ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
OLEH : AHMAD SAFRI SAM 142004
PRODI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN GUNUNG SARI MAKASSAR 2016
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga sehingga penyusun penyusun dapat menyelesaikan menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Keperawatan Abses dengan baik dan tepat waktu. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dukun gan dari semua pihak, maka dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penyusun mengharapkan mengharapkan saran dan kritik yang membangun. membangun. Akhir kata teriring teriring dengan Doa semoga makalah ini dapat memberikan man!aat bagi mahasiswa, khususnya maupun para pembaca umumnya.
"akassar #$ %uni #&'(
Penyusun
DAFTAR ISI
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
2
)A*A"A+ %D*.........................................................................
'
KATA P-+A+TA/.......................................................................
#
DA0TA/ 1S1......................................................................................
2
3A3 1 P-+DA)*A+..................................................................
4
A. *atar 3elakang....................................................................... 3. /umusan "asalah.................................................................. 5. Tujuan Penulisan....................................................................
4 4 4
3A3 11 K6+S-P "-D1S A3S-S..................................................
7
3A3 111 K6+S-P AS)A+ K-P-/AWATA+.............................
'(
3A3 8 P-+TP............................................................................
2'
A. Kesimpulan ........................................................................... 3. Saran......................................................................................
2' 2'
DA0TA/ PSTAKA........................................................................
2#
BAB I PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
3
A. Latar B!a"a#$ Abses 9*atin: abscessus; merupakan kumpulan nanah 9netrofil yang telah mati;
yang terakumulasi disebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi 9biasanya oleh bakteri atau parasit ; atau karena adanya benda asing 9misalnya serpihan, luka peluru, atau jarum suntik;. Proses ini merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk mencegah penyebaran
pelepasan sitokin. Sitokin tersebut
memicu
sebuah
respon inflamasi
9peradangan;, yang menarik kedatangan sejumlah besar sel=sel darah putih 9leukosit ; ke area
tersebut
dan
suatu abses adalah
meningkatkan dibentuknya
aliran
darah
dinding abses,
setempat.
atau
kapsul,
Struktur oleh
akhir
sel=sel
dari sehat
disekeliling abses sebagai upaya untuk mencegah nanah menginfeksi struktur lain di sekitarnya. "eskipun demikian, seringkali proses enkapsulasi tersebut justru cenderung menghalangi sel=sel imun untuk menjangkau penyebab peradangan 9agen in!eksi atau benda asing; dan melawan bakteri=bakteri yang terdapat dalam nanah. B. R%&%'a# Ma'a!a( '. 3agaimana konsep medis dari penyakit abses > #. 3agaimana konsep asuhan keperawatan dari penyakit abses > ). T%*%a# P#%!+'a# 1. ntuk mengetahui konsep medis penyakit abses. 2. ntuk mengetahui konsep asuhan keperawatan penyakit abses.
BAB II KONSEP MEDIS A. D,#+'+ A-'' Abses 9*atin: abscessus; merupakan kumpulan nanah 9netro!il yang telah mati;
yang terakumulasi di sebuah ka?itas jaringan karena adanya proses in!eksi 9biasanya oleh bakteri atau parasit; atau karena adanya benda asing 9misalnya serpihan, luka peluru, atau jarum suntik;. Proses ini merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk mencegah
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
4
penyebaran
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
/
1. *apisan epidermis *apisan epidermis adalah lapisan paling atas dari kulit serta tidak
mengandung pembuluh darah dan sara!. Tebalnya di kulit biasa &, 2 mm, Ditelapak tangan dan kaki tebalnya '.7 mm. Waktu yang diperlukan dari lapisan yang paling bawah menjadi paling luar 2& hari. 3agian=bagian lapisan epidermis: a. Stratum corneum Adalah lapisan tanduk yang berada paling luar, terdiri atas beberapa lapis sel gepeng yang mati dan tidak berinti dan mengandung @at keratin. b. Stratum lucidum Adalah lapisan yang terdapat langsung dibawah laisan korneum, merupakan lapisan selgepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin. c. Stratum ranulosum "erupakan lapisan epidermis yang mempunyai !ungsi penting dalam pembentukan protein dan ikatan kimia stratum korneum. selnya gepeng,berinti dan protoplasma berbutir besar. d. Stratum Spinosum Adalah lapisan yang mengalami prose mitosis. Protoplasmanya jernih karena mengandung glikogen dan inti selnya di tengah=tengah. Sel bentuk dan besarnya berbeda karena proses mitosis. e. Stratum basale "erupakan lapisan epidermis yang paling bawah. Terdiri atas sel=sel berbentuk kubus 9kolumnar; yang berbaris seperti pagar 9palisade;. Didalam lapisan ini terdapat melanosit, sel pembentuk melanin 9melanosit; merupakan sel= sel berwarna muda mengandung pigmen=pigmen melanosom. #. *apisan dermis Adalah lapisan kulit di bawah epidermis yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Pars Papilaris 9Stratum Papilar; Eaitu bagian yang menonjol ke epidermis. 3agian ini berisi ujung serabut sara! dan pembuluh darah yang menyokong dan member nutrisi pada epidermis. *apisan papila hampir tidak mengandung jaringan ikat, memiliki serabut kolagen yang tipis. *apisan ini dikenal dengan lapisan subepitel karena dibawah lapisan epitel epidermis. *apisan ini disebut juga lapisan papila karena terdapat papila 9kecil, seperti jari=jari; yang berikatan dengan epidermis.
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
6
Kebanyakan papila mengandung kapiler untuk memberi nutrisi pada epidermis. Papila dengan serabut dobel ditelapak tangan dan kaki membentuk sidik jari. b. Pars /etikularis 9Stratum /etikularis;, *apisan retikuler terdiri dari jaringan ikat, memiliki serabut kolagen yang kasar dan berkas serabut yang saling bersilangan membentuk seperti jaring. aris= garis serabut tersebut membentuk 5lea?age yang penting dalam proses pembedahan. Sayatan bedah yang memotong garis clea?age lebih sulit sembuh daripada yang paralel dengan garis ini. *apisan reticular sangat banyak mengandung pembuluh darah, syara!, ujung=ujung syara! bebas, sel=sel adiposa9lemak;, kelenjar minyak dan akar rambut, reseptor untuk tekanan dalam. 3agian terbawah lapisan ini mengandung serabut otot polos 9khususnya didada dan putting susu genital; dan !olikel rambut. Disekitar pembuluh darah yang kecil terdapat lim!osit, histiosit, sel mast, dan leukosit yang melindungi tubuh dari in!eksi dan in?asi benda=benda asing. di samping itu, di dalam lapisan dermis juga terdapat akar rambut dan kelenjar keringat. Ada dua macam kelenjar keringat, yaitu: a. Kelenjar ekrin, yang berukuran kecil, terletak di bagian dangkal dermis dengan secret yang encer. Kelenjat ini langsung bermuara di permukaan kulit. kelenjat ini terdapat di seluruh permukaan kulit, terbanyak pada bagian dahi, tangan, kaki, dan aksila. b. kelenjar apokrin, yang lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya lebih kental. kelenjar apokrin dipengaruhi oleh sara! adrenargi, terdapat di aksila, aerola mammae, pubis, labia minora dan saluran telinga luar. "anusia memiliki dua jenis rambut, yaitu: a. /ambut lanugo, denagn ciri pendek, tidak berpigmen, halus, dan akarnya di dalam dermis. 5ontohnya, rambut yang ada di pipi, rambut yang ada pada tubuh bayi 9biasnya akan hilang setelah lahir;. b. /ambut terminal, dengan ciri lebih panjang, lebih kasar, berpigmen, berkumpul di daerah tertentu, dan akarnya di dalam subkutis. rambut ini memiliki siklus pertumbuhan yang lebih cepat, kurang lebih ' cm per bulan 9mis, rambut kepala;. 2. *apisan subkutis *apisan hypodermis atau lapisan subkutan terdiri dari jaringan adipose, banyak mengandung pembuluh darah, pembuluh lim!e dan syara! juga terdapat
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
gulungan kelenjar keringat dan dasar dari !olikel rambut. Tidak seperti epidermis dan dermis, batas dermis dengan lapisan ini tidak jelas.Pada bagian yang banyak bergerak jaringan hipodermis kurang, pada bagian yan melapisi otot atau tulang mengandung anyaman serabut yang kuat. Pada area tertentu yng ber!ungsi sebagai bantalan 9payudara dan tumit; terdapat lapisan sel=sel lemak yang tipis. Distribusi lemak pada lapisan ini banyak berperan dalam pembentukan bentuk tubuh terutama pada wanita. 4. 0ungi kulit Kulit memiliki banyak !ungsi diantaranya dalah: a. "enutupi dan melindungi organ=organ dibawahnya. b. "elindungi tubuh dari masuknya mikroorganisme dan benda asing yang dapat membahayakan tubuh. 0ungsi ini merupakan !ungsi perlindungan pasi!. Selain !ungsi perlindungan pasi!, lapisan dermis berperan dalam proses menyiapkan lim!osit yang di produksi oleh sumsum tulang sebelum benar=benar dipakai untuk menyerang berbagai mikroorganisme penyebab penyakit. Peran kulit dalam hal ini merupakan peran akti! dalam perlindungan tubuh. c. Pengaturan suhu. Kulit, jaringan sub kutan dan lemak merupakan penyekat panas dari tubuh. *emak menyalurkan panas sepertiga kecepatan jaringan lain atau dalam kata lain lemak menghambat pengeluaran panas dari tubuh. . Kecepatan aliran darah ke kulit menyebabkan konduksi panas sangat e!isien. Konduksi panas ke kulit diatur oleh sistem syara! simpatis. Syara! simpatis mengatur kecepatan lairan darah dengan menstimulasi ?aso konstriksi dan ?aso dilatasi. d. -kskresi: "elalui perspirasi
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
putih yang terin!eksi berkumpul di situs tersebut dan mulai memproduksi bahan kimia yang disebut en@im yang menyerang bakteri dengan terlebih dahulu tanda dan kemudian mencernanya. -n@im ini membunuh bakteri dan menghancurkan mereka ke potongan=potongan kecil yang dapat berjalan di sistem peredaran darah sebelum menjadi dihilangkan dari tubuh. Sayangnya, bahan kimia ini juga mencerna jaringan tubuh. Dalam kebanyakan kasus, bakteri menghasilkan bahan kimia yang serupa. )asilnya adalah tebal, cairan=nanah kuning yang mengandung bakteri mati, dicerna jaringan, sel=sel darah putih, dan en@im. Abses adalah tahap terakhir dari suatu in!eksi jaringan yang diawali dengan proses yang disebut peradangan. Awalnya, seperti bakteri mengakti!kan sistem kekebalan tubuh, beberapa kejadian terjadi: Darah mengalir ke daerah meningkat. Suhu daerah meningkat karena meningkatnya pasokan darah. Wilayah membengkak akibat akumulasi air, darah, dan cairan lainnya. Ternyata merah. /asanya sakit, karena iritasi dari pembengkakan dan akti?itas kimia. Keempat tanda=panas, bengkak, kemerahan, dan sakit=ciri peradangan. Ketika proses berlangsung, jaringan mulai berubah menjadi cair, dan bentuk=bentuk abses. 1ni adalah si!at abses menyebar sebagai pencernaan kimia cair lebih banyak dan lebih jaringan. Selanjutnya, penyebaran mengikuti jalur yang paling resistensi, umum, jaringan yang paling mudah dicerna. Sebuah contoh yang baik adalah abses tepat di bawah kulit. Paling mudah segera berlanjut di sepanjang bawah permukaan daripada bepergian melalui lapisan terluar atau bawah melalui struktur yang lebih dalam di mana ia bisa menguras isi yang beracun. 1si abses juga dapat bocor ke sirkulasi umum dan menghasilkan gejala seperti in!eksi lainnya. 1ni termasuk menggigil, demam, sakit, dan ketidaknyamanan umum. #. Abses steril Abses steril kadang=kadang bentuk yang lebih ringan dari proses yang sama bukan disebabkan oleh bakteri, tetapi oleh non=hidup iritan seperti obat=obatan. %ika menyuntikkan obat seperti penisilin tidak diserap, itu tetap tempat itu disuntikkan dan dapat menyebabkan iritasi yang cukup untuk menghasilkan abses steril. Seperti abses steril karena tidak ada in!eksi yang terlibat. Abses steril cukup cenderung berubah
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
menjadi keras, padat benjolan karena mereka bekas luka, bukan kantong=kantong sisa nanah. M#%r%t Lta"#a a-'' +-a"a# &#*a+: 1. A-'' G+#*a! Abses ginjal yaitu peradangan ginjal akibat in!eksi.Ditandai dengan pembentukan
sejumlah bercak kecil bernanah atau abses yang lebih besar yang disebabkan oleh in!eksi yang menjalar ke jaringan ginjal melalui aliran darah. 2. A-'' Pr+&a#+-%!ar 3ila abses menyebar sampai di bawah otot=otot pengunyahan, maka akan timbul bengkak=bengkak yang keras, di mana nanah akan sukar menembus otot untuk keluar, sehingga untuk mengeluarkan nanah tersebut harus dibantu dengan operasi pembukaan abses. 3. A-'' Ra(a#$ $+$+ /adang kronis, yang terbungkus dengan terbentuknya nanah pada ujung akar gigi atau geraham."enyebar ke bawah selaput tulang (sub-periostal) atau di bawah selaput lendir mulut (submucosal) atau ke bawah kulit (sub-cutaneus).+anah bisa keluar dari saluran pada permukaan gusi atau kulit mulut 9!istel;.Perawatannya bisa dilakukan dengan mencabut gigi yang menjadi sumber penyakitnya atau perawatan akar dari gigi tersebut. 4. A-'' S%&'%& Ra(a#$ 3ila nanah menyebar ke rongga=rongga tulang, maka sumsum tulang akan terkena radang 9osteomyelitis;. 3agian=bagian dari tulang tersebut dapat mati dan kontradiksi dengan tubuh. Dalam hal ini nanah akan keluar dari beberapa tempat 9multiple !itsel;. /. A-'' +#$+# 5! a-''7 Pada abses ini, karena sedikitnya radang, maka abses ini merupakan abses menahun yang terbentuk secara perlahan=lahan.3iasanya terjadi pada penderita tuberkulosis tulang, persendian atau kelenjar lim!a akibat perkijuan yang luas. 6. A-'' (at+ Abses ini akibat komplikasi disentri amuba 9*atin: -ntamoeba histolytica;, yang sesungguhnya bukan abses, karena rongga ini tidak berisi nanah, melainkan jaringan nekrotik yang disebabkan oleh amuba. %enis abses ini dapat dikenali dengan ditemukannya amuba pada dinding abses dengan pemeriksaan histopatologis dari jaringan. . A-'' 5Lat. a-'''%'7
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
10
/ongga abnormal yang berada di bagian tubuh, ketidaknormalan di bagian tubuh, disebabkan karena pengumpulan nanah di tempat rongga itu akibat proses radang yang kemudian membentuk nanah. Dinding rongga abses biasanya terdiri atas sel yang telah cedera, tetapi masih hidup.1si abses yang berupa nanah tersebut terdiri atas sel darah putih dan jaringan yang nekrotik dan mencair. Abses biasanya disebabkan oleh kuman patogen misalnya: bisul. D. Et+!$+ "enurut Siregar 9#&&4; suatu in!eksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara: '. 3akteri masuk ke bawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak steril. #. 3akteri menyebar dari suatu in!eksi di bagian tubuh yang lain. 2. 3akteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses. Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika : '. Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya in!eksi. #. Daerah yang terin!eksi mendapatkan aliran darah yang kurang. 2. Terdapat gangguan sistem kekebalan 3akteri tersering penyebab abses adalah Staphylococus Aureus E. Pat,+'+!$+ %ika bakteri masuk ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi suatu in!eksi.
Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel=sel yang terin!eksi. Sel=sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan in!eksi, bergerak kedalam rongga tersebut, dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati, sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah yang mengisi rongga tersebut. Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong. %aringan
pada
akhirnya
dinding pembatas.Abses dalam
tumbuh hal
ini
di
sekeliling
merupakan
abses
mekanisme
dan
menjadi
tubuh
mencegah
penyebaran in!eksi lebih lanjut.%ika suatu abses pecah di dalam tubuh, maka in!eksi bisa menyebar kedalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses 9tama, #&&';.
F. Ma#+,'ta'+ K!+#+'
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
11
Abses bisa terbentuk diseluruh bagian tubuh, termasuk paru=paru, mulut, rektum, danotot.Abses yang sering ditemukan didalam kulit atau tepat dibawah kulit terutama jika timbul diwajah. "enurut Smelt@er G 3are 9#&&';, gejala dari abses tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap !ungsi suatu organ sara!. ejalanya bisa berupa: '. +yeri #. +yeri tekan 2. Teraba hangat 4. Pembengakakan 7. Kemerahan (. Demam Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai benjolan. Adapun lokasi abses antaralain ketiak, telinga, dan tungkai bawah. %ika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis. Suatu abses di dalam tubuh, sebelum menimbulkan gejala seringkali terlebih tumbuh lebih besar.Paling sering, abses akan menimbulkan nyeri tekan dengan massa yang berwarna merah, hangat pada permukaan abses , dan lembut.
Abses yang progresi!, akan timbul
dapat melihat materi dalam dan kemudian secara spontan akan terbuka 9pecah;. Sebagian besar akan terus bertambah buruk tanpa perawatan. 1n!eksi dapat menyebar
ke jaringan di bawah kulit dan bahkan ke aliran darah. %ika in!eksi menyebar ke jaringan yang lebih dalam, Anda mungkin mengalami
titikB pada
kepala abses sehingga Anda
demam dan mulai merasa sakit. Abses dalam mungkin lebih menyebarkan in!eksi keseluruh tubuh. G. P&r+"'aa# D+a$#'t+" Abses di kulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalam seringkali sulit ditemukan.
Pada penderita abses biasanya
pemeriksaan darah
menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih. ntuk menentukan ukuran dan lokasi abses dalam, bisa dilakukan pemeriksaan rontgen, S, 5T scan atau "/1. H. K&8!+"a'+ Komplikasi mayor dari abses adalah penyebaran abses ke jaringan sekitar atau jaringan yang jauh dan kematian jaringan setempat yang ekstensi! 9gangren;. Pada sebagian besar bagian tubuh, abses jarang dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tindakan medis secepatnya diindikasikan ketika terdapat kecurigaan akan adanya abses.
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
12
Suatu abses dapat menimbulkan konsekuensi yang !atal."eskipun jarang, apabila abses tersebut mendesak struktur yang ?ital, misalnya abses leher dalam yang dapat menekan trakea. 9Siregar, #&&4; I. P#ata!a"'a#aa# M+' '. Abses luka biasanya tidak membutuhkan penanganan menggunakanantibiotik . +amun
demikian,
kondisi
tersebut
butuh
ditangani
dengan
inter?ensi
bedah,debridemen, dan kuretase. hal yang sangat penting untuk diperhatikan bahwa penanganan hanya dengan menggunakan antibiotik tanpa drainase pembedahan jarang merupakan tindakan yang e!ekti! . )al tersebut terjadi karena antibiotik sering tidak mampu masuk ke dalam abses, selain bahwa antibiotik tersebut seringkali tidak dapat bekerja dalam p) yang rendah. #. Suatu abses harus diamati dengan teliti untuk mengidenti!ikasi penyebabnya, utamanya apabila disebabkan oleh benda asing, karena benda asing tersebut harus diambil. Apabila tidak disebabkan oleh benda asing, biasanya hanya perlu dipotong dan diambil absesnya, bersamaan dengan pemberian obatanalgesik dan mungkin jugaantibiotik . 2. Drainase abses dengan menggunakan pembedahan biasanya diindikasikan apabila abses telah berkembang dari peradangan serosa yang keras menjadi tahap nanah yang lebih lunak. 4. Apabila menimbulkan risiko tinggi, misalnya pada area=area yang kritis, tindakan pembedahan dapat ditunda atau dikerjakan sebagai tindakan terakhir yang perlu dilakukan. 7. Karena sering kali abses disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, antibiotik antista!ilokokus seperti !lucloHacillin atau dicloHacillin sering
digunakan.
Dengan
adanya kemunculan Staphylococcus aureus resisten "ethicillin 9"/SA; yang didapat melalui komunitas, antibiotik biasa tersebut menjadi tidak e!ekti!. ntuk menangani "/SA
yang
didapat
melalui
komunitas,
digunakan
antibiotik
lain: clindamycin,trimethoprim=sul!amethoHa@ole, dan doHycycline. Adapun hal yang perlu diperhatikan bahwa penanganan hanya dengan menggunakan antibiotik tanpa drainase pembedahan jarang merupakan tindakan yang e!ekti!.)altersebut terjadi karena antibiotik sering tidak mampu masuk ke dalam abses, selain itu antibiotik tersebut seringkali tidak dapat bekerja dalam p) yang rendah.
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
13
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. P#$"a*+a# K8ra9ata# Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk menge?aluasi dan mengidenti!ikasi status kesehatan klien 9+ursalam, #&&', hal.'F;.
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
14
"enurut Smelt@er G 3are 9#&&';, Pada pengkajian keperawatan, khususnya sistem integumen, kulit bisa memberikan sejumlah in!ormasi mengenai status kesehatan seseorang dan merupakan subjek untuk menderita lesi atau terlepas. Pada pemeriksaan !isik dari ujung rambut sampai ujung kaki, kulit merupakan hal yang menjelaskan pada seluruh pemeriksaan bila bagian tubuh yang spesisi!ik diperiksa.Pemeriksaan spesi!ik mencakup warna, turgor, suhu, kelembaban, dan lesi atau parut. )al yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : 1. R+9aat K'(ata# )al I hal yang perlu dikaji di antaranya adalah : a. Abses di kulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalam seringkali sulit ditemukan. b. /iwayat trauma, seperti tertusuk jarum yang tidak steril atau terkena peluru. c. /iwayat in!eksi 9 suhu tinggi ; sebelumnya yang secara cepat menunjukkan rasa sakit diikuti adanya eksudat tetapi tidak bisa dikeluarkan. 2. P&r+"'aa# F+'+" Pada pemeriksaan !isik ditemukan : a. *uka terbuka atau tertutup b. 6rgan < jaringan terin!eksi c. "assa eksudat dengan bermata d. Peradangan dan berwarna pink hingga kemerahan e. Abses super!icial dengan ukuran ber?ariasi !. /asa sakit dan bila dipalpasi akan terasa !luktuakti!. 3. P&r+"'aa# !a-ratr+%& a# +a$#'t+" a. )asil pemeriksaan leukosit menunjukan peningkatan jumlah sel darah putih. b. ntuk menentukan ukuran dan lokasi abses dilakukan pemeriksaan rontgen, S, 5T, Scan, atau "/1. Data tergantung pada tipe,lokasi,durasi dari proses in!ekti! dan organ=organ yang terkena '. Akti!itas < istirahat ejala : "alaise #. Sirkulasi Tanda : Tekanan darah normal
tetap
meningkat;.
Denyut
peri!er
kuat,
cepat
9peri!er
hiperdinamik;C
lemah
S2
dapat
mengakibatkan
dis!ungsi
miokard,
e!ek
dari
asidosis
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
1/
ejala : Tanda :
Anoreksia, mual, muntah. Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan
Penurunan haluaran, konsentrasi urineC perkembangan ke arah oliguria, anuria. 7. +eurosensori ejala : Sakit kepala, pusing, pingsan. Tanda : elisah, ketakutan, kacau mental, disorientasi, delirium
Takipnea
dengan
penurunan
kedalaman
pema!asan,
penggunaan
kortikosteroid, in!eksi baru, penyakit ?iral. Tanda : Suhu umumnya meningkat 92F,J75 atau lebih; tetapi mungkin normal pada lansia mengganggu pasien, kadang sub normal 9dibawah 2(,75;, menggigil, luka yang sulit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TU;UAN DAN KRITERIA
INTER
HASIL Ga#$$%a# ra'a #a&a# D,+#+'+ : "erasa kurang senang, lega,
dan sempurna dalam dimensi !isik, psikospiritual, lingkungan dan social.
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
NO)
= = = =
NI) A#=+t R%t+# 5P#%r%#a# Ansiety 0ear lea?el K&a'a# 7: Sleep depri?ation 5om!ort, /eadnies !or = unakan pendekatan yang
16
-nchanced
Bata'a# "ara"tr+'t+" :
= = = = = = = = = =
Ansietas Kr+tr+a Ha'+! "enangis > "ampu mengontrol angguan pola tidur Takut kecemasan Ketidakmampuan untuk rileks > Status lingkungan yang 1ritabilitas nyaman "erintih > "engontrol nyeri "elaporkan merasa dingin tidur dan > Kualitas "elaporkan merasa panas "elaporkan perasaan tidak istirahat adekuat pengendalian > Agresi nyaman = "elaporkan gejala distress diri > /espon = "elaporkan rasa lapar terhadap = "elaporkan rasa gatal pengobatan = "elaporkan kurang puas dengan > 5ontrol gejala > Status keadaan kenyamanan = "elaporkan kurang senang meningkat > Dapat dengan situasi tersebut mengontrol = elisah ketakutan = 3erkeluh kesah > Support social Fatr a#$ -r(%-%#$a# > Keinginan untuk hidup = = =
ejala terkait penyakit Sumber yang tidak adekuat Kurang pengendalian
= = =
lingkungan Kurang pri?asi Kurang control situasional Stimulasi lingkungan yang
=
mengganggu -!ek samping
terkait
=
menenangkan +yatakan dengan
jelas
harapan terhadap pelaku pasien = %elaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan =
selama prosedur Pahami prespekti! pasien
=
terhadap situasi stress Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
=
mengurangi takut Dorong keluarga
= =
menemani anak *akukan back
perhatian = 1denti!ikasi =
untuk
tingkat
kecemasan 3antu pasien
mengenal
situasi yang menimbulkan =
kecemasan Dorong pasien
untuk
mengungkapkan perasaan,ketakutan,perseps =
terapi
9mis. "edikasi, radiasi; =
i 1nstruksikan
pasien
menggunakan
teknik
relaksasi 3erikan
untuk
obat
mengurangi kecemasan E#+r#&#t )#,rt Pa+# Ma#a$&#t
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
1
Ma#a$&#t
#.
Nr+ a"%t D,+#+'+
NO) :
Sensori
:
menyenangkan
yang
dan
tidak
atau potensial kerusakan jaringan atau
9Asosiasi
Pain
=
control, 5om!ort le?el
Studi
atau
sampai
mampu
yang
mengurang
dapat
diantisipasi dengan
=
akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi
dengan
kurang dari ( bulan. =
Bata'a# "ara"tr+'t+" :
berkurang
=
*aporan secara ?erbal atau non
nyeri 9skala, intensitas, !rekuensi
= =
?erbal. 0akta dari obser?asi. Posisi antalgic
= = = =
menghindari nyeri. erakan melindungi. Tingkah laku berhati=hati. "uka topeng. angguan tidur 9mata sayu,
untuk
=
nyeri;. "enyatakan
proses interaksi =
waktu,
kerusakan
berpikir,
penurunan
dengan
orang
kualitas
komunikasi untuk
dan
terapeutik mengetahui
pengalaman nyeri pasien. = Kaji kultur yang mempengaruhi
respon
=
nyeri. -?aluasi pengalaman nyeri
=
masa lampau. -?aluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
rasa =
berkurang.
=
ketidake!ekti!an
kontrol nyeri masa lampau. 3antu pasien dan keluarga untuk
mencari
dan
menemukan dukungan. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu
pencahayaan
lingkungan;. Tingkah laku distraksi, contoh :
1
ruangan, dan
=
kebisingan. Kurangi !aktor presipitasi
=
nyeri. Pilih
dan
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
durasi,
=
kacau, menyeringai;. Ter!okus pada diri sendiri. 0okus menyempit 9penurunan persepsi
karakteristik,
dari ketidaknyamanan. unakan teknik
tanda
nyaman setelah nyeri
tampak capek, sulit atau gerakan = =
dan
lokasi,
=
menggunakan
manajemen nyeri. "ampu mengenali
termasuk
!actor presipitasi. 6bser?asi reaksi non?erbal
tehnik
mencari bantuan;. "elaporkan bahwa
komprehensi!
!rekuensi,
nyeri,
nyeri
*akukan pengkajian nyeri secara
non!armakologi untuk berat
=
mengontrol
menggunakan
pelan
intensitasnya dari ringan
"ampu
nyeri,
mendadak
Pain
nyeri 9tahu penyebab
+yeri
1nternasional;: serangan
*e?el,
Kr+tr+a Ha'+! :
=
menggambarkan adanya kerusakan
=
pengalaman
emosional yang muncul secara actual
Pa+# Ma#a$&#t
dan
lakukan
penanganan
nyeri
jalan=jalan, menemui orang lain
9!armakologi,
dan
!armakologi
akti?itas,
akti?itas
berulang=ulang;. = /espon autonom
=
=
non dan
inter
personal;. = Kaji tipe dan sumber nyeri
9seperti
diaphoresis, perubahan tekanan
untuk
darah, perubahan na!as, nadi =
inter?ensi. Ajarkan tentang teknik non
=
!armakologi. 3erikan analgetik
=
mengurangi nyeri. -?aluasi kee!ekti!an
= =
kontrol nyeri. Tingkatkan istirahat. Kolaborasikan dengan
dan dilatasi pupil; Perubahan autonomic
dalam
tonus
dalam
otot
9mungkin
rentang dari lemah ke kaku;. Tingkah laku ekspresi! 9contoh : gelisah,
merintih,
waspada,
iritabel,
menangis, na!as
panjang
untuk
dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
dan minum.
berhasil. = "onitor penerimaan pasien
Fa"tr a#$ -r(%-%#$a#:
Agen injuri 9biologi,
menentukan
kimia, !isik,
tentang manajemen nyeri
psikologis;
A#a!$'+ A&+#+'trat+#
=
Tentukan
lokasi,
karakteristik,
kualitas,
dan derajat nyeri sebelum pemberian obat. = 5ek instruksi
dokter
tentang jenis obat, dosis, = =
dan !rekuensi. 5ek riwayat alergi. Pilih analgesic diperlukan kombinasi
yang atau
dari analgesik
ketika pemberian lebih dari =
satu. Tentukan pilihan analgesik tergantung
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
1
tipe
dan
beratnya nyeri. = Tentukan
analgesik
pilihan, rute =
pemberian,
dan dosis optimal. Pilih rute pemberian secara 18, 1" untuk pengobatan
=
nyeri secara teratur. "onitor ?ital sebelum
dan
pemberian
sign
sesudah analgesik
pertama kali. = 3erikan analgesik
tepat
waktu terutama saat nyeri =
hebat. -?aluasi analgesik,
e!ekti?itas tanda
dan
gejala 9e!ek samping;. 2.
R'+" +#,"'+ D,+#+'+ : Peningkatan resiko masuknya
organism patogen Fa"tr>,a"tr r'+" :
= =
Prosedur 1n!asi! Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan
pathogen = Trauma = Kerusakan jaringan dan = = = =
peningkatan paparan lingkungan /uptur membran amnion Agen !armasi 9imunosupresan; "alnutrisi Peningkatan paparan
=
lingkungan pathogen 1monusupresi
NO) :
NI) :
= =
1mmune Status Knowledge : 1n!ection
=
control /isk control
Kr+tr+a Ha'+! :
I#,t+# )#tr! 5K#tr! +#,"'+7
=
3ersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain Pertahankan teknik isolasi 3atasi pengunjung bila
=
Klien bebas dari tanda
= =
=
dan gejala in!eksi "endeskripsikan
perlu = 1nstruksikan pada
proses penularan
pengunjung untuk
penyakit, !actor yang
mencuci tangan saat
mempengaruhi
berkunjung dan setelah
penularan serta
berkunjung meninggalkan
penatalaksanaannya, = "enunjukkan
pasien = unakan sabun
kemampuan untuk
antimikrobia untuk cuci
mencegah timbulnya
tangan 5uci tangan setiap
=
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
20
=
in!eksi %umlah leukosit dalam
batas normal = "enunjukkan perilaku hidup sehat.
sebelum dan sesudah =
tindakan keperawatan. unakan baju, sarung tangan sebagai alat
pelindung = Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat = anti letak 18 peri!er dan =
line central dan dressing sesuai dengan petunjuk
=
umum Ketidakadekuatan imun
buatan = Tidak adekuat pertahanan sekunder 9penurunan )b, *eukopenia, penekanan =
respon in!lamasi; Tidak adekuat pertahanan tubuh primer 9kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi p),
perubahan peristaltik;. = Penyakit kronik = unakan kateter intermiten untuk menurunkan in!eksi = =
kandung kencing Tingktkan intake nutrisi 3erikan terapi antibiotik bila perlu
I#,t+# Prtt+# 58rt"'+
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
21
tr(aa8 +#,"'+7
=
"onitor tanda dan gejala
=
in!eksi sistemik dan local "onitor hitung granulosit,
=
W35 "onitor kerentanan
= =
terhadap in!eksi 3atasi pengunjung Saring pengunjung
=
terhadap penyakit menular Pertahankan teknik aspesis
pada pasien yang beresiko = Pertahankan teknik isolasi =
k
pada area epidema = 1nspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase = 1speksi kondisi luka < insisi bedah = Dorong masukkan nutrisi = = =
yang cukup Dorong masukan cairan Dorong istirahat 1nstruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai
=
resep Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
22
=
in!eksi Ajarkan cara menghindari
=
in!eksi *aporkan kecurigaan
=
in!eksi *aporkan kultur positi!
7.
H+8rtr&+ D,+#+'+ : suhu tubuh naik diatas
rentang normal Bata'a# Kara"tr+'t+": >
Kenaikan suhu tubuh diatas
> > > >
rentang normal Serangan atau kon?ulsi 9kejang; Kulit kemerahan Pertambahan //Takikardi Saat disentuh tangan terasa hangat
Fa"tr ,a"tr a#$ -r(%-%#$a# :
= = = = =
Penyakit< trauma Peningkatan metabolism Akti?itas yang berlebih Pengaruh medikasi
= = =
kemampuan untuk berkeringat Terpapar dilingkungan panas Dehidrasi Pakaian yang tidak tepat
NO)
=
NI) :
Thermoregulation
Kr+tr+a Ha'+! :
=
Suhu tubuh dalam
=
rentang normal +adi dan // dalam
=
rentang normal Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak
Fr trat&#t
=
"onitor suhu sesering
= =
mungkin "onitor 1W* "onitor warna dan suhu
=
kulit "onitor tekanan darah,
=
nadi dan // "onitor penurunan tingkat
=
kesadaran "onitor W35, )b, dan
= = =
)ct "onitor intake dan output 3erikan anti piretik 3erikan pengobatan
ada pusing, merasa nyaman
untuk mengatasi penyebab = = = =
demam Selimuti pasien *akukan tapid sponge 3erikan cairan intra?ena Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila = Tingkatkan sirkulasi udara = 3erikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil
T&8rat%r r$%!at+#
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
23
=
"onitor suhu minimal tiap
=
# jam /encanakan monitoring
= =
suhu secara kontinyu "onitor TD, nadi, dan // "onitor warna dan suhu
=
kulit "onitor tanda=tanda
=
hipertermi dan hipotermi Tingkatkan intake cairan
=
dan nutrisi Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
=
kehangatan tubuh Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat
panas = Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan e!ek negati! dari =
kedinginan 3eritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang
=
diperlukan Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan
=
yang diperlukan 3erikan anti piretik jika perlu
<+ta! '+$# M#+tr+#$
=
"onitor TD, nadi, suhu,
=
dan // 5atat adanya !luktuasi
=
tekanan darah "onitor 8S saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri = Auskultasi TD pada kedua =
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
24
lengan dan bandingkan "onitor TD, nadi, //,
sebelum, selama, dan = =
setelah akti?itas "onitor kualitas dari nadi "onitor !rekuensi dan
= =
irama pernapasan "onitor suara paru "onitor pola pernapasan
=
abnormal "onitor suhu, warna, dan
= =
kelembaban kulit "onitor sianosis peri!er "onitor adanya cushing triad 9tekanan nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik; = 1denti!ikasi penyebab dari perubahan ?ital sign
(.
A#'+ta'
NO) :
D,+#+'+ : Perasaan gelisah yang tak
jelas
dari
ketakutan autonom
ketidaknyamanan yang
=
atau
NI) :
AnHiety
control A#=+t R%t+# 58#%r%#a#
5oping
"&a'a#7
disertai respon Kr+tr+a Ha'+! :
9sumner tidak spesi!ik atau
=
Klien
mengidenti!ikasi
keprihatinan disebabkan dari antisipasi
mengungkapkan gejala
terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan
cemas. "engidenti!ikasi,
akan
adanya
datang
indi?idu
dan
ancaman
yang
=
mengungkapkan
memungkinkan
untuk mengambil
menunjukkan
langkah
untuk
untuk menyetujui terhadap tindakan. D+ta#a+ #$a# :
= = =
elisah 1nsomnia /esah
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
dan
=
menenangkan. +yatakan dengan
jelas
harapan terhadap pelaku pasien. = %elaskan semua prosedur dan
dan tehnik
=
mengontol
=
cemas. 8ital sign dalam batas
=
normal. Postur tubuh, ekspresi
2/
unakan pendekatan yang
mampu
tidak diketahui oleh indi?idu;C perasaan
peringatan
=
apa yang dirasakan
selama prosedur. Temani pasien memberikan
=
untuk keamanan
dan mengurangi takut. 3erikan in!ormasi !aktual mengenai
diagnosis,
= = = = =
Ketakutan Sedih 0okus pada diri Kekhawatiran 5emas
wajah, bahasa tubuh dan tingkat menunjukkan berkurangnya kecemasan
akti?itas
=
tindakan prognosis. Dorong keluarga untuk
= =
menemani anak *akukan back < neck rub. Dengarkan dengan penuh
perhatian. = 1denti!ikasi =
tingkat
kecemasan. 3antu pasien
mengenal
situasi yang menimbulkan =
kecemasan. Dorong pasien
untuk
mengungkapkan perasaan, =
=
ketakutan, persepsi. 1nstruksikan pasien menggunakan
teknik
relaksasi 3erikan
untuk
obat
mengurangi kecemasan. D. I&8!&&ta'+ Selama tahap implementasi, perawat melaksanakan rencana asuhan
keperawatan. 1nstruksi keperawatan diimplementasikan untuk membantu klien memenuhi kebutuhan yang telah direncanakan. E. Ea!%a'+ Tahap e?aluasi adalah menilai hasil=hasil yang telah dicapai berdasarkan rencana yang telah diterapkan . hasil yang diharapkan pada tahap e?aluasi kasus abses mencakup : a. +yaman b. "enunjukkan nyeri berkurang
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
26
BAB I<
PENUTUP
A. K'+&8%!a#
Dalam bab ini dikemukakan tentang kesimpulan dan saran yang bertitik tolak pada hasil pembahasan bab 11, 111 dan 18. Setelah menguraikan tentang penyakit kanker lambung dan perawatannya, maka dapat di tarik beberapa kesimpulan yaitu :
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
2
1. Abses merupakan suatu in!eksi kulit yang disebabkan oleh bakteri < parasit atau
karena adanya benda asing 9misalnya luka peluru maupun jarum suntik; dan mengandung nanah yang merupakan campuran dari jaringan nekrotik, bakteri, dan sel darah putih yang sudah mati yang dicairkan oleh en@im autolitik. #. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dengan menggunakan
proses
keperawatan tetap harus mengacu pada ilmu keteranpilan dan kemampuan perawat untuk mengatasi masalah kesehatan klien. 2. Peran keluarga dalam perawatan dan pengobatan klien merupakan hal yang paling penting karena perbandingan jumlah perawat dengan pasien tidak seimbang dimana jumlah pasien lebih banyak sehingga peran keluarga dapat menolong dalam memenuhi kebutuhan klien. 4. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan yang terdapat pada kasus baik pada proses pengkajian hingga penegakan diagnosa keperawatan dan pelaksanaan tindakan. B. Sara# Setelah melihat masalah dalam asuhan keperawatan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut : '. Perlunya ditingkatkan pendekatan kepada klien dalam mengkaji masalah=masalah untuk memudahkan dalam penerapan proses perawatan yang berkesinambungan. #. Dalam perawatan penyakit abses hendaknya perawat mempunyai pengetahuan tentang konsep penyakit dan tindakan yang harus diberikan kepada klien.
DAFTAR PUSTAKA
+urari! Amin, Kusuma )ardhi. #&'7. APLIKASI ASUA! K"P"#A$A%A! &"#'ASA#KA! 'IA!SA *"'IS + !A!'A (!#% A*"#I,A! !U#SI! 'IA!SIS ASS,IA%I!) !I,-!, ili. /0%ogjakarta : "ediaction
+anda 1nternational. #&'#. !ursing 'iagnoses 1 'efinition an. classification 23/3-23/2. Wiley= 3lackwell: nited Kingdom
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
2
Siregar,
/,S. Atlas
&er4arna
Saripati
Kulit .
-ditor
)uriawati
)artanta.
-disi
#.
%akarta:-5,#&&4.
"ansjoer, Ari!. #&&&. Kapita Selekta Ke.okteran0 "edia Aesculapius 0K1: %akarta
Price G Wilson 9'JJ7;, Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit , -d.4, -5, %akarta
Soeparman G Waspadji 9'JJ& )5 Ilmu Penyakit 'alam, %ld.11, 3P 0K1, %akarta.
ASUHAN KEPERAWATAN ABSES
2