UJI HEDONIK
Oleh : Nama NRP No. Meja Kelompok Tanggal Praktikum Praktikum Asisten
: Sri Mulyati : 093020039 : 4 ( Empat ) :B : 16 Maret 2012 : Suci Rizana
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2012
I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan dan (4) Aplikasi di Bidang Pangan. 1.1. Latar Belakang
Uji kesukaan disebut juga uji hedonik. Dalam uji hedonik panelis dimintakan
tanggapan
pribadinya
tentang
kesukaan
atau
sebaliknya
ketidaksukaan. Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka atau sebaliknya mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam hal suka dapat mempunyai skala hedonik seperti amat sangat suka, suka, agak suka. Sebaliknya jika tanggapan itu tidak suka dapat mempunyai skala hedonik seperti amat sangat tidak suka, sangat tidak suka, tidak suka, agak tidak suka. diantara agak tidak suka dan agak suka
kadang-kadang ada tanggapan yang disebut netral, yaitu bukan suka
tetapi bukan tidak suka (neither ( neither like not dislike) dislike) (Soekarto, 1985). Skala hedonik dapat juga direntangkan menurut rentangan skala yang dikehendakinya. Dalam penganalisaan pada skala hedonik ditransformasikan menjadi skala numerik dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat dilakukan analisis statistik. Dengan adanya skala hedonik itu sebenarnya uji hedonik secara tidak langsung juga dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan. Karena hal ini, maka uji hedonik paling sering digunakan untuk menilai komoditi sejenis atau pada produk pengembangan secara organoleptik.
Jika
uji
pembedaan
banyak
digunakan
dalam
program
pengembangan hasil-hasil baru atau bahan mentah maka uji hedonik digunakan untuk menilai hasil akhir produksi (Soekarto1985). Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang panelisnya mengemukakan responnya yang berupa senang atau tidak senang terhadap sifat bahan yang di uji. Pada pengujian ini setiap panelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara spontan, tanpa membandingkan dengan sampel standar atau sampel-sampel yang diuji sebelumnya. Oleh karena itu sebaiknya cara penyajian secara berurutan, tidak disajikan bersama-sama (Kartika, dkk.,1988).
Pengujian ini umumnya digunakan untuk mengkaji reaksi konsumen terhadap sampel yang diujikan, oleh karena itu panelis sebaiknya diambil dalam jumlah
yang
besar,
yang
mewakili
polulasi
masyarakat
tertentu
(Kartika,dkk., 1988). 1.2.Tujuan Percobaan
Tujuan Percobaan ini adalah untuk mengetahui apakah sifat sensoris suatu komoditi atau produk olahan dapat diterima oleh masyarakat dan untuk mengkaji reaksi konsumen terhadap suatu komoditi atau produk pangan. 1.3.Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini adalah berdasarkan penilaian panelis terhadap sifat organoleptik dengan penganalisaan tingkat kesukaan (skala hedonik). 1.4.Aplikasi di Bidang Pangan
Aplikasi uji hedonik di industri pangan adalah untuk menguji suatu produk baru apakah dapat diterima oleh masyarakat atau tidak sehingga dapat diketahui apa yang menjadi kesukaan dari konsumen dalam produk baru tersebut dengan melihat reaksi dari masyarakat yang mencicipi produk tersebut.
II BAHAN, ALAT DAN METODE PERCOBAAN
Bab
ini
menguraikan
mengenai
:
(1)
Bahan-bahan
Percobaan,
(2) Alat-alat Percobaan dan (3) Metode Percobaan. 2.1. Bahan-bahan Percobaan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Teh Hijau dengan kode dan merek sampel 896 (Yeo’s), 705 ( Fresh Tea), 846 (C2) dan 102 ( NU Green Tea) 2.2. Alat-alat Percobaan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kecil (sloki), dan sendok. 2.3. Metode Percobaan
2.3.1. Deskripsi Percobaan Metode percobaan yang dilakukan pada uji hedonik adalah panelis diminta menilai sampel yang telah disediakan berdasarkan kesannya terhadap tingkat rasa, warna, aroma, dan after taste, yang dinyatakan dalam format yang tersedia dan diberi tanda pada skala hedonik. Tiap sampel boleh diberi penilaian yang sama tetapi tidak boleh ada pengulangan dan penilaian bersifat spontan. 2.3.2. Analisis Perhitungan 1) Transformasi Ketentuan: Data asli
Uji kenormalan
Tidak normal
Transformasi log (y+1)
Normal
Anava
Rumus : (Total)2
1.
Faktor Koreksi (FK) =
2.
JKS =
ΣS1 2 ΣS2 2 ..... ΣSn 2
3.
JKP =
ΣP1 2 ΣP2 2 ..... ΣPn 2
4.
JKT = n 2 n 2 ..... n n 2 FK 2 1
5.
JKG = JKT – JKS – JKP
Σ Panelis
x Σ Sampel
Σ Panelis
Σ Sampel
FK
FK
Tabel 1. Contoh Tabel ANAVA Sumber
Rata-rata JK
dB
JK
Sampel
∑ S – 1
JKS
JKS/dBS
RJKS/RJKG
Panelis
∑ P – 1
JKP
JKP/dBP
RJKP/RJKG
Galat
☻
JKG
JKG/dBG
Total
dBs+dBp+dBg
JKT
Variansi
(RJK)
F Hitung
F Tabel 5%
1%
☼
☼
☻ dBG = dBs x dBp Tabel distribusi F
Ketentuan : 1. Jika F Hitung > F Tabel pada Taraf 5% dan 1%, maka diberi tanda** (Sangat Berbeda Nyata) 2. Jika F Hitung > F Tabel pada Taraf 5%, tetapi F Hitung < F Tabel pada Taraf 1%, maka diberi tanda* (Berbeda Nyata) 3. Jika F Hitung < F Tabel pada Taraf 5% dan 1%, maka diberi tanda tn (Tidak Berbeda Nyata)
Tabel 2. Contoh Uji Lanjut Duncan SSR 5% -
LSR 5%
Perlakukan
Nilai Rata-rata
-
1
2
3
Taraf Nyata 4
-
*
-
1. Nilai Rata-rata diurutkan dari yang terkecil ke terbesar. 2.
Tentukan Standar Galat → Sỹ =
RJK Galat Σ
Panelis
3. Tentukan SSR 5% Tabel 8 ( Vincent ) 4.
Tentukan LSR 5% → LSR = Sỹ x SSR
5. Bandingkan perlakuan dengan LSR 5% 6. Beri tanda * jika perlakuan > LSR 5% Beri tanda tn jika perlakuan < LSR 5% * Selisih Nilai Rata-rata
5%
III HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Bab
ini
menguraikan
mengenai
:
(1)
Hasil
Percobaan
dan
(2) Pembahasan. 3.1. Hasil Percobaan
3.1.1. Hasil Percobaan dan Pembahasan Uji Hedonik Terhadap Warna Teh Hijau Tabel 3. Hasil Percobaan Uji Hedonik Terhadap Warna Teh Hijau Sampel
Rata - Rata
Taraf Nyata
Kode
Data Asli
5%
C2
846
2.4
a
Nu Green Tea
102
3.2
a
Fresh tea
705
3.3
a
Yeo’s
896
4.4
a
Merk
(Sumber : Sri Mulyati, Kelompok B, Bilik 12-22, 2012)
4.5 4 3.5 846 (C2)
3
102 (Nu Green Tea)
2.5
705 (Fresh Tea)
2
896 (Yeo's)
1.5 1 0.5 0 Rata-rata data asli
Gambar 1. Diagram Batang Uji Hedonik Terhadap Warna Teh Hijau Berdasarkan tabel anava diketahui bahwa Fhitung < dari tabel Ftabel 5% dan 1% berarti tidak berbeda nyata pada semua sampel 896 (Yeo’s), 705 ( Fresh
tea), 102 ( Nu green tea) dan 846 (C2) dalam hal warna teh hijau sehingga tidak perlu dilakukan uji duncan. 3.1.2. Hasil Percobaan dan Pembahasan Uji Hedonik Terhadap Aroma Teh Hijau Tabel 4. Hasil Percobaan Uji Hedonik Terhadap Aroma Teh Hijau Sampel
Rata - Rata
Taraf Nyata
Kode
Data Asli
5%
Nu green tea
102
2.4
a
C2
846
2.8
a
Frash tea
705
3.5
a
Yeo’s
896
5.3
b
Merk
(Sumber : Sri Mulyati, Kelompok B, Bilik 12-22, 2012)
6 5 102 (Nu Green Tea)
4
846 (C2) 3
705 (Freash Tea) 896 (Yeo's)
2 1 0 Rata-rata data asli
Gambar 2. Diagram Batang Uji Hedonik Terhadap Aroma Teh Hijau Berdasarkan tabel anava diketahui bahwa Fhitung > dari tabel Ftabel 5% da n 1% maka terdapat perbedaan nyata dalam hal aroma teh hijau sehingga perlu dilakukan uji lanjut duncan. Berdasarkan uji lanjut duncan sampel 102 ( Nu Green Tea) memeliki keseragaman dalam hal aroma dengan sampel 846 (C2) dan 705 ( Fresh Tea) tetapi berbeda nyata dengan sampel 896 (Yeo’s).
3.1.3. Hasil Percobaan dan Pembahasan Uji Hedonik Terhadap Rasa Teh Hijau Tabel 5. Hasil Percobaan Uji Hedonik Terhadap Rasa Teh Hijau Sampel
Rata - Rata
Taraf Nyata
Kode
Data Asli
5%
Yeo’s
896
2.3
a
Nu Green Tea
102
3
a
Fresh tea
705
3.4
a
C2
846
3.5
a
Merk
(Sumber : Sri Mulyati, Kelompok B, Bilik 12-22, 2012)
3.5 3 2.5
896 (Yeo's) 102 (Nu Green Tea)
2
705 (Fresh Tea) 1.5
846 (C2)
1 0.5 0 Rata-rata Data Asli
Gambar 3. Diagram Batang Uji Hedonik Terhadap Rasa Teh Hijau Berdasarkan tabel anava diketahui bahwa Fhitung < dari tabel Ftabel 5% dan 1% berarti tidak berbeda nyata pada semua sampel 896 (Yeo’s), 705 ( Fresh tea), 102 ( Nu green tea) dan 846 (C2) dalam hal rasa teh hijau sehingga tidak perlu dilakukan uji duncan.
3.1.4. Hasil Percobaan dan Pembahasan Uji Hedonik Terhadap Aftertest Teh Hijau Tabel 6. Hasil Percobaan Uji Hedonik Terhadap Aftertest Teh Hijau Sampel
Rata - Rata
Taraf Nyata
Kode
Data Asli
5%
C2
846
3
a
Nu Green Tea
102
3
a
Fresh Tea
705
3.6
a
Yeo’s
896
5
b
Merk
(Sumber : Sri Mulyati, Kelompok B, Bilik 12-22, 2012)
5 4.5 4 3.5 846 (C2)
3 2.5
102 (Nu Green tea)
2
705 (Fresh tea)
1.5
896 (Yeo's)
1 0.5 0 Rata-rata Data Asli
Gambar 4. Diagram Batang Uji Hedonik Terhadap Aftertest Teh Hijau Berdasarkan tabel anava diketahui bahwa Fhitung > dari tabel Ftabel 5% da n 1% maka terdapat perbedaan nyata dalam hal aftertest teh hijau sehingga perlu dilakukan uji lanjut duncan. Berdarakna uji lanjut duncan sampel 846 (C2) memiliki persamaan dalam hal aftertest dengan sampel 102 ( Nu Green Tea) dan 705 ( Fresh Tea) tetapi berbeda nyata dengan sampel 896 (Yeo’s).
3.1.5. Hasil Percobaan dan Pembahasan Uji Hedonik Terhadap Viskositas Teh Hijau Tabel 7. Hasil Percobaan Uji Hedonik Terhadap Viskositas Teh Hijau Sampel
Rata - Rata
Taraf Nyata
Kode
Data Asli
5%
Nu Green Tea
102
3.2
a
Fresh Tea
705
3.3
a
C2
846
4
a
Yeo’s
896
4.4
b
Merk
(Sumber : Sri Mulyati, Kelompok B, Bilik 12-22, 2012)
4.5 4 3.5 3 102 (Nu Green Tea)
2.5
705 (Fresh Tea)
2
846 (C2)
1.5
896 (yeo's)
1 0.5 0
Rata-rata Data Asli
Gambar 5. Diagram Batang Uji Hedonik Terhadap Viskositas Teh Hijau Berdasarkan tabel anava diketahui bahwa Fhitung > dari tabel Ftabel 5% da n 1% maka terdapat perbedaan nyata dalam hal visositas teh hijau sehingga perlu dilakukan uji lanjut duncan. Berdarakna uji lanjut duncan dapat disimpulkan bahwa dalam hal viskositas sampel 896 (Yeo’s) berbeda nyata dengan sempel 846 ( C2), 102 ( Nu Green Tea) dan 705 ( Fresh Tea) tetapi sampel 846 (C2), 102 ( Nu Green Tea) dan 705 ( Fresh Tea) tidak berbeda nyata dalam hal viskositas.
3.2 Pembahasan
Uji kesukaan disebut juga uji hedonik. Dalam uji hedonik panelis dimintakan
tanggapan
pribadinya
tentang
kesukaan
atau
sebaliknya
ketidaksukaan. Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka atau sebaliknya mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya ( Soekarto, 1985). Proses pengolahan data untuk uji hedonik sebelumnya dilakukan uji kenormalannya. Maksud dari uji kenormalan tersebut untuk mengetahui apakah data yang diperoleh termasuk data normal atau tidak normal. Apabila data tersebut normal langsung dilakukan perhitungan Anava, tetapi apabila data tersebut tidak normal
dilakukan
transformasi
data.
Data
yang
diperoleh
menunjukan
ketidaknormalan oleh karena itu perlu dilakukan uji transformasi dengan menggunakan rumus :
√x+0,5. Maksud dari uji transformasi ini adalah untuk
mengurangi tingkat kesalahan selama pengolahan data, untuk menyeragamkan penilaian, dan untuk memperkecil nilai yang ada. Setelah data diketahui dilakukan perhitungan untuk Anava, seperti dB, JK, RJK, F hitung, dan F tabel 5% dan 1%. Dalam penilaian didapatkan dari scale skoring number , yaitu angka-angka penilaian hasil transformasi dari skala hedonik. Angka-angka tersebut dapat diurutkan dari skala paling baik yang terbesar atau terkecil, tetapi nilai rata-rata akan berpengaruh pada setiap urutan penilaian skala hedonik. Untuk memperoleh hasil pengujian yang berguna sangat tergantung pada terpeliharanya tingkat motivasi secara memuaskan. Kriteria motivasi yang baik tidaklah sangat spesifik, tetapi motivasi yang jelek ditandai dengan pengujian yang terburu-buru, melakukan pengujian semaunya, partisipasinya dalam pengujian tidak sepenuh hati (Kartika, dkk, 1987). Untuk mengetahui adanya perbedaan antar sampel yang disajikan maka dilakukan uji lanjutan yang membandingkan nilai rata-rata antar sampel. Cara yang dilakukan antara lain dengan uji Duncan. Cara analisanya dimaksudkan untuk mempermudah dan mempercepat cara analisa sehingga hasilnya dapat segera diketahui (Kartika, dkk, 1987). Dalam penganalisaan skala hedonik ditransformasikan menjadi skala numerik dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik
ini dapat dilakukan analisis statistik. Dengan adanya skala hedonik itu sebenarnya uji hedonik secara tidak langsung juga dapat digunakan untuk mengeahui perbedaan. Karena hal ini, maka uji hedonik paling sering digunakan untuk menilai komoditi sejenis atau produk pengembangan secara organoleptik. Jika uji pembedaan banyak digunakan dalam program pengembangan hasil-hasil baru atau hasil bahan mentah maka uji hedonik banyak digunakan untuk menilai hasil akhir produksi (Soekarto, 1985). Uji pembedaan digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaaan sifat senorik atau organoleptik antara dua contoh. Uji-uji ini digunkan untuk menilai pengaruh macam-macam perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam pegolahan pangan atau industry atau untuk mengetahui adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dari komoditi yang sama (Soekarto, 1985). Uji penerimaan menyangkut penilaian seseorang terhadap suatu sifat atau kualitas mutu bahan yang dapat menyebabkan orang menyenangi. Jika pada uji pembedaan panelis mengemukaan kesan akan adanya perbedaan tanpa diserati kesan senang atau tidak maka pada uji penerimaan panelis mengemukaan tanggapan pribadi yaitu kesan yang berhubungan dengan kesukaan atau tanggapan senang atau tidaknya terhadap sifat sensotrik atau kualitas yang dinilai (Soekarto, 1985). Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentang skala yang dikehendaki (Soekarto, 1985). Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang panelisnya mengemukakan responnya yang berupa senanga tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji. Pada pengujian ini digunakan panelis belum terlatih. Panelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara spontan (Kartika, dkk, 1987). Uji lanjut Duncan digunakan untuk tingkat ketelitian yang tinggi dan bisa digunakan untuk membandingkan pengaruh perlakuan dengan jumlah perlakuan yang besar (Anonim, 2012). Transformasi data bertujuan untuk mengubah data dari data yang tidak mengikuti sebaran normal dengan keragaman antar perlakuan tidak homogen
menjadi mengikuti sebaran normal dengan keragaman antar perlakuan menjadi homogen (Anonim, 2012). Teh hijau adalah jenis teh yang juga tidak mengalami proses fermentasi akan tetapi mengalami proses pengeringan dan penguapan daun yang sedikit lebih lama dibandingkan teh putih. Semua jenis teh mengandung katekin, akan tetapi saat ini teh hijau lebih populer karena kandungan katekinya lebih tinggi dibandingkan dengan teh hitam. Sehingga teh hijau lebih dikenal sebagai jenis teh yang dapat mencegah pertumbuhan penyakit kanker (Anonim, 2012). Teh hijau diperoleh tanpa proses fermentasi; daun teh diperlakukan dengan panas sehingga terjadi inaktivasi enzim. Pemanasan ini dilakukan dengan dua cara yaitu dengan udara kering dan pemanasan basah dengan uap panas (steam). Pada pemanasan dengan suhu 85°C selama 3 menit, aktivitas enzim polifenol oksidase tinggal 5,49%. Pemanggangan (pan firing) secara tradisional dilakukan pada suhu 100-200°C sedangkan pemanggangan dengan mesin suhunya sekitar 220-300°C. Pemanggangan daun teh akan memberikan aroma dan flavor yang lebih kuat dibandingkan dengan pemberian uap panas. Keuntungan dengan cara pemberian uap panas, adalah warna teh dan seduhannya akan lebih hijau terang (Sulistyowati, 2010).
Gambar 6. Sampel Teh Hijau
Tabel 8. Komposisi sampel teh hijau Merk Sampel
Nu Green Tea
Fresh Tea
Komposisi
air, daun teh hijau, antioksidan, vitamin C, periksa identik dan teh melati. air, gula, konsentrat teh, pengatur keasaman asam sitrat, perisa dan antioksidan asam askorbat. air, daun teh hijau, gula, pengatur keasaman (asam sitr at,
C2
asam malat, natrium sitrat), antioksidan (asam askorbat), perisa dan pewarna makanan.
Yeo’s
air, teh hijau, gula pasir dan natrium metabisulfit.
IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran 4.1. Kesimpulan
4.1.1. Kesimpulan Uji Hedonik Terhadap Warna Teh Hija u Berdasarkan tabel anava diketahui bahwa Fhitung < dari tabel Ftabel 5% dan 1% berarti tidak berbeda nyata pada semua sampel 896 (Yeo’s), 705 ( Fresh tea), 102 ( Nu green tea) dan 846 (C2) dalam hal warna teh hijau sehingga tidak perlu dilakukan uji duncan. 4.1.2. Kesimpulan Uji Hedonik Terhadap Aroma Teh Hijau Berdasarkan tabel anava diketahui bahwa Fhitung > dari tabel Ftabel 5% da n 1% maka terdapat perbedaan nyata dalam hal aroma teh hijau sehingga perlu dilakukan uji lanjut duncan. Berdarakna uji lanjut duncan sampel 102 ( Nu Green Tea) memeliki keseragaman dalam hal aroma dengan sampel 846 (C2) dan 705 ( Fresh Tea) tetapi berbeda nyata dengan sampel 896 (Yeo’s). 4.1.3. Kesimpulan Uji Hedonik Terhadap Rasa Teh Hijau Berdasarkan tabel anava diketahui bahwa Fhitung < dari tabel Ftabel 5% dan 1% berarti tidak berbeda nyata pada semua sampel 896 (Yeo’s), 705 ( Fresh tea), 102 ( Nu green tea) dan 846 (C2) dalam hal rasa teh hijau sehingga tidak perlu dilakukan uji duncan. 4.1.4. Kesimpulan Uji Hedonik Terhadap Aftertaste Teh Hijau Berdasarkan tabel anava diketahui bahwa Fhitung > dari tabel Ftabel 5% da n 1% maka terdapat perbedaan nyata dalam hal Aftertaste teh hijau sehingga perlu dilakukan uji lanjut duncan. Berdarakna uji lanjut duncan sampel 846 (C2) memiliki persamaan dalam hal aftertest dengan sampel 102 ( Nu Green Tea) dan 705 ( Fresh Tea) tetapi berbeda nyata dengan sampel 896 (Yeo’s).
4.1.5. Kesimpulan Uji Hedonik Terhadap Viskositas Teh Hijau Berdasarkan tabel anava diketahui bahwa Fhitung > dari tabel Ftabel 5% da n 1% maka terdapat perbedaan nyata dalam hal viskositas teh hijau sehingga perlu dilakukan uji lanjut duncan. Berdarakna uji lanjut duncan dapat disimpulkan bahwa dalam hal viskositas sampel 896 (Yeo’s) berbeda nyata dengan sempel 846 ( C2), 102 ( Nu Green Tea) dan 705 ( Fresh Tea) tetapi sampel 846 (C2), 102 ( Nu Green Tea) dan 705 ( Fresh Tea) tidak berbeda nyata dalam hal viskositas. 4.2. Saran
Saat pengujian harus benar-benar disukai oleh penguji agar mendapatkan hasil yang diinginkan karena penilaian dilakukan sesuai dengan kesukaan setiap panelis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., (2012), Metodologi Ilmiah, http:staff.unud.ac.id/~sampurna/wpcontent/uploads/.../metodologi-ilmiah.doc. Akses: 20 Maret 2012. Anonim (2012), Uji Duncan , http: abdulsyahid-forum.blogspot.com/2009/03/ujiduncan-multiple-range-test-dmrt.html. Akses: 20 Mater 2012 Anonim, (2012). Manfaat Teh Hijau , http://www.sosro.com/jenis-manfaat-tehhijau.php. Akses 23 Maret 2012. Kartika, B. Hastuti, Supartono, W., (1988), Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan , Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Soekarto, S.T., (1985), Penilaian Organoleptik , Bhatara Karya Aksara, Jakarta Sulistyowati, (2010), Teh Sebagai Salah Satu Sumber Anti Oksidan, http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/144_16AntioxidantTea.pdf/144_16Anti oxidantTea.html. Akses : 20 Maret 2012
LAMPIRAN
DISKUSI MODUL UJI HEDONIK
1. Mana yang lebih subjektif antara uji penerimaan ( preferent test ) dengan uji pembedaan (difference test ). Jelaskan pendapat saudara! Jawab : lebih subjektif uji penerimaan (preference test), karena uji penerimaan ( preferent test ) menyangkut penilaian suatu sifat atau mutu bahan yang menyebabkan,
orang menyenangi (kesan pribadi) berhubungan
dengan kesukaan atau tanggapan pribadi sehingga panelis yang ekstrim benci/senang terhadap suatu komoditi tidak dapat digunakan dalam uji pemilihan ini. 2. Apakah
uji
hedonik
dapat
meramalkan
penerimaan
pasar?
Berikan
argumentasinya!.
Jawab : ya, karena uji hedonik merupakan suatu penilaian mutu berdasarkan pada kesukaan panelis (kesan yang diberikan dipengaruhi oleh suka atau tidak suka) dimana panelis yang digunakan berasal dari konsumen itu sendiri, sehingga kita dapat mengetahui keinginan konsumen dari hasil reaksi yang diberikan