SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX Skenario Kasus
Nn.Santi. 18 tahun, dibawa keluarganya ke instalasi gawat darurat RS Muhammadiyah Palembang dengan keluhan muntah hebat sejak 1 ½ jam sebelum masuk rumah sakit. Keluarga penderita mengatakan bahwa 2 jam sebelum masuk rumah sakit penderita meminum racun serangga merk Baygon sebanyak 1 gelas belimbing, dalam percobaan bunuh diri karena masalah keluarga. Penderita muntah 5 kali sebanyak 1 gelas tiap muntah, dari muntahan dan mulut penderita juga tercium bau racun serangga. Penderita merasakan nyeri ulu hati dan sesak nafas, penurunan kesadaran tidak ada, kejang tidak ada. Pemeriksaan Fisik : Keadaan umum : Kesadaran kompos mentis lemah, tampak sakit sedang TD : 100/70 mmHg, Nadi : 124x/menit, reguler, RR : 26 x/menit, T : 36,5C Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-), kelopak mata cekung (+), Pupil miosis (+), tremor lidah (-)
Abdomen : Inspeksi : cembung Palpasi : nyeri tekan epigastrium, turgor kulit menurun Perkusi : timfani Auskultasi : bising usus normal Ekstremitas : normal Laboratorium : Hb 13,4 g/dl,
Ureum 38 mg/dl,
Creatinin 0,9 mg/dl,
Natrium 130
mmol/l, Kalium 2,9 mmol/l
2.1
Seven Jump Steps
Klarifikasi Istilah 1. Muntah
Tutorial 1 Page 1
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX Pengeluaran isi lambung dimana asam lambung meningkat, terjadi refluks dan rangsangan hipotalamus untuk mengeluarkan makanan dari lambung.
2. Racun Serangga
Bahan kimia yang digunakan untuk membunuh serangga.
3. Gelas Belimbing
Gelas air yang berukuran ± 250 cc.
4.
IGD
Tempat penanganan pertama pasien gawat darurat.
5. Nyeri ulu hati
Terasa sakit di regio epigastrium.
6. Sesak Nafas
Suatu keadaan dimana sulitnya seseorang untuk bernafas. 7. Pupil Miosis
Kontraksi dari otot sfingter iris, i ris, menyebabkan pupil menjadi lebih kecil.
8. Turgor Kulit Menurut
Menurunnya elastisitas kulit karena berkurangnya cairan tubuh.
9. Tremor Lidah
Gerakan bergetar involunter dan ritmis yang disebabkan oleh kontraksi otot lidah berlawanan secara bergantian yang sinkron dan irregular.
10. Suara Perkusi Timfani
Suara dari abdomen yang normal.
11. Percobaan Ingin Bunuh Diri
Usaha untuk melukai dirinya sendiri.
Tutorial 1 Page 2
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX Pengeluaran isi lambung dimana asam lambung meningkat, terjadi refluks dan rangsangan hipotalamus untuk mengeluarkan makanan dari lambung.
2. Racun Serangga
Bahan kimia yang digunakan untuk membunuh serangga.
3. Gelas Belimbing
Gelas air yang berukuran ± 250 cc.
4.
IGD
Tempat penanganan pertama pasien gawat darurat.
5. Nyeri ulu hati
Terasa sakit di regio epigastrium.
6. Sesak Nafas
Suatu keadaan dimana sulitnya seseorang untuk bernafas. 7. Pupil Miosis
Kontraksi dari otot sfingter iris, i ris, menyebabkan pupil menjadi lebih kecil.
8. Turgor Kulit Menurut
Menurunnya elastisitas kulit karena berkurangnya cairan tubuh.
9. Tremor Lidah
Gerakan bergetar involunter dan ritmis yang disebabkan oleh kontraksi otot lidah berlawanan secara bergantian yang sinkron dan irregular.
10. Suara Perkusi Timfani
Suara dari abdomen yang normal.
11. Percobaan Ingin Bunuh Diri
Usaha untuk melukai dirinya sendiri.
Tutorial 1 Page 2
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX
12. Kejang
Gerakan involunter yang ditandai peningkatan tonus otot.
13. Kelopak Mata Cekung
Keadaan dimana otot-otot palpebra melemah sebagai tanda dehidrasi.
14. Penurunan Kesadaran
Menurunnya respon seseorang dari lingkungan sekitar (GCS <15).
15. Nyeri Tekan Epigastrium
Perasaan sakit atau menderita yang dirasakan ketika daerah epigastrium di tekan.
16. Bising Usus
suara yang berasal dari peristaltik usus yang abnormal.
Identifikasi Masalah
1. Nn. Santi, pr, 18 th, muntah hebat sejak 1 ½ jam dan dibawah ke UGD 2. Nn. Santi meminum racun serangga merk baygon sebanyak 1 gelas belimbing 2 jam sebelum masuk rumah sakit 3. Nn. Santi mencoba bunuh diri karena masalah keluarga. 4. Nn. Santi muntah 5x sebanyak 1 gelas tiap muntah, dari muntahan dan mulut penderita tercium bau racun serangga. 5. Nn. Santi merasakan : -
Nyeri ulu hati
-
sesak nafas
-
penurunan kesadaran tidak ada
-
kejang tidak ada
6. Hasil pemeriksaan fisik : a. keadaan umum : - kompos mentis mentis lemah, tampak sakit sakit sedang -
TD : 100/70 mmHg
Tutorial 1 Page 3
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX -
Nadi : 124x/menit, reguler
-
RR : 26 x/menit
-
T : 36,5C
b. Kepala : - Konjungtiva palpebra pucat (-) -
kelopak mata cekung (+)
-
Pupil miosis (+)
-
tremor lidah (-)
c. abdomen : -
inspeksi : cembung
-
palpasi : nyeri tekan epigastrium, turgor kulit menurun
-
perkusi : timfani
-
auskultasi : bising usus normal
d. ekstremitas : normal 7. hasil pemeriksaan laboratorium : -
Hb 13,4 g/dl
-
ureum 38 mg/dl
-
creatinin 0,9 mg/dl
-
natrium 130 mmol/l
-
kalium 2,9 mmol/l
Hipotesis
Nn. Santi ,Pr , 18 th menderita intoksikasi insektisida golongan Carbamat klasifikasi sedang karena meminum baygon
Tutorial 1 Page 4
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX Kerangka Konsep
Nn.Santi, pr, 18 th
Tentamen Suicidum
Minum insektisida gol.carbamat rangsanganan dari N.Va us muntah hebat
Iritasi mukosa lambung
metabolisme
Nyeri ulu hati
kebutuhan energi
dehidrasi
kebutuhan O2 dan nutrisi abdomen cembun
turgor kulit
mata cekun
Tachicardi
tachipnea
INTOKSIKASI Baygon
Tutorial 1 Page 5
Sesak Nafas
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX - Sintesis
:
1 a. Apa yang dimaksud dengan muntah? Jawab : Muntah adalah suatu gejala/simptom, bukan penyakit. Gejala ini
berupa keluarnya isi lambung (dan usus) melalui mulut dengan paksa atau dengan kekuatan. Muntah merupakan reflek protektif tubuh karena dapat berfungsi melawan toksin yang tidak sengaja tertelan. Selain itu, muntah merupakan usaha mengeluarkan racun dari tubuh dan bisa mengurangi tekanan akibat adanya sumbatan atau pembesaran organ yang menyebabkan penekanan pada saluran pencernaan.
b. Bagaimana klasifikasi muntah ? Jawab :
1. Muntah Ringan (Mild)
: Bila muntah 1-2 kali sehari
2. Muntah Sedang (Moderate)
: Bila muntah 3-7 kali sehari
3. Muntah Berat (Higt)
: Bila muntah >8 kali sehari
c. Bagaimana patofisiologi muntah ? Jawab : Faring,esophagus,lambung,bagian atas usus halus Sinyal
sensori
Imouls saraf ditransmisikan
maupun saraf simpatis
Oleh serabut aferen vagal
Ke nucleus yang tersebar dibatang otak(pusat
m,untah) Saraf-saraf kranialis v,vi,ix,xii Impuls motorik Traktus gastrointestinal
Terjadi muntah
Timbul efek:1. bernafas dalam,
2.naiknya tulang lidah dan laring untuk tarik sfingter esophagus bagian atas terbuka, 3.penutupan glottis untuk cegah aliran muntah masuk paru, palatum molle untuk tutupi nares posterior kontraksi semua otot dinding abdomen
4.angkat
Kontraksi diafragma dan
Memeras perut diantara diafragma
Tutorial 1 Page 6
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX dan otot abdomen
Tekanan intragastrik meningkat
esophagus bagian bawah relaksasi secara lengkap
Sfingter
Pengeluaran isi lambung
melalui esophagus Muntah
Pada kasus
mengiritasi , lesi di
Akumulasi ACH
lambung
Memacu peristaltik
Mengirim rangsangan
Mengikat reseptor
lambung dan sekresi HCL
ke saraf sensorik
Muskarinik
Kehilangan cairan dan
muntah hebat
elektrolit (Na, K)
Afferen, kepusat muntah
Muntah terus (Kasus 5 kali muntah 5 gelas)
. Apa dampak muntah hebat sebanyak 5 kali , 1 gelas tiap muntah?
Jawab : -
Kehilangan cairan elektrolit (hiponatremia dan hipokalemia)
-
Dehidrasi (Pada sinta sudah terlihat kelopak mata cekung dan turgor kulit menurun )
-
Kejang
-
Terjadi perubahan pH tubuh
Dehidrasi adalah
gangguan
dalam
keseimbangan
cairan
atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan Tutorial 1 Page 7
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX kehilangan
cairan
tubuh
ini
disertai
dengan
gangguan
keseimbangan zat elektrolit tubuh. Dehidarasi terjadi karena:
kekurangan zat natrium;
kekurangan air;
kekurangan natrium dan air.
Tabel kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan NO
UMUR
BB (KG)
1
3 hari
3
KEBUTUHAN CAIRAN (ML/24jam) 250-300
2
1 tahun
9.5
1150-1300
3
2 tahun
11.8
1350-1500
4
6 tahun
20
1800-2000
5
10 tahun
28.7
2000-2500
6
14 tahun
45
2200-2700
7
18 tahun
54
2200-2700
a. Natrium Natrium sebagai kation utama didalam cairan ekstraseluler dan paling berperan di dalam mengatur keseimbangan cairan. Kadar natrium plasma: 135-145mEq/liter. Kadar natrium dalam plasma diatur lewat beberapa mekanisme: - Left atrial stretch reseptor
Tutorial 1 Page 8
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX - Central baroreseptor - Renal afferent baroreseptor - Aldosterone (reabsorpsi di ginjal) - Atrial natriuretic factor - Sistem renin angiotensin - Sekresi ADH - Perubahan yang terjadi pada air tubuh total (TBW=Total Body Water) Kadar natrium dalam tubuh 58,5mEq/kgBB dimana + 70% atau 40,5mEq/kgBB dapat berubah-ubah. Ekresi natrium dalam urine 100-180mEq/liter, faeces 35mEq/liter dan keringat 58mEq/liter. Kebutuhan setiap hari = 100mEq (6-15 gram NaCl). Natrium dapat bergerak cepat antara ruang intravaskuler dan interstitial maupun ke dalam dan keluar sel. Apabila tubuh banyak mengeluarkan natrium ( muntah, diare) sedangkan pemasukkan terbatas maka akan terjadi keadaan dehidrasi disertai kekurangan natrium. Kekurangan air dan natrium dalam plasma akan diganti dengan air dan natrium dari cairan interstitial. Apabila kehilangan cairan terus berlangsung, air akan ditarik dari dalam sel dan apabila volume plasma tetap tidak dapat dipertahankan terjadilah kegagalan sirkulasi. b. Kalium Kalium merupakan kation utama (99%) di dalam cairan ekstraseluler
berperan
penting
di
dalam
terapi
gangguan
keseimbangan air dan elektrolit. Jumlah kalium dalam tubuh sekitar 53 mEq/kgBB dimana 99% dapat berubah-ubah sedangkan yang tidak dapat berpindah adalah kalium yang terikat dengan protein didalam sel. Kadar kalium plasma 3,5-5,0 mEq/liter, kebutuhan setiap hari 1-3 mEq/kgBB. Keseimbangan kalium sangat berhubungan dengan
Tutorial 1 Page 9
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX konsentrasi H+ ekstraseluler. Ekskresi kalium lewat urine 60-90 mEq/liter, faeces 72 mEq/liter dan keringat 10 mEq/liter.
2.a. Apa Itu Baygon ? Jawab : Baygon adalah insektisida kelas karbamat, yaitu insektisida yang
berada dalam golongan propuxur. Penanganan keracunan Baygon dan golongan propuxur lainnya adalah sama. Contoh golongan karbamat lain adalah carbaryl (sevin), pirimicarb (rapid, aphox), timethacarb (landrin) dan lainnya. Insektisida karbamat telah berkembang setelah organofosfat. Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia dibandingkan dengan organofosfat, tetapi sangat efektif untuk membunuh insekta. 1. Strukrure Carbamate insektisida 2. Name
Structure
Physostigmine
Carbaryl
Temik
Tutorial 1 Page 10
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX Struktur karbamate seperti physostigmin, ditemukan secara alamia dalam kacang Calabar (calabar bean). Bentuk carbaryl telah secara luas dipakai R
sebagai insektisida dengan komponen aktifnya adalah Sevine . Mekanisme toksisitas dari karbamate adalah sama dengan organofosfat, dimana enzim achE dihambat dan mengalam karbamilasi.
Dalam bentuk ini enzim mengalami karbamilasi
Baygon termasuk kedalam racun serangga (insektisida). Berdasarkan struktur kimianya insektisida dapat digolongkan menjadi : 1. Insektisida golongan fospat organik ; seperti : Malathoin, Parathion, Paraoxan , diazinon, dan TEP. 2. Insektisida golongan karbamat ; seperti : carboryl dan baygon 3. Insektisida golongan hidrokarbon yang diklorkan ; seperti ,DDT endrin , chlordane, dieldrin dan lindane. Besarnya daya racun suatu pestisida dimulai dari toksisitasnya. Toksisitas akut pestisida dapat dinyatakan dengan 2 simbol, yaitu: LD 50 (Lethal dose 50) ialah kadar/konsentrasi pestisida yang diperkirakan dapat membunuh 50% binatang percobaan dan satuannya milligram bahan aktif suatu pestisida per kg berat badan binatang percobaan (mg/kg). LC 50 (lethal concentration) ialah kadar konsentrasi pestisida yang ada dalam udara ruangan sehingga dapat mematikan atau membunuh 50% binatang percobaan.
Tutorial 1 Page 11
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX
b. Apa saja komposisi dari baygon ? Jawab : Komposisi dari baygon adalah Active ingredient : 2- (1methylethox) Phenol methylcarbamate 2% Inert ingredient : 98%.
c. Apa efek bagi tubuh jika minum baygon ? Jawab : Efek utama bagi tubuh keracunan (jika meminum baygon) adalah
gangguan penglihatan , gangguan pernafasan dan hiper aktif gastro – intestinal. Efek 1. Muskarinik
2. nikotinik
3. sistem saraf pusat
Gejala -
Salivasi, lacrimasi, urinasi dan diaree (SLUD)
-
Kejang perut
-
Nausea dan vomitus
-
Bradicardia
-
Miosis
-
Berkeringat
-
Pegal-pegal, lemah
-
Tremor
-
Paralysis
-
Dyspnea
-
Tachicardia
-
Bingung, gelisah, insomnia, neurosis
-
Sakit kepala
-
Emosi tidak stabil
-
Bicara terbata-bata
-
Kelemahan umum
-
Convulsi
Tutorial 1 Page 12
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX -
Depresi respirasi dan gangguan jantung
-
Koma
d. Apa efek bagi tubuh jika minum baygon 1 gelas belimbing ? Jawab : Efek bagi tubuh jika meminum baygon 1 gelas belimbing (200-
500ml) dan sejak 2 jam yang lalu dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf pusat dan dapat mengakibatkan sesak nafas dan koma.
e. Apa efek bagi tubuh jika minum baygon sejak 2 jam yang lalu ? Jawab :
Keracunan Akut
Gejala – gejala timbul 30 – 60 menit dan mencapi maksimum dalam 2 – 8 jam. 1. Keracunan ringan : - Anoreksia, sakit kepala, pusing, lemah, ansietas, tremor lidah dan kelopak mata, miosis, penglihatan kabur. 2. Keracunan Sedang : - Nausia, Salivasi, lakrimasi, kram perut, muntah – muntah, keringatan, nadi lambat dan fasikulasi otot. 3. Keracunan Berat : - Diare, pin point, pupil tidak bereaksi, sukar bernafas, edema paru, sianonsi, kontrol spirgter hilang, kejang – kejang, koma, dan blok jantung.
-
Keracunan Kronis
Penghambatan
kolinesterase
akan
menetap
selama
2 – 6
minggu
(organofospat). Untuk karbamat ikatan dengan AchE hanya bersifat sementara dan akan lepas kembali setelah beberapa jam ( reversibel ). Dalam kasus Nn.Santi dari rentan waktu menunjukan jenis keracunan termasuk jenis klasifikasi keracunan akut tipe sedang .
Tutorial 1 Page 13
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX . Bagaimana patofisiologi baygon dalam tubuh?
Jawab : Minum Baygon
Masuk melalui oral
IFO, Carbamate mengikat &
(insektisida gol.
dan diabsorbsi ke
enzim kolinesterase (ACHE)
Carbamate)
dalam tubuh
Rangsangan ACH
Akumulasi ACH di
Menginhibisi
ACHE tidak mampu
gejala berlebih di
sinaps dan taut
kemampuan ACHE
meng-inaktifkan
tubuh
neuromuscular
ACH
Berikatan dengan reseptor
Berikatan dengan
muskarinik
reseptor nikotik
Aktivitas parasimpatis otot polos
Ke SSP
Pembukaan saluran
- Kejang
kation di sel pasca ganglion
Mata :
GI: -motilitas gaster
Kontriksi Pupil
- Depresi respirasi
Pulmo
- Depresi CNS
:Kontriksi
Depolarisasi persisten
bronkiolus,
pada otot rangka
mempercepat RR
- relaksasi Sphincter -stimulasi sekresi pencernaan
Miosis
-fasikulasi otot Sesak nafas
-Kejang - Kelemahan otot
Mual , muntah
takipneu
- paralisis otot lemah - Takikardi
Kehilangan cairan, elektrolit
Dehidrasi turgor kulit, kelopak mata Tutorial cekung 1
Page 14
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX 3.a. Bagaimana pandangan islam tentang bunuh diri ? Jawab :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS.An-Nisa : 29) “ barang siapa yang menjatuhkan diri dari atas gunung kemudian bunuh diri, maka dia berada di neraka, dia akan menjatuhkan diri ke dalam neraka selama- lamanya. Dan barang siapa yang meminum racun, kemudia bunuh diri, maka racun yang berada di tangannya kemudian minum di neraka jahanam untuk selama- lamanya. Dan barang siapa yang bunuh diri dengan alat tajam, maka alat tajamnya itu ditangannya akan menusuk dia di neraka jahanam untuk selama- lamanya” (HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya : "Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur'an)." (QS. Al-Kahfi : 6)
Tutorial 1 Page 15
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX
b. Bagaimana psikologis seseorang yang mencobah bunuh diri ? Jawab : 1. Kehilangan rasa aman dan kepastian akan statusnya. 2. Depresi.
Ada indikikasi bahwa sebagaian besar dari orang yang berhasil
melakukan
bunuh diri tengah dilanda depresi pada saat tindakan tersebut dilakukan. 3. Krisis dalam hibungan interpersonal.
Konflik-konflik dan pemutusan hubungan, seperti konflik-konflik dalam perkawinan, perpisahan, perceraian, kehilamham orang terkasih akibat kematian, dapat menimbulkan stres berat yang mendorong di lakukannya tindakan bunuh diri. 4. Kegagalan dan devaluasi-diri.
Perasaan bahwa dirinya telah gagal dalam suatu urusan penting, biasanya menyangkut pekerjaan, dapat menimbulkan devaluasi-diri atau rasa kehilangan harga diri yang mendorong tindakan bunuh diri. 5. Konflik batin.
Disini sters bersumber dari konflik batin atau pertentangan di dalam pikiran orang byang bersangkutan sendiri. Misalnya, seorang pria lajang merasa cemas. Bingung ragu-ragu antar memilih hidup atau mati, dan akhirnya memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan teka-teki itu dengan melakukan bunuh diri. 6. Kehilangan makna dan harapan hidup.
Karena kehilangan makna dan harapan hidup, orang merasa bahwa hidup ini sia-sia. Akibatnya, orang memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Perasan semacam ini sering dialami oleh orang-orang yang menderita penyakit kronik atau penyakit terminal.
Tutorial 1 Page 16
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX
c. Bagaimana peranan keluarga terhadap dorongan untuk mencoba bunuh diri ? Jawab : Keluarga merupakan pusat dari semua kegiatan dalam kehidupan
individu. Konflik interpersonal, hubungan yang terganggu dan kehidupan yang tidak harmonis merupakan faktor pencetus yang penting dalam tindakan bunuh diri. Keluarga perlu memberi dukungan dan melakukan upaya untuk mencegah bunuh diri. Anggota keluarga dapat melakukan upaya yang efektif dengan berbagai cara, antara lain:
Mengidentifikasi tanda-tanda dari stres dan kecenderungan bunuh diri. Karena ekspresinya sangat unik untuk setiap budaya, maka keluarga harus mengenali kecenderungan tersebut.
Membina
hubungan
yang
erat
dengan
pelaku,
penuh
perhatian,
mendengarkan, menghargai perasaan serta memahami emosinya.
Tunjukkan bahwa keluarga ingin menolongnya.
Lebih baik membangun potensi kekuatan pelaku dari pada terpaku pada kelemahannya.
Jangan tinggalkan seorang diri anggota keluarga
yang mempunyai
keinginan bunuh diri.
Menjauhkan pelaku dari benda yang membahayakan dirinya seperti: obatobatan, racun, benda tajam, tali dan lain-lain.
Secara bertahap bangkitkan kembali keinginan untuk hidup (untuk beberapa situasi dapat terjadi dengan cepat).
Ajari dan praktekkan metode penyelesaian masalah dan timbulkan rasa optimis.
Mencoba untuk meminimalkan konflik di rumah dan mengembangkan latihan pemecahan masalah bersama dengan anggota keluarga yang lain.
Mendorong anggota keluarga tersebut untuk mencari pertolongan profesional, rumah sakit atau LSM (lihat lampiran) yang tepat. Mereka yang mempunyai masalah kesehatan jiwa tidak mau dilabel dengan ”gangguan jiwa”. Oleh karena itu persuasi merupakan faktor kunci untuk
Tutorial 1 Page 17
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX membawanya ke dokter. Konsultasi dengan dokter tidak cukup hanya satu kali. Untuk mendapatkan perubahan yang bermakna diperlukan konsultasi yang teratur dan perlu mengikuti saran yang diberikan oleh dokter.
Membantu anggota keluarga tersebut untuk mengatasi krisis dengan berbagai cara yang realistik dan cocok dengan yang bersangkutan.
Tetap mengobservasi dan mewaspadai tindakan, reaksi dan perilakunya.
Perhatian khusus diberikan pada usia lanjut, penyakit terminal, gangguan jiwa (depresi, alkoholisme, tindak kekerasan dan lain-lain) dan penderita cacat.
Identifikasi lembaga atau tokoh dalam masyarakat untuk membantu kasus spesifik (misalnya sekolah, lembaga tenaga kerja, lembaga sosial, institusi kesehatan, tokoh agama dan sesepuh atau tokoh masyarakat).
Dengan memberikan perhatian yang penuh kasih sayang, pengertian dan dukungan (selain dari memberi pengobatan yang diperlukan secara teratur), dapat mencegah terjadinya tindakan bunuh diri.
4.a. Apa efek frekuensi dan jumlah muntah pada kasus ini ? Jawab : Muntah hebat yang dialami Nn.Santi ini sebanyak 5 kali banyaknya
1 gelas tiap muntah akan mngakibat terjadinya dehidrasi pada Nn.Santi.
b. Apa makna tercium bau racun serangga dari muntahan dan mulut penderita ? Jawab : Memperkuat diagnosis bahwa muntah berasal dari racun serangga
dan proses masuknya secara oral (meminum)
5.a.Bagaimana mekanisme nyeri ulu hati pada kasus ? Jawab : Golongan Carbamat (BAYGON) masuk ke tubuh
mengikatkan
enzim Bagaimana mekanisme nyeri ulu hati dan sesak napas pada kasus?
Jawab : Tutorial 1 Page 18
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX Nyeri Ulu hati
Carbamate mengikat ACHE inhibisi ACHE Akumulasi ACH mengikat reseptor muskarinik respon parasimpatis memacu gerakan peristaltik lambung, sekresi HCL , nyeri ulu hati
Sesak Nafas
Carbamate mengikat ACHE inhibisi ACHE Akumulasi ACH mengikat reseptor muskarinik respon parasimpatis vasokontriksi bronchial bronchospasme sesak nafas
b. Bagaimana mekanisme sesak nafas pada kasus ? Jawab : Golongan Carbamat (BAYGON) masuk ke tubuh mengikatkan
enzim KHOLINETERASE Terakumulasi
tidak terhidrolisis ASETILKOLIN
Jumlah Asetilkolin meningkat Gangguan sy.syaraf
aktivitas kolinergik terus-menerus parasimpatis
Berikatan dgn reseptor simpatis&
ada gangguan nikotinik dan muskarinik, nikotinik (otot
pernafasan meningkat bronkosfasme sesak nafas)
kalau dari
muskarinik (impuls Aferen n.Vagus di gastrointestinal bawa ke pusat muntah Pusat muntah teraktivasi MUNTAH
Output > Input DEHIDRASI
Kompensasi tubuh otot pernafasan meningkat bronkosfasme sesak
nafas )
c. Bagaimana fisiologi dari system yang terlibat ? Jawab
:
Dalam
tubuh
manusia
diproduksi
asetikolin
dan
enzim
kholinesterase. Enzim kholinesterase berfungsi memecah asetilkolin menjadi Tutorial 1 Page 19
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX kolin dan asam asetat. Asetilkolin dikeluarkan oleh ujung-ujung syaraf ke ujung syaraf berikutnya, kemudian diolah dalam Central nervous system (CNS), akhirnya terjadi gerakan-gerakan tertentu yang dikoordinasikan oleh
otak.
Tutorial 1 Page 20
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX
Fisiologi proses yang terjadi di taut neuromuscular (tempat Asetilkolin)
Tutorial 1 Page 21
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX
Keterangan : 1. Potensial aksi di neuron motorik merambat ke terminal akson (terminal button) 2. Terbentuknya potensial aksi di terminal button memicu pembukaannya saluran Ca 2+
3. Ca
2+
ke terminal button
memicu pelepasan asetilkolin melalui eksositosis sebagian
vesikel 4. Ach berdifusi melintasi ruang yang memisahkan sel saraf dan sel otot lalu berikatan dengan reseptor spesifiknya di motor end plate membrane otot 5. Pengikatan ini menyebabkan terbukanya saluran kation yang +
kemudian menyebabkan perpindahan Na masuk ke dalam sel otot +
dalam jumlah yang lebih besar daripada perpindahan K keluar sel 6. Hasilnya adalah potensial end plate. Terjadi arus local antara endplate yang mengalami depolarisasi dan membrane sekitar Tutorial 1 Page 22
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX 7. Aliran arus local ini membuka saluran Na
+
bergerbang voltase di
membrane sekitar +
8. Na masuk ke dalam sel dan menurunkan potensial ke ambang, memicu potensial aksi, yang kemudian merambat ke seluruh serat otot 9. Ach kemudian diuraikan oleh AchE, suatu enzim yang terletak di membrane motor end-plate dan mengakhiri respon.
Saraf Otonom Saraf
otonom
terdiri dari syaraf
preganglion,
gaglion dan
pascaganglion yang mempersarafi sel efektor . Saraf otonom berhubungan dengan syaraf somatic, sebaliknya kejadian somatic juga mempengaruhi fumgsi organ otonom. Pada susunan syaraf pusat terdapat beberapa pusat otonom, misalnya di medulla oblongata terdapat pengatur pernapasan dan tekanan darah. Hipotalamus dan hipofisis yang mengatur suhu tubuh, keseimbangan air, metabolisme lemak dan karbohidrat. Pusat susunan syaraf otonom yang lebih tinggi dari hipotalamus adalah korpus striatum dan korteks serebrum yang dianggap sebagai coordinator antara system otonom dan somatic.
Gb. Pembagian syaraf otonom
Serat
eferen
simpatis dan parasimpatis. Sistem
terbagi simpatis
dalam
disalurkan
system melalui
serat
torakolumbal (dari torakal 1 sampai lumbal 3), dalam system ini termasuk Tutorial 1 Page 23
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX ganglia pravertebal dan ganglia terminal. Sistem parasimpatis atau kraniosakral outflow disalurkan melalui saraf otak ke III, IX, X dan N. pelvikus yang berasal dari bagian sacral segmen 2, 3 dan 4. Secara umum dapat dikatakan bahwa system simpatis dan parasimpatis memperlihatkan fungsi yang antagonistik yaitu bila yang satu menghambat fungsi maka yang lain memicu fungsi tersebut. Contoh yang jelas ialah midriasis terjadi dibawah pengaruh syaraf simpatis dan miosis dibawah pengaruh parasimpatis. Kolinergika atau parasimpatomimetika adalah sekelompok zat yang dapat
menimbulkan
efek
yang
sama
dengan
stimulasi
susunan
parasimpatis, karena melepaskan neurohormon asetilkolin (Ach) di ujungujung neuronnya. Tugas utama SP adalah mengumpulkan energi dari makanan dan menghambat penggunaannya. Bila neuron SP dirangsang, timbullah sejumlah efek yang m,enyerupai keadaan
istirahat dan tidur.
Efek
kolinergis faal yang terpenting seperti stimulasi pencernaan dengan jalan memperkuat peristaltic dan sekresi kelenjar ludah dan getah lambung (HCL), juga sekresi air mata, dan laim-lain, memperkuat sirkulasi, antara lain dengan mengurangi kegiatan jantung, vasodilatasi dan penurunan tekanan darah, memperlambat pernafasan, antara lain dengan menciutkan bronchi, sedangkan sekresi dahak diperbesar, kontraksi otot mata dengan efek penyempitan pupil (miosis) dan menurunnya tekanan intraokuler akibat lancarnya pengeluaran air mata, kontraksi kantung kemih dan ureter dengan efek memperlancar pengeluaran urin, dilatasi pembuluh dan kontraksi
otot
rangka,
menekan
SSP
setelah
pada
permulaan
menstimulasinya. Reseptor kolinergika terdapat dalam semua ganglia, sinaps dan neuron pascaganglioner dari SP, juga plat-plat ujung motoris dan di bagian susuna saraf pusar yang disebut sestem ekstrapiramidal. Berdasarkan efeknya terhadap perangsangan, reseptor ini dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu : A. Reseptor Muskarinik
Tutorial 1 Page 24
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX Reseptor ini, selain ikatannya dengan asetilkolin, mengikat pula muskarin, yaitu suatu alkaloid yang dikandung oleh jamur beracun tertentu. Sebaliknya, reseptor muskarinik ini menunjukkan afinitas lemah terhadap nikotin. Dengan menggunakan studi ikatan dan penghambat tertentu, maka telah ditemukan beberapa subklas reseptor muskarinik seperti M1, M2, M3, M4, M5. Reseptor muskarinik dijumpai dalam ganglia system saraf tepi dan organ efektor otonom, seperti jantung, otot polos, otak dan kelenjar eksokrin. Secara khusus walaupun kelima subtype reseptor muskarinik terdapat dalam neuron, namun reseptor M1 ditemukan pula dalam sel parietal lambung, dan reseptor M2 di otot jantung, M3 dalam kelenjar eksokrin dan otot polos. B. Reseptor Nikotinik
Resptor ini selain mengikat asetilkolin, dapat pula mengenal nikotin, tetapi afinitas lemah terhadap muskarin. Tahap awal nikotin memang memacu reseptor nikotinik namun setelah itu akan menyekat reseptor itu sendiri. Reseptor ini terdapat di dalam system saraf pusat, medulla adrenalis, ganglia otonom, dan taut neuromuscular.
Mekanisme racun masuk ke dalam tubuh, akan mengikat AchE sehingg AchE menjadi inaktif dan terjadi akumulasi asetilkolin. Pada saat enzim ini dihambat terjadi peningkatan jumlah asetilkolin dan berikatan dengan reseptoe muskarinik dan nikotinik pada system saraf pusat dan perifer yang menimbulkan gejala muntah, pupil miosis, kelopak mata cekung, nyeri epigastrium dan sesak napas. Mekanisme Kerja : Impuls -- tombol sinapsis -- peningkatan permeabilitas membran presinapsis terhadap ion Ca -- ion Ca masuk -gelembung sinapsis melebur dengan membran pra-sinapsis -- melepaskan neurotransmitter
--
impuls
dibawa
ke
membran
post-sinapsis
--
neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim asetilkolinesterase -- menjadi asetilkolin -- dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat dan disimpan di gelembung sinapsis -- akan dipergunakan kembali.
Tutorial 1 Page 25
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX 6. Apa interpretasi dari hasil pemerikasaan fisik : 1. Pemeriksaan Fisik a . Bagaimana Interpretasi dan mekanisme pemeriksaan keadaan umum ?
Jawab : Keadaan Umum : Kesadaran compos mentis, lemah, tampak sakit sedang
tidak ada penurunan kesadaran namun pasien tampak lemah. Pemeriksaan Fisik : Kasus
Interpretasi
TD 100/70 mmHg
Normal
Nadi 124x/menit,
Tachicardi
RR 26x/menit
Tachipneu
T: 36,5c
Normal
Mekanisme : Baygon (gol.karbamat)
Mengikat enzim Diabsorbsi dan masuk kedalam
masuk ke mulut
asetilkolinestrase (ACHE)
tubuh ACHE tidak bisa mengubah menjadi Asetat dan kolin/ t
Rangsangan asetil kolin
Akumulasi ACH
bisa menginaktifkan ACH
berlebihan
parasimpatis
Saraf Simpatis
Efek nikotinik Efek muskarinik
Mendilatasi otot jantung Vasokontriksi
Tutorial 1
bronkiolus
Page 26
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX
Meningkatkan RR
tachikardia Tachipneu
b. Bagaimana Interpretasi dan mekanisme dari hasil pemeriksaan Kepala ?
Jawab : Kasus
Interpretasi
Konjungtiva palpebra pucat (-
Normal
) Kelopak mata cekung ( +)
Dehidrasi
Pupil miosis
abnormal, terjadi kontriksi pupil
Tremor lidah (-)
Normal
Mekanisme kelopak mata cekung : Akumulasi ACH mengikat reseptor muskarinik GIT mual dan muntah kehilangan cairan elektrolit dehidrasi kelopak mata cekung
Mekanisme pupil miosis :
Akumulasi ACH mengikat reseptor muskarinik respon saraf para simpatis mata kontriksi pupil miosis
Tutorial 1 Page 27
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX
c. Bagaimana Interpretasi dan mekanisme dari hasil pemeriksaan Abdomen ?
Jawab : Abdomen
- inspeksi : cembung
tidak Normal ( Normal : datar )
- palpasi: nyeri tekan epigastrium tidak Normal turgor kulit menurun - perkusi: timpani
Normal
Mekanisme : Minum Baygon
absorbsi di lambung
mengiritasi , lesi di
IFO mengikat ACHE
Akumulasi ACH
lambung
Nyeri tekan epigastrium
Memacu peristaltik lambung
Mual , muntah hebat
Mengikat reseptor Muskarinik
Kehilangan cairan dan elektrolit (Na, K)
Dehidrasi
Turgor kulit menurun
Tutorial 1 Page 28
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX
2. Bagaimana Interpretasi dan mekanisme hasil pemeriksaan laboratorium?
Jawab : Kasus
Nilai Normal
Interpretasi
Hb : 13,4 gr/dl
(N = 12-14 gr/dl)
Normal
Ureum : 38 mg/dl
(N = 8-25 mg/dl)
Peningkatan BUN azotemia
Natrium : 130 mmol/l
(N = 135-145 mmol/l)
Hiponatremia
Kalium : 2,9 mmol/l
(N = 3,5 – 5,0 mmol/l)
Hipokalemia
(n=0,5-1,5mg/dl)
Creatinin
Normal
Inhibisi ACHE
Mekanisme :
menghidrolisis ACH Minum Baygon
Mual , Muntah hebat
IFO mengikat ACHE
Mengikat reseptor
Akumulasi ACH
Muskarinik GIT
Kehilangan cairan dan elektrolit (Na, K)
Dehidrasi
Penurunan faal Hiponatremia
Hipokalemia
Glomerulus
Peningkatan ureum dalam darah
Tutorial 1 Page 29
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX a. Mengapa harus diperiksa kadar Hb, ureum, kreatinin, natrium,
dan
kalium?
Serta
apa
makna
jika
terjadi
peningkatan atau penurunan pada hasil pemeriksaan tersebut? Jawab:
Hb normal karena lebih banyak bekerja pada jaringan, bukan dalam darah/plasma. Pemeriksaan kreatinin dilakukan untuk mengetahui apakah fungsi ginjal masih baik atau tidak karena Kreatinin merupakan produk sisa dari perombakan kreatin fosfat yang terjadi di otot dan di buang melalui ginjal. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin dalam darah dapat menjadi acuan untuk mengetahui adanya gagal ginjal akut (GGA) yaitu suatu sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari).
Natrium
: fungsinya sebagai
penentu utama osmolaritas
dalam darah dan pengaturan volume ekstra sel. Dalam kasus : Muntah-muntah yang lama dan hebat juga dapat menurunkan kadar natrium darah.
Kalium
: fungsinya mempertahankan membran potensial
elektrik dalam tubuh. Natrium dan kalium saling bekerja sama baik dalam mengatur keseimbangan osmosis sel, aktivitas saraf dan otot serta keseimbangan asam – basa.
7. Apa saja kemungkinan yang dapat terjadi pada Nn.Santi? Jawab :
Efek (gejala)
Intoksikasi carbamate
Intoksikasi Organoclorin
Muskarinik Tutorial 1 Page 30
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX -
Salivasi, lacrimasi, urinasi dan diaree (SLUD)
-
Kejang perut
-
Nausea
+
+
+
+
_
+
dan
vomitus -
Bradicardia
-
Miosis
-
Berkeringat
Nikotinik
-
Pegal-pegal, lemah
-
Tremor
-
Paralysis
-
Dyspnea
-
Tachicardia
sistem saraf pusat
-
Bingung, gelisah, insomnia, neurosis
-
Sakit kepala
-
Emosi tidak stabil
-
Bicara terbata-bata
-
Kelemahan umum
-
Convulsi
-
Depresi dan
respirasi gangguan
jantung -
Koma
8. Bagaimana penegakkan diagnosis pada kasus ? Jawab : 3. Bagaimana penegakkan diagnosa pada kasus?
Tutorial 1 Page 31
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX Jawab : a. Anamnesis
Riwayat kontak antara korban dengan racun : Santi Minum baygon 1 gelas belimbing
Waktu kejadian
:
2 jam sebelum masuk rumah sakit
Seberapa banyak : 1 gelas belimbing baygon = 200 ml
Jenis insektisida yang digunakan : Baygon ( golongan Carbamate)
Adanya gejala akut berupa : 1.mual- muntah 2. Nyeri tekan ulu hati 3. Sesak nafas 4. Takikardi 5. Takipneu
b. Pemeriksaan Fisik
Ditemukan dugaan tempat masuknya racun (inhalasi, peroral) absorbs kulit dan mukosa atau parenteral
Pemeriksaan vital sign : TD 100/70 mmHg, Nadi 124x/menit, reguler, RR 26x/menit T: 36,5 °C
Ukuran pupil mata = Miosis
Nyeri perut
Bau insektisida
Tutorial 1 Page 32
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX c. Gejala keracunan insektisida organofosfat (hiperaktifitas susunan saraf, gejala muskarinik dan nikotinik)
Gejala Muskarinik : hipersekresi kelenjar keringat, air mata, saliva, saluran pernapasan, saluran pencernaan, inkontinensia alvi, inkontinensia urin, bronkokontriksi, miosis, bradikardi, hipotensi
Gejala Nikotinik : twitching dan fasukulasi otot lurik dan kelumpuhan otot.
·
·
BAU:
a.
Aceton : Methanol, isopropyl alcohol, acetyl salicylic acid
b.
Coal gas : Carbon monoksida
c.
Buah per : Chloralhidrat
d.
Bawang putih : Arsen, fosfor, thalium, organofosfat
e.
Alkohol : Ethanol, methanol
f.
Minyak : Minyak tanah atau destilat minyak
KULIT:
a. Kemerahan : Co, cyanida, asam borax, anticholinergik b. Berkeringat : Amfetamin, LSD, organofosfat, cocain, barbiturat c. Kering : Anticholinergik d. Bulla : Barbiturat, carbonmonoksida e. Ikterus : Acetaminofen, carbontetrachlorida, besi, fosfor, jamur f.
Purpura : Aspirin,warfarin, gigitan ular
g. Sianosis : Nitrit, nitrat,fenacetin, benzocain SUHU TUBUH :
a. Hipothermia : Sedatif hipnotik, ethanol, carbonmonoksida,clonidin, fenothiazin b. Hiperthermia
:
Anticholinergik,
salisilat,
amfetamin,
cocain,
fenothiazin,theofilin
Tutorial 1 Page 33
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX .
TEKANAN DARAH :
a. Hipertensi : Simpatomimetik, organofosfat, amfetamin . b. Hipotensi : Sedatif hipnotik, narkotika, fenothiazin, clonidin, betablocker
.
NADI:
a. Bradikardia : Digitalis, sedatif hipnotik, beta-blocker, ethchlorvynol. b. Tachikardia : Anticholinergik, amfetamin, simpatomimetik, alkohol, cokain, aspirin, theofilin c. Arithmia:Anticholinergik,organofosfat,fenothiazin,carbonmonoksida,cyani da,beta-blocker
.
SELAPUT LENDIR :
a. Kering : Anticholinergik b. Salivasi : Organofosfat, carbamat c. Lesi mulut : Bahan korosif, paraquat d. Lakrimasi : Kaustik, organofosfat, gas irritan
.
RESPIRASI :
a. Depressi : Alkohol, narkotika, barbiturat, sedatif hipnotik b. Tachipnea : Salisilat, amfetamin, carbonmonoksida c. Kussmaull : Methanol, ethyliene glycol, salisilat
.
OEDEMA PARU : Salisilat, narkotika, simpatomimetik
.
SUS. SARAF PUSAT:
a. Kejang : Amfetamin, fenothiazin, cocain, camfer, tembaga, isoniazid, organofosfat, salisilat, antihistamin, propoxyphene. b. Miosis : Narkotika ( kecuali demerol dan lomotil ),fenothiazin, diazepam,organofosfat (stadium lanjut), barbiturat,jamur. c. Midriasis
:
Anticholinergik,simpatomimetik,cocain,methanol,lSD,
lutethimid. d. Buta,atropi optik : Methanol
Tutorial 1 Page 34
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX e. Fasikulasi : Organofosfat f. Nistagmus:Difenilhidantoin,barbiturat,carbamazepim,ethanol,carbonmono ksida,ethanol g. Hipertoni : Anticholinergik,fenothiazin,strichnyn h. Mioklonus,rigiditas : Anticholinergik,fenothiazin,haloperidol i.
Delirium/psikosis:Anticholinergik,simpatomimetik,alkohol,fenothiazin,log am berat,marijuana,cocain,heroin,metaqualon
j.
Koma:Alkohol,anticholinergik,sedativehipnotik,carbonmonoksida,Narkoti ka,anti depressi trisiklik,salisilat,organofosfat
k. Kelemahan,paralise: Organofosfat,carbamat,logam berat
SAL.PENCERNAAN :
Muntah,diare,:Besi,fosfat,logam berat, jamur,lithium,flourida,organofosfat nyeri perut -Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium tidak banyak membantu.
Analisis toksikologi - Untuk membuktikan adanya racun dan metabolitnya - sedini mungkin - sampel yg dikirim ke lab adalah 50 ml urin, 10 ml serum, bahan muntahan, feses
Pengukuran ChE (Cholinesterase) sel darah merah dan plasma
aktifitas E. kolinesterase dalam darah <<
penting untuk memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun kronis (menurun sekian % dari normal) -
Keracunan akut : Ringan : 40 – 70 %
-
Keracunan Sedang : 20 – 40 %
-
Keracuana Berat : < 20 %
Tutorial 1 Page 35
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX -
Keracunan kronik : bila kadar Ache menurun sampai 25 - 50 % setiap individu yang berhubungan dengan insektisida ini harus segara disingkirkan dan baru diizinkan bekerja kemballi kadar Ache telah meningkat > 75 % N
Patologi anatomi - pd keracunan acut, hasil pem. patologi biasanya tidak khas. - sering hanya ditemukan edema paru,dilatsi kapiler,hiperemi paru,otak dan organ-organ lainnya
Px. Analisis gas darah
Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan Laboratorium tidak banyak membantu
Radiologi : dicurigai adanya perforasi lambung dan aspirasi zat racun melalui inhalasi
EKG : karena biasanya diikuti terjadinya gangguan irama jantung
9. Apa diagnosis kerja pada kasus ? Jawab : Intoksikasi insektisida golongan Carbamat klasifikasi sedang.
Tutorial 1 Page 36
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX Bagaimana pathofisiologi pada kasus ? Jawab : Mengikat enzim KHOLINERASE
Golongan Carbamat (BAYGON) masuk ke tubuh
Asetilkolin tidak terhidrolisis
Terakumulasi
jumlah asetilkolin
Gangguan sy.syaraf aktivitas kolinergik terus menerus
Berikatan dgn reseptor simpatis& parasimpatis
MUSKARINIK (pasca gangglion)
NIKOTINIK (Praganglion)
KELOPAK MATA CEKUNG
Otot pernapasan
impuls Aferen n.Vagus di gastrointestinal bawa ke pusat muntah
bronkospasme
Pusat muntah teraktivasi
Respon pupil diatur oleh otot polos
Vasokonstriksi pupil
TURGOR KULIT < SESAK NAFAS
PUPIL MIOSIS
MUNTAH
Output > Input
DEHIDRASI
impuls refered ke daerah epigastrium
Nyeri ulu hati & nyeri tekan e i astrium
Kompensasi tubuh
Bagaimana penatalaksanaaan pada kasus ? Tutorial 1
HR RR
hipotensi
Page 37
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX Jawab : 1. General Management.
a. Airways : jaga jalan nafas, bersihkan dari bronchial sekresi. b. Breathing : beri oksigen 100% , bila tidak adekuat lakukan intubasi. c. Circulation : pasang IV line, pantau vital sign. Infus dextrose 5 % kec. 15- 20 tts/menit , 2. Spesifik terapi.
a. Bilas lambung ( 100-200 ml ), diikuti pemberian karbon aktif. Direkomendasikan pada kasus yang mengancam. b. Karbon aktif . Dosis ≥ 12 tahun : 25 – 100 gr dalam 300-800 ml. 3. Pharmacologic terapi.
a. First line Atropine : ≥ 12 tahun : 2-4 mg IV setiap 5-10 menit sampai atropinisasi. Dosis pemeliharaan 0,5 mg/30 menit atau 1 jam atau 2 jam atau 4 jam sesuai kebutuhan. Dosis maksimal 50 mg/24 jam. Pertahankan selama 24-48 jam. b. Supportif : o
Diazepam 5-10 mg IV bila kejang
4. Nonpharmacologic
-
Mendorong anggota keluarga tersebut untuk mencari pertolongan profesional, rumah sakit atau LSM (lihat lampiran) yang tepat. Mereka yang mempunyai masalah kesehatan jiwa tidak mau dilabel dengan ”gangguan jiwa”. Oleh karena itu persuasi merupakan faktor kunci untuk membawanya ke dokter. Konsultasi dengan dokter tidak cukup hanya satu kali. Untuk mendapatkan perubahan yang bermakna diperlukan konsultasi yang teratur dan perlu mengikuti saran yang diberikan oleh dokter.
Tutorial 1 Page 38
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX -
Membantu anggota keluarga tersebut untuk mengatasi krisis dengan berbagai cara yang realistik dan cocok dengan yang bersangkutan.
-
Tetap mengobservasi dan mewaspadai tindakan, reaksi dan perilakunya.
-
Perhatian khusus diberikan pada usia lanjut, penyakit terminal, gangguan jiwa (depresi, alkoholisme, tindak kekerasan dan lainlain) dan penderita cacat.
-
Identifikasi
lembaga
atau
tokoh
dalam
masyarakat
untuk
membantu kasus spesifik (misalnya sekolah, lembaga tenaga kerja, lembaga sosial, institusi kesehatan, tokoh agama dan sesepuh atau tokoh masyarakat). -
Dengan
memberikan
perhatian
yang
penuh
kasih
sayang,
pengertian dan dukungan (selain dari memberi pengobatan yang diperlukan secara teratur), dapat mencegah terjadinya tindakan bunuh diri.
10. Bagaimana Komplikasi pada kasus ? Jawab :
-
Sianosis
-
Edema Paru
-
Koma
-
Blokade Jantung
-
Kematian
11. Bagaimana prognosis pada kasus? Jawab :
Quo ad Vitam
: Bonam
Quo ad Fungsionam : Bonam Pada umumnya baik, bila pengobatan belum terlambat, beberapa kesalahan pengobatan sering terjadi, berupa : a. Resusitasi kurang baik dikerjakan.
Tutorial 1 Page 39
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX b. Eliminasi racun kurang baik. c. Dosis atropin kurang adekuat, atau terlalu cepat dihentikan.
12. Bagaimana Preventif dan promotif pada kasus ? Jawab : Pencegahan
Cara-cara pencegahan keracunan pestisida yang mungkin terjadi pada pekerja-pekerja pertanian, perkebunan, dan kehutanan sebagai berikut : a. Penyimpanan pestisida : 1. Pestisida harus disimpan dalam wadah wadah yang diberi tanda, sebaiknya tertutup dan dalam lemari terkunci. 2. Campuran pestisida dengan tepung atau makanan tidak boleh disimpan dekat makanan. Campuran yang rasanya manis biasanya paling berbahaya. Tanda-tanda harus jelas juga untuk mereka yang buta huruf. 3. Tempat-tempat bekas menyimpan yang telah tidak dipakai lagi harus dibakar agar sisa pestisida musnah sama sekali. 4. Penyimpanan di wadah-wadah untuk makanan atau minuman seperti di botol-botol, sangat besar bahayanya. b. Pemakaian alat-alat pelindung : 1. Pakailah masker dan adakanlah ventilasi keluar setempat selama melakukan pencampuran kering bahan-bahan beracun. 2. Pakailah pakaian pelindung, kacamata, dan sarung tangan terbuat dari neopren, jika pekerjaan dimaksudkan untuk mencampur bahan tersebut dengan minyak atau pelarut-pelarut organis. Pakaian pelindung harus dibuka dan kulit dicuci sempurna sebelum makan. 3. Pakaialah respirator, kacamata, baju pelindung, dan sarung tangan selama menyiapkan dan menggunakan semprotan, kabut, atau aerosol, jika kulit atau paru-paru mungkin kontak dengan bahan tersebut. c. Cara-cara pencegahan lainnya : 1. Selalu menyemprot ke arah yang tidak memungkinkan angin membawa bahan, sehingga terhirup atau mengenai kulit tenaga kerja yang bersangkutan. 2. Hindarkan waktu kerja lebih dari 8 jam sehari bekerja di tempat tertutup Tutorial 1 Page 40
SKENARIO C TUTORIAL 1 BLOK XX dengan penguap termis, juga alat demikian tidak boleh digunakan di tempat kediaman penduduk atau di tempat pengolahan bahan makanan. 3. Janganlah disemprot tempat-tempat yang sebagian tubuh manusia akan bersentuhan dengannya.
13. Berapa KDU pada kasus? Jawab :
Tutorial 1 Page 41