PERILAKU ORGANISASI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
SAP KE-06
KELOMPOK 6 Ni Made Inten Pramesti
1515351127 1515351127
Luh Gede Dewi Sapitri
1515351128
I Gusti Ayu Gita Saraswati
1515351129 1515351129
I Gusti Agung Trisna Dewi
1515351130 1515351130
Ni Putu Shinta Oktaviani
1515351131
Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana 2018
PEMBAHASAN
1. Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Miller (1996) dalam Nimran (1999) mengatakan bahwa komunikasi adalah kegiatan dengan mana seseorang (sumber) secara sungguh – sungguh memindahkan stimuli guna mendapatkan tanggapan. Indriyo Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita (1997) mendefinisikan komunikasi sebagai penyampaian atau pertukaran informasi dari pengirim kepada penerima baik lisan, tertulis maupun menggunakan alat komunikasi. Gibson (1996) mengatakan bahwa komunikasi adalah pengiriman informasi beserta pemahamannya dengan menggunakan simbol verbal atau non verbal. Sementara itu Robbins dan
Coulter
(2004)
mengatakan
pengertian
komunikasi adalah
penyampaian
dan
pemahaman suatu maksud. Tanpa penyampaian maksud, komunikasi tidak akan pernah terjadi. Dan tanpa pemahaman maksud, komunikasi jarang berhasil. Umar Nimran (1999) menyimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari satu sumber berita kepada penerima melalui saluran tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan tanggapan dari penerima.
Fungsi Komunikasi 1. Pengendalian, agar petunjuk – petunjuk ditaati oleh bawahan. 2. Motivator, menjelaskan agar karyawan dapat lebih berprestasi. 3. Sarana pengungkap emosi (kepuasan, frustasi, dll) 4. Memberikan informasi.
Pentingnya Komunikasi dalam Organisasi Komunikasi merupakan hal yang penting karena organisasi memiliki dua pilar, yakni anggota dan lingkungan. Komunikasi menjadi media yang cukup efektif untuk mengandalikan kedua pilar tersebut. Pentingnya komunikasi dalam organisasi dapat dilihat misalnya dalam perusahaan. Kelangsungan hidup sebuah perusahaan tergantung pada berbagai pihak seperti pelanggan, pegawai maupun lingkungan masyarakat yang memiliki latar belakang berbeda – beda.
1
Dengan strategi komunikasi yang baik atau tepat maka segala persoalan yang timbul akan dapat diselesaikan. Lewat komunikasi yang baik orang bisa memindahkan ide dan mengendalikan perilaku anak buah. Melalui komunikasi yang tepat maka konflik, keresahan, dan kesalahpahaman dapat terselesaikan. Contohnya, manajer harus mengkomunikasikan sasaran organisasi kepada seluruh pegawai sebagai pihak – pihak yang akan mencapai sasaran tersebut. Banyak pekerjaan yang membutuhkan koordinasi dengan unit kerja yang lain dalam organisasi sehingga memerlukan komunikasi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa salah satu penghalang terbesar dari kesuksesan prestasi organisasi adalah kurangnya komunikasi yang efektif.
2. Proses dan Unsur Komunikasi Proses Komunikasi Siapa Komunikator
Mengatakan apa
Dengan cara apa
Pesan
Medium
Kepada siapa Penerimaan
Umpan Balik Dengan akibat apa Proses Komunikasi sangat berkaitan dengan bagaimana komunikasi itu berlangsung yang diawali: siapa, menyampaikan apa, dengan cara apa atau melalui apa, kepada siapa dan berakibat apa.
Model Dan Unsur-Unsur Komunikasi Gibson (1996) mengatakan bahwa model kontemporer yang luas dipergunakan atas proses komunikasi adalah hasil kajian dari Shanon dan Weaver serta Schramm, yang kemudian banyak membantu bagaimana memahami komunikasi tersebut. Dalam model itu terkandung elemen dasar komunikasi sebagai berikut: 1. Komunikator/sumber komunikasi/pengirim, yang adalah orang yang mempunyai maksud/ide/informasi tertentu untuk disampaikan kepada penerima. 2. Ecoding /pengkodean, merubah suatu pesan dalam komunikasi menjadi bentukbentuk simbolis. 2
3. Pesan, suatu yang dikomunikasikan, merupakan produk nyata dari encoding. 4. Media/saluran, sesuatu yang dilalui pesan. Di dalam organisasi pengirim akan menyeleksi pesan-pesan dan menetapkan saluran atau media yang akan digunakan. 5. Decoding /penerimaan kode, penerimaan adalah obyek yang disasar pesan. Sebelum pesan tersebut dimengerti, maka penerima harus menterjemahkan bentuk-bentuk simbolis
terlebih
dahulu.Kegiatan
menterjemahkan
inilah
disebut
decoding /penerimaan pesan. 6. Penerimaan, pihak yang menerima pesan, biasanya dipengaruhi oleh kemampuan, sikap, pengetahuan dan sistem sosial budaya. 7.
Umpan
balik,
pemeriksaan
keberhasilan
dalam
menyampaikan
pesan
dan
menentukan apakah pengertian yang sama antara pengirim dan penerima telah dicapai.
Komunikator
Pengkodean
Pesan & Media
Penerimaan Kode
Penerimaan
Umpan Balik Laswell yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy (1996) menegaskan bahwa komunikasi dalam prosesnya meliputi lima unsur yakni sebagai berikut: 1. Komunikator atau orang/pihak yang menyampaikan suatu pesan kepada orang/pihak lain. 2. Pesan, yang bisa berbentuk informasi ide ataupun sikap. 3. Media, sebagai saluran untuk melangsungkan suatu pesan. 4. Komunikan atau orang/pihak yang menerima pesan. 5. Efek yakni dampak yang muncul pada pihak komunikan yang bisa berupa dampak kognitif misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu.
3. Komunikasi Antar Individu Dalam Organisasi Nimran(1999) mengatakan bahwa ada bermacam-macam paradigma atau cara pandang yang dapat dipakai untuk membedakan berbagai bentuk komunikasi. 1) Dari aspek lingkup organisasi maka akan ada: a. Komunikasi intern, komunikasi yang terjadi antara pihak-pihak internal.
3
b.
Komunikasi
ekstern,
komunikasi
antara
suatu
organisasi
dengan
pihak
eksternal/pihak lain. 2) Dari aspek sudut arahnya maka ada: a. Komunikasi searah, komunikasi yang ditandai oleh adanya satu pihak yang aktif yaitu pengiriman/penyampai informasi sedangkan pihak lainnya pasif dan menerima. b. Komunikasi dua arah, komunikasi yang ditandai peran aktif kedua belah pihak baik pemebri atau penerima informasi. 3) Dari aspek tingkatan organisasi maka ada: a. Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang berlangsung antara bawahan dengan atasan dalam hirarki organisasi. b. Komunikasi horisontal adalah komunikasi yang terjadi di antara para pejabat yang sderajat/selevel. 4) Dari aspek aliran komunikasi dalam organisasi maka ada: a. Komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi yang mengalir dari manajer ke bawah atau ke para karyawan. b. Komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi yang mengalir ke atas yakni dari karyawan ke manajer. c. Komunikasi horizontal/lateral yang komunikasi yang terjadi di antara semua karyawan ditingkatan organisasi yang sama. d. Komunikasi diagonal, komunikasi antara orang-orang yang mempunyai hirarki berbeda dan tidak memiliki hubungan wewenang secara langsung. 5) Dari aspek media atau alat yang digunakan maka ada: a. Komunikasi visual, komunikasi yang memakai alat tertentu untuk mengiriam pesan yang dapat ditangkap oleh mata. Contoh memo, poster, surat kabar dan semacamnya. b. Komunikasi audial, komunikasi yang menggunakan alat tertentu yang dapat ditangkap oleh telinga. Contoh radio, telepon, radio. c. Komunikasi audio-visual, komunikasi yang memakai alat tertentu yang pesannya ditangkap oleh mata dan telinga secaraa bersamaan. Contoh: video, film, VCD, LD, dan sebagainya. 6) Dari aspek cara penyampaian, maka ada: a. Komunikasi verbal, komunikasi yang pesan-pesannya disampaikan dengan memakai kata-kata yang dapat dimengerti baik lisan maupun tulisan. b. Komunikasi non verbal/komunikasi tanpa kata, komunikasi yang pesan-pesannya disampaikan melalui symbol, isyarat atau perilaku tertentu. Seperti gerakan-
4
gerakan tubuh, intonasi suara, ekspresi wajah dan jarak antara pembicara dengan pendengar. 7) Dari aspek strategi atau teknik maka ada: a. Komunikasi koersif, komunikasi yang dengan cara memaksa agar komunikasi mau menerima pesan yang disampaikan. Misalnya dengan teror, boikot, ancaman ataupun dengan menunjukkan kekuasaan. b. Komunikasi persuasif, komunikan, sehingga ia tidak saja menerima, menyetujui tetapi mau melaksanakannya dalam bentuk kegiatan atau tindakan sebagaimana yang dikehendaki oleh sikomunikator. 8) Dari aspek jaringan di mana informasi mengalir maka ada: a. Komunikasi informal, komunikasi yang tidak resmi sumber dan maksudnya. Contohnya seperti pembicaraan desas-desus, gosip dan yang sejenisnya. b. Komunikasi formal, komunikasi yang berkaitan dengan tugas dan mengikuti rantai wewenang. 9) Dari aspek manajerial, komunikasi itu mencakup komunikasi interpersonal yakni komunikasi antara dua orang atau lebih, dan komunikasi organisasi yakni semua pola, jaringan, dan sistem komunikasidalam suatu organisasi. Dalam perspektif organisasi yang dibahas adalah keduanya.
4. Komunikasi Keorganisasian Jaringan Kelompok Kecil yang Formal Jaringan organisasi yang formal dapat menjadi lebih rumit, meliputi ratusan orang dan setengah lusin atau lebih banyak level hierarki. Rantai dengan ketat mengikuti rantai perintah yang formal atau resmi; jaringan ini mendekati saluran komunikasi yang akan anda temukan dalam ketiga level organisasi yang ketat. Roda bergantung pada sebuah sosok sentral untuk bertindak sebagai saluran bagi seluruh komunikasi kelompok; ini menstimulasi jaringan komunikasi yang akan anda temukan pada sebuah tim dengan seorang pemimpin yang kuat. Jaringan seluruh saluran memperbolehkan para anggota kelompok bebas untuk memberikan kontribusi dan tidak ada seorang pun yang mengambil peran pemimpin.
Kabar Selentingan (Gosip) Jaringan komunikasi informal dalam sebuah kelompok atau organisasi di sebut kabar selentingan.Meskipun rumor dan gossip dikirimkan melalui kabar selentingan yang informal, tetapi masih merupakan sumber informasi yang penting bagi para pekerja dan para kandidat 5
(yaitu para pekerjayang dicalonkan menerima promosi). Kabar selentingan atau informasi melalui perkataan mulut dari para rekan mengenai sebuah perusahaan memiliki pengaruh yang penting pada apakah para pelamar pekerjaan akan bergabung dengan organisasi atau tidak. Kabar selentingan merupakan bagian penting dari jaringan komunikasi dalam suatu kelompok atau organisasi. Kabar selentingan juga memenuhi kebutuhan dari para pekerja; pembicara kecil menciptakan rasa kedekatan dan persahabatan di antara mereka yang berbagi informasi, meskipun riset menyarankan bahwa hal ini sering kali terjadi dengan mengorbankan orang-orang yang berada di “luar” kelompok. Terdapat pula bukti bahwa gossip sangat didorong oleh jaringan sosial dari pekerja yang mana para manajer dapat belajar untuk mempelajari lebih banyak mengenaibagaimana informasi yang positif dan negative mengalir ke seluruh organisasi. Dengan demikian, kabar selentingan tidak akan dikenakan sanksi atau dikendalikan oleh organisasi.
Mode Komunikasi 1) Komunikasi Lisan Sarana utama dalam menyampaikan pesan adalah komunikasi lisan. Pidato, diskusi formal satu-satu dan diskusi kelompok, serta rumor secara informal atau kabar selentingan merupakan bentuk-bentuk yang terkenal dari komunikasi lisan. Keuntungan dari komunikasi lisan adalah kecepatan dan umpan balik. Jika penerima belum yakin dengan pesannya, maka umpan balik yang cepat memungkinkan pengirim untuk mendeteksi secara cepat dan memperbaikinya.Salah satu kelemahan utama pada komunikasi lisan munculnya saat sebuah pesan harus melewati sejumlah orang; semakin banyak orang, semakin besar resiko terjadi penyimpangan. Rapat
Pertemuan dapat menjadi formal atau informal, meliputi dua atau lebih banyak orang, dan terjadi dalam hampir setiap kesempatan. Bahkan penyusunan interaksi bisnis biasa
dengan
orang
lain
sebagaimana
pertemuan
dapat
membantu
kita
menitikberatkan perhatian pada perkembangan. Setiap pertemuan adalah peluang untuk “menyelesaikan segala sesuatu hal,”kata CEO Kr is Duggan di Badgeville, dan untuk “bersinar”.
Videoconferencing Videoconferencing memungkinkan para pekerja dan para klien untuk melaksanakan pertemuan secara real-time dengan orang-orang di lokasi-lokasi berbeda. Live audio 6
dan videoimage memungkinkan kita untuk melihat, mendengar, dan berbicara dengan orang lain tanpa hadir secara fisik pada lokasi yang sama. Telepon
Telepon ada di sekitar kita sejak lama yang justru cenderung kita abaikan efisiensinya sebagai model komunikasi. Komunikasi melalui telepon menawarkan banyak manfaat seperti pertemuan, dan begitu telepon berbunyi maka kita akan berusaha untuk segera memberikan tanggapan. Panggilan telepon dapat berupa pertemuan secara formal atau pembicaraan secara informal, juga dijadwalkan atau secara spontan. Komunikasi melalui telepon waktunya cepat, dan lebih sedikit ambiguitas daripada e-mail. Namun, pesan melalui telepon lebih mudah terabaikan. 2) Komunikasi Melalui Tulisan Komunikasi secara tulisan meliputi surat, e-mail, pesan singkat organisasional secara berkala, dan banyak metode lain yang menyampaikan tulisan dengan kata-kata atau simbol. Surat
Dari semua bentuk komunikasi secara tulisan, menulis surat adalah yang paling kuno dan yang paling bertahan lama.
Power Point Power point dan format slide lainnya seperti Prezi dapat menjadi mode komunikasi yang sangat sempurna karena perangkat lunak untuk mengumpulkan slide menggabunggkan kata-kata sengan elemen visual untuk melibatkan pembaca dan membantu dalam menjelaskan gagasan-gagasan yang kompleks. Power Point sering digunakan bersamaan dengan presentasi lisan, tetapi daya tariknya sangat intuitif yang dapat berfungsi sebagai mode komunikasi utama.
Surat Elektrik (E-mail) Pesan e-mail dapat ditulis, diedit, dan disimpan dengan cepat. E-mail dapat di distribusikan kepada salah satu atau ribuan orang hanya menekan dengan satu tombol, meskipun beberapa perusahaan (seperti perusaan data Nielson) telah melarang fitur “balas ke semuanya”. Biaya untuk mengirimkan pesan e -mail secara formal kapada para pekerja adalah penghematan dari biaya cetak, duplikasi, dan distribusi surat yang setara dengan brosur.
Pesan Singkat Seperti e-mail, pesan singkat (IM) biasanya dilakukan via computer. Ini merupakan teknologi yang tersinkronisasi,artinya anda perlu berada disana untuk menerima pesan. Dengan cara ini IM beroperasional seperti telepon tanpa mesin penjawab.
Pesan Teks
7
Pesan teks (TM) (atau lebih dikenal SMS) mirip dengan pesan singkat yang mana keduannya merupakan teknologi yang tersinkronisasi, tetapi pesan teks biasanya dilakukan via telepon seluler dan sering kali sebagai alternative daripada panggilan telepon.
Media Sosial Tidak ada satupun tempat yang memiliki komunikasi yang lebih ditransformasika daripada kenaikan jejaring sosial seperti misalnya Facebook dan Linkedln, dan bisnis mengambil keuntungan dari peluang hadirnya media sosial ini.
Blog
Sebuah blog (singkatan dari web log) adalah sebuah situs Web mengenai seseorang atau perusahaan. Lainnya
Flickr, Pinterest, Google+, YouTube, Wikis, Jive, Socialtext, dan Sosial Cast hanya beberapa dari sekian banyaknya platform sosial untuk public dan industry tertentu, dengan meluncurkan hal baru setiap harinya. Beberapa hanya untuk satu tipe posting semata. 3) Komunikasi Non Verbal Komunikasi non-verbal meliputi gerakan tubuh, intonasi atau penekanan yang kita berikan atas kata-kata, ekspresi wajah, serta jarak fisik antara pengirim dan penerima.
5. Hambatan Terhadap Komunikasi
1) Penyaringan Informasi Komunikator cenderung memanipulasi informasi supaya lebih dapat diterima dengan baik oleh komunikan/penerima. Minat pribadi dan persepsi mengenai apa yang menurut komunikator penting bagi penerima sangat mempengaruhi penyaringan dan hasilnya. Semakinbanyak jumlah tingkatan struktur organisasi yang harus dilalui oleh suatu informasi semakin besar kemungkinan untuk peyaringan. Namun, hal ini wajar terjadikarena dala struktur organisasi semakin ke bawah semakin spesialis dibidang maing-masing. 2) Persepsi Yang Selektif Penerimaan dalam proses komunikasi menyeleksi apa yang mereka terima berdasarkan kebutuhan, motivasi, latar belakang pengalaman dan karektiristik pribadi
8
lainnya. Penerima atau komunikan juga memproyeksikan minat dan harapan mereka pada saat melakukan decoding (mengartikan simbol-simbol). 3) Emosional Bagaimana perasaan komunikan/penerima pada saat ia menerima pesan akan mempengaruhi interpretasinya mengenai pesan tersebut. Pesan yang sama akan diinterpretasikanberbeda pada keadaan marah atau emosi netral. Emosi-emosi yang ekstrim seperti gembira yang berlebihan atau sedih sangat mungkin menghalangi komunikasi yang efektif. 4) Bahasa Kata-kata yang sama dapat berarti berbeda untuk orang yang tidak sama. Usia, pendidikan dan latar belakang budaya merupakan tiga variabel yang biasanya mempengaruhi bahasa yang digunakan dan arti yang diberikan kepada kata-kata. Di dalam suatu organisasi, pegawai berasal dari latar belakangyang tidak sama. Ditambah lagi pengelompokan dalam unit kerja tertentu berdasarkan spesialisasi yang pada akhirnya menciptakan/mengembangkan istilah-istilah teknis dan ungkapan-ungkapan yang khas dan sering pegawai tidak tahu istilah-istilah khusus yang digunakan. Komunikator cenderung berpendapat bahwa kata-kata atau istilah yang mereka gunakan mempunyai arti yang sama bagi komunikan/penerima. 5) Kurang Perhatian Kesalahpahaman terjadi karena orang tidak membaca dengan benar suatu pesan atau informasi, baik dalam bentuk pengumuman, artikel, atau tidak mendengar percakapan orang dengan baik. 6) Faktor Hello Effect Terjadi jika komunikator adalah orang yang disenangi atau dihormati, maka audiens atau penerima langsung akan mempercayai apa yang dikatakan walaupun belum tentu benar atau sebaliknya. 7) Perilaku Defensif Ketika seseorang merasa terancam, ia cenderung akan bereaksi dengan cara mengurangi kemampuannya untuk mencapai saling pengertian. Yakni ia menjadi defensif terlibat dalam perilaku seperti secara verbal menyerang orang lain, memberikan jawaban kasar, berperilaku seperti penilai, dan mempertanyakan motif orang lain. Ketika
9
individu menafsirkan pesan yang datang sebagai sesuatu yang mengancam, ia akan meresponnya dengan cara yang menghambat keefektifan komunikasi. 8) Kebanjiran Informasi Ketika informasi yang harus diterima melampaui kapasitas pemrosesan karena membanjirnya informasi (e-mail, telepon, faxs, notla rapat, bacaan) akan ada kecenderungan untuk membuang,mengabaikan, melewatkan atau dilupakan atau menunda pemrosesannya sampai situasi kebanjiran informasi selesai.
6. Mengatasi Hambatan Dalam Komunikasi 1) Mendengarkan dengan aktif Banyak orang menganggap enteng pekerjaan mendengarkan. Sering mencampur adukkan dua hal yang berlainan, yakni “mendengar” atau “mendengarkan”. Mendengar adalah menangkap vibrasi suara, sedangkan mendengarkan adalah memberi arti kepada orang yang didengar. Oleh sebab itu mendengarkan membutuhkan atensi, interpretasi dan mengingat rangsangan suara. Empat syarat mendengar dengan aktif : a. Intensitas, berkonsentrasi penuh pada apa yang disampaikan oleh pembicara dan menyampingkan pikiran-pikiran lain. Menghubungkan informasi yang diterima dengan topik pembicaraan. b. Empati, berusaha mengerti apa yang diinginkan pembicara. Menyesuaikan apa yang dilihat dan dirasakan dalam dunia pembicaraan sehingga bisa meningkatkan persamaan antara interpretasi kita dan maksud pembicara. c. Penerimaan, pendengar yang aktif memiliki penerimaan yang objektif atas apa yang didengar dan dilihat. Ini bukan tugas mudah. Tantangan terhadap pendengar yang aktif adalah menyerap apa yang dikatakan seseorang tanpa menilai isinya sampai yang bersangkutan selesai berbicara. d. Tanggung jawab untuk melengkapi unformasi, komunikan alias pendengar harus berusaha untuk melengkapi informasi yang diterima dan artinya, bila perlu mengajukan pertanyaan untuk memperoleh pengertian yang sama dengan komunikator. 2) Memberikan umpan balik Komunikator harus melihat reaksi dari komunikan dengan baik, misalnya dengan ekspresi wajah tertentu bila si komunikan tidak mengajukn pertanyaan.
7. Isu-Isu Dalam Komunikasi 10
1) Penghalang komunikasi antara pria dan wanita Riset yang dilakukan oleh Deborah Tannen yang dikutip oleh Robbins (2001) telah mampu memberikan wawasan penting tentang perbedaan antara pria dan wanita dalam gaya berbicara dimana pria lebih mengedepankan status sedangkan wanita memakainya untuk menciptakan hubungan atau koneksi. 2) Komunikasi yang “benar secara politis” Bahwa kini mucul kata-kata atau istilah atau stigma yang secara politis lebih menarik ketika dikomunikasikan, seperti: a. Lumpuh diganti penyandang cacat b. Buta diganti tuna netra c. Jompo diganti dengan lanjut usia, dan sebagainya. Artinya, kini orang harus mempertimbangkan perasaan orang lain dalam memilih katakata agar tidak menimbulkan perasaan tidak enak atau ketersinggungan dalam membangun komunikasi, namun dalam memilih kata-kata atau istilah tersebut jangan pula sampai merintangi kejelasan atau keefektifan komunikasi. 3) Komunikasi lintas budaya Haruslah dipahami bahwa komunikasi yang efektif sulit dilakukan dalam kondisi yang terbaik. Faktor lintas budaya sering menjadi dan menciptakan potensi masalah dalam komunikasi. Artinya aspek budaya mempengaruhi cara-cara orang berkomunikasi terutama oleh factor Bahasa. Ada empat masalah/penghalang spesifik yang terkait dengan kesulitan bahasa dalam komunikasi lintas budaya. a. Penghalang yang disebabkan oleh semantika. Makna suatu kata bisa berlainan untuk orang yang berbeda. b. Penghalang yang disebabkan oleh konotasi kata. Kata “hai” dalam bahasa Jepang yang diterjemahkan “ya” konotasinya adalah “ya saya mendengarkan” bukannya “ya saya setuju” c. Penghalang karena perbedaan nada. Dalam beberapa budaya, bahasa adalah formal, tetapi dalam budaya yang lain informal. Dalam beberapa budaya perubahan
11
nada itu bergantung pada konteks: ada perbedaan antara bicara di rumah, dalam pergaulan social, dan di tempat kerja. d. Penghalang karena perbedaaan persepsi. Orang yang berbicara dalam bahasa yang berlainan sebenarnya memandang dunia secara lain tergantung persepsinya. Orang Eskimo mempersepsikan salju secara berbeda karena mereka punya banyak kata untuk itu. 4) Komunikasi elektronik Bahwa kini komunikas melalui peralatan teknoogi (informasi) sudah semakin ngetren dan menarik minat banyak kalangan. Komunikasi elektronik telah merevolusi kemampuannya dalam mencapai orang ataupun suatu institusi dalam sekejap. Tapal batas organisasional menjadi kurang relevan sebagai akibat kemajuan komunikasi elektronik, karena revolusi dahsyat dalam teknlogi elektronika. Surat elektronik, rapat elektronik bahkan perdagangan dalam elektronik sekarang sudah menjadi hal yang tidak lagi luar biasa.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, Komang, Ni Wayan Mujiati dan Anak Agung Ayu Sriathi. 2008. Perilaku Keorganisasian Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu. Robbins, Stephen P dan Timothy A. Judge. 2015. Perilaku Organisasi Edisi 16. Jakarta: Salemba Empat.
13