MAKALAH KIMIA ANORGANIK
“BORON”
OLEH : KELOMPOK 8
1. Shinta Devitri
(A1C112005)
2. Icha Marisa NH
(A1C1120)
3. Patimah
(A1C112033)
Dosen pembimbing : Drs. Abu Bakar, M. Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Kimia Anorganik tentang “BORON” dengan sebaik baiknya dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas Kimia Anorganik agar dapat mengikuti matakuliah selanjutnya yang ada di pendidikan kimia Universitas Jambi. Selain itu pembuatan makalah ini adalah sebagai bukti hasil dari metode belajar selama kuliah. Penulisan makalah ini didasarkan didasarkan pada hasil literatur-literatur yang yang ada baik dari buku buku maupun sumber lainnya. Dengan ini, mahasiswa juga menyampaikan terima kasih kepada : 1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun spiritual. 2. Dosen yang mengajar mata kuliah Kimia Anorganik, Drs. Abu Bakar ,M.Pd. 3.Rekanrekan mahasiswa yang membantu dalam pengerjaan makalah dan dalam penulisan makalah ini. Makalah ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan hasil yang telah di cari. Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata penulisan makalah ini. Maka saran-saran dari pembaca dibutuhkan dalam tujuan menemukan refleksi untuk peningkatan mutu dari makalah serupa di masa mendatang. Akhir kata, selamat membaca dan terima kasih.
Jambi, November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................... 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1.2 Rumusan masalah ...................................................................... 1.3 Tujuan……. ....... .. ..................................................................... ............ BAB II PEMBAHASAN ................................................................. 2.1 Sejarah Boron (B) ...................................................................... 2.2 Struktur Boron (B) ..................................................................... 2.3 Keberadaan Boron (B)di Alam .................................................. 2.4 Sifat Fisika dan Kimia Boron (B) .............................................. 2.5 Pembuatan Boron (B) ................................................................ 2.6 Senyawa-Senyawa Boron (B) .................................................... 2.7 Kegunaan Boron (B) .......................... BAB III PENUTUP ......................................................................... 3.1 Kesimpulan ................................................................................ 3.2 Saran .......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ......................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Unsur golongan III A yaitu Boron, Aluminium, Galium, Indium dan Talium. Yang mana unsur yang segolongan mempunyai sifat yaitu makin ke bawah letak suatu unsur dalam sistem periodik maka, nomor atom dan jari-jari atomnya makin besar sedangkan keelektronegatifan dan energi ionisasinya makin kecil dan begitu pula sebaliknya. Dalam golongan ini, boron merupakan unsur yang unik dan menarik yaitu satu-satunya non-logam dalam golongan III A pada tabel periodik unsur dan menunjukkan kemiripan sifat dengan unsur-unsur tetangga, carbon (C) dan silikon (Si). Kemiripan sifat ini adalah dalam hal pembentukan senyawa kovalen dan senyawa rantai, namun berbeda dalam hal pembentukan senyawa kekurangan electrón. Boron tidak pernah dijumpai sebagai senyawa kationik karena tingginya entalpi ionisasi, tetapi membentuk senyawa kovalen dengan pembentukan orbital hidrida sp2 untuk menghasilkan struktur segitiga sama sisi. Boron merupakan salah satu unsur yang termasuk golongan IIIA dengan nomor atom lima. Warna dari unsur boron adalah hitam. Boron memiliki sifat diantara logam dan nonlogam (semimetalik). Boron lebih bersifat semikonduktor daripada sebuah konduktor logam lainnya. Secara kimia boron berbeda dengan unsur- unsur satu golongannya. Boron juga merupakan unsur metaloid dan banyak ditemukan dalam bijih borax. Ada dua alotrop boron; boron amorfus adalah serbuk coklat, tetapi boron metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknya keras (9,3 dalam skala Moh) dan konduktor yang buruk dalam suhu kamar. Tidak pernah ditemukan bebas dalam alam. Ciri-ciri optik unsur ini termasuklah penghantaran cahaya inframerah. Pada suhu piawai boron adalah pengalir elektrik yang kurang baik, tetapi merupakan pengalir yang baik pada suhu yang tinggi. Boron merupakan unsur yang kurang elektron dan mempunyai p-orbital yang kosong. Ia bersifat elektrofilik. Sebagian
boron sering berkelakuan seperti asam Lewis yaitu siap untuk terikat dengan bahan kaya elektron untuk memenuhi kecenderungan boron untuk mendapatkan elektron.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah penemuan boron? 2. Bagaimana struktur boron? 3. Bagaimana keberadaan boron dan senyawanya dialam? 4. Bagaimana sifat fisika dan sifat kimia dari boron ? 5. Bagaimana cara ekstraksi boron? 6. Bagaimana senyawa-senyawa boron? 7. Bagaimana kegunaan boron ?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui sejarah penemuan dari boron. 2. Mengetahui struktur boron. 3. Mengetahui keberadaan boron dan senyawanya dialam. 4. Mengetahui sifat fisika dan sifat kimia dari boron. 5. Mengetahui cara ekstraksi boron. 6. Mengetahui senyawa-senyawa boron. 7. Mengetahui kegunaan dari boron.
BAB I PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH BORON
Senyawa boron (Arab: Buraq, Persia: Burah) telah diketahui sejak ribuan tahun yang lalu, tetapi unsur ini tidak ditemukan sampai tahun 1880 oleh Sir Humpry Davy, Gay-Lussac, dan Thenard. Boron ditemukan oleh ahli kimia Prancis yaitu Joseph-Louis Gay-Lussac danLouisJaques Thénard, French chemists, dan seorang ahli kimia inggris yaitu Sir Humphry Davy pada tahun 1808. Boron terisolasi dan terdapat dalam asam borat(H 3BO3). Kata Boron berasal dari bahasa arab yaitu “Buraq” dan bahasa Persia yaitu “Burah” dan akhirnya disebut dengan Borat.
Pada tahun 1909 William Weintraub mampu memproduksi boron dengankemurnian 99% dengan mereduksi boron halida dengan hidrogen.Pada tahun 2004 Jiuhua Chen dan Vladimir L. Solozhenko memproduksi bentuk baru boron, tetapi tidak yakin dengan strukturnya. Tahun 2009, sebuah timyang dipimpin oleh Artem Oganov memperlihatkan bentuk baru boron yang terdiridari dua struktur, B 12icosohedra dan pasangan B 2, disebut dengan gamma boron,hampir sekeras intan dan lebih tahan panas daripada intan.
2.2 STRUKTUR BORON
Boron yang telah dimurnikan adalah padatan hitam dengan kilap logam. Sel satuan kristal boron mengandung 12, 50, atau 105 atom boron, dan satuan struktural ikosahedral B12 terikat satu sama lain dengan ikatan 2 pusat 2 elektron (2c-2e) dan 3 pusat 2 elektron (3c-2e) (ikatan tuna elektron) antar atom boron (Gambar 4.1). Boron bersifat sangat keras dan menunjukkan sifat semikonduktor.
Kimia boran (boron hidrida) dimulai dengan riset oleh A. Stock yang dilaporkan pada periode 1912-1936. Walaupun boron terletak sebelum karbon dalam sistem periodik, hidrida boron sangat berbeda dari hidrokarbon. Struktur boron hidrida khususnya sangat tidak sesuai dengan harapan dan hanya dapat dijelaskan dengan konsep baru dalam ikatan kimia. Untuk kontribusinya dalam kimia anorganik boron hidrida, W. N. Lipscomb mendapatkan hadiah Nobel Kimia tahun 1976. Hadiah Nobel lain (1979) dianugerahkan ke H. C. Brown untuk penemuan dan pengembangan reaksi dalam sintesis yang disebut hidroborasi.
Karena berbagai kesukaran sehubungan dengan titik didih boran yang rendah, dan juga karena aktivitas, toksisitas, dan kesensitifannya pada udara, Stock mengembangkan metoda eksperimen baru untuk menangani senyawa ini dalam vakum. Dengan menggunakan teknik ini, ia mempreparasi enam boran B 2H6, B 4H10, B5H9, B5H11, B6H10, dan B10H14 dengan reaksi magnesium borida, MgB 2, dengan asam anorganik, dan menentukan komposisinya. Namun, riset lanjutan ternyata diperlukan untuk menentukan strukturnya. Kini, metoda sintesis yang awalnya digunakan Stock menggunakan MgB 2 sebagai pereaksi hanya digunakan untuk mempreparasi B6H10. Karena reagen seperti litium tetrahidroborat, LiBH 4, dan natrium tetrahidroborat, NaBH 4, kini mudah didapat, dan diboran, B2H6, yang dipreparasi dengan reaksi 3 LiBH 4 + 4 BF3.OEt2 → 2 B2H6 + 3 LiBF4 + 4 Et 2O, juga mudah didapat, boran yang lebih tinggi disintesis dengan pirolisis diboran.
Teori baru diusulkan untuk menjelaskan ikatan dalam diboran, B 2H6. Walaupun struktur yang hampir benar, yakni yang mengandung jembatan hidrogen, telah diusulkan tahun 1912, banyak kimiawan lebih suka struktur mirip etana, H 3BBH3, dengan mengambil analoginya dengan hidrokarbon. Namun, H. C. LonguetHiggins mengusulkan konsep ikatan tuna elektron 3-pusat 2-elektron 3-center 2bond (ikatan 3c-2e bond) dan bahwa strukturnya memang benar seperti dibuktikan
dengan difraksi elektron tahun 1951 (Gambar 4.2).
Struktur ini juga telah dielusidasi dengan difraksi elektron, analisis struktur kristal tunggal sinar-X, spektroskopi inframerah, dsb, dan memang boran terbukti mengandung ikatan 3c-2e B-H-B dan B-B-B berikut:
Selain ikatan kovalen biasa 2c-2e B-H dan B-B. Struktur semacam ini dapat ditangani dengan sangat memuaskan dengan teori orbital molekul. Boran diklasifikasikan menjadi closo, nido, arachno , dsb. sesuai dengan struktur kerangka atom boron. selain ikatan kovalen biasa 2c-2e B-H dan B-B. Struktur semacam ini dapat ditangani dengan sangat memuaskan dengan teori orbital molekul. Boran
diklasifikasikan menjadi closo, nido, arachno , dsb. sesuai dengan struktur kerangka atom boron.
Tidak hanya diboran, boran yang lebih tinggi juga merupakan senyawa yang tuna elektron yang sukar dijelaskan dengan struktur Lewis yang berbasiskan ikatan kovalen 2c -2e. K. Wade merangkumkan hubungan jumlah elektron yang digunakan untuk ikatan kerangka dan struktur boran dan mengusulkan aturan empiris yang disebut aturan Wade. Menurut aturan ini, bila jumlah atom boron n, jumlah elektron valensi kerangkanya 2(n+1) didapatkan jenis closo, 2(n+2) untuk jenis nido, dan 2(n+3) untuk jenis arachno. Hubungan antara struktur kerangka dan jumlah elektron valensi adalah masalah penting dalam senyawa kluster logam transisi, dan aturan Wade telah memainkan peranan yang signifikan dalam memajukan pengetahuan di bidang struktur senyawa kluster ini.
2.3 KEBERADAAN BORON DIALAM
Boron banyak terdapat di batu burax. Ada dua alotrop boron, boron amorfus adalah serbuk coklat, tetapi boron metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknya keras (9,3 dalam skala Moh) Boron tidak hadir di alam dalam bentuk
elemen. Hal ini ditemukan digabungkan dalam boraks, asam borat, kernite, ulexite, colemanite dan borates. Unsur ini tidak ditemukan di alam, tetapi timbul sebagai asamot horboric dan biasanya ditemukan dalam sumber mata air gunung berapi dan sebagai borates di dalam boron dancol emantie.Ulexite, mineral boron yang lain dianggap sebagai serat optik alami. Sumber-sumber penting boron adalah raso rite (kernite) dan tincal (bijih borax). Kedua bijih ini dapat ditemukan di gurun Mojave.Tincal merupakan sumber penting boron dari Mojave. Deposit borax yang banyak juga ditemukan di Turkey. Boron muncul secara alami sebagai campuran isotop10B sebanyak 19.78% dan isotop 11B 80.22%. Kristal boron murni dapat dipersiapkan dengan cara reduksi fase uapboron triklorida atau tribomida dengan hidrogen pada filamen yang dipanaskan dengan listrik. Boron yang tidak murni (amorphous boron) menyerupai bubuk hitam kecoklatan dan dapat dipersiapkan dengna cara memanaskan boron trioksida dengan bubuk magnesium. Boron dengan kemurnian 99.9999% telah diproduksi dan tersedia secara komersil. Boron bukan konduktor listrik yang bagus pada suhu ruangan, tetapi pada suhu yang lebihtinggi. Boron ditemukan dalamsenyawaan seperti silika, silikat, dan borat. Senyawaan boron yang utama dan tidak melimpah adalah asam borat (H 3BO3) dan natrium borat terhidrasi atau boraks (Na 2B4O7.10 H2O). Kelimpahan boron : 1.
Di alam
: 10 ppm dengan berat, 1 ppm dengan mol
2.
Di jagad raya : 2 ppm dengan berat, 0.2 ppm dengan mol
2.4 SIFAT FISIKA DAN SIFAT FISIKA BORON
. Sifat boron secara umum 1. Boron termasuk unsur semi logam. 2. Tidak terdapat dalam keadaan bebas di alam. 3. Bisa membentuk ikatan kovalen.
Sifat fisik dari Boron :
-Simbol
:B
- Phasa
: Padat
- Berat Jenis
: 2,34 g/cm3
- Volume atom
: 4.6 cm3/mol
- Titik Leleh
: 2349 K (2076°C, 3769°F)
- Titik Didih
: 4200 K (3927°C, 7101°F)
- Kalor Peleburan
: 50,2 kJ/mol
- Kalor Penguapan
: 480 kJ/mol
- Kapasitas Panas
: (25°C) 11.087 J/(mol-K)
- Struktur Kristal
: Rombohedral
- Elektronegativitas
: 2,04 (skala pauling)
- Radius Kovalen
: 82 pm
- Avinitas elektron
: 26.7 kJ mol-1
- Struktur
: rhombohedral; B12 icosahedral.
Sifat Kimia Dari Boron
1. Metaloid , artinya unsure kimia yang memiliki sifat antara logam dan non logam. 2. Berdasarkan ke elektronegatifannya,boron cenderung melepas electron membentuk ion positif. 3. Boron bersifat sangat keras dan menunjukkan sifat semikonduktor 4. Boron adalah unsur yang tidak reaktif pada suhu biasa. Bila bereaksi, tidak ada kecenderungan dari atom unsure boron untuk kehilangan elektronelektron terluar dan membentuk kation sederhana yaitu B 3+. Adapun reaksi pada boron adalah sebagai berikut: a) Reaksi dengan halogen Boron bereaksi dengan halogen secara umum, bahkan sampai terbakar dalam gas fluor. 2 B + 3 X2
2 BX3
b) Membentuk asam oksi
X = atom halogen
jika dipanaskan dalam udara, unsur boron bereaksi dengan oksigen dalam pembakaran yang sangat eksotermik untuk membentuk oksida B 2O3. Oksida ini bersifat asam. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut. B2O3( s) + 3 H 2O(l ) 2 H3BO3(l ) c)
Semua boron yang larut membentuk larutan yang bersifat basa bila
dilarutkan dalam air, di mana ion. BO 32- bertindak sebagai basa dengan menghilangkan proton dari air. BO3 2 ¯(aq) + H2O(l ) HBO3 ¯(aq) + OH¯(aq) d) Boron membentuk molekul-molekul ion raksasa dengan atom oksigen menempati kedudukan yang berselang-seling dengan reaksi seperti berikut. |
– B – O – B – O – B – O |
|
2.5 EKSTRAKSI BORON
Sumber boron yang melimpah adalah borax (Na ₂B₄O₅(OH)₄.8 H₂O) dan kernite (Na₂B₄O₅(OH)₄. 2H₂O). Ini susah diperoleh dalam bentuk murni. Ini dapat dibuat terus dengan reduksi oksidasi magnesium, B ₂O₃. Oksidasi ini dapat dibuat melalui pemanasan asam borik, B(OH) ₃, yang diperoleh dari borax. • B2O3 + 3 Mg → 2B + 3 MgO
Akan tetapi hasil ini sering kali dicemari dengan logam borida (proses ini agak menakjubkan). Boron murni bisa diperoleh dengan menurunkan halogenida boron yang mudah menguap dengan hidrogen pada suhu tinggi. tdk terlalu banyak diproduksi dlm laboratorium karena telah dpt Boron (B) diperoleh secara komersial. Secara umum, Boron (B) berasal dari tourmaline, borax [Na2B4O5(OH)4.8H2O], dan kernite [Na 2B4O5(OH)4.2H2O]. Unsur ini susah diperoleh dalam bentuk murni karena titik lelehnya yang tinggi (2250 ˚C) dan sifat korosif
cairannya. Ia dibuat dalam kemurnian 95 – 98% sebagai bubuk amorf dengan reduksi B2O3 dengan Mg, diikuti dengan pencucian produknya dengan larutan NaOH, HCl, dan HF.
A.
Ekstraksi Bororn dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
1.
Boron Kristal didapatkan dengan cara
Reduksi BCl3 dengan H2. Hal ini berlaku pada skal kilogram. 2 BCl3 + H2 2B + 6HCl
Pyrolisis BI3 (metode Van Arel) BI3
2B + 3I2
Dekomposisi termal dari diborane atau hidrat dari boron lain B2H6 2B + 3H2
2.
Boron amorf didapatkan dari mereduksi B2O3dengan Mg atau Na
pada temperature yang tinggi. Biasanya hal ini akan menghasilkan 95-98% kemurnian boron berwarna hitam.
Na2B4O7.10H2O
H3BO3
B2O--> 2B + 3MgO
Sangat sulit mendapatkankristal boron murni karena butuh suhu yang snagat tinggi(2180oC) dan larutannya bersifat korosif.
B.
sintesis dari boron dan reaksi nya
1. Reduksi B2O3 dengan magnesium
2. Mereaksikan antara boron trihalida dengan Zn (~900 °C) atau hidrogen Asam boraks (H3BO3) dapat dibuat dengan merekasikan boraks dengan asamasam kuat. Cara lain adalah dengan hidrolisis halide boraks. Asam boraks yang diperoleh berbentuj kristal-jarum putih. Satuan antara satu molekul lainnya terkait secara bersama-sama oleh adanya ikatan hydrogen yang membentuk lapisan-lapisan tak terhingga sehingga kristalnya sangat rapuh dan mudah pecah. Asam boraks cukup larut dalam air dan merupakan asam lemah dalam artikonsep asam basa Lewis.(Nofrijal Jhon:2011). Pada dasarnya ada dua proses untuk memproduksi asam borat secara industri, yaitu :
a.
Proses Asidifikasi
Pada proses ini asam borat dibuat dengan cara mereaksikan granular borak dengan larutan H2SO4 di dalam reaktor, dengan ketentuan 3 bagian granular borak (Na2B4O7 .10 H2O), 1 bagian asam sulfat (H2SO4) dan 12 bagian air (H2O). Untuk lebih jelasnya, proses pembuatannya akan diuraikan di bawah ini : Pertama-tama memasukkan semua bahan yang diperlukan ke dalam reactor dan ditambahkan 1 bagian asam sulfat (H2SO4).dengan perbandingan 3 bagian granular borak (Na2B4O7 .10 H2O) dan 12 bagian air (H2O). Temperatur yang digunakan adalah 800C dengan tekanan 1 atm dan berlangsung selama 1 jam. Kemudian larutan yang keluar dari reaktor dimasukkan ke dalam evaporator untuk mengurangi kandungan air, sehingga didapatkan sebuah larutan jenuh. Setelah itu dimasukkan ke dalam kristaliser untuk didinginkan. Kristal asam borat kemudian disaring untuk memisahkan kristal asam borat dengan larutan sodium sulfat di dalam centrifuge. Kristal Asam Borat diumpankan ke dalam rotary dryer untuk mengalami proses pengeringan sehingga didapatkan kristal asam borat. Adapun reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah sebagai berikut : Na2B4O7 .10 H2O + H2SO4
4 H3BO3 + Na2SO4 + 5H2O
b. Proses Ekstraksi Liquid-liquid Pada proses ini digunakan bahan baku berupa brine yang mengandung sodium dan potassium borak. Untuk mendapatkan asam borat digunakan proses ekstraksi liquidliquid dengan menggunakan pelarut kerosene yang merupakan ekstraktant organic pada ekstraksi fase ringan yang kaya akan garam-garam alkali dari komplek anionic diol borak. Sedangkan fase berat banyak mengandung sludge yang merupakan limbah. Kemudian fase ringan tersebut dimasukkan ke dalam striper dan dikontakkan dengan steam untuk merecovery,6 pelarut, dalam striper juga ditambahkan larutan asam sulfat. Hasil atas pada striper adalah pelarut kerosene sedangkan pada bagian bawah adalah asam borat yang masih mengandung sodium dan potassium sulfat. Sodium dan potassium sulfat yang masih terlarut dihilangkan dari larutan dengan cara melewatkan kedalam kolom karbon aktif untuk mendapatkan larutan asam borat, setelah itu larutan asam borat dimasukkan ke dalam evaporator dan dilanjutkan kristaliser untuk mendapatkan kristal asam borat. Reaksi – Reaksi dari Boron 1.Reaksi dengan O2
4B + 3O2(g) → 2B2O3(S)
2.Reaksi dengan Halogen • 2B(s) + 3F2 (g) → 2BF3(g) • 2B(s) + 3Cl2 (g) → 2BCl3(g)
• 2B(s) + 3Br2(g) → 2BBr3(l)
Persiapan diboron dan borones yang lebih tinggi 1.Dengan mereaksikan iodine dengan sodium borohidrida 2.Mereduksi BCl3 with LiAlH4 3.Dengan pembebasan muatan
2.6
SENYAWA-SENYAWA BORON
PERSENYAWAAN 1.
Halida dari boron : B2H6
-Diboran (6)
-Decaboran (14) : B10H14 -Hexaboran (10) : B6H10 -Pentaboran (9) : B5H9
2.
-Pentaboran (11)
: B5H11
-Tetraboran (10)
: B4H10
Florida -Boron trifluorida: BF3
Sifat Fisika :
-Bentuk : gas -Titik Leleh
: -127°C
-Titik Didih
: -101°C
-Berat Jenis
: 3,0 Kg
-Diboron tetrafluorida : B2F4
3. Klorida -Boron trichlorida : BCl3
Sifat Fisika:
-Bentuk : Gas -Titik leleh
: -107°C
-Titik Didih
: 13°C
-Berat Jenis
: 5.1 kg m-3(gas)
- Diboron tetrachlorida : B2Cl4
4. Bromida -Boron tribromida: BBr 3 Sifat Fisika :
-Bentuk : Cair -Titik Leleh
: -46°C
-Titik Didih
: 91°C
-Berat Jenis
: 2600 kg m -3
5. Iodida -Boron triiodida : BI3
6. Oksida - Diboron trioxide : B 2O3
Sifat Fisika :
-Warna
: putih
-Bentuk : Kristal Padat -Titik leleh
: 450o c
-Titik Didih
: 2065
-Berat jenis
: 2550 kg m-3
7. Sulfida - Diboron trisulphida : B2S3 Sifat Fisika :
-Warna
: Putih atau Kuning
-Bentuk : Padat -Berat Jenis
: 1700 kg m -3
8. Nitrida -Boron nitrida: BNBoron nitrida memiliki sifat-sifat yang cemerlang karena ia
sekeras berlian, dapat digunakan sebagai insulator listrik walau dapat menghantar panas seperti logam. Senyawa ini juga memiliki sifat lubrikasi seperti grafit.
Sifat fisika :
-Warna
: Putih
-Bentuk : Kristal Padat
2.7
-Titik leleh
: 3000°C
-Titik Didih
: < 3000
-Berat Jenis
: 2200 kg m -3
KEGUNAAN BORON
1. Boron dalam bentuk amorf digunakan pada roket sebagai alat penyala. 2. Borat atau asam borat digunakan sebagai antiseptic ringan. 3. Senyawa boron digunakan sebagai pelapis baja pada kulkas dan mesin cuci. 4. Hidrida dari boron kadang-kadang digunakan sebagai bahan bakar roket. 5. Sebagian besar boron digunakan untuk membuat kaca dan keramik. 6. Boron karbida digunakan untuk rompi anti peluru dan tangki baja. 7. Asam borat digunakan sebagai insektisida terhadap semut, serangga dankecoa. 8. Asam boric merupakan senyawa boron yang penting dan digunakan dalam produk tekstil.
9. Isotop boron-10 digunakan sebagai kontrol pada reaktor nuklir, sebagaitameng pada radiasi nuklir dan dalam instrumen-instrumen yang digunakanuntuk mendeteksi netron. 10.
Boron hidrida dapat dengan mudah dioksidasi dan melepaskan banyak
energidan pernah digunakan sebagai bahan bakar roket. Boron yang tidak murni digunakan pada pertunjukan kembang api untuk memberikan
warna
hijau
dan
dalam
roket
sebagai
pemicu.
Senyawa boron yang paling komersial adalah Na 2B4O75H2O. Pentrahidra ini digunakan dalam jumlah yang banyak dalam pembuatan serat gelas yang dijadikan insulasi (insulation fiberglass) dan pemutih sodium perborat (sodium perborate bleach). Asam borik juga merupakan senyawa boron yang penting dan digunakan dalam produk tekstil. Senyawa-senyawa boron lainnya digunakan dalam pembuatan kaca borosilica dan dalam penyembuhan arthritis. Isotop boron-10 digunakan sebagai kontrol pada reaktor nuklir, sebagai tameng pada radiasi nuklir dan dalam instrumen-instrumen yang digunakan untuk mendeteksi netron. Boron nitrida memiliki sifat-sifat yang cemerlang karena ia sekeras berlian, dapat digunakan sebagai insulator listrik walau dapat menghantar panas seperti logam. Senyawa ini juga memiliki sifat lubrikasi seperti grafit. Boron hidrida dapat dengan mudah dioksidasi dan melepaskan banyak energi dan pernah digunakan sebagai bahan bakar roket. Penawaran terhadap filamen boron juga meningkat karena bahan ini kuat dan ringan dan digunakan sebagai struktur pesawat antariksa. Boron mirip dengan karbon dalam memiliki kapasitas membentuk jaringan molekul dengan ikatan kovalen. Karbonat, metalloboran, fosfakaboran dan semacamnya terdiri dari ribuan senyawa. Contoh kegunaan Boron dalam kehidupan sehari-hari:
Borax (Na2B4O7.10H2O)
Boraks adalah bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Sifatnya berwarna putih dan sedikit larut dalam air. Sering mengonsumsi
makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian) Bagi penggemar bakso tentunya masih ingat tentang tingkah beberapa pembuat bakso yang mencampurkan zat kimia berbahaya ke dalam bakso yang anda makan dan setelah hal tersebut tersebar ke media, yang menjadi korban adalah hampir semua tukang bakso dimana para langganannya tidak mau makan bakso yang dicampur dengan bahan solder, antiseptik kayu dan pengontrol kecoak (memangnya siapa yang mau disamakan dengan kecoa :P). Meskipun tujuan pencampuran boraks dan formalin (yang memiliki spesialisasi sama-sama pengawet dimana yang satu pengawet kayu dan lainnya pengawet mayat) tidak secara sengaja untuk mencelakai konsumennya dan semata-mata hanya untuk tujuan bisnis (supaya bakso dan tahu yang dijual lebih kenyal dan awet) tentunya hal ini tidak dapat menjadi pembenaran dan harus dihindari semaksimal mungkin karena dampak jangka panjang konsumsi boraks dan formalin ini berbahaya bagi makhluk hidup (khususnya species Homo Sapiens Rupanya hal ini juga menggelitik pembuat virus untuk mengangkat issue boraks ini dengan menyebarnya W32/Rabox di Indonesia sejak awal April 2006. Rupanya boraks tidak hanya tersedia di dunia nyata, di dunia mayapun boraks kini sudah ada dan beredar bebas, dan disalah gunakan boraks di dunia mayapun akan mengakibatkan masalah serius bagi komputer terinfeksi.
Asam boric (H3BO3) digunakan dalam bidang medis sebagai antiseptik
dan astringent.
Boron kar bida (B C) digunakan untuk membuat amplas. 4
Digunakan untuk mendeteksi dan mengontrol jumlah neutron pada
reaktor nuklir.
Sebagian boron yang paling penting dari segi ekonomi adalah:
• Natrium tetraborat pentahidrat (Na2B4O7 • 5H2O), yang digunakan dengan
banyaknya dalam menghasilkan kaca gentian penebat dan peluntur natrium perborat , • Asid ortoborik (H3BO3) atau asid borik, digunakan dalam penghasilan tekstil kaca
gentian dan paparan panel rata atau cecair mata, antara lain-lain kegunaan, dan • Natrium tetraborat dekahidrat (Na2B4O7 • 10H2O) atau boraks, digunakan dalam
penghasilan pelekat, dalam sistem antikakisan dan lain-lain kegunaan. Di bawah merupakan sebagian daripada beratus-ratus kegunaan sebatian boron: • Oleh kerana ciri istimewa nyalaan hijaunya, boron amorfus digunakan dalam
kilauan piroteknik. • Asid borik adalah merupakan sebatian penting dalam produk tekstil. • Asid borik sebelum ini digunakan sebagai racun serangga, terutamanya menentang
semut atau lipas. • Sebatian boron digunakan secara meluas dalam sintesis organik dan pembuatan kaca
borosilikat dan kaca borofosfosilikat. • Lain-lain sebatiannya digunakan sebagai pengawet kayu, dan selalunya adalah agak
menarik dalam segi ini kerana ia mempunyai ketoksikan yang rendah. • Boron-10 juga digunakan untuk membantu dalam pengawalan reaktor nuklear,
sejenis pelindung daripada sinaran dan dalam pengesanan neutron. • Boron-11 yang ditulenkan (Boron susut) digunakan dalam pembuatan kaca
borosilikat dalam bidang elektronik pengerasan sinaran. • Kajian sedang dilakukan dalam memperolehi kuasa lakuran melalui tindakbalas
antara hidrogen dan boron. Kebaikan yang mungkin boleh didapati termasuklah reaktor yang secara relatifnya lebih kecil dan tidak rumit dan memungkinkan keselamatan lebih terjamin. • Filamen boron adalah bahan berkekuatan tinggi dan ringan, yang biasanya
digunakan dalam struktur aeroangkasa maju sebagai komponen bahan komposit. • Natrium borohidrida (NaBH4) ialah agen penurun kimia yang popular, digunakan
(contohnya) untuk menurunkan aldehid dan keton menjadi alkohol. • Boron pada kandungan surih digunakan sebagai pendopan untuk semikonduktor
jenis P. (sumber: makalah presentasi kimia'08)
. Efek biologis dari Boron
• Boron dengan konsentrasi tinggi dalam air sangat berbahaya bagi komunitas ikan. • Dosis mematikan asam borat bagi manusia 640 mg/kg berat badan melalui oral,
8600 mg/kg berat badan melalui dermal, 29 mg/kg berat badan melalui injeksi.
Penanganan Unsur boron dan borat tidak dianggap berbahaya, dan perlu penanganan spesial. Walau begitu, beberapa senyawa boron hidrogen sangat beracun dan memerlukan penanganan ekstra hati-hati.
BAB III PENUTUP 3.I KESIMPULAN Berdasarkan keterangan dan penjelasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya tentang unsure boron maka, dapat disimpulkan bahwa : 1. 2. 3. 4.
Boron termasuk kedalam unsure semi logam. Boron merupakan unsure yang berwarna hitam. Boron bersifat semikonduktor. Dapat mengetahui sifat-sifat, persenyawaan, pembuatan, kegunaan dan efek biologis dari boron. 5. Banyak kegunaan boron dari segi ekonomi dan dalam kehidupan sehari-hari
3.2 Saran
Dari penjelasan diatas diharapkan untuk : 1. 2.
Lebih memahami tentang unsur-unsur yang ada dalam sistem periodik dan tidak hanya terbatas pada satu unsure saja. Mengaplikasikan pengetahuan yang didapat.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F.A dan Geoffrey.W.penerjemah Sahati,S. 1989. Kimia Anorganik Dasar .Jakarta : UI Press
Keenan Kleinfelter,W. 1991. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga. Sugiyarto, Kristian H. Kimia Anorganik 1. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Vogel.1990. Analisis Anorganik Kualitatif . Jakarta: PT Kalman Media Pustaka
Anonim. Senyawa Boron.(onliane).http://www.chemicool.com/elements/boron.html. (diakses pada tanggal 29 Oktober 2013) Anonim. Gugus Senyawa Boron .(onliane). http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/berita/gugusan-boron-membentuk-sistemcincin-yang-unik/. (diakses pada tanggal 29 Oktober 2013)