BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Be Belakang
Typphus Abdominalis atau yang lebih dikenal dengan demam tifoid atau atau tife tifess dala dalam m baha bahasa sa kita kita adala adalah h suat suatu u penya penyaki kitt infe infeks ksii akut akut yang yang menyer menyerang ang usus usus halus halus yang yang diseba disebabka bkan n oleh oleh bakter bakterii Salmon Salmonell ellaa typhi typhi.. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dan orang tua, laki-laki maupun wanita. Penyakit demam tifoid ini mendunia, artinya terdapat di seluruh dunia. Tetapi lebih banyak di negara sedang berekembang di daerash tropis, seperti Indones Indonesia. ia. Penyak Penyakit it tifus tifus merupa merupakan kan endemik endemik di Indones Indonesia. ia. Penyak Penyakit it ini termasuk termasuk penyakit penyakit menular, yang mudah menyerang menyerang banyak banyak orang, sehingga dapat menimbulkan wabah. Di Indonesia, diperkirakan angka kejadian penyakit ini adalah 300 – 810 kasus per 100.000 penduduk/tahun. penduduk/tahun. Insiden tertinggi tertinggi didapatkan didapatkan pada anak-an anak-anak. ak. Orang Orang dewasa dewasa sering sering mengal mengalami ami infeks infeksii ringan ringan dan sembuh sembuh sendiri lalu menjadi kebal. Insiden penderita berumur anak usia 12 – 13 tahun ( 70% – 80% ), pada usia 30 – 40 tahun (10%-20%) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10%) . Terjadinya penyakit yang merupakan penyakit ini tidak memandang musim musim,, baik baik musim musim kemara kemarau u maupun maupun penghuj penghujan. an. Penula Penularan ran penyak penyakit it ini
mela melalu luii maka makanan nan yang yang terc tercem emar ar.. Kada Kadang ng keber kebersi sihan han makan makanan an kura kurang ng terjamin. Oleh karena itu kita harus memperhatikan kualitas makanan. bukan dari segi harga, tapi dari susunan menu, kehigienisan dan sanitasi makanan. 1.2
Perumusan Ma Masalah
a. Mahasiswa Mahasiswa belum memahami memahami defini definisi si dari dari thypoid thypoid fever fever b. Mahasiswa Mahasiswa belum belum memahami memahami anatomi anatomi fisiologi fisiologi thypoid thypoid fever fever c. Mahasiswa Mahasiswa belum memahami memahami tentang tentang etiologi etiologi thypoi thypoid d fever fever d. Mahasiswa Mahasiswa belum memahami memahami tanda tanda dan dan gejala gejala thypoi thypoid d fever fever e. Mahasiswa Mahasiswa belum belum memahami memahami patofisio patofisiologi logi dan dan patoflow patoflow thypoid thypoid fever f. Mahasiswa Mahasiswa belum memahami memahami pemeriksaan pemeriksaan diagnostik diagnostik dan penunja penunjang ng g. Mahasi Mahasiswa swa belum belum memahami memahami penat penatala alaksa ksanaan naan medis medis h. Mahas hasiswa
bel belum
memahami
pen pengkajian
data ata
dasar
asuhan
keperawatan i.
Mahasi Mahasiswa swa belum belum memah memahami ami analis analisaa data dan diagno diagnosa sa keperaw keperawata atan n
j. j.
Maha Mahasi sisw swaa belu belum m mema memaha hami mi renc rencan anaa dan dan tind tindak akan an kepe kepera rawa wata tan n
thypoid fever k. Mahasi Mahasiswa swa belum belum memahami memahami evaluas evaluasii keperawat keperawatan an pada pasien pasien yang yang terkena thypoid fever 1.3
Tujuan
Dalam makalah ini penulis merumuskan tujuan menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus antara lain yaitu : 1. Tujuan umu umum
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan nyata tentang pelaksanaan prose prosess asuhan asuhan keperaw keperawata atan n pada klian klian yang yang mengal mengalami ami ganggua gangguan n di sistem pencernaan : thipoid fever pada Tn “A” di IRNA penyakit dalam sayap B RS.Muhammadiyah palembang. 2. Tuj Tujuan uan khus khusus us a.
Mamp Mampu u meng mengka kaji ji masa masala lah h klie klien n deng dengan an mela melaku kuka kan n
pend pendek ekat atan an
yang yang
sistematis untuk mengumpulkan data dan selajutnya merumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan data yang di peroleh b. b.
Mamp Mampu u mere merenc ncan anak akan an tind tindak akan an kepe kepera rawa wata tan n berd berdas asar arka kan n diag diagno nosa sa keperawatan yang telah dirumuskan dirumuskan dan menetapkan tujuan serta serta kriterian hasil yang akan di capai .
c.
Mamp Mampu u mel melak aksa sana naka kan n tin tinda daka kan n kep keper eraw awat atan an sesu sesuai ai deng dengan an yang yang tela telah h direncanakan dan memberikan alternatif pemecahan masalah bagi klien
d.
Mamp Mampu u meng mengev eval alua uasi si hasi hasill yang yang tela telah h dicap dicapai ai berd berdas asar arkan kan tuja tujaun un dan dan krit kriter eria ia yang telah ditetapkan.
1.4
Metode
Peny Penyus usun unan an maka makala lah h ini ini mengg menggun unaka akan n stud studii pust pustak akaa deng dengan an cara cara membac baca
buku uku-buku
yang
berkaitan
dengan
tema.
Menca ncari
dan dan
mengumpulkan bahan-bahan atau sumber dari internet,Menyusun kerangka makalah, Mengembangkan kerangka makalah, Mengevaluasi hasil makalah
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Definisi
Tifo Tifoid id dan dan parat paratif ifoi oid d adal adalah ah peny penyak akit it infe infeks ksii akut akut usus usus halus halus.. Paratifoid biasanya lebih ringan dan menunjukan gambaran klinis yang sama, atau menyebabkan enteritis akut. Sinonim dengan tifoid adalah typoid and par parat atyp ypho hoid id feve fever, r, ente enteri ricc fever fever,, typh typhus us and and parat paratyp ypus us abdo abdomi minal nalis is.. (Soeparman, 1999, Edisi II, Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, FKUI) Tifoid Tifoid merupakan merupakan penyakit infeksi yang terjadi terjadi pada usus halus yang disebab disebabkan kan oleh oleh salmon salmonell ellaa thypii thypii,, penyaki penyakitt ini dapat dapat ditula ditularka rkan n melalu melaluii makan, makan, mulut mulut atau atau minuma minuman n yang yang terkont terkontami aminasi nasi oleh oleh kuman kuman salmon salmonell ellaa thypii. (Hidayat Alimul Azis.A, 2006, Edisi I, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta, Salemba Medika) Demam tifoid, enteric fever ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengena mengenaii salura saluran n pencer pencernaa naan n dengan dengan gejala gejala demam demam yang yang lebih lebih dari dari satu satu minggu, minggu, gangguan pada pencernaan, pencernaan, dan gangguan gangguan kesadaran kesadaran (Ngastiya (Ngastiyah, h, 2005, Edisi II, Perawatan Anak Sakit, Jakarta, EGC)
2.2
Anatomi Da Dan Fi Fisiologi
Saluran gastrointestinal adalah jalur (panjang total 23-26 kaki) yang berjalan dari mulut melalui esophagus, lambung, dan usus sampai anus.
Esofagus Esofagus terletak terletak di mediastinum mediastinum rongga torakal, torakal, anterior anterior terhadap terhadap tula tulang ng pungg punggun ung g dan poste posteri rior or terh terhad adap ap trak trakea ea dan dan jant jantun ung. g. Panj Panjan ang g esophagus kira-kira 25 cm menjadi distensi bila makana n mlewatinya. Lambung ditempatkan dibagian atas abdomen sebelah kiri dari garis tengah tubuh, tepat dibawah diafragma kiri. Lambung adalah suatu kantung yang dapat berdistens berdistensii dengankapasit dengankapasitas as kira-kira kira-kira 1500 ml. Lambung dapat di bagi bagi ke dalam dalam empat empat bagian bagian : kardia kardia (jalan (jalan masuk) masuk),, fundus fundus,, korpus korpus,, dan pylorus. Usus halus adalah segmen paling panjang dari saluran gastrointestinal yang jumlah panjangnya kira-kira dua per tiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm area permukaan untuk sekresi dan absorpsi. Usus halus dibagi kedalam 3 bagian: 1. Duodenum (bagian atas) 2. Jejunum (bagian tengah) 3. Ileum (bagian bawah) Pertemuan antara usus halus dan besar terletak dibagian bawah kanan duodenum. Ini disebut sekum. Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi untuk mengontrol pasase isi usus kedalam usus besar dan mencegah refluk reflukss bakter bakterii ke dalam dalam usus usus halus. halus. Pada Pada tempat tempat ini terdap terdapat at apendi apendiks ks veriformis.
Usus Usus besar besar terdir terdirii dari dari segmen segmen asende asenden n pada sisi sisi kanan kanan abdomen abdomen,, segmen transversum yang memanjang dari abdomen atas kanan ke kiri, dan segmen desenden pada sisi kiri abdomen. Bagian ujung dari usus besar terdiri dari dua bagian: kolon sigmoid dan rectum. Rectum berlanjut pada anus.
2.3
Etiologi
Salmonella typhii, Salmonella paratyphii A, Salmonella paratyphii B, S. Paratyphii C .
2.4
Tanda dan Gejala
Masa tunas demam tifoid berlansung 10 sampai 14 hari. Gejala-gejala yang timbul amat bervariasi, perbedaan ini tidak saja antara berbagai bagian dunia, tetapi juga di daerah yang sama dari waktu ke waktu. Selain itu, gambaran penyakit bervariasi dari penyakit ringan yang tidak terdiagnosa, sampai gambaran gambaran penyakit penyakit yang khas dengan komplikasi komplikasi dan kematian. kematian. Hal ini menyebabkan menyebabkan bahwa seorang ahli yang sudah sangat berpengalaman berpengalaman pun dapat mengalami kesulitan untuk membuat diagnosa klinis tifoid. 1. Demam, Demam, pada kasus yang yang khas demam demam berlansung berlansung 3 minggu, minggu, bersifat bersifat febris remiten dan suhu tidak tinggi tinggi sekali. Selama Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik tiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua pasien
terus berada dalam keadaan demam, pada minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga. 2. Gangguan Gangguan pada saluran saluran pencernaan, pencernaan, pada mulut mulut terdapat terdapat panas berbau berbau tidak tidak sedap, sedap, bibir bibir kering kering dan pecah-pe pecah-pecah cah (ragade (ragaden). n). Lidah Lidah tertut tertutup up selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan, jarang disertai disertai tremor. Pada abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limpa membesar disertai nyeri pada perabaan. Bias Biasan anya ya seri sering ng terj terjad adii kons konsti tipa pasi si teta tetapi pi juga juga dapa dapatt diar diaree
atau atau
norm normal al.g .gan anggu gguan an kesada kesadara ran, n, umum umumny nyaa kesa kesada dara ran n pasie pasien n menu menuru run n walaupun tidak dalam yaitu apatis sampai samnolen, jarang terjadi spoor, koma, atau gelisah gejala tersebut tersebut mungkin mungkin terdapat gejala lainnya. lainnya. Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola, yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada minggu pertama
Fatofisiologi Dan Patoflow
Makanan tercemar Salmonella typhosa
masuk kemulut
Ragaden, coated tongue
dilambung sebagian basil musnah oleh asam lambun
melalui pembuluh limfe halus
Sebagian masuk ke usus halus dan basil diserap
anoreksia Bakteriemia
masuk ke dalam peredaran darah
melepaskan endotoksin menstimulasi sintesis
Basil menyebar keseluruh tubuh
sampai di organ-organ utama (Hati dan Limfa)
Terutama kedalam kelenjer limfoid usus halus
Terjadi pelepasan zat pirogen
basil berkembang biak
organ-organ membesar disertai nyeri pada perabaan
inflamasi lokal
menimbulkan tukak Jaringan meradang Berbentuk lonjong pada mukosa diatas plak Peyeri
Nyeri saat makan
Nyeri
Resti Resti komplikasi (cedera)
Mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus
Histamin
hipotalamus
Peningkatan panas anoreksia
melena gangguan thermoregulasi
gangguan pemenuhan Nutrisi
intake berkurang
malaise
resti intoleransi aktivitas
2.5 2.5
Peme Pemeri rika kasa saan an Diag Diagno nost stic ic Dan Dan Penu Penunj njan ang g a. Peme Pemerik riksaa saan n leukos leukosit it
Walaupun Walaupun menurut menurut buku-buku buku-buku disebutkan disebutkan bahwa tifoid tifoid terdapat terdapat leucopenia leucopenia dan limposito limpositosis sis relative, relative, tetapi tetapi kenyataan kenyataan leukopeni leukopeni tidaklah tidaklah sering sering dijump dijumpai. ai. Pada Pada kebany kebanyaka akan n kasus kasus tifoi tifoid, d, jumlah jumlah leukos leukosit it pada sedian sedian darah darah tepi tepi berada berada dalam dalam batasbatas-bat batas as normal normal,, malahan malahan kadangkadangkadang terdapat leukositosis, walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekund sekunder. er. Oleh Oleh karena karena itu pemeri pemeriksa ksaan an jumlah jumlah leukos leukosit it tidak tidak berguna berguna untuk diagnosis tifoid. b. Biak Biakan an dar darah ah
Biakan Biakan darah darah positi positiff memast memastika ikan n tifoi tifoid, d, tetapi tetapi biakan biakan Negara Negara negati negative ve tidak tidak menyi menyingki ngkirka rkan n tifoid tifoid.. Hal ini disebab disebabkan kan karena karena hasil hasil biakan darah tergantung pada beberapa factor, antara lain : 1.
Tehnik pem pemeriksaan laboratorium.Hasil peme emeriksaan satu
labo labora rato tori rium um
berb berbed edaa
deng dengan an yang yang
lain lain,,
mala malaha han n
hasi hasill
satu satu
laboratorium bisa berbeda dari waktu kewaktu. Hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan yang digunakan. Karena jumlah kumam yang berada dalam darah hanya sedikit, yaitu kurang dari 10 kuman/ml darah, maka untuk jeperluan pembiakan, pada penderita dewasa diambil 5-10 ml darah dan pada anak-anak 2-5 ml. bila darah yang dibiakan terlalu sedikit hasil biakan bisa negative, terutama terutama pada orang yang sudah mendapat mendapat pengobatan pengobatan yang spesifik. spesifik.
Selain itu darah tersebut harus lansung ditanam pada media biakan sewaktu berada di sisi penderita dan lansung dikirim ke laboratorium. Waktu Waktu pengambilan pengambilan darah paling baik adalah saat demam tinggi pada waktu bakterimia berlansung. 2.
Saat pemeriksaan sela elama per perjalanan pen penyakit. Pada tifoid
biakan darah terhadap S. typhii terutama positif pada minggu pertama penyakit dan berkurang pada minggu-minggu berikutnya. Pada waktu kambuh biakan darah bisa positif lagi. 3.
Vaksinasi di di ma masa la lampau.
Vaksin Vaksinasi asi terhada terhadap p tifoid tifoid di masa masa lampau lampau menim menimbul bulkan kan antibo antibody dy dalam dalam darah darah pender penderita ita.. Antibo Antibody dy ini dapat dapat meneka menekan n bakteri bakterimia mia,, sehingga biakan darah mungkin negativ. 4.
Pengob gobatan dengan ob obat anti ntimikroba. ba.
Bila Bila pend pender erit itaa sebel sebelum um pembi pembiak akan an darah darah suda sudah h mend mendap apat at obat obat antimikroba pertumbuhan kuman dalam media biakan terhambat dan hasil biakan mungkib negative. c. Reak Reaksi si Wid Widal al
Reaksi widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody (agglutinin) yang spesifik terhadap salmonella terhadap dalam serum penderita tifoid, juga pada orang yang pernah ketularan salmonella dan pada oraang yang pernah di vaksinasi terhadap tifoid.
Antig Antigen en yang yang digu digunak nakan an pada pada reak reaksi si wida widall adal adalah ah susp suspen ensi si salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Maksud reaksi widal adalah untuk menentukan adanya agglutinin dalam serum penderita yang disangka menderita tifoid. Akiba Akibatt infe infeks ksii oleh oleh S. typh typhii ii,, pende penderi rita ta memb membua uatt antib antibod ody y (agglutinin), yaitu : 1. Agglut Agglutini inin n O, yang yang dibuat karena karena ransang ransangan an antigen antigen O (beras (berasal al dari tubuh kuman). 2. Aggl Agglut utin inin in H, kare karena na rans ransan anga gan n anti antige gen n H (ber (beras asal al dari dari flag flagel ella la kuman). 3. Aggl Agglut utin inin in Vi, karen karenaa
rans ransan anga gan n anti antigen gen Vi (bera (berasa sall dari simp simpai ai
kuman) Dari ketiga agglutinin tersebut hanya agglutinin O dan H yang ditentukan titernya untuk diagnosis, makn tinggi titernya, mangkin besar kemungkinan kemungkinan penderita menderita tifoid. Pada infeksi infeksi yang aktif, titer titer reaksi widal akan meningkat pada pemerikasaan ulang yang dilakukan selang paling sedikit lima hari.
2.6
Panatalaksanaan Medis
Pasien yang dirawat dengan diagnosis observasi tifoid harus dianggap dan diperl diperlaku akukan kan lansun lansung g sebaga sebagaii pasien pasien tifoid tifoid dan diberi diberikan kan pengoba pengobatan tan sebagai berikut:
1. Isolasi Isolasi pasien, pasien, desinf desinfeksi eksi pakaian pakaian dan dan eksret eksreta. a. 2. Perawat Perawatan an yang yang baik baik untuk untuk menghindar menghindarii kompli komplikas kasi, i, menginga mengingatt sakit sakit yang
lama, lemah, anoreksia, dan lain-lain.
3. Isti Istira raha hatt sela selama ma demam demam samp sampai ai denga dengan n dua mingg minggu u sete setela lah h suhu suhu normal normal kembali kembali (istiraha (istirahatt total), total), kemudian kemudian boleh duduk; jika tidak panas lagi boleh berdiri kemudian berjalan di ruangan. 4. Diet Diet.. Maka Makana nan n haru haruss meng mengan andun dung g cukup cukup cairan cairan,, kalo kalori ri dan dan tingg tinggii protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak meransang dan tidak menimbulkan gas. Susu dua gelas sehari. Bila kesadar kesadaran an pasien pasien menuru menurun n di berika berikan n makan makan cair, cair, melalui melalui sonde sonde lamb lambun ung. g. Jika Jika kesa kesada dara ran n dan nafs nafsu u maka makan n anak anak baik baik dapat dapat juga juga diberikan makanan lunak. 5. Obat Obat pilihan pilihan adalah adalah klorampeni klorampenikol kol,, kecual kecualii jika pasien pasien tidak cocok cocok dapa dapatt dibe diberi rika kan n obat obat lain lainny nyaa sepe sepert rtii kotri kotrimo moks ksazo azol. l. Pemb Pember eria ian n klorampenikol dengan dosis tinggi, yaitu 100mg/kgBB/hari (maksimal 2 gram gram perh perhar ari) i),, diber diberik ikan an 4 kali kali seha sehari ri per per oral oral atau atau intr intrav avena ena.. Pemberian klorampenikol dengan dosis tinggi tersebut mempersingkat wakt waktu u pera perawat watan an dan dan menc menceg egah ah rela relaps ps.. Efek Efek negat negatif ifny nyaa adal adalah ah mungki mungkin n pemben pembentuk tukan an zat anti anti kurang kurang karena karena basil basil terlal terlalu u cepat cepat dimusnakan.
6. Bila terdapa terdapatt komplikasi komplikasi,, terapi terapi disesuaikan disesuaikan dengan dengan penyakit penyakitnya. nya. Bila Bila terjadi terjadi dehidrasi dan asidisis asidisis diberikan cairan secara intravena intravena dan sebagainya.
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TIFOID FEVER
Pengkajian
Pada pengkajian dengan tifoid dapat ditemukan timbulnya demam yang khas yang berlansung selama kurang lebih tiga minggu dan menurun pada pagi hari serta meningkat pada sore dan malam hari, nafsu makan menurun, bibir kering dan pecah pecah, lidah kotor dan ujung dan tepinya kemerahan, adanya meteorismus, terjadi pembesaran hati dan limfa, adanya konstipasi dan bahkan tidak terjadi komplikasi seperti apatis sampai samnolen, adanya bradikardia, kemungkinan terjadi komplikasi seperti perdarahan pada usus halus, adanya perforasi usus, peritonitis, peradangan pada meningen, bronchopneumonia, dan lain-lain. Pada Pada
peme pemeri riks ksaa aan n
labo labora rato tori rium um
dapat dapat
dite ditemu muka kan n
leuco leucope peni niaa
denga dengan n
limfositosis relative, pada kultur empedu ditemukan kuman pada darah, urine, feces, dan uji serologis widal menunjukan kenaikan pada titer antibody O lebih besar atau sama dengan 1/200 dan H: 1/200.(Hidayat Alimul Aziz. A. 2006, Edisi I, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta, Salemba Medika). Medika).
Diagnosa /Masalah Keperawatan
Diagnos Diagnosaa atau atau masala masalah h keperaw keperawata atan n yang yang terjad terjadii pada pada anak dengan dengan tifoid tifoid adalah sebagai berikut:
15
a.
Kurang nu nutrisi.
b.
Hipertermia.
c.
Risi Risiko ko terj terjadi adi komp kompli likas kasii (ced (ceder era) a)
d.
Gang Ganggu guan an elim elimiinas nasi BAB BAB
e.
Gangguan uan rasa asa nyaman
Rencana Tindakan Keperawatan Kurang Nutrisi (Kurang dari kebutuhan)
Kekurangan nutrisi ini dapat disebabkan adanya asupan yang tidak adekuat oleh karena menurunnya menurunnya nafsu makan akibat proses patologis, patologis, maka tujuan keperawatannya diarahkan pada terpenuhinya kebutuhan nutrisi anak. INTERVENSI
RASIONAL
Tingkatkan intake makanan melalui:
Mengurangi
gangguan
Cara Cara khusus khusus untuk untuk mening meningkat katkan kan dari nafsu makan.
lingkungan seperti berisik dan lainlain.
Jaga Jaga keber kebersi siha han n ruan ruangan gan (bar (baran angg bar baran ang g
seper seperti ti
sput sputum umpot pot,,
urin urinal al
tidak berada dekat tempat tidur.
Berikan obat sebelum makan jika ada indikasi
Jaga kebersihan mulut pasien.
Mulut Mulut yang yang bersih bersih mening meningkat katkan kan nafsu makan.
Bantu pasien jika tidak mampu.
Membantu pasien makan.
Saji Sajika kan n
maka makana nan n
yang yang muda mudah h
dice dicern rna, a, Meni Mening ngka katk tkan an sele selera ra maka makan n dan dan
dalam keadaan hangat, tertutup, dan berikan intake makan. sedikit-sedikit tapi sering. Selingi makan dengan minum.
Memudahkan makanan masuk.
Hindari Hindari makanan makanan yang banyak mengandung mengandung Mengurangi rasa nyaman. gas.
Hipertermia
Terjad Terjadiny inyaa Hipert Hiperterm ermia ia ini dapat dapat diseba disebabkan bkan oleh oleh adanya adanya reaksi reaksi kuman salmonella salmonella typhosa typhosa yang masuk kedalam kedalam tubuh. Untuk mengatasiny mengatasinyaa adalah adalah dengan dengan tujuan tujuan memper mempertah tahanka ankan n kondisi kondisi suhu suhu tubuh tubuh dalam dalam batas batas normal dengan cara menurunkannya. INTERVENSI
RASIONAL
Monito Monitorr perubah perubahan an suhu suhu tubuh, tubuh, denyut denyut Monitot nadi.
tanda-tanda
vital
dan
observ observasi asi kemaju kemajuan an penuru penurunan nan suhu suhu tubuh.
Lakukan tindakan yang dapat menurunkan Kompres suhu suhu tubu tubuh h
sepe sepert rtii
laku lakuka kan n
hangat
dapat
terjadi
komp kompre ress vasodilata vasodilatasi si pembuluh pembuluh darah sehingga sehingga
hangat, berikan pakaian tipis dan mudah memudahkan suhu tubuh keluar. menyerap keringat.
Paka Pakaia ian n yang yang tipi tipiss dan dan meny menyer erap ap keringat
memudahkan
proses
penguapan. Libatkan keluarga dalam perawatan serta Meni Mening ngka kattkan kan ajari
cara
menurunkan
suhu
peng penget etah ahua uan n
agar agar
dan keluarga lebih kooperatif.
mengevaluasi perubahan suhu tubuh. Berikan ventilasi yang adekuat.
Membatu memberikan rasa nyaman
Anjurkan untuk banyak/ sering minum.
Membant Membantu u dalam dalam menuru menurunkan nkan suhu suhu tubuh.
Risiko terjadi komplikasi (cedera) Risiko terjadi cedera dalam hal ini adalah adanya komplikasi lebih
lanjut lanjut dari dari tifoid tifoid ini sepert sepertii adanya adanya perdar perdarahan ahan,, perfor perforasi asi,, tukak tukak daerah daerah mukosa yang dapat mengganggu system dalam tubuh oleh karena kemampuan kuman dalam merusak system serta adanya penurunan daya tahan tubuh. Tujuan Tujuan dari dari rencana rencana keperaw keperawata atan n adalah adalah mencega mencegah h terjad terjadiny inyaa kompli komplikas kasii lebih lanjut. INTERVENSI RASIONAL Berika Berikan n istira istirahat hat yang yang cukup cukup selama selama Merupa Merupakan kan salah salah satu satu tindaka tindakan n untuk untuk
demam, dan lakukan mobilisasi setelah mencegah mencegah terjadiny terjadinyaa komplikasi komplikasi lanjut lanjut dua dua ming minggu gu beba bebass pana panass mula mulaii dari dari pada penyakit tifoid. duduk. Monitor adanya tanda komplikasi
Dapat menentukan tindakan selanjutnya
Cek vital sign setiap empat jam.
Monitor faktor resiko.
Libatkan keluarga dalam perawatan dan Meningkatkan
pengetahuan
agar
ajari cara cara melakukan melakukan perawatan perawatan secara secara keluarga kebih kooperatif. aseptic Jela Jelasskan kan
fakto aktorr
risi risiko ko
yang yang
dapa dapatt Agar
menyebabkan komplikasi lanjut.
pasien
dan
keluarga
dapat
menghindari faktor risiko. .
Gangguan eliminasi BAB Gangguan eliminasi BAB ini disebabkan oleh intake dan output yang tidak seimbang, kurangnya makan makanan yang berserat yang dapat menyebabkan perubahan struktur feases menjadi keras.
Anju Anjurk rkan an
Intervensi pasi pasien en untu untuk k
Rasional maka makan n Agar tidak terjadi kesulitan dalam
makanan yang banyak mengandung BAB sera seratt yang yang dapa dapatt memp memper ermu muda dah h feases untuk dikeluarkan
Monito Monitorr adanya adanya peruba perubahan han status status Den Dengan gan
memo memoni nito torr
peru erubah bahan
nutrisi
stat status us nutr nutris isi, i, kebu kebutu tuha han n nutr nutris isii pasien terpenuhi
Kolaborasi dengan keluarga dalam Agar keluarga dapat memantau apa monitor aktivitas pasien
Jelaskan keluarga
kepada
yang menyebabkan kesulitan BAB
pasien
tentang
dan Agar kesehatan pasien tetap terjaga
pentingnya
menjaga kesehatan fekal
Gangguan rasa nyaman Gangguan rasa nyaman pada pasien thypoid ini dapat disebabkan oleh adanya imflamasi imflamasi jaringan, infeksi virus salmonella thyposa yang mengakibatkan nyeri pada abdomen pasien. Intervensi
Rasional
Ciptakan posisi yang nyaman bagi
Agar nyeri yang dialami dapat
pasien
diatasi
Identifikasi penyebab terjadinya
Gangguan rasa nyaman yang
gangguan rasa nyaman
dialami dapat ditanggulangi
Kolaborasi dengan keluarga dalam
Memonitor dan membatasi kegiatan
aktivitas pasien
pasien
Membatasi pengunjung
Agar pasien dapat mengontrol emosi dalam suasana yang sepi
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn”A” DENGAN KASUS SISTEM PENCERNAAN : TYPHOID DI IRNA ATAS PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PLAJU PALEMBANG PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS
Pengkajian tgl. Tanggal MRS Ruang/Kelas
s a t i t n e d I
n a t a h e s e K n a d t i k a S t a y a w i R
:11 januari 2011 :10 ja januari 20 2011 :PDL Sayap B/ 1B-1
Nama Umur Agama Pendidikan Pekaryaan Suku/Bangsa Alamat
Jam No. RM Dx. Masuk
:Tn.’A’ :38 tahun :Islam :S1 :: Indonesia :
:12:30 WIB : 001076 :TYPHOID
Jenis Kelamin Status Perkawinan Penanggung Biaya
: L/P : Kawin :Askes
Keluhan utama Riwayat penyakit saat ini
:Demam selama 6 hari :klien masuk RS dengan keluhan badan terasa panas, pusing kepala, mual dan muntah, panas tubuh 39 derajat celcius
Penyakit yang pernah diderita Penyakit yang pernah diderita keluarga Riwayat Alergi : ya
: maag ( gastritis ) : tidak ada tidak
Jelaskan
Observasi dan pemeriksaan fisik (RoS: Review (RoS: Review of System) System) Keadaan Umum : baik sedang lemah Tand Tandaa vita vitall TD:1 TD:140 40/8 /80 0 mmHg mmHg Nadi Nadi:: 87x/ 87x/men menit it Suhu Suhu bada badan: n:39 39,5 ,5 C
Kesadaran : RR:1 RR:18/ 8/me meni nitt
Maslah : Hipertermi
1 B n a s a f a n r e P ) h t a e r B (
Pola nafas Jenis Suara nafas: Sesak nafas
irama: Dispenia vesikuler Lain-lain: Ya
Teratur Kusmaul Stridor
Tidak teratur Ceyne Stokes Wheezing
Tidak
Batuk
Masalah : tidak ada masalah keperawatan
Lain-lain: Rochi ya
Tidak
2 B r e k s a v o i d r a K
) d o o l B ( ) n i a r B (
3 B n a t a r a y s r e P
n a a r e d n i g n e P
Irama jantung: Nyeri dada: Bunyi jantung: CRT: Akral:
Regular Tidak Ya Normal < 3 detik Hangat Basah
Iregular
S1/S2 tunggal
Ya
Tidak Murmur
Gallop
Lain-lain
> 3 detik Panas
Dingin kering
Dingin
Masalah : tidak ada masalah keperawatan GCS Eye: 4 15 Refleks fisiologis Patella Refleks patologis Babinsky Lain-lain: Istirahat/tidur: 6 jam/hari
Verbal; 5
Motorik ; 6
Triceps Budzinsky
Bicep Kernig
Total: lain-lain: lain-lain
Gangguan tidur: ti tidak
Masalah : Tidak ada masalah keperawatan Penglihatan (Mata) Pupil Selera/Konjungtiva Lain-lain Pendengaran/Telinga Gangguan pandangan Lain-lain Penciuman (hidung) Bentuk Gangguan penciuman Lain-lain
:
Isokor Anemis
Anisokor Ikterus
lain-lain lain-lain
:
Ya
Tidak
Jelaskan:
: :
Normal ya
Tidak Tidak
Jelaskan: Jelaskan:
Masalah : Tidak ada masalah keperawatan
4 B n a h i m e k r e P
Kebersihan: Bersih Kotor Urin: Jumlah: cc cc/hr: Warna Alat bantu (kateter, dan lain-lain): Kandung kencing: Membesar Ya Nyeri tekan Ya Gangguan Anuria Oliguria Inkontinensia
) r
e d d a l B (
n a a n r e c n e P ) l
e w o B (
5 B
Nukturia
Bau: Tidak Tidak Retensi Inkontinensia
lain-lain
Masalah : tidak ada masalah keperawatan Nafsu makan : x/hari Porsi makan : Minum : Mulut dan tenggorokan Mulut : Mukosa Tenggorokan Abdomen perut Nyeri tekan Lokasi: Peristaltik Pembesaran hepar Pembesaran lien Buang air besar 2 x/hari Konsisten ; cair Lain-lain
Baik Habis 80000
Menurun
cc cc/hari
Tidak Jenis
Frekuensi Ket: setengah porsi
Bersih Kotor Lembab Kering Sakit menelan/nyeri tekan Pembesaran tonsil Tegang Kembung
Be Berbau Stomatitis Kesulitan menelan lain-lain: Ascites
Ya Ya
Tidak Tidak Tidak
Teratur: Bau: ya
Masalah :Perubahan pola nutrisi
Ya Warna: kuning muda
n e m u g e t n I / l a t e l e k s o l u k l u M ) e n o B ( 6 B
Hiperpigmentasi
n i r k o d n E
Tyroid Hiperglikemia Hipoglikemia Luka gangren Lain-lain
Kemampuan pergerakan sendi: Kekuatan otot: Kulit Warna kulit
Turgor Odema: Lain-lain
Baik Ada
Bebas
Terbatas
Ikterus Pucat
sianosis
Sedang Tidak ada
Jelek Lokasi
Kemerahan
Masalah :Tidak ada masalah keperawatan Membesar
Ya Ya Ya Ya
Tidak Tidak Tidak Tidak
Masalah :Tidak ada masalah keperawatan
e n e i g i H . s r e P o i s l a o u s t - i o i r k i p s s P
Mandi Keramas Ganti pakaian
:2 x/hari :2 x/hari : 2 x/hari
Masalah :Tidak ada masalah Orang yang paling dekat: Istri Hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar :Baik Kegiatan ibadah: baik Konsep diri: baik Masalah : Tidak ada masalah keperawatan
Sikat gigi 2 x/hari Memotong kuku:1x seminggu
Data penunjang (Lab, Foto, USG, dan lain-lain)
-
Hb 13,8 gram/dl
L 13.2- 17.3 g/dl P 11.7 – 15.5 g /dl
-
Leokosit 3500/mm3
4000 – 11000 / cmm
-
Trombosit 189000
-
Widal (+) 1/320 tipe H
150000 – 400000 / ul
Terapi :
1. IVFD RL, gtt 20 tetes/ menit makro 2. Sanmol tablet 3x 1 tablet per hari 3. Ranitidin tablet 2x1 tablet per hari 4. Colsancetine inj 2 x 1 per hari 5. Neor Neorad adex ex 1 x 1 tabl tablet et
Pengambil Data / Perawat
_____________________
ANALISA MASALAH
Nama : Tn. “A” Umur : 36 th DATA Ds. Pasien mangatakan
ETIOLOGI Infeksi bakteri
badannya panas Do. Pasien tampak gelisah -
KU lemah
-
Bibir kering
-
Akral hangat
TTV
(Hipertermi) Kesaluran cerna
Proses inflamasi
Produksi panas meningkat
-
TD : 140/80
-
RR: 20x/menit
-
N= 87x/menit
-
Suhu 39,5
Ds. Keluarga pasien
Hipertermi
Infeksi bakteri
mengatakan Pasien tidak nafsu makan,
Do. KU lemah
-
Porsi makan setengah porsi , 3 sdm Mual, muntah 3 x hr Lidah kotor Mulut pahit
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tekanan intrasastritik
mual & muntah
-
MASALAH Peningkatan suhu tubuh
Intake in adekuat
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Ds. Pasien mengatakan susah buang air besar
Intake dan output
Perubahan pola BAB
berkurang
Do. Keadaan umum tampak gelisah -
Susag BAB
-
Abdomen kembung
Kurang makan makanan banyak mengandung serat
Terjadi pengerasan pada feses
Defekasi (susah BAB)
Ds. Pasien mengatakan
Peningkatan suhu tubuh
suhu tubuh tidak turun
Resiko kekurangan volume cairan
Intake cairan in adekuat
Do. Suhu tubuh 39,5 -
Mual & muntah 3
Resiko kekurangan cairan
x hr -
Pasien tampak gelisah
Ds. Keluarga klien
Defekasi
mengatakan pasien sering berdiam diri
Penurunan fungsi anus
Do. Keadaan umum pasien lemah
Trauma fisik
Resiko tinggi trauma fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi Hipertermi (pening (peningkatan katan suhu suhu tubuh di ambang ambang batas batas normal) normal) berhubungan berhubungan dengan infeksi virus salmonella thyposa 2. Ketidakseim Ketidakseimbangan bangan nutrisi nutrisi kurang kurang dari kebutuhan kebutuhan tubuh tubuh 3. Perubahan Perubahan pola pola BAB berhubungan berhubungan dengan dengan proses proses peradan peradangan gan pada dinding dinding usus halus 4. Resiko Resiko kehilangan kehilangan cairan cairan berhubungan berhubungan dengan mual dan muntah muntah 5. Resiko Resiko tinggi tinggi trauma trauma fisik fisik berhubungan berhubungan dengan imflamasi imflamasi
PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO
1
DIAGNOSA
PERENCANAAN
KEPERAWATAN Hipertermi
Tujuuan Dalam rentang waktu 3x24 jam suhu tubuh
berhubungan dengan
menurun
-
infeksi virus
NOC :
monitoring
salmonella thyposa
-
INTERVENSI (NIC) - Feve ever trea treatm tmen entt
Vital si sign
Ther Thermo more regu gula lati tion on
Suhu Suhu tubuh tubuh dalam dalam rentan rentang g norm normal al
-
Nadi Nadi dan dan RR dalam dalam rentan rentang g norm normal al
-
Tidak Tidak ada ada peru peruba bahan han warna warna kulit kulit dan dan
dikontrol dengan baik - Tanda Tanda-ta -tanda nda vital vital
Dengan criteria hasil: -
RASIONAL - Suhu Suhu tub tubuh uh dap dapat at
dapat kembali normal
tidak ada rasa pusing
2.
Ketidak seimbangan
Setelah dilakukan tindakan selama 3x24jam
nutrisi kurang dari
mual, muntah dapat diatasi
-
kebutuhan tubuh NOC :
-
-
Fluence
-
Hydration
-
Nutri Nutritio tion n statu status: s: food food and and flui fluid d intak intakee
Dengan kriteria hasil:
Dapat
Nutrition
meningkatkan
management
kebutuhan nutrisi
Nutrition
pasien terpenuhi
monitoring
-
Memp Mempert ertah ahank ankan an urin urinee outpu outputt sesua sesuaii dengan usia dan berat badan
-
TD, suhu suhu tubuh tubuh dalam dalam batas batas bata batass norma normall
-
Tidak Tidak ada tanda tanda-ta -tanda nda dehid dehidras rasi, i, elastisitas turgor turgor kulit baik baik
-
Memb Membran ranee muko mukosa sa lem lembab bab tidak tidak ada ada rasa rasa haus yang berlebihan
3.
Perubahan pola BAB
Dalam waktu 2x24 jamkebutuhan nutrisi
berhubungan dengan
terpenuhi mual & muntah berkurang
proses peradangan
NOC:
pada usus halus
-
Nutri Nutritio tion n Stat Status us : Foo Food d and and Fluid Fluid
management Dengan Kriteria hasil -
Mencegah -
Fluid
terjadinya
management
dehidrasi, mempertahankan intake dan output cairan
Adany Adanyaa penin peningk gkata atan n berat berat bada badan n sesua sesuaii
dengan tujuan -
Berat Berat bad badan an idea ideall sesua sesuaii deng dengan an ting tinggi gi
badan -
Mamp Mampu u men mengid gident entifi ifika kasi si kebu kebutuh tuhan an
nutrisi 4.
Resiko kehilangan
-
Tidak Tidak ada tanda tanda-ta -tanda nda malnu malnutri trisi si
-
Mencegah
cairan berhubungan
-
Tidak Tidak terja terjadi di penu penurun runan an bera beratt badan badan yan yang g
dengan mual, muntah
berarti
-
Impaction
terjadi konstipasi konstipasi
management
Setelah dilakukan tindakan selama 1x 24 jam pola BAB dapat kembali normal
NOC : -
Know Knowle ledg dgee : per perso sona nall safe safety ty
-
Safet Safety y beh behavi avior or : physi physica call injur injury y
Dengan kriteria hasil: 5.
Risiko tinggi trauma
-
Memp Memper erta taha hank nkan an pola pola BAB BAB
fisik berhubungan dengan inflamasi
-
mencegah
Env En vir iro onmenta tall
distensi
Selama 2x24 jam trauma fisik dapat
management
abdomen
ditanggulangi
safety
NOC : -
Bowe owel eli eliminat inatio ion n
-
Hydration
Dengan kriteria hasil -
Memp Memper erta taha hank nkan an bent bentuk uk fese fesess
-
Bebas Bebas dari dari keti ketidak dak nyama nyamanan nan konsti konstipas pasii
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nam Namaa pas pasie ien n : Tn.” Tn.”A” A” U mur : 38 thn Jenis Jenis kelami kelamin n : laki laki-la -laki ki Diagnosa Keperawatan
Tanggal & Waktu
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
12 januari 2011
•
Tindakan Keperawatan
Evaluasi (Respon)
Nutrition management
S : klien mengatakan nafsu makan masih menurun O: keadaan umum pasien lemah A: masalah teratasi Sebagian P : intervensi Dilanjutkan
Mandiri - Selingi pa pasien makan dengan minum - Anjurkan pasien makan makanan yang banyak mengandung protein dan vitamin C - Monitor ju jumlah nutrisi dan kandungan kalori Kolaborasi - Kol Kolabora orasi dengan gan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien •
Nutrition monitoring
Mandiri - BB pasien dalam batas normal - Kaj Kaji keluhan mual, muntah - Monitor adanya
S : klien mengatakan nafsu makannya normal O: keadaan umum baik A: masalah teratasi sebagian P : intervensi Dilanjutkan
Paraf
Fredi,
berat badan - Monit nitor kalori dan dan intake nutrisi Kolaborasi - Memonitor pusat kemerahan dan kekeringan jaringan konjungtiva Hipertermi 14 januari 2011 berhubungan dengan infeksi virus salmonella thyposa
•
Fever treatment
Mandiri - Memonitor su suhu sesering mungkin - Memonitor IWL - Selimuti pasien - Kompres pa pasien pada lipat paha dan aksila
S : klien mengatakan badannya panas O: Keadaan umum lemah A: masalah teratasi sebagian P : intervesi Diteruskan
Kolaborasi - Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam - Berikan cairan intravena - Kol Kolabor aboras asii deng dengan an dokter dalam pemberian obat untuk mengatasi demam Temperature regulation Mandiri - Memonitor su suhu minimal tiap 2 jam sekali - Memonitor ad adanya tanda-tanda •
S : klien mengatakan badannya tidak panas lagi O: keadaan umum Baik A: masalah teratasi P : intervensi Dihentikan
Fredi
hipertermi - Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh Kolaborasi - Kol Kolabora orasi dengan gan dokter dalam pemberian obat antipiretik •
Vital sign monitoring
Mandiri - Memonitor TD, Nadi, dan RR - Mencatat adanya fluktuasi tekanan darah - Memonitor kualitas dari nadi - Memonitor frekuensi dan irama nafas
S: klien mengatakan kepalanya terasa pusing O:keadaan umum lemah A:masalah teratasi sebagian P :intervensi Diteruskan
Kolaborasi - Kol Kolabor aboras asii deng dengan an tim medis tentang adanya penyebab perubahan vital sign
Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan maul dan muntah
14 januari 2011
S : klien mengatakan keadaanya membaik Mandiri O: keadaan umum - Pertahankan membaik catatan intake dan output yang akurat A: masalah teratasi P : intervensi - Anj Anjurkan pasien Dihentikan banyak minum •
Fluid management
Fredi
Kolaborasi - Kol Kolabora orasi dengan gan dengan keluarga tentang aktivitas klien
Perubahan pola BAB berhubungan dengan proses peradangan pada dinding usus halus
Mandiri - Menciptakan lingkungan yang senyaman mungkin bagi pasien - Mengontrol lingkungan dari kebisingan - Beri penjelasan pada psien dan keluarga bahwa terjadi perubahan status kesehatan pada pasien
S : klien mengatakan BAB sudah teratur kembali O: keadaan umum baik A: masalah teratasi P : intervensi Dihentikan
Fredi
S : klien mengatakan badannya terasa sehat O: keadaan umu baik A: masalah teratasi P : intervensi dihentikan
Fredi
Kolaborasi - Berkolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat therapy
Risiko tinggi trauma fisik berhubungan dengan imflamasi
Mandiri - Memonitor tanda dan gejala konstipasi - Memonitor bi bising usus - Dorong pemasukan intake cairan - Kon Konsultasi asi den dengan dokter tentang penurunan dan peningkatan bising usus Kolaborasi - Kol Kolabora orasi dengan gan
dokter dalam pemberian laktasi
BAB V PENUTUP
Kesimpulan
a.
Tifoi ifoid d dan dan par parati atifoid oid adal adalah ah peny penyak akiit infek nfeksi si akut akut usus usus hal halus. us.
Paratifoi Paratifoid d biasanya biasanya lebih ringan ringan dan menunjukan gambaran klinis yang sama, sama, atau atau menyeb menyebabka abkan n enteri enteritis tis akut. akut. Sinoni Sinonim m dengan dengan tifoi tifoid d adalah adalah typoi typoid d and and para paraty typho phoid id fever fever,, ente enteri ricc feve fever, r, typh typhus us and and para paraty typus pus abdominalis.(Soeparman, 1999, Edisi II, Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, FKUI) b.
Tifoid Tifoid merup merupaka akan n penyaki penyakitt infeksi infeksi yang yang terja terjadi di pada usus usus halus halus yang yang
disebabkan oleh salmonella thypii, penyakit ini dapat ditularkan melalui makan, mulut atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman salmonella thypii. (Hidayat Alimul Azis.A, 2006, Edisi I, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta, Salemba Medika) c.
Demam Demam tifoid tifoid,, enteric enteric fever fever ialah ialah penyak penyakit it infek infeksi si akut akut yang biasa biasanya nya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu
minggu,
gangguan
pada
pencernaan,
da n
gangguan
kesadaran(Ngastiyah,2005,Edisi II, Perawatan Anak Sakit, Jakarta, EGC d.
Penyeb Penyebab ab thypoi thypoid d adalah adalah Salmonel Salmonella la typhii, typhii, Salmo Salmonel nella la paratyp paratyphii hii A,
Salmonella paratyphii B, S. Paratyphii C.
35 e.
Tanda da dan ge gejala 1.
Demam, pada pada ka kasus ya yang kha khas dem demam ber berlansung 3 mi minggu ggu,
bersifat febris remiten dan suhu tidak tinggi tinggi sekali. 2.
gang ganggu guan an pad padaa sal saluran uran pen pence cern rnaa aan, n, pad padaa mul mulut ter terda dapa patt pana panass
berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). 3.
gangguan kesadaran, umumnya kesadaran pasien menurun
walaupu walaupun n tidak tidak dalam dalam yaitu yaitu apatis apatis sampai sampai samnol samnolen, en, jarang jarang terjad terjadii spoor, koma, atau gelisah gelisah
gejala gejala tersebut tersebut mungkin mungkin terdapat terdapat gejala gejala
lainnya.
Saran
Saran yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan makalah ini menjadi salah satu alternatif ilmu pengetahuan bagi para pembaca, baik dirumah sakit maupun di institusi-institusi institusi-institusi resmi.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol.1. EGC: Jakarta Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 2. Media Aesculapius: Jakarta Staf Pengajar IKA FKUI.1985. Ilmu Kesehatan Anak, Buku kuliah 1. Bagian IKA FKUI: Jakarta Suriadi & Rita Yuliani.2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1. CV. Sagung Seto: Jakarta