Referat Bedah Plastik
PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF KOMPREHEN SIF PADA CLEFT LIP AND PALATE
Oleh: Aprillio Bagas Sriwisn
!""#$%&""
Dewi Nr Kho'i(ah
!""#)%#*+
Perio,e : %% - %. Ags's %+
Peng/i : ,r0 A(r Sng1ar2 Sp0B02 Sp0BP3RE
KEPANITERAAN KLINIK ILM4 BEDAH FAK4LTAS KEDOKTERAN 4NS 5 RS4D Dr0 MOE6ARDI S4RAKARTA %+
BAB I PENDAH4L4AN
Kelain Kelainan an kongen kongenital ital dan kelain kelainan an geneti genetik k sekaran sekarang g ini semakin semakin sering sering dilaporkan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan medis. Biasanya, celah (cleft ) pada bibir dan palatum segera didiagnosa pada saat kelahiran. Deteksi prenatal CLPCP (cleft of the lip with or without cleft palate or isolated cleft palate) palate) sangat berguna dalam menyiapkan orangtua yang sedang mengandung akan adanya cacatkelainan pada anak mereka dan penatalaksanaan bayi mereka setelah lahir. !danya !danya CLPCP CLPCP dapat pula mengindikasikan mengindikasikan kelainan kongenital kongenital lainnya, lainnya, utamanya utamanya pada kasus dengan celah (clefts ( clefts)) yang lebih berat. Dalam hal ini, ini,
adan adany ya
caca cacat tke kela lain inan an
kong kongen enit ital al
bera beratt dise disert rtai ai
CLP CLPC CP,
dapat apat
dipertimbangkan untuk diakhiri. ",# Celah bibir dan langit$langit adalah suatu kelainan ba%aan berupa celah pada bibir, gusi dan langit$langit. Kelainan ini terjadi karena adanya gangguan pada kehamilan trimester pertama yang menganggu proses tumbuh kembang janin. &aktor yang diduga menyebabkan kelainan ini akibat kekurangan nutrisi, obat$obatan, in'eksi irus, radiasi, stress pada masa kehamilan, trauma dan 'aktor genetik. *asalah pada penderita celah bibir dan langit$langit sudah muncul sejak penderita lahir. Derita psikis dialami keluarga dan kelak dialami pula oleh penderita setelah menyadari dirinya berbeda dengan yang lain. +ecara 'isik adanya celah akan membuat kesukaran minum karena da ya hisap yang kurang dan gangguan bicara berupa suara yang sengau. Penyulit yang juga mungkin terjadi adalah in'eksi telinga tengah, gangguan pendengaran serta gangguan pertumbuhan gigi dan rahang. Diagnosis yang benar sebuah anomali sumbing adalah 'undamental untuk pengobatan, untuk etiopathological genetik yang lebih lanjut dan penelitian, serta s erta untuk langkah$langkah pencegahan kategori orofacial clefts yang clefts yang benar.
BAB II TIN7A4AN P4STAKA
A0 CLEFT LIP AND PALATE #0 De8inisi
Celah bibir dan langit$langit (Cleft lip and palate) adalah suatu cacatkelainan ba%aan berupa celah pada bibir, gusi, dan langit$langit. -stilah CLP juga sesuai dengan -CD ( International Code Diagnosis). Kelainan ini terjadi karena adanya gangguan pada kehamilan trimester pertama yang menyebabkan terganggunya proses tumbuh kembang janin. &aktor yang diduga menyebabkan terjadinya kelainan ini adalah kekurangan nutrisi, obat$ obatan, in'eksi irus, radiasi, stress pada masa kehamilan, trauma dan 'aktor genetik. %0 Epi,e(iologi
CLP merupakan cacat pada %ajah yang paling sering, ditemukan satu tiap // kelahiran hidup di seluruh dunia. -nsiden bibir sumbing di -ndonesia belum diketahui. 0ardjo$1asito dengan ka%an$ka%an di propinsi 2usa 3enggara 3imur antara !pril "456 sampai 2opember "45 melakukan operas i pada "// kasus bibir sumbing atau celah langit$langit pada bayi, anak maupun de%asa di antara juta penduduk. &ogh !ndersen di Denmark melaporkan kasus bibir sumbing dan celah langit$langit ","/// kelahiran hidup. 0asil yang hampir sama juga dilaporkan oleh 1ool' dan Broadbent di !merika +erikat serta 1ilson untuk daerah -nggris. 2eel menemukan insiden #,""/// penduduk di 7epang. 6, "5 Prealensi yang dilaporkan untuk berbagai kelainan yang berbeda beragam. Labioskisis dengan palatoskisis merupakan presentasi yang paling umum terjadi. Prealensi relati' labioskisis saja juga berariasi dalam satu golongan ras maupun dalam ras yang berbeda. Di Denmark dilaporkan prealensinya
"8#8" untuk labioskisis
(CP)8
labiopalatoskisis
(CLP)8
palatoskisis (CP). Di ras Kaukasian insidensinya untuk CL, CP, dan CLP
berkisar antara /,4"$#.64 per "/// kelahiran. +ebagian besar lelaki lebih sering terkena dibandingkan %anita, dan sebagian besar lelaki memiliki pemisahan yang komplet. Diskriminasi antara LP unilateral dan CLP bilateral dalam rasio prealensi dilaporkan 8". "4
9ambar #.6 Diagram lingkaran kejadian CLP menurut
9ambar #. Kejadian berbagai kelainan CL:CP dan CLP #/
jenis kelamin#/
9ambar #.5 3ipe pemisahan (cleft ) yang paling umum terjadi menurut jenis kelamin dan keterlibatan %ajah#/
*0 E'iologi
Celah bibir dan celah langit$langit bisa terjadi secara bersamaan maupun sendiri$sendiri. Kelainan ini juga bersamaan dengan kelainan ba%aan
lainnya. Penyebabnya mungkin adalah mutasi genetik atau teratogen (;at yang dapat menyebabkan kelainan pada janin, contohnya irus atau bahan kimia).+elain tidak sedap dipandang, kelainan ini menyebabkan anak kesulitan ketika makan, gangguan perkembangan berbicara dan in'eksi telinga. &aktor resiko adalah ri%ayat celah bibir atau celah langit$langit pada keluarga serta adanya kelainan ba%aan lainnya. 4 Konsumsi alkohol maternal meningkatkan risiko untuk terjadinya CLP multipel pada janin. D* tipe - juga diketahui memiliki 'aktor risiko untuk terjadinya celah oral.
9ambar #."/ &aktor epidemiologi yang mempengaruhi kehamilan pada trimester pertama
=tiologi terjadinya labioskisis danatau palatoskisis umumnya masih tidak diketahui. +ebagian besar kelainan ini berhubungan dengan etiologi multi'aktorial dengan beberapa 'aktor genetik dan lingkungan yang saling berinteraksi dalam proses kompleks mor'ogenesis untuk palatum primer dan sekunder.#
Pasien dengan celah oral juga dapat terjadi dibarengi dengan adanya anomali lain. Penelitian baru$baru ini menunjukkan bah%a #"$> pasien dengan kelainan ini memiliki anomali lain termasuk diantaranya8 gangguan kardioaskular (#$?">), gangguan muskuloskeltal, dismor'ia 'asial dan gangguan sistem genitourinaria. !nak$anak yang berhubungan dengan anomali untuk terjadinya CLP atau palatoskisis dibandingkan labioskisis sendiri. +ering ditemukan pada anak dengan berat badan lahir rendah. # Diantaranya terdapat // sindrom yang termasuk diantaranya kelainan labioskisis danatau palatoskisis yang tercatat pada London Dysmorphology Database. Beberapa sindrom yang umum ditemukan dapat dilihat pada tabel di ba%ah ini.#
3abel #." Beberapa sindrom yang umum berhubungan dengan labiopalatoskisis#
)0 Diagnosis
a. Diagnosis Prenatal
Deteksi prenatal dapat dilakukan dengan beragam teknik. &etoskopi telah digunakan untuk memberikan gambaran %ajah 'etus. !kan tetapi teknik ini bersi'at inasi' dan dapat menimbulkan resiko menginduksi aborsi. 2amun demikian, teknik ini mungkin tepat digunakan untuk kon'irmasi
pada
beberapa
cacatkelainan
pada
kehamilan
yang kemungkinan besar akan diakhiri. 3eknik lain seperti ultrasonogra'i intrauterine, magnetic resonance imaging, deteksi kelainan en;im pada cairan amnion dan transaginal ultrasonogra'i keseluruhannya dapat mendeteksi dengan sukses CLP secara antenatal. 3etapi, pemeriksaan$ pemeriksaan tersebut dibatasi pada biaya, inasi'itas dan persetujuan pasien. @ltrasound transabdominal merupakan alat yang paling sering digunakan pada deteksi antenatal CLP, yang memberikan keamanan dalam prosedur, ketersediaannya, dan digunakan secara luas pada skrining anatomi antenatal.# Deteksi dini memperkenankan kepada keluarga untuk menyiapkan diri terlebih dahulu terhadap suatu kenyataan bah%a bayi mereka akan memiliki suatu kelainancacat. *ereka dapat menemui anggota dari kelompok yang memiliki CLP, belajar mengenai pemberian makanan khusus dan memahami apa yang harus diharapkan ketika bayi lahir. +ebagai pembanding, ibu yang menerima konseling pada # pekan a%al kehidupan mungkin akan lebih merasa bingung dan ke%alahan. Deteksi dini juga memperkenankan kepada ahli bedah untuk bertemu dengan keluarga sebelum kelahiran dan mendiskusikan pilihan perbaikan. Dengan %aktu
konseling
dan
rencana
yang tepat, memungkinkan
untuk
melaksanakan perbaikan dari unilateral cleft lip pada minggu pertama kehidupan."# 3erdapat beberapa hal yang menarik perhatian dalam operasi 'etus yang merupakan bentuk potensial dari pengobatan CLP. *eskipun persoalan teknik dan etika seputar konsep ini masih belum dapat dipecahkan. Pada operasi in utero manipulasi perlu dipertimbangkan, deteksi cacatkelainan sedini mungkin diterapkan pada masa kehamilan.# b. Diagnosa Postnatal
Biasanya, celah (cleft ) pada bibir dan palatum segera didiagnosa pada saat kelahiran. Celah dapat terlihat seperti sudut kecil pada bibir atau dapat memanjang dari bibir hingga ke gusi atas dan palatum. 2amun tidak jarang, celah hanya terdapat pada otot palatum molle soft palate ( submucous cleft ), yang terletak pada bagian belakang mulut dan tertutupi oleh mouth's lining . Karena letaknya yang tersembunyi, tipe celah ini tidak dapat didiagnosa hingga beberapa %aktu. " $0 Sis'e( 1o,e lo1asi 9elah
Cara menuliskan lokasi celah bibir dan langit$langit yang diperkenalkan oleh
Kelainan
komplit,
inkomplit,
micro'orm,
unilateral
atau
bilateral. Bibir disingkat sebagai L (lips), gusi disingkat ! (aleolar). Langit$ langit di bagi menjadi dua bagian yaitu 0 ( hard palate) dan + (so't palate). Bila normal (tidak ada celah) maka urutannya dicoret, celah komplit (lengkap) dengan huru' besar, celah inkomplit (tidak lengkap) dengan huru' kecil dan huru' kecil dalam kurung untuk kelainan micro'orm. 9ambar 68 +istem L!0+0!L dari
•
komplit CLP$$$+0!L. Cle't Lip and Palate dengan lokasi celah komplit pada so't palate, hard palate, aleolus dan bibir bagian kiri. CLPL$$$$$$ Cle't lip and palate celah bibir sebelah kanan inkomplit
+0 Penanganan
!da tiga tahap penanganan CLP yaitu tahap sebelum operasi, tahap se%aktu operasi dan tahap setelah operasi.
Pada tahap sebelum operasi yang dipersiapkan adalah ketahanan tubuh bayi menerima tindakan operasi, asupan gi;i yang cukup dilihat dari keseimbangan berat badan yang dicapai dan usia yang memadai. Patokan yang biasa dipakai adalah rule of ten meliputi berat badan lebih dari "/ pounds atau sekitar $? kg , 0b lebih dari "/ gr > dan usia lebih dari "/ minggu , 0al ini bertujuan untuk meminimalkan resiko anastesi, anak lebih dapat menahan stress akibat operasi, memaksimalkan status nutrisi dan penyembuhan serta elemen bibir lebih besar sehingga memungkinkan rekonstruksi yang lebih teliti dan ukuran alat yang sesuai. +elain rule of ten, sebaiknya bebas dari in'eksi pernapasan sekurang$kurangnya lebih dari dua minggu dan tanpa in'eksi kulit pada %aktu operasi dan dari hasil pemeriksaan darah leukosit kurang dari "/.///AL dan hematokrit sejumlah ?>. 7ika bayi belum mencapai rule of ten ada beberapa nasehat yang harus diberikan pada orang tua agar kelainan dan komplikasi yang terjadi tidak bertambah parah. *isalnya memberi minum harus dengan dot khusus dimana ketika dot dibalik susu dapat memancar keluar sendiri dengan jumlah yang optimal artinya tidak terlalu besar sehingga membuat bayi tersedak atau terlalu kecil sehingga membuat asupan gi;i menjadi tidak cukup, jika dot dengan besar lubang khusus ini tidak tersedia bayi cukup diberi minum dengan bantuan sendok secara perlahan dalam posisi setengah duduk atau tegak untuk menghindari masuknya susu mele%ati langit$langit yang terbelah. +elain itu celah pada bibir harus direkatkan dengan menggunakan plester khusus non alergenik untuk menjaga agar celah pada bibir menjadi tidak terlalu jauh akibat proses tumbuh kembang yang menyebabkan menonjolnya gusi kearah depan (protrusio pre maksila) akibat dorongan lidah pada prolabium , karena jika hal ini terjadi tindakan koreksi pada saat operasi akan menjadi sulit dan secara kosmetika hasil akhir yang didapat tidak sempurna. Plester non alergenik tadi harus tetap direkatkan sampai %aktu operasi tiba." 3ahapan selanjutnya adalah tahapan operasi, pada saat ini yang diperhatikan adalah soal kesiapan tubuh si bayi menerima perlakuan operasi, hal ini hanya bisa diputuskan oleh seorang ahli bedah. @sia optimal untuk
operasi bibir sumbing (labioplasty) adalah usia bulan. @sia ini dipilih mengingat pengucapan bahasa bibir dimulai pada usia ?$6 bulan sehingga jika koreksi pada bibir lebih dari usia tersebut maka pengucapan huru' bibir sudah terlanjur salah sehingga kalau dilakukan operasi pengucapan huru' bibir tetap menjadi kurang sempurna.
suara
yang
salah,
sudah
ada
mekanisme
kompensasi
memposisikan lidah pada posisi yang salah. Bila gusi juga terbelah ( gnatoschizis) kelainannya menjadi labiognatopalatoschi;is, koreksi untuk gusi dilakukan pada saat usia 5 4 tahun bekerja sama dengan dokter gigi ahli ortodonsi.",#6 3ahap selanjutnya adalah tahap setelah operasi, penatalaksanaanya tergantung dari tiap$tiap jenis operasi yang dilakukan, biasanya dokter bedah yang menangani akan memberikan instruksi pada orang tua pasien misalnya setelah operasi bibir sumbing luka bekas operasi dibiarkan terbuka dan tetap menggunakan sendok atau dot khusus untuk memberikan minum bayi. " Penderita CLP mengalami berbagai penyulit mulai lahir, derita batin dialami keluarganya dan kelak oleh anaknya sendiri setelah menyadari keadaan dirinya. Kesukaran minum karena daya hisap yang kurang dan banyak yang tumpah. Perlu seorang pekerja sosial di ba%ah psikososial. @ntuk penampakannya serta 'ungsi elum yang baik perlu pembedahan yang secara estetik bagus, baik untuk bibir, hidung rahang. Disamping jasa seorang spesialis bedah plastik, juga perlu didukung dokter gigi spesialis ortodentist. @ntuk penyulit telinga dan 'ungsi pendengaran perlu jasa spesialis 303. Pasien yang lahir dengan adanya celah pada bibir seharusnya dilakukan operasi jika tidak ada kontraindikasi tertentu. 3ujuan dari rekonstruksi adalah mempertahankan bentuk dan 'ungsi mor'ologi %ajah normal, menghasilkan kondisi optimal untuk proses mastikasi, pendengaran, bicara dan pernapasan
serta status. !dapun kontraindikasi adalah malnutrisi, anemia intoleransi terhadap general anastesi serta gangguan jantung. "? 7adi penanganan pasien CLP perlu kerjasama para spesialis dalam teamwork yang harmonis dengan diatur dalam suatu protokol. *enerangkan bagaimana memberi minum bayi agar tidak banyak yang tumpah. Dibuatkan record psikososial pasien sebagai bagian record CLP pada umumnya. 3ahapan$tahapan operasi CLP 8 C0=-L<!P0L!B-
8 B@L!2
P!L!3<!P0
8 "/$"# B@L!2
+P==C0 30=!P
8 3!0@2
P0!29
8 ?$6 3!0@2
P=!1!3!2 <30
8 5$4 3!0@2
!LE=
8 4$"/ 3!0@2
L= &<3 - <+3=<3<*
8 "$"5 3!0@2
Te1ni1 Operasi :
$
kura atau sudut kulit dari tepi celah untuk memperpanjang bibir sebagai garis lurus. Pada teknik 0agedorn$Le*esurier elemen bibir medial diperpanjang dengan memasukan 'lap Fuadrilateral yang dihasilkan dari elemen bibir lateral. Pada teknik +koog, elemen bibir medial diperpanjang dengan memasukan dua 'lap triangular yang dihasilkan dari elemen bibir. "6 Dua teknik yang sering digunakan yaitu teknik rotasi *illard dan teknik 3riangular. 3eknik triangular dikembangkan oleh 3ennison dan ka%an$ka%an dengan menggunakan 'lap triangular dari sisi lateral, dimasukkan ke sudut di sisi medial dari celah tepat diatas batas ermillion, melintasi collum philtral sampai ke puncak cupid. 3riangle ini menambah panjang di sisi terpendek dari bibir. 3eknik ini menghasilkan panjang bibir yang baik tetapi jaringan parut yang terbentuk tidak terlihat alami. 5, 9ambar . Eariasi 3eknik operasi yang digunakan pada unilateral cle't lip. (dikutip dari kepustakaan 6) +eperti yang dijelaskan diatas 3eknik *illard membuat dua 'lap yang berla%anan dimana pada sisi medial dirotasi ke ba%ah dari kolumella untuk menurunkan titik puncak ke posisi normal dan sisi lateral dimasukkan ke arah garis tengah untuk menutupi de'ek pada dasar kolumela. Keuntungan dari teknik rotasi *illard adalah jaringan parut yang terbentuk pada jalur anatomi normal dari collum philtral dan ambang hidung. ! C
B D
=
& 9ambar 5 8 !. !natomi bibir dan hidung, B. Desain Cheiloraphy @nilateral, C. &lap *uskulus ermilion Lateral (&lap D7<), D. Back cut incision, =. *empertemukan 'lap lateral dan medial &. 0asil cheiloraphy unilateral (dikutip dari kepustakaan *arsuki)
otot$otot bibir tidak bisa secara langsung dipertemukan atau bila dipaksakan akan terjadi ketegangan dan berakibat jahitan lepas beberapa hari kemudian. Djohansjah mengajurkan pada keadaan tersebut otot tidak perlu dipaksakan dipertemukan di tengah, cukup kulit dan subkutan yang dijahitkan. *enempelkan saja pada tepi probelium.
bibir
bilateral
de%asa
probeliumnya
relatip
kecil
maka
perlu tambahan segmen kulit untuk memperpanjang probeliumnya. Bila didapatkan celah bibir bilateral inkomplit maka cheilorapy dilakukan sebagai komplit. !
B
C
D = & 9ambar 48 !. Desain Cheiloraphy Bilateral, B. -nsisi pada Cheiloraphy Bilateral, C.
*embebaskan
otot, D.
Penjahitan
mukosa, =.
1edge
=Hcision, &. 0asil Cheiloraphy bilateral
$
melengkung sedikit secara medial untuk menyesuaikan dengan daerah aleolar, dan berakhir pada daerah gigi taring dan palatum. 3anda dibuat pada kedua sisi. 0ubungan antara lapisan oral dan nasal sepanjang tepi celah dapat juga ditandai dengan tinta pe%arna. !nestesi lokal misalnya "> lidokain, disuntikkan untuk hemostasis dan peningkatan bagian terbesar dan jaringan. !nestesi menyebar dengan mudah jika disuntikkan antara tepi celah dengan bagian lateral dan daerah yang direncanakan untuk diinsisi. 7ika tingkatan yang tepat didapatkan, larutan akan menyebar sepanjang jaringan ke dalam bagian belahan dan uula. !nestesi lokal tambahan disuntikkan ke dalam
separuh
posterior
dan
garis
insisi
lateral
sepanjang
pterygomaksilanis. lnsisi dibuat di bagian lateral dan garis dengan menggunakan pisau no "? yang diperdalam dengan gunting pediatrik *et;enbaum sehingga pain nitar process terlihat. 3endon dan otot tensor eli palatini terdorong kearah posterior dan processus hamular. 3epi celah diinsisi atau dipotong dengan pisau no. "" sementara ujung dan uula dipegang pelan dengan 'orsep. 0al yang penting untuk melakukan insisi ke dalam mukoperiosteum oral pada bagian apeks dan celah untuk memastikan bah%a bagian yang bagus dan jaringan yang kuat tersedia untuk kebutuhan penutupan lapisan nasal yang sempit di area apeks ini. Penggunaan mukoperiosteurn oral akan mencegah kerusakan dan mukosa nasal yang tipis pada daerah mi. *ukoperiosteum oral antara celah dan insisi lateral diangkat dengan 'orceps dan dental kuret. 0al ini akan memudahkan 'lap bipedikel untuk digerakkan secara mediasatu sama lain pada garis tengah, Lapisan nasal dan mukoperiosteum diangkat secara bilateral untuk memudahkan lapisan nasal kira$kira ke tengah tanpa tarikan (tension). &ibromuskulatur tambahan pada tepi posterior dan palatum durum diinsisi yang akan memudahkan mukosa untuk meregang. Lapisan nasal, mulai dari apeks celah bagian anterior dijahit dengan catgut.
Penjahitan juga dilakukan sepanjang palatum molle menuju dasar dan uula. b. 3eknik 1ardill E$ push$back 3eknik E$ push back mencakup dua 'lap unipedikel dengan satu atau dua 'lap palatum unipedikel dengan dasarnya di sebelah anterior. &lap anterior dimajukan dan diputar ke medial sedangkan 'lap posterior dipindahkan ke belakang dengan teknik E to akan menambah panjang palatum yang diperbaiki. ! B 9ambar ""8 !. Desain insisi. B. &lap mukoperiosteal Kepala penderita dalam posisi hiperekstensi dengan cara menyanggah bantal di punggung sehingga posisi palatum tampak datar. Kemudian dilakukan desin'eksi dan pemasangan rink. Dengan menggunakan tinta pe%arna, digambarkan rencana insisi 'lap. ! B C 9ambar "#8 !. pembebasan 'lap. B. arteri palatine mayor yang keluar daui 'oramen palatine. C. membebaskan mukosa. 3indakan selanjutnya adalah menginsisi menggunakan pisau no "? di bagian lateral pada garis yang dibuat sampai menembus periosteum. &lap diangkat dan tulang dengan respatoriuni ke arah medial. Dibuat irisan di tepi medial lalu mukosa dibebaskan dengan gunting mengarah ke permukaan nasal. Kemudian dilakukan pembebasan 'lap mukoperiosteal dengan mendorong ke belakang sehingga tampak arteri palatina keluar dan 'oramen palatina. Perlekatan mukosa oral di dekat 'oramen palatina dibebaskan dan arteri palatina mayor menggunakan gunting yang dilakukan sampai 'lap dapat bergerak ke medial tanpa tegangan. Perlu berhati$hati agar arteri palatina mayor tidak putus. @jung otot yang melekat pada sisi posterior tulang palatum dibebaskan dan mukosa nasal dan oral sehingga dapat digeser sampai posterior dan otot tersebut dipertemukan di tengah. *ukosa nasal dilepas dan perlekatannya dengan tulang palatum menggunakan
respatonium dan posterior ke arah anterior sampai mukosa tersebut dapat bebas ke medial. 9ambar ". !. penjahitan uula dan mukosa nasal. B. penjahitan otot. Penjahitan dimulai dari daerah uula kemudian mukosa nasal dengan simpul ke arah nasal.
bicara
( speech
therapy)
diperlukan
setelah
operasi
palatoraphy, untuk melatih bicara benar dan meminimalkan timbulnya suara sengau. Bila setelah palatoraphy dan terapi bicara masih terdapat suara sengau maka dilakukan pharyngoplasty untuk memperkecil suara nasal dan biasanya dilakukan pada usia ?$6 tahun. Pada usia anak 5$4 tahun ahli orthodontik memperbaiki lengkung aleolus sebagai persiapan
tindakan aleolar bone gra't dan usia 4$"/ tahun spesialis bedah plastik melakukan operasi bone gra't pada celah tulang aleolus seiring pertumbuhan gigi caninus. =aluasi perkembangan selanjutnya, sering didapatkan hipoplasia pertumbuhan maksilla sehingga terjadi %ajah cekung. Keadaan ini dapat dikoreksi dengan cara operasi adancement osteotomi Le &ort - pada usia " tahun dimana tulang$tulang 1ajah telah berhenti pertumbuhannya., .0 Ko(pli1asi
Komplikasi dari celah bibir dan langit$langit bila tidak di operasi adalah secara 'isik membuat kesulitan dalam makan dan minum karena daya hisap yang kurang maksimal dan banyak yang tumpah atau bocor ke hidung, gangguan kosmetik, gangguan bicara berupa suara sengau, retardasi mental, in'eksi telinga tengah, gangguan pendengaran dan gangguan pertumbuhan gigi. Komplikasi yang dapat timbul pada operasi adalah perdarahan, obstruksi saluran pernapasan, in'eksi, deiasi septim nasi dan terjadinya 'istula. Perdarahan yang banyak jarang terjadi, tapi mungkin memerlukan operasi kembali untuk mengontrol perdarahan. Penyumbatan pernapasan juga jarang terjadi jika tidak ada perdarahan yang berlebihan tetapi dapat mengancam ji%a. +aluran harus dipantau secara hati$hati. *onitor saturasi <# bisa digunakan di ruang pera%atan atau pasien dapat di pantau dalam ruang -C@. &istula palatum bisa ada karena celah asimptomatik atau menyebabkan gejala$gejala seperti masalah pengucapan dan kesulitan kebersihan gigi. 0
Prognosis
Bayi yang lahir dangan cle't palate mempunyai prognosis yang baik dan kurang lebih 5/ > tetap memiliki suara yang normal. Belum ada yang tahu cara mencegah cle't tetapi pera%atan antenatal penting untuk mengurangi, bahkan mencegah resiko kelainan ini. Prognosis operasi pasien
cle't palate pada umumnya baik tergantung dari pengalaman dan metode yang digunakan dan ada atau tidaknya kmplikasi yang muncul akibat pembedahan. *eskipun telah dilakukan koreksi anatomis, anak tetap menderita gangguan bicara sehingga diperlukan terapi bicara yang bisa diperoleh di sekolah. 3etapi jika anak berbicara lambat atau berhati$hati maka biasanya mereka akan terdengar seperti anak normal.
BAB III SIMP4LAN DAN SARAN
A0 SIMP4LAN
". Celah bibir dan langit$langit (Cleft lip and palate) adalah suatu cacatkelainan ba%aan berupa celah pada bibir, gusi, dan langit$langit. -stilah CLP juga sesuai dengan -CD ( International Code Diagnosis). Kelainan ini terjadi karena adanya gangguan pada kehamilan trimester pertama yang menyebabkan terganggunya proses tumbuh kembang janin. #. =tiologi terjadinya labioskisis danatau palatoskisis umumnya masih tidak diketahui. +ebagian besar kelainan ini
berhubungan dengan
etiologi multi'aktorial dengan beberapa 'aktor genetik dan lingkungan yang saling berinteraksi dalam proses kompleks mor'ogenesis. . 3atalaksana CLP ada tiga tahap yaitu tahap sebelum operasi, tahap se%aktu operasi dan tahap setelah operasi. Pada tahap sebelum operasi biasanya menggunakan patokan rule of ten. 3ahap setelah operasi, penatalaksanaanya tergantung dari tiap$tiap jenis operasi yang dilakukan.
B0 SARAN
". 3indakan operati' CLP sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan usia pasien serta gejala lain yang bersi'at membahayakan pasien dan memerlukan penatalaksanaan segera. #. *anajemen pasca operasi seharusnya dilakukan sebaik$baiknya agar dapat meningkatkan keberhasilan operasi CLP.
DAFTAR P4STAKA
". *ansyur omi (#//) Preliminary study on congenital anomaly in dr. +ardjito 9eneral 0ospital ogyakarta. Berkala -lmu Kedokteran8 Eol. 4, 2o. , p. "?$6". #. *. 0anikeri,
7.
+aundra,
D.
9illett,
*.
1alters,
1.
*cBain
(#//6) !ntenatal 3ransabdominal @ltrasound Detection o' Cle't Lip and Palate in 1estern !ustralia &rom "446 to #//. 3he Cle't Palate$Cranio'acial 7ournal8 Eol. , 2o. ", pp. 6"$66. . *ar;oeki D, jailani *, Perdanakusuma (#//#). 3eknik pembedahan celah bibir dan langit$langit,7akarta8 +agung +eto .p. "$5. . 3olaroa **. Cle't Lip !nd Palate. IonlineJ. #/"/ Icited #//4 *arch #J8 I" screensJ. !ailable 'rom8http8%%%.emedicine.com ?. +troustrup +, =stro' 7!, Barne%olt C=,, *ulliken 7B and Leine D. Prenatal Diagnosis o' Cle't Lip and Cle't Palate @sing *-. IonlineJ. #// Icited #/"/
&ebruary
"J8
I"
screensJ.
!ailable
'rom8http8%%%.ajronline.orgmiscterms.shtml 6. 2a%a;ir Bus$tami, is%an 7oni, !sril Gahari ("44) Bibir +umbing di Kabupaten ?/ Kota dan +olok.Cermin Dunia Kedokteran 8 2o. "#/, pp. ?$6. . !leH *argulis (#//) Cle't Palate. Practical Plastic +urgery, 3eHas8 Landes Bioscience .p. 5$?6. 5. ichard a. 0opper, Court Cutting, and Barry 9rayson. Cle't Lip and Palate, 9rabb and +miths Plastic +urgery siHth =d. Phyladelphia8 by Lippincott 1illiams 1ilkins, a 1olters Klu%er business.: #//. p.##/$6. 4. !nonymous, Celah bibir dan celah langit$langit. Icited #/"/ *arch "#J 8 p"$ . !ailable 'rom8http8%%%.medicastore.com "/. !gatha. &aktor 0ereditas dan Kaitannya Dengan !spek Biologi *olekuler Pada Kasus Cle't Lip and Palate (Labiognathopalatoschisis) IonlineJ. #//4 !pril Icited
#/"/
&ebruary"J8I"screensJ.
!ailable'rom8http8agathariyadi.%ordpress.comauthoragathariyadi "". +adler, 3.1. Langmans *edical =mbryology. 5th edition. *ontana8 3%in Bridges. #///. p. 4#$. "#. 3imothy =gan, 9regory !ntoine. Cle't Lip and Palate, &ascial plastic, reconstructie and trauma +urgery. *adiso !enue 8 *arcel Dekker -nc: #//. p./$54.
". &arris &9, !rup K. Cle't Lip and Palate. . IonlineJ. #// *arch Icited #/"/ &ebruary
"J
8
I"
screensJ.
!ailable
'rom8 http8%%%.ans%ers.comtopiccle't$lip ". 3o%nsend, C, 0ead and 2eck. +abiston 3eHtbook o' +urgery. #//. =lseier +cience. P.##4$#" "?. Karmacharya, 7. Cle't
Lip.
@pdated
8
*ay
#",
#//4.
!ailable
at http8emedicine.medscape.com "6. Patel, P. Cranio'acial, @nilateral Cle't Lip epair. @pdated 8 7une "4 #//4. !ailable at http8emedicine.medscape.com ". !nonymous. B-B- +@*B-29 8 Penanganan Celah Bibir (Cle't Lips) Bibir sumbing
(cheiloschisis)
dan
(Cle't Palatepalatoschisis). @pdated8Desember
Celah #
Langit$langit #//4.
!ailable
at http8-ndonesiaM sehat.com 18. *uhammad !0, !;;aldeen !, 1atted 2. Cle't lip and palate: a comprehensie reie%. International ournal of !asic and "pplied #edical $cience. #/": ("). "4. *ancilla P. Palatoplasty$one patients journey 'rom a nine$month$old to a teenager. %he $urgical %echnology #//. #/. *iachon *D, Leme PL+. +urgical treatment o' cle't lip. &e. Col.!ras. Cir. #/": "(). (1. *artelli DB, Colleta D,
aleolus repairN Literature reie%. !altic Dental and #a-illofacial ournal. #/": "68 ? 6/.