Laporan Pendahuluan Kejang Demam, ASKEP Teoritis Kejang Demam, Keperawatan Anak
DEMAM BERDARAH
Full description
maternitasDeskripsi lengkap
Full description
kmb
Full description
pak diare dan demem typoidFull description
thankyu
lp dbd
askep lengkap dengan pathway
Laporan Pendahuluan Demam Thypoid
A.
Pengertian Demam thypoid (enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang yang lebih dari satu minggu, minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran (Nursalam dkk., !!", hal #"). Demam thypoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran ($ampengan, !!%). Demam thypoid adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh infeksi salmonella typhi (&vedoff, !!' "#).
.
*tiologi Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri salmonella thypi. akteri salmonella typhi adalah berupa basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, dan mempunyai tiga macam antigen yaitu antigen & (somatik yang terdiri atas +at kompleks lipopolisakarida), antigen (flegella), dan antigen -. Dalam serum penderita, terdapat +at (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut. /uman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu #"0 #12 (optimum 3%12) dan p pertumbuhan 405. 6aktor pencetus lainnya adalah lingku lingkunga ngan, n, sistem sistem imun imun yang yang rendah rendah,, feses, feses, urin, urin, makana makanan7m n7minu inuman man yang yang terkontaminasi, fomitus, dan lain sebagainya.
2.
8anifestasi klinis 8enurut ngastiyah (!!"' 3%), demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang de9asa. 8asa tunas #!0! hari, yang tersingkat hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 3! hari. :elama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal, perasaan
tidak tidak enak enak badan, badan, lesu, lesu, nyeri, nyeri, nyeri nyeri kepala kepala,, pusing pusing dan tidak tidak bersem bersemang angat, at, kemudian menyusul gejala klinis yang biasanya ditemukan, yaitu' #. Demam Pada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat febris remitten dan suhu suhu tidak tidak tinggi tinggi sekali. sekali. 8inggu 8inggu pertam pertama, a, suhu suhu tubuh tubuh berang berangsur sur0an 0angsu gsurr naik naik setiap hari, menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali. . ;angguan pada ;angguan pada saluran pencernaan Pada Pada mulut mulut terdap terdapat at nafas nafas berbau berbau tidak tidak sedap, sedap, bibir bibir kering kering dan pecah0p pecah0pecah ecah (ragaden). arang >arang terj terjad adii supo supor, r, koma koma atau atau geli gelisa sah h (kec (kecua uali li peny penyak akit it bera beratt dan dan terl terlam amba batt mendapatkan pengobatan). ;ejala lain yang juga dapat ditemukan pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan reseol, yaitu bintik0bint bintik0bintik ik kemerahan kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit, yang ditemukan pada minggu pertama demam, kadang0kadang ditemukan pula trakikardi dan epistaksis. . $elaps $elaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam thypoid, akan tetap berlangsung ringan dan lebih singkat. ?erjadi ?erjadi pada minggu kedua setelah suhu badan normal kembali, terjadinya sukar diterangkan. 8enurut teori relaps terjadi karena terdapatnya basil dalam organ0organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh +at anti.
D.
Patofisiologi #. /uman masuk ke dalam mulut melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh oleh salmo salmone nell llaa (bia (biasan sanya ya @#!. @#!.!! !!! ! basi basill kuma kuman) n).. :eba :ebagi gian an kuma kuman n dapa dapatt
tidak tidak enak enak badan, badan, lesu, lesu, nyeri, nyeri, nyeri nyeri kepala kepala,, pusing pusing dan tidak tidak bersem bersemang angat, at, kemudian menyusul gejala klinis yang biasanya ditemukan, yaitu' #. Demam Pada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat febris remitten dan suhu suhu tidak tidak tinggi tinggi sekali. sekali. 8inggu 8inggu pertam pertama, a, suhu suhu tubuh tubuh berang berangsur sur0an 0angsu gsurr naik naik setiap hari, menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali. . ;angguan pada ;angguan pada saluran pencernaan Pada Pada mulut mulut terdap terdapat at nafas nafas berbau berbau tidak tidak sedap, sedap, bibir bibir kering kering dan pecah0p pecah0pecah ecah (ragaden). arang >arang terj terjad adii supo supor, r, koma koma atau atau geli gelisa sah h (kec (kecua uali li peny penyak akit it bera beratt dan dan terl terlam amba batt mendapatkan pengobatan). ;ejala lain yang juga dapat ditemukan pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan reseol, yaitu bintik0bint bintik0bintik ik kemerahan kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit, yang ditemukan pada minggu pertama demam, kadang0kadang ditemukan pula trakikardi dan epistaksis. . $elaps $elaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam thypoid, akan tetap berlangsung ringan dan lebih singkat. ?erjadi ?erjadi pada minggu kedua setelah suhu badan normal kembali, terjadinya sukar diterangkan. 8enurut teori relaps terjadi karena terdapatnya basil dalam organ0organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh +at anti.
D.
Patofisiologi #. /uman masuk ke dalam mulut melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh oleh salmo salmone nell llaa (bia (biasan sanya ya @#!. @#!.!! !!! ! basi basill kuma kuman) n).. :eba :ebagi gian an kuma kuman n dapa dapatt
dimusnahkan oleh asam hcl lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus. >ika respon imunitas imunitas humoral mukosa (igA) usus kurang baik, maka basil salmonella salmonella akan menembus sel0sel epitel (sel m) dan selanjutnya menuju lamina propia dan berkembang biak di jaringan limfoid plak peyeri di ileum distal dan kelejar getah bening mesenterika. . >aringan limfoid plak peyeri dan kelenjar getah bening mesenterika mengalami hiperp hiperplasi lasia. a. asil asil tersebu tersebutt masuk masuk ke aliran aliran darah darah (bakte (bakterim rimia) ia) melalu melaluii ductus ductus thoracicus dan menyebar ke seluruh organ retikulo endotalial tubuh, terutama hati, sumsum tulang, dan limfa melalui sirkulasi portar dari usus. 3. ati membesar (hepatomegali) dengan infiltrasi limfosit, +at plasma, dan sel mononuclear. ?erdapat juga nekrosis fokal dan pembesaran limfa (splenomegali). Di organ ini, kuman salmonlla thypi berkembang biak dan masuk sirkulasi darah lagi, sehingga mengakibatkan bakterimia kedua yang disertai tanda dan gejala infeksi sistemik (demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, instabilitas vaskuler, dan gangguan mental koagulasi). . Pendarahan saluran cerna terjadi akibat erosi pembuluh darah di sekitar plak peyeri yang sedang mengalami nekrosis dan hiperplasia. Proses patologis ini dapat dapat berlan berlangsu gsung ng hingga hingga ke lapisan lapisan otot, otot, serosa serosa usus, usus, dan mengak mengakiba ibatka tkan n perforasi usus. *ndotoksin basil menempel di reseptor sel endotel kapiler dan dapat apat
men mengaki gakiba batk tkan an
kompl omplik ikas asi, i,
sepe sepert rtii
gan ganggua gguan n
neur neuro opsik psikia iatr trik ik
kardiovaskuler, pernapasan, dan gangguan organ lainnya. Pada minggu pertama timbulnya penyakit, terjadi hyperplasia plak peyeri. Disusul kemudian, terjadi nekr nekros osis is pada pada ming minggu gu kedu keduaa dan dan ulser ulserasi asi plak plak peye peyeri ri pada pada ming minggu gu ketig ketiga. a. :elanjutnya, dalam minggu ke empat akan terjadi proses penyembuhan ulkus dengan meninggalkan sikatriks (jaringan parut). :edangkan penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan "6 yaitu 6ood(makanan), 6ingers(jari tangan7kuku), 6omitus (muntah), 6ly(lalat), dan melalui 6eses.
*.
/omplikasi #. /omplikasi intestinal
a. Perdarahan usus b. Perporasi usus c. lius paralitik . /omplikasi etra intestinal a. /omplikasi kardiovaskuler ' kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis), miokarditis, trombosis, tromboplebitis. b. /omplikasi darah ' anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndroma uremia hemolitik. c. /omplikasi paru ' pneumonia, empiema, dan pleuritis. d. /omplikasi pada hepar dan kandung empedu ' hepatitis, kolesistitis. e. /omplikasi ginjal ' glomerulus nefritis, pyelonepritis dan perinepritis. f. /omplikasi pada tulang ' osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan arthritis. g. /omplikasi neuropsikiatrik ' delirium, meningiusmus, meningitis, polineuritis perifer, sindroma ;uillain bare dan sidroma katatonia.
6.
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang pada klien dengan typhoid adalah pemeriksaan laboratorium, yang terdiri dari ' #. Pemeriksaan leukosit Di dalam beberapa literatur dinyatakan bah9a demam typhoid terdapat leukopenia dan limposistosis relatif tetapi kenyataannya leukopenia tidaklah sering dijumpai. Pada kebanyakan kasus demam typhoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas0batas normal bahkan kadang0kadang terdapat leukosit 9alaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder. &leh karena itu, pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk diagnosa demam typhoid. . Pemeriksaan :;&? dan :;P? :;&? dan :;P? pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid. 3. iakan darah
ila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila biakan darah negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam typhoid. al ini dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari beberapa faktor ' #. ?eknik pemeriksaan laboratorium asil pemeriksaan satu laboratorium berbeda dengan laboratorium yang lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan yang digunakan. Baktu pengambilan darah yang baik adalah pada saat demam tinggi yaitu pada saat bakteremia berlangsung. . :aat pemeriksaan selama perjalanan penyakit iakan darah terhadap salmonella thypi terutama positif pada minggu p er ta ma dan berkurang pada minggu0minggu berikutnya. Pada 9aktu kambuh biakan darah dapat positif kembali. 3. -aksinasi di ma sa lampau -aksinasi terhadap demam typhoid di masa lampau dapat menimbulkan antibodi dalam darah klien, antibodi ini dapat menekan bakteremia sehingga biakan darah negatif. . Pengobatan dengan obat anti mikroba ila klien sebelum pembiakan darah sudah mendapatkan obat anti mikroba pertumbuhan kuman dalam media biakan terhambat dan hasil biakan mungkin negatif. . =ji 9idal =ji 9idal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji 9idal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. ?ujuan dari uji 9idal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi oleh salmonella thypi, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu ' a. Aglutinin &, yang dibuat karena rangsangan antigen & (berasal dari tubuh kuman).
b. Aglutinin , yang dibuat karena rangsangan antigen (berasal dari flagel kuman). c. Aglutinin -, yang dibuat karena rangsangan antigen - (berasal dari simpai kuman) Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin & dan yang ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid.
;.
?erapi dan pengobatan #. Pera9atan a. /lien diistirahatkan % hari sampai demam tulang atau # hari untuk mencegah komplikasi perdarahan usus.
b. 8obilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada komplikasi perdarahan. . Diet a. Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein b. Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring. c. :etelah bebas demam diberi bubur kasar selama hari lalu nasi tim. d. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama % hari. 3. &bat0obatan Antibiotika umum digunakan untuk mengatasi penyakit thypoid. Baktu penyembuhan bisa makan 9aktu minggu hingga satu bulan. Antibiotika, seperti ampicillin, kloramfenikol, trimethoprim sulfamethoa+ole, dan ciproloacin sering digunakan untuk mera9at demam tipoid di negara0negara barat. &bat0obat antibiotik adalah a. /loramfenikol diberikan dengan dosis "! mg7kg 7hari, terbagi dalam 30 kali pemberian, oral atau intravena, selama # hari. b. ilamana terdapat indikasi kontra pemberian kloramfenikol, diberi ampisilin dengan dosis !! mg7kg7hari, terbagi dalam 30 kali. Pemberian intravena saat belum dapat minum obat, selama # hari.
c. amoksisilin amoksisilin dengan dosis #!! mg7kg7hari, terbagi dalam 30 kali. Pemberian oral7intravena selama # hari. d. kotrimoksasol dengan dosis (tmp) 5 mg7kb7hari terbagi dalam 03 kali pemberian, oral, selama # hari. e. Pada kasus berat, dapat diberi ceftriakson dengan dosis "! mg7kg 7kali dan diberikan kali sehari atau 5! mg7kg 7hari, sekali sehari, intravena, selama "0% hari. f.
Pada kasus yang diduga mengalami 8D$, maka pilihan antibiotika adalah meropenem, a+ithromisin dan fluoroCuinolon.
ila tak tera9at, demam thypoid dapat berlangsung selama tiga minggu sampai sebulan. /ematian terjadi antara #! dan 3! dari kasus yang tidak tera9at. -aksin untuk demam thypoid tersedia dan dianjurkan untuk orang yang melakukan perjalanan ke 9ilayah penyakit ini biasanya berjangkit (terutama di Asia, Afrika, dan Amerika
.
Asuhan kepera9atan #. Pengkajian a. dentitas klien 8eliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku7bangsa, agama, status perka9inan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register dan diagnosa medik.
b. /eluhan utama /eluhan utama demam thypoid adalah panas atau demam yang tidak turun0turun, nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare serta penurunan kesadaran.
c. $i9ayat penyakit sekarang Peningkatan suhu tubuh karena masuknya kuman salmonella typhi ke dalam tubuh.
d. $i9ayat penyakit dahulu Apakah sebelumnya pernah sakit demam thypoid.
e. $i9ayat penyakit keluarga Apakah keluarga pernah menderita hipertensi, diabetes melitus.
f. Pola0pola fungsi kesehatan #) Pola nutrisi dan metabolisme /lien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali. ) Pola eliminasi /lien dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama. :edangkan eliminasi urine tidak mengalami gangguan, hanya 9arna urine menjadi kuning kecoklatan. /lien dengan demam thypoid terjadi peningkatan suhu tubuh yang berakibat keringat banyak keluar dan merasa haus, sehingga dapat meningkatkan kebutuhan cairan tubuh. 3) Pola aktivitas dan latihan Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total, agar tidak terjadi komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu. ) Pola tidur dan istirahat Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan peningkatan suhu tubuh. ") Pola persepsi dan konsep diri
iasanya terjadi kecemasan pada orang tua terhadap keadaan penyakit anaknya. 4) Pola sensori dan kognitif Pada penciuman, perabaan, perasaan, pendengaran dan penglihatan umumnya tidak mengalami kelainan serta tidak terdapat suatu 9aham pada klien. %) Pola hubungan dan peran ubungan dengan orang lain terganggu sehubungan klien di ra9at di rumah sakit dan klien harus bed rest total. 5) Pola penanggulangan stress iasanya orang tua akan nampak cemas
g. Pemeriksaan fisik #) /eadaan umum Didapatkan klien tampak lemah, suhu tubuh meningkat 35 E # !2, muka kemerahan. ) ?ingkat kesadaran Dapat terjadi penurunan kesadaran (apatis). 3) :istem respirasi Pernafasan rata0rata ada peningkatan, nafas cepat dan dalam dengan gambaran seperti bronchitis. ) :istem kardiovaskuler ?erjadi penurunan tekanan darah, bradikardi relatif, hemoglobin rendah. ") :istem integumen /ulit kering, turgor kulit menurun, muka tampak pucat, rambut agak kusam 4) :istem gastrointestinal ibir kering pecah0pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor (khas), mual, muntah, anoreksia, dan konstipasi, nyeri perut, perut terasa tidak enak, peristaltik usus meningkat. %) :istem muskuloskeletal /lien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelainan. 5) :istem abdomen
:aat palpasi didapatkan limpa dan hati membesar dengan konsistensi lunak serta nyeri tekan pada abdomen. Pada perkusi didapatkan perut kembung serta pada auskultasi peristaltik usus meningkat.
. Diagnosa kepera9atan a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan usus halus b. /urangnya volume cairan berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh, intake cairan peroral yang kurang (mual, muntah) c. ;angguan pola eliminasi berhubungan dengan proses peradangan pada usus halus d. Perubahan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia e. ntoleransi aktivitas terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari0hari dalam hal nutrisi, eliminasi, personal hygiene berhubungan dengan kelemahan dan imobilisasi f. ;angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses peradangan. g. ;angguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, demam h. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan, dispnea. i. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan kesadaran j. /elemahan berhubungan dengan intake inadekuat, tirah baring k. /ecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan kondisi anaknya.
3. mplementasi a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan usus halus ?ujuan ' suhu tubuh kembali normal /riteria hasil F #) ?idak demam ) ?anda0tanda vital dalam batas normal ntervensi' #) &bservasi tanda0tanda vital terutama suhu tubuh tiap E jam.
$7' 8engetahui keadaan umum pasien ) erikan kompres dingin. $7' 8engurangi peningkatan suhu tubuh 3) Atur suhu ruangan yang nyaman. $7' 8emberikan suasana yang menyenangkan dan menghilangkan ketidaknyamanan. ) Anjurkan untuk banyak minum air putih $7' Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak ") /olaborasi pemberian antiviretik, antibiotik $7' 8empercepat proses penyembuhan, menurunkan demam. Pemberian antibiotik menghambat pertumbuhan dan proses infeksi dari bakteri
b. /urangnya volume cairan b7d peningkatan suhu tubuh, intake cairan peroral yang kurang (mual, muntah) ?ujuan ' kebutuhan cairan terpenuhi /riteria hasil ' #) ?idak mual ) ?idak demam 3) 8untah ) :uhu tubuh dalam batas normal ntervensi' #) >elaskan kepada pasien tentag pentingnya cairan $7' Agar pasien dapat mengetahui tentang pentingnya cairan dan dapat memenuhi kebutuhan cairan. ) 8onitor dan catat intake dan output cairan $7' =ntuk mengetahui keseimbangan intake da output cairan 3) /olaborasi dengan dokter dalam pemberian antiemetic $7' =ntuk mengetahui pemberian dosis yang tepat ) /aji tanda dan gejala dehidrasi hypovolemik, ri9ayat muntah, kehausan dan turgor kulit
$7' ipotensi, takikardia, demam dapat menunjukkan respon terhadap dan atau efek dari kehilangan cairan ") &bservasi adanya tanda0tanda syok, tekanan darah menurun, nadi cepat dan lemah $7' Agar segera dilakukan tindakan7 penanganan jika terj adi syok 4) erikan cairan peroral pada klien sesuai kebutuhan $7' 2airan peroral akan membantu memenuhi kebutuhan cairan %) Anjurkan kepada orang tua klien untuk mempertahankan asupan cairan secara dekuat $7' Asupan cairan secara adekuat sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh
5) /olaborasi pemberian cairan intravena $7' Pemberian intravena sangat penting bagi klien untuk memenuhi kebutuhan cairan yang hilang
c. ;angguan pola eliminasi b7d proses peradangan pada usus halus ?ujuan ' pola eliminasi sesuai dengan kebiasaan sehari0hari /riteria hasil ' konsistensi normal ntervensi' #) /aji pola eliminasi pasien $7' =ntuk mengetahui output dan dapat ditentukan intake yang sesuai ) erikan minuman oralit $7' =ntuk menyeimbangkan elektrolit 3) /olaborasi dengan dokter dalam obat $7 ' =ntuk mengetahui dosis yang tepat menghentikan diare ) Auskultasi bising usus $7' Penurunan menunjukkan adanya obstruksi statis akibat inflamasi, penumpukan fekalit ") :elidiki keluhan nyeri abdomen
$7' erhubungan dengan distensi gas 4) &bservasi gerakan usus, perhatikan 9arna, konsistensi, dan jumlah feses $7' ndikator kembalinya fungsi gi, mengidentifikasi ketepatan intervensi %) Anjurkan makan makanan lunak, buah0buahan yang merangsang bab $7' 8engatasi konstipasi yang terjadi 5) /olaborasi berikan pelunak feses, supositoria sesuai indikasi $7' 8ungkin perlu untuk merangsang peristaltik dengan perlahan
d. Perubahan nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh b7d mual, muntah, anoreksia ?ujuan ' kebutuhan nutrisi terpenuhi /riteria hasil ' #) ?idak demam ) 8ual berkurang 3) ?idak ada muntah ) Porsi makan tidak dihabiskan ntervensi' #) erikan makanan yang tidak merangsang saluran cerna, dan sajikan dalam keadaan hangat $7' =ntuk menimbulkan selera pasien dan mengembalikan status nutrisi ) 8onitor dan catat makanan yang dihabiskan pasien $7 ' =ntuk mengetahui keseimbangan haluaran dan masukan 3) /aji kemampuan makan klien $7' =ntuk mengetahui perubahan nutrisi klien dan sebagai indikator intervensi selanjutnya ) erikan makanan dalam porsi kecil tapi sering $7' 8emenuhi kebutuhan nutrisi dengan meminimalkan rasa mual dan muntah ") eri nutrisi dengan diet lunak, tinggi kalori tinggi protein $7' 8emenuhi kebutuhan nutrisi adekuat 4) Anjurkan kepada orang tua klien7keluarga untuk memberikan makanan yang disukai
$7' 8enambah selera makan dan dapat menambah asupan nutrisi yang dibutuhkan klien %) Anjurkan kepada orang tua klien7keluarga untuk menghindari makanan yang mengandung gas7asam, peda $7' Dapat meningkatkan asam lambung yang dapat memicu mual dan muntah dan menurunkan asupan nutrisi
5) /olaborasi berikan antiemetik, antasida sesuai indikasi $7' 8engatasi mual7muntah, menurunkan asam lambung yang dapat memicu mual7muntah
e. ntoleransi aktivitas terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari0hari dalam hal nutrisi, eliminasi, personal hygiene b7d kelemahan dan imobilisasi ?ujuan ' kebutuhan sehari0hari terpenuhi setelah diberi tindakan kepera9atan /riteria hasil ' #) Pasien mengatakan tidak lemah ) ?ampak rileks ntervensi' #) /aji kemampuan pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari0hari $7 ' =ntuk mengetahui tingkat kemampuan pasien ) antu pasien dalam melakukan aktivitas $7 ' Agar kebutuhan pasien dapat terpenuhi
f. ;angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses peradangan ?ujuan ' nyeri hilang7berkuran /riteria hasil
'
#) ?idak ada keluhan nyeri ) Bajah tampak tampak rileks 3) ?tv dalam batas normal ntervensi'
#) /aji tingkat nyeri, lokasi, sifat dan lamanya nyeri $7' :ebagai indikator dalam melakukan intervensi selanjutnya dan untuk mengetahui sejauh mana nyeri dipersepsikan.
) erikan posisi yang nyaman sesuai keinginan klien. $7' Posisi yang nyaman akan membuat klien lebih rileks sehingga merelaksasikan otot0otot. 3) Ajarkan tehnik nafas
dalam
$7' ?ehnik nafas dalam dapat merelaksasi otot0otot sehingga mengurangi nyeri ) Ajarkan kepada orang tua untuk menggunakan tehnik relaksasi misalnya visualisasi, aktivitas hiburan yang tepat $7' 8eningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian ") /olaborasi obat0obatan analgetik $7' Dengan obat analgetik akan menekan atau mengurangi rasa nyeri
g. ;angguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, demam ?ujuan ' pola tidur efektif /riteria hasil
'
#) 8elaporkan tidur nyenyak ) /lien tidur 50#! jam semalam 3) /lien tampak segar ntervensi' #) /aji pola tidur klien $7' 8engetahui kebiasaan tidur klien, mengetahui gangguan yang dialami, memudahkan intervensi selanjutnya ) erikan bantal yang nyaman $7' 8eningkatkan kenyamanan meningkatkan pemenuhan istirahat tidur 3) erikan lingkungan yang nyaman, batasi pengunjung $7' 8engurangi stimulus yang dapat mengganggu istirahat tidur
) Anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam7masase punggung sebelum tidur $7' 8eningkatkan relaksasi menstimulasi istirahat tidur yang nyaman
h. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan, dispnea. ?ujuan ' jam pola napas efektif /riteria hasil ' #) Pola napas efektif ) ?idak terdapat pernapasan cuping hidung 3) ?idak ada keluhan sesak ) 6rekuensi pernapasan dalam batas normal ntervensi' #) /aji frekuensi, kedalaman, dan upaya pernapasan $7' Pernapasan dangkal, cepat7dispnea sehubungan dengan peningkatan kebutuhan oksigen ) :elidiki perubahan kesadaran $7' Perubahan mental dapat menunjukkan hipoksemia dan gagal pernapasan 3) Pertahankan kepala tempat tidur tinggi. Posisi miring $7' 8emudahkan pernapasan dengan menurunkan tekanan pada diafragma ) Dorong penggunaan teknik napas dalam $7' 8embantu memaksimalkan ekspansi paru ") /olaborasi berikan tambahan okseigen sesuai indikasi $7 ' Perlu untuk mengatasi7mencegah hipoksia.
i. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan kesadaran ?ujuan
' persepsi sensori dipertahankan
/riteria hasil
'
#) ?idak terjadi gangguan kesadaran ntervensi' #) /aji status neurologis $7' Perubahan endotoksin bakteri dapat merubah elektrofisiologis otak ) stirahatkan hingga suhu dan tanda0tanda vital stabil $7' stirahat yang cukup mampu membantu memulihkan kondisi pasien 3) indari aktivitas yang berlebihan $7' Aktivitas yang berlebihan mampu memperburuk kondisi dan meningkatkan resiko cedera ) /olaborasi kaji fungsi ginjal7elektrolit $7' /etidakseimbangan mempengaruhi fungsi otak dan memerlukan perbaikan sebelum intervensi terapeutik dapat dimulai
j. /elemahan berhubungan dengan intake inadekuat, tirah baring ?ujuan
' ?idak terjadi kelemahan
/riteria hasil
'
#) /lien mampu melakukan aktivitas sehari0sehari secara mandiri ntervensi' #) /aji tingkat intoleransi klien $7' 8enetapkan intervensi yang tepat ) Anjurkan keluarga untuk membantu memenuhi aktivitas kebutuhan sehari0hari $7' 8engurangi penggunaan energi yang berlebihan 3) antu mengubah posisi tidur minimal tiap jam $7' 8encegah dekubitus karena tirah baring dan meningkatkan kenyamanan ) ?ingkatkan kemandirian klien yang dapat ditoleransi $7' 8eningkatkan aktivitasringan dan mendorong kemandirian s ejak dini
k. /ecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan kondisi anaknya. ?ujuan /riteria hasil
' kecemasan teratasi '
#) ekspresi tenang ) orang tua klien tidak lagi sering bertanya tentang kondisi anaknya intervensi' #) /aji tingkat kecemasan yang dialami orang tua klien $7' =ntuk mengeksplorasi rasa cemas yang dialami oleh orang tua klien yang menjadi indikaor untuk menentukan intervensi selanjutnya ) eri penjelasan pada orang tua klien tentang penyakit anaknya $7' 8eningkatkan pengetahuan orang tua klien tentang penyakit anaknya 3) eri kesempatan pada orang tua untuk mengungkapkan perasaannya $7' 8endengarkan keluhan orang tua agar merasa lega dan merasa diperhatikan sehingga beban yang dirasakan berkurang )
") erikan dorongan spiritual $7' 8eyakinkan orang tua klien bah9a selain pera9atan7 pengobatan masih ada yang lebih kuasa yang dapat menyembuhkan
Daftar Pustaka
Arif mansjoer, dkk. !!!. Kapita selekta kedokteran. Penerbit
media aesculapius.
>akarta ' fkui
Donna l.9ong, dkk. !! .buku ajar lepera9atan pediatrik ed 6 . >akarta ' egc
erdman t. eather. !#!. Diagnosis keperawatan. >akarta ' egc
Bong, dona l. !!5. Buku ajar keperawatan pediatrik. >akarta ' egc
#. Definisi Demam tifoid atau typhoid fever atau typhus abdominalis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhii yang merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang yang masuk melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (?apan, !!). Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi oleh bakteri Salmonella typhii dan bersifat endemik yang termasuk dalam penyakit menular (2ahyono, !#!). Demam tifoid adalah infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh Salmonella typhii (*lsevier, !#3.) >adi, demam tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri gram negatif yang menurunkan sistem
pertahanan tubuh dan dapat menular pada orang lain melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. #. Etiolo&i *tiologi dari penyakit ini antara lain' #. Salmonella typhii . Paratyphii A, S. Paratyphii B, S. Paratyphii . 3. S typhii atau paratyphii hanya ditemukan pada manusia . Demam bersumber dari makanan0makanan atau air yang terkontaminasi ". Di =:A, kebanyakan kasus demam bersumber baik dari 9isata9an mancanegara atau makanan yang kebanyakan diimpor dari luar. Salmonella typii, Salmonella paratyphii A, Salmonella Paratyphii B, Salmonella Paratyphii merupakan bakteri penyebab demam tifoid yang mampu menembus dinding usus dan selanjutnya masuk ke dalam saluran peredaran darah dan menyusup ke dalam sel makrofag manusia. akteri ini masuk melalui air dan makanan yang terkontaminasi dari urin dan feses yang terinfeksi dengan masa inkubasi 30" hari. Pemulihan mulai terjadi pada minggu ke0 dalam perjalanan penyakit. &rang yang pernah menderita demam tifoid akan memperoleh kekebalan darinya, sekaligus sebagai karier bakteri. >adi, orang yang pernah menderita demam tifoid atau tifus akan menjadi orang yang menularkan tifus pada yang belum pernah menderita tifus. #. Patofisiolo&i akteri Salmonella typhi bersama makanan atau minuman masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Pada saat mele9ati lambung dengan suasana asam (p H ) banyak bakteri yang mati. /eadaan0keadaan seperti aklorhidiria, gastrektomi, pengobatan dengan antagonis reseptor histamin , inhibitor pompa proton atau antasida dalam jumlah besar, akan mengurangi dosis infeksi. akteri yang masih hidup akan mencapai usus halus. Di usus halus, bakteri melekat pada sel0sel mukosa dan kemudian menginvasi mukosa dan menembus dinding usus, t epatnya di ileum dan jejunum. :el0sel 8, sel epitel khusus yang melapisi PeyerIs patch, merupakan tempat internalisasi Salmonella typhi. akteri mencapai folikel limfe usus halus, mengikuti aliran ke kelenjar limfe mesenterika bahkan ada yang mele9ati sirkulasi sistemik sampai ke jaringan $*: di organ hati dan limpa. :almonella typhi mengalami multiplikasi di dalam sel fagosit mononuklear di dalam folikel limfe, kelenjar limfe mesenterika, hati dan limfe (:oedarmo, dkk, !#). :etelah melalui periode 9aktu tertentu (periode inkubasi) yang lamanya ditentukan oleh jumlah dan virulensi kuman serta respons imun pejamu maka
Salmonella typhi akan keluar dari habitatnya dan melalui duktus torasikus masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Dengan cara ini organisme dapat mencapai organ manapun, akan tetapi tempat yang disukai oeh Salmonella typhi adalah hati, limpa, sumsum tulang belakang, kandung empedu dan Peyer Is patch dari ileum terminal. nvasi kandung empedu dapat terjadi baik secara langsung dari darah atau penyebaran retrograd dari empedu. *kskresi organisme di empedu dapat menginvasi ulang dinding usus atau dikeluarkan melalui tinja. Peran endotoksin dalam patogenesis demam tifoid tidak jelas, hal tersebut terbukti dengan tidak terdeteksinya endotoksindalam sirkulasi penderita melalui pemeriksaan limulus. Diduga endotoksin dari Salmonella typhi menstimulasi makrofag di dalam hati, limpa, folikel limfoma usus halus dan kelenjar limfe mesenterika untuk memproduksi sitokin dan +at0+at lain. Produk dari makrofag inilah yang dapat menimbulkan nekrosis sel, sistem vaskular yang tidak stabil, demam, depresi sumsum tulang belakang, kelainan pada darah dan juga menstimulasi sistem imunologik (:oedarmo, dkk, !#). Pada minggu pertama sakit, terj adi hiperplasia plaks Peyer. ni terjadi pada kelenjar limfoid usus halus. 8inggu kedua terjadi nekrosis dan pada minggu ketiga terjadi ulserasi plaks Peyer. Pada minggu keempat terjadi penyembuhan ulkus yang dapat menimbulkan sikatrik. =lkus dapat menyebabkan perdarahan, bahkan sampai perforasi usus. :elain itu hepar, kelenjar0kelenjar mesenterial dan limpa membesar (:uriadi J $ita, !!4). #. !anifestasi Klinik 8asa inkubasi biasanya %0# hari, tetapi dapat berkisar antara 303! hari tergantung pada besar inokulum yang tertelan. ?anda dan gejala yang dapat muncul pada demam tifoid antara lain' #. Anak =sia :ekolah dan $emaja ;ejala a9al demam, malaise, anokreksia, mialgia, nyeri kepala dan nyeri perut berkembang selama 03 hari. 8ual dan muntah dapat menjadi tanda komplikasi, terutama jika terjadi pada minggu kedua atau ketiga. Pada beberapa anak terjadi kelesuan berat, batuk, dan epistaksis. Demam yang terjadi bisa mencapai ! derajat celsius dalam satu minggu. Pada minggu kedua, demam masih tinggi, anak merasa kelelahan, anoreksia, batuk, dan gejala perut bertambah parah. Anak tampak sangat sakit, bingung, dan lesu disertai mengigau dan pingsan (stupor). ?anda0tanda fisik berupa bradikardia relatif yang tidak seimbang dengan tingginya demam. Anak mengalami hepatomegali, splenomegali dan perut kembung dengan nyeri difus. Pada sekitar "! penderita demam tifoid dengan demam enterik, terjadi ruam makulaatau makulo popular (bintik merah) yang tampak pada hari ke tujuh sampai ke sepuluh. iasanya lesi mempunyai ciri tersendiri, eritmatosa dengan diameter #0" mm.
Pada balita dengan demam tifoid sering dijumpai diare, yang dapat menimbulkan diagnosis gastroenteritis akut. 3. Neonatus Demam tifoid dapat meyerang pada neonatus dalam usia tiga hari persalinan. ;ejalanya berupa muntah, diare, dan kembung. :uhu tubuh bervariasi dapat mencapai !," derajat celsius. Dapat terjadi kejang, hepatomegali, ikterus, anoreksia, dan kehilangan berat badan. #. Pemeriksaan Penun*an& . Pemeriksaan 6isik Pemeriksaan fisik pada penderita demam tipoid dilakukan secara berulang dan regular. :emua tanda0tanda vital merupakan petunjuk yang relevan. Perhat ian khusus harus diberikan pada pemeriksaan jasmani harian yang kadang0kadang harus dilakukan lebih sering sampai kepastian diagnosis didapat dan respon yang diperkirakan terhadap pengobatan penyakitnya sudah tercapai. egitu juga dilakukan pemeriksaan secara teliti pada kulit, kelenjar limfe, mata, dasar kuku, sistem kardiovaskuler, dada, abdomen, sistem musculoskeletal dan sistem saraf. . Pemeriksaan
Protein' bervariasi dari negative sampai positif (akibat demam).
3. &bat . &bat0obat antimikroba yang sering dipergunakan ialah' •
/loramfenikol
8enurut Damin :umardjo (!!G), kloramfenikol atau kloramisetin adalah antibiotik yang mempunyai spektrum luas, berasal dai jamur Streptomy#es vene%uelae. Dapat digunakan untuk mela9an infeksi yang disebabkan oleh beberapa bakteri gram posistif dan bakteri gram negatif. /loramfenikol dapat diberikan secara oral. $ektal atau dalam bentuk salep. *fek samping penggunaan antibiotik kloramfenikol yang terlalu lama dan dengan dosis yang berlebihan adalah anemia aplastik. Dosis pada anak ' " E "! mg7kg 7hari per oral atau %" mg7kg 7hari secara intravena dalam empat dosis yang sama. •
?hiamfenikol
8enurut ?an oan ?jay dan /irana $aharja (!!%, hal' 54), ?hiamfenikol (=rfamycin) adalah derivat p0metilsulfonil (:&23) dengan spektrum kerja dan sifat yang mirip kloramfenikol, tetapi kegiatannya agak lebih ringan. Dosis pada anak' !03! mg7kg 7hari. •
/o0trimoksa+ol
Adalah suatu kombinasi dari trimetoprim0sulfametoksasol (#! mg ?8P dan "! mg :8K7kg7 jam). ?rimetoprim memiliki daya kerja antibakteriil yang merupakan sulfonamida dengan menghambat en+im dihidrofolat reduktase. *fek samping yang ditimbulkan adalah kerusakan parah pada sel E sel darah antara lain agranulositosis dan anemia hemolitis, terutama pada penderita defisiensi glukosa& 6&fosfodehidrogenase. efek samping lainnya adalah reaksi alergi antara lain urticaria, fotosensitasi dan sindrom Stevens 'ohnson, sejenis eritema multiform dengan risiko kematian tinggi terutama pada anak0anak. /otrimoksa+ol tidak boleh diberikan pada bayi di ba9ah usia 4 bulan. Dosis pada anak yaitu trimetoprim0sulfametoksasol (#! mg ?8P dan "! mg :8K7kg7 jam, secara oral dalam dua dosis). Pengobatan dengan dosis tepat harus dilanjutkan minimal "0% hari untuk menghindarkan gagalnya terapi dan cepatnya timbul resistensi, (?an oan ?jay J /irana $ahardja, !!%, hal'#!). •
Ampisilin dan Amoksilin
Ampisilin' Pen(ritin, )ltrapen, Binotal. Ampisilin efektif terhadap *.coli, .nflien+ae, :almonella, dan beberapa suku Proteus. *fek samping, dibandingkan dengan perivat penisilin lain, ampisilin lebih sering menimbulkan gangguan lambung usus yang mungkin ada kaitannya dengan penyerapannya yang kurang baik. egitu pula reaksi alergi kulit (rash,ruam) dapat terjadi. Dosis
ampisilin pada anak (!!mg7kg7 jam, secara intravena dalam empat sampai enam dosis). Dosis amoksilin pada anak (#!! mg7kg7 jam, secara oral dalam tiga dosis), (ehrman /lirgman Arvin, !!!, hal'G). #. &bat E obat simptomatik' •
Antipiretika (tidak perlu diberikan secara rutin)
•
/ortikosteroid (dengan pengurangan dosis selama " hari)
•
-itamin komplek dan 2 sangat di perlukan untuk menjaga kesegaran dan kekutan badan serta berperan dalam kestabilan pembuluh darah kapiler.
:ecara fisik penatalaksanaannya antara lain' #. 8enga9asi kondisi klien dengan ' pengukuran suhu secara berkala setiap 04 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik keatas, atau apakah anak mengalami kejang0 Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. ?erputusnya sulai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel otak. Dalam kedaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya intelektual tertentu. #. uka pakaian dan selimut yang berlebihan . 8emperhatikan aliran udara di dalam ruangan 3. >alan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel0sel otak. . erikan cairan melalui mulut, minum sebanyak0 8inuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air teh. ?ujuannya agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya. ". ?idur yang cukup agar metabolisme berkurang 4. /ompres dengan air hangat pada dahi, ketiak, dan lipatan ?ujuannya untuk menurunkan suhu tubuh di permukaan tubuh anak.
#. Proses Kepera,atan
. Pengkajian 3. Data demografi /lien 7 pasien ?anggal pengkajian ' ?anggal masuk ' $uangan ' dentitas Nama ' ?anggal lahir 7 umur ' >enis kelamin ' Agama ' :uku ' Diagnosa ' &rangtua 7 penanggung ja9ab Nama ' ubungan dengan klien ' :uku ' Agama ' Alamat ' No. ?elepon ' #. Alasan datang ke rumah sakit . $i9ayat penyakit sekarang 8engalami muntah0muntah, A hingga 3 kali lebih, anak sering re9el, dan badan lemas. . $i9ayat penyakit dahulu Pernah mengalami diare atau pernah menderita penyakit pencernaan. •
Prenatal o
Pemeriksaan rutin
=mur kehamilan #05 minggu ' setiap minggu sekali =mur kehamilan 5034 minggu ' setiap minggu sekali =mur kehamilan @ 34 minggu ' setiap # minggu sekali •
/eluhan selama hamil
/eluhan mual dan muntah selama hamil trimester a9al yang dirasakan oleh ibu, dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dengan jumlah lebih banyak dari sebelum hamil namun proses makan dilakukan sedikit tetapi sering. •
$i9ayat terkena radiasi
Apakah selama hamil ibu klien pernah menjalani pemeriksaan radiologi. •
$i9ayat kenaikan berat badan selama hamil
8? rendah H #5," # E ! kg
8? normal #5,"0,G #," E #%," kg
8? tinggi "0G,G %," E #," kg
8? obesitas @ 3! "," E #! kg
•
•
Natal ?empat melahirkan
Puskesmas, rumah sakit, rumah bersalin •
>enis persalinan
>enis persalinan adalah normal dan :2 dengan presentasi kepala atau bokong •
Penolong persalinan
idan, dokter, dukun bayi. •
/omplikasi saat melahirkan
Ada atau tidak komplikasi saat melahirkan •
/omplikasi setelah melahirkan
Ada atau tidak komplikasi setelah melahirkan •
Post natal
•
/ondisi Neonatus
Barna kulit klien saat lahir ber9arna kemerahan dan bayi langsung menangis secara spontan dan keras serta bergerak aktif ketika pertama kali keluar atau dilahirkan. •
erat badan' "!! E !!! gram ?inggi badan' L"! cm •
Perkembangan tiap tahap
erguling bulan erdiri
' 4 bulan Duduk ' #! bulan erjalan
' % bulan 8erangkak ' #! bulan
'5
3. $i9ayat penyakit keluarga ;enogram laki atap
/eterangan' ' sudah meninggal ' perempuan ' laki0 ' perka9inan ' tinggal satu ' keturunan ( /lien 7 An. A
#. Pengkajian /ebutuhan Dasar 8anusia menurut -irginia enderson . /ebutuhan &ksigenasi :aat di rumah' Apakah klien pernah mengalami masalah dengan pernafasannya . erapa denyut nadi klien . $entang normal berkisar antara 5! E #! kali permenit untuk de9asa. #!0#3! kali permenit untuk anak0anak. 6re kuensi pernapasan normal berkisar antara !0 kali permenit untuk de9asa. 3!0! kali permenit untuk anak0anak. Apakah klien mengalami sesak napas. :aat dikaji' Apakah klien menggunakan alat bantu pernapasan. erapa frekuensi pernapasan dan denyut nadi klien. Apakah klien terlihat kesulitan ketika bernapas, kedalaman napas klien normal atau tidak. . /ebutuhan Aktivitas dan
#
3
erpakaian 8obilitas di tempat tidur erpindah /eterangan ' ! M mandiri # M dengan alat bantu
3 M dibantu orang lain dan alat M tergantung total M dibantu orang lain
:ebelum :akit erapa kali sehari erapa hari sekali erapa kali sehari erapa kali sehari erapa kali seminggu
:aat Dikaji erapa kali sehari erapa hari sekali erapa kali sehari erapa kali sehari erapa kali seminggu
. /ebutuhan stirahat ?idur :ebelum sakit' /lien biasa tidur berapa jam dalam sehari. /ualitas tidur klien terpenuhi atau tidak. Adakah keluhan ketika bangun tidur. :aat dikaji' /lien biasa tidur berapa jam dalam sehari. /ualitas tidur klien terpenuhi atau tidak. Adakah keluhan ketika bangun tidur. ". /ebutuhan Nutrisi dan 2airan /lien terpasang saluran infus dengan cairan apa. Pem'andin& 6rekuensi makanan
>umlah makanan >enis makanan Alergi makanan Nafsu makan erat adan ?inggi adan 8akanan Pantangan
Se'elum sakit Saat dika*i erapa kali sehari erapa kali sehari erapa porsi, habis atau erapa porsi, habis tidak atau tidak Apa makanan yang Apa makanan yang dikonsumsi. dikonsumsi. Adakah makanan yang Adakah makanan yang menyebabkan klien menyebabkan klien alergi alergi aik7 berkurang7buruk aik7 berkurang7buruk erapa kg erapa kg erapa 2m erapa 2m Adakah makanan Adakah makanan pantangan pantangan
/ebiasaan minum >enis minum Perasaan haus
erapa gelas perhari Apa minuman yang dikonsumsi iasa7 bertambah7 berkurang
erapa gelas perhari Apa minuman yang dikonsumsi iasa7 bertambah7 berkurang
4. /ebutuhan *liminasi A Pem'andin& 6rekuensi Barna au /onsistensi
Se'elum sakit erapa kali sehari Apa 9arna dari feses Normal berbau amoniak Padat7cair7keras
Saat dika*i erapa kali sehari Apa 9arna dari feses Normal berbau amoniak Padat7cair7keras
Pem'andin& 6rekuensi Barna au Perasaan
Se'elum sakit erapa kali sehari /uning jernih7pekat Amoniak (normal) :akit atau tidak
Saat dika*i erapa kali sehari /uning jernih7pekat Amoniak (normal) :akit atau tidak
A/
%. /ebutuhan Persepsi :ensori dan /ognitif Penglihatan ' Apakah menggunakan kacamata pada aktivitas sehari0 hari. isa melihat jarak jauh dan dekat dengan jelas atau tidak. Pendengaran ' Apakah klien masih dapat mendengar dengan jelas, dan tidak mengeluh masalah pendengarannya. Apakah klien bisa mendengar suara pelan seperti bisikan dan suara yang keras. Penciuman ' Apakah klien masih dapat mencium bau0 bauan dan tidak ada masalah dengan indera penciumannya. /lien bisa mencium bau busuk dan harum atau tidak. Pengecapan ' Apakah klien masih dapat membedakan rasa pahit, manis, asam dan asin. Perabaan ' Apakah klien bisa merasakan sensasi ketika disentuh ataupun dicubit. 5. /ebutuhan ?ermoregulasi Adakah demam pada klien dan berapa suhunya . :uhu normal 34034," o2 untuk de9asa. 34,"o2 E 3%,"o2 untuk anak0anak.
G. /ebutuhan /onsep Diri 2itra tubuh ' Apakah klien sudah mulai memperhatikan tubuhnya. dentitas ' Apakah klien sudah mengetahui identitas dirinya. arga diri ' Apakah klien sudah mengetahui tentang harga dirinya. /lien percaya diri atau masih malu. Peran ' Apakah klien sudah mengetahui mengenai peran dirinya. agaimana peran klien dalam kehidupan sehari0hari. deal Diri ' agaimana ideal diri klien. /lien ingin cepat sembuh. #. /ebutuhan :tress /oping :ebelum sakit' Apakah klien senang bermain,bercanda atau bersosialisasi dengan orang lain. :aat dikaji' Apakah klien senang bermain,bercanda atau bersosialisasi dengan orang lain. #. /ebutuhan $asa Aman dan Nyaman >ika klien mempunyai keluhan nyeri, kaji nyeri klien dengan pengkajian P$:?. P ' penyebab rasa nyeri ' seperti apa kualitas nyeri F tersayat, terbakar,diremas0 remas dll. $ ' dimana nyeri dirassakan : ' berapa skala nyeri (!0#!) ? ' kapan nyeri dirasakan . /ebutuhan :eksual E $eproduksi Apakah klien sudah mengetahui jenis kelaminnya. Adakah kebutuhan seksual0 reproduksi klien 3. /ebutuhan /omunikasi E nformasi :ebelum sakit ' agaimana komunikasi klien dengan teman dan orang0orang di lingkungannya. :aat dikaji ' agaimana komunikasi klien dengan teman dan orang0orang di lingkungannya. . /ebutuhan $ekreasi E :piritual #. $ekreasi :ebelum sakit ' Apakah klien biasanya bermain dan berinteraksi dengan orang lain dilingkungannya. Apakah klien biasa ber9isata dengan keluarga atau orang di lingkungannya. Apa yang dilakukan klien untuk menyenangkan hatinya. :aat dikaji ' Apakah klien biasanya bermain dan berinteraksi dengan orang lain dilingkungannya. Apakah klien biasa ber9isata dengan keluarga atau orang di lingkungannya. Apa yang dilakukan klien untuk menyenangkan hatinya. #. :piritual
:ebelum sakit ' Apakah klien sudah mengerti mengenai agama yang dianutnya. Apa saja ibadah yang dilakukan klien dalam sehari. :aat dikaji ' Apakah klien sudah mengerti mengenai agama yang dianutnya. Apa saja ibadah yang dilakukan klien dalam sehari. #. Pemeriksaan fisik . Pengkajian =mum #. ?ingkat /esadaran :pontan Dengan perintah $angsangan nyeri ?idak berespon 8enurut perintah 8elokalisasi nyeri (menunjuk) $eaksi menghindari nyeri 6leksi abnormal *kstensi abnormal ?idak berespon ?erorientasi ingung /ata0kata tidak dimengerti :uara tidak jelas ?idak berespon
*yes
8otorik
-erbal
3 # 4 " 3 # " 3 #
/eterangan ' 2ompos mentis ' #0#" Apatis ' #0#3 :omnolen #!0## Delirium ' %0G :poro coma ' 04 2oma '3 #. /eadaan =mum #. ?anpa dehidrasi ' baik, sadar . Dehidrasi ringan 7 sedang ' gelisah, re9el 3. Dehidrasi berat ' lesu, lunglai 7 tidak sadar . ?anda0tanda -ital #. :uhu ' 34," o2 E 3%," o2 untuk anak0anak. 34 o2 034," o2 untuk de9asa.
'
. Nadi '#!0#3! kali per menit untuk anak0anak. 5!0 #! kali per menit untuk de9asa. 3. $$ ' 3!0! kali per menit untuk anak0anak. !0 kali per untuk de9asa.