1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
Demam Demam tifo tifoid id atau atau tifu tifuss abdom abdomin inal alis is bany banyak ak ditem ditemuka ukan n dalam dalam kehidupan masyarakat kita, baik diperkotaan maupun di pedesaan. Demam tifoid tifoid merupakan merupakan penyakit infeksi infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam demam
satu satu
minggu minggu
atau atau lebih lebih
disert disertai ai
gangguan gangguan
pada
salura saluran n
pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (Rampengan, (Rampen gan, 2007). enurut enurut data data !"# (! (!or orld ld "ealth "ealth #rgan #rganisa isatio tion) n) memperk memperkira irakan kan angka insidensi insidensi di seluruh seluruh dunia sekitar sekitar $7 juta ji%a per tahun, angka kematian kematian akibat demam tifoid tifoid mencapai mencapai &00.000 dan 70' nya terjadi terjadi di sia. Di ndonesia sendiri, penyakit tifoid bersifat endemik, menurut !"# angka penderita penderita demam tifoid tifoid di ndonesia ndonesia mencapai *$' per $00.000 (Depkes R, 20$+). Dem Demam typo typoid id meru merupa paka kan n peny penyak akit it yang yang masi masih h ende endem mik di ndonesia. ndonesia. erdasarkan erdasarkan data tahun 20$0 -rofil -rofil esehatan esehatan ndonesia ndonesia typoid masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Diketahui dari $0 macam penyakit penyakit terbanya terbanyak k di rumah rumah sakit inaptypoid inaptypoid menduduki menduduki peringkat peringkat ke/+ setelah setelah penyakit diare, diare, dengan jumlah penderita. penderita. ota otall kasus demam typoid typoid mencapa mencapaii 1$.0*$ 1$.0*$ penderi penderita ta yaitu yaitu $.70& $.70& jenis jenis kelami kelamin n laki/la laki/laki, ki, 2$.+73 permpuan permpuan 271 penderita penderita meninggal meninggal dunia. 4ase fatality fatality rate (45R) demam typoid pada tahun 20$0 sebesar 0,&' (emenkes R, 20$$). ndonesia ndonesia merupakan 6egara 6egara endemik demam typoid diperkiraka diperkirakan n terdapat terdapat *00 penderita per $00.000 penduduk setiap tahunnya. (!idoyono, 20$$)
2
iasanya angka kejadian demam tifoid tinggi pada daerah tropik diba diband ndin ingk gkan an deng dengan an daer daerah ah yang yang berh berha% a%aa ding dingin in.. Di ndo ndone nesi siaa di perkirakan antara *00/$00.000 orang yang terkena penyakit demam tifoid sepanjang tahun. ngka kematian ke matian akibat demam tifoid di ndonesia pada anak/anak sekitar 2,&' dan pada orang de%asa sekitar 7,1', 7 ,1', jika dirata/ rata rata menjadi menjadi 3,7' (odiki (odikin, n, 20$2). 20$2). erdasarkan -rofil esehatan ndonesia tahun 20$+, demam tifoid atau paratifoid menempati urutan ke/+ dari $0 penyakit terbanyak pasien ra%at inap di rumah sakit tahun 20$+ yaitu sebanyak *0.*30 kasus, yang meningga meninggall $.717 $.717 orang orang dengan dengan 4ase 4ase 5atali 5atality ty Rate Rate (45R) (45R) sebesa sebesarr $,23'. $,23'. edangka edangkan n berdas berdasark arkan an -rofil -rofil esehat esehatan an ndone ndonesia sia tahun tahun 20$1 Demam Demam ifoid atau paratifoid juga menempati urutan ke/+ dari $0 penyakit terbanyak pasien ra%at inap di rumah sakit tahun 20$1 yaitu sebanyak 1$.0*$ kasus, yang meninggal 271 orang dengan 45R sebesar 0,&7 '.$$ menurut Riset esehat esehatan an Dasar Dasar 6asion 6asional al tahun tahun 20$2, 20$2, pre8al pre8alensi ensi ifoi ifoid d klinis klinis nasional nasional sebesar $,&'. edang pre8alensi hasil analisa lanjut ini sebesar $,3' yang artinya ada kasus ifoid $.300 per $00.000 penduduk ndonesia (-ramitasari, 20$+). -enyakit demam typoid merupakan penyakit yang berada pada usus halus dan dapat menimbulkan menimbulkan gejala terus menerus, menerus, ditimbulkan ditimbulkan oleh almonella almonella thyposa. thyposa. -ada tahun 200* demam typoid diperkirakan 2$&.000/&00.000 2$&.000/&00.000 kematian. kematian. ematian ematian tersebut, tersebut, sebagian sebagian besar terjadi terjadi di 6egara/negara berkembang dan *0' kematian terjadidi sia. ematian di rumah sakit berkisar antara 0/$+,'. -re8alensi pada anak/anak kematian berkisar ntara 0/$1,*'. (!"#, 20$+). -ada tahun 20$1 diperkirakan 2$
2
iasanya angka kejadian demam tifoid tinggi pada daerah tropik diba diband ndin ingk gkan an deng dengan an daer daerah ah yang yang berh berha% a%aa ding dingin in.. Di ndo ndone nesi siaa di perkirakan antara *00/$00.000 orang yang terkena penyakit demam tifoid sepanjang tahun. ngka kematian ke matian akibat demam tifoid di ndonesia pada anak/anak sekitar 2,&' dan pada orang de%asa sekitar 7,1', 7 ,1', jika dirata/ rata rata menjadi menjadi 3,7' (odiki (odikin, n, 20$2). 20$2). erdasarkan -rofil esehatan ndonesia tahun 20$+, demam tifoid atau paratifoid menempati urutan ke/+ dari $0 penyakit terbanyak pasien ra%at inap di rumah sakit tahun 20$+ yaitu sebanyak *0.*30 kasus, yang meningga meninggall $.717 $.717 orang orang dengan dengan 4ase 4ase 5atali 5atality ty Rate Rate (45R) (45R) sebesa sebesarr $,23'. $,23'. edangka edangkan n berdas berdasark arkan an -rofil -rofil esehat esehatan an ndone ndonesia sia tahun tahun 20$1 Demam Demam ifoid atau paratifoid juga menempati urutan ke/+ dari $0 penyakit terbanyak pasien ra%at inap di rumah sakit tahun 20$1 yaitu sebanyak 1$.0*$ kasus, yang meninggal 271 orang dengan 45R sebesar 0,&7 '.$$ menurut Riset esehat esehatan an Dasar Dasar 6asion 6asional al tahun tahun 20$2, 20$2, pre8al pre8alensi ensi ifoi ifoid d klinis klinis nasional nasional sebesar $,&'. edang pre8alensi hasil analisa lanjut ini sebesar $,3' yang artinya ada kasus ifoid $.300 per $00.000 penduduk ndonesia (-ramitasari, 20$+). -enyakit demam typoid merupakan penyakit yang berada pada usus halus dan dapat menimbulkan menimbulkan gejala terus menerus, menerus, ditimbulkan ditimbulkan oleh almonella almonella thyposa. thyposa. -ada tahun 200* demam typoid diperkirakan 2$&.000/&00.000 2$&.000/&00.000 kematian. kematian. ematian ematian tersebut, tersebut, sebagian sebagian besar terjadi terjadi di 6egara/negara berkembang dan *0' kematian terjadidi sia. ematian di rumah sakit berkisar antara 0/$+,'. -re8alensi pada anak/anak kematian berkisar ntara 0/$1,*'. (!"#, 20$+). -ada tahun 20$1 diperkirakan 2$
3
juta kasus demam typoid 200.000 diantaranya meninggal dunia setiap tahun (!"#, 20$1). -rofil kesehatan pre8elensi demam tifoid di ula%esi selatan tahun 20$2adal 20$2adalah ah 3+7,&0 3+7,&0 kasus. kasus.berd berdasa asarka rkan n lapora laporan n tahunan tahunan bidang bidang -2-9.pa -2-9.pada da tahun tahun 20$2 penyakit penyakit tifoid tifoid tercat tercatat at $7,2*7 $7,2*7 penderi penderita, ta,deng dengan an 2 penderi penderita ta meninggal kasus tertinggi adalah kota akassar (2,+7 kasus)dan terendah dikabup dikabupate aten n selayar selayar (23 kasus) kasus) inside insiden n rate rate 2,0*'.( 2,0*'.(hhtp hhtp:; :;;di ;dinkes nkes/su /sulse lsell .go.id;pdf;profil/dinkes,20$2.-D5. Data Data edi edica call Reco Record rd R< R< ata atara ra =uru =uru elo elopa pa menu menunj njuk ukka kan n kejadi kejadian an penyakit penyakit tifus tifus abdomin abdominali aliss di rumah rumah sakit sakit terseb tersebut ut mengalam mengalamii peningkatan dalam dua tahun terakhir. "al ini dapat dilihat, dimana pada tahun 20$1 menunjukkan jumlah penderita tifus abdominalis sebanyak 200 orang yang terdiri dari 0 orang(17.0') laki/laki dan $$0 orang (32.$') perempuan. edangkan pada tahun 20$3, jumlah penderita tifus abdominalis sebanyak 230 orang yang terdiri dari 3 orang (1$.$3') laki/laki dan $33 orang (3*.*3') perempuan. ngka ngka pende penderi rita ta demam demam tifo tifoid id diin diindon dones esia ia menca mencapai pai *$' per $00.000( depkes depkes R 20$+) erdasarkan erdasarkan data yang diperoleh diperoleh dinas kesehatan kesehatan pada tahun 20$1 penderita demam tofoid 11,121 penderita sedangkan pada tahun tahun 20$3 20$3 pender penderit itaa demam demam tifo tifoid id menin meningka gkatt 1&,$13 1&,$13 pende penderi rita ta.-r .-rof ofil il kesehatan tahaun 20$1 di ula%esi selatan penyakit typhus, tercatat sebanyak 2+,27$ 2+,27$ penderi penderita ta yaitu yaitu lkilak lkilakii sebanya sebanyak k $$,72+ $$,72+ dan perempu perempuan an sebanya sebanyak k $$31*. edangkan penderita demam tifoid sebanyak $&,71+ penderita yaitu laki/laki sebanyak 7,23 dan perempuan sebanyak *,*$* penderita dengan insiden rate ( 2,07) dan ( 45R> 0,00'), Dengan kasus tertinggi yaitu di
4
kabupaten bulukumba ( +,270 kasus), kota akassar ( 2,2+3 kasus), kabupaten endrekang ($,$3+ kasus) dan terrendah dikabupaten lu%u ($ kasus) dan kabupaten tana toraja ( $ kasus).sedangkan di R
diare
mencegah kondisi
sehingga
diperlukan tirah
pasien akan menjadi
baring(bedrest)
untuk
tambah buruk(uttaAin B
kumala,20$$) elihat masih tingginya kejadian tifus abdominalis sehingga perlu mendapat penanganan lebih cepat. elama masa inkubasi, a%alnya penyakit ini menimbulkan gejala prodromal berupa perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersamangat kemudian menyusul gejala klinis yaitu demam, gangguan saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. omplikasi yang paling sering terjadi berupa perdarahan atau perforasi usus yang berdampak pada timbulnya syok hipo8olemik dan bahkan kematian.
5
kepera%atan dengan
menggunakan proses kepera%atan, dari yang sederhana sampai yang kompleks. erdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah dengan judul Esuhan kepera%atan nak yang mengalami demam thypoid dengan masalah hipertermi diruangan nak R
agamanakah asuhan kepera%atan pada klien demam tifoid masalah hipertermi di ruang nak R
dengan
6
C. Tujuan
ujuan umum: mengetahui cara penanganan dan pera%atan pada klien.dengan demam tifoid di ruang nak R
$. agi penulis enambah pengetahuan dan %a%asan dalam memberikan asuhan kepera%atan yang komperhensif pada klien dengan kasus demam tifoid. 2. agi institusi pendidikan arya tulis ini menjadi bahan %acana dan bahan masukan dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan mutu pendidikan di masa yang akan datang. +. agi profesi kepera%atan ebagai bahan tambahan teori bagi pera%at untuk meningkatkan mutu pelayanan pasien dengan kasus demam tifoid agar derajat kesehatan pasien lebih meningkat. 1. agi rumah sakit ebagai bahan masukan dan refrensi untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit pada pasien dengan kasus demam tifoid 3. agi pasien dan keluarga -asien penderita demam tifoid bisa menerima pera%atan yang maksimal dari petugas kesehatan.
7
8
BAB II TINAUAN PU!TA"A A. "#nse$ %asar H&$erterm&
$. -engertian hipertermi "ipertermia
adalah
keadaan
ketika
seseorang
indi8idu
mengalami atau beresiko untuk mengalami kenaikan suhu tubuh terus menerus lebih tiggi dari +7,*04 peroral atau +*,*04 per rektal karena factor eksternal.( 9ynda juall 2007) "ipertermi merupakan suatu peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal( 66D 20$3) 2. atasan karakteristik a. b. c. d. e. f. g.
on8ulsi. ulit kemerahan -eningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal, ejang akikardi akipnea ulit terasa hangat ( 66D 20$3 )
+.5aktor yang berhubungan a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
nastesia -enurunan respirasi Dehidrasi -emajanan lingkungan -enyakit -emakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu linkungan -eningkatan laju metabolisme, edikasi rauma kti8itas berlebihan.( 66D 20$3)
1..?tiologi "ipertermi dapat disebabkan karena gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Hat yang
9
dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam yang disebut pirogen. Hat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan Iat lain. erutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksi; pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit. 5aktor penyebabnya : a. Dehidrasi b. -enyakit atau trauma c. etidak mampuan atau menurunnya kemampuan untuk
d. e. f. g. h.
3
berkeringat .-akaian yang tidak layak .ecepatan metabolisme meningkat -engobatan; anesthesia erpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang) kti8itas yang berlebihan
-atofiiologi ubstansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan
berasal baik dari oksigen maupun endogen. ayoritas pirogen endogen adalah mikroorganisme atau toksik, pirogen endogen adalah polipeptida yang dihasilkan oleh jenis sel penjamu terutama monosit, makrofag, pirogen memasuki sirkulasi dan menyebabkan demam pada tingkat termoregulasi di hipotalamus. -eningkatan kecepatan dan pireksi atau demam akan engarah pada meningkatnya kehilangan cairan dan elektrolit, padahal cairan
10
dan elektrolit dibutuhkan dalam metabolism di otak untuk menjaga keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior. pabila seseorang kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), maka elektrolit/elektrolit yang ada pada pembuluh darah berkurang padahal
dalam
proses
metabolisme
di
hipotalamus
anterior
membutuhkan elektrolit tersebut, sehingga kekurangan cairan dan elektrolit
mempengaruhi
mempertahankan
fungsi
keseimbangan
hipotalamus termoregulasi
anterior dan
dalam akhirnya
menyebabkan peningkatan suhu tubuh. &..anifestasi linis a. uhu tinggi +7,*o4 ($00o5) per oral atau +*,*o4 ($0$o5) b. akikardia c. "angat pada sentuhan d. enggigil e. Dehidrasi f. ehilangan nafsu makan 7.-emeriksaan -enunjang a. -emeriksaan 9aboratorium $) -emeriksaan darah lengkap : mengindetifikasi kemungkinan terjadinya resiko infeksi 2) -emeriksaan urine +) .
11
a. eri pasien banyak minum, ppasien lebih mudah dehidrasi pada %aktu menderita panas, minumair membuat merek merasa lebih baik dan mencega dehidrasi. b. eri pasien banyak istrahat, agar produksi panas yamg diproduksi tubuh seminimal mungkin. c. eri kompres hangat dibeberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha, leher belakang. -enatalaksanaan medis yaitu sebagai berikut: a. eri obat penurun panas seperti parasetamol, asetaminofen. . konsep dasar askep hipertermi a. pengkajian Data subjektif: $) -asien mengatakan badannya panas Data objektif: $) uhu tubuh pasien meningkat 2) -asien terlihat lemas +) ukosa tampak kering b. Diagnose kepera%atan $) hipertermi berhubungan dengan infeksi pada usus halus c. perencanaan dan implementasi -enerapan inter8ensi kepera%atan terkait masalah hipertermi bias menunjuk pada inter8ensi yang diterapkan secara umum pada klien dengan masalah hipertermi. kan tetapi, pada kasus/kasus tertentu,penerapan diagnosis tersebut tentulah harus disesuaikan dengan kasusu yang di hadapi, secara umum, perencanaan dan implementasi untuk diagnosisdiatas adalah sebagai berikut: $) hipertermi berhubungan dengan infeksi pada usus halus atasan karakteristik: 2) -eningkatan suhu tubuh dalam batasnormal +) ulit kemerahan
12
1) ulit terasa hangat 3) ejang &) 5aktor yang berhubungan 7) nastesia *) -emakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan ) Dehidrasi $0) -eningkatan laju metabolisme $$) trauma 6#4: $) hermoregulation riteria hasil: $) uhu tubuh dalam batas normal, 2) ukosa mulut dan bibir lembab +) idak ada perubahan %arna kulit dan tidak ada pusing
64: 5e8er treatment $) 2) +) 1) 3)
onitor suhu sesering mungkin onitor %arna dan suhu kulit onitor tekanan darah, nai dan resfirasi onitor penurunan tingkat kesadaran eri pengobatan untuk mengetahui penyebab demam
emperature regulation $) 2) +) 1)
onitor suhu tiap 2 jam Rencanakan monitorin suhu secara kontinyu onitor %arna kulit dan suhu ingkatkan intake cairan dan nutrisi
Jital sign monitoring $) onitor D,nadi, suhu, dan RR 2) onitor kualitas dari nadi +) onitoe pola nafas abnormal d. e8aluasi $) suhu tubuh pasien dalam batas normal 2) mukosa bibir pasien tidak kering lagi +) kulit pasien tidak hangat pada sentuhan 1) pasien tidak lemas. B. "#nse$ %asar $en'ak&t %emam t&f#&%
13
$. -engertian demam tifoid Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang di sebabkan salmonella tyifhi. -enyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan ,ditopang dengan bakterimia tanpa keterli/batan struktur endothelia atau endokardial dan in8asi bakteri sekaligus multiplikasi kedalam sel fagosit monocular dan hati. "ingga kelenjar limpe usus dan peyer’s potch dan dapat menulr pada orang lain melalui makanan atau air yang terkontaminasi.( 66D 20$3) 2. ?tiologi Salmonella typhi sama dengan salmonella yang lain adalah bakteri =ram/negatif, mempunyai flagella, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, flagelar anaerob, mempunyai antigen somatic (#) yang terdiri dari oligosakarida, flagelar antigen ( ") yang terdiri dari protein dan en8elope antigen ( ) yang terdiri dari polisakarida mempunyai
makromolekular
lipopolisakarida
kompleks
yang
membentuk lapis luar dri dinding sel dan dinamakan endotoksin. Salmonella typhi juga dapat memperoleh plasmid factor resiko yang berkaitan dengan resistensi terhadap multiple antibiotic.( 66D 20$3) +. -atofisiologi uman salmonella masuk bersama makanan ;minuman. etelah berada dalam usus halus, kuman mengadakan in8asi kejaraingan limfoid usus halus (nterutama plak peyer ) dan jaringan tifoid mesentrika. etelah menyebabkan peradangan dan nekrotis setempat kuman le%at pembuluh limfe masuk kedarah ( bakterimia primer ) menuju organ R? (retikuloendotelial system) terutama hati
14
dan limpe. Ditempat ini kuman, kuman difagosit oleh sel/sel fagosit R? dan kuman yang tidak difagosit akan berkembang biak . pada akhir inkubasi , bersekitar 3/ hari, kuman kembali masuk kedarah menyebar keseluruh tubuh ( bakterimia
sekunder ), dan sebagian
kuman masuk keorgan tubuh terutam limpe, kandung empedu yang selanjutnya kuman tersebut dikeluarkan empedu
ke
rongga
usus
dan
kembali dari kandung
menyebabkan
terinfeksi
usus.
(Rampengan, 200*). $. anifestasi klinis !alaupun gajala yang demam tifoid pada anak lebih ber8ariasi, secara garis besar gejala/gejalanyang timbul dapat dikelompokan ( Rampengan 200*) a. Demam satu minggu atau lebih b. =angguan saluran pencernaan c. =angguan kesadaran edangkan manifestasi klinis demam tifoid menurut sudoyono ( 200 dalam 66D , 20$3) , yaitu $) =ejala pada anak : inkubasi ntara 3/10 hari dengn rata/rata $0/$1 hari, 2) Demam meninggi sampai akhir minggu pertama. +) Demam turun pada minggu keempat, kecuali demam tidak
1) 3) &) 7) *)
tertangani akan menyebabkan syok, stupor dan koma. Ruam muncul pada hari ke/7/$0 dan bertahan selama 2/+ hari. 6yeri kepala, nyeri perut. embug mual, mntah, diare, konstifasi. -using bradikardi, nyeri otot,. atuk, lidah yang berselaput ( kotor ditengah, tepid an ujung serta tremor). =angguan mental samnolen, delirium atau psikosis, dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda sebagai penyakit demam akut dengan syok dan hipotermia -erioda infeksi demam tifoid, gejala dan tanda
15
a) inggu pertama: panas berlangsusng insidious, tipe panas stepladder yang mencapai +/10o4, mengigil nyeri kepala, =ejala gangguan saluran cerna, tamda bakteremia. b) inggu kedua: Rasa nyeri abdomen, diare atau kontifasi, delirium.=ejala
Roses
portsplenomegaly,
hepatomegaly
.Jaskulitis, hiperplasi, pada peyerEs patches. 6odul tifoid pada limpa dan hati c) inggu ketiga: komplikasi perdarahan salurancerna properasi syok. =ejala melena, ilius, ketegangan bdomen. oma, tanda ulserasi pada peyerGs patches, nodul tifoid pada limpa dan hati. d) inggu keempat: keluhan menurunrelaps, peurunan . =ejala tampak sakit berat kekeksia , tanda kolelitisis, carrier kronik. 2. omplikasi Rampengan 200*.komplikasi demam tifoid dapat di bagi atas dua bagian: a. omplikasi pada usus halus $) -endarahan 2) -erforasi +) peritonitis b. omplikasi diluar usus halus $) ronchitis 2) ronkpneumonia +) ?nsepalopati 1) olesistitis 3) eningitis &) iokarditis 7) arier kronik
16
&. -emeriksaan penunjang a. -emeriksaan darah perifer lengkap Dapat ditemukan leukopenia, dapat pula leukositosis atau kadar leukosist normal. 9eukosisitosit dapat terjadi %alaupun tanpa disertai infeksi sekundar. b. -emeriksaan =# dan =- =# dan =- sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh, peningkatan =# dan =- ini tidak memerlukan penanganan khusus. c. -emeriksaan
7..-enatalaksanaan da 2 macam penatalksanaan yang dapat dilakukan pada pasien demam tifoid menurut 66D 20$3 : yaitu a. 6on farmakologi $) ed rest
17
2) Diet G diberikan bubur saring, kemudian bubur kasar, dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Diet berupa makanan rendah serat. b. 5armakologi $) lorampenikol dosis 30 mg;kg;hari terbagi dalam +/1 kali pemberian, oral atau J seGama $1 hari. 2) ila ada kontra indikasi kloram penikol diberikan amplisilin dengan dosis 200mg;kg; hari, terbagi dalam +/1 kali. -emberian intra8ena saat belum dapat minum obat, selama 2$ hari, atau amoksisilin dengan dosis $00 mg;kg;hari, terbagi dalam
+/1
kali.
-emberian
oralFintra8ena
selama
2$
harikotrimoksasol dengan dosis (tmp) * mg;kb;hari terbagi dalam 2/+ pemberian, oral selama $1 hari. +) -ada kasus berat diberi septriakson dengan dosis 30 mg;kg;hari dan diberikan 2 kali sehari atau *0 mg;kg ;hari, sekali sehari, intra8ena, selama 3/7 hari. 1) -ada kasus yang diduga mengalami DR, maka pilihan antibiotika adalah meropenem, aIithtromisin dan fuoroA/ uinolon. C. Asuhan ke$era(ata Anak Demam T&f#&%
$. -engkajian -engkajian merupakan proses pengumpulan data yang lakukan secara sistemik mengenai kesehatan. -era%at mengum pulkan data ,menganalisis data tersebut sehingga dapat di ketahui masalah dan pera%atan pasien. dapun tujuan utama dari pada pengkajian adalah memberikan gambaran secara terus menerus mengenai keadaan klien
18
yang
memungkinkan
pera%at
dapat
merencanakan
asuhan
kepera%atan pada pasien (mutaAAin, 200*) Dalam pengkajian yang di lakukan adalah mengkaji data dasar, meliputi. d. dentitas Didalam identitsa meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat ,suku;bangsa, agama ,pendidikan, tinggi badan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register dan diagnose medik.
e. eluhan utama -ada pasien demam tifoid biasanya mengeluh badang terasa panas, perut merasa mual dan kembung,nafsumakan menurun. f. Ri%ayat penyakit dahulu pakah pasien sebelumnya pernah mengalami sakit tifoid, apakah tidak pernah,apakah menderita penyakit lainnya. g. Ri%ayat penyakit sekarang -ada umumnya penyakit pada pasien tifoid adalah demam, anoreksia,
mual,
muntah,
diare,
perasaan
tidak
enak
diperut,
pucat( anemi), nyeri kepala pusing, nyeri otot, lidah tifoid ( kotor), gangguan kesadaran. h. Ri%ayat kesehatan keluarga pakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah mengalami demam tifoid atau sakit yang lainnya. i.
Ri%ayat psikososial
19
-sikososial
sangat berpengaruh
sekaliterhadap
psikologis
pasien dengan timbul gejala/gejala yang dialami, apakah pasien dapat menerima pada apa yang dideritanya. j. -ola/pola fungsi kesehatan $) -ola persepsi dan tatalaksana kesehatan -erubahan penatalaksanaan kesehatan yang dapat menimb/ ulkan masalah dalam kesehatannya.
2) -ola nutrisi dan metabolisme danya mual dan muntah,penurunan nafsu makan selama sakit,lidah kotor,dan rasa pahit %aktu makan sehingga dapat mempengaruhi status nutrisi berubah. +) -ola aktifitas dan latihan -asien akan terganggu aktifitasnya akibat adanya kelemahan fisik serta pasien akan mengalami keterbatasan gerak akibat penyakitnya. 1) -ola tidur dan aktifitas ebiasaan pasien akan terganggu dikarenakan sushu badan yang meningkat,sehinggah pasien merasa gelisah pada %aktu tidur. 3) -ola eliminasi ebiasaan dalam . akan terjadi retensi bila dehidrasi karena panas yang meninggi,komsumsi cairan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
20
k. . -emeriksaan fisik $) eadaan umum iasanya
pada pasien tifoid mengalami
badan
lemah,
panas,pucat, mual, perut tidak enak,anoreksia. 2) epala dan leher epala tidak ada benjolan, rambut normal, kelopak mata
normal,
konjungtifa anemia, muka tidak odema, pucat;bibir kering, lidah kotor, dittepi dan ditengah merah, fungsi pendengaran normal, leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. +) Dada dan abdomen Dada normal, bentuk simetris, pola napas teratur, didaerah ebdomen ditemukan nyeri tekan. 1) ystem respirasi pa ada pernapasan normal, tidak ada suara tambahan, dan tidak ada terdapat cuping hidung. 3) ystem kardio8askule iasanya pada pasien dengan tifoid yang ditemukan tekanan darah yang meningkat akan tetapi biasa didapatkan tachiardi saat pasien mengalami peninkatan suhu tubuh. &) ystem integument ulit bersih, turgor kulit menurun,pucat berkeringat banyak, akrar hangat. 7) ystem eliminasi -ada pasien tifoid kadang/kadang diare atau konstipasi produk kemih pasien bias mengalami penurunan ( kurang dari normal). *) ystem muskuloskletal
21
pakah ada gangguan pada e@trimitas atas dan ba%ah atau tidak ada gangguan. ) ystem endoktrin pakah didalam penderita tifoid ada pembesaran kelenjar tiroid dan tonsil. $0) ystem persyarafan pakah kesadarn penuh atau apais, somnolen dan koma ,dalam penderita penyakit tifoid. 2. Diagnosa epera%atan Diagnose yang disusun adalah diagnose yang palng logis ketika terdapatsuatu kndisi medis tertentu. entu saja, seorang pasien dengan satu kondisi medis tidak akan memiliki semua diagnose kepera%atan yang ditampilkan. -ilih hnya diagnose kepera%atan yang dikonfir/ masikan dengan data pengkajian lebih jauh lagi daftar yang telah dipilih ini lebih harus dipertimbangkan secara tidak berlebihan. ungkin saja terjadi bah%a seorang pasien dengan suatu kondisi meds tertentu. kan memiliki diagnosis kepera%atan yang tidak terdapat dalam daftar .karena pasien me%akili respons manusia yang unk,diagnose kepera%atan tidak dapat diramalkan berdasarkan kondidi medis saja. Diagnose kepera%atan harus ditegakkan berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian pasein (%ilkinsom.judith . 66D 20$$) a. "ipertermi berhubungan dengang infeksi pada usus halus. b. 6yari berhubungan dengan adanya proses peradangan c. -erubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu makan kurang
22
d. =angguan dengan
pemenuhan
stimulus
kebutuhan
demam
yang
istirahat
tidur berhubungan
tinggi, adanya rasa nyeri akibat
peradangan. e. ntoleransi akti8itas berhubungan dengan kelemahan dan bedrest total. +. -erencanaan etelah merumuskan diagnosa kepera%atan langkah beriku nya adalah menetapkan perencanaan. -erencanaan meliputi pengem bangan, strategi desain untuk mencegah, mengurangi,atau mengo reksi,
masalah/masalah
yang
diindentifikasi
pada
diagnose
kepera%atan, dimana tahapan ini di mulai setelah menentukan diagnose
kepera%atan dan menyimpulkan secara dokumentasi
(nursala, 200&) -enyususnan rencana kepera%atan pada kasus di tetapkan dengan berpedoman pada inter8ensi pera%atandan pada teori sesuai dengan diagnose yang ditegakkan. ulai dari menetapkan tujuan, dan kriteria,dan urutan prioritasberdasarkan hirarki kebutuhan ,aslo%. erdasarkan dengan diagnose yang didapatkan pada kasus maka dapat di susun rencana kepera%atan sebagai sebagai berikut: a. hipertermi berhubungan dengan infeksi pada usus halus atasan karakteristik: 3) -eningkatan suhu tubuh dalam batasnormal &) ulit kemerahan 7) ulit terasa hangat *) ejang 5aktor yang berhubungan $) nastesia 2) -emakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan +) Dehidrasi
23
1) -eningkatan laju metabolisme 3) trauma 6#4:
$) hermoregulation riteria hasil: $) uhu tubuh dalam batas normal, 2) ukosa mulut dan bibir lembab +) idak ada perubahan %arna kulit dan tidak ada pusing 64: 5e8er treatment $) 2) +) 1) 3)
onitor suhu sesering mungkin onitor %arna dan suhu kulit onitor tekanan darah, nai dan resfirasi onitor penurunan tingkat kesadaran eri pengobatan untuk mengetahui penyebab demam
emperature regulation $) 2) +) 1)
onitor suhu tiap 2 jam Rencanakan monitorin suhu secara kontinyu onitor %arna kulit dan suhu ingkatkan intake cairan dan nutrisi
Jital sign monitoring $) onitor D,nadi, suhu, dan RR 2) onitor kualitas dari nadi +) onitoe pola nafas abnormal b. nyeri berhungan dengan proses peradangan atasan karakteristi: $) perubahan selera makan 2) Kerubahan tekana darah +) -erubahan freku%ensi jantung 1) -erubahan freku%ensi pernafasan 5aktor yang berhubungan 2) gen cedera ( mis, biologis, Iat kimia, fisik, psikologis) 6#4:
24
$) -ain le8el, 2) -ain control +) 4omfort le8el riteria hasil: $) ampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyero, mencari bantuan) 2) elaporkan bah%a nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri +) enyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang 64: -ain anagemen $) 9akukan pengkajian nyeri secara konprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi 2) #bser8asi reaksi non8erbal dari ketidak nyamanan +) =angguan tehnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien 1) aji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
nalgesic dministration: $) entukan lokasi, karakteristi, kualitas, dan derajad nyeri sebelum pemberian obat 2) 4ek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan prekuensi +) 4ek ri%ayat alergi c. etidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu makan kurang. atasan karakteristik $)
erad badan 20' atau lebih di ba%ah rentang berad badan
ideal.
25
2) +) 1) 3) &) 7) *)
ising usu hiperaktif 4epat kenyang setelah makan Diare =angguan sensasi rasa elemahan otot pengunyah elemahan otot untuk menelan etidak mampuan makan makanan
5actor yang berhubungan: $) 2) +) 1) 3) &)
5aktor biologis 5aktor ekonomi =angguan psikososial etidak mampuan mencerna makanan etidak mampuan mengobser8asi nutrient urang asupan makanan
6#4 tatus nutrisi: asupan makanan dan minuman ( nutritional status: food and fluid intake. riteria hasil: $) 2) +) 1) 3) &)
danya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan erad badan ideal sesuai dengan tinggi 8adan ampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi idak ada tanda/tanda malnutrisi enunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan idak terjadi penurunan berad badan
64: 6utrition anagement: $) aji adanya alergi makanan 2) olaborasi dengan ahli giIi untuk menentukan jumlah kalori dan
+) 1) 3) &)
nutrisi yang dibutuhkan pasien. njurkan pasien untuk meningkatkan intake 5e njurkan pasien untuk meningkatkan protein dan 8itamin 4 erikan substansi gula. Lakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstifasi
26
7) erikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli giIi) *) jarkan pasien bagai mana membuat catatan makanan harian ) onitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori $0) erikan informasi tentang kebutuhan nutrisi 6utrisi monitoring: $) pasien dalam batas normal 2) onitor adanya penurunan berad badan +) onitor tipe dan jumlah akti8itas yang bias dilakukan 1) onitor interaksi anak atau orang tua selera makan 3) onitor lingkungan selama makan &) onitor kulit kering dan perubahan pigmentasi 7) onitor turgor kulit d. =angguan pola tidur berhubungan dengan stimulus demam yang tinggi, adanya rasa nyeri akibat peradangan. atasan karakteristik: $) -erubahan pola tidut 2) etidak puasan tidur +) enyatakan sering terjaga 1) enyatakan tidak merasa cukup istrahat 5actor yang berhubungan: $) elembaban lingkungan sekitar 2) uhu lingkungan sekitar +) urang control tidur 1) urang pri8asi, pencahayaan 3) ising, bau gas &) Restrain fisik, teman tidur
6#4: $) Rest: ?@tent and pattern 2) leep: ?@tent ang pattern riteria hasil : $) 2) +) 1)
Cumlah jam tidur dalam batas normal&/* jam;hari -ola tidur, kualitas dalam batas normal -erasaan segar sesudah tidur atau istrahat ampu mengidentifikasikan hal/hal yang meningkatkan tidur
64: leep ?nhancerment: $) Determinasi efek/efak medikasi terhadap pola tidur
27
2) +) 1) 3) &)
Celaskan pentingnya tidur yang adekuat 5asilitas untuk mempertahankan akti8itas sebelum tidur 4iptakan lingkungan yang nyaman olaborasi pemberian obat tidur Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang teknik tidur
pasien 7) onitor %aktu makan dan minum dengan %aktu tidur e. ntoleransi akti8itas berhubungan dengan kelemahan dan bedrest total. atasan karakteristik: $) 2) +) 1) 3)
Respon terhadap tekanan darah abnormal terhadap akti8itas etidak nyaman setelah berakti8itas Dipsnea setelah beraktifitas enyatakan merasa letih enyatakan merasa lemah
5actor yang berhubungan: $) irah baring atau imobilisasi 2) elemahan umum +) etidakseimbangan ntara suplei dan kebutuhan oksigen 6#4: $) ?nergy conser8ation 2) cti8ity tolerance +) elf care: D9s riteria hasil: $) erpartisipasi dalam akti8itas fisik tanpa disertai peningkatan
2) +) 1) 3) &)
tekanan dara, nadi dan RR. ampu malakukan akti8itas sehari/hari D9s anda tanda 8ital normal ?nergy psikomotor ampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat tatus respirasi pertukaran gas dan 8entilasi adekuat
64 : cti8ity therapy:
28
$) antu pasien untuk mengidentifikasi akti8itas yang mampu dalakukan 2) antu untuk memilih akti8itas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologis dan social +) antu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperkukan untuk aktifitas yang diinginkan 1) antu untuk mendapatkn alat bantuan akti8itas seperti kursi roda. 3) antu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam berakti8itas &) antu pasien untuk mengembagkan moti8asi diri dan penguatan 1. -elaksanaan erupakan penjabaran dari inter8ensi kepera%atan. -elak/ sanaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi klien. -ada tahap
ini
pera%at menggunakan ilmu serta keterampilan yang
dimilikinya. Dalam pelaksanaan ini dijabarkan juga mengenai jenis tindakan pera%at
yang
dilakukan
yang melaksanakan
oleh serta
pera%at, e8aluasi
%aktu pelaksanaan, hasil tindakan
dan
respon klin terhadap tindakan yang telah dilakukan (6ikmatur dan aiful, 200). 3. ?8aluasi erupakan pengukuran keberhasilan
proses
kepara%atan
yang berorientasi pada tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan, e8aluasi adalah hasil;akhir dari proses kepera%atan, selanjutnya perkembangan proses kepara%atan ditulis dalam catatan bangan. ipe/tipe e8aluasi asuhan kepera%atan adalah : a. ?8aluasi formatif
perkem/
29
?8aluasi ini merupakan hasil obser8asi dan analisa pera%at terhadap respon pasien segera pada saat dan setelah inter8ensi kepera%atan dilaksanakan. ?8aluasi ini dapat dilakukan secara spontan dan memberi kesan apa yang terjadi saat ini. b. ?8aluasi sumatif ?8aluasi ini merupakan rekapitulasi dan kesimpulan dari obser8asi
dan
analisa
status
kesehatan
pasien sesuai dengan
kerangka %aktu yang telah ditetapkan pada tujuan kepera%atan. esimpulan
sumatif
menunjukkan
adanya perkembangan
yang
direncanakan dapat mencapai suatu keadaan yang menggambarkan hasil
yang
diharapkan sesuai
kerangka
tujuan,
atau
adanya
masalah baru diluar dari kerangka tujuan yang telah ditetapkan (6ikmatur dan aiful, 200).
30
BAB III MET)DE PENELITIAN A. Desa&n $enel&t&an
tudi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan kepera%atan pada klien yang mengalami demam tifoid dengan masalah hipertermi di R
ubjek studi kasus yaitu klien yang mengalami demam tifoid dengan masalah hipertermi ubjek yang digunakan yaitu dengan menggunakan dua kriteria yaitu inklusi dan eksklusi. $. riteria inklusi yang harus dimiliki klien yaitu a. lien yang dira%at di ruang pera%atan anak di R
c. d. e. f.
$$ tahun). lien di diagnosa demam tifoid dengan masalah hipertermi lien dan keluarga mau berinteraksi dengan baik etuju untuk dilakukan penelitian -asien yang menderita Demam ifoid berdasarkan hasil pemeriksaan dokter
g. -asien Demam ifoid yang mengalami hipertermi 2. riteria ekslusi yang harus dimiliki klien yaitu. a. lien berumur di atas $2 tahun b. lien mengalami masalah dalam hal komunikasi C. *#kus stu%& kasus
5okus studi yang di ambil adalah klien yang mengalami demam tifoid dengan masalah hipertermi D. Def&n&s& #$erasnal
31
Definisi eperasional pada penelitian ini adalah pasien yang mederita Demam ifoid dengan masalah kepera%atan hipertermi di ruangan pera%atan nak R
adalah
suatu
keadaan
dimana
seseorang
mengalami kenaikan suhu tubuh secara terus/menerus lebih tinggi dari +704 (peroral) atau +*,* 04. 2. Defenisi pasien demam tifoid yaitu: -asien yang masuk dengan keluhan utama, demam, sakit perut,nyeri kepala,pusing,anoreksia, nyeri otot, mual,muntah, diare, perasaan tidak nyaman di perut dan di ra%at minimal + hari E. Tem$at %an (aktu $enel&t&an dapun lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian
adalah R
lain/
lain)sumber data dari pasien ,keluarga, pera%at dan lainMlain. 2. #bse8asi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan -- insfeksi ,perkusi ,palpasi, auskultasi). +. tudi dokumentasi dan (merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperankat pertanyaan kepada pasien atau keluarga untuk di ja%abnya.) +. Pen'aj&an %ata
32
-enyajian data disesuaikan dengan desain studi kasus dekstriktif yang dipilih.
nalisa data dilakukan sejak peneliti di lapangan. e%aktu pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. elanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya di tuangkan dalam opini pembahasan.tehnik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan ja%aban ja%aban yang di peroleh dari hasil interpretasi %a%ancara mendalam yang dilakaukan untuk menja%ab rumusan masalah.tehnik analisis digunakan dengan cara obser8asi oleh peneliti dan studi
dokumentasi
yang
menghasilkan
data
untuk
selanjutnya
diinterpretasikan dan dibandingkan teori yang ada sebagai baha untuk memberikan rekomendasi dan di bandikan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam inter8ene tersebut.urutan dalam analisis adalah: $. -engumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan
melakukan
obser8asi,%a%ancara,dan
dokumentasi,dengan
menentukan strategi pengumpulan data yang di pandang tepat dan untuk menentukan focus serta pendalaman data pada proses pengum pulan data berikutnya. 2. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengab strakan, transformasi data kasar yang ada di lapangan,dan diteruskan
33
pada %aktu pengumpulan data.dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti memfokuskan %ilayah peneliti. +. -enyajian data yaitu rangkaian organisasi informasi yang memung kinkan penelitian dilakukan.penyajian data di peroleh bebagai jenis, jaringan kerja,keterkaitankegiatan atau table. 1. esimpulan yaitu dalam pengumpulan data peneliti harus mengert dan tanggap terhadap sesuatu yang di teliti langsung di lapangan dengan menyususn pola/pola pengarahan dan sebab akibat. I. Et&ka $enel&t&an asalah etika penelitian kepera%atan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian kepera%atan berhubungan langsung dengan manusi,maka segi etika penelitian harusdiperhatikan .masalah etika yang harus diperhatikan ntara lain adalah sebagai beriku t(hidayat 20$$). $. persetujuan (informed consent ) Informed consent merupakan bentuk persetujuan ntara peneliti dengan respondenpenelitian dengan memberikan lembar persetujuan. nformed consent ersebut diberikan sebelum penelitian di lakukan dengan memberika lembar persetujuan untuk menjadi responden. ujuannya agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian,mengetahui dampaknya. Cika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut ntara lain: partisipasi pasien,tujuan dilakukannya tindakan,jenis data yang di butuhkan, komitmen,prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasih yang mudah di hubungi,dan lain/ lain.