Arthritis Kelompok 8 Dian Ku Kurniartati Dini Nurul H Nabela Santika Qanita Fauzia Riviana
1606953801 1706105864 1706106204 1606954275 1606954413
FKM UI EKSTENSI 2018
Outline Definisi Epidemiologi Riwayat alamiah penyakit Jenis arthritis (tanda dan gejala) Tahapan Pencegahan Pengobatan
1. Definisi
“
Arthritis berarti peradangan sendi. Meskipun peradangan sendi adalah gejala atau tanda dari diagnosis spesifik, istilah arthritis sering digunakan untuk merujuk pada gangguan yang mempengaruhi sendi. National Institutes Institutes and Musculoscletal Musculoscletal and Skin Disease
Rheumatoid Arthritis Rheuma Rheumatoid toid arthrit arthritis is (RA) (RA) penyakit sistemik kronis yang mempengaruhi sendi, jaringan ikat, otot, tendon, dan jaringan fibrosa. RA cenderung menyerang menyerang usia usia produktif, produktif, antara antara usia 20 dan 40, dan merupakan kondisi kronis yang sering menyebabkan rasa sakit dan kelainan bentuk. WHO
Rheumatoid Arthritis Penyakit autoimun dan inflamasi. Sistem kekebalan kekeba lan menyera menyerang ng sel-sel sel-sel sehat dalam tubuh secara tidak sengaja, menyebabkan peradangan (pembengkakan yang menyakitkan) di bagian tubuh yang terkena. Pada da se sendi ndi ya yang ng ter terke kena na RA RA,, lapis lapisan an sen sendi di ◈ Pa menjadi meradang, menyebabkan kerusakan pada jaringan sendi. Kerusakan jaringan ini dapat menyebabkan rasa sakit yang lama atau kronis, ketidakseimbangan (kurangnya keseimbangan), dan kelainan bentuk. ◈
Centre for Disesase Control and Prevention
Gout (Asam Urat) Gout sejenis radang sendi yang menyebabkan nyeri dan kaku sendi. ◈ Gout disebabkan oleh pembentukan kristal yang terbuat dari zat yang disebut asam urat. ◈ Sering dimulai di jempol kaki dan juga dapat menyebabkan benjolan di bawah kulit dan batu ginjal. ◈
National Institutes and Musculosceletal Musculosceletal and Skin Disease
Gout Go ut (A (Asa sam m Ur Urat at)) Lebih sering menyerang laki-laki. ◈ Biasanya sebagai akibat dari kerusakan sistem kimia tubuh. Kondisi ini paling sering ser ing menyerang sendi kecil, terutama ibu jari kaki. ◈ Arthritis gout hampir selalu dapat dikendalikan oleh obat dan pengelolaan diet. ◈
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan
2. Epidemiologi
Prevalensi Sakit Sendi di Indonesia Tahun 2013 Menurut Me nurut Provinsi 25
20
15
10
5
0
Riskesdas, 2013
Prevalensi Sakit Sendi di Indonesia I ndonesia Menurut Umur Tahun 2013 Menuru Me nuru t Umur 35 30 25 20 15 10 5 0
15-24
25-34
35-44
45-54
55-64
65-74
75+
Riskesdas, 2013
Prevalensi Sakit Sendi di Indonesia Tahun 2013 Menur Me nurut ut Jenis Kela K elamin min 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Laki-Laki
Perempuan Riskesdas, 2013
Prevalensi Sakit Sendi di Indonesia Tahun 2013 Menuru Me nuru t Tingkat Pendi Pendi dik an 30
25
20
15
10
5
0
Tidak Sekolah
Tidak Tamat SD
Tam amat at SD
Tam ama at SM SMP P
Tam amat at SM SMA A
Tam amat at PT
Riskesdas, 2013
Prevalensi Sakit Sendi di Indonesia Tahun 2013 Menurut Pekerjaan 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Tidak Bekerja
Pegawai
Wiraswasta
Petani/ Buruh/ Nelayan
Lainnya
Riskesdas, 2013
Prevalensi Sakit Sendi di Indonesia Tahun 2013 Menu Me nuru rutt Tempat Tempat Tinggal Ting gal 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Perkotaan
Pedesaan Riskesdas, 2013
Rheumatoid Arthritis, WHO Subregion Epidemiologi Tahun 2000
Rheumatoid Athritis Prevalensi bervariasi antara 0,3% dan 1% dan lebih sering terjadi pada wanita dan di negara nega ra maju. maju. (World Healt Health h Organi Organization zation)) ◈ Seban Sebanyak yak 22% atau lebih dari 50 juta juta orang orang dewasa di Amerika Serikat berusia 18 tahun atau lebih didiagnosa arthritis. Dari data tersebut, sekitar 3% atau 1,5 juta orang dewasa mengalami RA (Arthritis Foundation, 2015). ◈
Rheumatoid Athritis RA terjadi pada 0,5-1% populasi orang dewasa di negara maju (Choy, 2012). ◈ Prevalensi RA di Indonesia menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan (2010), jumlah penderita RA di Indonedsia tahun 2009 adalah 23,6% sampai 31,3%. ◈
Gout Go ut (A (Asa sam m Ur Urat at)) ◈
◈ ◈
◈
Prevalensi asam Prevalensi asam urat urat di dunia dunia meningkat meningkat dua kali kali lipat dari jumlah pasien antara tahun 1990 dan 2010. Pada orang orang dewasa dewasa di di Amerika Amerika Serika Serikat, t, penyakit asam urat meningkat dan mempengaruhi 8,3 juta (4%) orang Amerika. Penyakit asam urat urat diperkirakan diperkirakan terjadi terjadi di 840 orang orang dari setiap 100.000 orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di bawah 34 34 tahun sebesa sebesarr 32% dan di atas 34 tahun sebesar 68%. Penderita gangguan sendi di Indonesia mencapai 81% dari populasi, yang pergi ke dokter hanya 24% sedangkan yang langsung mengkonsumsi obat pereda nyeri yang di jual secara bebas hanya 71%. (WHO, 2015)
3. Riwayat Alamiah Penyakit
Riw iwa aya yatt Ala lam mia iah h Pe Peny nyak akit it – RA
Host (hormonal, genetic, life style)
Pre diposisi
Agent (kelainan sistem kekebalan)
Lingkungan
Pros Pr oses es te terj rjad adin inya ya pe peny nyak akit it re rema mati tik k Sistem Sist em ke keke keba bala lan n me meng ngal alam amii ke kela lain inan an se sehi hing ngga ga meny me nyer eran ang g la lapi pisa san n si sino novi vium um ya yang ng me mela lapi pisi si persendian Sera rang ngan an te ters rseb ebut ut me meny nyeb ebab abka kan n pe pera rada dang ngan an ◈ Se yang ya ng me memb mbua uatt si sino novi vium um me meng ngal alam amii pe pene neba bala lan, n, ila a te teru russ te terj rjad adi,i, per perad adan anga gan n ak akhi hirn rnyya me meru rusa sak k ◈ Bil karti tillag ago o dan tu tullang di sendi te terrsebut dan li lig gamen yang me menah ahan an send ndii ◈ Otot tendon dan tersebut akan melemah dan melonggar ◈ Pada akhirnya sendi akan kehilangan bentuk dan posis isiiny nya a se seccar ara a bertahap ◈
Riw iwa aya yatt Ala lam mia iah h Pe Peny nya aki kit t – Gout
4. Jenis Arthritis & Gejalanya
Rheumatoid Arthritis (RA) Penyak Peny akit it aut autoi oimu mun n Send ndii ya yang ng palin paling g sering sering te terk rken ena: a: perg pergel elang angan an ◈ Se tang ta ngan an,, lu lutu tut, t, ja jari ri ta tang ngan an da dan n ka kaki ki.. kedua si sissi tu tub buh (bila latteral) ◈ Terjadi di ke Wala laup upun un pa pali ling ng ser serin ing g me meny nye era rang ng se send ndii ke keccil il,, RA ◈ Wa dapa da patt men enja jadi di pe peny nyak akit it si sist ste emi mik k ya yang ng me meny nye era rang ng organ org an sepert sepertii jant jantung, ung, paru, paru, siste sistem m gastrointestinal, dll. ◈
Rheumatoid Arthritis (RA) Pad ada a aw awal alny nya a ge gejjal ala a mun unccul se seccar ara a per erllah aha an kem emud udiian melu me luas as se seca cara ra si sist stem emik ik se sepe pert rtii fa fati tigu gue, e, be bera ratt ba bada dan n me menu nuru run, n, kele ke lema maha han n ot otot ot,, hing hingga ga ny nyer erii se send ndii me meny nyel elur uruh uh.. Gejala: ➢ Ny Nyer erii saat saat is isti tira raha hat, t, mala malam m ha hari ri,, dan be bera rakt ktiv ivit itas as ➢ Ka Kaku ku te teru ruta tama ma pa pada da pa pagi gi ha hari ri (m (mor orni ning ng sti stiff ffne ness ss)) ➢ Bengkak kem mer erah ahan an,, te tera rassa ha hang ngat at pad ada a sen endi di ya yang ng ➢ Inflamasi ke meng me ngal alam amii RA ➢ Te Terd rdap apat at no nodu dull di se send ndii ya yang ng te terk rken ena a ➢ Ge Gera rak k se send ndii be berk rkur uran ang g deformitas
Gout – Asam Urat Terjadi ketika kadar asam urat di dal dalam am tu tubu buh h te terl rlal alu u be berl rleb ebih ih.. Memb Me mbua uatt ad adan anya ya pe penu nump mpuk ukan an pada pa da se send ndi, i, te teru ruta tama ma pa pada da jempol kaki. Bisa juga terkena pada pa da pe perg rgel elan anga gan n ka kaki ki,, tumit, tumit, lutut, lutu t, pergel pergelangan angan tanga tangan, n, jari jari tangan, siku.
Gejala
Nyeri Merah Tera Te rasa sa ha hang ngat at Bengkak Kaku pada sendi
Fakt Faktor or Risik isiko o 1. Riw Riwaya ayatt keluar keluarga ga denga dengan n asam asam urat urat 2. Usia 3. Jenis kelamin 4. Ove verw rwei eig ght 5. Memiliki gangguan enzim sehingga tubuh sulit meme me meca cah h pu puri rin n 6. Konsumsi alkoh ohol ol 7. Konsumsi makanan dengan kandungan pur uriin ting ngg gi 8. Ko Kons nsum umsi si ob obat at-ob -obat atan an di diur uret etic ic,, aspiri aspirin, n, cyclo cyclosp spori orine ne
5. Tahapan
Tahapan Rheumatoid Arthritis (RA) Tahap I, tahap awal RA ditandai oleh sinovitis (peradangan pada membran sinovial yang membungkus sendi) menyebabkan pembengkakan sendi yang terkena dan nyeri saat bergerak. Selama tahap ini, ada jumlah sel yang tinggi dalam cairan sinovial ketika sel imun bermigrasi ke lokasi peradangan (5.000-60.000 per mm3). X-ray X-r ay men menunju unjukkan kkan pem pembeng bengkaka kakan n jar jaringa ingan n luna lunak k dan kemungkinan osteoporosis tapi kerusakan sendi tdk ada.
Sinovial membran e
Tah ahap ap II (RA mo penyeba yebaran ran per perada adangan ngan moder derate ate)) ada pen pada jaringan sinovial ke ruang rongga sendi di tulang raw ra wan se send ndi. i. Pe Pera rada dang ngan an in inii se seca cara ra be bert rtah ahap ap ak akan an menghas men ghasilka ilkan n ker kerusak usakan an tula tulang ng raw rawan, an, dise diserta rtaii deng dengan an penyempitan sendi.
Tahapan Rheumatoid Arthritis (RA) Tahap III (RA severe), ditandai dengan pembentuk pemb entukan an pannus pannus di sinoviu sinovium. m. Tulan Tulang g rawan sendi menjadi terkikis dan tulang di bawah tulang rawan terekspos. Perubahan ini terlihat jelas pada x-ray, menunjukkan erosi pada sendi dan deformitas (perubahan bentuk sendi).
Tahap IV tahap akh khiir RA (termin ina al). Proses infl in flam amas asii be berh rhen enti ti da dan n te terj rjad adii pe pele lebu bura ran n tu tula lang ng menyebabkan hilangnya fungsi sendi. Tahap ini berhubungan dengan pembentukan nodul subkutan/benjolan di bawah kulit.
Tahapan Penyakit Gout •
Gout Asimtomatik
•
Gout Akut
Pada tahap ini, kadar asam urat dalam darah menin meningk gkat at tetap tetapii tida tidak k ada gejal gejala, a, meny menyeb ebabk abkan an kondisi yang dikenal sebagai hyperuricemia. Walau tidak semua orang dengan hiperurisemia akan dapat serangan arthritis gout, tetapi asam urat masih bisa membahayakan tubuh.
Pada tahap gout akut (acut acute e gout gouty y arth arthri riti tis s), hiperurisemia hiperurisemia menyebabkan menyebabkan mengendapnya mengendapnya kristal asam urat di sendi. Hal ini menyebabkan rasa nyeri inte intens ns dan menda mendada dak, k, bengk bengkak ak dan dan juga juga hang hangat at pada sendi yang terkena.
Tahapan penyakit gout Gout interkritikal atau interval
Gout interkritikal saat di antara serangan akut. Pada tahap ini, pasien merasa tidak ada gejala, fungsi sendi normal, mengal mengalami ami period periode e bebas bebas rasa rasa sakit sakit setela setelah h seranga serangan n yang yang dapat dapat berlangsung berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Namun, asam urat dapat terus menumpuk di aliran darah dan ruang sendi, yang dapat menyebabkan serangan berikutnya. Pada Pada taha tahap p ini ini pasi pasien en haru harus s tetap tetap menj menjag aga a agar agar kada kadarr asam asam urat urat terkendali.
•
•
•
Tahap gout tofi kronis (chronic (chronic tophaceous gout) gout) tahap yang paling menyebabkan ketidakmampuan (disabilitas) dan biasanya dapat terus berkembang misalnya selama 10 tahun. Pada tahap ini, penyakit ini dapat mengakibatkan kerusakan sendi yang permanen dan kadang juga mengenai ginjal. Dengan manajemen dan perawatan yang tepat, tahap ini dapat dicegah.
•
Gout Tofi Kronis
•
6. Pencegahan
Penceg Pen cegah ahan an Rhe Rheuma umatoi toid d Art Arthri hritis tis Membiasakan berjemur di bawah sinar matahari pagi untuk mengurangi risiko peradangan RA
Mengonsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin A,C,D,E
Melakukan peregangan setiap pagi untuk memperkuat otot sendi
Memenuhi kebutuhan air tubuh
Menjaga berat badan. Pada orang gemuk, lutut akan bekerja lebih berat untuk menopang tubuh
Tidak merokok
Pencegahan Gout 1. Pembatasan makanan tinggi purin •
•
•
•
•
•
Jeroan: hati, limpa, babat, usus, paru,otak Seafood: udang, kerang, remis, kepiting Makanan kaleng: sarden, kornet Ekstrak daging: kaldu Unggas: bebek, ayam, burung dara Buah-buahan: durian, alpukat, nanas, air kelapa, melinjo
Pencegahan Gout 2
3
Konsums Kons umsii ma makan kanan an dengan den gan kalo kalori ri sesuai sesuai dengan kebutuhan
Konsums Konsu msii ma makan kanan an tinggi tin ggi kar karboh bohidr idrat at deng de ngan an kad kadar ar frukto fru ktosa sa yan yang g renda rendah h
5
6
Konsumsi makanan yang rendah lemak
Banyak konsumsi air putih
4 Konsumsi Konsu msi ma maka kanan nan rend re ndah ah pr prot otei ein n
7 Tidak Tida k ko kons nsums umsii alkohol
7. Pengobatan
Penat Pen atal alak aksa sana naan an RA Mencakup terapi farmakologi, rehabilitasi dan pembedahan (bila diperlukan), serta edukasi kepada pasien dan keluarga. Tujuan pengobatan adalah menghilangkan inflamasi, mencegah deformitas, mengembalikan fungsi sendi, dan mencegah destruksi jaringan lebih lanjut.
Peng Pe ngob oba ata tan n RA 1. NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory drug) NSAID yang dapat diberikan atara lain: aspirin, ibuprofen, naproksen, piroksikam, dikofenak, dan sebagainya. Namun NSAID tidak melindungi kerusakan tulang rawan sendi dan tulang dari proses destruksi
2. DMARD (diseasemodifying antirheumatic drug) Digunakan untuk melindungi sendi (tulang dan kartilago) dari proses destruksi. Contoh obat DMARD: hidroksiklorokuin,metotreksat , sulfasalazine, garam emas, penisilamin, dan asatioprin. DMARD dapat diberikan tunggal maupun kombinasi (Putra dkk,2013)
Peng Pe ngob oba ata tan n RA 3. Kor Kortik tikost ostero eroid id Diberi Dib erikan kan dala dalam m dos dosis is rendah setara prednison 57,5mg/hari sebagai “bridge” terapi untuk mengurangi keluhan pasien sambil menunggu efek DMARDs yang baru muncul setelah 4-16 minggu
4. Re Rehab habili ilitas tasii Dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Caranya dapat dengan mengistirahatkan sendi yang terk te rken ena a me mela lalu luii pemakaian tongkat, pemasangan bidai, latihan. Setelah nyeri berkurang, dapat mulai dilakukan fisioterapi.
Peng Pe ngob oba ata tan n RA 5. Pembedahan Bil ila a se semu mua a je jeni niss pe peng ngob obat atan an se sebe belu lumn mnya ya ti tida dak k memberikan hasil yang diharapkan, maka dapat dipertimbangkan pembedahan yang bersifat ortopedi, contohnya sinovektomi, arthrodesis, total hip replacement , dan sebagainya. (Kapita Selekta, 2014)
Pengobatan Gout
Pengobatan medis
Pengobatan non medis
Pengobatan herbal
Referensi Ayu Manik Masyeni, Ketut. 2018. Rheumatoid Arthritis: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Aisah, Cucu. 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi Rheumatoid Arthritis: Fakultas Ilmu Kesehatan UMP Hainer, B. L., Matheson, E., & Wilkes, R. T. (2014). Diagnosis, Treatment, and Prevention of Gout. American Gout. American Family Physician, (12). Physician, 90 90(12). https://doi.org/10.1007/s11908-011-0227-3 Raterman, H. G. (2009). Rheumatoid arthritis. Internationa Internationall Association for the Study of Pain.. Pain U.S Department of Health and Human Services, & National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. (2014). What is rheumatoid arthritis? In NIAMS (pp. 1–4). NIAMS. Retrieved from http://www.arthritisresearchuk. http://www.arthritisresearchuk.org/arthritisorg/arthritisinformation/conditions/rheumatoid-arthritis/what-is-rheum information/condition s/rheumatoid-arthritis/what-is-rheumatoid-arthritis.aspx atoid-arthritis.aspx U.S Department of Health and Human Services, & National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. (2014). What Is Gout? In NIAMS (pp. 1–4). NIAMS. https://doi.org/http https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1 ://dx.doi.org/10.1177/2050640617725676 177/2050640617725676
Referensi Simmons, Jonathan. 2013. Understanding RA Stages and Progression. Dalam https://rheumatoidarthritis.net/what-is-ra/stages-and-progression/ diakses diakses tanggal 18 Oktober 2018. Wortm Wo rtman ann, n, R. R.L. L. Go Gout ut an and d Hy Hype peru ruri rice cemi mia a. In:Firestein G.S., Budd R.C., Harris E.D., Rudy S., Sergen J. S. (ed.). 2009. Kelley’s Textbook of Rheumatolo log gy. Eig igh ht editi tio on. Philadelp Phila delphia: hia: Saund Saunders ers Centre for Disesase Control and Prevention. Rheumatoid arthrit itiis. (dapat diakses di https: //www.cdc.gov/arthritis/basics/rheumato //www.cdc.gov/arthritis/basics/rheumatoid-arthritis.html id-arthritis.html)) Chabib, Lutfi, dkk. 2016. Jurnal: Review Rheumatoid Arthritis: Terapi Farmakologi, Pote Po tens nsii Ku Kurk rkum umin in da dan n An Anal alog ogny nya, a, se serta rta Pe Peng ngem emba bang ngan an Si Sist stem em Na Nano nopa part rtik ikel el Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan. 2006. PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PASI PA SIEN EN PE PENY NYAK AKIT IT AR ARTH THRI RITI TIS S RE REMA MATI TIK. K. Ja Jaka kart rta: a: De Depk pkes es RI Kemenkes RI. Kenali Gejala Rheumatoid arthritis (dapat diakses http://p2ptm.depkes.go.id/kegiatan-p2ptm/sub http://p2ptm.depkes.g o.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-jantung-dandit-penyakit-jantung-danpembuluh-darah/kenali-gejala-rheumatoid-arthritis)
di
Referensi National Institutes and Musculoscletal and Skin Disease. Arthritis (dapat diakses di https: //www.niams.nih.gov/health-topics/arthritis //www.niams.nih.gov/health-topics/arthritis)) National Institutes and Musculoscletal and Skin Disease. Gout (dapat diakses di https: //www.niams.nih.gov/health-topics/go //www.niams.nih.gov/health-topics/gout ut)) World Health Organization. Chronic Rheumatics Conditions. (dapat diakses di https: //www.who.int/chp/topics/rheumatic/en //www.who.int/chp/topics/rheumatic/en/ / ) https://www.deherba.com/penyakit-rematik.html http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/1234 http://repository.usu.ac.id/ bitstream/handle/123456789/21438/Chapter%20II.pd 56789/21438/Chapter%20II.pdf?seq f?seq uence=4 Symmons, Deborah. Deborah. 2000. The global burden of of rheumatoid arthritis arthritis in the year 2000. Geneva: WHO CDC. Infographic (dapat diakses di ://www.cdc.gov/arthritis/communicatio ://www.cdc.go v/arthritis/communications/infographics/index.h ns/infographics/index.html) tml) Badan Penelitian Dan Dan Pengembangan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI