PNEUMOKONIOSIS
1.
a.
Pengertian
Pneumokoniosi Pneumokoniosiss adalah sekelompok sekelompok penyakit penyakit yang disebabkan disebabkan karena inhalasi inhalasi debu organik organik tertentu. Beberapa jenis debu jika terinhalasi dalam kadar yang ukup banyak kedalam paru akan menimbulkan reaksi !ibrosis."Irman Soemantri#$%%&'
b.
Pneumokoniosis adalah penyakit paru(paru kronis yang menghirup berbagai partikel debu. Khus Khusus us di temp tempat at kerj kerjaa indu indust stri ri untuk untuk jangk jangkaa )aktu )aktu yang yang lama lama ting tingkat kat kepar keparah ahan an dari dari pneumokoniosis tergantung pada apa jumlah *atnya."risalika+,Maret.blogspot.om' Para pneumooniosis adalah penyakit yang disebabkan oleh menghirup debu anorganik dan merupakan subset dari penyakit paru kerja# yang juga termasuk gangguan yang disebabkan oleh menghirup gas# uap# dan bahan organik. Berbagai bentuk pneumokoniosis memiliki memiliki nama spesi!ik# tergantung pada substansi dihirup "mis. silikosis# -sbestosis# talosis'.
Maam(maam Pneumokoniosis a.
Pneumokonios Pneumokoniosis is pada pekerja pekerja batu bara disebut disebut juga dengan /Blak /Blak 0ung1 0ung1 berbeda dengan absestosis dan silikosis. Maka pada pneumokoniosis yang disebabkan oleh batu bara jarang menimbulkan !ibrosis.
b.
Pneumokoniosis karena talk disebut juga dengan /talkosis1 keluhan klinis yang terjadi tergantung pada konsentrasi talk dan atau tidak ada mineral yang lain yang dapat didalam talk.
.
Pneumokonios Pneumokoniosis is oleh berbagai berbagai debu adalah pneumokoniosi pneumokoniosiss yang terjadi terjadi karena ampuran ampuran debu talk silikosis# absestosis dan sebagainya.
2enis yang paling umum pneumokoniosis adalah pneumokoniosis pekerja Batubara 3# Silikosis# -sbestosis# -sbestosis# dan pneumooniosis jinak. 4ersebut# terbukti dengan nama mereka# pneumooniosis ini disebabkan karena menghirup debu tambang batubara# debu silika# dan serat asbes serata menghirup debu dalam jumlah besar tapi bersi!at jinak. Biasanya# dibutuhkan )aktu beberapa tahun ini pneumooniosis untuk mengembangkan dan menampakkan diri. Namun# kadang(kadang# terutama dengan silikosis# dapat berkembang ukup epat# dalam )aktu singkat sedang terkena sejumlah besar debu silia. 5alam bentuk yang parah mereka# pneumooniosis sering mengakibatkan penurunan dari aat# paru(paru# dan bahkan kematian sebelum )aktunya. 4erlepas 4erlepas dari pneumooniosis disebutkan di atas# ada juga jenis lain seperti berylliosis# karena menghirup debu berilium# !ibrosis bauksit# karena mengh irup debu bauksit6 siderosis# karena menghirup debu besi6 byssinosis# karena menghirup debu kapas. Beberapa jenis lain dari debu yang pneumokoniosis menyebabkan adalah aluminium# barium# antimon# gra!it# kaolin# talk# mika# dan sebagainya. -da juga jenis dikenal sebagai ampuran pneumokoniosis(debu.
Sejauh kesehatan masyarakat yang bersangkutan# pneumokoniosis benar(benar penyakit buatan manusia# yang dapat diegah dengan kontrol debu yang memadai dan alat pelindung di
tempat kerja.
Mengingat di ba)ah ini adalah deskripsi dari beberapa jenis umum pneumokoniosis
1. Coal Workers' Pneumoconiosis (Pekerja pneumokoniosis Batubara)
Pekerja pneumokoniosis Batubara 2uga dikenal sebagai penyakit paru(paru hitam# hal ini disebabkan karena sedang terkena partikel karbon dari batubara# lampu hitam# atau gra!it untuk jangka )aktu lama# dan biasanya terjadi antara penambang batu bara dan orang(orang yang menangani batubara. 7al ini mirip dengan e!ek merokok untuk jangka panjang silikosis )aktu dan juga# disebabkan oleh menghirup debu silia. Ketika debu batu bara yang dihirup untuk jangka )aktu yang lama# itu menumpuk di paru(paru# dimana tubuh tidak mampu menghapus. 7al ini menyebabkan radang paru(paru# yang kemudian mengakibatkan !ibrosis bersama dengan lesi nodular terbentuk di paru(paru# dan akhirnya# pusat(pusat lesi ini bahkan dapat menjadi nekrotik karena iskemia# menyebabkan rongga ukuran besar di paru(paru. Meskipun a)alnya# ini jenis pneumokoniosis mungkin terjadi di da lamnya bentuk ringan# disebut sebagai anthraosis# yang biasanya tanpa gejala# dan terjadi antara orang(orang yang mendiami daerah perkotaan karena polusi udara# namun bentuk yang lebih serius pneumokoniosis pekerja batubara# seperti 3pneumokoniosis serta pekerja batubara rumit3 sederhana pneumokoniosis pekerja batubara terjadi ketika seseorang terkena sejumlah besar karbon atau debu batu bara. Karena tingkat penurunan debu di tambang batubara ba)ah tanah serta peningkatan pertambangan openast telah mengakibatkan penurunan pneumokoniosis pekerja batubara. 2. Asbestosis:
7al ini disebabkan karena inhalasi mineral berserat yan g terbuat dari asbes. paparan dimulai dengan baggers# yang menangani asbes dengan mengumpulkan mereka dan kemasan mereka# untuk pekerja yang membuat produk dari mereka seperti bahan isolasi# semen# dan ubin# dan orang(orang bekerja di industri perkapalan# dan pekerja konstruksi. Biasanya diperlukan )aktu sekitar $% tahun# atau lebih# untuk gejala pneumokoniosis asbes untuk me)ujudkan itu sendiri. 3.ilicosis:
pneumokoniosis jenis ini terjadi pada orang yang menangani silika# umumnya kuarsa# yang ditemukan dalam batu pasir# pasir# granit# batu tulis# beberapa jenis tanah liat# dan sebagainya. Orang(orang yang memiliki jumlah yang paling terkena silika adalah mereka yang membuat produk gelas dan keramik# pekerja tambang# pekerja pengeoran# pabrik silika# pembangun tero)ongan# penambang# dan sandblasters. Silikosis mengakibatkan !ibrosis dalam paru(paru# yang semakin meningkat# dan merusak !ungsi paru(paru 7al ini diperburuk pada orang yang merokok. !ilikosis Akut!
Penyakit dapat timbul dalam beberapa minggu# bila pekerja terpapar dengan konsentrasi sangat tinggi. Perjalanan penyakit sangat khas# yaitu gejala sesak napas yang progresi!# demam# ba tuk dan penurunan berat badan setelah paparan silia konsentrasi tinggi dalam )aktu relati! singkat. 0ama paparan silia berkisar antara beberapa minggu hingga 8 atau , tahun. Kelainan 9aal paru yang timbul adalah restriksi berat dan hipoksemia disertai penurunan kapasitas di!usi.
!ilikosis "ronik!
Kelainan pada penyakit ini mirip dengan pneumokoniosis pekerja tambang batubara# yakni terdapat nodul yang biasanya dominan di lobus atas. Bentuk silikosis kronik paling sering ditemukan# terjadi setelah paparan $% hingga 8, tahun oleh kadar debu yang relati:e rendah. Pada stadium simple# nodul di paru biasanya keil dan tanpa gejala; minimal.
&?' dari +?@ pekerja yang diteliti ditemukan silikosis sebanyak +#+A dan diduga siliosis +#?. Pada tahun +>>+ penelitian pada $%% pekerja pabrik semen ditemukan dugaan silikosis sebanyak ?. Perbedaan angka yang didapat# diduga karena perbedaan kualitas !oto thora=# dan kadar silika bebas dalam debu yang memapari pekerja.
!ilikosis #erakselerasi!
Bentuk kelainan ini serupa dengan silikosis kronik# hanya saja perjalanan penyakit lebih epat dari biasanya# menjadi !ibrosis masi!# sering terjadi in!eksi mikobakterium tipikal ; atipik. Setelah paparan +% tahun sering terjadi hipoksemia yang berakhir dengan gagal napas.
$. Pneumokoniosis %inak ( Benign Pneumoconioses)
adalah suatu penyakit yang terjadi akibat adanya sejumlah besar debu di dalam paru(paru# yang si!atnya jinak. 5ebu yang terhirup adalah debu di udara yang pada proses inhalasi tertahan di paru(paru. 2umlah debu yang tertimbun tergantung kepada lamanya pemaparan# konsentrasi debu di dalam udara yang terhirup# :olume udara yang dihirup setiap menitnya dan si!at perna!asannya.
Perna!asan yang lambat dan dalam# enderung akan mengendapkan lebih banyak debu daripada perna!asan yang epat dan dangkal. 5ebu di dalam paru(paru menyebabkan suatu reaksi jaringan# yang jenis dan lokasinya ber:ariasi# tergantung kepada jenis debunya.
2.
Anatomi &isiologi
Pernapasan atau respirasi adalah suatu peristi)a tubuh kekurangan oksigen# kemudian oksigen yang berada diluar tubuh dihirup "inspirasi' melalui organ(organ peernapasan# dan pada keadaan tertentu bila tubuh kelebihan karbondioksida maka tubuh berusaha untuk mengeluarkannya dengan ara menghembuskan napas# sehingga terjadi keseimbangan antara oksigen dan karbondioksida dalam tubuh. Sistem pernapasan terdiri dari 7idung# 9aring# 0aring# 4rakea# Bronkus# -l:eoli# -l:eolus# paru(paru#pleura. Paru(paru terdiri dari , lobus# kanan A lobus dan kiri$ lobus. Paru(paru dan dinding dada dalam keadaan normal memiliki struktur yang elasti dan terdapat airan tipis yang memisah paru(paru dan dinding dada. Posisi paru(paru dengan mudah bergesar pada dinding dada. Paru(paru merupakan strukrur yang elasti yang dapat mengempis seperti balon bila tidak ada kekuatan untuk mempertahankan pengembangannya se)aktu mengeluarkan semua udaranya. 3.
tiologi Penebab
Pneumokoniosis bisa disebabkan oleh terhirupnya debu logam besi# perak;kaleng dan barium. Siderosis terjadi sebagai akibat dari terhirupnya oksida besi# baritosis terjadi karena menghirup barium dan stannosis terjadi karena terhisapnya unsur(unsur perak. Pemaparan debu besi terjadi pada proses penambangan# penggilingan dan pemotongan logam. 4erhirupnya debu besi# perak maupun barium# menyebabkan perubahan struktur paru yang sangat ringan sehingga hanya menimbulkan sedikit gejala. 4etapi reaksi jaringan ini bisa terlihat pada rontgen dada sebagai sejumlah besar daerah(daerah keil yang tidak tembus ahaya. Selama proses inspirasi "menghirup udara'# partikel debu di udara yang memiliki garis tengah lebih dari +% mm# disaring oleh bulu(bulu di hidung. Partikel debu lainnya# yang masuk melalui mulut# disimpan di dalam saluran perna!asan bagian atas. Partikel debu yang berdiameter ,(+% mm# enderung akan tinggal di dalam lendir yang menyelimuti bronkus dan bronkiolus# kemudian disapu ke arah tenggorokan oleh rambut(rambut lembut "silia'. 5ari tenggorokan mereka akan dibatukkan atau dibuang# tetapi beberapa diantaranya ada yang tertelan. Partikel berdiameter kurang dari , mm# lebih mudah menapai jaringan paru(paru.
$.
Pato*isiologi
Sebagian besar pneumokoniosis didapat melalui aspirasi partikel in!ekti!. Partikel in!ekti! di!iltrasi dihidung atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersila disaluran
na!as.Bila suatu partikel ":irus atau bakteri' dapat menapai paru(paru# partikel tersebut akan berhadapan dengan makro!ag al:eolar. Pada saat tubuh mengalami perubahan pertahanan maka# partikel in!eksius tersebut dapat menapai paru. Kemudian menyebar dan menyebabkan pneumokoniosis seperti debu asbes masuk kedalam tubuh melalui berbagai ara. -ntara lain dengan mengisap debu ketika berna!as# menelannya bersama ludah dan dahak# atau mengonsumsi makanan serta minuman yang mengandung sejumlah keil serat(serat tersebut.
+.
#an,a ,an -ejala
5alam bentuk yang lebih ringan# pneumokoniosis mungkin tidak memiliki gejala apapun. Namun ketika gejala itu berkembang# mereka mungkin a'
Sesak na!as# terutama pada saat tenaga dipakai.
b'
Batuk kronis yang memiliki atau mungkin tidak disertai dengan lendir. 2ika ada !ibrasi parah dari paru(paru# dapat menjadi sangat sulit untuk b erna!as.
.
Pemeriksaan /iagnostik
a'
Cas 5arah -rteri "C5-' Menunjukan okdsigenasi darah normal rendah dan eliminasi karbon dioksida tinggi. b' Sinar D 5ada terindenti!ikasi adanya penyebaran. Menunjukan peningkatan kapasitas paru dan :olume adangan. '
Kultur Sputum Positi! Bila ada in!eksi sputum biasanya berbau busuk bila abses peah kerongga pleura.
d'
4es 9ungsi Paru olume mungkin menurun# tekanan saluran udara meningkat dan kapasitas pemenuhan udara
menurun. e' 4es Serologi Membantu dalam membedakan diagnosis pada organisme seara spei!ik.
0.
Penatalaksanaan e,is ,ari Penakit Pneumokoniosis :
( a. b.
Penatalaksanaan Medis Pengobatan ditujuhkan untuk mengurangi permasalahan lebih lanjut. Penegahan dan pengobatan untuk komplikasi# misalnya pneumokoniosis dengan antibiotik juga perlu dilakukan.
( a. b.
Penatalaksanaan Non Medis 0atihan na!as dalam. -tur posisi berbaring agar perna!asan lanar.
.
Pengkajian ang arus ,ilakukan pa,a klien a,ala :
a. +' $' A'
Fi)ayat atau adanya !aktor penunjang# seperti Merokok sebagai !aktor penyebab utama 4inggal;kerja didaerah polusi berat Fi)ayat alergi debu
b. +' $' A' . +' $' A'
d. e. !. g. h.
Fi)ayat atau adanya !akta penetus# seperti -llergen "serbuk#debu#polusi' In!eksi saluran na!as Kegagalan program pengobatan Pemeriksaan !isik berdasarkan !ous pada sistem perna!asan# meliputi Kaji !rekuensi dan irama perna!asan -uskultasi bunyi na!as Pastikan bila pasien menggunakan otot(otot aksesori bila berna!as I. Mengangkat bahu bila saat berna!as II. Fetraksi otot(otot abdomen pada saat berna!as III. Perna!asan uping hidung Kaji bila ekspansi dada simetri ; asimetris Kaji bila nyeri dada saat perna!asan Kaji batuk bila produkti! tentukan )arna sputum 4entukan bila pasien mengalami dispnea;orthopnea Kaji tingkat kesadaran
4.
/iagnosa "epera5atan
a. b. . d. e.
4ak e!ekti! bersihan jalan na!as berhubungan dengan peningkatan sekret ; sekresi kental -nsietas berhubungan dengan sulit berna!as dan ketakutan akan su!okasi Cangguan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan na!as Nyeri berhubungan dengan in!lamasi parenkim paru Intoleransi akti:itas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
16. 7nter8ensi "epera5atan
( a. +. $. A.
Bersihan jalan na!as tidak e!ekti! Inter:ensi pada penyakit pneumokoniosis adalah Mengkaji jumlah kedalaman perna!asan dan pergerakan dada Membantu pasien melakukan latihan na!as dalam Memberikan airan $,%%ml;hari dan air hangat Fasional pada pneumokoniosis adalah +. Melakukan e:aluasi a)al untuk melihat kemajuan dan hasil inter:ensi yang telah dilakukan $. 5ia!ragma yang lebih rendah akan membantu dalam meningkatkan ekspansi dada# pengisian udara# mobilisasi dan pengeluaran sekret A. Na!as dalam akan mem!asilitasi pengembangan maksimum paru(paru 8. Gairan akan mengeluarkan sekret
H 5iagnosa Kepera)atan
+'
4ak e!ekti! bersihan jalan na!as berhubungan dengan peningkatan sekret ; sekresi kental.
Inter:ensi Fasional +. Mengkaji jumlah kedalaman perna!asan 5ia!ragma yang lebih rendah akan membantu dan pergerakan dada
dalam
meningkatkan
ekspansi
dada#
pengisian udara# mobilisasi dan pengeluaran sekret $.
Membantu pasien melakukan latihan na!as Na!as
dalam
akan
mem!asilitasi
dalam A.
pengembangan maksimum paru(paru
Memberikan airan $,%%ml;hari dan air Gairan akan mengeluarkan sekret hangat
$'
Cangguan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan na!as.
Inter:ensi Fasional a. Mengobser:asi )arna kulit# membrane Sianosis
b.
kuku
menggambarkan
mukosa# dan kuku serta menatat adanya
:asokonstriksi atau respon tubuh terhadap
sianosis peri!er "kuku'
demam
Memonitor denyut jantung
4akikardia biasanya timbul sebagai hasil dari demam
.
Memonitor suhu tubuh bila ada indikasi
5emam kebutuhan
tinggi
akan
meningkatkan
metabolisme
dan konsumsi
okksigen
. A97&#A7 "797
a. 5ispnea#pada pasien yang mengalami dispnea menjadi buruk serta progresi! b. Pneumooniosis umumnya Batuk nonprodukti! keuali apabila terjadi bronhitis kronis . Festriksi hebat :olume inspirasi serta nadi epat dan bersambung d. 5apat terjadi sianosis akibat penurunan :entilasi disertai penurunan keepatan di!usi
&. P;7"AA9 P9<9%A9-
Pemeriksaan penunjang yang penting untuk menegakkan diagnosis dan menilai kerusakan paru +.
akibat debu adalah
+. Pemeriksaan Fadiologis Pemeriksaan !oto thora= sangat berguna untuk melihatkelainan yang ditimbulkan oleh debu pada
Pneumokoniosis.Klasi!ikasi Standar menurut I0O dipakai untuk menilai
kelainan yangtimbul. Pembaaan !oto 4hora= pneumokoniosis perlu dibandingkan# dengan !oto standar untuk menentukan klasi!ikasi kelainan. Kualitas ! o t o h a r u s b a i k a t a u d a p a t d i t e r i m a u n t u k d a p a t menginterpretasikan kelainan paru le)at !oto Fontgen
$. Pemeriksaan 9aal Paru dengan Spirometri Pemeriksaan !aal paru yang sederhana# ukup sensiti! danbersi!at reprodusibel serta digunakan seara luas adalahPemeriksaan Kapasitas ital Paru dan
olume Ekspirasi Paksa padade ti k pe rt am a. Se la in be rg un a un tu k me nu nj an g di ag no si s ju ga perlu untuk melihat laju penyakit# e!ekti:itas pengobatan danmenil ai pro gnos is.Pe merik saan sebel um se seor ang b ekerj a dan pemeriksaan berkala setelah bekerja dapat mengidenti!ikasipenyakit dan perkembangannya# pada pe ke rja ya ng se be lu mn ya tidak memiliki gejal.
A. Pemeriksaan penunjang lain yang bisa digunakan untuk keperluanpene g akan diagnosis adal ah G 4 Sa n # Bron ho -l:e olar 0a:a ge " B-0 ' dan Biopsi paru.
-. P9A#AA"A9AA9
a. Pengobatan ditujukan untuk mengurangi parmasalahan lebih lanjut dan !ator akti! lain# seperti merokok b. Penegahan dan pengobatan untuk komplikasi misalnya pneumonia dengan antibioti juga perlu dilakukan. . Penekanan debu dengan pengendalian teknis dimana Pekerja harus memakai masker# tutup kepala bertekanan. d. Pemberian oksigen jika terjadi komplikasi lebih lanjut. e. Bila terjadi gagal na!as# berikan nutrisi dengan kalori yang ukup.
Pneumokoniosis Penambang Batubara (Paru-paru Hitam) Istilah pneumokoniosis berasal dari bahasa yunani yaitu pneumo yang berarti paru dan konos artinya debu. Istilah ini pertama kali diperkenalkan pada a)al abad ke +> untuk menggambarkan penyakit paru yang berhubungan dengan debu mineral. Pneumokoniosis merupakan kelompok penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu di daerah tambang. International 0abour Organi*ation "I0O' mende!inisikan pneumokoniosis sebagai suatu kelainan yang terjadi akibat penumpukan debu di dalam paru yang menyebabkan reaksi jaringan terhadap debu tersebut. Bentuk kelainan yang terjadi biasanya berupa peradangan dan pembentukan jaringan !ibrosis. 5ebu yang berukuran %.+ +% mikron adalah yang gampang terhirup pada saat kita bernapas# yang berukuran lebih dari , mikron akan mengendap disaluran napas bagian atas. 5ebu berukuran A(, mikron akan menempel disalurun napas bronkiolus# sedangkan yang berukuran +( A mikron akan sampai ke al:eoli. 5ebu(debu tersebut masuk ke dalam paru# dan akan terdistribusikan di saluran napas dan menimbulkan reaksi sistem pertahanan tubuh sebagai respon terhadap debu tersebut. Feaksi yang ditimbulkan juga bergantung terhadap komposisi kimia# si!at !isik# dosis dan lama pajanan yang menentukan dapat atau mudah tidaknya terjadi pneumokoniosis. 4imbulnya reaksi debu terhadap jaringan membutuhkan )aktu yang ukup
lama# pada beberapa penelitian didapatkan sekitar +, $% tahun. Berdasarkan penyebabnya pneumokoniosis dibagi menjadi tiga kelompok# yaitu yang disebabkan oleh debu organik "bisinosis'# anorganik "silika# asbes dan timah' dan pekerjaan "pneumokoniosis penambang batubara ; Goal @% sekitar A% dan angka ini jauh menurun pada tahun $%%$ hanya sekitar $., . Menurut data Industrial Injuries and 5isablement Bene!it "II5B' kasus baru pneumokoniosis di Inggris pada tahun $%+A didapatkan sebanyak $@, kasus untuk pneumokoniosis penambang batubara dan 8% kasus pneumokoniosis lainnya. Setiap tahunnya kasus pneumokoniosis enderung menurun# dan didapatkan terbanyak pada laki laki usia lebih dari @, tahun. 5ata nasional pre:alens untuk pneumokoniosis atau PPB di Indonesia masih belum ada. Penelitian tentang pneumokoniosis di Indonesia masih berskala keil. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fa*i dkk pada salah satu industri di Indonesia periode +>>$ ($%%$ didapatkan insidens PPB sekitar A.@. -ngka tersebut tidak jauh berbeda dibandingkan negara lainnya. Penurunan jumlah kasus baru pneumokoniosis menggambarkan kontrol perusahaan terhadap lingkungan semakin membaik. 9aktor !aktor yang dapat meningkatkan resiko PPB antara lain6 •
4ipe debu6 debu yang mengandung silika dapat memperberat terjadinya PPB# usia batubara juga menentukan resiko terjadinya PPB
•
Usia pekerja saat paparan debu pertama kali
•
0ama berada di tempat kerja
•
Merokok
•
Ukuran debu
•
2enis pekerjaan# pekerja yang bertugas sebagai pemotong batu bara seara langsung memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan pekerja lainnya.
Berdasarkan berat penyakit pneumokoniosis penambang batubara "PPB' dibagi dua yaitu simpleks dan kompleks. Pneumokoniosis penambang batubara simpleks biasanya tanpa gejala. Pemeriksaan spirometri tidak menunjukkan kelainan !ungsi paru yang berarti. 4indakan penegahan sangat diperlukan pada !ase ini untuk menegah progresi!itas pneumokoniosis. Pneumokoniosis penambang batubara simpleks dapat berkembang menjadi kompleks dalam )aktu + tahun. Pneumokoniosis penambang batubara kompleks biasanya disertai dengan gejala.
Cejala yang timbul dapat berupa gejala respirasi seperti batuk berdahak yang enderung menetap. Batuk pada PPB kompleks yang progresi! dapat disertai dengan dahak ber)arna kehitaman. 7al ini biasanya diakibatkan oleh komplikasi in!eksi yang terjadi pada penderita. Cejala pernapasan lainnya seperti sesak napas terutama saat melakukan akti!itas dan nyeri dada. Cejala non respirasi yang mungkin terjadi adalah terdapat bengkak di kaki dan tungkai yang merupakan komplikasi lanjut. Pada pemeriksaan spirometri ditemukan penurunan nilai !ungsi paru yang berarti. 4indakan pre:enti! pada saat ini adalah untuk menegah terjadinya komplikasi yang lebih parah. Untuk menegakkan diagnosis dari penyakit ini diperlukan anamnesis yang ermat terhadap6 •
Keluhan yang dirasakan oleh penderita.
•
Fi)ayat pekerjaan seperti lama bekerja# penempatan tugas# dan lingkungan.
•
Kebiasaan penderita seperti menggunakan alat pelindung diri "-P5' dan kebiasaan merokok. Pemeriksaan darah dan dahak dapat dilakukan untuk melihat kemungkinan terdapat
komplikasi atau membedakan dengan penyakit in!eksi lainnya. Selain itu pemeriksaan dahak juga dapat untuk menari penyebab atau bahan biologi yang mengakibatkan pneumokoniosis tersebut. Pemeriksaan radiologi seperti rontgen dada atau G4(san dilakukan dengan menggunakan kriteria yang dikeluarkan oleh I0O. Pada pemeriksaan rontgen dada didapatkan nodul di!us dengan ukuran lebih dari + m dan terdapat jaringan !ibrosis. Pemeriksaan spirometri untuk menilai !ungsi paru dengan mengukur kapasitas dan :olume paru pada penderita PPB. Penilaian !ungsi paru pada PPB simpel sering tidak menunjukkan kelainan !ungsi paru sedangkan pada penderita PPB kompleks terdapat kelainan !ungsi paru yang berarti. Pemeriksaan analisis debu penyebab penting dilakukan untuk membedakan pneumokoniosia penambang batubara dengan pneumokoniosis lainnya. Bahan pemeriksaan dapat diambil dengan menggunakan bronkoskopi !iber dan melakukan teknik bronho al:eolar la:age "B-0'. 5ibuat sediaan dari spesimen yang didapat dari B-0 tersebut dan memeriksakannya diba)ah mikroskop. Selain pengambilan spesiman dengan menggunakan teknik B-0# dapat juga dilakukan biopsi jarum atau biopsi terbuka 7ingga saat ini tidak terdapat pengobatan yang mampu mengembalikan !ungsi paru kembali normal atau menghambat progresi:itas PPB. Pengobatan yang diberikan pada penderita PPB berdasarkan gejala yang didapatkan pada penderita. Pengobatan yang dilakukan seperti pemberian oksigen dengan menggunakan nonrebreather mask "NFM' # obat batuk dan pelega napas untuk meringankan keluhan penderita saja. Oleh karena itu penegahan untuk terjadinya pneumokoniosis memiliki peran yang sangat penting. 4indakan yang dapat dilakukan untuk menegah terjadinya pneumokoniosis penambang batubara seperti dilakukan pemeriksan radiologi atau medial hek up berkala. Pemeriksan medial hek up ini dapat dilakukan dengan rentang )aktu , tahun sekali. Pekerja yang berhasiil di jaring dalam medial hek up dapat dilakukan penyesuaian tempat bekerja. Fegulasi dalam pekerjaan dan melakukan kontrol
terhadap kadar debu di lingkungan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Melakukan kontrol terhadap kebiasaan pekerja juga dapat dilakukan. Seperti pekerja tambang yang memiliki kebiasaan merokok dapat dikonsultasikan pada klinik berhenti merokok. Penggunaan alat pelindung diri seperti masker di)ajibkan untuk dipakai selama bekerja terutama pekerja yang berada dilingkungan yang berisiko. 4indakan penegahan lainya adalah melakukan pemberian :aksinasi kepada para pekerja untuk menegah terjadinya in!eksi. 5itulis Oleh 5r. Fisky -kaputra# Sp.P P;797P=P;797P AP" -A #7"
a.
Otonomi "-utonomy' Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bah)a indi:idu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang de)asa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri# memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang# atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak seara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan indi:idu yang menuntut pembedaan diri. Praktek pro!esional mere!leksikan otonomi saat pera)at menghargai hak(hak klien dalam membuat keputusan tentang pera)atan dirinya.
b. Berbuat baik "Bene!iiene' Bene!iiene berarti# hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan# memerlukan penegahan dari kesalahan atau kejahatan# penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. 4erkadang# dalam situasi pelayanan kesehatan# terjadi kon!lik antara prinsip ini dengan otonomi.
. Keadilan "2ustie' Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip(prinsip moral# legal dan kemanusiaan. Nilai ini dire!leksikan dalam prkatek pro!esional ketika pera)at bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum# standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
d. 4idak merugikan "Nonmale!iiene' Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya;edera !isik dan psikologis pada klien.
e. Kejujuran "eraity' Prinsip :eraity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bah)a klien sangat mengerti. Prinsip :eraity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. In!ormasi harus ada agar menjadi akurat# komprensensi!# dan objekti! untuk mem!asilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada# dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani pera)atan.
kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling peraya.
!. Menepati janji "9idelity' Prinsip !idelity dibutuhkan indi:idu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain. Pera)at setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan# kesetiaan# adalah ke)ajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan# menggambarkan kepatuhan pera)at terhadap kode etik yang menyatakan bah)a tanggung ja)ab dasar dari pera)at adalah untuk meningkatkan kesehatan# menegah penyakit# memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
g. Karahasiaan "Gon!identiality' -turan dalam prinsip kerahasiaan adalah in!ormasi tentang klien harus dijaga pri:asi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen atatan kesehatan klien hanya boleh dibaa dalam rangka pengobatan klien. 4idak ada seorangpun dapat memperoleh in!ormasi tersebut keuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. 5iskusi tentang klien diluar area pelayanan# menyampaikan pada te man atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.
h. -kuntabilitas "-ountability' -kuntabilitas merupakan standar yang pasti bah)a tindakan seorang pro!esional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkeuali.
P;A9 A/>?"A7 P;AWA#
Sebagai ad:okat klien# pera)at ber!ungsi sebagai penghubung antar klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien# membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua in!ormasi dan upeya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun pro!essional. Peran ad:okasi sekaligus mengharuskan pera)at bertindak sebagai narasumber dan !asilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. 5alam menjalankan peran sebagai ad:okat# pera)at harus dapat melindungi dan me m!asilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan kepera)atan. Selain itu# pera)at juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hak(hak klien# antara lain a. 7ak atas in!ormasi 6 pasien berhak memperoleh in!ormasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Fumah Sakit; sarana pelayanan kesehatan tempat klien menjalani pera)atan b. 7ak mendapat in!ormasi yang meliputi antara lain6 penyakit yang dideritanya# tindakan medi apa yang hendak dilakukan# alternati:e lain beserta resikonya# dll.
A<@A9 "P;AWA#A9 PA/A PA79 P9<?C?97?7
Pengkajian 5ata 5asar +.
5ata yang perlu di kaji
a.
Identitas klien meliputi " Nama# umur# alamat# agama# dan jenis kelamin '
b.
Keluhan utama atau alas an
.
Fi)ayat keluarga
d.
Pola akti:itas
e.
Mekanisme koping
!.
Pengetahuan
$.
Kaji !aktor !aktor yang menyebapkan pneumooniosis
L 9aktor ( !ator penetus
a.
-llergen "serbuk# debu# kulit# serbuk sari atau jamur'
b.
Stress emosional
.
-kti:itas !isik yang berlebihan
d.
Polusi udara
e.
In!eksi saluran na!as
!.
Kegagalan program pengobatan yang dianjurkan
L 9aktor !aktor penunjang a. Merokok produk tembakau sebagai !ator penyebab utama b. 4inggal atau bekerja daerah dengan polusi udara berat . Fi)ayat alergi pada keluarga A.
Pemeriksaan !isik berdasarkan !ous pada system perna!asan yang meliputi
a.
Kaji !rekuensi dan irama perna!asan
b.
Inpeksi )arna kulit dan )arna menbran mukosa
.
-uskultasi bunyi na!as
d.
Pastikan bila pasien menggunakan otot(otot aksesori bila berna!as +. Mengangkat bahu pada saat berna!as $. Fetraksi otot(otot abdomen pada saat berna!as A. Perna!asan uping hidung
8. Kaji bila ekspansi dada simetris atau asimetris ,. Kaji bila nyeri dada pada perna!asan @. Kaji batuk "apakah produkti! atau nonprodukti!'. Bila produkti! tentukan )arna sputum. ?. 4entukan bila pasien mengalami dispneu atau orthopneu &. Kaji tingkat kesadaran.