I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senyawa atau zat kimia tidak selalu dalam keadaan tunggal atau murni akan tetapi cenderung bercampur dengan zat atau senyawa lain, sehingga jika ingin memperoleh suatu senyawa atau zat tertentu yang berada dalam suatu campuran maka harus dilakukan beberapa proses dengan tekhnik tertentu. Salah satu tekhnik yang dapat digunakan untuk memperoleh suatu senyawa dari suatu campuran adalah dengan cara ekstraksi. Ekstraksi dapat diartikan sebagai proses pemisahan senyawa tertentu dari campurannya dengan menggunakan pelarut tertentu. Ekstraksi dapat terdiri atas ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair. Ekstraksi padat cair dapat diartikan sebagai proses pemisahan suatu cairan dari padatan dengan menggunakan pelarut yang berupa cairan. Proses ekstraksi padat cair meliputi beberapa langkah tertentu yang diawali dengan proses masserasi. Ekstraksi padat-cair biasanya dilakukan dengan mengggunakan seperangkat alat soxhlet. Zat- zat yang biasanya diekstrak diantaranya adalah kandungan minyak dan lemak yang terdapat dalam tumbuhan maupun hewan.
Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan percobaan mengenai ekstraksi padat-cair sehingga dapat mengetahui proses atau langkah-langkah menyeluruh dari ekstraksi padat cair, yaitu dengan menentukan kadar minyak dan lemak dalam kemiri.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam percobaan ini adalah bagaimana cara menentukan kadar lemak dan minyak dalam kemiri ? C. Tujuan
Tujuan dalam percobaan ini adalah untuk menentukan kadar lemak dan minyak dalam kemiri.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sering kali campuran bahan padat dan cair (misalnya bahan alami) tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja, karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah (Hermiati dkk., 2013). Ekstraksi dapat didefisinikan sebagai suatu proses penarikan keluar atau proses pemisahan suatu bahan dari campurannya, biasanya dengan menggunakan pelarut. Komponen yang dipisahkan dalam ekstraksi dapat berupa padatan dari suatu sistem campuran padat-cair, berupa cairan dari suatu sistem campuran cairancairan, atau padatan dari suatu sistem padatan-padatan. Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi umumnya menggunakan pelarut berdasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran (Isnaini, 2010). Proses Ekstraksi untuk definisi pemisahan kimia merupakan cara memisahkan zat terlarut melalui dua buah pelarut (biasanya cair) yang dapat melarutkan zat tersebut namun kedua pelarut ini tidak dapat saling melarutkan ( immiscible). Sampel dilarutkan dalam rafinat yang berada dalam kontak dengan
ekstraktan sehingga terjadi perpindahan molekul zat terlarut karena perbedaan kelarutan didalam kedua jenis pelarut (Wonorahardjo, 2013). Prinsip ekstraksi padat-cair adalah adanya kemampuan senyawa dalam suatu matriks yang kompleks dari suatu padatan, yang dapat larut oleh suatu pelarut tertentu. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk tercapainya kondisi optimum ekstraksi antara lain: senyawa dapat terlarut dalam pelarut dengan waktu yang singkat, pelarut harus selektif melarutkan senyawa yang dikehendaki, senyawa analit memiliki konsentrasi yang tinggi untuk memudahkan ekstraksi, serta tersedia metode memisahkan kembali senyawa analit dari pelarut pengekstraksi (Fajriati dkk., 2011).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat ekstraksi padatcair (soxhlet) mortal pastel, evaporator, statif dan klem, tissue, electromantle, filler, dan pipet volum 25 mL. 2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kloroform, vaselin, aluminium foil, kertas saring, dan sampel kemiri.
C. Prosedur Kerja Butiran Biji Kemiri - dihaluskan - ditimbang sebanyak 20 gram - dibungkus denga kertas saring (selongsong) - dimasukkan dalam alat soxhlet
20 gram kemiri halus - ditambahkan 100 mL kloroform dalam labu alas bulat - dilakukan ekstraksi selama 2 kali siklus -
Ekstrak - diuapkan (dievaporator) - didiamkan Minyak Kemiri - dihitung berat volumenya - ditentukan kandungan minyaknya Hasil
Residu
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan a. Rangkaian alat
Air keluar Klem Air masuk Kondensor Air masuk
Sampel Statif Labu alas bulat Air masuk Electromantle
b. Data pengamatan Berat labu alas bulat kosong = 60,2 gram Berat sampel
= 20 gram
Jumlah siklus
= 2 kali
Lama ekstrak
= 180 menit
Berat minyak + labu
= 64,2 gram
Berat minyak
= (Berat minyak + labu) - Berat labu
kosong = 64,2 gram - 60,2 gram = 4 gram
Efisiensi Kadar minyak
=
4g
x 100%
20 g
= 20% B. Pembahasan Pemisahan suatu zat baik itu zat padat maupun zat cair dari suatu campuran dengan menggunakan bantuan pelarut disebut dengan ekstraksi. Ekstraksi padat cair merupakan ekstraksi dimana dalam proses ekstraksinya yaitu memisahkan cairan dari suatu padatan dengan menggunakan pelarut yang berupa cairan. Ekstrasi merupakan metode yang sering digunakan sejak dulu untuk memisahkan minyak atsiri yang terkandung dalam suatu tanaman atau tumbuhan. Minyak atsiri memiliki sifat mudah menguap, salah satu dari contoh minyak atsiri adalah minyak kemiri. Ekstraksi minyak kemiri pada percobaan ini merupakan salah satu contoh dari ekstraksi padat cair dimana dalam ekstraksi ini digunakan soxhlet sebagai alat utamanya dalam mengekstrak minyak kemiri. Percobaan ini dimulai dengan terlebih dahulu menghaluskan beberapa gram kemiri agar bisa dimasukkan dalam selongsong yang akan dimasukkan dalam soxhlet. Alat soxhlet merupakan alat yangtepat digunakan dalam ekstraksi padat cair sebab memiliki keunggulan yaitu menghasilkan ekstrak yang lebih murni dibandingkan dengan menggunakan metode atau alat lain. Kloroform merupakan zat yang digunakan sebagai pelarut pada percobaan ini. Setelah mengalami proses ekstraksi sebanyak 2 kali siklus dengan alat soxhlet maka larutan minyak kemiri dalam labu alas bulat kemudian dievaporasi agar pelarut
kloroformnya berpisah dengan minyak kemiri. Siklus dalam percobaan ini maksudnya adalah apabila sifon pada alat soxhlet telah penuh dan jatuh kedalam labu alas bulat maka disebut sebagai 1 siklus. Proses terakhir adalah dengan mendiamkan beberapa saat larutan yang telah dievaporasi lalu kemudian dihitung volume minyak kemiri yang diperoleh. Percobaan ini dilakukan sebanyak 2 kali siklus sehingga persentase minyak kemiri yang dihasilkan hanya sebesar 20%. Semakin banyak siklus yang dilakukan maka persentase minyak kemiri yang diperoleh juga akan semakin besar
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan maka diperoleh kesimpulan bahwa kadar minyak suatu zat padat dapat ditentukan dengan cara melakukan ekstraksi padat cair menggunakan alat soxhlet dan kadar minyak kemiri yang diperoleh adalah sebesar 20 %.
DAFTAR PUSTAKA
Fajriati, I., Malawati, R., Muzakky, 2013, Studi Ekstraksi Padat Cair Menggunakan Pelarut HF dan HNO3 pada Penentuan Logam Crdan Cu dalam Sampel Sedimen Sungai di Sekitar Calon PLTN Muria, Jurnal Ilmu Dasar, Vol. 12 (1) Hermiati, Rusli, Naomi, Y.M., Mersi, S.S., 2013, Ekstrak Daun Sirih Hijau dan Merah sebagai Antioksidan pada Minyak Kelapa, Jurnal Teknik Kimia, Vol. 2 (1) Isnaini, L., 2010, Ekstraksi Pewarna Merah Cair Alami Berantioksidan dari Kelopak Bunga Rosela, Jurnal Teknologi Pertanian, Vol. 11 (1) Lucas, 1949, Principles And Practice In Organic Chemistry, Jhon Willey And Sons, Inc,New York Wonorahardjo, S., 2013, Metode-metode Pemisahan Kimia, Akademia Permata, Jakarta