TUGAS PR BEDAH PLASTIK
FISTULA PALATAL POST PALATOPLASTY ATAS INDIKASI PALATOSCHISIS
Oleh: Prima Canina
G9911!"
Ul#a P$%&i'a Ra(hma
G991"1!)*
De%'ri Li%+am Pra%an'i
G991,!-)
Ani%a Ha%anah
G991,1,-
Peri./e : , 0 an$ari ,!12
Pem3im3in4: /r5 /r5 Amr$ S$n46ar S$n4 6ar77 S&B57 S&B 57 S&BP8RE S&BP 8RE
KEPANITERAAN KLINIK ILU BEDAH FAKULT AKULTAS KEDOKTERAN KE DOKTERAN UNS RSUD R SUD DR5 D R5 OE;ARDI OE;ARDI SURAKARTA ,!12
BAB I TINUAN PUSTAKA
I5
PALATOSCHISIS A5 De#ini%i
Cleft palate atau palatoschisis atau palatoschisis merupakan merupakan kelainan kongenital pada wajah dimana atap/langitan dari mulut yaitu palatum tidak berkembang secara normal selama masa kehamilan, mengakibatkan terbukanya (cleft ( cleft ) palatum yang tidak menyatu sampai ke daerah cavitas nasalis, sehingga terdapat hubungan antara rongga hidung dan mulut. Clef Cleftt lips lips and pala palate te (CLP) (CLP) adalah adalah suatu suatu kecaca kecacatan tan konge kongenit nital al pada pada kranioasial yang paling sering ditemui. Permasalahan pada penderita celah bibir dan langit!langit sudah muncul sejak penderita lahir. "erita psikis yang dialami pula oleh penderita setelah menyadari dirinya berbeda dengan yang lain. #ecara isik adanya adanya celah akan membuat kesukaran kesukaran minum karena adanya adanya daya hisap yang kurang dan banyak yang tumpah atau bocor ke hidung, #e$ain itu terjadi permasalahan dalam segi estetik/kosmetik, perkembangan gigi yang tidak sempuma serta gangguan pertumbuhan rahang dan gangguan bicara berupa suara sengau. Penyulit yang juga mungkin terjadi pada penderita celah bibir adalah ineksi pada telinga tengah hingga gangguan pendengaran
B5 E'i.l.4i
CLP merupakan merupakan cacat pada wajah yang paling sering, ditemukan ditemukan satu tiap tiap %&& %&& kela kelahi hira ran n hidu hidup p di selur seluruh uh duni dunia. a. 'ogh 'ogh nde nderse rsen n di "enm "enmar ark k melaporkan melaporkan kasus bibir sumbing sumbing dan celah langit!langit langit!langit $,%/$&& $,%/$&&& & kelahiran kelahiran hidup. *asil yang hampir sama juga dilaporkan oleh +ool dan roadbent di merika #erikat serta +ilson untuk daerah -nggris. eel menemukan insiden ,$/$&&& penduduk di 0epang.
Pada 1 2 pasien, terdapat riwayat celah pada wajah ( facial clefting ) di keluarga, tidak diikuti resesi atau pun dominan paternal. 3imbulnya celah tidak ada
hubungannya dengan
pola
warisan
4endelian,
dan
hal
tersebut
menunjukkan bahwa celah yang timbul diwariskan secara heterogen. Pandangan ini didukung dengan akta dari beberapa penelitian pada anak kembar yang menunjukkan pengaruh relati genetik dan non!genetik terhadap timbulnya celah. Pada isolated cleft palate dan CL/P, proband tidak memiliki pengaruh pada keluarga tingkat pertama dan kedua, secara empiris resiko pada saudara yang lahir dengan cacat/kelainan yang sama 5!12. kan tetapi jika terdapat proband dengan CL/P kombinasi yang mempengaruhi keluarga tingkat pertama dan kedua, resiko bagi saudara atau keturunan berikutnya $&!&2. C5 E'i.l.4i /an Fa6'.r Re%i6.
Penyebab
terjadinya
palatoschisis belum
diketahui
dengan
pasti.
6ebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa palatoschisis muncul sebagai akibat dari kombinasi aktor genetik dan aktor!aktor lingkungan. "i merika #erikat dan bagian barat 7ropa, para peneliti melaporkan bahwa &2 orang yang mempunyai riwayat keluarga palatoschisis akan mengalami palatoschisis. -bu yang mengkonsumsi alcohol dan narkotika, kekurangan vitamin (terutama asam olat) selama trimester pertama kehamilan, atau menderita diabetes akan lebih cenderung melahirkan bayi/ anak dengan palatoschisis. 'aktor risiko terjadinya clet lip and palate ini, dapat berasal dari bayi sendiri maupun dari ibunya. 'aktor risiko tersebut antara lain8
ayi yang memiliki cacat lahir lainnya
4emiliki saudara kandung, orang tua, atau saudara dekat lain yang lahir dengan sumbing wajah.
-bu mengkonsumsi alkohol selama kehamilan
4emiliki penyakit atau ineksi saat hamil
6ekurangan asam olat pada pembuahan atau selama kehamilan awal
D5 Pa'.#i%.l.4i
9ejala patologis pada celah bibir mencakup kesulitan pemberian makanan dan nutrisi, ineksi telinga yang rekuren, hilangnya pendengaran, perkembangan
pengucapan yang abnormal dan kelainan pada perkembangan wajah. danya hubungan antara saluran mulut dan hidung menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk mengisap pada bayi. Cacat terbentuk pada trimester pertama kehamilan, prosesnya karena tak terbentuk mesoderm pada daerah tersebut sehingga bagian yang telah menyatu (prosesus nasalis dan maksilaris) pecah kembali, #emua yang mengganggu pembelahan sel dapat rnenyebabkan ini8 deisiensi, bahan!bahan obat sitostatik, radiasi. Problem yang ditimbulkan akibat cacat ini adalah psikis, ungsi dan estetik 6etiganya saling berhubungan, Problem psikis yang mengenai orang tua dapat diatasi dengan penerangan yang baik. ila cacat terbentuk lengkap sampai langit!langit, bayi tak dapat mengisap. 6arena singter muara tuba 7ustachii kurang normal lebih mudah terjadi ineksi ruang telinga tengah. #ering ditemukan hipolplasia pertumbuhan maksilla sehingga gigi geligi depan atas/rahang atas kurang maju pertumbuhannya. -nsersi yang abnormal dari tensor veli palatini menyebabkan tidak sempurnanya pengosongan pada telinga tengah. -neksi telinga rekuren menyebabkan hilangnya pendengaran yang dapat rnernperburuk pengucapan yang
abnormal.
4ekanisme
veloparingeal
yang
utuh
penting
dalam
menghasilkan suara non nasal dan sebagai modulator aliran udara dalarn produksi onem lainnya yang membutuhkan nasal coupling, 4aniputasi
anatomi
yang kompleks dan sulit dari mekanisme veloparingeal, jika tidak sukses dilakukan
pada
awal
perkernbangan
pengucapan,
dapat
menyebabkan
berkurangnya pengucapan normal yang dapat dicapai. E5 Dia4n.%a
"eteksi prenatal dapat dilakukan dengan beragam teknik. 'etoskopi telah digunakan untuk memberikan gambaran wajah etus. kan tetapi teknik ini bersiat invasi dan dapat menimbulkan resiko menginduksi aborsi. amun demikian, teknik ini mungkin tepat digunakan untuk konirmasi pada beberapa cacat/kelainan pada kehamilan yang kemungkinan besar akan diakhiri. 3eknik lain seperti ultrasonograi intrauterine, magnetic resonance imaging , deteksi kelainan
en:im
pada
cairan
amnion
dan
transvaginal
ultrasonograi
keseluruhannya dapat mendeteksi dengan sukses CLP secara antenatal. 3etapi, pemeriksaan!pemeriksaan
tersebut dibatasi
pada
biaya,
invasiitas
dan
persetujuan pasien. ;ltrasound transabdominal merupakan alat yang paling sering digunakan pada deteksi antenatal CLP, yang memberikan keamanan dalam prosedur, ketersediaannya, dan digunakan secara luas pada skrining anatomi antenatal. "eteksi dini memperkenankan kepada keluarga untuk menyiapkan diri terlebih dahulu terhadap suatu kenyataan bahwa bayi mereka akan memiliki suatu kelainan/cacat. 4ereka dapat menemui anggota dari kelompok yang memiliki CLP, belajar mengenai pemberian makanan khusus dan memahami apa yang harus diharapkan ketika bayi lahir. #ebagai pembanding, ibu yang menerima konseling pada pekan awal kehidupan mungkin akan lebih merasa bingung dan kewalahan. "eteksi dini juga memperkenankan kepada ahli bedah untuk bertemu dengan keluarga sebelum kelahiran dan mendiskusikan pilihan perbaikan. "engan waktu konseling dan rencana yang tepat, memungkinkan untuk melaksanakan perbaikan dari unilateral clet lip pada minggu pertama kehidupan. F5
ani#e%'a%i Klini%
4aniestasi klinis dari kelainan palatoschisis antara lain 8 $.
4asalah asupan makanan 4erupakan masalah pertama yang terjadi pada bayi penderita labiognatopalatochi:is.
danya
labiognatopalatochi:is
memberikan
kesulitan pada bayi untuk melakukan hisapan pada payudara ibu atau dot. ayi yang hanya menderita labioschisis atau dengan celah kecil pada palatum biasanya dapat menyusui, namun pada bayi dengan labioplatoschisis biasanya
membutuhkan penggunaan dot khusus. "ot
khusus (cairan dalam dot ini dapat keluar dengan tenaga hisapan kecil) ini dibuat untuk bayi dengan labiopalatoschisis dan bayi dengan masalah pemberian makan/ asupan makanan tertentu. .
4asalah "ental
nak mempunyai
yang
lahir
dengan
labiognatopalatochi:is
mungkin
masalah tertentu yang berhubungan dengan kehilangan,
malormasi, dan malposisi dari gigi geligi pada arean dari celah bibir yang terbentuk. -neksi telinga nak
dengan labiognatopalatochi:is
lebih
mudah untuk menderita ineksi telinga karena terdapatnya abnormalitas perkembangan dari otot!otot yang mengontrol pembukaan dan penutupan tuba eustachius. 5.
9angguan berbicara Pada
bayi
dengan
labiopalatoschisis
abnormalitas pada perkembangan
biasanya
juga
otot!otot yang mengurus
mole. #aat palatum mole tidak dapat menutup ruang/
memiliki palatum
rongga nasal
pada saat bicara, maka didapatkan suara dengan kualitas nada yang lebih tinggi (hypernasal
4alormasi kranioasial, dimana salah satunya adalah facial cleft telah mengalami beberapa tahap klasiikasi. "imulai dari tahun $>>% oleh 4orian, muncullah klasiikasi 4orian yang mengklasiikasikan facial cleft menjadi dua tipe yaitu tipe - yang merupakan oculonasal cleft dan tipe --, dari oramen inraorbita hingga aspek luar wajah. #etelah itu, klasiikasi tersebut mengalami beberapa penyesuaian dan pembaharuan seperti klasiikasi CP?( American Association of Cleft Palate Rehabilitation) pada tahun $@A, klasiikasi oo! Chai, klasiikasi 6arik, klasiikasi 3essier, dan klasiikasi van de 4eulen. "ua klasiikasi
yang
diterima
secara
luas
adalah
sistem
klasiikasi3essier dan van de 4eulen5 6lasiikasi 3essier didasarkan pada posisi anatomi celah. Pada sistem klasiikasi ini, clet berdasarkan posisinya diberi nomor &!$ dengan nomor 5& menunjukkan simisis media dari mandibula. Penomoran ini memudahkan
nomenklatur cleft . #istem ini murni bersiat deskripti dan tidak berkaitan dengan aktor!aktor embriologi maupun patologi.erbeda dengan klasiikasi 3essier, klasiikasi Ban de 4eulen didasarkan pada hubungan cleft dengan asal embriogenesisnya. 6lasiikasi 3essier merupakan cara paling mudah untuk mendeskripsikan cleft dan nomenklaturnya, sehingga menjadi klasiikasi yang paling sering digunakan hingga sekarang.
Gam3ar 15 Kla%i#i6a%i 'e%%ier &a/a '$lan4 'en46.ra6 /an
6lasiikasi celah bibir dan celah langit!langit 6lasiikasi yang diusulkan oleh Beau dibagi dalam golongan yaitu 8
-
9olongan - 8 Celah pada langit!langit lunak (gambar ).
-
9olongan -- 8 Celah pada langit!langit lunak dan keras dibelakang oramen insisivum (gambar ).
-
9olongan --- 8 Celah pada langit!langit lunak dan keras mengenai tulang alveolar dan bibir pada satu sisi (gambar C).
-
9olongan -B 8 Celah pada langit!langit lunak dan keras mengenai tulang alveolar dan bibir pada dua sisi (gambar ").
Gam3ar ,5 Kla%i#i6a%i Veau
erikut ini merupakan klasiikasicleft lip and palatemenurut 'reitas 8
Cleft Lip 6elompok ini melibatkan celah yang mempengaruhi bibir dengan atau tanpa
mempengaruhi alveolar dan
median.erdasar
luasnya,
cacat
mungkin
yang
unilateral,
berkisar
dari
bilateral lekukan
atau ringan
padavermillion lip, disebut cicatricial cleft , apabila melibatkan bibir dan alveolar ridge, mencapai oramen incicivus, disebut complete cleft . #edangkan disebut inclomplete cleft apabila cacat hanya melibatkan bibirtanpa melibatkan alveolar.
Complete Cleft Lip and Palate 4enurut klasiikasi, jenis celah ini benar!benar melibatkan bibir, alveolar dan langit!langit.Celah melintasi oramen incisivus, mungkin unilateral, bilateral atau median (9ambar $.).
Cleft Palate 6elompok ini hanya mencakup sumbing pada palatum.0enis sumbing dapat melibatkan luasan yang berbeda, total atau sebagian, selain itu juga digambarkan sebagai lengkap atau tidak lengkap sesuai dengan luasnya langit! langit yang terlibat (9ambar $.).
Rare facial cleft 6elompok ini terdiri dari sumbing langka, yang belum tentu melibatkan oramen incisivus, biasanya terjadi jauh dari wilayah pembentukan palatum primer dan sekunder. #eringkali dideinisikan sebagai celah atipikal karena mereka melibatkan struktur wajah lain selain bibir dan / atau langit!langit, seperti sumbing oro!okular, unilateral dan / atau bilateral macrostomia, sumbing bibir bawah, sumbing mandibula , sumbing palpebra dan sumbing obli
H5 Pena'ala6%anaan
?encana terapi dari celah wajah dibuat setelah diagnosis. ?encana ini mencakup setiap operasi yang dibutuhkan dalam $> tahun pertama kehidupan pasien untuk merekonstruksi wajah sepenuhnya. Perlakuan terhadap cleft lip and palate dapat dibagi di berbagai wilayah wajah8 anomali tengkorak, anomali orbit dan mata, anomaly hidung dan anomali midace mulut. ayi yang baru lahir dengan CLP segera dipertemukan dengan pekerja sosial untuk diberi penerangan agar keluarga penderita tidak mengalami stress dan menerangkan harapan yang bisa didapatkan dengan perawatan yang menyeluruh bagi anaknya, #elain itu dijelaskan juga masalah yang akan dihadapi kelak pada anak. 4enerangkan bagaimana memberi minum bayi agar tidak banyak yang tumpah. Pekerja sosial membuatkan suatu record psicososial pasien dari sini diambil sebagai bagian record CLP pada umumnya. Pekerja sosial akan mengikuti perkembangan psikososial anak serta keadaan keluarga dan lingkungannya. (dapun beberapa perbaikan yang dapat dilakukan, diantaranya 8 $.
perasi
perbaikan
terhadap
bibir
disebut
Cheiloraphy atau Labioplasty. "ilakukan pada usia 5 bulan. #ebe$um dilakukan observasi pada penderita melihat kondisi bayi harus sehat, tindakan pembedahan mengikuti tata cara ==rule of ten=8 bayi berumur lebih $& minggu, berat $& pon atau 1 kg, dan memiliki hemoglobin lebih dari $& gr2 dan lekosit di bawah $&.&&&. 2. Perbaikan langit!langit disebut Palatoraphy "ilakukan pada usia $& ! $ bulan, usia tersebut akan memberikan hasil ungsi bicara yang optimal karena memberikan kesempatan jaringan pasca operasi sampai matang pada proses penyembuhan luka sehingga sebelum penderita mulai bicara dengan demikian sot palate dapat berungsi dengan baik. 0ika operasi dilakukan terlambat sering hasil operasi dalam hal kemampuan mengeluarkan suara normal, tak sengau, sulit dicapai 3. #peech therapy #etelah operasi, pada usia anak dapat belajar dari orang lain, speech therapy dapat diperlukan setelah operasi palatoraphy yang akan meminimalkan suara sengau. amun apabila masih saja didapatkan suara sengau, maka dapat dilakukan phayngoplasty. perasi ini akan membuat Dbendungan= pada aring
untuk memperbaiki onasi, biasanya dilakukan pada usia 1!A tahun ke atas. 4. lveolar one 9rat Pada usia >!@ tahun dilakukan operasi penambalan tulang pada celah alveolar/maEilla untuk tindakan bone graft dimana ahli orthodonti yang akan mengatur pertumbuhan gigi
caninus
kanan!kiri celah agar normal. one graft
ini diambil dari bagian spongius crista iliaca. !. dvancement steotomy Le 'ort 7valuasi pada perkembangan selanjutnya pada penderita CLP sering didapatkan hipoplasia pertumbuhan maEilla sehingga terjadi dish face muka cekung. 6eadaan ini dapat dikoreksi dengan cara operasi advancement ostetomi
Le "ort
- pada usia $% tahun dimana tulang!tulang muka telah berhenti pertumbuhannya. *al ini dilakukan oleh bedah ortognatik, memotong bagian tulang yang tertinggal pertumbuhannya dan merubah posisinya maju ke depan. hli 3*3 untuk mencegah dan menangani timbulnya otitis media dan kontrol pendengaran. Penderita CLP mengalami gangguan pada tuba eustachia dimana akan tetjadi kelumpuhan otot levator palatine dan tensor vili palatine yang
terinsersi
dengan
daerah
tepi
pada
langit!langit
keras. "engan
bertambahnya usia maka insiden terjadi kegagalan ungsi tuba eustachia semakin tinggi pula. 7valuasi dilakukan setiap 5! bulan hingga ada perbaikan. -ndikasi untuk dilakukan miringotomi dan insersi pada tuba sangat kondukti
untuk mengatasi kehilangan pendengaran dan otitis media yang tidak kunjung sembuh. I5
K.m&li6a%i
6omplikasi dari celah bibir dan langit!langit bila tidak di operasi adalah secara isik membuat kesulitan dalam makan dan minum karena daya hisap yang kurang maksimal dan banyak yang tumpah atau bocor ke hidung, gangguan kosmetik, gangguan bicara berupa suara sengau, retardasi mental, ineksi telinga tengah, gangguan pendengaran dan gangguan pertumbuhan gigi. 6omplikasi yang dapat timbul pada operasi adalah perdarahan, obstruksi saluran pernapasan, ineksi, deviasi septim nasi dan terjadinya istula. Perdarahan yang banyak jarang terjadi, tapi mungkin memerlukan operasi kembali untuk mengontrol perdarahan. Penyumbatan pernapasan juga jarang terjadi jika tidak
ada perdarahan yang berlebihan tetapi dapat mengancam jiwa. #aluran harus dipantau secara hati!hati. 4onitor saturasi bisa digunakan di ruang perawatan atau pasien dapat di pantau dalam ruang -C;. 'istula palatum bisa ada karena celah asimptomatik atau menyebabkan gejala!gejala seperti masalah pengucapan dan kesulitan kebersihan gigi. 5
Pen(e4ahan
$. 4enghindari merokok -bu yang merokok mungkin merupakan aktor risiko lingkungan terbaik yang telah dipelajari untuk terjadinya celah oroacial.-bu yang menggunakan tembakau selama kehamilan secara konsisten terkait dengan peningkatan resiko terjadinya celah!celah oroacial. 4engingat rekuensi kebiasaan kalangan perempuan di merika #erikat, merokok dapat menjelaskan sebanyak &2 dari celah oroacial yang terjadi pada populasi negara itu. . 4enghindari alkohol Peminum
alkohol
berat
selama
kehamilan
diketahui
dapat
mempengaruhi tumbuh kembang embrio, dan langit!langit mulut sumbing telah dijelaskan memiliki hubungan dengan terjadinya deek sebanyak $&2 kasus pada sindrom alkohol etal ( fetal alcohol syndrome). "alam banyak penelitian tentang merokok, alkohol diketemukan juga sebagai pendamping, namun tidak ada hasil yang benar!benar disebabkan murni karena alcohol. 5. 4emperbaiki utrisi -bu utrisi yang adekuat dari ibu hamil saat konsepsi dan trimester kehamilan sangat penting bagi tumbuh kembang bibir, palatum dan struktur kranioasial yang normal dari etus. a. sam 'olat Peran asupan olat pada ibu dalam kaitannya dengan celah oroasial sulit untuk ditentukan dalam studi kasus!kontrol manusia karena olat dari sumber makanan memiliki bioavaibilitas yang luas dan suplemen asam olat biasanya diambil dengan vitamin, mineral dan elemen!elemen lainnya yang juga mungkin memiliki eek protekti terhadap terjadinya celah oroasial.'olat merupakan bentuk poliglutamat alami dan asam olat ialah bentuk monoglutamat sintetis.Pemberian asam olat pada ibu
hamil sangat penting pada setiap tahap kehamilan sejak konsepsi sampai persalinan. sam olat memiliki dua peran dalam menentukan hasil kehamilan. #atu, ialah dalam proses maturasi janin jangka panjang untuk mencegah anemia pada kehamilan lanjut. 6edua, ialah dalam mencegah deek kongenital selama tumbuh kembang embrionik.3elah disarankan bahwa suplemen asam olat pada ibu hamil memiliki peran dalam mencegah celah oroasial yang non sindromik seperti bibir dan/atau langit!langit sumbing. b. Bitamin !A Bitamin !A
diketahui
dapat
melindungi terhadap induksi
terjadinya celah oroasial secara laboratorium pada binatang oleh siat teratogennya, demikian juga kortikosteroid, kelebihan vitamin , dan sikloosamid."eoksipiridin, atau antagonis vitamin !A, diketahui menginduksi celah oroasial dan deisiensi vitamin !A sendiri cukup untuk membuktikan terjadinya langit!langit mulut sumbing dan deek lahir lainnya pada binatang percoban.amun penelitian pada manusia masih kurang untuk membuktikan peran vitamin !A dalam terjadinya vitamin !A. c. Bitamin supan vitamn yang kurang atau berlebih dikaitkan dengan peningkatan resiko terjadinya celah oroasial dan kelainan kranioasial lainnya. *ale adalah peneliti pertama yang menemukan bahwa deisiensi vitamin pada ibu menyebabkan deek pada mata, celah oroasial, dan deek kelahiran lainya pada babi. Penelitian klinis manusia menyatakan bahwa paparan etus terhadap retinoid dan diet tinggi vitamin jugadapat menghasilkan kelainan kranioasial yang gawat.Pada penelitian prospekti lebih dari .&&& kelahiran pada wanita di merika #erikat, kelainan kranioasial dan malormasi lainnya umum terjadi pada wanita yang mengkonsumsi lebih dari $&.&&& -; vitamin pada masa perikonsepsional.
. 4odiikasi Pekerjaan
"ari data!data yang ada dan penelitian skala besar menyarankan bahwa ada hubungan antara celah oroasial dengan pekerjaan ibu hamil (pegawai kesehatan, industri reparasi, pegawai agrikulutur).3eratogenesis karena trichloroethylene
dan
tetrachloroethylene
pada
air
yang
diketahui
berhubungan dengan pekerjaan bertani mengindikasikan adanya peran dari pestisida, hal ini diketahui dari beberapa penelitian.namun tidak semua.4aka sebaiknya pada wanita hamil lebih baik mengurangi jenis pekerjaan yang terkait. Pekerjaan ayah dalam industri cetak, seperti pabrik cat, operator motor, pemadam kebakaran atau bertani telah diketahui meningkatkan resiko terjadinya celah oroasial. 1. #uplemen utrisi eberapa usaha telah dilakukan untuk merangsang percobaan pada manusia untuk mengevaluasi suplementasi vitamin pada ibu selama kehamilan
yang
dimaksudkan
sebagai
tindakan
pencegahan.*al
ini
dimotivasi oleh hasil baik yang dilakukan pada percobaan pada binatang. ;saha pertama dilakukan tahun $@1> di merika #erikat namun penelitiannya kecil,
metodenya
dilaporkan.Penelitian
sedikit
dan
lainnya
tidak
dalam
ada
analisis
usaha
statistik
memberikan
yang
suplemen
multivitamin dalam mencegah celah oroasial dilakukan di 7ropa dan penelitinya mengklaim bahwa hasil pemberian suplemen nutrisi adalah eekti, namun penelitian tersebut memiliki data yang tidak mencukupi untuk mengevaluasi hasilnya.#alah satu tantangan terbesar dalam penelitian pencegahan terjadinya celah oroasial adalah mengikutsertakan banyak wanita dengan resiko tinggi pada masa produktinya. II5
FISTULA PALATAL A5 De#ini%i
'istula palatal adalah keadaan dimana terdapatnya hubungan abnormal antara hidung dan mulut melalui palatum. 6ondisi ini merupakan komplikasi tersering dan paling umum terjadi pada tindakan palatoplasty pada kondisi palatoschisis atau cleft palate.
B5 In%i/en
'istula palatal adalah komplikasi operasi palatoplasty yang cukup sering terjadi. -nsidensi terjadinya istula palatal setelah operasi palatoplasty bervariasi dari &!A>2. 3erdapat laporan yang menyebutkan bahwa pada lebih dari setengah anak yang menjalani operasi palatoplasty ditemukan adanya istula palatal. "ata dari ?# Cipto 4angunkusumo menunjukkan angka kejadian istula palatal pasien yang menjalani one stage#palatoplasty mencapai &,2, dengan proporsi laki!laki 15,>2 dan wanita A,2. 'istula palatal lebih sering ditemukan setelah perbaikan awal palatum. ?esiko bentuk istula terlihat sangat berhubungan dengan ukuran dari celah yang asli. 4etode perbaikan yang digunakan oleh ahli bedah dapat mempengaruhi perjalanan istula. Laporan terbaru menunjukkan bahwa palatoplasty dengan lap dihubungkan dengan tingkat yang rendah (5,2) pada pembentukan istula palatal. "aerah yang paling umum untuk perkembangan residu palatal yaitu pada pertemuan palatum keras dan lunak diikuti oleh anterior palatum keras dan region oramen insisivus. *ampir semua istula yang terlihat dini pada periode pasca operasi, setelah perbaikan dan merupakan hasil langsung dari luka lokal sebagai akibat gangguan tekanan atau vascular. Periode waktu lainnya ketika istula palatal kemungkinan ditemukan selama tahap - perawatan ortodontik (pre bone grat), khususnya ketika ekspansi maksila telah dilakukan.
C5 Kla%i#i6a%i
Gam3ar *5 Kla%i#i6a%i Fi%'$la men$r$' Pi''%3$r4h
#elain klasiikasi istula menurut Pittsburgh, pembagian istula berdasarkan ukurannya dibagi menjadi tiga kategori8 small fistula ($!mm), medium (! 5mm), large (F1mm). D5 In/i6a%i Per3ai6an Fi%'$la Pala'al
?ekomendasi mengenai waktu penutupan istula secara signiikan bervariasi dan menjadi topic yang controversial. eberapa ahli bedah dapat memberikan penanganan yang relative agresi untuk penutupan istula lebih awal setelah perbaikan palatum. Pada bayi, penutupan istula yang kecil ($ sampai mm), istula non ungsional secara umum dapat di tangguhkan sampai pada masa anak!anak. Pada beberapa kasus perbaikan istula dapat dihubungkan dengan sejumlah prosedur yang penting untuk kedepannya seperti bedah aringeal untuk ketidaksesuaian veloaringeal atau rekonstruksi bone grat dari celah maksila dan alveolus sepanjang tidak menggangu ungsi berbicara atau ungsi konsumsi makanan. Pada istula yang lebih besar (F 1 mm), terdapat kecenderungan ungsi ungsional yang akan di hadapi seperti terperangkapnya udara pada nasal yang akan memepengaruhi cara berbicara, reluks makanan dan cairan pada nasal,dan kesulitan yang berhubungan dengan hygene. Pada situasi klinik dimana tidak terdapat masalah ungsional yang signiikan, penutupan dini dari istula yang
persisten diindikasikan sebagai proses pengambilan keputusan, ahli bedah harus menimbang keuntungan perbaikan istula terhadap dampak negative pada bedah palatal kedua yang melibatkan lapisan terluar dari mukoperiosteum dari perkembangan maksila sebelumnya. Pertimbangan lainnya dalam merencanakan waktu yang tepat dari penutupan istula adalah tipe dari teknik perbaikan yang digunakan untuk perbaikan ini. ;saha untuk menutup istula dengan lap lokal atau palatoplasty dapat dilakukan selama masa bayi atau kanak!kanak secara dini. "engan kata lain pada kasus dimana penggunaan lap regional (misalnya, lidah) diperlukan, anak!anak harus cukup umur untuk mampu menerima regimen perioperati.
E5 Te6ni6 O&era%i Fi%'$la Pala'al
#alah satu prosedur yang paling sering digunakan untuk penutupan istula residual adalah penggunaan lap jaringan lunak local yang dibuat sampai mukosa palatal dan dirotasi diatas daerah yang rusak untuk penutupan (9ambar $). 6omponen pendekatan ini adalah pembuatan turn over flaps disekeliling daerah yang rusak untuk penutupan daerah nasal, elevasi pada palatal finger flap dan rotasi pada bayi, lap untuk menutupi kerusakan.daerah yang tampak dengan tulang yang terbuka dibiarkan pada daerah donor,dan hal ini digunakan untuk cacat palatal yang sangat kecil dan berhubungan dengan tingkat kegagalan yang relati tinggi. 'lap rotasional yang kecil dalam jaringan palatum yang mengandung jaringan parut yang luas dari prosedur pembedahan sebelumnya sulit untuk dimobilisasi tanpa residual tension dan kemungkinan menurunkan suplai darah yang menghasilkan kapasitas penyembuhan yang kurang ideal dan kemungkinan besar terjadinya luka. Pendekatan lain adalah prosedur ardach atau 'ont Langenback. Pendekatan ini memberikan penutupan yang adekuat bahkan untuk cacat yang besar dengan penggunaan lap jaringan luka yang besar, lapisan pada daerah nasal dan rongga mulut dan penutupan secara tension free line (9ambar ). 6emudian,jumlah tulang yang dibiarkan terbuka setelah perbaikan adalah minimal bahkan sampai tidak ada. *al ini karena kedalaman vertikal dari ubah palatal dialihkan kedalam perluasan jaringan lunak ke medial sehingga hasilnya
berupa lap jaringan lunak palatal yang secara adekuat menutupi dasar tulang dengan lapisan pada death space antara palatal shelves dan tepi mukosa oral. Gardach palatoplasty D (dua lap) merupakan operasi yang dipilih pada kasus dimana cacat istula adalah H 1mm. 6euntungan primer dari pendekatan ini adalah kemampuannya untuk mendapatkan lap jaringan lunak yang besar, yang dapat dimobilisasi dengan mudah dan memberikan kemudahan untuk visualisasi dan penutupan pada mukosa nasal.sebagai pembanding,salahsatu keuntungan secara teori dengan prosedur ont langenback adalah pembuatan bipedicled flaps yang mempertahankan suplai darah anterior dan posterior, sementara anterior pedicled yang memberikan tambahan perusi, juga dihasilkan lap yang kurang bebas bergerak dengan akses yang terbatas, begitu juga dengan visualisasi pada jaringan teoi nasal.
Gam3ar )5 Penggunaan lap rotasional untuk penutupan istula palatal
residual. A. $urn over flap digunakan untuk mendapatkan penutupan daerah nasal dan mucosa palatal lap dibentuk. B. Pola acak, full#thic%ness mucoperiostal flap dielevasi dan dimobilisasi untuk penutupan daerah cacat.
Gam3ar -5 4odiikasi teknik palatoplasty dua lap untuk penutupan
istula palatal residual. A. "ua lap mukoperiostal yang besar dibuat dengan diseksi meluas sampai ke titik posterior cacat istula. 4ukosa nasal dikembalikan sebagai lapisan terpisah. B. Penutupan pada daerah rongga mulut. walnya midline ditutup dengan menggunakan interrupted sutures, kemudian insisi lateral diperkirakan.
Pada situasi dimana terdapat cacat yang besar (F$,1cm) keberhasilan penutupan mengharuskan ahli bedah menambah jaringan lunak dengan menggunakan lap regional. Cacat istula sampai palatum keras posterior atau palatum lunak dapat dirawat dengan menggunakan prosedur palatoplaty modiikasi, seperti yang dijelaskan di atas utamanya dengan lap pharyngeal. #etelah lap palatal diperluas dan diseksi tepi nasal selesai, lap pharyngeal dibuka. 'lap jaringan lunak pharyngeal kemudian disatukan ke dalam daerah penutupan tepi nasal dimana istula tampak. "engan menggunakan teknik ini, sejumlah tambahan jaringan lunak diperlukan untuk perbaikan Dtension!reeG pada cacat palatum. 6etika istula terletak pada dua per tiga anterior dari palatum keras, prosedur pilihan untuk pengambilan tambahan jaringan lunak ke anterior didasarkan pada lap dorsal lidah. Pertama, penutupan sisa nasal dari cacat palatum dilakukan dengan turnover flap dengan multiple interrupted sutures. 6emudian teknik ini memerlukan perluasan ke anterior berdasar lap lidah yaitu panjangnya sekitar 1 cm dengan $ I /5 lebar lidah. 'lap lidah diperluas sepanjang underlying musculature dan kemudian disisipkan dengan menggunakan multiple mattress suture untuk penutupan pada daerah rongga mulut . Recipent bed sampai ke lidah
ditutup. #etelah pembedahan awal, lap awal akan sembuh sekitar dua minggu. Pada saat itu, pasien kembali di operasi. -ntubasi dengan nasal#fiber optic diindikasikan untuk prosedur kedua sebab lidah masih terjahit sampai pada langit!langit, membatasi visualisasi normal dari jalan naas. 'lap kemudian dipotong dan ujung daerahdonor dirapikan dan disipkan ke dalam lidah. Penggunaan lap lidah ke arah lateral dan posterior juga telah diperlihatkan pada literature mengenai celah (9ambar 5).
Gam3ar 5 Penggunaan lap dorsal lidah anterior untuk mrnutupi istula besar
pada palatum keras anterior. . "iagram dari cacat palatal dan elevasi dari lap lidah anterior. 3urn over lap awalE digunakan untuk memperbaiki daerah nasal kemudian lap lidah dilakukan. Lebar lap sekitar /5 lebar lidah dan panjangnya sekitar !A cm. . "aerah donor ditutup dengan menggunakan multiple interrupted sutures dan lap lidah disisipkan dan dijahit disekeliling mukosa yang rusak. C dan ". 9ambaran intraoperasi pada pembuatan lap lidah dan penempatannya.
DAFTAR PUSTAKA
bdollahi #, 4oghaddam J0, ?e:a ?, et al. (&&>). ?esults o "iicult Large Palatal 'istula ?epair by 3ongue 'lap. ?awal 4ed 0 &&>K5581A!1> slam 4, -sha< -, 4alik #, et al. (&$1). 're$!>% Coronella 4, 'oti PB, Basta 9, et al (&&@). roantral istulas8 C3 evaluation with "entascan sotware. 7uropean #ociety o ?adiology "iah 7, Lo L, Jun C, et al. (&&%). Clet ronasal 'istula8 ?eview o 3reatment ?esults and #urgical 4anagement lgorithm Proposal. Chang 9ung 4ed 0 &&%K5&81@!5% 7berlinc , 6o:el B (&$). -ncidence o ?esidual ronasal 'istulas8 &!Jear 7Eperience. 3he Clet Palate!Cranioacial 0ournal @(A) pp. A5IA> 7l!Leathy 44, ttia 4' (&&@). Closure o Palatal 'istula with ucco!labial 4yomucosal Pedicled 'lap. nnals o Pediatric #urgery, Bol 1, o , pril &&@, PP $&!$&> 7ngelbrecht *, utow 6+ (&$5). *ard palate clet and oro!nasal istula reconstruction utilising a resorbable sheet. #"0 'ebruary &$5, Bol A> no $ p ! p> 6ale 3P, ;rolagin #, 6hurana B et al. (&$&). 3reatment o roantral 'istula using Palatal 'lap I Case ?eport and 3echnical ote. 0. -nt ral *ealt &$& Bol (-ssue 5) 6hanna #, "agum (&$). +alt:ing a 'acial rtery 4usculomucosal 'lap to #alvage a ?ecurrent Palatal 'istula. 3he Clet Palate!Cranioacial 0ournal @(A) pp. %1&I%1 ovember &$ 6lima L0 (&$&). 4odern 3echni
Landheer 0, reugem CC, 4ink van der 4olen (&$&). 'istula -ncidence and Predictors o 'istula ccurrence ter Clet Palate ?epair8 3wo!#tage Closure Bersus ne!#tage Closure. Clet PalateICranioacial 0ournal, ovember &$&, Bol. % o. A Lithovius et al (&$). -ncidence o palatal istula ormation ater primary palatoplasty in northern 'inland. 0ournal o ral and 4aEilloacial #urgery. 4aine ?9, *oman +J, Palacios!4artine: 0*, et al. (&$). Comparison o 'istula ?ates ater Palatoplasty or -nternational and Local #urgeons on #urgical 4issions in 7cuador with ?ates at a Cranioacial Center in the ;nited #tates. Plastic and ?econstructive #urgery &$ Bolume $@, umber 4artelli, et al (&$1). ssociation between maternal smoking, gender, and clet lip and palate. ra:ilian 0ournal o torhinolaryngology 4oghe #, 9upta 46, Pillai , et al. (&$). ?epair o ronasal istula with #plit! thickness Palatal grat. -#? 0ournal o "ental and 4edical #ciences Bolume $5, -ssue 1 Ber. -B. (4ay. &$), PP >@!@ 4urthy 0 (&$$). "escriptive study o management o palatal istula in one hundred and ninety!our clet individuals. -ndian 0ournal o Plastic #urgery 0anuary!pril &$$ Bol -ssue $ Passos et al (&$). Prevalence, Cause, and Location o Palatal 'istula in perated Complete ;nilateral Clet Lip and Palate8 ?etrospective #tudy. Clet PalateI Cranioacial 0ournal. 1$(). pp8 $1>!$A. ?ohleder *, Loeelbein "0, 'eistl +, et al. (&$5). ?epair o ronasal 'istulae by -nterposition o 4ultilayered mniotic 4embrane llograt. Plastic and ?econstructive #urgery &$5, Bolume $5, umber $ #eim * (&$5). ronasal 'istula ?epair. +estern Beterinary Conerence &$5 #hah #, 6han ', ilal 4 (&$$). 're
;tama ", uchari ', #udjatmiko (&$5). 3he -ncidence o Palatal 'istula Postpalatoplasty in Children with "ental Caries8 4ulti Centre #tudy. 0urnal Plastik ?ekonstruksi ! pril ! 0une &$5, Bolume ! umber Bityadewi , angun 6 (&$5). -ncidence o Palatal 'istula ater ne!#tage Palatoplasty and 'actors -nluencing the 'istula ccurrence. 0urnal Plastik ?ekonstruksi ! pril ! 0une &$5, Bolume ! umber