POLRI DAERAH SULAWESI SELATAN BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN RUMKIT BHAYANGKARA MAKASSAR
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR TAHUN 2018
2 POLRI DAERAH SULAWESI SELATAN
LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
NOMOR
RUMKIT BHAYANGKARA MAKASSAR
TANGGAL
TAHUN 2018 JANUARI 2018
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR A.
Pendahuluan Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang
berkesinambungan dan berorientasi pada hasil yang memuaskan. Setiap upaya pelayanan medik, umumnya mengandung risiko, sebagian di antaranya berisiko ringan atau hampir tidak berarti secara klinis. Namun tidak sedikit pula yang memberikan
konsekuensi
medik
yang
cukup
berat.
Dalam
perkembangan
masyarakat yang semakin kritis, meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakat pun mulai berubah, mutu pelayanan Rumah Sakit tidak hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja namun juga dari aspek keselamatan pasien dan aspek pemberian pelayanannya, oleh karena itu upaya peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien merupakan hal utama dalam manajemen Rumah Sakit. Peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien adalah program yang disusun secara objektif dan sistematik untuk memantau, menilai dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pemberian asuhan kepada pasien.
B.
Latar Belakang Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks padat pakar dan padat moral. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di Rumah Sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan pendidikan dan penelitian serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar pelayanan Rumah Sakit aman dan bermutu, maka Rumah Sakit harus memiliki sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu Rumah Sakit harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di semua tingkatan. Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sudah diawali dengan penilaian akreditasi Rumah Sakit yang mengukur dan memecahkan masalah pada tingkat input dan proses. Pada kegiatan ini Rumah Sakit harus melakukan berbagai standar dan prosedur yang telah ditetapkan. Oleh karena itu Rumah Sakit harus dapat menilai
3 diri (self assessment) dan memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sebagai kelanjutannya untuk mengukur hasil kerjanya perlu ada alat ukur yang lain, yaitu instrument mutu pelayanan Rumah Sakit yang menilai dan memecahkan memecahkan masalah pada hasil (output). Tanpa mengukur hasil kinerja Rumah Sakit tidak dapat diketahui apakah input dan proses yang dilakukan telah menghasilkan output yang baik pula. Indikator Rumah Sakit disusun bertujuan mengukur kinerja Rumah Sakit apakah sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan
C.
Tujuan 1.
Tujuan Umum : Sebagai konsep dasar dan prinsip untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
2.
Tujuan Khusus : a.
Tercapainya satu pengertian tentang upaya peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
b.
Mengetahui konsep dasar dan upaya peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar .
c.
Mengetahui cara-cara atau langkah-langkah dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
d.
Menjamin pemberian pelayanan sesuai dengan standar pelayanan minimal keselamatan pasien dan dilaksanakan secara terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien.
e.
Tersusunnya sistem monitoring pelayanan di Rumah Sakit Bhayangkara Bhayangkara Makassar melalui indikator pelayanan Rumah Sakit
D.
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan 1.
2.
Kegiatan Pokok Program PMKP: a.
Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien
b.
Manajemen risiko klinis/keselamatan pasien
c.
Sasaran Keselamatan Pasien
Rincian Kegiatan : a.
Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien : 1)
Penetapan prioritas kegiatan yang akan di evaluasi Penetapan prioritas kegiatan yang akan dievaluasi menggunakan
4 metode brainstorming dengan memperhatikan faktor higk risk, high cost dan problem prone. 2)
Standarisasi asuhan klinis Dalam standarisasi asuhan klinis berintegrasi dengan Komite Medis, dimana dalam kegiatan standarisasi asuhan klinis ini meliputi beberapa kegiatan, yaitu:
3)
a)
Pemilihan 5 area prioritas yang akan distandarisasi
b)
Penyusunan Panduan Praktek Klinik(PPK)
c)
Penyusunan panduan clinical pathway
d)
Audit clinical pathway
Pengukuran mutu area klinis, area manajerial, international library dan 6 sasaran keselamatan pasien. Dalam pengukuran pengukuran mutu ini ini meliputi
beberapa kegiatan sebagai
berikut : a)
Identifikasi indikator mutu yang dimonitor oleh Rumah Sakit
b)
Pemilihan indikator area klinis (IAK), indikator library measure (ILM), indikator area manajemen (IAM) dan indikator Sasaran Keselamatan Pasien (ISKP)
c)
Pelaksanaan pengumpulan data indikator mutu area klinis, manajemen dan sasaran keselamatan pasien
d)
Validasi data indikator mutu klinik
e)
Analisis data indikator mutu area klinis, manajemen dan sasaran keselamatan pasien
f) 4)
Penyusunan laporan mutu ke Karumkit
Pengukuran mutu unit kerja dan pelayanan yang di outsourcingkan Pengukuran unit kerja meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut : a)
Penyusunan indikator mutu yang digunakan di unit kerja
b)
Pemilihan dan penetapan indikator mutu unit kerja
c)
Penyusunan prosedur pencatatan, pengumpulan danpelaporan: (1) indikator mutu unit kerja (2) sasaran keselamatan pasien (3) insiden keselamatan pasien (4) insiden lainnya(kecelakaan kerja)
d)
Edukasi PIC/Penanggung jawab mutu unit kerja (pengumpul data indikator)
5
5)
e)
Pelaksanaan pengumpulan data indikator mutu unit kerja
f)
Analisis data indikator mutu unit kerja
g)
Penyusunan Panduan Kontrak dan Perjanjian Kerjasama
h)
Monitoring dan evaluasi kontrak dan perjanjian lainnya
i)
Penyusunan laporan mutu unit kerja ke Karumkit
Penilaian kinerja staf medis (dokter, perawat/bidan dan staf klinis yang lain) dan staf non medis. Kegiatan penilaian kinerja ini terintegrasi dalam program kerja unit personalia/Urmin, komite medis dan komite keperawatan. Kegiatan yang dilakukan adalah penyusunan panduan penilaian kinerja yang meliputi :
6)
(1)
Penilaian kinerja Rumah Sakit
(2)
Penilaian kinerja Kepala Rumah Sakit
(3)
Penilaian kinerja (praktik profesional) staf medis
(4)
Penilaian kinerja perawat dan tenaga kesehatan lainnya
(5)
Penilaian kinerja staf non medis
Pendidikan dan pelatihan PMKP Kegiatan pendidikan dan pelatihan PMKP terintegrasi dengan bagian Diklit
Rumah
Sakit
Bhayangkara
Makassar.
Diklat
PMKP
diperuntukkan untuk semua staf yang bekerja di Rumah Sakit mulai dari pimpinan Rumah Sakit, komite PMKP, penanggung jawab pengumpul data di unit kerja dan pengumpul data komite PMKP serta validator. 7)
Surveillance PPI Kegiatan surveillance PPI ini terintegrasi dalam program PPI.
8)
Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Peningkatan Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
9)
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Peningkatan Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
b.
Manajemen Risiko Klinis/keselamatan pasien : Kegiatan manajemen risiko sebagai berikut : 1)
Penerapan manajemen risiko klinis.
2)
Pelaporan dan analisis data insiden keselamatan pasien
3)
Pelaksanaan dan Pendokumentasian Pendokumentasian FMEA dan rancang ulang.
4)
Koordinasi kegiatan Peningkatan Mutu
5)
6 c.
E.
Sasaran Keselamatan Pasien 1)
Ketepatan Identifikasi Pasien
2)
Peningkatan Komunikasi yang Efektif
3)
Peningkatan Keamanan obat yang perlu diwaspadai
4)
Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
5)
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6)
Pengurangan risiko pasien jatuh
Cara Melaksanakan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan program peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar bertujuan meningkatkan mutu secara keseluruhan dan mengurangi risiko risiko terhadap pasien dan staf baik dalam proses proses klinis maupun lingkungan fisik. Adapun rangkaian kegiatan yang akan dilakukan untuk pemantauan peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien tersebut adalah : 1.
Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien a. Penetapan area prioritas yang dilakukan evaluasi b. Melakukan pengumpulan indikator mutu unit c.
Melakukan pemilihan pemilihan indikator mutu kunci dari indikator mutu unit yang terkumpul dengan metode brain storming dan berdasarkan high risk, high volume dan problem prone
d. Pengelompokan indikator mutu kunci ke dalam area Klinik, area manajemen, sasaran keselamatan pasien e. Pemilihan indikator International Library Measure f.
Standarisasi asuhan klinis
g. Pengukuran mutu area klinis, manajemen manajemen dan sasaran keselamatan pasien h. Pengukuran mutu unit unit kerja dan pelayanan pelayanan yang di outsoursingkan outsoursingkan i.
Penilaian kinerja staf medis (dokter/perawat/bidan dan tenaga kesehatan lainnya) dan staf non medis
j.
Pendidikan dan pelatihan pelatihan PMKP kepada seluruh seluruh staf
k.
Surveilance PPI yang berkoordinasi dengan Komite PPI
l.
Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien serta sasaran keselamatan pasien
2.
Manajemen risiko klinis/keselamatan pasien a. Menegakkan Konteks 1) Membentuk organisasi manajemen risiko
7 2) Membuat Program Manajemen risiko klinis b. Asesmen Risiko 1) Identifikasi Risiko 2) Analisa Risiko 3) Evaluasi Risiko c.
Pengelolaan Risiko 1) Pengendalian Risiko 2) Pembiayaan Risiko
d. Penyusunan sistem pencatatan pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan keselamatan pasien (IKP) e. Penyusunan Panduan/kerangka Panduan/kerangka kerja Risk Manajemen f.
Pelaporan dan analisis analisis data data insiden insiden keselamatan keselamatan pasien (analisa risk grading dan FMEA)
g. Pelaksanaan dan Pendokumentasian FMEA dan rancang ulang 3.
Sasaran Keselamatan Pasien a. Ketepatan Identifikasi Pasien 1) Membuat kebijakan dan Penetapan identifikasi pasien : Rumah Sakit Bhayangkara Makassar menggunakan 2 identitas, yaitu nama pasien dan tanggal lahir, nama ibu kandung apabila lupa/tidak tahu tanggal lahir 2) Sosialisasi kebijakan dan penetapan identifikasi pasien 3) Implementasi pemasangan gelang identitas sesuai kebijakan Rumah Sakit 4) Monitoring prosedur pelaksanaan identifikasi pasien 5) Pasien dilakukan identifikasi pada saat: a) Sebelum pemberian obat, darah atau produk darah b) Sebelum mengambil mengambil darah dan spesimen spesimen lain untuk pemeriksaan pemeriksaan klinis c) Sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur b. Peningkatan Komunikasi yang Efektif 1) Membuat kebijakan kebijakan dan/atau prosedur untuk perintah lisan dan telepon 2) Sosialisasi kebijakan dan/atau prosedur untuk perintah lisan dan telepon 3) Implementasi kebijakan dan/atau prosedur untuk perintah lisan dan telepon
8 4) Monitoring pelaksanaan pelaksanaan kebijakan dan/atau dan/atau prosedur komunikasi komunikasi efektif yaitu perintah lisan dan telepon 5) Prosedur komunikasi komunikasi efektif efektif sebagai berikut : a) Perintah lengkap lengkap secara lisan dan yang melalui melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah (Tulis) b) Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan
kembali
secara
lengkap
oleh
penerima
perintah
(Baca/read back) c) Mengkorfirmasi apa yang sudah ditulis dan dibaca ulang d) Melakukan verifikasi keakuratan keakuratan komunikasi lisan atau atau melaluii telpon kepada pemberi perintah dengan meminta tandatangan dan nama terang pemberi perintah c.
Peningkatan Keamanan obat yang perlu diwaspadai 1) Membuat kebijakan dan/atau prosedur prosedur untuk membuat daftar daftar obat-obat yang perlu diwaspadai 2) Membuat kebijakan dan/atau dan/atau prosedur proses proses identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label dan penyimpanan elektrolit konsentrat 3) Sosialisasi
kebijakan
dan/atau
prosedur
obat -obat
yang
perlu
diwaspadai 4) Implementasi kebijakan kebijakan dan prosedur obat-obat yang perlu diwaspadai 5) Monitoring pelaksanaan pelaksanaan kebijakan dan/atau prosedur prosedur daftar obat-obat yang perlu diwaspadai 6) Kebijakan obat-obat obat-obat yang perlu diwaspadai diwaspadai sebagai berikut: a) Elektrolit konsentrat tidak boleh berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang kurang hati-hati b) Elekrolit konsentrat boleh boleh berada di IGD, kamar kamar operasi dan dan ruang perinatologi c) Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien harus diberi label yang jelas dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted) d. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi 1) Membuat kebijakan dan/atau prosedur tentang penandaan lokasi operasi (site marking)
9 2) Sosialisasi kebijakan dan/atau prosedur penandaan penandaan lokasi operasi (site (site marking) 3) Implementasi kebijakan dan/atau prosedur penandaan lokasi operasi (site marking) 4) Monitoring pelaksanaan pelaksanaan penandaan lokasi operasi operasi 5) Kebijakan penandaan lokasi operasi operasi : a) Penandaan lokasi operasi operasi dilakukan pada semua semua kasus termasuk sisi (laterality), multiple struktur (jari tangan, jari kaki, lesi) atau mulitiple level (tulang belakang) kecuali lokasi operasi yang sudah jelas lokasinya seperti Sectio Caecaria, luka yang sudah jelas, organ dalam (jantung, usus dll) b) Penandaan lokasi lokasi operasi dengan dengan memberikan memberikan tanda O (lingkaran), (lingkaran), inisial nama dan tandatangan dokter operator didekat lokasi operasi c) Membuat suatu form cecklist untuk untuk memverifikasi memverifikasi penandaan penandaan lokasi operasi saat preoperasi e. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan 1) Membuat kebijakan dan/atau prosedur tentang hand hygiene yang mengadopsi/menyesuaikan mengadopsi/menyesuaikan dengan petunjuk hand hygiene dari WHO W HO 2) Sosialisasi kebijakan kebijakan dan/atau dan/atau prosedur prosedur hand hygiene 3) Implementasi kebijakan kebijakan dan/atau dan/atau prosedur prosedur hand hygiene 4) Monitoring pelaksanaan hand hygiene f.
Pengurangan risiko pasien jatuh 1) Rumah Sakit menerapkan asesmen awal pasien risiko jatuh dan asesmen ulang bila ada indikasi 2) Sosialisasi asesmen risiko jatuh 3) Implementasi
asesmen risiko
jatuh
dengan memasang
gelang
berwarna kuning dan memberi tanda risiko jatuh pada tempat tidur pasien yang berisiko jatuh 4) Monitoring pelaksanaan asesmen risiko jatuh jatuh
F.
Sasaran Sasaran program Peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien yang akan dicapai adalah sebagai berikut : 1.
Hasil dari penetapan prioritas kegiatan yang akan dievaluasi adalah : a.
Indikator Area Klinis :
10 1)
Asesmen pasien :
Angka ketidaklengkapan asesmen awal medis dalam 24 jam pasien di ruang Rawat Inap tercapai 0 %
2)
Pelayanan Laboratorium : Angka ketidaktepatan waktu tunggu hasil pelayanan Laboratorium pemeriksaan darah rutin dan kimia darah dalam waktu bersamaan di rawat jalan
3)
Pelayanan Radiologi dan Diagnostic imaging :
Angka kejadian kegagalan pemeriksaan foto Thorax tercapai, kerusakan foto ≤ 2%
4)
Prosedur Bedah
Angka ketidaklengkapan pengisian formulir surgical safety checklist tercapai 0%
5)
Penggunaan antibiotika dan obat lainnya
Angka ketidaktepatan waktu pemberian injeksi antibiotik di ruang rawat inap tercapai 0%
6)
Kesalahan medikasi (medication error) dan kejadian nyaris cedera (KNC)
7)
Angka Ketidaktepatan peresepan obat tercapai 0%
Penggunaan Anaestesi dan sedasi
Angka ketidaklengkapan pengisian informed concent anaestesi tercapai 0%
8)
Penggunaaan darah dan produk darah
9)
Angka Keterlambatan pelayanan darah tercapai ≤ 5%
Ketersediaan, isi dan penggunaan rekam medik
Angka ketidaktepatan waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan tercapai 0%
10) Pencegahan dan pengendalian infeksi, surveilans dan pelaporan
Angka capaian indikator PPI yang meliputi phlebitis, ISK, ILO, VAP, HAP dan decubitus, masing-masing indikator tersebut tercapai ≤ 1,5 %
b.
Indikator Area manajemen 1)
Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting untuk memenuhi kebutuhan pasien
Angka tidak terlayaninya resep obat Trihexyphenidyl (THD)
11 pasien BPJS di klinik Psikiatri tercapai 0% 2)
Pelaporan yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan
Angka ketidaktepatan waktu pelaporan surveilans dan KIA ke dinas Kesehatan Kota Makassar 0%
3)
Manajemen risiko
Angka kejadian pasien pulang atas permintaan sendiri (APS) tercapai ≤1%
4)
Manajemen penggunaan sumberdaya
5)
Utilisasi ruang VVIP tercapai 90%
Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga
Angka Ketidakpuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan administrasi pulang di ruang rawat inap VIP Merak, Maleo dan Cendrawasih tercapai ≥ 20 %
6)
Harapan dan kepuasan staff
7)
Angka ketidakpuasan perawat ICU tercapai ≤ 20%
Demografi pasien dan diagnosis klinis
Demografi 10 penyakit terbanyak di Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
8)
Manajemen keuangan
Angka Ketidaktepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap VIP Merak, Maleo dan Cendrawasih tercapai ≤ 20%
9)
Pencegahan
dan
pengendalian
dari
kejadian
yang
dapat
menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf
Angka ketidakpatuhan pemakaian APD di instalasi laundry tercapai 0%
c.
Indikator Sasaran Keselamatan Pasien 1)
Ketepatan identifikasi pasien
Angka ketidaktepatan pemasangan gelang identitas tercapai 0%
2)
Peningkatan komunikasi yang efektif
Angka ketidaktepatan Verifikasi dan tandatangan dokter pada verbal order dalam kurun waktu dalam 24 jam tercapai 0%
12 3)
Peningkatan Keamanan obat yang perlu diwaspadai
Angka tidak dilaksanakannya dilaksanakannya double check pada pada obat golongan elektrolit konsentrat tinggi tercapai 0%
4)
Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
Angka ketidaktepatan penandaan lokasi operasi pada semua kasus operasi termasuk sisi (laterality), multiple struktur atau multiple level tercapai 0 %
5)
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Angka ketidakpatuhan hand hygiene perawat Rumah Sakit Bhayangkara Makassar tercapai ≤ 20%
6)
Pengurangan risiko jatuh
Angka tidak terpasangnya gelang kuning pada pasien yang berisiko jatuh tercapai 0%
2.
Audit medis pelaksanaan PPK-CP di 5 area prioritas tercapai 80%
3.
Pengukuran mutu unit kerja dan pelayanan yang di outsourcingkan a.
Adanya penetapan indikator mutu unit kerja
b.
Adanya SPO tentang pencatatan, pengumpulan, analisis dan pelaporan data indikator mutu unit kerja
c.
Tercapainya target indikator mutu unit kerja sesuai profil indikator yang ditetapkan
d.
Adanya panduan kontrak dan perjanjian kerjasama
e.
Terlaksana evaluasi kontrak dan perjanjian kerjasama secara berkala setiap akan perpanjangan kontrak dan perpanjangan kerjasama
4.
Penilaian kinerja staf klinis (dokter,perawat/bidan dan staf klinis yang lain) dan staf non klinis a.
Adanya panduan penilaian kinerja
b.
Monitoring penilaian kinerja staf klinis dan non klinis di Rumah Sakit terlaksana tiap tahun
5.
6.
Pendidikan dan pelatihan PMKP a.
Adanya Program diklat PMKP
b.
Terlaksananya diklat PMKP
Surveillance PPI
Terlaksananya surveillance PPI sesuai target pencapaian program Komite PPI
13 7.
Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Peningkatan Peningkatan Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Terlaksananya pencatatan dan pelaporan Kegiatan Peningkatan Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien secara kontinyu setiap bulan dari tiap unit yang ada di Rumah Sakit
8.
Monitoring
dan
Evaluasi
Kegiatan
Peningkatan Peningkatan
Mutu
Pelayanan
dan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan Peningkatan Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit tiap 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahunan.
G.
No 1. 3. 6.
7.
9. 10.
11. 12. 13.
14. 15. 16.
S cedule cedu le (jadwal)
Pelaksanaan kegiatan TAHUN 2018
KEGIATAN Rapat Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Penetapan SK Mutu dan Keselamatan Pasien Penyusunan Program Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Pelaksanaan/Implementasi seluruh kegiatan program Mutu dan Keselamatan Pasien di unit Pengumpulan data indikator mutu unit Pengumpulan Insiden Keselamatan Pasien Rumah Sakit Pengumpulan data indikator mutu Rumah Sakit Validasi data indikator mutu Rumah Sakit Analisa capaian indikator mutu unit dan indikator mutu Rumah Sakit Analisa Insiden Keselamatan Pasien Rumah Sakit Evaluasi Mutu dan Insiden Keselamatan Pasien Tindak Lanjut Terhadap Insiden Keselamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X X
X
X
X
X
X
X
X X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
14
No
TAHUN 2018
KEGIATAN 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Pasien Pembuatan laporan pelaksanaan program 17. Mutu dan Keselamatan Pasien ke Karumkit Pembuatan laporan pelaksanaan program 18. Mutudan Keselamatan Pasien kepada Kabiddokkes H.
X
X
X
X
X
X
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporannya 1.
Dilakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan secara berkala. a.
Harian (laporan dari Unit).
b.
Bulanan (laporan Kepala Unit Kerja & laporan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien)
c.
Triwulan (laporan dari unit kerja, komite Mutu dan Keselamatan Pasien kepada Kepala Rumah Sakit)
d.
Tahunan (laporan dari unit kerja, komite Mutu dan Keselamatan Pasien kepada Kepala Rumah Sakit)
2.
Sarana yang dipergunakan dalam monitoring dan evaluasi adalah : a.
Laporan langsung kepada Sub Komite Mutu / Karumkit (secara teratur dan insidentil).
I.
b.
Rapat kerja unit
c.
Rapat kerja bulanan
d.
Rapat komite-komite
e.
Rapat koordinasi
Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan Program peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar
ini
tentunya
diharapkan
menjadi
program
yang
berkesinambungan dan memberikan kontribusi positif terhadap kinerja Rumah Sakit. Untuk itu diperlukan kegiatan pelaporan dan evaluasi yang dimotori oleh komite mutu pelayanan dan keselamatan pasien Rumah Sakit Pelaporan dan Evaluasi indikator mutu dan keselamatan pasien adalah untuk menilai indikator mutu dan keselamatan pasien sehingga mutu pelayanan dapat meningkat.
15 1)
Petugas pencatatan dan pengumpul data adalah penanggungjawab penanggungjawab pengumpul data pada unit pelayanan yang sudah ditunjuk
2)
Pada akhir akhir bulan penanggungjawab penanggungjawab pada unit rawat rawat inap & kebidanan kebidanan menyerahkan hasil Formulir Sensus Harian dan memasukkan data indikator mutu unit/Rumah Sakit kepada Kepala Bagian Unit yang kemudian diteruskan ke Sekretaris/PIC Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
3)
Data dikumpulkan dan hasil rekapitulasi dilaporkan kepada Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
4)
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit membuat analisa dan dan memberikan rekomendasi-rekomendas rekomendasi-rekomendasi. i. Selanjutnya Selanjutnya melaporkan hasil rekapitulasi tersebut berikut analisanya kepada Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
5)
Agar data pada laporan tersebut dapat lebih mudah dibaca serta dapat melihat kecenderungannya dari tingkat mutu yang diukur, maka dibuat dalam bentuk tabel dan grafik
Menyetujui, KEPALA PUSAT KEDOKTERAN DAN KESEHATAN POLRI
dr. ARTHUR TAMPI BRIGADIR JENDERAL POLISI