Intoleransi makanan adalah gejala-gejala yang terjadi akbibat reaksi tubuh terhadap makanan tertentu. Intoleransi bukan merupakan alergi makanan. Hal ini terjadi akibat kekurangan enzim yang diperlukan untuk mencerna makanan tertentu.
2. Tujuan
Sebagai acuan dalam penatalaksanaan kasus intoleransi makanan di puskesmas
3. Kebijakan
4. Referensi 5. Sarana dan Prasarana
6. Prosedur / langkah langkah
1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. 2. Undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran 3. Keputusan mentri kesehatan no. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan puskesmas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 5 Tahun 2014 tentangpanduanpraktikklinisbagidokter di fasilitaspelayanankesehatan primer 1. Laboratorium Rutin 2. Suplemen vitamin dan mineral 3. Suplemen enzim pencernaan Anamnesis tenggorokan terasa gatal, nyeri perut, perut kembung, diare, mual muntah, atau dapat disertai kram perut. Faktor predisposisi Makanan yang sering menyebabkan intoleransi, seperti: terigu dan gandum lainnya yang mengandung gluten protein susu sapi hasil olahan jagung. MSG, dst Pemeriksaan Fisik nyeri tekan abdomen, bising usus meningkat dan mungkin terdapat tandatanda dehidrasi. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium: fungsi prankeas, asam empedu, toleransi laktosa dan x ylose, absorbsi pankreas, absorbsi B12.
Diagnosis Banding 1. Pankreatitis 2. Penyakitt Chrons pada illeum terminalis 3. Sprue Celiac 4. Penyakit whipple 5. Amiloidosis 6. Defisiensi laktase 7. Sindrom Zollinger-Ellison 8. Gangguan paska gasterektomi, reseksi usus halus atau kolon Komplikasi: dehidrasi Penatalaksanaan 1. Pembatasan nutrisi tertentu 2. Suplemen vitamin dan mineral 3. Suplemen enzim pencernaan Rencana Tindak Lanjut Setelah gejala menghilang, makanan yang dicurigai diberikan kembali untuk melihat reaksi yang terjadi. Hal ini bertujuan untuk memperoleh penyebab intoleransi. Konseling dan Edukasi 1. Keluarga ikut membantu dalam hal pembatasan nutrisi tertentu pada pasien. 2. Keluarga juga mengamati keadaaan pasien selama pengobatan. Kriteria Rujukan Perlu dilakukan konsultasi ke spesialis penyakit bila keluhan tidak menghilang walaupun tanpa terpapar.