KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena nikmat dan kesempatan yang diberikannya sehingga makalah berjudul “Etika dan Hukum Operasi Plastik (Payudara) ” ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini terselesaikan tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Dr.dr. Burhanuddin Bahar, MS selaku dosen mata kuliah yang telah membimbing dan mengarahkan jalannya pembuatan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan. Penulis memohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang. Makassar, 1 Januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1 1.3 Tujuan..............................................................................................................1 1.4 Manfaat ...........................................................................................................2 BAB II ISI 2.1 Tinjauan Pustaka..............................................................................................3 2.2 Pengertian Operasi Plastik...............................................................................3 2.3 Sejarah Operasi Platik.....................................................................................4 2.3 Jenis-Jenis Operasi Plastik..............................................................................5 2.4 Hasil-Hasil Peneltian ......................................................................................7 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Operasi Plastik dari Segi Biologi...................................................................10 3.2 Operasi Plastik dari Segi Budaya...................................................................11 3.3 Operasi Plastik dari Segi Hukum...................................................................12 3.4 Operasi Plastik dari Segi Etika.......................................................................12 3.5 Operasi Plastik dari Segi Agama....................................................................13 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan......................................................................................................17 4.2 Saran................................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA
18
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Di dalam masyarakat modern seperti di barat, kebutuhan dan aspirasi masyarakat menempati kedudukan yang tinggi, sehingga berdasarkan hal itu suatu produk hukum yang baru dibuat. Masalah operasi plastik telah lama dipertimbangkan oleh kalangan kedokteran dan para praktisi hukum di negara-negara barat. dan pandangan masyarakat tentang bedah plastik berorientasi hanya pada masalah kecantikan (estetik), seperti sedot lemak,
memancungkan
hidung,
mengencangkan
muka,
dan
lain
sebagainya.
Sesungguhnya, ruang lingkup bedah plastik sangatlah luas. Tidak hanya masalah estetika, tetapi juga rekonstruksi, seperti pada kasus-kasus luka bakar, trauma wajah pada kasus kecelakaan, cacat bawaan lahir (congenital), seperti bibir sumbing, kelainan pada alat kelamin, serta kelainan congenital lainnya. Namun bukan berarti nilai estetika tak diperhatikan. Di Indonesia ini juga pernah dibahas yang melibatkan para ahli kedokteran ahli hukum positif dan hukum Islam. Mengenai pembahasan operasi plastik ini masih terus diperdebatkan. Dengan adanya makalah ini, penulis berharap dapat mengungkapkan suatu pandangan komprehensif mengenai operasi plastik menurut hukum Islam. 1.2.
Rumusan Masalah Apa pengertian operasi plastik? Bagaimana sejarah operasi plastik? Bagaimana pandangan operasi plastik dari segi biologi? Bagaimana pandangan operasi plastik dari segi budaya? Bagaimana pandangan operasi plastik dari segi hukum? Bagaimana pandangan operasi plastik dari segi etika? Bagaimana pandangan operasi plastik dari segi agama?
1.3.
Tujuan Untuk mengetahui pengertian operasi plastik. Untuk mengetahui sejarah operasi plastik. Untuk mengetahui pandangan operasi plastik dari segi biologi. Untuk mengetahui pandangan operasi plastik dari segi budaya. Untuk mengetahui pandangan operasi plastik dari segi hukum. Untuk mengetahui pandangan operasi plastik dari segi etika. Untuk mengetahui pandangan operasi plastik dari segi agama.
1.4.
Manfaat Kita dapat mengetahui pengertian, sejarah operasi plastik dan pandangan operasi dari berbagai segi.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Operasi plastik (plastic surgery) atau dalam bahasa Arab disebutjirahah attajmil adalah operasi bedah untuk memperbaiki penampilan satu anggota tubuh yang nampak, atau untuk memperbaiki fungsinya, ketika anggota tubuh itu berkurang, hilang/lepas, atau rusak. Bedah Plastik merupakan suatu cabang Ilmu Bedah yang mengerjakan operasi Rekonstruksi dan Estetik. Istilah ”Plastik” sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu plasticos yang berarti dapat diubah/dibentuk, bukan dengan menggunakan bahan dari plastik, tetapi dengan menggunakan bahan dari tubuh sendiri (lemak, tulang rawan, kulit, dll) atau bahan artificial (implant) seperti silikon padat untuk memancungkan hidung atau silikon gel untuk membesarkan payudara (Umami, 2006).
Tindakan pembedahan ini dilakukan berdasarkan ilmu pengetahuan kedokteran khususnya di bidang bedah plastik , sehingga pembedahan ini harus dilakukan oleh seorang dokter spesialis bedah plastic (Umami, 2006). Operasi plastik ini dapat dilakukan untuk mempercantik atau memperbaiki anggota badan. Selain itu operasi plastik juga dilakukan dengan tujuan kesehatan, misalnya pada kasus luka bakar, sehingga ada bagian tubuh yang rusak. Maka untuk memperbaiki kerusakan tersebut dianjurkan melakukan operasi plastic (Oswari, 1994). Operasi wajah dan sedot lemak adalah dua macam operasi plastik yang paling diminati oleh pasien wanita. Sebelum memutuskan untuk melakukan operasi plastik, alangkah baiknya jika calon pasien mengetahui prosedur operasi plastik sebagai bahan pertimbangan (Umami, 2006). 2.2. Pengertian Secara Bahasa dan Para Ahli Bedah plastik adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang bertujuan untuk merekonstruksi atau memperbiki bagian tubuh manusia melalui operasi kedokteran. Bedah plastik, berasal dari bahasa Yunani, yaitu “plastiko” yang berarti “membentuk” atau “memberi bentuk”. Ilmu ini sendiri merupakan cabang dari ilmu bedah yang bertujuan untuk mengembalikan bentuk dan fungsi normal dan menyempurnakan bentuk denan proporsi yang lebih baik. Jenis bedah plastik secara umun dibagi dua jenis: pembedahan untuk renokstruksi dan pembedahan untuk kosmetik (estetik). Yang membedakan operasi rekonstruksi dan estetik adalah dari tujuan prosedur pembedahan itu sendiri. Pada operasi rekonstruksi diusahakan mengembalikan bentuk/ penampilan serta fungsi menjadi lebih baik atau lebih manusiawi setidaknya mendekati kondisi normal. Pada operasi estetik, bentuk tubuh kurang harmonik (misalnya, hidung pesek), maka diharapkan melalui operasi bedah plastik estetik didapatkan bentuk tubuh yang mendekati sempurna. Tindakan pembedahan sendiri didasarkan ilmu pengetahuan kedokteran khususnya mengenai luka dan proses penyembuhan yang berjalan alami. Penyembuhan luka dapat berlangsung sampai 12 bulan, dengan akan meninggalkan bekas luka, disinilah peran bedah plastic, dalam upaya menyembunyikan bekas luka sayatan atau meninggalkan bekas luka yang samar. Bedah plastik biasanya memang bertujuan untuk mempercantik atau memperbaiki satu bagian didalam anggota badan, baik yang nampak atau tidak, degan cara ditambah,
dikurangi atau dibuang, sehingga anggota tubuh tampak lebih indah dan disebut “operasi yang disengaja”. Namun selain untuk kecantikan, bedah plastik juga dilakukan untuk tujuan kesehatan. Misalnya pada kasus tertentu, ada orang yang mengalami luka bakar atau terkena air keras., sehingga ada bagian tubuhnya yang rusak. Maka untuk memperbaiki kerusakan ini, dianjurkan melalukan bedah plastik, yang dikenal dengan “operasi tanpa ada unsur kesegajaan”. 2.3. Sejarah Operasi Plastik Bedah plastic adalah penemuan lama dari sejarah umat manusia, tercatat sejarah operasi plastic sudah ada sejak tahun 2000 SM di India dan Mesir. Bukti teks medis lainnya adalah Sushruta Samhita yang ditulis oleh dokter asal India Achaya Sushrut tahun 600 SM. Di belahan dunia yang lain, operasi plastic juga berkembang sekitasr abad pertama masehi, dokter romawi juga telah mempraktekkan bedah untuk mengubah tubuh. Bedah plastic biasanya dilakukan pada gladiator yang tubuh atau wajahnya rusak. Beberapa metode yang digunakan dalam praktek pengurangan payudara dan rekonstruksi telinga, bibir dan hidung menjadi bukti untuk operasio plastic. Setelah jatuhnya roma, pada akhir abad ke 3 M, kemajuan operasi plastik berhenti beratus-ratus tahun. Selama abad pertengahan dan Raenaissance, agama Kristen melarang setiap jenis perubahan bedah untuk tubuh. Kemudian pada tahun 1500-an, sebuah terobosan dalam bedah plastic terjadi. Di Sisilia, Italia, Gasparo Tagliacozzi bereksperimen bedah rekonstruksi dengan melakukan cangkok kulit untuk hidung. Namun, kemajuan itu terhalang oleh pengaruh gereja, teknologi anestesi membuat operasi plastik sangat menyakitkan. Plastik di Indonesia dirintis oleh Prof. Moenadjat Wiratmadja. Setelah lulus sebagai spesialis bedah dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1958, beliau melanjutkan pendidikan bedah plastik di Washington University / Barnes Hospital di Amerika Serikat hingga tahun 1959. Sepulang dari luar negeri, beliau mulai mengkhususkan diri dalam memberikan pelayanan pada umum dan pendidikan bedah plastik pada mahasiswa dan asisten bedah di FKUI/RSCM. Pada tahun 1979 beliau dikukuhkan sebagai profesor dalam ilmu kedokteran di FKUI. Profesor Moenadjat Wiratmadja wafat pada tahun 1980. 2.4. Jenis – Jenis Bedah Plastik a). Cosmetic Surgery / Bedah Kosmetik
Bedah kosmetik adalah bagian dari bedah plastik yang lebih ditujukan untuk nilai estetika daripada fungsinya. Bedah kosmetik biasanya dilakukan untuk menunjang penampilan para wanita agar terlihat semakin menarik. b). Facelift Dilihat dari namanya saja, Anda mungkin sudah tahu kalau facelift adalah operasi untuk mengencangkan kulit. Tidak hanya itu, facelift juga dapat meghilangkan kerutan pada wajah. Tapi perlu Anda ketahui, tidak semua facelift akan berhasil dengan baik pada setiap wanita yang sudah berumur. Facelift akan berhasil dengan baik untuk wanita dengan struktur tulang wajah sempurna dan mempunyai kulit yang tipis. Contohnya, Demi Moore yang melakukan facelift untuk membuat penampilannya lebih menarik dan terlihat lebih muda dari usia sebenarnya. c). Rhinoplasty Ingin hidung pesek menjadi lebih bangir, merubah ukuran hidung, atau ingin hidung yang bengok menjadi lurus. Rhinoplasty adalah operasi untuk memperbaiki hidung sesuai dengan keinginan Anda. Selain bertujuan untuk memperbaiki penampilan, rhinoplasty bisa membantu jalan pernafasan yang terhambat. Hidung akan terlihat indah dan sempurna. d). Eyelid Surgery Mata adalah salah satu daya tarik dari penampilan seorang wanita. Kita melihat dunia dengan mata, begitupun juga dunia melihat kita melalui mata. Eyelid surgery dibuat untuk mengangkat lemak serta mengencangkan kulit dan otot di sekitar mata. Prosedur ini akan membuat Anda terlihat lebih fresh. Perubahan kecil pada mata juga membuat penampilan Anda terlihat lebih muda dan vibrant. Kandidat ideal untuk eyelid surgery adalah Anda yang mempunyai kelopak mata kecil dan turun atau mempunyai kantung mata. Operasi ini banyak dilakukan mereka yang menginginkan mata indah dan seakan berbicara. Tapi perlu Anda ketahui juga kalau eyelid surgery tidak akan menghilangkan garis atau kerutan di sekitar mata, atau menghilangkan warna hitam dibawah mata. e). Cheek Implant Operasi ini berguna untuk menambah tinggi tulang pipi. Untuk sebagian orang, tulang pipi tinggi seperti supermodel akan menambah nilai kecantikan pada dirinya. Operasi ini dilakukan dengan memasukkan silikon lewat rongga mulut. Pipi tembem
atau chubby juga bisa dihilangkan dengan menyedot lemak di bagian pipi dan mengencangkan ototnya. f). Liposuction Suatu cara menghilangkan lemak tubuh dengan cara membuat lubang kecil pada kulit dan mengeluarkan lemak tersebut dengan tenaga vakum. Hasil yang ditimbulkan memang sepadan, perut akan terlihat lebih ramping dan langsing. Namun jangan anggap prosesnya sesederhana itu. Sakit yang tersisa pasca operasi bukan main rasanya. Setelah operasi ini Anda juga pada akhirnya harus tetap mengontrol makan serta olahraga. g). Breast Augmentation Breast Augmentation adalah operasi untuk merubah ukuran payudara dengan menggunakan silikon. Hal ini bisa mengembalikan kembali bentuk payudara setelah melahirkan, atau merubah ukuran payudara sesuai keinginan Anda. Namun sebelum buru-buru melakukan operasi jenis ini, lebih baik Anda pastikan apakah hal ini benar-benar Anda butuhkan. h). Lip Augmentation Bibir digunakan untuk berbicara, tersenyum hingga mencium seseorang yang Anda sayangi. Beberapa orang mungkin sudah puas dengan bibir yang mereka punya, tapi ada juga yang menginginkan bibir lebih penuh dan sexy. Karena faktor umur, banyak wanita yang sudah kehilangan volume di bibirnya dan mulai mendapat kerutan di bibir. Lip augmentation bisa membantu mengembalikan bentuk bibir serta membuatnya penuh, seksi and more luscious. i). Botox Botulinum Toxin atau biasanya disebut Botox adalah injeksi tanpa operasi yang bersifat sementara untuk mengurangi kerutan pada dahi, seputar mata dan kerutan pada bagian leher. Banyak wanita juga melakukan Botox untuk mengurangi migrain dan keringat berlebih. Proses Botox memakan waktu sekitar 20 menit, dan hasilnya akan terlihat dalam 2 sampai 7 hari. Botox biasanya bertahan hingga empat bulan. Botox Cosmetic dapat digunakan oleh berbagai wanita segala umur. Hasil terbaik adalah pada wanita yang masih mempunyai tanda-tanda minimal penuaan. Botox disarankan pada pasien yang mempunya kerutan pada wajah dan leher, punya motivasi untuk mempunyai
penampilan yang lebih baik, punya harapan yang realistis dan sebaiknya tidak merokok, mengkonsumsi alkohol atau menggunakan obat-obatan terlarang. Botox mempunyai beberapa efek samping seperti garis kecil atau kulit menjadi kemerahan setelah melakukan injeksi, tapi biasanya hal ini akan hilang dalam beberapa hari. Sakit kepala ringan juga akan dialami pasien yang melakukan injeksi di bagian dahi. Beberapa injeksi bahkan bisa menyebabkan sakit otot ringan atau pegal-pegal, namun hal ini juga bersifat sementara (satu sampai tiga minggu). j). Real Beauty Jika Anda memutuskan untuk melakukan bedah kosmetik jangan lupa untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya lebih dahulu. Jangan pernah melakukan bedah kosmetik untuk kepentingan sosial. Coba tanya diri Anda sekali lagi, apakah Anda melakukan bedah kosmetik demi kepuasaan diri sendiri atau demi kepuasan pihak lain. Karena definisi kecantikan yang sesungguhnya adalah kecantikan dari dalam diri. 2.5. Hasil – Hasil Penelitian 1. Data statistik yang dilansir oleh International Society of Plastic Surgery, menunjukkan berbagai operasi plastic yang diminati pada tahun 2010.
Dari diagram 1 yang ditampilkan, berbagai jenis operasi plastic yang terjadi ditahun 2010 menunjukkan bahwa operasi plastik jenis Lipoplasty atau sedot lemak merupakan jenis yang paling banyak diminati. Sedangkan Abdominoplasty merupakan jenis operasi
plastic yang kurang diminati terbukti dengan hasil yang ditunjukkan pada diagram 1 dengan persentase 11%. Alasan yang terjadi dengan maraknya tindakan operasi plastik ini didasari dengan keinginan untuk memperbaiki penampilan fisik yang dituntut oleh kehidupannya. Mayoritas pasien bedah plastik merupakan kaum perempuan namun tidak sedikit pula pasien laki-laki yang melakukan bedah plastic. 2. Berdasarkan data statistic American Society of Plastic Surgeon tahun 2009 di amerika. Dengan dilakukannya penelitian ini bertujuan agar dapat diketahui, masyarakat amerika sendiri lebih banyak terjadinya tindakan operasi plastic pada perempuan atau laki-laki dan pada usia berapakah pasien operasi plastik terbanyak.
Dari diagram 2 dapat diketahui bahwa wanitalah yang paling banyak melakukan operasi plastic di amerika sebesar 73% namun tidak menutup kemungkinan pula adanya pasien laki-laki yang melakukan tindakan operasi plastic ini, sedangkan dari pengamatan usia ternyata usia yang paling mbanyak melakukan tindakan operasi plastik di amerika pada tahun 2009 yaitu berada pada usia 25-34 tahun. 3. Pengamatan yang dilakukan pada tahun 2008 di Jakarta mengenai kecemasan body image pada perempuan dewasa tengah yang melakukan bedah plastik estetik, pengamatna ini dilakukan terhadap 3 sumber yang ketiganya wanita. Ketiga subjek ini melakukan tindakan yang beragam. Jika dilihat dari tabel 1 menunjukkan bahwa pasien yang melakukan tindakan operasi plastik di penelitian ini berada pada kisaran umur 35-47 tahun.
Subjek J melakukan operasi plastic pada hidung disaat usianya 35 tahun,
sedangkan subjek K melakukan operasi plastic pada kantung matanya saat usianya 39 tahun dan subjek L melakukan tindakan operasi sebanyak 2 kali yaitu pada usia 39 tahun dimana ia melakukan perubahan pada kelopak matanya dan kemudian pada usia 47 tahun ia melakukan operasi plastic kembali pada bagian payudaranya. Untuk lebih jelas bisa diamati pada tabel 1.
BAB III PEMBAHASAN Operasi plastik kini bukanlah suatu hal yang langka untuk kita dapatkan informasinya, dibuktikan dengan banyaknya selebriti atau bahkan masyarakat biasa yang ingin tampil lebih sempurna maka banyak yang melakukan tindakan operasi plastic yang memang instan untuk sekarang ini, namun tidak mengetahui dampak buruk yang ditimbulkan. Kami mencoba untuk menguraikan sedikit penjelasan mengenai operasi plastik yang di pandang dari berbagai segi kehidupan yaitu dari segi biologi, budaya, hokum, etika dan agama. 3.1. Operasi Plastik Dari Segi Biologi Dari segi biologi, kami memandang bahwa operasi plastik merupakan tindakan yang bukan seharusnya diminati karena jika sifatnya darurat saja maka operasi plastik ini layak untuk dilakukan. Dalam proses operasi plastik selalu melibatkan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat. Untuk menghasilkan suatu teknologi canggih yaitu operasi plastik digunakan sains sebagai proses untuk menemukannya. Jadi dengan kata lain
bahwa sains sebagai proses dan produk, teknologi sebagai objek yang digunakan dan masyarakat sebagai subjek. Sedangkan lingkungan merupakan sarana pendukung dalam melakukan operasi plastik. Lingkungan yang higinies merupakan salah satu factor utama penentu keberhasilan operasi plastik. a. Liposuction (sedot lemak) tidak akan menghilangkan selulit. Operasi sedot lemak memang membuat tubuh kita semakin ramping, terutama bagian tubuh yang membandel terhadap diet dan olahraga. Namun bila kita melakukan sedot lemak itu berarti kita mengurangi cairan dalam tubuh kita, itu berarti bukan membuat selulit dalam tubuh kita hilang akan tetapi kulit tubuh kita semakin berkerut. b. Liposuction dapat menyebabkan kematian jika cairan yang disedot terlalu banyak. Menurut dokter ahli bedah plastic di Amerika mengemukakan bahwa jumlah lemak yang boleh disedot setiap oprasi sebanyak 6 pon, bila lebih dari itu bisa menyebabkan fatal pada pasien.
c. Semua operasi plastik akan menimbulkan rasa sakit. Tentunya setiap tindakan bedah plastic akan menimbulkan rasa sakit karena
pembedahan
membesarkan
atau
ataupun
menggunakan
mengecilkan
payara,
sinar
laser.
penggunaan
Misalnya sinar
laser
operasi untuk
mengurangi kerutan diwajah. d. Kegagalan operasi dapat mengancam nyawa. Metode dan jenis pembedahan yang dilakukan okter sangat menentukan keberhasilan saat pembedahan juga kesesuaian prosedur operasi, jenis operasi ataupun sterilisasi alat yang digunakan. e. Kerusakan dalam organ tubuh. Tidak semua organ tubuh kita bisa dibedah untuk direkonstruksi, karena ada beberapa tempat organ tubuh kita yang sangat rawan bila kita tetap melakukan pembedahan. Missal operasi pembedahan bokong yang akan di beri silicon untuk memperbesar bokong sangat tinggi resikonya. Bokong sangat rawan karena bokong sering kita gunakan untuk duduk dan kemungkinan silicon yang berupa cairan dalam bokong itu akan pecah bila kita gunakan duduk secara
terus menerus. Juga akan mengakibatkan silicon bergeser ketempat yang sering kita tidak untuk duduk. 3.2. Operasi Plastik Dari Segi Budaya Dahulu, operasi plastik dianggap sebagai kegiatan medis yang tidak aman dan memiliki banyak resiko. Tetapi kini, dengan kemajuan ilmu kedokteran dan teknologi yang canggih, operasi dapat dilakukan dengan rendah resko dan hasil yang memuaskan. Sehingga tidak mengejutkan jika setiap tahun jumlah pasien operasi plastik semakin meningkat. Banyak wanita yang telah membuktikan bahwa operasi dapat menjadi alternatif yang baik untuk memperoleh kecantikan wanita yang mereka idamkan. Mulai dari melakukan liposuction atau sedot lemak, neck lift, tummy tuck hingga face lift. Menurut beberapa pendapat dari sebuah survei, banyak yang mengatakan bahwa operasi plastik sangat tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Mayoritas warga Negara Indonesia yang beragama muslim bahkan menentang operasi plastik, mereka berpendapat operasi plastik bertolak belakang dengan budaya Indonesia, dan dengan melakukan operasi tersebut seperti memperbesar payudara, merubah bentuk hidung, merubah bentuk bibir dan sebagainya, berarti seseorang telah merubah ketentuan ciptaan Tuhan pada dirinya sendiri. Jika diambil kesimpulan, sebenarnya operasi plastik bisa sesuai dengan budaya Indonesia apabila dalam praktek operasionalnya memenuhi norma-norma dan adat budaya yang ada di Indonesia. 3.3. Operasi Plastik Dari Segi Hukum Dari segi hukum, operasi plastik dipandang sebagai suatu hal yang diperbolehkan dilakukan apabila ditujukkan untuk pemulihan kesehatan, mengembalikan fungsi badan akibat kecelakaan atau cacat, dan hanya dilakukkan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan yang dapat dipertanggungjawabkan yang hanya dilakukan tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Hal ini sesuai Undang Undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan. Di Indonesia memang tidak ada peraturan perundangan yang melarang seseorang untuk melakukan operasi plastik. Sehingga tidak ada hukuman yang dijatuhkan bagi pelaku tindakan operasi plastic. 3.4. Operasi Plastik Dari Segi Etika
Berbicara tentang etika tentu tidak dapat dipisahkan dari moral, yang menyangkut aturan baik dan buruk. Setiap masyarakat memiliki standar moralitas yang pada dasarnya berfungsi melindungi diri baik di lingkungan sosial maupun masing-masing individu. Setiap masyarakat berhak melakukan apa saja yang dianggapnya baik, seperti halnya dalam melakukan operasi plastik. Meskipun dengan tujuan kecantikan, selama dalam batas kewajaran, hal tersebut boleh-boleh saja. Yang dimaksud batas kewajaran adalah hasil dari operasi plastik itu bukan untuk tujuan pornografi. Batas-batas yang disebut pornografi pun sebenarnya masih menjadi pro dan kontra di masyarakat. Orang-orang sering mengira definisi dari kebebasan adalah dapat berpikir dan bertindak semaunya. Menurut Rudolf Stener, kebebasan ada 2 yaitu kehendak bebas dan kebebasan yang bertanggung jawab. Dalam fenomena kehendak bebas, otoritas moral tidak lagi bersumber dari masyarakat, keluarga aaaatau kitab suci, melainkan hati sanubari seorang individu. Apapun keputusan untuk melakukan satu hal bergantung pada dirinya. Jadi dalam hal ini berarti setiap orang bebas melakukan operasi plastic selama dirinya berkehendak. Sedangkan menurut teori kebebasan yang bertanggung jawab, melakukan operasi plastic diperbolehkan selama resiko yang ditimbulkan dari operasi tersebut benar-benar dapat dipertanggung jawabkan terhadap dirinya sendiri dan tidak merugikan orang lain. Artinya sgala macam resiko buruk yang kemungkinan terjadi siap diterima. Dalam mengambil keputusan ini, tentunya seseorang juga perlu berpikir matang, karena yang dimaksud bertanggung jawab dalam hal ini didasarkan otoritas di luar dirinya (peraturan, ideologi dan nilai kelompok). Di Indonesia memang tidak ada peraturan perundangan yang melarang seseorang untuk melakukan operasi plastic. 3.5. Operasi Plastik Dari Segi Agama a). Hukum Menurut Agama Islam Kalau bedah plastik yang bersifat bedah rehabilitasi. Maka itu dianjurkan dalam islam. Sebab itu mutlak dibutuhkan . misalnya bibir sumbing atau kasus dimana seseorang memiliki wajah tidak lagi berbentuk layaknya orang yang normal. Bayangkan kalau orang tersebut tidak dioperasi, hal itu akan menjadi beban fisik dan psikologis tersendiri baginya. Sedangkan jika kasusnya merubah-rubah ciptaan allah. Hal itu jelas melampaui batas kewajaran. Allah telah mengingatkan agar jangan sampai melebihi batas seperti dalam firman berikut:
Artinya: “Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani israil, bahwa: barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya dan barang siapa syang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rosul-rosul kami dengan (membawa) keterangan-ketarangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi” (Al-Maidah 32). Baik untuk seseorang melakukan operasi plastik untuk memperbaiki kecacatannya maupun variasi bentuk organ tubuhnya dengan syarat: bilamana dilakukan perbaikan akan menyebabkan peningkatan mutu kehidupan (quality of life) orang tersebut, sementara bilamana tidak dilakukan perbaikan akan menyebabkan gangguan pada orang tersebut baik dalam bentuk masalah fisik, fungsi kerja, psikologis, atau emosinya. Secara umum, agama Islam mengharamkan operasi plastik tanpa indikasi yang kami sebutkan di atas, yaitu yang dilakukan semata-mata untuk tujuan memamerkan keindahan belaka, karena yang demikian itu adalah perbuatan yang dilandasi atas bujuk rayu Setan. Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 118-119 menyatakan:
.....Syaithan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya). Dan saya benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benarbenar memotongnya, dan akan saya suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benarbenar mereka mengubahnya". Barangsiapa yang menjadikan syaithan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata... (An Nisa:118-119). b). Hukum Menurut Agama Budha Bedah plastik menurut Buddha (Buddhisme), hal ini tidak melanggar sila sepanjang memiliki tujuan yang positif atau bukan untuk penipuan. Pandangan agama Buddha setuju apabila bedah plastik untuk pengobatan, misalnya: bibir sumbing, luka bakar, atau penyakit kulit yang akibat dari kecelakaan maupun bawaan sejak lahir melainkan bukan agar kelihatan awet muda terus. Buddhisme tidak melarang bedah plastik, tetapi apabila kita melakukan bedah untuk tujuan mempercantik diri berarti itu kurang sesuai dengan ajaran Buddha, karena hal tersebut telah muncul Lobha (keserakahan/ melekat pada objek). Jika bedah plastik itu berjalan dengan lancar dan hasilnya bagus, kita akan semakin melekat padanya. Tetapi apabila bedah plastik itu tidak berjalan dengan lancar atau hasilnya menjadi buruk dari yang sebelumnya, maka akan menimbulkan
Dosa (kebencian/menolak objek). Apabila hal tersebut sudah terjadi maka akan timbul Moha (kebodohan batin) yang selalu mengikutinya. c). Hukum Menurut Agama Kristen Protestan Subyek perangkat tambahan kosmetik hanya samar-samar disebutkan dalam Alkitab. Untungnya bahwa tidak adanya intruksi langsung tidak meninggalkan kita tak berdaya. Seperti setiap area kehidupan yang lain, Allah telah memberikan prinsip-prinsip yang diperlukan yang akan memandu melalui keputusan pribadi tentang kosmetik meningkatkan prosedur ekstrim atau sebaliknya. d). Hukum Menurut Agama Katolik Bedasarkan
beberapa
kitab
dapat
disimpulkan
bahwa
bedah
plastik
diperbolehkan dalam agama katolik, jika untuk langkah penyembuhan entah secara fisik untuk merekonstruksi bagian tubuh akibat cacat bawaan atau kecelakaan. Tentu asalkan prosedurnya tidak menimbulkan resiko kerusakan pada tubuh setelah pembedahan. Namun, bedah plastik tidak dapat diizinkan jika itu merusak kebaikan lebih besar daripada apa yang dapat dicapai, dan apabila tujuan dan prosedurnya secara mendasar tidak dapat diterima secara moral, seperti transgender/ ganti jenis kelamin. Tanggapan di berikut memang bukan tanggapan yang baku, karena tidak ada dokumen Gereja Katolik yang secara tegas mengatur hal bedah kosmetik. Namun semoga dengan prinsip dasar di atas, kita dapat, dengan hati nurani yang bersih menentukan penilaian tentang hal ini, sesuai dengan keadaan dan kasusnya. Dengan prinsip ini, silakan sang dokter dan calon pasiennya itu menilai, dengan hati nuraninya masing-masing, apakah tindakan operasi kosmetik itu dapat/ layak dilakukan. e). Hukum Menurut Agama Hindu Pemahaman mengenai operasi plastik untuk setiap agama pastilah sama, yakni operasi plastik adalah usaha untuk merubah bentuk tubuh sebagian atau keseluruhan pada bagian tubuh tertentu untuk tujuan pribadi (kecantikan) ataupun merupakan tindak lanjut dari upaya medis (dengan penyebab yang beraneka ragam, seperti kecelakaan, operasi karena kerusakan beberapa bagian permukaan tubuh oleh berbagai penyebab, dan antisipasi dari beberapa penyakit yang menyebabkan amputasi). Akan tetapi untuk
ajaran agama Hindu sendiri, telah disebutkan dengan jelas bahwa larangan untuk mengubah bentuk tubuh untuk alasan apapun dilarang. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa operasi plastik tidak diperbolehkan. 4. Operasi dan Implantasi Payudara Gaya hidup modern dengan berbagai konsekuensinya membuat seseorang harus dapat beradaptasi dengan baik. Tapi jalan adapatasi itulah yang kadang salah kaprah diambil dan diterapkan. Krisis ketidakpercayaan diri membuat pihak tertentu melalui jalan pintas untuk mendapatkannya. Salah satunya adalah Implan Payudara. Padahal resiko yang ditimbulkan sangat membahayakan dan berakibat fatal jika salah memilih dan tidak bisa merawat dan menjaganya. Padahal konon payudara adalah salah satu aset penting wanita yang dapat menunjang penampilan, sehingga tak jarang kaum hawa yang melakukan berbagai macam cara agar payudaranya nampak indah nan menarik. Implan payudara juga trend dikalangan artis baik artis dalam atau luar negeri, mereka mungkin melakukan implan payudara untuk memenuhi kebutuhan pasar alias untuk menjaga karir mereka.
Kebanyakan mereka melakukan implan untuk memperbesar
payudara, karena konon makin besar makin menarik Bisa dikalkulasikan dengan hitungan kasar bahwa Implantasi Payudara menghabiskan dana yang tidak sedikit. Puluhan hingga ratusan juta harus rela dikeluarkan demi keindahan dan kepuasan estetik organ (payudara). 4.1. Definsi Sebelum menjelaskan lebih lanjut tentang Implantasi Payudara, penulis terlebih dahulu mengurai definisi Implan. Implan adalah suatu peralatan medis yang dibuat untuk menggantikan struktur dan fungsi suatu bagian biologis dengan jalan operasi bedah plastik. Permukaan implan yang kontak dengan tubuh bisa terbuat dari bahan biomedis seperti titanium, silikon, atau apatit ataupun bahan lain tergantung pada fungsinya. Pada kasus tertentu implan mengandung perangkat elektronik seperti jantung buatan. Beberapa implan bersifat bioaktif, seperti perangkat transfer obat dalam bentuk pil yang dapat diimplan. Pada bidang Ortopedi (bedah tulang;ilmu penyembuhan tulang dan persendian), implan adalah perangkat yang ditempatkan sebagai pengganti tulang untuk menyangga fraktur. Dalam konteks ini, implan dapat ditempatkan di dalam tubuh (internal) ataupun di luar tubuh (eksternal). Implan dental adalah salah satu contoh perangkat medis yang melanggar batasan implan internal atau eksternal. Dari sini dapat dikaitkan dengan lebih spesifik lagi mengenai pengertian Implan Payudara. Implan Payudara ialah suatu peralatan medis yang dibuat untuk menggantikan struktur dan fungsi bagian payudara dengan jalan operasi bedah plastik (estetika).
Sedangkan untuk implantasi payudara itu sendiri adalah proses dimana peralatan medis yang dibuat untuk menggantikan struktur dan fungsi bagian payudara dengan jalan operasi bedah plastik (estetika). 4.2. Macam-macam Implantasi Payudara Terdapat empat metode irisan (incision), berdasar tempat yang diiris atau dibedah dan akan menjadi jalan masuknya implan payudara. Keempat metode irisan terebut adalah, peri-areolar incision, inframammary fold incision, transaxillary incision, dan TUBA (trans-umbilical breast augmentation) incision. Peri-areolar incision atau juga disebut nipple incision merupakan metode irisan yang paling umum pada operasi pembesaran payudara. Irisan puting ini akan memungkinkan penempatan implan di otot sub-glandular, sub-pectoral, atau submuscular. Pemasangan dan pelepasan implan payudara dapat dilakukan dengan metode irisan peri-areolar, bahkan saat keadaan terjadi komplikasi. Irisan dilakukan pada garis pertemuan atau garis batas antara lingkaran areola yang lebih gelap dengan kulit payudara. Lokasi irisan di garis pertemuan ini memungkinkan bekas operasi menjadi samar karena warna areola yang juga kemerahan atau kecoklatan. Biasanya, jika dengan irisan peri-areolar, implan akan dimasukkan dengan cara digulung. Implan terlindung pembungkus yang mencegah terjadinya kontak implant dengan bakteri di rongga susu (lactiferous sinus) yang dapat memicu terjadinya kontaminasi jamur paska operasi. Setelah implant terpasang, pembungkus akan ditarik keluar. Namun ada juga yang menggunkan pre-filled implant. Satu kelebihan utama pemasangan
implan
dari metode irisan ini adalah kinerja
yang
dekat
dengan
payudara,
sehingga
ketepatan penempatan implan sangat besar keberhasilannya. Inframammary fold incision merupakan satu metode lain bagi dokter untuk melakukan irisan pada operasi pembesaran payudara. Seperti halnya pada irisan peri-areolar, irisan ini juga memungkinan untuk dilakukan ketiga tipe penempatan implant (sub-glandular, subpectoral, atau sub-muscular). Begitu juga dengan pemasangan dan pelepasan implan, dapat dilakukan melalui irisan di bawah lekukan bawah payudara ini. Irisan dilakukan di lekukan bawah payudara. Posisi yang tersembunyi akan menyamarkan bekas irisan. Setelah irisan dibuat, implan akan dimasukkan dari bawah. Pada irisan ini
pembungkus implant tidak diperlukan karena posisi irisan tidak mengenai saluran susu. Saat pembesaran telah terjadi dan si empunya ingin lebih besar lagi, biasanya terdapat ketidaksesuaian posisi puting. Nah, biasanya dokter bedah akan melakukan irisan baru di sekitar puting dan menyempurnakan posisi puting agar lebih ke tengah. Irisan dilakukan di lekukan bawah payudara. Posisi yang tersembunyi akan menyamarkan bekas irisan. Setelah irisan dibuat, implan akan dimasukkan dari bawah. Pada irisan ini pembungkus implant tidak diperlukan karena posisi irisan tidak mengenai saluran susu. Salah satu kelemahan dari metode ini ini, meski kecil peluangnya, dapat terjadi penempatan implan yang kurang pas posisinya, sehingga dokter akan melakukan bedah perbaikan. 4.3. Proses Implantasi Payudara Tergantung pada keinginan pasien akan penampilan akhir, operasi pemasangan implant ini dapat melalui prosedur yang sederhana hingga sangat kompleks. Setelah persiapan pra-operasi, pembedahan dimulai dengan melakukan irisan untuk masing-masing implant. Irisan dilakukan seminimal mungkin untuk menghasilkan bekas irisan yang minimal dan samar jika dilihat. Begitu irisan dibuat, dokter bedah harus melakukan irisan sesuai dengan jalur jaringan payudara hingga sampai tujuan dimana implant akan dipasang. Setelah jalur dibuat, jaringan dan atau otot
(tergantung
penempatan
implant)
harus
disisihkan
untuk
menciptakan ruang atau kantong untuk menempatkan implant. Disinilah keahlian dokter bedah plastik berperan. Ketika memutuskan ruang untuk implant, dokter harus sudah dapat memprediksi bagaimanakah penampilan payudara nantinya, ketika implant dimasukkan ke dalam payudara. Untuk pembesaran payudara yang ekstrim, pembedahan juga melakukan prosedur re-posisi puting, menyesuaikan belahan dada, dan serta menciptakan lekukan baru di bawah payudara. Pada beberapa kasus, operasi pembesaran disertai dengan prosedur mastopexy atau pengangkatan
payudara
(payudara
dibuat
lebih
terangkat,
tidak
melorot). Bedakan dengan mastectomy yang dalam bahasa Indonesia juga diartikan pengangkatan payudara dimana pay udara diambil, dibuang
karena kanker. Untuk membantu dalam proses penentuan posisi implant, dokter bedah akan menggunakan sizer atau disposable implant implant sekali pakai. Sizer adalah implat sementara yang dengan pirantinya akan menjadi implant untuk tes penempatan, penentuan ukuran dan jumlah cairan implant yang diisikan. Setelah dianggap pas, implant sementara ini akan dikeluarkan dan payudara dan diganti dengan implant yang permanen. Kantong implant yang digunakan ada yang disebut inflatable implant. Jika dokter menggunakan kantong implant ini, maka saat akan dimasukkan kantong akan digulung seperti rokok dan dimasukkan melalui lubang irisan di payudara. Tidak masalah irisannya ada di mana Begitu kantong implant dipasang, irisan segara ditutup (dijahit). Langkah akhir sang dokter adalah menyuntikkan cairan saline-pengisi kantong implant dengan jumlah cc-cairan sesuai dengan yang sebelumnya telah dicobakan dengan sizer. Jika pasien lebih memilih pre-filled implant (implant yang telah terisi cairan sebelum dipasang), irisan yang dilakukan akan lebih lebar. Karena di dimasukkan adalah kantong yang telah terisi cairan, pembedahan membutuhkan irisan yang lebih panjang untuk menciptakan ruang bagi kantong implant. Ruang yang lebih longgar ini untuk menghindari adanya lipatan kantong saat dimasukkan. Ukuran bukan hanya dipertimbangkan
saat
satu-satunya
seseorang
akan
aspek
memasang
yang
harus
implan.
Untuk
mencapai hasil yang paling aman dan terlihat alami, implan payudara dibuat dengan berbagai sifat atau atribut fisik. Atribut pertama adalah Bentuk Implan payudara dibagi menjadi 2 (dua), yaitu bulat (round) dan berkontur (contoured). Implan yang bulat atau bundar merupakan tipe yang paling umum digunakan. Banyak wanita memilih implan bentuk ini karena menurut mereka akan membuat payudara terangkat, lebih penuh dan membentuk belahan dada yang aduhai. Namun, bagi sebagian wanita, menganggap bahwa implan berbentuk bulat ini secara visual “terlalu menipu”,
sehingga mereka memilih untuk mencari
alternative yang lebih terlihat alami. Implat berkontur memiliki bentuk anatomis menyerupai “butir air mata” (disebut juga tear-drop shaped
implant) untuk mendekati bentuk asli payudara. Implan berkontur awalnya dikembangkan untuk rekonstruksi payudara namun pada akhirnya berkembang menjadi popular di dunia “pembesaran payudara” bagi wanita yang menginginkan bentuk payudara besar yang lebih alami.
Untuk
memperloleh
bentuk
dan
hasil
yang
paling
baik,
dibutuhkan konsultasi antara dokter dan pasien berkenaan dengan: a. Anatomi tubuh pasien b. Banyaknya jaringan dalam payudara pasien c. Dimana implan akan dipasang akan payudara (terdapat 3 posisi) d. Irisan yang akan dilakukan untuk memasukkan implan Yang perlu dipahami adalah dibanding pemilihan bentuk implan, penempatan implan memiliki efek yang jauh lebih besar pada hasil akhir. Hasil akhir dalam hal ini bukan melulu penampilan, tapi juga komplikasi ikutan
sesaat setelah operasi ataupun keluhan jangka
panjang. Kendati menggiurkan, implan payudara, harus dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. Tak hanya faktor kesehatan saja, namun fisik seseorang juga turut menentukan keberhasilan prosedur ini. "Ukuran implan payudara yang umum dipilih ialah 200-260-300. Kalau orang yang tubuhnya pendek jangan pakai implan besar. Kalau memiliki tinggi tubuh 170 sentimeter, maka bisa melakukan implan payudara di atas 300," kata Dr Deby Susanti Vinski, Presiden Perfect Beauty Aesthetics & Anti-Aging Medicine saat berbincang dengan okezone melalui telepon selulernya. 4.4. Tujuan Implantasi Payudara Terdapat berbagai alasan mengapa sebagian wanita memutuskan untuk
melakukan
bedah
plastik
payudara.
Penampilan
memang
sangatlah penting, apalagi bagi kaum wanita. Sering kali kaum wanita merasa minder karena mendapati kekurangan di dalam dirinya. Tidak jarang juga demi mengikuti trend mode kaum wanita rela melakukan apa saja tanpa memikirkan resikonya. Salah satunya adalah Operasi payudara atau implan payudara, hal ini sering menjadi jalan bagi sebagian wanita untuk memperindah bentuk gunung kembarnya. Agar lebih cantik dan lebih pede alias percaya diri. Bagi beberapa pasien bedah plastik, perubahan sekecil apapun dapat menimbulkan
efek psikologis yang luar biasa. Gaya hidup payudara besar bisa menjadi beban bagi wanita. Aktivitas sederhana seperti jogging dan menari bisa menjadi tidak praktis lagi dan menjadi penghambat. Payudara yang terlalu besar juga bisa menyebakan sakit di leher. Sehingga solusi paling jitu untuk mengatasi hambatan-hambatan itu semua adalah dengan jalan Implan Payudara. 4.5. Contoh Pelaku Implantasi Payudara dan Hasilnya Penampilan Malinda Dee, tersangka kasus pembobolan bank, yang bertubuh sintal dengan ukuran payudara besar menimbulkan spekulasi di kalangan masyarakat mengenai kemungkinan ia melakukan operasi pembesaran payudara. Terlepas dari apakah MD, inisial untuk Malinda Dee
memang
penampilan
melakukan
tubuhnya,
bedah
prosedur
kosmetik
untuk
pembesaran
memperbaiki
payudara
(breast
augmentation) termasuk dalam bedah plastik yang populer di Indonesia. Memberpesar payudara dengan menggunakan suntik silikon memang sudah banyak memakan korban. Spekulasi masyarakat tentang MD ternyata benar adanya. Ia kini menderita. Ia mengaku menderita radang payudara
hingga
mendapat
perawatan
di
RS
Polri
Kramatjati.
Rekomendasi dokter bagi Melinda yakni akan menjalani operasi yang diduga untuk mengambil sebagian cairan silikon yang masih bersarang di payudaranya. Sunggu ironi kejadian ini. Minat masyarakat yang semakin besar untuk melakukan perbaikan pada tubuhnya diakui oleh dr.Laurentius Ariawan, Sp.BP, dokter bedah plastik dari Clinique Suisse Jakarta. "Dalam sebulan biasanya saya melakukan implan payudara pada 3-4 pasien. Tapi pada bulan tertentu bisa 10 pasien sebulan," katanya ketika dihubungi Kompas.com. Menurut dr.Ariawan, jika dilakukan oleh dokter yang berkompeten pada bedah plastik, operasi implan payudara tergolong aman.
"Prosesnya harus betul-betul steril dan implan yang
dipakai haruslah yang terbuat dari gel silikon, bukan yang cair," katanya. Silikon cair tesebut adalah zat berbahaya karena sebenarnya pelumas atau minyak mesin dan berbahaya jika masuk ke dalam
jaringan tubuh. "Dua tahun pertama mungkin bentuknya masih bagus, tapi setelah itu akan terlihat melebar dan menggelambir. Perhatikan saja orang yang melakukan pemancungan hidung dengan silikon cair," katanya. Untuk implan payudara, bahan yang dipakai adalah silikon berbentuk gel yang akan teraba seperti payudara asli. Kendati begitu silikon gel ini juga bermacam-macam jenisnya. "Mau yang murah atau yang mahal ada. Tapi yang murah-murah itu biasanya gampang pecah. Implan yang bagus adalah yang dasarnya padat tetapi terasa lunak," papar dokter yang mengambil spesialiasi bedah plastik di Belgia ini. Untuk perempuan Indonesia yang rata-rata berpayudara kecil, biasanya dokter menggunakan implan berukuran 400-500 cc. Implan payudara yang berkualitas baik biasanya bisa bertahan hingga 20 tahun. "Kalau implan yang murah atau buatan China 3 tahun harus diganti," imbuhnya. Walaupun menggunakan implan, namun menurut dr.Ariawan payudara tetap bisa peka pada rangsangan, bahkan tidak menggangu proses pemberian ASI. "Jika ukurannya implannya cukup besar pada awalnya memang agak kurang peka tapi dalam 6 bulan biasanya sudah biasa
lagi," ujarnya. Sayangnya
prosedur
menambah ukuran payudara ini relatif mahal. Untuk sepasang payudara yang Anda idamkan, sedikitnya Anda harus merogoh kocek sekitar 40 juta rupiah. Kasus implan meletus juga pernah menimpa seorang wanita Inggris, Lindsey
Easeman.
Tahun
lalu,
wanita
27
tahun
ini
menjalani
pengangkatan payudara setelah implan di payudara bagian kanan meletus sehingga meradang dan membentuk benjolan, tepat setahun pascaoperasi. 4.6. Dampak Positif dan Negatif Implantasi Payudara Dokter bedah plastik ternama asal Brazil yang kini berpraktik di Singapura, Dr Marco Faria-Correa, mengatakan, “Dokter bedah yang baik harus menginformasikan pada calon pasien keuntungan dan resiko dari bedah plastik. Misalnya terdapat resiko komplikasi dan munculnya keloid.” Dia menambahkan, “Pencangkokan payudara yang terlalu berat secara artifisial, juga bisa berdampak buruk bagi punggung dan tubuh.
Selain itu, bra pendukung yang dipakai oleh mereka akan bertambah ketat sehingga, menyebabkan pundak sakit.” Menurut penelitian, salah satu resiko implan payudara yang fatal adalah keengganan untuk memberikan ASI kepada buah hatinya. Padahal jika ditelaah lebih lanjut, wanita yang melakukan implan payudara masih bisa tetap memberikan ASI ekslusif. "Jika seorang wanita percaya bahwa menyusui akan mempengaruhi penampilan
payudaranya
menjadi
lebuh
buruk,
maka
itu
akan
mengurangi peluangnya untuk sukses menyusui," jelas Dr. Norma Cruz, penulis studi dari American Society of Plastic Surgeons (ASPS). Beliau juga menuturkan "Masuk akal jika pasien pembesaran payudara khawatir mengenai efek menyusui pada tampilan payudaranya, karena mereka telah menginvestasikan waktu dan uangnya pada payudara. Meski beberapa bukti menunjukkan payudara lebih melorot pada setiap kehamilan, namun untuk menyusui tampaknya tidak memberi efek buruk pada wanita dengan atau tanpa implan payudara." Padahal laporan
Departemen
Kesehatan
untuk
kesehatan
wanita
telah
menunjukkan bahwa menyusui tidak hanya membantu memperkuat ikatan antara ibu dan anak, tetapi juga telah dikaitkan dengan sejumlah manfaat kesehatan bagi wanita, termasuk mengurangi risiko diabetes tipe 2, kanker payudara, kanker ovarium dan depresi. ASI juga membantu
anak
membangun
sistem
kekebalan
tubuh
dan
memerangipenyakit. Resiko lain dari operasi implan payudara adalah menghalangi deteksi
normal
kanker
payudara.
Meski
melakukan
pemeriksaan
mamografi, X-ray, atau bahkan pemindaian USG dilakukan, implan tetap bisa menyembunyikan tumor atau lesi yang mencurigakan. Beberapa wanita juga ditemukan mengalami hilangnya sensasi di daerah sekitar puting setelah operasi payudara. Hilangnya sensasi ini ada yang sementara namun banyak juga yang permanen. Komplikasi pada umumnya didasarkan pada modus pilihan operasi implan. Juga harus diingat bahwa tidak ada implan yang akan bertahan selamanya. Implan payudara, entah karena pecah atau komplikasi lainnya, dapat diganti atau diangkat. Jika implan diangkat, payudara mungkin akan
mengalami
pengerutan,
kendur,
serta
kehilangan
jaringan
asli
payudara, sehingga akan terjadi perubahan bentuk pada payudara. Food and Drug Administration (FDA), lembaga pengendali peredaran obat dan makanan Amerika Serikat, mengumumkan kecurigaan adanya hubungan antara implan payudara dengan satu jenis kanker yang tergolong langka. Jenis kanker yang disebut limpoma anaplastik sel besar, itu menyerang kelenjar getah bening dan kulit. Dilaporkan serangan kanker ini biasanya mulai muncul dari jaringan luka yang muncul disekitar implan. 4.7. Perspektif Hukum Islam Kasus Implan Payudara ini menggunakan Manhaj Qiyas. Seluk-beluk tentang Qiyas itu sendiri akan dijelaskan oleh penulis secara ringkas. Berikut keterangannya. Pengertian Qiyas adalah : !لحاق أمر غير منصوص بأمر منصوص لتشتراكهما في العلة ‘Illah ialah alasan keberadaan hukum tertentu. Prosedur penemuan ‘illah dinamakan Ta’lil al-Hukm. Tahap-tahap Ta’lil al-Hukm : 1. Al-Sabru (Identifikasi) 2. Al-Taqsim (Klasifikasi) Al-Mundhabith (Konkrit) Ghair al-Mundhabith (Abstrak) 3. Tanqih al-Manath (Membersihkan
‘Illah)
yakni
dengan
mengambil ‘illah yang konkrit saja. 4. Tahqiq al-Illah (Penentuan ‘Illah) Sebelum menjelaskan lebih jauh tentang macam-macam dari implantasi payudara, penulis terlebih dahulu akan membincang tentang taksonomi kebutuhan yang terbagi menjadi tiga kelompok. Pertama, kebutuhan
Dharuriy
(primer)
seperti
transplantasi
hati.
Kedua,
kebutuhan Hajiy (sekunder) semisal operasi bibir sumbing. Dan yang terakhir adalah kebutuhan Tahsiniy (tersier) contohnya memasang tato. Selanjutnya pada istinbath kasus ini, penulis mengklasifikasikan implantasi payudara demi mendapatkan keindahan, kecantikan dan kemolekan semata pada tataran kebutuhan yang bersifat Tahsiniy. Sehingga
diqiyaskan
dengan
hadits
yang
menjelaskan
tentang
menyambung rambut. Berbeda lagi apabila implantasinya itu dilakukan
atas permintaan suami, maka metode istinbath yang digunakan adalah istihsan dengan al-ashlunya ialah khitan. Dengan demikian, Al-far’unya adalah Implantasi Payudara demi keindahan, kecantikan dan kemolekan semata. Adapun dalil al-Qur’an yang digunakan untuk al-Ashlunya disini adalah Qs. An-Nisa’ 119 “Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya[351], dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya[352]". Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. [351] Menurut kepercayaan Arab jahiliyah, binatang-binatang yang akan
dipersembahkan
kepada
patung-patung
berhala,
haruslah
dipotong telinganya lebih dahulu, dan binatang yang seperti ini tidak boleh dikendarai dan tidak dipergunakan lagi, serta harus dilepaskan saja. [352] Mengubah ciptaan Allah dapat berarti, mengubah yang diciptakan Allah seperti mengebiri binatang. ada yang mengartikannya dengan meubah agama Allah. Sementara al-Ashlu dari al-Haditsnya yaitu Hadits riwayat Bukhari dan enam ahli hadits lainnya dari Ibnu Mas’ud yang artinya : “Allah mengutuk wanita tukang tato, yang meminta tato, menghilangkan bulu muka, dan meminta menghilangkannya, dan wanita yang memanggur giginya, yang semuanya itu dikerjakan untuk maksud kecantikan dengan mengubah cipataan Allah.” Yang lebih dispesifikkan lagi pada masalah menyambung rambut. Sehingga Hukm al-Ashlunya adalah Haram. Di dalam tafsir Al-Qurthubi disebutkan bahwa beberapa perbuatan manusia yang diharamkan karena merubah ciptaan Allah seperti mengebiri, homo seksual, lesbian, mairil, sodomi, menyambung rambut, panggur, membuat tato, mencukur alis, dan men-tahannut (tasyabuh); artinya seorang pria berpakaian dan bertingkah laku seperti wanita ataupun sebaliknya.” Ta’lil Al-Hukminya sebagai berikut :
1. Al-Sabru
:
mensyukuri
Membahayakan nikmat
Allah
diri,
penyambungan,
SWT.,menentang
tidak takdir,
menghambur-hamburkan uang, meubah ciptaan Allah SWT., Al-Dhulm. 2. Al-Taqsim a. Al-Mundhabith
:
Penyambungan,
menghambur-
hamburkan uang, merubah ciptaan Allah SWT. b. Ghair Al-Mundhabith : Membahayakan diri,
tidak
mensyukuri nikmat Allah SWT., menentang takdir, aldhulm. 3. Al-Tanqih : penyambungan, menghambur-hamburkan uang, dan merubah ciptaan Allah SWT. 4. Al-Tahqiq: Penyambungan. 5. Isytirak ‘Illah keduanya (al-Far’u dan al-Ashlu ) adalah samasama adanya penyambungan. Erat kaitannya dengan Implantasi Payudara disini adalah kriteria dalam memilih calon istri, yakni ada empat kriteria : harta, hasab, kecantikan, dan agama. Sorotan utama konteks ini pada kriteria kecantikan. Kecantikan yang dimaksud adalah alami, bukan manipulatif dan rekayasa sedemikian rupa. Implikasinya dari Implantasi Payudara bagi wanita yang belum menikah adalah kebohongan besar bagi suaminya ketika masuk dalam jalinan rumah tangga. Sang suami bisa saja menggugat si istri karena merasa dibohongi atas tindakan tersebut. Dan ini dilakukan hanya demi kecantikan semata dan agar tampil lebih menarik. Secara tersurat, hal itu memiliki implikasi hukum haram. Dalam kaidah Ushul Fikih secara tegas menyatakan : درء المفا سد مقد م علي جلب المصالح “Mencegah kerusakan lebih diprioritaskan ketimbang memetik kemaslahatan ” Kalau dilihat dari aspek manfaat dan madharatnya, Implantasi Payudara jelas banyak mengandung madharat dibanding dari aspek manfaat dan kemaslahatannya, apalagi dilakukan tanpa alasan yang jelas dan hanya untuk kepentingan egoistis pribadi seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Demi kecantikan, komersial dan estetika. Madharatnya (dampak negatif) telah dijelaskan sebelumnya yang amat bervarian macamnya.
Islam melihat bahwa kecantikan (daya tarik) itu tidak hanya terlihat dari aspek jasmaniah, tetapi dari ruhaniahnya juga, yaitu aspek kepribadian dan akhlak budi pekertinya bukan ukuran kecantikan, kemolekan, keindahan, sekis, sensual dan glamourisme. Berbeda apabila dihubungkan dengan kewajiban istri kepada suami yang harus mentaati suaminya adalah kasus jika Implantasi Payudara merupakan
perintah
dan
permintaan
dari
suami,
maka
hal
itu
diperbolehkan dengan jalan istihsan, pilihan al-ashlunya adalah pada masalah khitan. Tapi seyogyanya suami mempertimbangkan secara matang terlebih dahulu permintaan dan perintah tersebut dengan mempelajari semua dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari Implantasi Payudara.
BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Operasi plastik (plastic surgery) atau dalam bahasa Arab disebutjirahah at-tajmil adalah operasi bedah untuk memperbaiki penampilan satu anggota tubuh yang nampak, atau untuk memperbaiki fungsinya, ketika anggota tubuh itu berkurang, hilang/lepas, atau rusak. oprasi plastik pertama kali terjadi di India dan Mesir pada tahun 2000 SM. eksperimen pertama terjadi di Italia dengan teknik yang digunakan ialah teknologi anestesi dimana proses operasi plastik sangat menyakitkan. jenis-jenis operasi plastik sangat beragam, mulai dari sedot lemak, pengecilan perut, operasi hidung, operasi bibir, dan kelopak mata. jika dipandang dari berbagai segi baik biologi yang memandang operasi plastik bukan memperbaiki tapi akan merusak tubuh. dari segi hukum, operasi plastik sama sekali tidak dilarang dalam undang undang. segi etika, berurusannya dengan moral. sedangkan dari segi agama, beberapa memandang bahwa operasi plastik di perbolehkan jika ditujukan untuk pengobatan tapi tidak jika ditujukkan untuk mempercantik diri. tentunya akan ada dampak dari setiap hal yang dilakukan termasuk tindakan operasi plastik. Dianjurkan bagi para wanita untuk selalu berolah raga secara teratur serta mengkomsumsi makanan dan minuman yang bergizi, terutama sayur-sayuran dan buahbuahan agar tubuhnya sehat, energik dan indah, sehingga dikemudian hari bisa membahagiakan suaminya. Bagi wanita yang mempunyai payudara normal, walaupun kadang tidak ideal, hendaknya bersyukur kepada Allah atas nikmat tersebut. Sekali-kali tidak dibolehkan untuk melakukan operasi payudara, kecuali kalau payudaranya cacat atau terkena penyakit, maka dalam keadaan seperti ini dibolehkan untuk melakukan operasi dalam batas-batas kewajaran, dan tidak melampaui batas. Tetapi yang paling baik tentunya wanita tersebut bersabar dengan apa yang diberikan Allah kepadanya, selama hal tersebut tidak mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Mudahmudahan Allah membimbing kita kepada jalan-Nya yang lurus.
4.2. Saran Semakin maraknya kejadian operasi plastic yang dilakukan kalangan selebrita ataupun masyarakat umum semoga tidak membuat kita tertarik untuk melakukannnya. Syukuri apa yang telah Tuhan berikan, karena Tuhan telah menciptakan makhlukNya dengan sebaik-baikNya.
DAFTAR PUSTAKA Oswari, Jonatan. 1994. Anestesiologi. EGC: Jakarta. Wahab, Samik A. 1996. Ilmu Kesehatan Anak. EGC: Jakarta. Lituhayu, Cahaya. 2012. Pengaruh Warna Terhadap Psikologi Pengguna Dalam Perancangan Fasilitas Bedah Plastik Estetik. ITB: Bandung. Umami, Vidhia. 2006. Ilmu Bedah. Erlangga: Jakarta. Gunawan, Rinawati dan Amanah Anwar. 2013. Kecemasan Body Image Pada Perempuan Dewasa Tengah Yang Melakukan Bedah Plastik Estetik. Universitas Esa Unggul: Jakarta. Adrianto, Petrus dan Timan, I.S. 1992. Buku Ajar Bedah. EGC: Jakarta. Prasetya, Dedi. 2013. Pandangan Agama Terhadap Masalah Kesehatan Di Masyarakat. STIKES Bina Usada: Bali.