MAKALAH ETIKA PROFESI KODE ETIK TERHADAP PROFESI ANALISIS KIMIA
Kelompok 3 Indah Permatasari Meika Fausthia P Meyliawati Sekar AM Revita Dwi A M. Fikri Mulyana Afiqri Maulana Davi Media K Ilham Wisnu H
J3L115003 J3L115010 J3L115016 J3L115021 J3L115050 J3L115096 J3L215109 J3L215139
KIM 3 A-P1
PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar. Terima kasih kepada Bapak Atep Dian Supardan M.Si yang telah membimbing kami dalam mata kuliah Etika Profesi sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Etika Profesi yang bertemakan Kode Etik sesuai dengan dengan tugas yang diberikan. diberikan. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi. Dalam makalah ini kami membahas tentang peraturan organisasi profesi, organisasi profesi analisis kimia, kode etik analisis kimia, dan profesi di bidang analisis kimia. Penulis menyadari meskipun segala upaya telah penulis lakukan dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala komentar yang berupa kritik dan saran dari semua pihak yang bertujuan demi kesempurnaan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih. Demikianlah kata pengantar ini penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, 8 Desember 2017
Tim Penyusun
1 PENDAHULUAN
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq), kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq, nilai mengenai benardan salah yang dianut suatu golongan masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1989).Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggungjawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral. Etika sebenarnya lebih banyak bersangkutan dengan prinsip – prinsip – prinsip prinsip dasar pembenaran dalam hubungan tingkah laku manusia. Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan pelatihan pelatihan maupun penguasaan terhadap ilmu pengetahuan tertentu. Ataup rofesi juga sering di artikan sebagai pekerjaan yang memerlukan pelatihan dan keahlian khusus. Umumnya setiap profesi memiliki asosiasi, memiliki kode etik, memiliki sertifikasi, dan memiliki lisensi khusus untuk bidang profesi tertentu. Orang yang memiliki profesi dalam bidang tertentu biasanya sering di sebut dengan professional. Etika Profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlians ebagai pelayana nalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Etika profesi adalahs ebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan professional darik lien dengan keterlibatan dank eahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama. Berikut adalah prinsip-prinsip yang harus digunakan dalam etika profesi: Prinsiptanggungjawab Prinsip keadilan Prinsip kompetensi Prinsip perilaku professional Prinsip kerahasiaan Kode etik merupakan suatu aturan yang dibuat untuk ditaati oleh suatu profesi, ketaatan tersebut merupakan ketaatann aluriah yang telah ada dalam pikiran, jiwadanperilakutenaga profesi. Oleh sebabitu, jika seseorang melanggar kode etiknya sendiri maka profesinya akan rusak dan yang rugi adalah dirinya sendiri. Setiap profesi memiliki kode etik, misalnya kode etik analis kimia. Analis kimia adalah aktifitas aktifitas terstruktur untuk mengetahui jenis dan jumlahs enyawaan enyawaan yang terkandung dalam suatu bahan. Seseorang yang berprofesisebagaiseoranganalis kimiamemiliki tanggungjawab yang sangat besar
terhadap hasil analisis yang didapatkan, sebab hasil yang didapatkan akan dijadikan sebagai dasar dari pengambilan suatu keputusan. Oleh sebab itu, seorang analis kimia harus ber sikap sesuai kode etik yang berlaku. Jangan sampai karena suatu hal yang dilakukan oleh seorang analis dapat merusak nama baik seorang analis itu sendiri.
2 TUJUAN
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah etika profesi pada semester 5 mengenai kode etik terhadap profesi Analisis Kimia.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Peraturan Oraganisasi Profesi
Etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat (Adams 2007). Profesi adalah suatu hal yang harus dibarengi dengan keahlian dan etika. Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai - nilai idealisme dan ujung - ujungnya akan berakhir dengan tidak adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini. Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Kode etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalahgunaan keahlian. (Suriani 2008). Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.
Peraturan merupakan tatanan atau petunjuk yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan disuatu ruang lingkup. Berdasarkan organisasi tertentu peraturan perlu diterapkan perseorangan agar didapatkan kesenjangan yang sama. Organisasi adalah kerja antara dua atau lebih dalam suatu pola koordinasi yang disatukan untuk mencapai suatu hasil yang telah ditetapkan. Seorang analis yang bekerja disuatu laboratorium dalam perusahaan tertentu harus mengikuti peraturan organisasi di tempat tersebut. Laboratorium pengujian ataupun laboratorium klinik sebagai tempat berprofesi, perlu memiliki tata organisasi dan manajemen yang jelas dan tertata. Perlunya diperhatikan komponen organisasi dilingkup laboratorium seperti struktur organisasi dan tata kerja di laboratorium, serta proses pengorganisasian yang baik setiap pekerjaan untuk menghindari pekerjaan yang sia-sia. Manajemen laboratorium perlu diterapkan dengan baik, penerapan manajemen mutu, manajemen tenaga kerja, dan manajemen internal seperti komunikasi, dan pelatihan dan pendidikan tenaga laboratorium. Tenaga kerja laboratorium perlu memperhatikan cara penggunaan dan pemeliharaan alat dan metode analisis di bidang masing-masing. Hal ini untuk mengurangi kerugian dan kesalahan terhadap hasil dan kerusakan alat yang ada. Alat-alat yang digunakan perlu diketahui fungsi alat, cara penggunaan yang benar, pencegahan kerusakan, serta preparasi alat rusak. Metode pemecahan analisis mencangkup tentang penggunaan bahan-bahan reagen, fungsi setiap reagen, serta teknik dan pencegahan kesalahan yang benar. Seorang analis perlu memiliki standar kompetensi, standar kompetensi ilmu pengetahuan berkaitan dengan laboratorium, merencang proses teknik operasional, melaksanakan proses teknik operasional, kemampuan menilai dari teknik operasional, dan mampu melakukan koreksi atau penyesalan terhadap masalah teknis operasional yang muncul. Analis sebagai profesi perlu memberikan pelayanan kepada masuarakat bersifat khusus ataupun spesialis, mempunyai kewenangan yang sah, peran, dan dapat mengembangkan prosedur untuk mengambil hasil yang baik, dan fungsi yang jelas, memiliki organisasi profesi, kode etik, standar pelayanan dan standar pendidikan. Serta analis profesi perlu memiliki sifat profesionalisme, standar mutu, dan melindungi hasil analis. Ahli Laboratorium Kesehatan memiliki kode etik umum & khusus, yaitu : Teliti dan cekatan, jujur dan dapat dipercaya, diperca ya, memiliki rasa ta nggung jawab yang tinggi, mampu berkomunikasi secara efektif, disiplin, serta berjiwa melayani. Berikut merupakan pasal-pasal merupakan pasal-pasal yang terkait tentang kode etik : 1) 2) 3) 4)
Undang – Undang – Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005
5) 6) 7) 8) 9) 10)
11)
12)
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Fungsional Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi Keputusan Menteri Kesehatan Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan; Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 07/KEP/M.PAN/2/2000 Tahun 2000 Tentang Jabatan Fungsional Laboratorium Kesehatan dan Angka Kreditnya; Kode Etik Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan tercantum dalam Ketetapan MUNAS V PATELKI Nomor 06/MUNAS-V/05-2006 tentang Penetapan Kode Etik PATELKI tanggal 22 Mei 2006. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 370/Menkes/Sk/III/2007 Tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
Seorang analis kimia, sangat berpeluang besar untuk bekerja di Industri. Sudah tak heran lagi jika paradigma lulusan AKA itu mudah mendapat pekerjaan di Industri. Hal ini diakibatkan oleh masih cenderung minimnya analis yang menspesifikkan bidangnya di kimia analisis. Sedangkan penerapan ilmunya sangat luas di Industri. Dengan kata lain, seorang analis kimia lulusan AKA memiliki peluang kerja besar. Di era persaingan global ini, kekayaan ilmu saja yang dimiliki seorang analis itu masih dinilai kurang, banyaknya pesaing menimbulkan persaingan juga dalam hal lain. Disinilah pentingnya “attitude” seorang analis. Bagaimanapun juga, setiap orang memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda, meskipun pembekalan ilmu i lmu yang didapat berbagai orang bisa jadi mirip atau sama. Implementasi ilmu dari studi Etika Profesi itu yang dapat membedakan seseorang dengan orang lainnya di dunia kerja. Kejujuran seorang analis kimia merupakan yang terpenting dari yang lainnya. Misalnya, jika dalam interview, seseorang berbohong secara alamiah, namun jika karakter kebohongan itu tak mendarah daging dalam dirinya, pastilah akan disadari oleh banyak orang di kemudian hari. Merupakan hal yang sangat tidak layak bagi seorang analis jika ketidakjujurannya diketahui, karena bisa saja berdampak pada ketidakpercayaan orang-orang terhadap hasil analisisnya.
3.2 Organisasi Profesi Analisis Kimia
Profesi : Bidang pekerjaan yg dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dsb) tertentu (Alwi, dkk, 2002) Contoh : dokter, dokter gigi, apoteker, SKM, SKp, wartawan, hakim, pengacara, akuntan, bidan, perawat. Ciri-ciri pekerjaan/profesi : (Mnt. Hanafiah & Amir, 1998) Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional Pekerjaannya berlandaskan etika profesi Mengutamakan panggilan kemanusiaan drpd keuntungan Pekerjaannya legal, mll perijinan Anggota-anggotanya belajar sepanjang hayat Anggota-anggotanya bergabung dlm suatu organisasi profesi. Profesi Kesehatan Profesi kesehatan adalah pekerjaan yang memenuhi kriteria : Diberikan kewenangan untuk melaksanakan pelayanan kepada klien maupun tenaga kesehatan lain Mempunyai pendidikan formal untuk memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan Melaksanakan pelayanan melalui kode etik dan standar pelayanan yang diakui masyarakat Profesional (KBBI) Bersangkutan dengan profesi Pekerjaan yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya Mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (lawan dari amatir). amatir). Profesionalisme : (Alwi, dkk, 2002) Mutu, kualitas, dan tindak tanduk yg merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional 7 Syarat Pekerjaan Profesional Pekerjaan tersebut adalah untuk melayani orang banyak (umum) Bagi yang ingin terlibat dalam profesi dimaksud, harus melalui pelatihan yang cukup lama dan berkelanjutan Adanya kode etik dan standar yang ditaati berlakunya di dalam organisasi tersebut Menjadi anggota dalam organisasi profesi dan selalu mengikuti pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh organisasi profesi tersebut 7 Syarat Pekerjaan Profesional (2) Mempunyai media/publikasi yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian dan ketrampilan anggotanya Kewajiban menempuh ujian untuk menguji pengetahuan bagi yang ingin menjadi anggota Adanya suatu badan tersendiri yang diberi wewenang oleh pemerintah untuk mengeluarkan sertifikat Fungsi Standar Ukuran mutu Pedoman kerja Batas tanggung jawab Alat pemberi perintah Alat pengawasan Kemudahan bagi umum Pekerjaan yang Memerlukan Standar Menyangkut kepentingan orang banyak Mutu hasilnya ditentukan Banyak orang (pekerja) terlibat Sifat dan mutu pekerjaan sama Ada organisasi yang mengatur Profesionalisme Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan -- serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut -- untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999). 2 Intinya Proses pendidikan maupun pelatihan yang khusus Semangat pengabdian Bedakan dengan Kerja Biasa! Kerja biasa (occupation) yang semata bertujuan untuk mencari nafkah dan/ atau kekayaan materiil-duniawi 3 Watak Profesionalisme Tiga watak kerja yang
merupakan persyaratan dari setiap kegiatan pemberian "jasa profesi" (dan bukan okupasi) ialah bahwa kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil; bahwa kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai dic apai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat; bahwa kerja seorang profesional -- diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral -- harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi. Ciri-ciri jabatan profesional Pekerjaan profesional dituntut berwawasan sosial yangg luas, sehingga pilihan jabatan serta kerjanya di dasari oleh kerangka nilai tertentu, bersikap (+) thd jabatannya & perannya. Jabatan profesional perlu mendapat pengesahan dari masy. & atau negaranya. “Seorang pekerja profesional dibedakan dengan seorang tehnisi, keduanya (pekerja profesional & tehnisi) dapat saja trampil dlm unjuk kerja yg sama (mis. Menguasai tehnik kerja yg sama dpt memecahkan masalah-masalah teknis dlm bidang kerjanya), tetapi seorang pekerja profesional dituntut menguasai visi yg mendasari ketrampilannya yg menyangkut wawasan filosofi, pertimbangan rasional & memiliki sikap yg (+) dlm melaks. Serta memperkembangkan memperkembangkan mutu karyanya.” (Joni, 1980) Memiliki suatu organisasi Profesi yg senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat Bahwa jenis pekerjaan profesional memiliki ciri ttt yaitu : memerlukan persiapan atau pendidikan khusus bagi pelakunya (membutuhkan pendidikan pra jabatan yg relevan), kecakapan seorang pekerja profesional dituntut memenuhi persyaratan yg telah dibakukan o/ pihak yg berwenang ( mis. Organisasi profesi & pemerintah) & jabatan yg mendapat pengakuan dari masy. & atau negara. Prinsip-Prinsip Etika PROFESI Prinsip tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya terhadap dampak pekerjaan terhadap orang lain Prinsip keadilan, tidak merugikan; membedakan orang lain. Prinsip Otonomi. Kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan profesinya, tetapi dibatasi tanggungjawab dan komitmen profesional dan tidak mengganggu kepentingan umum. Prinsip integritas moral yang tinggi. Komitmen pribadi menjaga keluhuran profesi. Prinsip-Prinsip Etika Profesi 3. Prinsip Otonomi. Kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan profesinya, tetapi dibatasi tanggungjawab dan komitmen profesional dan tidak mengganggu kepentingan umum. 4. Prinsip integritas moral yang tinggi. Komitmen pribadi menjaga keluhuran profesi. Kata etik atau etika berasal dari kata ethos (Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau bai k.sedangkan itu etika merupakan cerminan dari sebuah mekanisme kontrol yang dibuat dan diterapkan oleh dan
·
untuk kepentingan suatu kelompok sosial atau profesi. Kehadiran organisasi profesi dengan kode etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.Adapun Ciri-Ciri Profesi sebagai berikut : o Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi; o Pelatihan tersebut meliputi komponen komponen intelektual yang yang signifikan; o Tenaga yang terlatih mampu memberikan memberikan jasa yang penting kepada masyarakat. o Adanya proses lisensi atau sertifikat; o Adanya organisasi; o Otonomi dalam pekerjaannya. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut. Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka seagai individu. Menurut Prof. DR. Azrul Azwar, MPH (1998),ada 3 Ciri-ciri Organisasi Profesi: 1. Umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para anggotanya berasal dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan pendidikan dengan dasar ilmu yang sama 2. Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan kompetensi profesi serta memperjuangkan otonomi profesi 3. Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta meurmuskan standar pelayanan profesi, standar pendidikan dan pelatihan profesi serta menetapkan kebijakan profesi
Fungsi pokok oragnisasi profesi Dasarnya organisasi profesi memiliki 5 fungsi pokok dalam peningkatan profesionalisme sebuah profesi yaiutu : 1. Mengatur keanggiotaan organisasi Organisasi profesi menentukan kebijakan tentang keanggotaan, struktur organisasi, syarat syarat keanggotaan sebuah profesi dan kemudahan dalam menentukan aturan aturan. 2. Membantu anggota untuk dapat terus memperbaharui pengetahuan sesuai dengan perkembangan teknologi 3. Menentukan standarisasi pelaksanaan sertifikat pprofesi bagi anggotanya. 4. Membuat kebijakan etika profesi yang harus diikuti oleh semua anggota etika profesi. 5. Member sanksi bagi anggota yang melanggar etika profesi. Cirri cirri organisasi profesi: 1. Umunya untuk 1 profesi hanya terdapat satu organisai profesi yang para aggotanya berasal dari satu profesi. 2. Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan kompetensi profesi serta memperjuangkan otonomi profesi. 3. Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta merumuskan standar pelayanan profesi, standar pendidikan dan pelatihan profesi serta memnetapkan kebijakan profesi. Peran organisasi profesi 1. Pembna, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan analisis kimia 2. Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan seorang analis 3. Pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi analisis kimia 4. Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi. Fungsi organisasi profesi : 1. Bidang pendidikan - Menetapkan standar pendidikan analisis kimia - Mengembangkan pendidikan tingkat lanjut - Menetapkan standar profesi analisis kimia - Menyusun dan memberlakukan kode etik analisis kimia 2. Bidang IPTEK - Merencanakan, melaksanakan, danmengawasi riset analisis kimia - Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi perkembangan IPTEK dalam kehidupanan analis
3. -
Bidang kehidupan profesi Membina mengawasi organisasi profesi Membina kerjasama dengan instansi lain Membina kerja sama dengan organisasi profesi sejenis Membina dan mengawasi dan mengupayakan kesejahteraan anggota
Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi: 1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dil akukan. 2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial). 3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan. Lingkup TI kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara professional atau developer TI dengan klien, antara para professional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi dengan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang profesional dengan klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah program aplikasi. Seorang profesional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal yang harus ia perhatikan seperti untuk apa program ters ebut nantinya digunakan oleh kliennya atau user; ia dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program aplikasi tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya (misalnya: hacker, cracker, dll). Kode etik profesi Informatikawan merupakan bagian dari etika profesi. Contoh kode etik yang dimiliki dimiliki oleh suatu organisasi profesi analisis kimia yaitu: a. HIMPAKI (Himpunan Profesi Analisis Kimia) Himpunan Profesi Analisis Kimia Indonesia disingkat HIMPAKI merupakan organisasi profesi yang mewadahi analis kimia di Indonesia. Sekretariat HIMPAKI terletak di SMK-SMAK Bogor, Jl. Binamarga I, Baranangsiang, Bogor. HIMPAKI berdiri di Bogor, 1 Mei 2012 dengan akte notaris No 1 dan
disahkan di notaris Rina Diani Moliza, Moliz a, SH. Secara adminitrasi adminitr asi SK DPP HIMPAKI ditetapkan tanggal 5 Oktober 2012. Selama ini, kegiatan analisis kimia masih masuk dalam organisasi Telapi (bidang kesehatan) sehingga perlu memisahkan diri dan membentuk organisasi sendiri agar lebih fokus. VISI ¨Menjadi Himpunan Profesi Analisis Kimia yang Peduli Bekerja secara Profesional serta Berdaya Saing Internasional Guna Membawa H IMPAKI Menuju Era Globalisasi Misi ¨Menghimpun Profesi Analisis Kimia Indonesia ¨Meningkatkan Kompetensi Profesi Analisis Kimia ¨Memberikan Perlindungan Profesi secara Menyeluruh kepada Anggotanya Kegiatan HIMPAKI adalah sebagi berikut: 1. Mempromosikan dan mempublikasikan perkembangan ilmu dan hasil penelitian yang berkaitan dengan kimia analisis 2. Melakukan kerjasama dengan pihak kompeten, lembaga pemerintah, asosiasi dll di dalam dan luar negeri 3. Memberikan penghargaan (Indonesian Chemical Analysis Award) kepada lembaga atau perorangan dalam terobosan dan inovasi analisis kimia 4. Menyelenggarakan pertemuan rutin, pelatihan, seminar dll 5. Membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan mendukung Badan Nasional Sertifikasi Profesi
3.3 Kode Etik Analis Kimia
Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik profesi sebetulnya tidak merupakan hal yang baru. Sudah lama diusahakan untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh kelompok itu. Dalam pencarian kebenaran ilmiah analis harus menjunjung sikap ilmiah, yaitu: a. kritis yaitu pencarian kebenaran yang terbuka untuk diuji b. logis yaitu memiliki landasan berpikir yang masuk akal dan betul c. empiris yaitu memiliki bukti nyata dan absah.
Dalam menghasilkan sumbangan dan/atau penemuan ilmiah yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan manusia dan peradaban, Peneliti harus teguh hati untuk: a. bebas dari persaingan kepentingan bagi keuntungan pribadi agar hasil dapat bermafaat bagi kepentingan umum; b. menolak analisa yang berpotensi tidak bermanfaat dan merusak peradaban, seperti analisa yang bersifat fiktif, membahayakan kesehatan masyarakat, berisiko penghancuran sumber daya bangsa, merusak keamanan negara, dan mengancam kepentingan bangsa; dan c. arif tanpa mengorbankan integritas ilmiah dalam berhadapan dengan kepekaan komunitas agama, budaya, ekonomi, dan politik dalam melaksanakan kegiatan penelitian. Muatan nilai dalam suatu analisa dapat dikembalikan pada tindakan yang mengikuti aturan keemasan atau asas timbal- balik, balik, yaitu “berlakulah ke orang or ang lain hanya sepanjang Anda setuju diperlakukan serupa dalam situasi yang sama. Aturannya adalah: a. Analis bertanggung jawab untuk tidak menyimpang dari metodologi yang ada b. analisa mengikuti metode ilmiah yang kurang lebih baku, dengan semua perangkat pembenaran metode dan pembuktian pembuktian hasil yang diperoleh. Analis berbuat untuk melaksanaan penelitian dengan asas manfaat baik itu berarti: a. hemat dan efisien dalam penggunaan dana dan sumber daya lain b. menjaga peralatan dan alat bantu lain, khususnya peralatan yang mahal, tidak dapat diganti, dan butuh waktu panjang untuk pengadaan kembali agar tetap bekerja baik c. menjaga jalannya analisa dari kecelakaan bahan dan gangguan lingkungan karena penyalahgunaan bahan yang berbahaya yang dapat merugikan kepentingan umum dan lingkungan. Jujur, bernurani, dan berkeadilan adalah nilai yang inheren dalam diri analis. Analis mewujudkan nilai semacam ini dengan: a. perilaku kebaikan, misalnya sesama analis memberi kemungkinan pihak lain mendapat akses terhadap sumber daya analisa baik untuk melakukan verifikasi maupun untuk analisa lanjutan b. perilaku hormat pada martabat, misalnya sesama analis harus saling menghormati hak-hak analis untuk menolak ikut serta ataupun menarik diri dalam suatu analisa tanpa prasangka. Perilaku Analis tidak Jujur
Perilaku tidak jujur mencakup baik perilaku tidak jujur dalam analisa maupun perilaku curang sebagai analis. Batasan ini tidak dapat dikenakan pada: pada: a. kejadian yang sejujurnya keliru diungkapkan sebagai pembelajaran agar tidak dilakukan b. pertikaian pendapat sejujurnya memiliki dasar sudut pandang ilmiah c. perbedaan dalam penafsiran data ilmiah yang memiliki acuan ilmiah dalam cara penafsiran d. selisih pendapat berkenaan dengan analisa yang sudah teruji dalam diskusi ilmiah terbuka. Perilaku analis tidak jujur tampak dalam bentuk: a. pemalsuan hasil analisa (fabrication) yaitu mengarang, mencatat dan/atau mengumumkan hasil analisis tanpa pembuktian telah melakukan proses analisa b. pemalsuan data analisa (falsification) yaitu memanipulasi bahan, peralatan atau proses, mengubah atau tidak mencantumkan data atau hasil sedemikian rupa, sehingga analisa itu tidak disajikan secara akurat dalam catatan analisis c. pencurian proses, objek dan/atau hasil (plagirism) dalam mengajukan usul analisa, melaksanakannya, menilainya dan dalam melaporkan hasilhasil suatu analisa, seperti pencurian gagasan, pemikiran, proses, objek dan hasil analisa, baik dalam bentuk data atau kata-kata, termasuk bahan yang diperoleh melalui analisa terbatas (bersifat rahasia), usulan rencana analisis dan naskah orang lain tanpa menyatakan penghargaan d. pemerasan tenaga analis (exploitation) seperti analis senior memeras analis junior untuk mencari keuntungan, kepentingan pribadi, mencari, dan/atau memperoleh pengakuan atas hasil kerja pihak lain e. perbuatan tidak adil (injustice) sesama analis dalam pemberian hak kepengarangan dengan cara tidak mencantumkan nama pengarang dan/atau salah mencantumkan urutan nama pengarang sesuai sumbangan intelektual seorang Peneliti. Analis juga melakukan perbuatan tidak adil dengan mempublikasi data dan/atau hasil analisa tanpa izin lembaga penyandang dana analisa atau menyimpang dari konvensi yang disepakati dengan lembaga penyandang dana tentang hak milik karya intelektual (HKI) hasil penelitian f. kecerobohan yang disengaja (intended careless) dengan tidak menyimpan data penting selama jangka waktu sewajarnya, menggunakan data tanpa izin pemiliknya, atau tidak memublikasikan data penting atau penyembunyian data tanpa penyebab penyebab yang dapat diterima g. pemublikasian analisa sebagai asli dalam lebih dari 1 (satu) saluran (duplication), tanpa ada penyempurnaan, pembaruan isi, data, dan/atau tidak merujuk publikasi sebelumnya. Pempublikasian pecahan-pecahan dari 1 (satu) analisa yang bukan merupakan hasil analisis inkremental,
multi-disiplin dan berbeda-perpektif adalah duplikasi atau salami publication. Analaisis menerima tanggung jawab yang terikat pada kepengarangan bila analisis memberi sumbangan ilmiah bermakna yaitu : a. konsep, rancangan, analisa, dan penafsiran data b. menulis naskah atau merivisi secara kritis substansi penting dan c. mengarang “pendahuluan/prolog” ( sebagai penyunting ) Hak kepengarangan terikat dengan tanggung jawab publik, yaitu: a. analis bertanggung jawabterhadap keseluruhan isi karangan meskipun analis memberikan sumbangan terbatas sesuai dengan bidang keahliannya dalam karangan bersama.. b. Analis bertanggung jawab memahami keseluruhan bagian meskipun bukan keahliannya. c. Analis bertanggung jawab atas pernyataan yang dikemukakan dalam karangan bersama dan pengarang utama adalah individu yang paling bertanggung jawab dalam karangan bersama. Analis menyebarkan informasi tertulis dari hasil penelitiannya yaitu a. Informasi pendalaman pemahaman ilmiah dan/ atau pengetahuan baru yang terungkap dan diperolehnya b. Disampaikan ke dunia ilmu pengetahuan pertama kali dan sekali tanpa mengenal publikasi duplikasi atau berganda atau diulanh-ulang Faktor- faktor yang dapat menimbulkan plagiarisme yaitu: a. Tulisan analis sendiri ( tulisan terdahulunya ) tanpa mengikuti format merujuk yang baku, sehingga dapat saja terjadi autoplagiarisme. b. Informasi atau pengetahuan keilmuan baru, yang diperoleh dari suatu penelitian, menambah khazanah ilmu pengetahuan melalui publikasi ilmiahnya. Karena bila tanpa tambahan informasi atau pengetahuan ilmiah baru, suatu karya tulis ilmiah hanya dapat dipublikasikan “ pertama kali dan sekali itu saja Analis memberikan pengakuan melalui : a. Penyertaan sebagai penulis pendamping b. Pengutipan pernyataan atau pemikiran orang lain c. Ucapan terima kasih yang tulus kepada analis yang memberikan dukungan. Nilai penting yang melekat mele kat pada aspek memberi pengakuan bagi sesorang analis meliputi:
a. Jujur : menolak praktik merekayasa data ilmiah atau memalsukan data ilmiah, bukan saja karena secara moral itu salah ( tidak jujur), tetapi karena praktik ini akan menghasilkan kesalahan-kesalahan, yang mendorong rusaknya iklim kepercayaan yang menjadi dasar kemajuan ilmu pengetahuannya sendiri, seperti mengabaikan hak milik intelektual atas pemikiran dalam urusan penelitian dan menggunakan pemikiran tersebut dalam penelitian sendiri. b. Amanah : dalam etika kepengarangan berlaku ugkapan “penghargaan seharusnya disam paikan pada yang berhak memperolehnya” yang mencakup seputar pengakuan, hormat sesama, gengsi uang, dan hadiah. Ini semua merupakan bentuk penghargaan yang harus sampai ke yang berhak. Prinsip inilah yang menjadi sumber motivasi ilmuwan untuk berkarya berpedoman pada wajib lapor, saling mengisi, mengumpan,dan pengetahuan, seperti analis senior tidak berhak menyajikandata atau hasil karya analis yang mereka supervisi tanpa sepengetahuan dan persetujuan analis yang disupervisi serta tanpa mencatumkan penghargaan c. Cermat : mengupayakan tidak terjadinya kesalahandalam segala bentuk, kesalahan percobaan, kesalahan secara metode, dan kesalahan manusaiwi yang tak disengaja atau disengaja seperti juga kejujura, kecermatan ini juga merupakankunci tercapainya tujuanilmu pengetahuan ,misalnya alih bahasa, saduran dan penerbitan ulang ( republish ataupun reprint) suatu karangan ilmiah yang berguna bagi penybaran (dissemination ) ilmu pengetahuan harus atas scizin penerbit atau pengarangnya. Analis membuka diri terhadap tanggapan yaitu : a. Kritik dan saran dari sesama analis terhadap proses dan hasil penelitian b. Memberika kesempatan dan perlakuan timbal balik yang setara dansetimpal c. Menghormati melalui diskusi dan pertukaran pengalaman dan informasi ilmiah yang objektif Analis melakukan kegiatannya dalamcakupan dan batasan yang diperkenankan oleh hukum yang berlaku Bertindak dengan mendahulukan kepentingan dan keselmatan semua pihak yang terkait dengan penelitiannya berlandaskan tujuan mulia berupa penegakan hak hak asasi manusia dengan kebebasan kebebasan mendasarnya (LIPI 2013).
3.4 Profesi Analisis Kimia
Analisis kimia pada dasarnya menyangkut penentuan komposisi kimiawi suatu materi, yang hal ini dulu menjadi pekerjaan seorang lulusan analisis kimia. Dalam analisis kimia modem aspek-aspeknya meliputi identifikasi suatu zat, elusidasi struktur dan analisis kuantitatif komposisinya. Tugas yang amat sulit
bagi seorang ahli analisis kimia adalah dalam hal menerangkan apakah sesungguhnya analisis kimia itu? Analisis kimia adalah suatu cabang ilmu pengetahuan di mana banyak tenaga tenaga di bidang penelitian telah tumt berperanan dalam pengembangannya. Misalkan metode kromatografi telah ditemukan oleh seorang ahli biokimia, sedangkan metode resonansi magnetik inti atau nuclear magnetic resonance (NMR) dan spektroskopi massa telah dikembangkan pertama kali oleh ahli fisika (Khopkar, S.M., 1990). 1 Prospek kerja lulusan Analisis kimia Di Di dalam Industri Industri Farmasi Industri Farmasi tidak akan lepas dengan istilah kimia dan kimiawi. Begitu di butuhkannya obat-obatan saat ini menjadi alasan kenapa perusahaan Farmasi semakin besar dan besar. Aplikasi atau hal apa saja yang akan dilakukan lulusan analisis kimia dalam industri farmasi, diantaranya adalah: a. Identifikasi obat dan karakterisasi Identifikasi obat dan karakterisasi meliputi bukti dari struktur seperti gugus fungsional, berat molekuler dan struktur molekuler dengan teknik kromatografi inframerah (IR), UV-Visible Spektroskopi (UV), Mass Spectroscopy dan NMR Spektroskopi. b. Kualitas obat Analisis kimia digunakan dalam industri farmasi untuk menganalisis kualitas obat seperti pengujian kadar logam, kotoran manufaktur, produk degradasi, isomer (termasuk stereo isomer dan enantiomer), dan adanya polimorf dapat ditentukan dengan teknik titrasi, HPLC (High Performance Liquid Chromatography), spektrometri massa, kromatografi gas dan Xray Difraksi Spektroskopi. c. Prosedur yang digunakan untuk pengujian bahan baku obat (API) Analisis kimia digunakan untuk pengujian bahan aktif farmasi atau API (Active Pharmaceutical Ingredient) yang digunakan sebagai produk obat. 2 Laboratorium Pekerjaan seorang Analisis kimia di dalam laboratorium adalah untuk menganalisis bahan-bahan kimia sebagai bahan dasar obat-obatan. Obat dibuat berdasarkan basil penelitian dalam laboratorium terhadap proses dan reaksi kimia bahan-bahan yang berkhasiat secara medis terhadap suatu penyakit. Contohnya, etanol atau alkohol digunakan dalam proses pelarutan obat dan sebagai pensteril alat-alat kedokteran. Lokasi kerja analisis kimia meliputi puskesmas, klinik, atau rumah sakit dilakukan di dalam laboratorium. 3
Puskesmas Atau Klinik / Apotek Atau Rumah Sakit
Lulusan analisis kimia diperlukan untuk mengatasi berbagai kasus, seperti uji kesehatan, laboratorium, pembuatan alat pencuci darah, pembuatan materi sintesis pengganti tulang, gigi dan pembuatan obat-obatan. Dalam ilmu kesehatan dan kimia klinis, analisis barbiturat, keracunan makanan, deteksi vanadium, arsen dalam kuku dan rambut dapat dilakukan secara spektroskopi. Analisis kobalt dalam vitamin B12, besi dalam hemoglobin darah dan isolasinya dapat dilakukan dengan teknik elektroforesis atau permeasi gel (gel permeation),dan lain-lain ( Melvin, M.,1987). Analisis kimia di laboratorium rumah sakit menggunakan bahan-bahan kimia untuk mengecek infeksi dalam sampel darah. Penggunaan radiosotop untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit. Misalnya, 131I digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar tiroid. 67Ga digunakan untuk memeriksa kerusakan getah bening. Penggunaan zat-zat kimia (reagent) tertentu untuk mendeteksi ada atau tidaknya virus HIV dalam darah. Untuk mendiagnosis suatu penyakit pada manusia diperlukan suatu analisis kimia, sebagai contoh : tingkat konsentrasi bilirubin dan enzim fosfatase alkali dalam darah menunjukkan adanya gangguan fungsi liver. Tingkat konsentrasi gula dalam darah dan urin menunjukkan penyakit gula. 4
BPOM Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah lembaga pemerintah yang bertugas melakukan regulasi, standardisasi, dan sertifikasi produk makanan dan obat yang mencakup keseluruhan aspek pembuatan, penjualan, penggunaan, dan keamanan makanan, obat-obatan, kosmetik, dan produk lainnya. Badan Pengawas Obat dan Makanan atau disingkat Badan POM adalah sebuah lembaga di Indonesia yang bertugas mengawasi peredaran obat-obatan dan makanan di Indonesia. Lulusan Analisis kimia sangat berperan penting dalam BPOM untuk melaksanakan tugas dalam penelitian, pengawasan dan penjaminan mutu terhadap olahan makanan ataupun obat-obatan yang ada di indonesia, diantaranya berperan dalam : 1. Pengaturan, regulasi, dan standardisasi makanan dan obat-obatan 2. Lisensi dan sertifikasi industri di bidang farmasi berdasarkan cara-cara produksi yang baik 3. Evaluasi produk sebelum diizinkan beredar 4. Post marketing vigilance termasuk sampling dan pengujian laboratorium, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, penyidikan dan penegakan hukum. 5. Pre-audit dan pasca-audit iklan dan promosi produk 6. Riset terhadap pelaksanaan kebijakan pengawasan obat dan makanan
Contoh pekerjaan yang dilakukan lulusan analisis kimia dalam BPOM yaitu metode analisis kosmetik yang terdapat dalam peraturan kepala pengawas obat dan makanan republik indonesia nomor 03.1.08.11.07331 03.1.08.11.07331 tahun 2011, meliputi: a. Identifikasi Asam Retinoat, identifikasi Bahan Pewarna, identifikasi dan penetapan Kadar Hidrokinon, serta identifikasi senyawa Kortiskosteroid dalam Kosmetika secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). (BPOM RI, 2011) b. Penetapan angka kapang khamir dan uji angka lempeng total serta uji efektivitas pengawet dalam kosmetika c. Identifikasi dan penetapan kadar pengawet dalam kosmetika secara kromatografi lapis tipis (klt) dan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). 5
Perusahaan Industri Bahan – bahan kimia yang dicampurkan untuk keperluan berbagai jenis industri ternyata di produksi oleh suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri kimia. Dimana perusahaan ini menggunakan zat-zat kimia yang terlibat dalam proses industri yang terjadi. Peranan Kimia dalam bidang industri banyak sekali diantaranya dalam Industri Petrokimia yang mengolah bahan berasal dari Fraksi minyak bumi seperti Etilen dan Propilen, Industri cat dalam proses pencampuran zat zat sehingga didapat komposisi yang tepat, Industri makanan, Industri minyak bumi dan lain sebagainya. Industri pengolahan limbah dapat dimasuki oleh lulusan Analisis kimia, karena memang lulusan Analisis kimia punya basic relatif kuat dalam pengolahan limbah (waste treatment). Lulusan Analisis kimia seringkali dikatakan dapat merebut kesempatan kerja lulusan Teknik Lingkungan. Lulusan Analisis kimia dapat bekerja di perusahaan , atau di-support system berbagai perusahaan besar, misalnya di unit pengolahan limbah di Oil and Gas Industry. 6 Perminyakan dan pertambangan Lulusan analisis kimia juga bisa bekerja di berbagai perusahaan perminyakan dan pertambangan yang secara umum akan membutuhkan tenaga analis kimia dengan kompetensi yang dimiliki. Salah satunya sebagai sebagai quality control terhadap produk petroleum yang dihasilkan seusai dengan standar yang telah ditetapkan atau tidak Setiap harinya kita menggunakan banyak produk yang beredar di pasaran. Mulai dari sabun mandi, shampoo, pasta gigi, sikat gigi, sabun pencuci piring, detergen, kosmetik dan lain sebagainya. Selain itu, masyarakat juga juga gemar mengkonsumsi berbagai produk makanan dan minuman serta bahan olahan lainnya yang dijual di pasar dan supermarket. Pertanyaan yang sering muncul di benak konsumen adalah, seberapa amankah produk-produk tersebut digunakan
masyarakat? Perlu diketahui bahwa sebelum produk-poduk tersebut beredar di masyarakat, dilakukan pengecekan terhadap keamanan produk tersebut. Pengecekan tersebut dilakukan di bagian laboratorium oleh tenaga analis kimia. Prospek mendalami profesi di analisis kimia salah satunya dibidang perminyakan, dimana pada bidang ini dibutuhkan seorang analis untuk mendukug kualitas minyak yang diperoleh dan penelitian-penelitian di bidang perminyakan lainya. Indonesia saat ini memiliki ribuan perusahaan yang bergerak di berbagai industri seperti makanan, minuman, obat-obatan, minyak dan gas dan lain sebagainya. Perusahaan-prusahaan tersebut memerlukan banyak tenaga analis kimia untuk mendukung keamanan produk yang mereka pasarkan, sehingga seorang analis kimia menjadi ujung tombak untuk menguji kualitas dari produk produk tersebut. Ruang lingkup kerja analis kimia tidak hanya di satu bidang saja, tapi banyak di bidang industri lainnya seperti kesehatan, lingkungan, rumah sakit, obat-obatan (farmasi), makanan, minuman, laboratorium jasa, minyak dan gas dan lain sebagainya. Salah satunya di bidang minyak, secara singkat, dunia industri perminyakan (migas lebih tepatnya) adalah industri yang berbisnis untuk mengangkat cadangan minyak dan gas (hidrokarbon) yang ada dibawah bumi menuju kepermukaan untuk kemudian dijual kepada para konsumen yang membelinya. Industri migas sama dengan industri lainnya, ada produsen, ada barang yang dijual, ada konsumen. konsumen. Sifat dari industri migas adalah industri i ndustri mahal (butuh modal besar), global, dan penuh resiko. Industri migas memerlukan peralatan dan teknologi canggih untuk memastikan keberadaan hidrokarbon dibawah bumi. Selain itu, industry ini juga memerlukan orang-orang yang ahli dibidang spesifiknya, jadi dibutuhkan seorang engineer , ahli konstruksi, ahli pengadaan barang, ahli personalia, dan sebagainya yang terintegrasi membangun sebuah industry migas. Bisnis perminyakan bukanlah hal yang baru lagi didunia ini. Bisnis migas sudah berkembang sejak awal era 1900-an di era Rockafeller dengan Standard Oilnya. Sejak perusahaan Rockefeller dipecah-pecah, setiap perusahaan tersebut berkembang dan berekspansi keberbagai negara dunia ini. Jadi jangan heran, jika saat bekerja di industri migas nanti kita akan bertemu dengan berbagai ras manusia. Ada yang dari Arab, India, Eropa, Amerika, dan lain-lainnya. Minyak dan gas yang diangkat kepermukaan memiliki tekanan tinggi dan mudah terbakar menyebabkan industri ini memiliki operasi dengan resiko yang besar. Hal inilah yang menyebabkan biaya pengangkatannya (lifting (lif ting cost) sangat mahal. Dan karena itu jugalah, orang-orang migas yang bekerja dilapangan secara langsung, selalu memiliki gaji yang sangat tinggi karena mereka bekerja dengan resiko yang sesuai. Prospek kerja untuk profesi analisis kimia bisa juga di bidang kefarmasian. Bidang ini sangat membutuhkan seorang analis, dimana untuk menganalisis obat yang di hasilkan maupun dalam penelitian dalam bidang ini. Tenaga Kefarmasian
sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat mempunyai peranan penting karena terkait langsung dengan pemberian pelayanan, khususnya Pelayanan Kefarmasian. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian telah terjadi pergeseran orientasi Pelayanan Kefarmasian dari pengelolaan obat sebagai komoditi kepada pelayanan yang komprehensif (pharmaceutical care) dalam pengertian tidak saja sebagai pengelola obat namun dalam pengertian yang lebih luas mencakup pelaksanaan pemberian informasi untuk mendukung penggunaan obat yang benar dan rasional, monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhir serta kemungkinan terjadinya kesalahan ( UU RI No 23 thn 1992). Perangkat hukum yang mengatur penyelenggaraan praktik kefarmasian dirasakan belum memadai, selama ini masih didominasi oleh kebutuhan formal dan kepentingan Pemerintah, dan belum memberdayakan Organisasi Profesi dan pemerintah daerah sejalan dengan era otonomi. Sementara itu berbagai upaya hukum yang dengan dilakukan dalam memberikan perlindungan menyeluruh kepada masyarakat sebagai penerima pelayanan, dan Tenaga Kefarmasian sebagai pemberi pelayanan telah banyak dilakukan, akan tetapi dirasakan masih belum memadai karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat cepat tidak seimbang dengan perkembangan hukum. Dalam rangka memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum, untuk meningkatkan, mengarahkan dan memberi landasan hukum serta menata kembali berbagai perangkat hukum yang mengatur penyelenggaraan praktik kefarmasian agar dapat berjalan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perlu mengatur Pekerjaan Kefarmasian dalam suatu peraturan pemerintah ( Peraturan Pemerintahan RI tahun 2009). Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan kefarmasian ini merupakan bagian dari pekerjaan kefarmasian. Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran Obat, pengelolaan Obat, pelayanan Obat atas Resep dokter, pelayanan informasi Obat, serta pengembangan Obat, bahan Obat dan Obat tradisional. Tenaga Kefarmasian sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat mempunyai peranan penting karena terkait langsung dengan pemberian pelayanan, khususnya Pelayanan Kefar masian. Pelayanan Kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan Obat (drug (drug oriented ) berkembang menjadi pelayanan komprehensif meliputi pelayanan Obat dan pelayanan farmasi klinik yang bertujuan untuk meningkatkan meningkatkan kualitas hidup pasien.
4 DAFTAR PUSTAKA
Adams, 2001, Etika 2001, Etika Profesi, Profesi, Jakarta (ID) : Gramedia Azwar DR, Dr Azrul MPH, 1998, Pengantar Administrasi Kesehatan, Kesehatan, Jakarta(ID) : Bina rupa Aksara BPOM, 2011, Peraturan Kepala Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia no 03.1.08.11.07331 03.1.08.11.07331 tahun tahun 2011 . Department Kesehatan RI, 1992, Undang-undang no 23 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Kefarmasian, Jakarta (ID) : Depkes RI Department Kesehatan RI, 2009, Peraturan 2009, Peraturan pemerintah Republik Indonesia no 51 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Kefarmasian , Jakarta (ID) : Depkes RI Khopkar SM, 1990, Konsep 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik , Jakarta (ID) : ill press Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2013, Perka LIPI tentang Kode Etik Peneliti no 06/E/2013, 06/E/2013, Jakarta (ID) : LIPI Melvin M, 1987, Electrophoresis Analytical Chemistry by Open Learning , Chichester : John wiley & Sons. Suriani, 2008, Etika 2008, Etika Kebidanan, Kebidanan, Jakarta (ID) : EGC