ABSES PEDIS
A. Peng Penger erti tian an Abses (Latin: abscessus) abscessus ) merupakan kumpulan nanah (netrofil yang telah mati) yang terakumulasi di sebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi (biasanya oleh bakteri atau parasit) atau karena adanya benda asing (misalnya serpihan, luka peluru, atau jarum suntik). Proses ini merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk mencegah mencegah penyebar penyebaranp anperlu erluasan asan infeksi infeksi ke bagian bagian tubuh yang lain. lain. Abses Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa kantong berisi nanah. (!iregar, "##$). Abses adalah pengumpulan pengumpulan nanah yang terlokalisir sebagai akibat dari infeksi yang melibatkan organisme piogenik, nanah merupakan suatu campuran dari jaringan nekrotik, bakteri, dan sel darah putih yang sudah mati yang dicairkan oleh en%im autolitik (&orison, "##' dalam urarif *usuma, "#+') Abses (misalnya bisul) biasanya merupakan titik mata-, yang kemudian pecah rongga abses kolaps dan terjadi obliterasi karena fibrosis, meninggalkan jaringan parut yang kecil (/arrison, "##0) Pedis adalah anggota badan yang menopang tubuh dan dipakai untuk berjalan (dari pangkal paha ke ba1ah) (&ansjoer,"##2). 3ari pengertian diatas dapat disimpulkan abses pedis adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri parasit atau karena adanya benda asing (misalnya luka peluru maupun jarum suntik) dan mengandung nanah yang merupakan campuran dari jaringan nekrotik, bakteri, dan sel darah putih yang sudah mati yang dicairkan oleh en%im autolitik yang timbul di kaki.
B. Anatomi dan Fisiologi Pedis
4erdiri atas 26 tulang,yaitu :+4 phalanges, 5 os metatarsal dan 7 os arsi. 5s tarsi terdiri atas os calcaneus,os talus, os navicular,' os cuneiform, dan os cuboid. 6erdasarkan fungsinya dibedakan menjadi ' yaitu: +. forefoot (metatarsal dan toes), ". midfoot (cuneiform, navicular, dan cuboid), '. hindfoot (talusastragalus, dan calcaneus(os calcis). 4ulang kaki dibentuk dan bersatu untuk membentuk kesatuan longitudinal dan arcus transversal. 6agian permukaan anterior (superior) kaki disebut dengan dorsum atau permukaan 3orsal, dan inferior(posterior) aspek dari kaki disebut permukaan plantar. *arena ketebalan yang beragam pada anatomi kaki, maka harus kita perhatikan pemberian faktor eksposi untuk dapat menunjukkan densitas keseluruhan bagian tulang kaki. !. Etiologi &enurut !iregar ("##$) abses dapat disebabkan karena adanya: ". 7nfeksi mikrobial !alah satu penyebab yang paling sering ditemukan pada proses radang ialah infeksi mikrobial. 8irus menyebabkan kematian sel dengan cara multiplikasi intraseluler. 6akteri melepaskan eksotoksin yang spesifik yaitu suatu sintesis kimia1i yang secara spesifik menga1ali proses radang atau melepaskan endotoksin yang ada hubungannya dengan dinding sel. 2. 9eaksi hipersentivitas 9eaksi hipersentivitas terjadi bila perubahan kondisi
respons
imunologi
mengakibatkan tidak sesuainya atau berlebihannya reaksi imun yang akan merusak jaringan. #. Agen fisik
*erusakan jaringan yang terjadi pada proses radang dapat melalui trauma fisik, ultraviolet atau radiasi ion, terbakar atau dingin yang berlebih (frosbite). 4. 6ahan kimia iritan dan korosif 6ahan kimia1i yang menyebabkan korosif (bahan oksidan, asam, basa) akan merusak jaringan yang kemudian akan memprovokasi terjadinya proses radang. 3isamping itu, agen penyebab infeksi dapat melepaskan bahan kimia1i spesifik yang mengiritasi dan langsung mengakibatkan radang. D. $ani%estasi &linis Abses bisa terbentuk diseluruh bagian tubuh, termasuk di kaki. &enurut !melt%er 6are ("##+), gejala dari abses tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf. ejalanya bisa berupa: +. yeri ". yeri tekan '. 4eraba hangat $. Pembengakakan 0. *emerahan ;. 3emam !uatu abses yang terbentuk tepat diba1ah kulit biasanya tampak sebagai benjolan. Adapun lokasi abses antara lain ketiak, telinga, dan tungkai ba1ah.
+. Abses yang progresif, akan timbul =titik= pada kepala abses sehingga Anda dapat melihat materi dalam dan kemudian secara spontan akan terbuka (pecah).
". !ebagian besar akan terus bertambah buruk tanpa pera1atan. 7nfeksi dapat menyebar ke jaringan di ba1ah kulit dan bahkan ke aliran darah.
E. Pato%isiologi Proses abses merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk mencegah penyebaran atau perluasan infeksi ke bagian lain tubuh. 5rganisme atau benda asing membunuh sel>sel lokal yang pada akhirnya menyebabkan pelepasan sitokin. !itokin tersebut memicu sebuah respon inflamasi (peradangan), yang menarik
kedatangan sejumlah besar sel>sel darah putih (leukosit) ke area tersebut dan meningkatkan aliran darah setempat. !truktur akhir dari suatu abses adalah dibentuknya dinding abses, atau kapsul, oleh sel>sel sehat di sekeliling abses sebagai upaya untuk mencegah pus menginfeksi struktur lain di sekitarnya. &eskipun demikian, seringkali proses enkapsulasi tersebut justru cenderung menghalangi sel>sel imun untuk menjangkau penyebab peradangan (agen infeksi atau benda asing) dan mela1an bakteri>bakteri yang terdapat dalam pus.Abses harus dibedakan dengan empyema. ?mpyema mengacu pada akumulasi nanah di dalam kavitas yang telah ada sebelumnya secara normal, sedangkan abses mengacu pada akumulasi nanah di dalam kavitas yang baru terbentuk melalui proses terjadinya abses tersebut. Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri.
sel yang terinfeksi. !el>sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam mela1an infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. !el darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah, yang mengisi rongga tersebut. Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong.
Bakteri Gram Positif (Staphylococcus aureus Streptococcus mutans)
Mengeluarkan enzim hyaluronidase dan enzim koagulase
merusak jembatan antar sel
transpor nutrisi antar sel terganggu
Jaringan rusak/ mati/ nekrosis Media bakteri yang baik
Jaringan terinfeksi
Peradangan Sel darah putih mati
Demam Jaringan menjadi abses berisi P!S
Pembedahan
Gangguan
&hermoregulator
Pe"ah
#eaksi Peradangan
(Pre perasi
(#ubor$ %alor$ &umor$ Dolor$ 'ungsiolaesea
+yeri (Pre
#esiko Penyebaran 0nfeksi (Pre dan Post perasi
1uka 0nsisi +yeri (Post Operasi)
Sumber ) *ardjatmo &jokro +egoro$ P*D dan *endra !tama$ ,--.
F. &ompli'asi *omplikasi mayor dari abses adalah penyebaran abses ke jaringan sekitar atau jaringan yang jauh dan kematian jaringan setempat yang ekstensif (gangren). Pada sebagian besar bagian tubuh, abses jarang dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tindakan medis secepatnya diindikasikan ketika terdapat kecurigaan akan adanya abses. !uatu abses dapat menimbulkan konsekuensi yang fatal. &eskipun jarang, apabila abses tersebut mendesak struktur yang vital, misalnya abses leher dalam yang dapat menekan trakea. (!iregar, "##$). (. Pemeri'saan Diagnosis Pemeriksaan laboratorium +. Pada pemeriksaan laboratorium biasanya ditemukan peningkatan sel darah •
putih(leukosit) yang diakibatkan oleh terjadinnya inflamasi atau infeksi pada skrotum. ". !elain itu dapat dilakukan *ultur urin dan pe1arnaan gram untuk mengetahui kuman penyebab infeksi.
•
'. Analisa urin untuk melihat apakah disertai pyuria atau tidak $. *ultur darah bila dicurigai telah terjadi infeksi sistemik pada penderita Pemeriksaan pencitraan @!, 4, !can, atau &97 dan rongsen dilakukan untuk menentukan lokasi dan ukuran abes
). Penatalaksanaan &edis Abses luka biasanya tidak membutuhkan penanganan menggunakan antibiotik. amun demikian, kondisi tersebut butuh ditangani dengan intervensi bedah dan debridement. !uatu abses harus diamati dengan teliti untuk mengidentifikasi penyebabnya, terutama apabila disebabkan oleh benda asing, karena benda asing tersebut harus diambil. Apabila tidak disebabkan oleh benda asing, biasanya hanya perlu dipotong dan diambil absesnya, bersamaan dengan pemberian obat analgetik dan antibiotik. 3rainase abses dengan menggunakan pembedahan diindikasikan apabila abses telah berkembang dari peradangan serosa yang keras menjadi tahap nanah yang lebih lunak. 3rain dibuat dengan tujuan mengeluarkan cairan abses yang senantiasa diproduksi bakteri. Apabila menimbulkan risiko tinggi, misalnya pada area>area yang kritis, tindakan pembedahan dapat ditunda atau dikerjakan sebagai tindakan terakhir yang perlu dilakukan. &emberikan kompres hangat dan meninggikan posisi anggota gerak dapat dilakukan untuk membantu penanganan abses kulit. *arena sering kali abses disebabkan oleh bakteri !taphylococcus aureus, antibiotik antistafilokokus seperti flucloBacillin atau dicloBacillin sering digunakan. 3engan adanya kemunculan !taphylococcus aureus resisten ðicillin (&9!A) yang didapat melalui komunitas, antibiotik biasa tersebut menjadi tidak efektif. @ntuk menangani &9!A yang didapat melalui komunitas, digunakan antibiotik lain: clindamycin, trimethoprim>sulfamethoBa%ole, dan doBycycline. Adapun hal yang perlu diperhatikan bah1a penanganan hanya dengan menggunakan antibiotik tanpa drainase pembedahan jarang merupakan tindakan yang efektif. /al tersebut terjadi karena antibiotik sering tidak mampu masuk ke dalam abses, selain itu antibiotik tersebut seringkali tidak dapat bekerja dalam p/ yang rendah.
@ntuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan dikeluarkan isinya. !uatu abses tidak memiliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotik biasanya sia>sia. Antibiotik biasanya diberikan setelah abses mengering dan hal ini dilakukan untuk mencegah kekambuhan. Antibiotik juga diberikan jika abses menyebarkan infeksi kebagian tubuh lainnya.
I.
Pen*egahan &enjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung %at anti>bakteri merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah penularan.
+. Asuhan &eperaatan ".
Peng'a-ian
a.
7dentitas Abses bisa menyerang siapa saja dan dari golongan usia berapa saja, namun yang paling sering diserang adalah bayi dan anak>anak.
b.
9i1ayat *esehatan +)
*eluhan utama yeri, panas, bengkak, dan kemerahan pada area abses.
")
9i1ayat kesehatan sekarang a) Abses di kulit atau diba1ah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalam seringkali sulit ditemukan. b) 9i1ayat trauma, seperti tertusuk jarum yang tidak steril atau terkena peluru, dll. c) 9i1ayat infeksi (suhu tinggi) sebelumnya yang secara cepat menunjukkan rasa sakit diikuti adanya eksudat tetapi tidak bisa dikeluarkan.
')
9i1ayat kesehatan keluarga 9i1ayat penyakit menular dan kronis, seperti 46 dan diabetes mellitus.
2.
Pemeri'saan Fisi' Pada pemeriksaan fisik ditemukan : a. b. c. d. e. f.
#.
Luka terbuka atau tertutup 5rgan jaringan terinfeksi &assa eksudat dengan bermata Peradangan dan ber1arna pink hingga kemerahan Abses superficial dengan ukuran bervariasi 9asa sakit dan bila dipalpasi akan terasa fluktuaktif.
Pemeri'saan laoratorium dan diagnosti' a. /asil pemeriksaan leukosit menunjukan peningkatan jumlah sel darah putih. b. @ntuk menentukan ukuran dan lokasi abses dilakukan pemeriksaan rontgen, @!, 4, !can, atau &97.
4.
Diagnosa &eperaatan 4ahap selanjutnya yang harus dilakukan setelah memperoleh data melalui pengkajian
adalah
merumuskan
diagnosa.
Pengertian
dari
diagnosa
kepera1atan itu sendiri adalah sebuah pernyataan singkat dalam pertimbangan
pera1at menggambarkan respon klien pada masalah kesehatan aktual dan resiko. &enurut /erdman ("##2), diagnosa kepera1atan untuk abses adalah : a. Pre operasi +) yeri Akut berhubungan dengan agen injuri biologi ") /ipertermi berhubungan dengan proses penyakit b. Post 5perasi +) yeri berhubungan dengan insisi pembedahan ") 9esiko penyebaran infeksi berhubungan dengan luka terbuka ') *erusakan 7ntergritas kulit berhubungan dengan trauma jaringan. 5.
Peren*anaan &eperaatan 6erdasarkan diagnosa kepera1atan dengan menetapkan tujuan, kriteria hasil, dan menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan : a. Pre operasi +) /0eri erhuungan dengan rea'si peradangan. u-uan
:
!etelah
dilakukan
tindakan
kepera1atan
diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri teratasi. &riteria )asil
: *lien mengungkapkan secara verbal rasa nyeri berkurang,
klien
mendemonstrasikan
dapat
rileks,
keterampilan
klien
mampu
relaksasi
dan
aktivitas sesuai dengan kemampuannya, 448 dalam batas normal 43 : +"# C# mm/g, adi : C# B menit, pernapasan : "# B menit. 7ntervensi +) 5bservasi 448 ") *aji lokasi, intensitas, dan lokasi nyeri.
9asional +) !ebagai data a1al untuk melihat keadaan umum klien ") !ebagai data dasar mengetahui seberapa
hebat
dirasakan
nyeri
klien
mempermudah ') 5bservasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan. $) 3orong menggunakan
teknik
manajemen relaksasi. 0) *olaborasikan
obat
analgetik
sesuai indikasi.
selanjutnya ') 9eaksi non
sehingga intervensi
verba
menandakan
nyeri yang dirasakan klien hebat $) @ntuk mengurangi ras nyeri yang dirasakan
klien
farmakologis 0) &empercepat
dengan
peradangan
thermoregulator
erhuungan
dengan
non
penyembuhan
terhadap nyeri ") (angguan
yang
proses
u-uan
:
!etelah
dilakukan
tindakan
kepera1atan
diharapkan /ipertermi dapat teratasi. &riteria hasil
: !uhu tubuh dalam batas normal ('; # D '2 #).
7ntervensi +) 5bservasi 448, terutama suhu
+) @ntuk
tubuh klien. ") Anjurkan klien
intervensi ") @ntuk mencegah
untuk
banyak
minum, minimal C gelas hari. ') Lakukan kompres hangat.
9asional data a1al dan
dalam
dehidrasi
akibat
penguapan tubuh dari demam ') &embantu vasodilatasi pembuluh darah sehingga
$) *olaborasi
memudahkan
pemberian
antipiretik.
mempercepat
hilangnya
demam $) &empercepat penurunan demam
b. Post 5perasi +) /0eri erhuungan dengan lu'a insisi a'iat pemedahan. u-uan
:
!etelah
dilakukan
tindakan
kepera1atan
diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri teratasi. *riteria /asil
: *lien mengungkapkan secara verbal rasa nyeri berkurang,
klien
mendemonstrasikan
dapat
rileks,
keterampilan
klien
mampu
relaksasi
dan
aktivitas sesuai dengan kemampuannya, 448 dalam batas normal 43 : +"# C# mm/g, adi : C# B menit, pernapasan : "# B menit. 7ntervensi +) 5bservasi 448
+) !ebagai
") *aji lokasi, intensitas, dan lokasi nyeri.
9asional data a1al
untuk
keadaan umum klien ") !ebagai data dasar
melihat
mengetahui
seberapa hebat nyeri yang dirasakan klien sehingga mempermudah intervensi
') 5bservasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan. $) 3orong menggunakan
teknik
manajemen relaksasi. 0) *olaborasikan
obat
sesuai indikasi.
selanjutnya ') 9eaksi non verba menandakan nyeri yang dirasakan klien hebat $) @ntuk mengurangi ras nyeri dirasakan
analgetik
Pela'sanaan &eperaatan
dengan
non
farmakologis 0) &empercepat penyembuhan terhadap nyeri
6.
klien
yang
Pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. 4ujuan dari pelaksanaan yaitu
mencapai
tujuan
yang
telah
ditetapkan,
peningkatan
kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. Pelaksanaan *epera1atan untuk abses adalah 3rainase abses dengan menggunakan pembedahan diindikasikan apabila abses telah berkembang dari peradangan serosa yang keras menjadi tahap nanah yang lebih lunak, *arena sering kali abses disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, antibiotik antistafilokokus seperti flucloBacillin atau dicloBacillin sering digunakan, kompres hangat
bisa
membantu
mempercepat
penyembuhan
serta
mengurangi
peradangan dan pembengkakan.
7.
E1aluasi &eperaatan ?valuasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses kepera1atan yang menandakan seberapa jauh diagnosa kepera1atan, rencana tindakan, dan pelaksanaan sudah berhasil. ?valuasi *epera1atan pada klien dengan abses adalah : a. b. c. d.
*lien melaporkan rasa nyeri berkurang 9asa nyaman klien terpenuhi 3aerah abses tidak terdapat pus 4idak ditemukan adanya tanda D tanda infeksi ( pembengkakan,
demam,kemerahan ) e. 4idak terjadi komplikasi.
DAFA P3SA&A
arpenito, Lynda
/arrison. Prinsip>prinsip ilmu penyakit dalam. ?ditor dalam bahasa 7nggris : kurt <. Lessebacher. ?t. Al : editor bahasa 7ndnesia Ahmad /. Asdie. ?disi +'. jakarta : ?. "##0.
anda 7nternational, 3iagnosis *epera1atan : 3efinisi dan *lasifikasi, Penerbit 6uku *edokteran ?,
urarif, Amin /uda /ardi *usuma, Aplikasi Asuhan *epera1atan 6erdasarkan 3iagnosa &edis A3A 7>5, &ediaction Publishing,
!iregar, 9,!. Atlas Berwarna Saripati Kulit .
?ditor /uria1ati
/artanta.
?disi
".
!u%anne, , !melt%er, 6renda 6are. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah 6runer and !uddarth. Ali 6ahasa Agung Ealuyo. ( et,al) ?ditor bahasa 7ndonesia :&onica ?ster. ?disi C jakarta : ?,"##2.
APA/ PE/DA)33A/ ABSES PEDIS
3isusun @ntuk &emenuhi 4ugas Profesi 3epartemen !urgikal 3i 9uang +$ 9umah !akit dr. !aiful An1ar &alang
5leh : !ri 7ndah ovianti ++0#2#"#++++#"#
+33SA/ &EPEAAA/ FA&3AS &ED&EA/ 3/IESIAS BAI+A8A $AA/( 29"5
(amar u'a Ases n.F
Seelum Peraatan
Setelah Peraatan