BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ulkus mole termasuk golongan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual, ditetapkan sesuai dengan postulat KOCH setelah kuman ditemukan Ducrey pada tahun 1889. enyakit ini lebih banyak terdapat pada daerah!daerah dengan tingkat sosial ekonomi rendah, lapo laporan ran!l !lap apor oran an hany hanyaa datan datang g dari dari bebe bebera rapa pa nega negara ra yang yang suda sudah h berk berkem emba bang ng,, karen karenaa kesukaran menemukan penyebabnya. Karena kurangnya "asilitas diagnostik, sering ter#adi salah diagnosis secara klinis sebagai si"ilis stadium pertama. CH$%& dkk. '19(() hanya dapat menemukan H.ducreyi pada sepertiga #umlah kasus yang secara klinis dibuat diagnosis sebagai ulkus mole. 1 enyakit ini lebih sering ditemukan di negara berkembang terutama dengan higiene dan sosio!ekonomi rendah. *ransmisi penyakit ini selain melalui hubungan seksual dapat pula melalui autoinokulasi. + Haemophilus ducreyi dapat menyebabkan ulkus genitak yang lunak dan nyeri atau so"t chancre 'ulkus mole), kadang!kadang disertai oleh lim"adenopati inguinal yang nyeri. eskipun umum di#umpai di sebagian negara yang sedang berkembang, penyakit ini sudah #arang di $merika -erikat. emakaian obat terlarang dan men#ual seks demi narkoba merupakan "aktor resiko yang penting. enting diingat, in"eksi ini merupakan ko"akator untu in"eksi H/ dan si"ilis.0
Tujuan
*u#uan pembuatan dan pembahasan re"erat adalah sebagai bahan pembela#aran agar dapat dapat mengen mengenal al penyak penyakit it ulkus ulkus mole, mole, memaha memahami mi cara menega menegakan kan diagno diagnosis sis ulkus ulkus mole mole melalui anamnesis, rangkaian pemeriksaan, dan pemeriksaan penun#ang, serta memahami dan dapat menerapkan penatalaksanaan yang tepat sesuai dengan klinis pasien.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
I.
Definisi
Ulkus mole 'chanroid) adalah penyakit alat kelamin yang akut, setempat, disebabkan oleh -teptobacillus durey 'Haemophilus ducreyi) dengan ge#ala klinis yang khas berupa ulkus nekrotik yang nyeri pada tempat inokulasi, dan sering disertai pernanahan kelen#ar getah bening regional. 1 n"eksi Haemophylus ducreyi ' H. Ducreyi) ini, suatu "akultati" anaerobik basil gram!negati" yang memerlukan hemin '"aktor ) untuk pertumbuhannya. Ulkus mole dominan mengenai laki!laki heteroseksual dan banyak kasus berasal dari prostitusi yang sering carrier tanpa keluhan.+
2ambar 1. Chancroid. 3eberapa ulkus kecil!kecil, n yeri. Dasar purulen berbeda dengan chancre pada si"lis. +
2
2ambar +. Kombinasi nyeri ulkus genital danadenopati inguinal supurati" yang lunak. 0
II.
Sinomim
-o"t chancre, chanroid, so"t core. 1
III.
Ei!emiologi
enyakit ini bersi"at endemik dan tersebar di daerah tropik dan subtropik, terutama di kota dan pelabuhan. erbaikan tingkat ekonimi mempengaruhi berkurangannya "rekuensi penyakit ini di negara!negara yang lebih ma#u. -elain penularan melalui hubungan seksual, secara kebetulan #uga dapat mengenai hari dokter atau pera4at.1 5rekuensi pada 4anita dilaporkan lebih rendah, mungkin karena kesukaran membuat diagnosis. enyakit ini lebih banyak mengenai golongan kulit ber4arna. 3eberapa "aktor menun#ukan bah4a terdapat pemba4a kuman 'carrier) basil ducreyi, tanpa ge#ala klinis, biasanya 4anita tuna susila. 1 enyakit chancroid lebih banyak didiagnosis pada laki!laki dengan rasio laki! laki 6 perempuan antara 0 6 1 sampai +7 6 1 atau lebih tinggi. realensi chancroid tinggi pada kelompok sosial ekonomi rendah, terutama pada peker#a seks. Diantara peker#a seks, prealensi ulkus genital antara 7!07 dan H. Ducreyi dapat dikultur dari kira!kira 7: dari ulkus tersebut. 3aru!baru ini beberapa penelitian
3
di $"rika dan *hailand memperlihatkan bah4a chancroid merupakan "aktor resiko penting penyebaran H/ pada heteroseksual.
I".
Etiologi
3asil H.durreyi berbentuk batang pendek, ramping dengan u#ung membulat, tidak bergerak dan tidak membentuk spora, gram!negati", anaerob "akultati" yang membutuhkan hemin '"aktor ;) untuk pertumbuhan, mereduksi nitrat men#adi nitrit, dan mempunyai D<$ berisi guanosine plus-cytosine "raksi :,08 mole. 1,= 3asil sering kali berkelompok, berderet membentuk rantai, terutama dapat di lihat pada biakan sehingga disebut #uga -treptobacillu. 3asil ini pada lesi terbuka di daerah genital sukar ditemukan karena tertutup oleh in"eksi sekunder, lebih mudah dicari bila bahan pemeriksaan berupa nanah yang diambil dengan cara aspirasi abses kelen#ar inguinal. Kuman ini sukar dibiak. 1
2ambar 0. Haemophilus ducrey.> Dalam karangan!karangan terkhir mengenai penyebab penyakit ini timbul keragu!raguan, apakah ulkus mole merupakan penyakit yang disebabkan oleh satu organisme 'H.ducreyi), atau satu penyakit campuran yang disebabkan lebih dari pada satu organisme. CH$%& dkk. '19(8) menyatakan bah4a organisme selain H.ducreyi dapat menimbulkan ulkus 4
yang tidak dapat dibedakan dengan ulkus mole, dan beberapa ulkus mengandung "lora polimikrobial. Karena kesukaran menemukan penyebab dan ditemukan organisme yang multipel yang dapat diisolasi dari ulkus penis, timbul kesukaran mencari hubungan antara gambaran klinis dan penemuan laboratorik.1 H. ducreyi adalah basil pemilih. Untuk mendapatkan nilai yang optimal dari kultur positi",
media
secara
bersamaan6 agar
gonokokal dilengkapi
dengan
hemoglobin sapi dan agar ueller!Hinton dilengkapi dengan darah cokelat kuda, masing!masing dengan 7 serum #anin anak sapi. ertumbuhan terbaik pada 0: @ C hingga 00 @ C '8> @ 5 ke 91,= @ 5) dalam suasana #enuh air. =
".
Patogenesis !an imunokimia
atogenesis penyakit ini belum diseliki secara mendalam -ehingga sangat sedikit yang diketahui tentang patogenesis in"eksi H. Ducreyi. *rauma atau luka lecet perlu dipikirkan untuk penetrasi basil ke dalam epidermis dan untuk induksi lesi chancroid percobaan pada lengan kulit harus diskari"ikasi. Aumlah inokulim untuk menimbukan in"eksi tidak diketahui. ada lesi, organisme terdapat dalam makro"ag dan neutro"il atau bebas berkelompok 'mengumpul) dalam #aringan interstisial.1 ada percobaan kelinci, seperti pada manusi, beberapa galur H.ducreyi diketahui irulen, sedangkan yang lain kelihatannya airulen. 3eberapa penyelidik mengatakan bah4a irulensi dapat hilang dengan kultiasi serial sehingga kuman kehilangan kemampuan untuk menimbulkan lesi di kulit. Organisme yang airulensi dilaporkan lebih rentan terhadap antimikroba terutama polimiksin. &im"adenitis yang ter#adi pada in"eksi H.ducreyi diikuti dengan dengan respon in"lamasi sehingga ter#adi supurasi. Kemungkinan terdapat si"at!si"at H.ducreyi yang tidak diketahui dan unik yang menimbulkan bubo supurati". Bespon imun yang berhubungan dengan patogenesis dan kerentanan penyakit tidak diketahui. enyelidikan sebelum menemukan respon hipersensi"itas lambat dan respon antibodi pada para penderita dengan 5
chancroid dan pada binatang percobaan. $ntibodi ditemukan dengan cara "iksasi komplemen, aglutinasi, presipitasi, dan tes "luoresens antibodi indirek. Beaktiasi silang antara antisera yang dihasilkan terhadaot antigen H.ducreyi murni dan ekstral antigen dari spesies Haemophilus lain telah ditemukan. 1
"I.
#ejala klinis
asa inkubasi berkisar 1!1= hari pada umumnya kurang dari ( hari. &esi kebanyakan multipel, #arang soliter, biasanya pada daerah genital, #arang pada daerah ekstragenital. ula!mula kelainan kulit berupa papul, kemudia men#adi esiko!pustul pada tempat inokulasi cepat pecah men#adi ulkus. Ulkus 6 kecil, lunak pada perabaan, tidak terdapat indurasi, berbentuk ca4an, pinggir tidak rata. -ering bergaun dan dikelilingi halo yang erimatosa. Ulkus sering tertutup dengan #aringan nekrotik, dasar ulkus berupa haringan granulasi yang mudah berdarah, dan pada perabaan terasa nyeri. *empat predileksi pada laki!laki ialah permukaan mukosa preputium, sulkus koronarius, "renulum penis, dan batang penis. Dapat #uga timbul lesi di dalam uretra, skrotum, perenium atau anus. ada 4anita ialah labia, klitoris, "ourchette, estibuli, anus, dan seriks. &esi ekstragenital terdapat pada lidah, #aringan, bibir, payudara, umbilikus, dan kon#ungtia. Karena adanya inokulasi sendiri, dengan cepat dapat timbul lesi yang multipel, dengan cara ini dapat timbul lesi di daerah pubis, abdomen, dan paha. 2e#ala sistemik #arang timbul, kalau ada hanya demam sedikit atau malese ringan.
Aenis!#enis bentuk klinis1!= 1. Ulkus mole "olikularis *imbul pada "olikel rambut, pada permukaannya menyerupai "olikulitis yang disebabkan oleh kokus, tetapi cepat men#adi ulkus. &esi seperti ini dapat timbul pada ula dan pada daerah berambut di sekitar genitalia dan sangat super"icial. +. D4ar" chancroid
6
&esi sangat kecil dan menyerupai erosi pada herpes genitalis, tetapi dasarnya tidak teratur dan tepi berdarah. 0. *ransient chancroid 'chancre mou alant) &esi kecil, sembuh dalam beberapa hari, tetap +!0 minggu kemudian diikuti timbulnya bubo yang meradang pada daerah inguinal. 2ambaran ini menyerupai lim"ogranuloma enereum. =. apular chancoroid 'ulkus mole eleatum) Dimulai dengan ulkus yang kemudian menimbul
terutama pada
tepinya.
2ambarannya menyerupai kondilomata lata pada si"ilis stadium . 7. 2iant chancroid ula!mula timbul ulkus kecil, tapi meluas dengan cepat dan menutupi satu daerah. -ering mengikuti abses inguinal yang pecah dan dapat meluas ke daerah suprapubis bahkan daerah paha dengan cara autoinokulasi. >. hagedenic chancroid &esi kecil men#adi besar dan destrukti" dengan #aringan nekrotik yang luas. 2enitalia eksterna dapat hancur, pada beberapa kasus disertai in"eksi organisme /incent. (. *ime serpiginosa &esi membesar karena perluasan atau autoinokulasi dari lesi pertama ke daerah lipat paha atau paha, ulkus #arang menyembuh, dapat menetap berbulan!bulan atau bertahun!tahun.
2ambar =. &aki!laki dengan ulkus genital yang menyakitkan. >
7
2ambar 7 . Unilateral lymphadenitis dengan eritema diatasnya.>
Bu$o
$denitis daerah inguinal timbul pada setengah kasus ulkus mole. -i"atnya unilatera, erimatosa, membesar dan nyeri. *imbul beberapa hari sampau + minggu setelah lesi primer. &ebih dari pada setengah kasus adenitis sembuh tanpa supurasi.
"II. Komlikasi 1. ied chancre Kalau disertai si"ilis stadium . ula!mula lesi khas ulkus mole, tetapi setelah 17!
+: hari men#adi mani"es, terutama #ika diobat dengan sul"onamida. +. $bses kelen#ar inguiasi bila tidak diobati dapat memecah menimbulkan sinus yang kemudian men#adi ulkus. Ulkus kemudian membesar membentuk giant chancroid. 0. 5imosis dan para"imosis Kalau lesi mengetnai preputium =. 5istula uretra *imbulnya karena ulkus pada glans penis yang bersi"at destrukti". Dapar mengakibatkan nyeri pada 4aktu buang air kecil dan pada keadaan lan#ut dapar men#adi striktura uretra, 7. n"eksi campuran Dapat diserta in"eksi organisme /incent sehingga ulkus makin parah dan bersi"at desktrukti". Di samping itu #uga dapat disertai penyakit lim"ogranuloma enereum atau granuloma inguinale
8
"III. Diagnosis
Diagnosis dengan biakan sulit dilakukan karena media yang cocok tidak tersedia secara luas.0 Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan ri4ayat penderita, keluhan dan ge#ala klinis serta pemeriksaan laboratorium untuk ,menemukan agen penyebabnya. -ecara klinis ulkus mole nampak sebagai ulkus genital tunggal atau multiple dengan atau tanpa adenitis inguinal supurati" yang nyeri. Ulkus tersebut lunak, tidak terdapat esikel, nyeri inasi" dan purulen, pinggirnya irregular dan bergaung. Diagnosis klinis sendiri tidak adekuat dan pemeriksaan mikroskopis langsung sa#a tidak cukup untuk diagnosis suatu ulkus mole. Oleh sebab itu dibutuhkan beberapa pemeriksaan penun#ang untuk menegakkan suatu diagnosis ulkus mole. 1,7 -elain ditemukan ulkus genital nyeri yang khas, pemeriksaan mikroskop lapangan gelap memberi hasil negati", dan pemeriksaan irus herpes negati". 0 Diagnosis kemunginan dibuah ketika semua kriteria sebagai berikut6 • •
$da satu atau lebih nyeri ulkus genital *idak ada bukti dari in"eksi *. allidum dengan pemeriksaan lapangan gelap ulkus eksudat atau dengan tes serologi si"ilis yang dilakukan
•
setidaknya ( hari setelah ter#adiya ulkus. resentasi klinis, penampilan ulkus genital, dan #ika ada, lim"adenopati
•
yang khas untuk chancroid Hasil tes herpes simpleks irus sedian eksudat ukcer adalah negatu". asien diharuskan tes H/ dan tes 0 bulan yang selan#utnya untuk si"ilis dan H/ #ika hasil a4al negati". +
3erdasarkan gambaran klinis dapat disingkir penyakit kelamin yang lain. Harus dipikirnkan #uga kemungkinan in"eksi campuram. emeriksaan serologik untuk menyingkirkan si"ilis #uga #uga harus diker#akan. 1 -ebagai penyokong diagnosis ialah6 1
9
1. emeriksaan sedian hapus Diambil bahan pemeriksaan dari tepi ulkus yang bergaung, dibuat hapusan pada gelas atas, kemudian dibuat pe4arnaan 2ram, Unna!appenhein, right, atau 2iemsa. Hanya pada 0:!7: kasus ditemukan basil berkelompok atau berderet seperti rantai. +. 3iakan kuman 3ahan diambil dari pus bubo atau lesi kemudian ditanam pada pembenihanpelat agar khusus
yang ditambahkan daerah kelinci yang
sudah dide"ibrinasi. $khir!akhir ini ditemukan bah4a pembenihan yang mengandung
serum
darah
penderita
sendiri
sudah
diinakti"kan
memberikan hasil yang memuaskan. nkubasi membutuhkan 4aktu =8 #am. edium yang mengandung gonococcal medium base. Ditambah dengan hemoglobin 1, so!itale 1 dan ankomisin 0mcgml akan mengurangi kontaminasi yang timbul. 0. *eknik imuno"luorensi untuk menemukan antibodi =. 3iopsi 3iopsi dilakukan untuk membantu menegakan diagnosis. ada gambaran histpatologik ditemukan a. Daerah super"icial pada dasar ulkus6 neutro"il, "ibrin, eritrosit, dan #aringan nekrotik. b. Daerah tengah 6 pembuluh!pembuluh darah kapiler baru dengan proli"erasi sel!sel endotel sehingga lumen tersumbat dan menimbulkan trombosis. *er#adi perubahan degenerati" pada dinding pembuluh! pembuluh darah. c. Daerah sebelah dalam6 in"iltrat padat terdiri atas sel!sel plasma dan sel! sel lim"oid. 7. *es kulit ito!reenstierna -ekarang tidak dipakai lagi karen tidak spesi"ik. /aksin yang dipakai 'Dmelcos) terdiri atas ++7 #uta kuman matiml. Disuntikan intradermal :,1 ml pada lengan ba4ah bagian "leksor, sebagai kontrol disuntikan cairan pelarut intradermal pada sisi lain. *es nilai positi" kalau timbul in"iltrat berdoameter minimal :,7 cm setelah =8 #am sedangkan kontrol negati". *es ini men#adi positi" >! 11 setelah hari timbul ulkus mole, dan tetap positi" sampai beberapa tahun bahkan seumur hidup. 10
>. $utoinokulasi 3ahan diambil dari lesi yang tersangka, diinokulasikan pada kulit sehat daerah lengan ba4ah atau paha penderita yang digores lebih dahulu. ada tempat tersebut akan timbul ulkus mole. -ekarang cara ini tidak dipakar lagi. I%.
Diagnosis Ban!ing 1. Herpes 2enitalis ada herpes genitalis kelainan kulit ialah esikel yang berkelompok dan
#ika memecah men#adi eroisi, #ika bukan ulkus seperti ulkus mole. *anda! tanda radang akut lebih mencolok pada ulkus mole. Diagnosis dengan biakan atau mikroskop electron negatif stain. ada ulkus mole, pada sediaan hapus berupa bahan yang diambil dari dasar ulkus ditemukan sel raksasa berinti banyak. 1
2ambar >. Herpes genital pada laki!laki. >
2ambar genital
+. -i"ilis stadium ada si"ilis durum), ulkus
(
.Herpes
pada perempuan. >
stadium bersih,
'ulkus indolen,
terdapat indurasi, dam tanda!tanda radang akut tidak terdapat. Aika ter#adi pembesaran kelen#ar getah bening regional #uga disertai tanda!tanda radang akut kecuali tumor, tanpa disertai periadenitis dan perlunakan. 1
11
ada ulkus mole, hasil pemeriksaan sediaan hapus dengan mikroskop lapangan gelap sebanyak tiga kali berturut!turut negati". *.-.-. yang diperiksaan tiap minggu sampai satu bulan, kemudian tiap bulan sampai tiga bulan, tetap negati".1
2ambar 8. Ulkus Durum. > 0. &im"ogranuloma enerium '&.2./) ada &.2./. a"ek primer tidak spesi"ik dan cepat hilang. *er#adi pembesaran kelen#ar getah bening inguinal, perlunakannnya tidak serentak.
2ambar 9. &im"ogranuloma enerium. = *ites ter ikatan komplemen untuk &.2./ kurang dari 11> dan tes ulangan tidak meninggi. =. 2ranuloma inguinale Eang khas pada penyakit ini ialah ulkus dengan granuloma. ada sedian #aringan tidak bahan Donoan.
2ambar 1:. 2ranuloma inguinale. > %.
Pengo$atan 12
.
-istemik 1. -ul"onamida isalnya sul"atia?ol, sul"adia?in, atau sul"amidin, diberikan dengan dosis pertama +!= gram dilan#utkan dengan 1 gramtiap = #am sampai sembuh sempurna 'kurang lebih 1:!1= hari) *ablet kotrimoksa?ol, ialah kombinasi sul"ametoksa?ol =:: mg dengan trimetropin 8:mg, diberikan dengan dosis ++ tablet selamat 1: hari. 3ila pengobatan
berhasil,
perlu
dilakukan
drainasi,
dorsumsisi
pada
praeputium. ada bubo yang mengalami supurasi dilakukan aspirasi melalui kulit yang sehat. %HU- dkk. '1981) menyatakan bah4a pemberian kotrimoksa?ol += tablet selama + hari, sangat e"ekti" untuk ulkus mole. +. -treptomisi Obat ini #uga e"ekti" tanpa menggangap diagnosis si"ilis. Disuntikan tiap hari 1 gram selama (!1= hari, dapat #uga dikombinasi perlu #alau terdapat bubo, atau kalau lesi genitalia tidak sembuh hanya dengan pemberian sul"onamida. 0. enicilin -edikit e"ekti", terutama diberikan kalau terdapat organisme /incent. =. *etrasiklin dan oksitetrasiklin %"ekti" kalau diberikan dengan dosis = 7:: mghari selama 1:!+: hari., antibiotik golongan ini menutupi ge#ala!ge#ala si"ilis stadium . Di beberapa negara H.ducreyi sudah resisten terhadap antibioktika golongan ini. -*$- '19(=) mengobati 0+ penderita ulkus mole dengan doksisiklin 0:: mg dosis tunggal dan hanya menemukan kegagalan pada 1 orang. 7. Kanamisin Disuntikan 1.m + 7::mg selama >!1= hari. Obat ini tidak mempunyai e"ek terhadap *.pallidum >. Kloram"enikol %"ekti" terhadap H.ducreyi, tetapi karena mempunyai e"ek toksik tidak digunakan lagi. (. %ritromisin *erapi yang di an#urkan adalah diberikan =7:: mg sehari, selama seminggu.1,0 13
8. Kuinolon O"oksasin 6 cukup dosis tunggal =:: mg. *erapi yang dian#urkan selain eritromisin yaitu, se"triakson +7: mg intramuskular dosis tungga, atau a?itromisin 1 g per oral sebagai dosis tunggal.0
.
&okal Aangan diberika antiseptik karena akan menggangu pemeriksaan mikroskop lapangan gelap untuk kemungkinan diagnosis si"ilis stadium . &esi dini yang kecil dapat sembuh setelah diberikan
%I.
Hu$ungan Ulkus mole !engan HI"
-elama dekade terakhir, ulkus
genital memperkembangkan transmisi
heteroseksual dan akuisisi H/!1. engobatan yang e"ekti" ulkus genital dapat mengurangi timbulnya H/!1, dan strategi ini telah men#adi landasan program pencegahan H/ di banyak bagian dunia. -elan#utnya, itu menun#ukkan bah4a seiring in"eksi H/ memiliki e"ek klinis yang signi"ikan terhadap #alannya penyakit chancroid, dan kegagalan dosis tunggal atau terapi #angka pendek untuk chancroid pada pria berhubungan dengan H/!1 seropositi". -ebuah ariasi luas dalam gambaran klinis dari chancroid telah diamati pada pasien yang terin"eksi H/. Kontrol epidemiologi dari chancroid mungkin men#adi strategi yang sangat penting untuk mengganggu penyebaran heteroseksual H/ di beberapa bagian dunia. Dengan demikian, pasien dengan chancroid #uga harus diu#i untuk H/!antibodi. pasien H/! seropositi" dengan chancroid budaya terbukti harus dimonitor dan diobati dengan re#imen beberapa hari.=
%II.
Pen&ega'an
*ambahan epidemi H/ oleh H. ducreyi telah membuat kontrol chancroid men#adi prioritas yang mendesak. asien harus disarankan untuk men#auhkan diri dari
14
aktiitas seksual sampai semua lesi klinis telah dibersihkan. Kontak seksual pasien harus diperiksa dan diobati terlepas dari apakah ge#ala penyakit yang hadir, karena kemungkinan pemba4a H. Ducreyi asimtomatik. Ulkus mole bertahan pada populasi di mana banyak pria yang berhubungan seks dengan beberapa 4anita. $kibatnya, program untuk melacak dan memperlakukan kontak penting. emberantasan chancroid dianggap tu#uan kesehatan masyarakat. =
%III. Prognosis
enyakit ini self-limited dan tidak ter#adipenyebaran sistemik. Kadang!kadang, tanpa pengobatan, ulkus genital dan abses inguinal telah dilaporkan bertahan selama bertahun!tahun.
kepatuhan
miskin,
atau
strain
resisten
dari
H. ducreyi
harus
dipertimbangkan. n"eksi tidak memberikan kekebalan dan kemungkinan untuk rein"eksi.
Untuk
menghindari
rein"eksi,
pasien
harus
diinstruksikan
untuk
menggunakan kondom dengan benar. =
BAB III PENUTUP
Kesimulan
Ulkus mole adalah penyakit in"eksi pada alat kelamin yang akut, setempat, disebabkan oleh -treptobacillus ducrey 'Haemophilus ducrey) dengan ge#ala klinis yang khas berupa ulkus nekrotik yang nyeri pada tempat inokulasi, dengan sering disertai pernahanan
15
kelen#ar getah bening regional.
BAB I" DA(TA) PUSTAKA
1. Audanarso, A. Ulkus ole. $dhi D#uanda, ochtar Ham?ah, -iti $isah, editor. Dalam6 lmu enyakit Kulit dan Kelamin. >th %d. Aakarta 6 3alai enerbit 5KU, +:11, hal. =18!+1. +. Habi", *. Chancroid . n Clinical Dermatology. > th %d. , p. =:>!9. 0. &eeno KA. illiams manual o" obstetrics. +1st %d. Aakarta 6 %2C, +::0. h.(+(. 16
=.
&autenschlager -, Bichadrd B. Klauss ol"", et al, n6 5it?spatrickFs Dermatology in 2eneral edicine. >th %d. U-$ 6 c2ra4!Hill, +::0, p.+=09!=9.
7. Aames, D et al. Chancroid . n $ndre4Gs Disease o" *he -kin 6 Clinical Dermatology. 11th %d. -aunders %lseier 6 +:1>, p. +>7!> 6.
Diunduh dari google.co.id, 9 5ebuari +:1>.
17