Probiotik ini cukup diguyurkan ke air kolam pada pagi hari setiap dua minggu sekali supaya air selalu sehat, tidak blooming dan penuh dengan plankton sebagai pakan alami. alami. Yang kedua, kedua, probiotik untuk memacu pertumbuhan pertumbuhan ikan sendiri sendiri sekaligus sekaligus membentengi dari kemungkinan kemungkinan terkena penyakit atau stres. Probiotik itu harus dicampurkan ke pakan, pakan pelet ataupun daun-daunan . Dengan campuran probiotik dan pelet membuat metabolisme dan pencernaan ikan sempurna. Sebagian besar, 90% pakan yang masuk ke tubuh akan menjadi daging ikan. Probiotik dapat dibagi 2 kelompok yaitu ; bentuk cair merupakan mikroba dalam bentuk suspensi (inokulan tunggal maupun multikultur) antara lain Lactobacillus, Bacillus sp, Nitrobacteria dan bentuk padat yaitu mikroba diinokulasi (tunggal atau multikultur) dalam media carier. (Simarmata, 2006) Sedangkan jenis probiotik yang digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Jenis Probiotik yang digunaka sesuai dengan kondisi Lingkungan NO KONDISI DI TAMBAK KONDISI LINGKUNGAN JENIS PROBIOTIK 1 Bagian Atas air dalam kondisi aerob kelompok bakteri aerob Air umumnya kekurangan 2 Bagian Dasar Tambak kelompok bakteri anaerob Oksigen (Anaerob) Populasi plankton kurang Bakteri prangsang prtumbuhan 3 Fase Awal Budidaya pekat plankton Fase Menjelang bakteri pengendali pengendali 4 Populasi plankton pekat Panen pertumbuhan plankton
3. Aplikasi Probiotik 3.1. Mengaktifkan Probiotik (EM) Bahan : 1 liter EM4, 1 liter Molase dan 18 liter air Cara : 1 liter EM4 ditambah 1 liter molase ditambah 18 liter air kemudian dimasukkan ke dalam jerigen yang isinya 20 liter. Kemudian difermentasi selama 5-10 hari. 3.2. Pembuatan Bokashi Super untuk tambak Bahan-bahan : ( untuk pembuatan 1 ton EM – BOKASHI ) 1. Pupuk Kandang : 600 kg 2. Dedak : 50 kg 3. Tepung ikan : 50 kg 4. Arang sekam/arang kelapa : 300 kg 5. EM 4 : 1 liter 6. Molase/gula merah/gula pasir : 1 liter 7. Air : 100 liter
Cara pembuatan : Larutkan EM4 dan gula ke dalam air Bahan organik ( pupuk kandang, dedak sekam, tepung ikan, arang sekam/arang sekam/ arang kelapa, jerami ) dicampur dan diaduk secara merata Siramkan EM4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30%. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan mudah pecah (megar) (m egar) Adonan dihamparkan di atas ubin yang kering, dengan ketinggian minimal 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung berpori (karung goni) dan diamkan selama 4-7 hari Agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik, perhatikan suhu tidak ti dak melebihi 50 derajat celcius selama proses fermentasi. Untuk itu aduk-aduklah bilamana suhu mendekati 50 derajat celcius, suhu yang tinggi dapat mengakibatkan Bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan Setelah 4-7 hari Bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik
2
3.3. Probiotik Untuk Budidaya Udang 1. Penyiapan Tambak Setelah panen, pembersihan & penanganan lumpur tebar Bokashi 1 ton/ha biarkan 2 hari, kemudian dimasukkan air bersih sambil ditambahkan EM aktif 100 – 150 lt/hari, selama 10 hari menjadi total 1000 – 1500 l/ha, dan air dibiarkan kurang lebih 1 minggu atau sampai air kelihatan hijau yang y ang menandakan algae tumbuh cukup baik. 2. Penebaran Dilakukan pagi atau sore hari. Padat penebaran 40 – 50 benur per M 2, sebelumnya teteskan EM pada kantong plastik dan benur di aklimatisasi aklim atisasi 3. Masa Pemeliharaan Selama masa pemeliharaan, diberikan fermentasi Molas, idealnya setiap hari sesuai dengan umur udan, seperti tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Pemberian Fermentasi Molas Disesuaikan Dengan Umur Udang UMUR
FER. MOLAS
1 Bulan
125 – 150 lt/ ha
2 Bulan
300 – 350 lt/ha
3 Bulan
375 – 400 lt/ha
Lakukan pengecekan pH setiap hari pada pagi dan sore hari, perbedaan pH pagi dan sore hari tidak boleh lebih dari 0.5, apabila lebih dari 0.5 tambahkan dengan fermentasi Molas 4. Pemberian Pakan Perlakuan EM Pakan Komersial, campur 10 kg pakan dengan 1 lt EM aktif (semprot tipis) biarkan 4 jam. Selama pemberian pakan, aerasi dimatikan. Frekuensi pemberian pakan sebanyak 4x/hari, yang perlu diperhatikan dalam pemberian dosis pakan tidak Overfeeding (polusi, udang stress). 5. Panen Sebelum dilakukan pemanenan, tambahkan terlebih dahulu dengan fermentasi Molas yang berguna untuk meningkatkan kualitas udang dan memperpanjang hidup udang 6. Penyakit Pada prinsipnya EM mencegah timbul penyakit. Bila timbul penyakit (misal White spot) dengan fermentasi Molas, EM 5 dan Super Bokashi. White spot dapat ditanggulangi. Dengan aplikasi EM yang berkesinambungan akan meningkatkan kualitas air tambak udang, menghasilkan udang yang sehat dan seragam, dasar tambak tidak berbau busuk dan udang tidak berbau lumpur. 3.4. Probiotik Untuk Budidaya Ikan di Kolam Terpal Kolam dicuci sampai bersih dan jemur kolam sampai kering Tebar secara merata pupuk bokashi ke dasar kolam ± 15 cm dan masukkan air sampai kedalaman 40 - 50 cm dan diamkan 5-7 hari Setelah 5-7 hari masukkan air sampai ketinggian 80-90cm, diamkan 3 hari lagi Setelah 3 hari benih lele sudah dapat ditebar kedalam kolam dengan padat penebaran 200 – 250 ekor /m3 ( benih ukuran 5 – cm);100 – 125 ekor /m3 ( benih ukuran 7 – 8 cm ) atau 50 – 75 ekor /m3 ( benih ukuran 8 – 12 cm ) Pakan 3 – 4 % dari berat badan biomasa / hari ( adbilidium ) Konversi pemberian pakan 0,8 – 1 kg, artinya setiap 0,8 – 1 kg pakan yang dihabiskan akan menambah bobot ikan sebanyak 1 kg. Pakan diberikan 3 – 4 kali / hari dengan jarak pemberian pakan 3 – 4 jam sekali ( diharapkan pemberian pakan lebih banyak saat hari gelap / malam ) • •
• •
• •
•
3
3.5. Probiotik Untuk Budidaya Belut Untuk media pemeliharaan berupa tanah sawah / lumpur, jerami, gedebog pisang, EM4. Dalam setiap lapisan di siram dengan EM4 yang sudah dilarutkan. Komposisi larutan EM4 adalah EM4 1 ltr, Gula ½ kg, dan air 100 ltr. Susunan Susunan media pemeliharaan dan prosentase bahan seperti tabel 3 dan 4 dibawah ini : Tabel 3. Susunan Media Pemeliharaan Belut Bahan
Ukuran
Air
5 cm
Lumpur sawah
10 cm
Jerami
10 cm
Lumpur Sawah
20 cm
Jerami
10 cm
Lumpur Sawah
20 cm
Gedebog Pisang
20 cm
Tabel 4. Prosentasi kebutuhan bahan media pemeliharaan Bahan Jerami
Prosentase 20%
Gedebog Pisang
30%
Lumpur Sawah
50%
Larutan EM4
1 liter
Molase
1 liter
Air
100 liter
Cara Membuat medianya adalah : - Jerami dan gedebog pisang di fermentasi di luar drum lebih kurang 15 hari - Setelah fermentasi 15 hari kemudian dimasukkan media tersebut ke dalam drum sesuai atau kolam dengan susunan seperti diatas - Setelah siap semuanya bibit sudah bisa ditebar ke dalam drum - Saat adaptasi (0 – 30) hari setelah tebar dan pasti ada yang mati, asal kematiannya tidak lebih dari 20%. 4. Kesimpulan Probiotik adalah penggunaan bakteri atau mikroba menguntungkan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan tambak, kesehatan ikan dan udang maupun meningkatkan sistem imun dari inang (ikan/udang) dan mengendalikan / menghambat mikroba patogen. Spesies yang sering digunakan adalah Lactobacillus sp, Leuconoctoc sp, Pedioccus sp, Propinibactereium Propinibactereium sp, dan Bacillus sp. Dari species ragi ragi meliputi: Saccharomyces cerevissiae dan Candida pintolopesi, serta jamur meliputi Aspergillus niger dan Aspegillus oryzae Probiotik yang biasa digunakan dalam budidaya antara lain ; Bacillus lycheniforsis (Bakteri Nitrifikasi), merubah senyawa nitrat dasar tambak menjadi nitrit n itrit makanan plankton, bakteri Fotosintetik. Melihat penerapan tehnologi probiotik yang sederhana maka dapat diterapkan oleh para pembudidaya ikan dan udang sebagai usaha pencegahan secara biologis terhadap serangan penyakit. Saat ini probiotik dalam usaha budidaya telah tersedia secara komersial, tetapi informasi yang secara ilmiah dianggap memadai belum tersedia. Kondisi inilah menyebabkan kesenjangan antara pelaksanaan di lapangan dengan landasan ilmiah yang mendukungnya. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antar komponen petani tambak, pemerintah, institusi terkait (perusahaan produk, dan peneliti).
4