ULKUS MOLE (CHANCROID)
ULKUS DURUM (CHARCRE)
Penyebab
Streptobacillus ducreyi (Haemophillus ducreyi)
Treponema Pallidum
Anamnesis
KU : luka KU : Luka Lokasi : genital Lokasi : genital Gejala prodromal sistemik (+) : demam, Gejala prodromal sistemik(+) : malaise demam, malaise Jumlah : banyak (multipel) Jumlah : satu (soliter) Warna : putih Warna merah seperti daging Awalnya berbentuk benjolan berisi pada Luka tidak nyeri atau air kemudian cepat pecah menjadi Riwayat berganti-ganti pasangan (+)/ luka. berhubungan seksual seksual dengan dengan penderita Terasa nyeri (apabila di raba/ tersentuh) luka yang sama. Benjolan pada selangkangan (bubo) Pada wanita : dispareuni, disuria Riwayat berganti-ganti pasangan (+) Inspeksi : Inspeksi : Ulkus nekrotik, bentuk cawan, indurasi (Ulkus berbentuk bulat/ lonjong, tepi ), pinggir tidak rata, permukaan kotor, teratur tegas, dinding tidak menggaung, menggaung, sering bergaung dan dikelilingi halo yang permukaan permukaan bersih, dasar jaringan eritematousa (tanda radang akut +) granulasi berwarna merah daging. Dasar ulkus berupa jaringan granulasi Palpasi : yang mudah berdarah Perabaan indurasi (+) Pembesaran kelenjar inguinal (bubo) : Nyeri (-)/ indolen (+) (+) unilateral, eritematous, nyeri tekan (+) Palpasi : Perabaan lunak, indurasi (-) Nyeri (+)
PF
PP
Pemeriksaan sediaan hapus : Pewarnaan gram bahan diambil dari tepi ulkus yang menggaung. Hasil : batang pendek, ramping dengan ujung membulat, gram negatif, berkelompok / berderet.
Pemeriksaan T.Pallidum : Bahan berupa serum dari lesi kulit dan dilihat bentuk dan pergerakannya dengan mikroskop lapangan gelap.
Bentuk spiral, berwarna putih pada latar belakang gelap, motil (bergerak memutar terhadap sumbunya).
Biakan kuman : sukar Imunofluorosensi : untuk menentukan antibodi Biopsi : gambaran histopatologik berupa: Daerah superfisial : neutrofil, fibrin, eritrosit, jaringan nekrotik Daerah tengah : pembuluh kapiler baru Daerah dalam : infiltrat Test kulit ito-Reenstierna : sudah tidak dipakai Autoinokulasi Sistemik Antibitok Antibiotik : Penisilin Sulfonamida : 2-4 gram dilanjutkan Pilihan utama karena dapat menembus dengan 1 gram tiap 4 jam (10-14 hari) plasenta sehingga mencegah infeksi pada janin. Kotrimoksazol 2x2 tablet selama 10 hari – Pengobatan Sifilis dini dan yang Streptomisin: disuntikan tiap hari 1 gram alergi terhadap penisilin, dapat selama7-14 hari. diberikan: Kanamisin : im 2x 500 mg selama 6-14 – Tetrasiklin HCL,4x500 mg/hari hari. selama 4 minggu Eritromisin : 4x500 mg sehari – Eritromisin 4x500 mg oral selama Kuinolon : ofloksasin dosis tunggal 400 4 minggu mg – Doksisklin 100 mg 2 kali sehari Lokal selama 4 minggu NaCl fisiologik – Pengobatan Sifilis lanjut : NB: jangan diberikan antiseptik karena – Penisilin G Benzatin 2,4 juta unit mengganggu px mikroskop lapangan i.m./minggu, selama 3 minggu gelap untuk kemungkinan dx sifilis berturut-turut,total 7,2 unit; atau stadium I. – Penisilin Gpcain 600.000 u.i.m. setiap hari selama 14 hari; atau – Tetrasklin 100 mg /hari selama 4 minggu.
Terapi
Tes Serologik Sifilis (T.S.S) : RPR (Rapid Plasma Reagin), VDRL, TPHA. Tes histopatologi
– Edukasi
Hindari melakukan hubungan seksual (coitus interuptus) jika terpaksa gunakan kondom. Pasangan (suami/istri) di obati Jaga kebersihan daerah genital Minum obat dan kontrol teratur
Doksisiklin100 mg 2 kali sehari selama 4 minggu.
Mitra seksual juga di obati Selama belum sembuh jangan bersenggama Minum obat teratur untuk mencegah proses lebih lanjut Jaga kebersihan diri dan lokasi luka