BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Laporan ini dibuat berdasarkan kasus yang diambil dari seseorang pasien laki-laki yang datang ke instalasi gawat darurat Rumah Sakit Mardi Waluyo Blitar dengan surat rujukan dari RS Wlingi. Pasien mengeluh nyeri dan luka pada lutut setelah mengalami keelakaan lalu lintas. Pasien laki-laki berusia 1! tahun. "LL dialami pasien saat mengemudi sepeda motor dan menabrak mobil bo# dari arah berlawanan $1% jam yang ya ng lalu& pasien menggunakn helm saat kejadian dan sempat tidak sadarkan diri. Pasien mengalami mengalami luka robek pada lutut. 'asil #-ray menunjukkan adanya diskontinuitas os patella. "eelakaan "eelakaan lalu lintas merupakan merupakan suatu keadaan yang tidak di inginkan inginkan yang terjadi pada semua usia dan seara mendadak. m endadak. (ngka kejadian keelakaan lalu lintas di kota Malang sepanjang tahun %)1* menapai %1+ kasus& dengan korban meninggal meninggal %, orang& luka berat ) orang dan luka ringan sejumlah sejumlah ,) orang.
1
raktur adalah patah tulang& biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga /isik.
%
Berbagai penyebab /raktur diantaranya idera atau benturan& /aktor
patologik&dan yang lainnya karena /aktor beban. Selain itu /raktur /ra ktur akan bertambah dengan adanya komplikasi yang berlanjut diantaranya syok& sindrom emboli lemak& sindrom kompartement& kerusakan arteri& in/eksi& dan a0askuler nekrosis. "omplikasi lain dalam waktu yang lama akan terjadi mal union& delayed union& non union atau bahkan perdarahan.
%
Berbagai tindakan bisa dilakukan di
antaranya rekognisi& reduksi& retensi& dan rehabilitasi. Meskipun demikian masalah pasien /raktur tidak bisa berhenti sampai sa mpai itu saja dan akan berlanjut sampai tindakan setelah atau post operasi. raktur patella ukup jarang terjadi& angka kejadiannya menapai 1 dari semua/raktur yang ada. "ejadian tertinggi terutama ditemukan pada usia %) sampai 2) tahun dimana laki-laki % kali lebih sering mengalami /raktur patella daripada perempuan. Lokasi os patella yang berada pada daerah subkutan membuat rentan terhadap edera. raktur dapat terjadi akibat dari gaya tekan seperti pukulan langsung& kekuatan dari tarikan mendadak seperti yang terjadi dengan
1
hyper/le#i hyper/le#i lutut& atau karena keduanya. Berbagai pola /raktur yang terjadi& terjadi& terga tergant ntung ung
pada pada
mekan mekanism ismee
eder ederany anya. a.
Berd Berdasa asark rkan an
pola pola
/rakt /raktur urny nya& a&
/rakturpatella dibagi atas /raktur trans0ersal& ape#& basal& omminuted& 0ertikal& dan osteohondral. Sedangkan berdarakan pola penyimpangan tulangnya dibagi atas displaed dan non-displaed.
*
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penegakan diagnosis kasus Sdr. Sdr. S3 %. (pa terapi yang diberikan pada Sdr. S dan bagaimana kerja obat tersebut3
1.3 Tujuan
Laporan Laporan kasus kasus ini disusun disusun untuk untuk memban membantu tu penulis penulis mengeta mengetahui hui dan memahami tentang4 1. Penegakan diagnosis /raktur et causa trauma %. 5erapi /raktur 1. Man!aat
Laporan kasus kasus ini berman/aat berman/aat sebagai resume dari beberapa re/erensi tentang anatomi dan /isiologi tulang serta /raktur mulai dari de/inisi& etiologi& pato/isiologi& mani/estasi klinis dan penatalaksanaannya.
BAB II "TATU" PENDERITA 2.1 I#ent$tas Pen#er$ta
6ama
4 (li (li Mansur
7mur
4 *) tahun
8enis kelamin
4 Laki-laki
(gama
4 9slam
(lamat
4 Slorok& Blitar
Status perkawinan
4 Menikah
Suku
4 8awa
Bangsa
4 9ndonesia
5anggal pemeriksaan
4 %: Mei %)12
;M"
4 2:,%%
6o. Reg
4 22*+
2.2 Anamnes$s %eluhan utama
4 6yeri paha kanan bekas operasi tulang
R$&a'at R$&a'at (en (en'ak 'ak$t $t sekara sekarang ng 4
pasie pasien n pasie pasien n menga mengala lami mi "LL "LL pada pada
tanggal 1* ebruari %)1 dan langsung dioperasi untuk menangani patah tulang tulang di paha paha dan tungkai tungkai bawah. bawah. Menurut Menurut pasien pasien&& tidak tidak ada kendal kendalaa selama habis operasi dan merawat luka setelah operasi. Pada bulan Maret %)12& pasien dilakukan pelepasan pen di tungkai bawahnya. Setelah luka bekas operasi terakhir membaik&
pasien mulai diberi perintah untuk
berjalan tanpa "rug yang selama ini digunakan. Pasien kemudian mulai meras merasak akan an nyeri nyeri di paha pahany nya. a. 6yeri 6yeri sepe sepert rtii dala dalam m dan dan ngilu. ngilu. Riwaya Riwayatt demam <-=& Diabetes <-=& Diabetes Mellitus <-=& hipertensi <-=. R$&a'at (en'ak$t #ahulu
- Riwayat penyakit serupa 4 disangkal - Riwayat MRS
4 pada saat melakukan pengobatan post kll.
R$&a'at (en'ak$t keluarga
- Riwayat penyakit serupa 4 disangkal - Riwayat hipertensi
4 > ayah
- Riwayat jantung
4 disangkal
- Riwayat kening manis 4 disangkal - Riwayat penyakit metabolik4 disangkal - Riwayat typhoid
4 disangkal
- Riwayat batuk lama
4 disangkal
R$&a'at (eng)*atan
4 disangkal
R$&a'at ke*$asaan
- Riwayat merokok
4 disangkal
- Riwayat minum kopi
4 disangkal
- Riwayat olahraga
4 jarang
- Riwayat B("
4 $? sehari& warna jenih
- Riwayat B(B
4 teratur& 1 atau % hari sekali
- Riwayat tidur
4 :-+ jam sehari
R$&a'at g$+$
4 sayur& tempe& tahu& ikan dan telur.
2.3 Anamnes$s "$stem
1. "ulit4 kulit warna okelat& kulit kering <-=& gatal <-=& bentol merah <-=& luka <-= %. "epala4 sakit kepala <-=& pusing <-=& rambut putih putih <-=& rambut mudah rontok <-=& luka pada kepala <-=& benjolan pada kepala <-=. *. Mata4 pandangan mata mata berkunang-kunang <-=& penglihatan kabur <-=& mata owong <-= . 'idung4 tersumbat <-=& mimisan <-= 2. 5elinga4 pendengaran pendengaran berkurang <-=& berdengung <-=& keluar airan <-= :. Mulut4 sariawan <-=& mulut kering <-= +. 5enggorokan4 sakit menelan <-=& serak <-= ,. Perna/asan4 sesak na/as <-=& batuk <-= !. "ardio0askuler4 berdebar @ debar <-=& nyeri dada <-=
1). Aastrointestinal4 mual <-=& muntah <-=& nyeri perut <-=& diare <-=& konstipasi <-= 11. Perkemihan4 nyeri <-=& warna urin kuning jernih <>=& darah <-= 1%. 6eurologis4 kejang <-=& lumpuh <-=& kesemutan pada kedua kaki dan tangan <-= 1*. Psikiatri4 emosi stabil& mudah marah <-= 1. Muskuloskeletal4 kaku sendi <-=& nyeri tangan dan kaki <-=& nyeri otot <-=& lemas <-= 12. kstremitas -
(tas kanan
4 bengkak <-=& sakit <-=& luka <-=
-
(tas kiri
4 bengkak <-=& sakit <-=& luka <-=
-
Bawah kanan 4 bengkak <-=& sakit <-=& luka <-=
-
Bawah kiri
4 bengkak <-=& sakit <-=& luka <-=
2. Pemer$ksaan ,$s$k 1. %ea#aan umum
5ampak kesakitan& kesadaran omposmentis& ACS 2:. 2. Vital sign
BB
4 2*
"g
5B
4 12!
m
5;
4 11)D+) mm'g
6adi
4 !2
kaliDmenit& regular
RR
4 %%
kaliDmenit
5
4 *:.2
EC
3. %ul$t
Warna oklat& sianosis <-=& temperatur hangat& turgor menurun <-=& lesi4 makula <-=& papula <-=& pustula <-=& tumor <-=& eritema <-=& 0ulnus ekskoriasi <-= . %e(ala
Rambut4 mudah diabut <-= tumor <-=& lesi <-=& depresi kranium <-= -. Mata
"onjungti0a merah muda& sklera putih& pupil isokor <> D >=& re/l ek a-
haya <> D >=& katarak <- D -=& arkus senilis <- D -=& ekso/talmus <- D -=& mata ekung <-= . H$#ung
6a/as uping hidung <-=& sekret <- D -=& epistaksis <- D -=& de/ormitas hidung <-= /. Mulut
Sianosis <-=& kering <-= 0. Tel$nga
Sekret 4. Tengg)r)kan
5onsil membesar <-=& /aring hiperemis <-= 15. Leher
5rakea ditengah <>=& pembesaran "AB <-=& pembesaran kelajar tiroid <=& lesi <-= 8FP tidak meningkat& trauma ser0ikal <-=& jejas leher <-= 11. Th)raks
Simetris <>=& bentuk normohest& retraksi interostal <-=& retraksi suprakla0iular < - =& gerakan di/ragma simetris& 8antung
4 S1 S% tunggal& reguler& gallop <-=& mur mur <-=
Paru
4 simetris& 0esikuler <>=& wheeGing <-=& ronkhi <-=&
12. A*#)men
;inding perut distended <-=& 0enektasi <-=& B7 <>= normal& timpani seluruh lapang perut <>=& supel& nyeri tekan <-=& hepar dan lien tak teraba& trouble space <-= 13. "$stem 6)llumna 7erte*ral$s
de/ormitas <-=& skoliosis <-=& kiphosis <-=& lordosis <-=& nyeri tekan <-=& nyeri ketok ollumna 0ertebralis <-D-=. 1. Ekstrem$tas
palmar eritema <-D-=& capillary refill time <1 detik= akral dingin -
-
-
-
edema
0ulnus - - -
- - -
1-. Ps$k$atr$
Penampilan
4 Sesuai umur& perawatan diri ukup
"esadaran
4
5idak
berubah
omposmentis
4 ( ppropriate
Psikomotor
4 6ormoakti/
Proses pikir
4 Bentuk 4 Realistik 9si 4 Waham <-= & halusinasi <-= & ilusi <-= (rus 4 "oheren
9nsight
4 Baik
1. Patella s$n$stra
Look
4 bengkak <>=& 0ulnus appertum <>= kotor dan tidak
beraturan& diameter $ % m& darah<>= eel
4 hiperemi& krepitasi <>=& nyeri <>=
Mo0ement 4 RHM menurun
Aambar %.1 Patella sinistra Sdr. S saat di 9A; RS Mardi Waluyo 2.- D$agn)s$s Ban#$ng
-
Hpen /raktur patella sinistra grade 99-999
-
Fulnus appertum
2. Pemer$ksaan Penunjang Darah lengka( tanggal 2181282519 1-.2- :IB
8umlah sel darah 'b 'C5 WBC 5rombosit RBC 9nde# MCF MC' MC'C
1%. gDdl %. !.1 ribuDul *), ribuDul :%2) ribuDul
L;
1D%
PP5 96R (P55 A;( '9F
1). )&!1 *)&, 1%1 non reakti/ non reakti/
<6ormal= <6ormal= <6ormal= <6ormal=
)&, 1*
<6ormal= <6ormal=
:+., /l 1!.! pg %!.*
!
<6ormal= <6ormal= <6ormal= <6ormal= <6ormal=
<6ormal=
%.1+ ).1 1%% *% ,
<6ormal= <6ormal= <6ormal= <6ormal=
2./ Resume
Pasien 5n. S datang ke 9nstalasi gawat ;arurat <9A;= Rumah Sakit Mardi Waluyo Blitar pukul ).)) W9B dengan diantar keluarga pasien. Pasien mengalami keelakaan lalu lintas ketika mengendarai sepeda motor dan menabrak mobil bo# dari arah berlawanan. Sempat tidak sadarkan diri. 5erdapat luka pada daerah lutut kiri. 6yeri dirasakan terus menerus pada kaki kiri. Pasien tidak mengeluh pusing& mual maupun muntah. ;ari pemeriksaan /isik didapatkan 5n. S kesakitan& kesadaran omposmentis& ACS 2:& kesan giGi ukup& BB 2+ "g& 5B 1:% m& 5; 1%)D!) mm'g& 6adi !2 kaliDmenit& regular& RR %% kaliDmenit& 5 *:.2EC. RD Patella sinistra; bengkak <>=& 0ulnus appertum <>=& diameter $ % m& darah<>=9 hiperemi& krepitasi <>=& nyeri <>=9 gerakan pasi/ <>=. 'asil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal keuali peningkatan WBC& L;& bilirubin total dan SAH5. oto #-ray didapatkan /rature patella sinistra kominuti/.
2.0 D$agn)s$s
6egleted open /rature kominuti/ patella sinistra grade 999(
2.4 Penatalaksanaan A. N)n Me#$kament)sa
;ebridement
•
•
Pasang spalk
Hperasi
•
Luka diperluas
dengan
kerusakan
jaringan
retinaulum.
;ilakukan open reduction dan cerclage wire (bridpig)& augmentasi dengan figure of 8 wire.
1)
Aambar %.* ?-ray genue sinistra post op
11
B. Me#$kament)sa
-
9nj Ce/operaGone %?1 gr
-
9nj 5orasi *?*) gr
-
9nj Remopain
-
Hnj (5S 12)) 97
-
9n/us RL %) tpm
-
9nj ketorola *?*) mg
-
9nj ranitidine %?2) mg
-
9nj Aentamisin %?, gr
-
9nj (sam trane#amat %?%) gr
5abel 14 ollow up 'ari tanggal Minggu& %1-1%-1
S Sakit pada luka lutut kiri <>= akibat "LL $ 1% jam yll
H
(
5ampak Hpen /rature kesakitan& patella sinistra omposmentis& kominuti/ 5; 1%)D!) negleted mm'g 6adi !2 kaliDmenit& regular& RR %% kaliDmenit 5 *:.2 EC. RD Patella sinistra; bengkak <>=& 0ulnus appertum <>=& diameter $ % m& darah<>=9 hiperemi& krepitasi <>=& nyeri <>=9 gerakan pasi/ <>=. oto #-ray genue sinistra didapatkan /rature patella sinistra
P 1= ;ebridem ent 6S % L %= 9nj Ce/operaG one 1?% g *= 9F; RL %) tpm = 9nj Remopain 2= 9nj (5S 12)) 97
Pro HR9
Senin& %%-1%-1
Sakit pada luka lutut kiri <>=
Selasa& %*-1%-1
Sakit pada luka lutut kiri <>=
Rabu& %-1%-1
Sakit pada luka lutut kiri <>= berkurang
kominuti/. 'asil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal keuali peningkatan WBC& L;& bilirubin total dan SAH5. 5ampak sakit ringan& omposmentis& 5; 11)D,) mm'g 6adi ,, kaliDmenit& regular& RR %) kaliDmenit 5 *:.: EC. RD ruris sinistra terpasang bakslap& rembesan darah <-= 5ampak sakit ringan& omposmentis& 5; 11)D,) mm'g 6adi ,, kaliDmenit& regular& RR %% kaliDmenit 5 *:.%EC. RD ruris sinistra terpasang bakslap& rembesan darah <-= 5ampak sakit ringan& omposmentis& 5; 1%)D,) mm'g
11
Hpen /rature PRH HR9 patella sinistra kominuti/ negleted
Hpen /rature Post HR9 patella sinistra 1= Ce/operaG kominuti/ one %?1g negleted %= Aentamisi n %?,g *= "etorola *?*)gr = Ranitidin %?1 amp
Hpen /rature 1= Ce/operaG patella sinistra one %?1g kominuti/ %= Aentamisi negleted n %?,g *= Ranitidin
"amis& %2-1%-1
Sakit pada luka lutut kiri <>= berkurang
6adi +, kaliDmenit& regular& RR 1, kaliDmenit 5 *+EC. RD ruris sinistra terpasang bakslap& rembesan darah <-= omposmentis& 5; 1*)D,) mm'g 6adi ,, kaliDmenit& regular& RR %) kaliDmenit 5 *:&,EC. RD ruris sinistra terpasang bakslap& rembesan darah <-=
%?1 amp = (sam trane#ama t %?%)g
Hpen /rature 2= Ce/operaG patella sinistra one %?1g kominuti/ := Aentamisi negleted n %?,g += Ranitidin %?1 amp ,= (sam trane#ama t %?%)g
"eterangan4 S I subjekti/& H I objekti/& ( I assessment & P I planning
1%
BAB III TIN
Patella yang merupakan jenis tulang sesamoid terletak pada segmen in/erior dari tendon m. Juadrieps /emoris pada permukaan ateroin/erior. Pinggir atas&
lateral
dan
medial
merupakan
tempat
perlekatan
berbagai
bagian
m.Juadrieps /emoris. Patella diegah bergeser ke lateral selama kontraksi m. Juadrieps /emoris oleh serabut-serabut horiGontal bawah m. 0astul medialis dan oleh besarnya ukuran ondylus lateralis /emoris. 7kuran kira-kira 2 m& berbentuk segitiga& berada didalam tendo
Aambar *.1 (natomi genue sinistra
1*
2
Aambar *.% (natomi Patella
&2
3.2 ,raktur 3.2.1 De!$n$s$
(da beberapa pengertian /raktur menurut para ahli adalah4 1= raktur adalah patah tulang& biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga %
/isik.
%= raktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis
dan luasnya& /raktur terjadi jika tulang dikenai stres yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya.
:
*= raktur adalah terputusnya kontinuitas tulang& kebanyakan /raktur akibat
dari trauma& beberapa /raktur sekunder terhadap proses penyakit seperti osteoporosis yang menyebabkan /raktur yang patologis.
+
= raktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa
nyeri& pembengkakan& de/ormitas& gangguan /ungsi& pemendekan dan krepitasi.
,
1.2.2 Et$)l)g$
tiologi /raktur
yang
dimaksud
adalah peristiwa
yang
dapat
menyebabkan terjadinya /raktur diantaranya peristiwa trauma
!
1. Per$st$&a Trauma %ekerasan
a= "e ke ra sa n langsung "ekerasan langsung dapat menyebabkan tulang patah pada titik terjadinya kekerasan itu& misalnya tulang kaki terbentur bumper mobil&
maka tulang akan patah tepat di tempat terjadinya benturan. Patah tulang demikian sering bersi/at terbuka& dengan garis patah melintang atau miring. b= "ekerasan tidak langsung "ekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang di tempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. ang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam hantaran 0ektor kekerasan. Contoh patah tulang karena kekerasan tidak langsung adalah bila seorang jatuh dari ketinggian dengan tumit kaki terlebih dahulu. ang patah selain tulang tumit& terjadi pula patah tulang pada tibia dan kemungkinan pula patah tulang paha dan tulang belakang. ;emikian pula bila jatuh dengan telapak tangan sebagai penyangga& dapat menyebabkan patah pada pergelangan tangan dan tulang lengan bawah. = "ekerasan akibat tarikan otot "ekerasan tarikan otot dapat menyebabkan dislokasi dan patah tulang. Patah tulang akibat tarikan otot biasanya jarang terjadi. Contohnya patah tulang akibat tarikan otot adalah patah tulang patella dan olekranom& karena otot triseps dan biseps mendadak berkontraksi.
2. Per$st$&a Pat)l)g$s
a= "elelahan atau stres /raktur raktur ini terjadi pada orang yang yang melakukan akti0itas berulang @ ulang pada suatu daerah tulang atau menambah tingkat akti0itas yang lebih berat dari biasanya. 5ulang akan mengalami perubahan struktural akibat pengulangan tekanan p ada tempat yang sama& atau peningkatan beban seara tiba @ tiba pada suatu daerah tulang maka akan terjadi retak tulang. b= "elemahan tulang raktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal karena lemahnya suatu tulang akibat penyakit in/eksi& penyakit metabolisme tulang misalnya osteoporosis& dan tumor pada tulang. Sedikit saja tekanan pada daerah tulang yang rapuh maka akan terjadi /raktur.
3.2.3 Pat)!$s$)l)g$
Sewaktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah ke dalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut& jaringan lunak juga biasanya mengalami kerusakan. Reaksi perdarahan biasanya timbul hebat setelah /raktur. Sel- sel darah putih dan sel anast berakumulasi menyebabkan peningkatan aliran darah ketempat tersebut akti0itas osteoblast terangsang dan terbentuk
tulang
baru
imatur
yang
disebut
allus.
Bekuan
/ibrin
direabsorbsidan sel- sel tulang baru mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati. 9nsu/isiensi pembuluh darah atau penekanan serabut syara/ yang berkaitan dengan pembengkakan yang tidak ditangani dapat menurunkan asupan darah ke ekstrimitas dan mengakibatkan kerusakan sara/ peri/er. Bila tidak terkontrol pembengkakan akan mengakibatkan peningkatan tekanan jaringan& oklusi darah total dan berakibat anoreksia mengakibatkan rusaknya serabut syara/ maupun jaringan otot. "omplikasi ini di namakan sindrom ,
kompartemen.
5rauma pada tulang dapat menyebabkan keterbatasan gerak dan ketidak seimbangan& /raktur terjadi dapat berupa /raktur terbuka dan /raktur tertutup. raktur tertutup tidak disertai kerusakan jaringan lunak seperti tendon& otot& ligament dan pembuluh darah.
:
Pasien yang harus imobilisasi setelah patah
tulang akan menderita komplikasi antara lain4 nyeri& iritasi kulit karena penekanan& hilangnya kekuatan otot. "urang perawatan diri dapat terjadi bila sebagian tubuh di imobilisasi& mengakibatkan berkurangnyan kemampuan ,
prawatan diri. Reduksi terbuka dan /iksasi interna
%
3.2. %las$!$kas$
raktur dapat dibedakan jenisnya berdasarkan hubungan tulang dengan jaringan disekitar& bentuk patahan tulang& dan lokasi pada tulang /isis.
1.
Ber#asarkan hu*ungan tulang #engan jar$ngan #$sek$tar
-
raktur tertutup
5ingkat )4 /raktur biasa dengan sedikit atau tanpa edera jaringan lunak sekitarnya.
2)
5ingkat 14 /raktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan.
3)
5ingkat %4 /raktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam dan pembengkakan.
4)
5ingkat *4 Cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan anaman sindroma kompartement .
-
raktur terbuka
*= ;erajat 999 5erjadi kerusakan jaringan lunak yang luas& meliputi struktur kulit& otot& dan neuro0askular serta kontaminasi derajat tinggi. raktur terbuka derajat 999 terbagi atas4 - 8aringan lunak yang menutupi /raktur tulang adekuat& meskipun terdapat laserasi luasD/lapDa0ulsi atau /raktur segmentalDsangat kominuti/ yang disebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa melihat besarnya ukuran luka. - "ehilangan jaringan lunak dengan /raktur tulang yang terpapar atau kontaminasi masi/. - Luka pada pembuluh arteriDsara/ peri/er yang harus diperbaiki tanpa melihat kerusakan jaringan lunak. 2.
Ber#asarkan *entuk (atahan tulang
a= 5rans0ersal (dalah /raktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang atau bentuknya melintang dari tulang. raktur semaam ini biasanya mudah dikontrol dengan pembidaian gips. b= Spiral (dalah /raktur meluas yang mengelilingi tulang yang timbul akibat torsi ekstremitas atau pada alat gerak. raktur jenis ini hanya menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak.
Aambar *.* Bentuk patahan tulang
1)
= Hblik (dalah /raktur yang memiliki patahan arahnya miring dimana garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang. d= Segmental (dalah dua /raktur berdekatan pada satu tulang& ada segmen tulang yang retak dan ada yang terlepas menyebabkan terpisahnya segmen sentral dari suplai darah. e= "ominu ta (dalah /raktur yang menakup beberapa /ragmen& atau terputusnya keutuhan jaringan dengan lebih dari dua /ragmen tulang. /= Areenstik (dalah /raktur tidak sempurna atau garis patahnya tidak lengkap dimana korteks tulang sebagian masih utuh demikian juga periosterum. raktur jenis ini sering terjadi pada anak @ anak. g= raktur 9mpaksi (dalah /raktur yang terjadi ketika dua tulang menumbuk tulang ketiga yang berada diantaranya& seperti pada satu 0ertebra dengan dua 0ertebra lainnya. h= raktur issura (dalah /raktur yang tidak disertai perubahan letak tulang yang berarti& /ragmen biasanya tetap di tempatnya setelah tindakan reduksi. 3.
Ber#asarkan l)kas$ (a#a tulang !$s$s
5ulang
/isis
adalah
bagian
tulang
yang
merupakan
lempeng
pertumbuhan& bagian ini relati/ lemah sehingga strain pada sendi dapat berakibat pemisahan /isis pada anak @ anak. raktur /isis dapat terjadi akibat jatuh atau edera traksi. raktur /isis juga kebanyakan terjadi karena keelakaan lalu lintas atau pada saat akti0itas olahraga. "lasi/ikasi yang paling banyak digunakan untuk edera atau /raktur /isis adalah klasi/ikasi /raktur menurut Salter – Harris4 1= 5ipe 94 /raktur trans0ersal melalui sisi meta/isis dari lempeng pertumbuhan& prognosis sangat baik setelah dilakukan reduksi tertutup.
%= 5ipe 994 /raktur melalui sebagian lempeng pertumbuhan& timbul melalui tulang meta/isis & prognosis juga sangat baik denga reduksi tertutup. *= 5ipe 9994 /raktur longitudinal melalui permukaan artikularis dan epi/isis dan kemudian seara trans0ersal melalui sisi meta/isis dari lempeng pertumbuhan. Prognosis ukup baik meskipun hanya dengan reduksi anatomi. = 5ipe 9F4 /raktur longitudinal melalui epi/isis& lempeng pertumbuhan dan terjadi melalui tulang meta/isis. Reduksi terbuka biasanya penting dan mempunyai resiko gangguan pertumbuhan lanjut yang lebih besar. 2= 5ipe F4 edera remuk dari lempeng pertumbuhan& insidens dari gangguan pertumbuhan lanjut adalah tinggi. 3.2.- Man$!estas$ %l$n$k
Mani/estasi klinis /raktur adalah nyeri& hilangnya /ungsi& de/ormitas& pemendekan ekstrimitas& krepitus& pembengkakan loal& dan perubahan warna. 1. 6yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai /ragmen tulang di imobilisasi& spasme otot yang menyertai /raktur merupakan bentuk bidai alamiah yang di ranang untuk meminimalkan gerakan antar /ragmen tulang. %. Setelah terjadi /raktur& bagian-bagian tak dapat digunakan dan enderung bergerak tidak alamiah bukan seperti normalnya& pergeseran /raktur menyebabkan de/ormitas& ekstrimitas yang bias di ketahui dengan membandingkan dengan ekstrimitas yang normal. kstrimitas tidak dapat ber/ungsi dengan baik karena /ungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot. *. Pada /raktur panjang& terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat /raktur. . Saat ekstrimitas di periksa dengan tangan& teraba adanya derik tulang yang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara /ragmen satu dengan yang lainya. 2. Pembengkakan dan perubahan warna loal pada kulit terjadi sebagai akibat dari trauma dan perdarahan yang mengikuti /raktur. 5anda ini *
biasanya baru terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah edera.
3.2. Penatalaksanan
"onsep dasar yang harus dipertimbangkan pada waktu menangani /raktur yaitu4 rekognisi& reduksi& retensi dan rehabilitasi.
11
1. Rekognisi Riwayat
keelakaan& derajat
keparahan& harus
jelas untuk
menentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya. Contoh& pada tempat /raktur tungkai akan terasa nyeri sekali dan bengkak. "elainan bentuk yang nyata dapat menentukan diskontinuitas integritas rangka. %. Reduksi
mungkin
untuk
menegah
jaringan
lunak
kehilangan
elastisitasnya akibat in/iltrasi karena edema dan perdarahan. Pada kebanyakan kasus& reduksi /raktur menjadi semakin sulit bila edera sudah mulai mengalami penyembuhan.
*. Retensi <9mmobilisasi= 7paya yang dilakukan untuk menahan /ragmen tulang sehingga kembali seperti semula seara optimal. Setelah /raktur direduksi& /ragmen tulang harus diimobilisasi& atau di pertahankan dalam posisi kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. 9mobilisasi dapat dilakukan dengan /iksasi eksterna atau interna. Metode /iksasi eksterna meliputi pembalutan& gips& bidai& traksi kontinu& pin& dan teknik gips& atau /iksator eksterna. 9mplan logam dapat di gunakan untuk /iksasi intrerna yang brperan sebagai bidai interna untuk mengimobilisasi /raktur. iksasi eksterna adalah alat yang diletakkan diluar kulit untuk menstabilisasikan /ragmen tulang dengan memasukkan dua atau tiga pin metal perkutaneus menembus tulang pada bagian proksimal dan distal dari tempat /raktur dan pin tersebut dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan eksternal bars. 5eknik ini terutama atau kebanyakan digunakan untuk /raktur pada
tulang tibia& tetapi juga dapat dilakukan pada tulang /emur& humerus dan pel0is.
. Rehabilitasi Mengembalikan akti/itas /ungsional semaksimal mungkin untuk menghindari atropi atau kontraktur. Bila keadaan mmeungkinkan& harus segera dimulai melakukan latihan-latihan untuk mempertahankan kekuatan anggota tubuh dan mobilisasi.
3.2./ "ta#$um Pen'em*uhan ,raktur
1%
Proses penyembuhan /raktur terdiri atas lima stadium yaitu4 -
Pembentukan hematom raktur merobek pembuluh darah dalam medula& korteks dan periosteum sehingga timbul hematom.
-
Hrganisasi ;alam % jam& kapiler dan /ibroblas mulai tumbuh ke dalam hematom disertai dengan in/iltrasi sel @ sel peradangan. ;engan demikian& daerah bekuan darah diubah menjadi jaringan granulasi /ibroblastik 0askular.
-
"alus sementara Pada sekitar hari ketujuh& timbul pulau @ pulau kartilago dan jaringan osteoid dalam jaringan granulasi ini. "artilago mungkin timbul dari metaplasia /ibroblas dan jaringan osteoid ditentukan oleh osteoblas yang tumbuh ke dalam dari ujung tulang. 8aringan osteoid& dalam bentuk spikula ireguler dan trabekula& mengalami mineralisasi membentuk kalus sementara. 5ulang baru yang tidak teratur ini terbentuk dengan epat dan kalus sementara sebagian besar lengkap pada sekitar hari kedua puluh lima.
-
"alus de/initi/ "alus sementara yang tak teratur seara bertahap akan diganti oleh tulang yang teratur dengan susunan ha0ers @ kalus de/initi/.
-
Remodeling "ontur normal dari tulang disusun kembali melalui proses remodeling akibat pembentukan tulang osteoblastik maupun resorpsi
osteoklastik. "eadaaan terjadi seara relati/ lambat dalam periode waktu yang berbeda tetapi akhirnya semua kalus yang berlebihan dipindahkan& dan gambaran serta struktur semula dari tulang tersusun kembali.
Aambar *. Stadium penyembuhan /raktur 3.2.0 %ela$nan Pen'em*uhan ,raktur
1*
1
5ulang memperlihatkan kemudahan penyembuhan yang besar tetapi dapat terjadi sejumlah penyulit atau terdapat kelainan dalam proses penyembuhan. 1= Malunion "elainan penyatuan tulang karena penyerasian yang buruk menimbulkan de/ormitas& angulasi atau pergeseran. %= Penyatuan tertunda "eadaan ini umum terjadi dan disebabkan oleh banyak /aktor& pada umumnya banyak diantaranya mempunyai gambaran hiperemia dan dekalsi/ikasi yang terus menerus. aktor yang menyebabkan penyatuan tulang tertunda antara lain karena in/eksi& terdapat benda asing& /ragmen tulang mati& imobilisasi yang tidak adekuat& distraksi& a0askularitas& /raktur patologik& gangguan giGi dan metabolik.
*= 6on union < tak m enyatu= Penyatuan tulang tidak terjadi& aat diisi oleh jaringan /ibrosa. "adang @ kadang dapat terbentuk sendi palsu pada tempat ini. aktor @ /aktor yang dapat menyebabkan non union adalah tidak adanya imobilisasi& interposisi jaringan lunak& pemisahan lebar dari /ragmen ontohnya patella dan /raktur yang bersi/at patologis. 3.2.4 %)m(l$kas$ ,raktur
a. Sindrom mbo li L em ak Merupakan keadaan pulmonari akut dan dapat menyebabkan kondisi /atal. 'al ini terjadi ketika gelembung @ gelembung lemak terlepas dari sumsum tulang dan mengelilingi jaringan yang rusak. Aelombang lemak ini akan melewati sirkulasi dan dapat menyebabkan oklusi pada pembuluh @ pembuluh darah pulmonary yang menyebabkan sukar berna/as. Aejala dari sindrom emboli lemak menakup dyspnea& perubahan dalam status mental
12
b. Sindrom "ompartemen "omplikasi ini terjadi saat peningkatan tekanan jaringan dalam ruang tertutup di otot& yang sering berhubungan dengan akumulasi airan sehingga menyebabkan hambatan aliran darah yang berat dan berikutnya menyebabkan kerusakan pada otot. Aejala @ gejalanya menakup rasa sakit karena ketidakseimbangan pada luka& rasa sakit yang berhubungan dengan tekanan yang berlebihan pada kompartemen& rasa sakit dengan perenggangan pasi/ pada otot yang terlibat& dan paresthesia. "omplikasi ini terjadi lebih sering pada /raktur tulang kering
tidak akan merasakan gejalanya sampai dia keluar dari rumah sakit. Hleh karena itu& edukasi pada pasien merupakan hal yang penting. Perawat harus menyuruh pasien supaya melaporkan nyeri yang bersi/at intermiten atau nyeri yang menetap pada saat menahan beban. d. Hsteomyelitis (dalah in/eksi dari jaringan tulang yang menakup sumsum dan korteks tulang dapat berupa e#ogenous
1:
Penegahan /raktur dapat dilakukan berdasarkan penyebabnya. Pada umumnya /raktur disebabkan oleh peristiwa trauma benturan atau terjatuh baik ringan maupun berat. Pada dasarnya upaya pengendalian keelakaan dan trauma adalah suatu tindakan penegahan terhadap peningkatan kasus keelakaan yang menyebabkan /raktur. -
Penegahan P rimer Penegahan primer dapat dilakukan dengan upaya menghindari terjadinya trauma benturan& terjatuh atau keelakaan lainnya. ;alam melakukan akti/itas yang berat atau mobilisasi yang epat dilakukan
dengan ara hati @ hati& memperhatikan pedoman keselamatan dengan memakai alat pelindung diri. -
Penegahan Sekunder Penegahan sekunder dilakukan untuk mengurangi akibat @ akibat yang lebih serius dari terjadinya /raktur dengan memberikan pertolongan pertama yang tepat dan terampil pada penderita. Mengangkat penderita dengan posisi yang benar agar tidak memperparah bagian tubuh yang terkena /raktur untuk selanjutnya dilakukan pengobatan. Pemeriksaan klinis dilakukan untuk melihat bentuk dan keparahan tulang yang patah. Pemeriksaan dengan /oto radiologis sangat membantu untuk mengetahui bagian tulang yang patah yang tidak terlihat dari luar. Pengobatan yang dilakukan dapat berupa traksi& pembidaian dengan gips atau dengan /iksasi internal maupun eksternal.
-
Penegahan 5ersier Penegahan tersier pada penderita /raktur yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih berat dan memberikan tindakan pemulihan yang tepat untuk menghindari atau mengurangi keaatan. Pengobatan yang dilakukan disesuaikan dengan jenis dan beratnya /raktur dengan tindakan operati/ dan rehabilitasi. Rehabilitasi medis diupayakan untuk mengembalikan /ungsi tubuh untuk dapat kembali melakukan mobilisasi seperti biasanya. Penderita /raktur yang telah mendapat
pengobatan atau
tindakan
operati/& memerlukan latihan
/ungsional perlahan untuk mengembalikan /ungsi gerakan dari tulang yang patah. 7paya rehabilitasi dengan mempertahankan dan memperbaiki /ungsi dengan mempertahankan reduksi dan imobilisasi antara lain meminimalkan bengkak& memantau status neuro0askuler& mengontrol ansietas dan nyeri& latihan dan pengaturan otot& partisipasi dalam akti0itas hidup sehari-hari& dan melakukan akti0itas ringan seara bertahap.
3.3 ,raktur Patella
raktur patella adalah gangguan integritas tulang yang ditandai dengan rusak atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dikarenakan tekanan
yang
berlebihan pada lutut.
*. raktur patella
1+
3.3.1 Et$)l)g$
raktur patella terjadi karena otot kuadriseps berkonteraksi dengan hebat& misalnya pada saat menekuk dengan keras. Penyebab lainnya adalah klien jatuh dan mengenai langsung tulang patella.
1,
3.3.2 Pat)!$s$)l)g$
5rauma langsung ;isebabkan karena penderita jatuh dengan posisi lutut pleksi dimana patella terbentur dengan lantai. "arena diatas patella terdapat subkutis dan kutis& sehingga dengan benturan tersebut tulang patela mudah patah. Biasanya jenis patahnya stelata& dan biasanya jenis patah ini medial dan lateral Juardlisep e#pansion tidak ikut robek& hal ini meyebabkan masih dapat melakukan ekstensi lutut melawan gra/itasi
5rauma tak langsung "arena tarikan yang sangat kuat dan otot kuat risep yang membentuk musulotendineous melekat pada patella& sering terjadi pada penderita yang
jatuh dengan tungkai bawah menyentuh tanah terlebih dahulu dan otot kuat risep konteraksi seara keras untuk mempertahankan kesetabilan lutut. Biasanya garis patahnya trans0ersal a0ulse ujung atas atau ujung bawah dan patella
3.3.3 Tan#a #an gejala
1= Pembengkakan pada patella %= 6yeri *= 'ilangnya /ungsi = ;e/ormitas 2= "repitasi := Perubahan warna lokal pada kulit += 8ika diraba ada ruang pada /ragmen patella ,= ;idapatkan adanya ekungan dan klien tidak dapat melakukan ekstensi anggota gerak bawah
3.3. Pemer$ksaan Penunjang
1= oto rontgen -
7ntuk mengetahui lokasi dan garis /raktur
-
Mengetahui tempat dan type /raktur
%= Skor tulang tomograbhy& skor C1& MR1 untuk mengidenti/ikasi
jaringan lunak *= (rtelogram diurigai bila ada kerusakan 0askuler
3.3.- Penatalaksanaan
Pengobatan /raktur patela biasanya dengan reduksi terbuka dan /iksasi interna pada patella. iksasi interna yang paling e/ekti/ ialah dengan benang kawat melingkari patela dikombinasi dengan kawat berbentuk angka delapan. Pengobatan /raktur patela omminuti0a yang terdapat haemorthrosis& dilakukan aspirasi haemorthrosis& diikuti pemakaian
6on operati/ -
7ntuk /raktur patela yang undisplaced
-
Bila terjadi haemorthrosis dilakukan punksi terlebih dahulu
-
"emudian dilakukan imobilisasi dengan pemasangan gips dan pangkal paha sampai pergelangan kaki. Posisi lutut dalam /leksi sedikit <2-1)= dipertahankan : minggu.
Hperati/ -
Pada /raktur trans0ersal dilakukan reposisi& di/iksasi dengan teknik tension band wiring
-
Bila jenis /raktur omminuti0a dilakukan rekronstruksi /ragmennya dengan " wire& baru dilakukan tension band wiring
-
Bila /ragmen terlalu keil sehingga tidak mungkin untuk dilakukan rekronstruksi& dilakukan patelletomi
*.2 5eknik operasi /raktur patella kominuti/ 3.3. ,)ll)&U(
Pemeriksaan ? ray ulang dilakukan satu atau dua minggu kemudian untuk menilai ada tidaknya loss of reduction. Plaster dipertahankan sampai
terjadinya union * minggu pada anak-anak usia 1) tahun dan 1-% minggu pada anak usia tahun.
*.: Latihan pemulihan /raktur patella
1!
*.+ Latihan pemulihan /raktur patella
*1
BAB I= PEMBAHA"AN
.1 Penegakan D$agn)s$s ,raktur
!&1,&1!
1 Anamnes$s
"eluhan utama berupa4 -
5rauma4 waktu terjadinya trauma& ara terjadinya trauma& lokasi trauma
-
6yeri4 lokasi nyeri& si/at nyeri& intensitas nyeri& re//ered pain
-
"ekakuan sendi
-
Pembengkakan
-
;e/ormitas
-
"etidakstabilan sendi
-
"elemahan otot
-
Aagguan sensibilitas
-
'ilangnya /ungsi
-
8alan pinang
2 Pemer$ksaan !$s$k
a. 9nspeksi
"ulit& meliputi warna kulit& tanda peradangan dan tekstur kulit
-
8aringan lunak& pembuluh darah& sara/& otot& tendon& ligament& jaringan lemak& /asia dan kelenjar lim/e
-
5ulang dan sendi
-
Sinus dan jaringan parut
b. Palpasi
Suhu kulit& denyutan arteri
-
8aringan lunak4 spasme otot& atro/i otot
-
6yeri tekan
-
5ulang4 bentuk& permukaan& ketebalan& penonjolan dari tulang
-
Penilaian de/ormitas
*%
3 Pemer$ksaan (enunjang
;ilakukan pemeriksaan rontgen& apabila /raktur pada tulang panjang dilakukan posisi (P dan lateral. .2 D$agn)s$s ,raktur (atella Anamnesa
- ;itemukan adanya riwayat trauma - Penderita tak dapat melakukan e#tensi lutut& biasanya terjadi pada trauma indiret dimana patahnya trans0ersal dan
Juadrisep
mekanisme robek - Pada trauma diret dimana patahnya omminuti0a medial dan lateral& Juadrisep e#pansion masih utuh sehingga penderita masih dapat melakukan e#tensi lutut Pemer$ksaan %l$n$k
- Pada lutut ditemukan pembengkakan disebabkan hemarthrosis - Pada perabaan ditemukan patela mengambang
- ;engan proyeksi (P dan lateral sudah ukup untuk melihat adanya /raktur patella - Proyeksi sky-line 0iew kadang-kadang untuk memeriksa adanya /raktur patela inomplete
.3 Penatalaksanaan , ar ma k)l)g $s
21
1. 9n/us RL %) tpm %)m()s$s$4 6a laktat *.1 gram& 6aCl : gram& "Cl ).** gram& CaCl %
).% gram& air 1))) ml. In#$kas$4 mengembalikan keseimbangan airan pada kasus dehidrasi %)ntra$n#$kas$; hipernatremi& kelainan hatiDginjal dan laktat asidosis E!ek sam($ng4 panas& in/eksi pada tempat injeksi& thrombosis 0ena
dan ekstra0asasi. D)s$s4 sesuai kondisi penderita
%emasan4 Larutan in/us 2)) ml.
(lasan pemberian airan in/us ringer laktat untuk memenuhi kebutuhan airan dalam tubuh selama an. ; tidak makanDminum. Selain itu juga ber/ungsi untuk memenuhi kebutuhan elektrolit yaitu natrium& kalium dan klorida. %. "etorola *) m g "etorola tromethamine merupakan suatu analgesik nonnarkotik. Hbat ini merupakan obat anti-in/lamasi nonsteroid yang menunjukkan akti0itas antipiretik yang lemah dan anti-in/lamasi. "etorola tromethamine menghambat sintesis prostaglandin dan dapat dianggap sebagai analgesik yang bekerja peri/er kare na tidak mempunyai e/ek terhadap reseptor opiat. "etorola tromethamine diserap dengan epat dan lengkap setelah pemberian intramuskular dengan konsentrasi punak rata-rata dalam plasma sebesar %&% mgDml setelah 2) menit pemberian dosis tunggal *) mg. Waktu paruh terminal plasma 2&* jam pada dewasa muda dan + jam pada orang lanjut usia
"etorola tidak melebihi 2 hari. "etorola tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai obat prabedah obstetri atau untuk analgesia obstetri karena belum diadakan penelitian yang adekuat mengenai hal ini dan karena diketahui mempunyai e/ek menghambat biosintesis prostaglandin atau kontraksi rahim dan sirkulasi /etus. %)ntra$n#$kas$4
-
Pasien yang sebelumnya pernah mengalami alergi dengan obat ini& karena ada kemungkinan sensiti0itas silang.
-
Pasien yang menunjukkan mani/estasi alergi serius akibat pemberian (setosal atau obat anti-in/lamasi nonsteroid lain.
-
Pasien yang menderita ulkus peptikum akti/.
-
Penyakit serebro0askular yang diurigai maupun yang sudah pasti.
-
;iatesis hemoragik termasuk gangguan koagulasi.
-
Sindrom polip nasal lengkap atau parsial& angioedema atau bronkospasme.
-
5erapi bersamaan dengan (S( dan 6S(9; lain.
-
'ipo0olemia akibat dehidrasi atau sebab lain.
-
Aangguan ginjal derajat sedang sampai berat
-
Riwayat asma.
-
Pasien pasa operasi dengan risiko tinggi terjadi perdarahan atau
hemostasis
inkomplit&
pasien dengan
antikoagulan
termasuk 'eparin dosis rendah <%.2))@2.))) unit setiap 1% jam=. -
5erapi bersamaan dengan Hspenty/illine& Probeneid atau garam lithium.
-
Selama kehamilan& persalinan& melahirkan atau laktasi.
-
Pasien yang mempunyai riwayat sindrom Ste0en-8ohnson atau ruam 0esikulobulosa.
-
Pemberian neuraksial
-
Pemberian pro/ilaksis sebelum bedah mayor atau intra-operati/ jika hemostasis benar-benar dibutuhkan karena tingginya risiko perdarahan.
D)s$s4
"etorola
ampul ditujukan untuk pemberian
injeksi
intramuskular atau bolus intra0ena. ;osis untuk bolus intra0ena harus diberikan selama minimal 12 detik. "etorola ampul tidak boleh diberikan seara epidural atau spinal. Mulai timbulnya e/ek analgesia setelah pemberian 9F maupun 9M serupa& kira-kira *) menit& dengan maksimum analgesia terapai dalam 1 hingga % jam. ;urasi median analgesia umumnya sampai : jam. ;osis sebaiknya disesuaikan dengan keparahan nyeri dan respon pasien. Lamanya terapi 4 Pemberian dosis harian multipel yang terus-menerus seara intramuskular dan intra0ena tidak boleh lebih dari % hari karena e/ek samping dapat meningkat pada penggunaan jangka panjang. Selain mempunyai e/ek yang menguntungkan& ketorola tromethamine juga mempunyai e/ek samping& diantaranya4 -
/ek pada gastrointestinal "etorola tromethamine dapat menyebabkan ulerasi pepti& perdarahan dan perlubangan lambung. Sehingga "etorola tromethamine dilarang untuk pasien yang
sedang atau
mempunyai riwayat perdarahan lambung dan ulerasi pepti. -
/ek pada ginjal "etorola
tromethamine
menyebabkan
gangguan
atau
kegagalan depresi 0olume pada ginjal& sehingga dilarang diberikan pada pasien dengan riwayat gagal ginjal. -
Resiko perdarahan "etorola
tromethamine
menghambat
/ungsi
trombosit&
sehingga terjadi gangguan hemostasis yang mengakibatkan risiko perdarahan dan gangguan hemostasis. -
Reaksi hipersensiti0itas ;alam pemberian "etorola tromethamine bias terjadi reaksi hypersensiti0itas dari hanya sekedar spasme bronkus hingga
shok
ana/ilaktik&
sehigga
dalam
pemberian
"etorola
tromethamine harus diberikan dosis awal yang rendah. *. Ranitid in %?2) mg Ranitidine adalah suatu histamin antagonis reseptor '% yang menghambat kerja histamin seara kompetiti/ pada reseptor '% dan mengurangi
sekresi
asam
lambung.
Pada pemberian i.m.Di.0. kadar dalam serum yang diperlukan untuk menghambat 2) perangsangan sekresi asam lambung adalah *:@! mgDmL.
"adar
tersebut
bertahan
selama
:@,
jam.
Ranitidine diabsorpsi 2) setelah pemberian oral. "onsentrasi punak plasma diapai %@* jam setelah pemberian dosis 12) mg. (bsorpsi tidak dipengaruhi seara nyata oleh makanan dan antasida. Waktu paruh % O@* jam pada pemberian oral& Ranitidine diekskresi melalui urin In#$kas$4
-
Pengobatan jangka pendek tukak usus 1% jari akti/& tukak lambung akti/& mengurangi gejala re/luks eso/agitis.
-
5erapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak usus 1% jari& tukak lambung.
-
Pengobatan keadaan hipersekresi patologis
-
Ranitidine injeksi diindikasikan untuk pasien rawat inap di rumah sakit dengan keadaan hipersekresi patologis atau ulkus 1% jari yang sulit diatasi atau sebagai pengobatan alternati/ jangka pendek pemberian oral pada pasien yang tidak bisa diberi Ranitidine oral.
E!ek sam($ng;
- Sakit kepala - Susunan sara/ pusat& jarang terjadi4 malaise& pusing& mengantuk& insomnia& 0ertigo& agitasi& depresi& halusinasi.
- "ardio0askular&
jarang
dilaporkan4
aritmia
seperti
takikardia& bradikardia& atrio0entriular blok& premature 0entriular beats. - Aastrointestinal4 konstipasi& diare& mual& muntah& nyeri perut. 8arang dilaporkan4 pankreatitis. - Muskuloskeletal& jarang dilaporkan 4 artralgia dan mialgia. - 'ematologik4 leukopenia& granulositopenia& pansitopenia& trombositopenia
- 5ablet salut selaput 1) mg - (mpul 1) mg dan *) mg ,armak)l)g$;
"etorola tromethamine merupakan suatu analgesik nonnarkotik. Hbat ini merupakan obat anti-in/lamasi nonsteroid yang menunjukkan akti0itas antipiretik yang lemah dan anti-in/lamasi. "etorola tromethamine menghambat sintesis prostaglandin dan dapat dianggap sebagai analgesik yang bekerja peri/er karena tidak mempunyai e/ek terhadap reseptor opiat. armakokinetik
diserap dengan epat dan lengkap setelah pemberian intramuskular dengan konsentrasi punak rata-rata dalam plasma sebesar %&% mgDmL setelah 2) menit pemberian dosis tunggal *) mg. Waktu paruh terminal plasma 2&* jam pada dewasa muda dan + jam pada orang lanjut usia. Lebih dari !! ketorola terikat pada konsentrasi yang beragam. armakokinetik "etorola pada manusia setelah pemberian seara intramuskular dosis tunggal atau multipel adalah linear. "adar steady state plasma diapai setelah diberikan dosis tiap : jam dalam sehari. In#$kas$; 7ntuk penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri akut
sedang sampai berat setelah prosedur bedah. D)s$s;
"etorola ampul ditujukan untuk pemberian injeksi intramuskular atau bolus intra0ena& dosis untuk bolus intra0ena harus dibe rikan selama minimal 12 detik. "etorola ampul tidak boleh diberikan seara epidural atau spinal. Mulai timbulnya e/ek analgesia setelah pemberian 9F maupun 9M serupa& sekitar *) menit& dengan maksimum analgesia terapai dalam 1 - % jam. ;urasi median analgesia umumnya - : jam. ;osis sebaiknya disesuaikan dengan keparahan nyeri dan respons pasien. Lamanya terapi& pemberian dosis harian multipel yang terus-menerus seara intramuskular dan intra0ena tidak boleh lebih dari % hari karena e/ek samping dapat meningkat
pada
penggunaan
jangka
panjang.
%)ntra$n#$kas$; Pasien hipersensiti/ dengan obat ini& karena ada
kemungkinan sensiti0itas silang. E!ek "am($ng; diare& dispepsia& nyeri ga strointestinal& nausea& sakit
kepala& pusing& mengantuk& berkeringat
,armak)l)g$;
(kti0itas
antiplasminik4
menghambat
akti0itas
dari
akti0ator
plasminogen dan plasmin. (kti0itas
hemostatis4
menegah
degradasi
/ibrin&
pemeahan
trombosit& peningkatan kerapuhan 0askular dan pemeahan /aktor koagulasi. In#$kas$;
ibrinolisis lokal seperti4 epistaksis& prostatektomi& konisasi ser0iks. dema
angioneurotik
herediter.Perdarahan
abnormal
sesudah
operasi. Perdarahan sesudah operasi gigi pada penderita hemo/ilia. D)s$s;
2))-1))) mg <9F= dengan injeksi lambat <1mLDmenit= * # sehari. Perdarahan abdominal setelah operasi4 1 gram * # sehari pada * hari pertama& kemudian dilanjutkan oral 1 gram *- # sehari. 7ntuk menegah perdarahan ulang dapat diberikan per oral 1 gram *- kali sehari selama + hari. "husus untuk perdarahan setelah operasi gigi pada penderita hemo/ilia4 Segera sebelum operasi4 1) mgDkg BB <9F=. Setelah operasi4 %2 mgDkg BB
Penderita perdarahan subaraknoid dan penderita dengan riwayat tromboembolik. Penderita dengan kelainan pada penglihatan warna. Penderita
yang
hipersensiti/
terhadap
asam
traneksamat.
E!ek "am($ng;
;engan injeksi intra0ena yang epat dapat menyebabkan pusing dan hipotensi. 7ntuk menghindari hal tersebut maka pemberian dapat dilakukan dengan keepatan tidak lebih dari 1 mLDmenit. :. Aentamisin "$!at !$s$k)k$m$a4 Serbuk agak keputih-putihan. Larut baik dalam
air& tidak larut dalam alkohol& aseton& kloro/orm& eter dan benGen. ,armak)l)g$4 ;idistribusikan melalui plesentaKFolume distribusi
meningkat pada odem& asites dan menurun pada dehidrasi. K6eonatus
4 )&- )&: per kg BB&K(nak )&* -)&*2 Dkg BB.K;ewasa )&%-)&* Dkg BBKProtein binding 4 *) KWaktu paruh eliminasi 4 K9n/ant 4 umur 1 minggu *-11&2 jam. 1 minggu -: bulan *-*&2 jam.K;ewasa K 1&2-* jam.KPasien dengan gangguan ginjal *:-+) jamK"adar punak serum 4 i.m *)-!) menitK i.0. *) menit setelah pemberian dengan in/usKkskresi 4 7rin %)ntra
$n#$kas$4
'ipersensiti/
terhadap
Aentamisin
dan
(minoglikosida lain E!ek sam($ng4 N 1)K- Susunan syara/ pusat 4 6eurotosisitas
<0ertigo& ata#ia= K- 6euromuskuler dan skeletal 4 Aait instabilityKHti 4 Htotoksisitas
<
meningkatkan
klirens
kreatinin=
K1-1)K-
Cardio0askuler 4 demeK- "ulit 4 rash& gatal& kemerahanK 1K(granulositosis K- Reaksi alergiK- ;yspneaK- AranuloytopeniaKotosensiti/K- Pseudomotor CerebralK- 5rombositopeni Interaks$ makanan 4 'arus dipertimbangkan terhadap diet makanan
yang mengandung Calium& magnesium & potassium Interaks$ )*at 4 Penisilin& Se/alosporin& (m/oterisin B& ;iuretik
dapat meningkatkan e/ek ne/rotoksik& e/ek potensiasi dengan neuromusular bloking agent Pengaruh keham$lan4 ator risiko 4 C Pengaruh men'usu$4 ;ieksresi melalui (S9 dalam jumlah keil Parameter m)n$t)r$ng4 (nalisis urin& jumlah urin yang keluar
B76& serum kreatinin& pemantauan pendengaran untuk pemakaian N dari % minggu. Beberapa deri0at Penisilin dapat memperepat degradasi aminoglikosida seara in-0itro Bentuk se#$aan4 "rem& 5opial Sebagai Sul/at )&1 <12 g& *)
g=K9n/us& Sebagai Sul/at
KLarutan 9njeksi& Pediatrik Sebagai Sul/at 1) mgDml <% ml= <;apat mengandung Metabisul/it= KLarutan 9njeksi& Pediatrik Sebagai Sul/at
dapat berisiko toksik pemberian yang lama yaitu penurunan /ungsi ginjal& miastenia gra0is& hipokalsemia& kondisi dengan depresi neuromuskuler transmitensK (minoglikosoda seara parenteral dapat menimbulkan ne/rotoksisitas dan ototoksisitas dapat seara langsung seara proporsional dengan jumlah obat yang diberikan dan durasi pengobatanK tinnitus atau 0ertigo adalah indikasi dari K0estibular injuri dan menganam hilangnya pendengaran. +. (nti tetanus s erum adalah antisera yang dibuat dari plasma kuda yang dikebalkan terhadap tetanus& serta mengandung /enol sebagai pengawet& berupa airan bening kekuningan. In#$kas$; 7ntuk penegahan tetanus pada luka yang terkontaminasi
dengan tanah& debu jalan atau bahan lain yang dapat menyebabkan in/eksi Clostridium tetani& pada seseorang yang tidak yakin sudah diimunisasi atau yang belum diimunisasi lengkap dengan 0aksin tetanus. Serum (nti 5etanus %).))) 97 untuk pengobatan terhadap tetanus Cara kerja4 9munisasi pasi/& pada penyuntikan dimasukkan serum anti tetanus yang mampu untuk menetralisir toksin tetanus yang beredar
dalam
darah
penderita.
D)s$s;
-
Penegahan tetanus 1 dosis pro/ilaktik <1.2)) 97= atau lebih& diberikan seara intramuskular.
-
Pengobatan tetanus 4
1).))) 97 atau lebih& seara
intramuskular atau intra0ena tergan- tung keadaan penderita
-
Lakukan uji kepekaan terlebih dahulu& bila peka lakukan desensitisasi.
Cara pemberian ada % yaitu intramusular dan i0. a= 9ntrramuskular -
'asil uji kepekaan harus negati0e
-
Penyuntikan harus dilakukan seara perlahan
-
Penderita harus diamati paling sedikit selama *) menit
b= 9ntra0ena -
Lakukan penyuntikan seara intra- muskular terlebih dahulu
-
Bila tidak ada gejala alergi& lakukan penyuntikan intra0ena
-
Penyuntikan harus dilakukan seara perlahan
-
Penderita harus diamati paling sedikit selama 1
N)n ,armak)l)g$s
5ujuan dari penatalaksanaan /raktur terbuka adalah4 1. 8angka pendek
4 menghilangkanDmenurunkan keluhan yang
dialami pasien %. 8angka panjang
4
menegah
tejadinya
de/ormitas
dan
keaatan *. Cara
4 menurunkan /aktor resiko& mengobati
keluhan pasien dengan obat-obatan dan rehabilitasi medis. . "egiatan bertahap.
4 istirahat ukup dan latihan gerak seara
BAB = PENUTUP -.1 %es$m(ulan
;iagnosis holistik Sdr.S adalah 4 a. ;iagnosa biologis
4 negleted open /rature patella sinistra kominuti/
grade 999( b. ;iagnosis psikologis 4 'ubungan Sdr.S dengan anggota keluarganya ukup baik. . ;iagnosis ekonomi
4 Status ekonomi menengah ke atas
d. ;iagnosis sosial
4 'ubungan dengan masyarakat sekitar baik.
-.2 "aran
1. Primer
Healt "romotion
4 Memakai (P; saat mengendarai sepeda
motor& memiliki S9M
"rompt #reatment 4 rehidrasi& reduksi& retensi& reognisi dan
rehabilitasi - $arly Diagnosis4 tanda& gejala& pemeriksaan /isik dan ?-ray region genue sinistra - Disability %imitation& Hperasi dan pasang bak slap. *. 5ersier
Rehabilitasi4 istirahat dan latihan RHM akti/ dan pasi/.
DA,TAR PU"TA%A
1. Badan 9ntelegen 6egara& %)1*. "eelakaan Lalu Lintas Menjadi Pembunuh 5erbesar "etiga. 1) htt p4Dwww. g o.idDawasDdetilD1!+DD%1)*D%)1*Dkeelakaan-lalu-lintasmenjadi-pembunuh-terbesar-ketiga %. Prie.& et al. %)):. Pato/isiologi "onsep "linis Proses-proses Penyakit. d :. 8akarta4 AC *. MuttaJin& (ri/. %)),. (suhan "eperawatan "lien Aangguan Sistem Muskuloskeletal. 8akarta4 AC .
Mil le r& 8ohn. %)1. Patella. http4DDphysioworks.om.auDin ju rie sonditions-1Dpatella diunduh tanggal 2 januari %)12
2. Remeika& Leah. %)1. "neeap pain. http4DDwww.hiropratihelp.omDPatello-emoral-Pain-Syndrome.html diunduh tanggal 2 januari %)12 :. (riana& Sinta. %)11. (natomi sistem muskuloskeletal http4DDsintadotners. w ordpress.omD%)11D1)D1+Danatomi-sistemmoskuleskeletalD diunduh pada tanggal %! ;esember %)1 +. SmeltGer& SuGanne C. dan Bare& Brenda A. %))%. Buku (jar "eperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. d.,& Fol. 1& %& (lih bahasa oleh (gung Waluyo