STRUKTUR BIJI A. TUJUAN
1. Membedakan biji albuminous dan eksalbuminous 2. Mengenal bagian-bagian buah dan atau biji B. METODE
Waktu praktikum Tempat
: 17 Desember 2015 : Laboratorium Biologi FMIPA UNY
1. Alat dan Bahan -
Buah tomat beserta bijinya
-
Buah pepaya muda beserta bijinya bijin ya
-
Biji pala
-
Kamera
-
Alat tulis
-
Pisau atau Cutter
2. Cara Kerja
Menyiapkan alat dan bahan praktikum
Memotong atau membelah buah tomat, buah pepaya muda dan biji pala menggunakan pisau atau cutter
Mengamati struktur biji dari buat tomat, buah pepaya muda dan biji pala la lu memfotonya menggunakan kamera
Menggambar hasil pengamatan pada lembar pengamatan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk membedakan biji albuminous dan eksalbuminous dengan buah tomat, buah pepaya muda dan biji pala sebagai objek pengamatan dan memfokuskan pengamatan terhadap struktur biji dari masing-masing objek pengamatan tersebut dalam praktikum ini. Buah dan biji adalah bagian dari organ reproduksi tumbuhan tingkat tinggi. Pada umumnya buah hanya dapat dijumpai pada tumbuhan yang termasuk dalam sub divisi Angiospermae. Pada tumbuhan Gymnospermae, biji tidak ditutupi oleh daun buah sehingga tidak membentuk buah. Gymnospermae ini memiliki biji yang telanjang. Buah adalah suatu hasil dari proses akhir yang mulai dari penyerbukan atau persarian. Pada hakikatnya buah hanya dibedakan kedalam 2 jenis, yang pertama adalah buah semu dan yang kedua adalah buah sejati. Dari penamaan buah tersebut menjadi buah sejati dan buah semu dapat dilihat dari struktur buah dan bagian-bagian buah yang ada pada buah. Misalnya dikatakan buah sejati atau buah sebenarnya adalah ketika bentuk buah tidak terhalangi oleh bagian bagian buah yang ada, pengecualian tetap ada, seperti pada buah jambu mete terlihat tangkai bunga yang membesar seperti buah, padahal bagian yang membesar itu bukan buah tapi tangkai buah. Dikatakan buah semu karena terlihat bagian-bagian yang menghalangi atau membungkus buah yang sebenarnya, seperti pada buah ciplukan bagian buahnya terhalang oleh kelopak bunga yang ikut tumbuh dalam proses pembuahan dan kemudian tumbuh dan membungkus bagian buah yang sebenarnya. Selain buah, bagian tumbuhan yang paling penting adalah biji. Biji adalah organ perkembangbiakan bagi tumbuhan Spermatophyta. Pada Angiospermae, biji dibungkus dengan daun buah sehingga dikenal sebagai biji tidak tertutup oleh daun buah sehingga dikenal sebagai tumbuhan berbiji terbuka. Tumbuhan berbiji atau yang biasa disebut dengan spermatophyta adalah tumbuhan yang melakukan perkembang biakan melalui biji. Tumbuhan spermatophyta dibagi menjadi dua macam yaitu tumbuhan biji tertutup (angiospermae) dan tumbuhan biji terbuka (gymnospermae). Tumbuhan gymnospermae tidak mempunyai bunga sejati, bakal biji pada tumbuhan gymnospermae tidak terlindungi oleh buah sehingga terdapat pada luar permukaan. Tumbuhan gymnospermaee menghasilkan dua jenis spora berlainan, megaspora membentuk gamet betina, sedangkan mikrospora menghasilkan serbuk sari. Tumbuhan biji tertutup (angiospermae) pada umumnya memiliki ciri-ciri
yaitu mempunyai biji yang tidak tampak dari luar karena terbungkus oleh buah, dan memiliki bunga sejati. Jenis tumbuhan biji tertutup ini dibedakan menjadi dua kelas yaitu dikotil dan monokotil.
Struktur biji terdiri dari embrio yang dibungkus oleh kulit biji yang disebut testa. Dalam biji tersimpan cadangan makanan atau endosperm, yang digunakan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang dan biji terbentuk dari ovula dewasa yang telah dibuahi. Bagian-bagian dari biji yaitu akar pertama yang disebut radikula, satu atau dua lembar daun embrio yang disebut kotiledon, daun pertama yang disebut plumula yang akan bercabang membentuk ranting, batang yang terletak di bagian bawah kotiledon disebut hipokotil, batang yang terletak di bagian atas kotiledon disebut epikotil (Suyanti 2010). Biji merupakan suatu organisme yang teratur, rapi dan mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Struktur dari biji memiliki hubungan yang sangat erat dengan cadangan makanan karena akumulasi cadangan makanan berhubungan erat dengan struktur biji atau tempat dimana cadangan makanan tersebut akan disimpan. Struktur biji terdiri dari beberapa bagian, seperti seed coat, periscarp endosperm, kotiledon, tali pusat, dan embrio. Ada dua kelas tumbuhan berbiji yaitu Angiospermae dan Gymnospermae. Angiospermae sebagai kelas yang lebih tinggi terdiri dari Monokotiledon dan Dikotiledon. Setiap biji matang (mature seed) selalu terdiri dari dua bagian yaitu embrio dan kulit biji (seed coat atau testa). Derajat dan macam variasi
komponen dalam perkembangannya sama atau tidak, semua tergantung dengan beberapa struktur dasar yang berbeda untuk masing-masing tipe biji. 1. Tomat ( Solanum lycopersicum)
Buah tomat di potong membujur
Buah tomat yang teramati memiliki tiga karpela (ruang). Sutini (2008) mengatakan bahwa buah tomat merupakan buah berdaging yang memiliki dua ruang atau lebih. Masing masing ruang terdapat banyak biji/ovuli. Biji tomat yang teramati berbentuk oval bervolume tetapi pipih cukup keras berwarna kuning pucat dan berlendir, struktur ini dapat membantu penyebaran melalui hewan/manusia. Biji tomat dihubungkan ke plasenta oleh funikulus yang pendek, kurang dari setengah diameter biji. Plasenta berada di bagian tengah buah yang membagi buah menjadi dua ruang dan berhubungan dengan daging buah. Kulit buah berwarna oranye kemerahan, halus, dan mengkilap cukup menarik perhatian hewan/manusia.
Hasil pengamatan terhadap buah tomat menunjukkan buah tomat mempunyai warna yang mencolok, aroma khas dan mengandung banyak air, rasa buah tomat yang sudah masak manis asam. Tomat, (solanum lycopercicum) adalah salah satu tanaman yang bijinya memiliki lendir yang mempertahankan dormansinya. Hilumnya berupa garis, dan terletak agak menonjol dari permukaan biji. Bentuk benihnya menceper, dengan selaput benih yang dimiliki tomat, berwarna kuning, mengkilat, dan licin ketika disentuh. Penyebaran utama tomat adalah mamalia kecil seperti tupai, jenis jenis burung dan hewan lainnya, selain itu biji dari tomat dilindungi selaput berair yang lengket. Buah tomat sering dikonsumsi oleh manusia dan dimakan oleh hewan, secara alami akan tersebar melalui feses karena biji tidak tercerna. Campbell (2010) dan Budiwati (2011) menyebutnya sebagai biji/buah zookori (biji/buah yang penyebarannya dibantu oleh hewan/manusia). 2. Pala ( Myristica sp.)
Biji pala berbentuk oval bevolume dengan kulit biji yang cukup keras. Terdapat bagian kulit biji yang menembus masuk ke lembaga/putih lembaga membentuk labirin seperti pada gambar diatas, biji/buah pala kering cukup ringan dan kemungkinan dapat terapung di air. Oleh karena itu penyebarannya dapat dibantu oleh aliran air disebut hidrokori (Budiwati, 2011). Persebatan biji pala juga dapat dibantu oleh hewan dan menusia seperti pada tomat, namun kemungkinan biji ini akan pecah secara mekanik ketika dimakan oleh hewan atau manusia, malah sering ditumbuk oleh manusia sebelum dikonsumsi. Buah pala merupakan buah tunggal dengan satu ruang yang berisi satu biji. Epidermis tersusun dari dua lapis yang berbentuk pipih berwarna coklat dan berkutikula.
Lapisan
epidermis
merupakan
lapisan
eksokarpium
buah
pala.
Mesokarpium terdiri dari jaringan parenkima yang berlapis-lapis dengan bentuk sel isodiametris, di dalamnya ditemukan kelompok-kelompok brakhisklereida dengan bentuk bulat dan noktah yang bercabang-cabang. Berkas pengangkut yang bertipe kolateral ditemukan di bagian tengah mesokarpium. Di dalam mesokarpium juga ditemukan sel-sel minyak yang berbentuk bulat dikelilingi oleh sel khusus yang tidak sama dengan sel-sel parenkima di sekitarnya.
Di sebelah dalam perikarpium terdapat satu ruangan yang berisi satu biji besar yang berkulit keras, jika kering akan berwarna coklat kehitaman. Biji diselimuti oleh arilus yang pada waktu muda berwarna kuning, setelah tua berwarna merah, dan jika kering berwarna coklat. Arilus tidak menutup seluruh biji tetapi menutupi bagian tertentu dari biji sehingga tampak seperti jala bermata lebar. Arilus mengandung banyak tetes-tetes minyak atsiri yang berbau khas.
Kulit biji (spermodermis) pala disusun oleh lapisan epidermis, di sebelah dalamnya terdapat jaringan parenkima. Lapisan makrosklereida ditemukan di sebelah dalam jaringan parenkima. Biji pala termasuk biji yang berputih lembaga (albuminous seed) karena cadangan makanan disimpan dalam endosperm. Endosperm biji pala yang mengandung minyak atsiri, butir amilum, butir aleuron, dan sel oleoresin. Biji pala juga memiliki perisperm yang berkembang dari jaringan di luar kantung lembaga. Perisperm berwarna coklat, tumbuh mendesak endosperm sehingga perisperm dikatakan sebagai ruminate. Endosperm dan perisperm bagi biji pala berperan dalam menyimpan cadangan makanan untuk perkembangan embrio. Pada pengamatan biji pala menunjukkan biji pala dilindungi oleh endoderm yang sangat keras. Endoderm ini sangat mempunyai fungsi proteksi apabila biji terjatuh dari ketinggian. Biji pala mempunyai testa yang berlekuk lekuk, hal ini bermanfat sebagai perluasan bidang dan memberi rongga udara di bagian dalam tanaman. Kulit buah pala ini tidak teramati pada saat praktikum karena memang sudah tidak ada. Biji pala mempunyai aroma yang khas dan rasa yang nikmat untuk masakan. Karena inilah penyebaran pala lebih dominan dibantu oleh manusia. 3. Buah Pepaya (Cari ca papaya)
EX = Eksokarp (lapisan terluar buah) ME = Mesokarp (daging buah) PL = Plasenta (tempat dudukan biji)
SS = Stigma scar (bekas kepala putik) P = Peduncle (tangkai bunga) DB = (berkas pembuluh dorsal) Ferida (2011) menjelaskan bahwa buah pepaya berbentuk bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing. Warna buah ketika muda hijau gelap, dan setelah masak hijau muda hingga kuning. Daging buah berasal dari 5 karpela yang menebal dan menyatu sehingga bagian tengah buah berongga. Daging buah masak berwarna kuning hingga merah, tergantung varietasnya. Biji-biji berwarna hitam atau kehitaman dan terbungkus semacam lapisan berlendir ( pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan.
Pada pengamatan, buah papaya masih muda dengan daging buah berwarna putih dan kulit buah berwarna hijau, halus dan mengkilap. Biji papaya yang teramati masih berwarna putih. Pada buah papaya ini terdapat bakal biji yang tidak dibuahi yang sebagian besar terletak di daerah sudut/pertemuan antar karpela. Bentuk biji bulat atau bulat panjang, kecil, bagian luar dibungkus selaput yang berisi cairan, masih muda berwarna putih setelah tua berwarna hitam. Biji dari pepaya terlindungi oleh selaput berisi banyak air. Ini sangat menguntungkan bagi biji itu sendiri. Selaput berisi air tersebut berbentuk seperti balon yang melindungi dari benturan ketika biji terjatuh dari pohon. Air di dalamnya juga akan mempertahankan kelembaban biji pepaya dalam kondisi yang sangat kering sekalipun.
Buah ini termasuk buah zookori yang memiliki daya tarik berupa rasa manis, berbau, dan berwarna kuning hingga merah ketika masak. Buah ini mengandung bayak kandungan air dan fruktosa, rasa manis dan tekstur yang lunak ini mengundang banyak hewan untuk memakannya, hewan yang memakan pepaya antara lain burung, luwak, tupai, kelelawar dan banyak hewan lainnya. Ketika hewan tersebut memakan buah pepaya dimungkinkan biji ikut termakan atau terbawa dengan menempel pada tubuh hewan yang bersangkutan.
D. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari ketiga objek pengamatan menunjukkan termasuk ke dalam tumbuhan dikotiledon. Pada biji pala memiliki pengecualian karena walaupun merupakan dikotil tapi biji pala termasuk biji yang berputih lembaga (albuminous seed) karena cadangan makanan disimpan dalam endosperm. Perkembangan endosperm mencapai maksimum pada saat benih mencapai masak fisiologi. Endosperm menjadi bagian yang paling besar dari benih monokotil masak. Sedangkan pada umumnya tanaman dikotil seperti pepaya dan tomat, endosperm terpakai habis oleh embrio, sehingga tidak telihat lagi pada saat benih masak. Benih yang sedikit atau tidak mempunyai endosperm dinamai benih eksalbuminus, sedangkan benih yang memiliki endosperm (atau perisperm) dinamai benih albuminus. Sedangkan struktur biji sendiri terdiri dari embrio yang dibungkus oleh kulit biji yang disebut testa. Dalam biji tersimpan cadangan makanan atau endosperm, yang digunakan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang dan biji terbentuk dari ovula dewasa yang telah dibuahi. Struktur biji terdiri dari beberapa bagian, seperti seed coat, periscarp endosperm, kotiledon, tali pusat, dan embrio. Setiap biji matang (mature seed) selalu terdiri dari dua bagian yaitu embrio dan kulit biji (seed coat atau testa). Derajat dan macam variasi komponen dalam perkembangannya sama atau tidak, semua tergantung dengan beberapa struktur dasar yang berbeda untuk masing-masing tipe biji.
Daftar Pustaka
Anonim. 2011. Anatomi Tumbuhan: II Materi. Diakses melalui http://elearning.um.ac.id/mod/resource/view.php?id=1366 pada tanggal 1 Januari 2016 pukul 17.00 WIB. Budiwati, dan Ratnawati. 2011. Biologi Perkembangan Tumbuhan.. Yogyakarta: FMIPA UNY. Campbell, Neil A. dan Jane B. Reece. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2, Terjemahan Damaringtyas Wulandari. Jakarta: Erlangga. Ferida,
T.. 2011. Uraian Tanaman Pepaya. Diakses melalui http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26759/4/Chapter%20II.pdf pada tanggal 1 Januari 2016 pukul 17.00 WIB.
Sutini, 2008. Analisis Stabilitas Insersi dan Ekspresi Fenotipik Gen Partenokarpi DefH9iaaM pada Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Transgenik Asal Varietas Opal. Skripsi. Jakarta: FMIPA UI. Suyanti, Herfen. 2010. Tumbuhan Berbiji (Seed Plants) diakses pada 1 Januari 2016 pukul 17.00WIB. Tjitrosoepomo, Gembong. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.