BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Latar Belaka Belakang ng Masal Masalah ah
Gigi Gigi dan dan mulu mulutt merup merupak akan an invest investasi asi bagi bagi kese kesehat hatan an seum seumur ur hidup hidup.. Peranannya cukup besar dalam mempersiapkan zat makan sebelum absorbs nutr nutris isii pada pada salu salura ran n penc pencer erna naan an,, disa disamp mpin ing g fung fungsi si psik psikis is dan dan sosi sosial al (Tampubolon, (Tampubolon, 2005). 2005). Gigi yang sehat tidak cukup cukup hanya rapi dan putih putih saja, harus harus didu diduku kung ng oleh oleh gusi, gusi, akar, akar, dan dan tulan tulang g pend penduk ukun ung g yang yang sehat. sehat. Gigi Gigi berfungsi berfungsi dengan dengan baik bila dalam keadaan keadaan sehat, sebaliknya sebaliknya gigi dan mulut yang tidak sehat akan menimbulkan masalah (Pintauli, 2008). Dalam Dalam usaha usaha memper mempertah tahank ankan an gigi gigi tetap tetap berada berada dalam dalam lengku lengkungn ngnya ya dan berfungsi berfungsi dengan dengan baik, salah satu perawatan perawatan yang dilakukan dilakukan adalah adalah perawatan perawatan saluran akar. Perawatan Perawatan ini terdiri dari tiga tahapan yaitu preparasi, preparasi, sterilisasi, dan pengisian pengisian saluran akar. Preparasi saluran akar meliputi tindakan pembersihan pembersihan dan pembentukan pembentukan saluan akar (cleaning and shaping). shaping). Cleaning Cleaning adalah tindakan pengambilan pengambilan dan pembersihan pembersihan seluruh jaringan jaringan pulpa serta jaringan nekrotik nekrotik yang dapa dapatt
memb member erii
kese kesemp mpat atan an tumb tumbuh uhny nyaa kuma kuman. n. Shap Shapin ing g yait yaitu u
tind tindak akan an
pembentukan pembentukan saluran akar untuk untuk persiapan persiapan pengisian pengisian (Grossman (Grossman et al, 1995). 1995).
Pera Perawa wata tan n salu salura ran n akar akar meru merupa paka kan n pros prosed edur ur pera perawa wata tan n gigi gigi yang yang bermaksud bermaksud mempertahanka mempertahankan n gigi dan kenyamanann kenyamanannya ya agar gigi yang sakit dapat diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya, tanpa simtom, dapat berfungsi berfungsi kembali kembali dan tidak ada tanda-tanda tanda-tanda patologik. patologik. Gigi yang sakit bila dirawat dan direstorasi dengan baik akan bertahan seperti gigi vital selama akarnya terletak pada jaringan sekitarnya yang sehat (Bence, 1990). Gangre Gangren n Pulpa Pulpa adalah adalah keadaa keadaan n gigi gigi dimana dimana jarigan jarigan pulpa pulpa sudah sudah mati mati sebag sebagai ai siste sistem m perta pertahan hanan an pulp pulpaa sudah sudah tidak tidak dapat dapat mena menaha han n rang rangsan sanga gan n sehingga jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa (Kartini, 2009). Perawatan pada gangren pulpa adalah dengan perawatan edontotik yaitu pulpektomi pulpektomi nonvital. nonvital.
1
B. Manfa nfaat
Penulisan referat ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu : 1.
Member Memberikan ikan info informas rmasii bagi profe profesi si kedokte kedokteran ran gigi gigi untuk untuk mening meningkatk katkan an mutu pelayanan kesehatan gigi khususnya perawatan gangren gigi.
2.
Mena Menamb mbah ah wawa wawasa san n tent tentan ang g pera perawa wata tan n salu salura ran n akar akar sala salah h satu satuny nyaa perawatan perawatan pada gangren gangren gigi. gigi.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anat Anatom omii Pulpa Pulpa
Pulpa adalah jaringan lunak yang terdiri dari pembuluh darah dan saraf, yang yang meny menyup upla laii oksi oksige gen n dan dan nutr nutris isii untu untuk k gigi gigi,, sert sertaa berp berper eran an dala dalam m menghasilkan kepekaan gigi. Fungsi utama pulpa adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangan gigi.
Gambar 1 Anatomi Gigi
Pulpa Pulpa adalah adalah suatu suatu rongga rongga di bawah bawah lapisan lapisan dentin. dentin. Pulpa gigi gigi banyak banyak memiliki kemiripan dengan jaringan ikat lain pada tubuh manusia, namun ia memilik memilikii karakte karakteristik ristik yang yang unik. unik. Di dalam dalam pulpa pulpa terdapat terdapat berbag berbagai ai elemen elemen jaringan seperti pembuluh pembuluh darah, persyarafan, persyarafan, serabut jaringan ikat, cairan interstitial, dan sel-sel seperti fibroblast, odontoblast dan sel imun (Mozartha, 2008). Pulpa adalah sistem mikrosirkuler, di mana komponen vaskular terbesarnya adalah adalah arteriol arteriol dan venula, venula, yang yang memasuk memasukii pulpa pulpa melalui melalui lubang lubang di ujung ujung saluran akar gigi (foramen apikal). Karena dibatasi oleh dinding dentin yang
3
kaku kaku,, peru peruba bahan han volu volume me di dala dalam m rong rongga ga pulpa pulpa (misal (misalnya nya saat saat terja terjadi di vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah) menjadi sangat terbatas Di bagian terluar pulpa yang sehat adalah barisan sel odontoblast yaitu sel pembentuk pembentuk dentin. Uniknya, Uniknya, badan sel odontoblast odontoblast berada di dalam pulpa, sedang sedangkan kan perpanj perpanjang angan an selnya selnya (disebut (disebut serabut serabut tomes) tomes) memasu memasuki ki tubulu tubuluss dentin. Oleh sebab itu, adanya stimulus yang mengenai dentin baik rangsang mekanis maupun suhu akan diteruskan ke pulpa. Sel odontoblast yang berada di pulpa bagian coronal (yang menghadap menghadap mahkota mahkota gigi) lebih banyak daripada bagian radikular radikular (yaitu daerah akar akar gigi). gigi). Di bawah lapisan sel odontoblast odontoblast terdapat zona bebas sel (cell free zone), zone), di mana mana di zona zona ini hanya hanya sedikit sedikit terdapat terdapat sel-sel dan mengan mengandun dung g pembul pembuluh uh darah kapiler dan serabut syaraf yang tidak bermyelin. Selanjutnya adalah zona yang kaya akan sel, di mana selain terdapat fibroblast juga terdapat sel-sel pertahanan pertahanan seperti seperti makrofag, makrofag, sel dendritik dendritik dan limfosit. limfosit. Pulpa adalah fenomena yang kompleks, yang tidak hanya melibatkan respon sensorik sensorik tapi juga juga aspek aspek emosion emosional al dan konsep konseptua tual. l. Gigi Gigi dipersya dipersyarafi rafi oleh oleh banyak sekali serabut serabut syaraf. Apapun Apapun bentuk bentuk rangsangan rangsangan yang diterima pulpa (perubahan suhu, rangsang mekanis, trauma) sensasi yang dihasilkan adalah rasa sakit. Sistem sensorik pada pulpa membuatnya dapat menghantarkan sinyal ke otak saat pulpa terancam, misalnya saat terjadi karies mencapai pulpa. Di dalam dalam pulp pulpa, a, terd terdapa apatt dua dua jenis jenis serab serabut ut syara syaraff yaitu yaitu serab serabut ut syara syaraf f bermyelin bermyelin (serabut A) dan tanpa myelin myelin (serabut C). Serabut Serabut sensorik pada pulpa berasal dari syaraf trigeminal trigeminal dan memasuki memasuki ujung akar pulpa melalui foramen apikal. Serabut syaraf A terletak di daerah perbatasan dentin dan pulpa, dan bila terstimulasi maka akan terasa rasa sakit yang tajam. Sedangkan serabut syaraf syaraf C terd terdist istrib ribus usii di selu seluru ruh h kama kamarr pulp pulpa, a, bila bila serab serabut ut syara syaraff tipe tipe ini terangsang terangsang maka akan terasa rasa sakit yang lebih berat dan biasanya gigi telah mengal mengalami ami cedera, cedera, misalny misalnyaa karena karena bentura benturan n atau karies karies mencapa mencapaii pulpa pulpa (Mozartha, 2008).
4
Bila Bila infek infeksi si bakt bakteri eri kare karena na karie kariess telah telah menca mencapa paii pulp pulpa, a, akan akan terjad terjadii infla inflama masi si (perad (peradan anga gan) n) pada pada pulp pulpaa dan dan lama lama kela kelamaa maan n persy persyara arafa fan n dan dan vaskularisasi pulpa dapat mengalami kematian B.
Gangren Pu Pulpa 1. Defi Defini nisi si
Gangren pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehin sehingg ggaa juml jumlah ah sel pulp pulpaa yang yang rusak rusak menja menjadi di semak semakin in bany banyak ak dan dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih hidup (Kartini, 2009).
Gambar 2 Gangren Gigi
2. Patof Patofisio isiolog logii
Proses terjadinya gangren pulpa diawali oleh proses karies. Karies dent dentis is adal adalah ah suat suatu u peng pengha hanc ncur uran an stru strukt ktur ur gigi gigi (ema (email il,, dent dentin in dan dan cementum) oleh aktivitas sel jasad renik (mikro-organisme) dalam dental plak. Jadi Jadi proses karies karies hanya dapat dapat terbentuk terbentuk apabila apabila terdapat 4 faktor yang yang saling saling tump tumpang ang tindih tindih.. Adap Adapun un fakto faktor-f r-fak akto torr terse tersebu butt adala adalah h bakte bakteri, ri, karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu. Perjalanan gangrene gangrene pulpa dimulai dimulai dengan dengan adanya karies yang mengenai email (karies super superfis fisial ialis) is),, dima dimana na terda terdapat pat luba lubang ng dang dangka kal, l, tidak tidak lebih lebih dari dari 1mm. 1mm. Selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada dentin (karies media) yang 5
disertai dengan rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan segera hilang jika rangsangan dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa yang didiagnosa sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1mm. 1mm. Pada Pada pulpiti pulpitiss terjadi terjadi peradan peradangan gan kamar pulpa pulpa yang yang berisi berisi saraf, saraf, pembuluh pembuluh darah, dan pempuluh pempuluh limfe, sehingga sehingga timbul timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan mencapai bagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan menyebabkan terjadinya gangren gangren pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin kuman. 3. Ge Geja jala la Klin Klinik ik
Gejal Gejalaa yang yang didap didapat at dari dari pulp pulpaa yang yang gang gangren ren bisa bisa terja terjadi di tanpa tanpa keluhan keluhan sakit, sakit, dalam dalam keadaan keadaan demikia demikian n terjadi terjadi peruba perubahan han warna warna gigi, gigi, dimana gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan. Pada gangren pulpa dapat disebut disebut juga gigi non vital dimana pada gigi tersebut sudah tidak memberikan reaksi pada cavity test (tes dengan panas atau dingin) dan pada lubang perforasi tercium bau busuk, busuk, gigi tersebut baru akan memberikan rasa sakit apabila penderita minum atau makan benda yang panas yang menyebabka menyebabkan n pemuaian pemuaian gas dalam rongga pulpa tersebut yang menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yang masih vital (Kartini, 2009). 4. Diagnosis Diagnosis Diagnosis ditegakkan ditegakkan dengan dengan anamnesis anamnesis dan pemeriksaan pemeriksaan objektif objektif (extra oral dan intra oral). Berdasarkan pemeriksaan klinis, secara objektif didapatkan (Kartini, 2009) : a. Kari Karies es prof profu unda nda (+) (+)
6
b. Pemeriksaan Pemeriksaan penciuma penciuman n Dengan menggunakan pinset, ambil kapas lalu sentuhkan pada gigi yang sakit kemudian cium kapasnya, hasilnya (+) akan tercium bau busuk dari mulut pasien c. Gigi Gigi yang rusak rusak berub berubah ah warna warna menjad menjadii abu-abu abu-abu kehita kehitaman. man. d. Peme Pemerik riksaa saan n fot foto o ron rontg tgen en Terlihat suatu karies yang besar dan dalam, dan terlihat juga rongga pulpa yang telah terbuka dan jaringan periodontium periodontium memperlihatkan memperlihatkan penebalan. penebalan. Untuk Untuk menent menentuka ukan n apakah apakah pulpa pulpa masih masih dapat dapat diselama diselamatkan tkan,, bisa dilakukan beberapa pengujian: a. Diber iberii Rang Rangsa sang ng Din Dingi gin n Rang Rangsa sang ng dihe dihent ntik ikan an,,
nyer nyerii
hila hilang ng arti artiny nyaa
pulp pulpaa
seha sehat. t. Pulp Pulpaa
dipe diperta rtaha hank nkan an deng dengan an menca mencabu butt bagian bagian gigi gigi yang yang memb membus usuk uk dan dan mena menamb mbaln alnya ya.. Jika Jika nyer nyerii tetap tetap,, meski meskipu pun n rang rangsan sang g nyeri nyeri suda sudah h dihilangkan atau jika nyeri timbul secara spontan, maka pulpa tidak dapat dipertahankan. b. Penguji Penguji Pulpa Pulpa Elektrik Elektrik Alat Alat ini diguna digunakan kan untuk untuk menunj menunjukk ukkan an apakah apakah pulpa pulpa masih masih hidup, hidup, bukan untuk menentukan menentukan apakah pulpa masih sehat, jika penderita penderita merasakan aliran listrik pada giginya, berarti pulpa masih hidup c. Meng Mengetu etuk k Gigi Gigi Denga Dengan n Sebua Sebuah h Alat Alat Jika dengan dengan penget pengetuka ukan n gigi gigi timbul timbul nyeri, nyeri, berarti berarti peradang peradangan an telah telah menyebar ke jaringan tulang dan sekitarnya. d. Rontg ntgen Gig Gigii Dilak ilakuk ukan an
untu ntuk
menge ngetahu tahuii
adan adanya ya
pemb pembus usuk ukan an
gigi igi
dan
menu menunju njukk kkan an apak apakah ah peny penyeb ebara aran n perad peradan anga gan n telah telah meny menyeb ebab abka kan n pengeroposan pengeroposan tulang disekitar disekitar akar gigi. gigi. 5. Komp Komplik likas asii
Gigi gangren jika dibiarkan akan menjadi pusat bibit penyakit ( focal ( focal infection) infection) baik ke jaringan sekitar maupun ke organ-organ lain. Jaringan
7
sekit sekitar ar yang yang bias bias infek infeksi si misal misalny nya: a: perio periode denti ntitis tis,, perio periosti stitis tis,, ostiti ostitis, s, osteomyelitis, dan macam-macam abses dan sebagainya. Sedangkan organorgan organ lain yang bisa terinfek terinfeksi si misalny misalnya: a: mata, mata, kulit, kulit, jantung jantung (Anonim (Anonim,, 2010). Dengan Dengan demikia demikian, n, gangre gangren n pulpa pulpa akan akan menyeb menyebabk abkan an periode periodentit ntitis is akut, akut, kemudi kemudian an kronis. kronis. Dalam Dalam keadaan keadaan kronis, kronis, toksin toksin akan akan mengiri mengiritasi tasi jaringan sekitar, sehingga akan membentuk membentuk granulum, dan granulum inilah yang akan menjadi focal menjadi focal infection infection (Anonim, 2010). C. Peraw Perawat atan an Gangr Gangren en Gigi Gigi 1.
Perawatan Saluran Akar
Pera Perawa wata tan n
salu salura ran n
akar akar meru merupa paka kan n
sala salah h
satu satu upay upayaa
untu untuk k
memp mempert ertaha ahanka nkan n gigi gigi selam selamaa mung mungkin kin di dala dalam m mulu mulut. t. Tujua Tujuan n dari dari perawatan perawatan saluran akar adalah mengeliminasi sumber infeksi dan inflamasi inflamasi akibat penyakit pulpa dan periapeks. Keberhasilan perawatan saluran akar sangat sangat dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh Triad Triad Endodo Endodontic ntic yaitu : prepara preparasi si akses akses (endo acces), acces), prepar preparasi asi salura saluran n akar akar (cleani (cleaning ng and shapin shaping g ), ), serta serta pengi pengisia sian n saluran akar (obturation (obturation)) (Grossman et al, 1995). a. Prepa repara rasi si akse aksess Prepara Preparasi si akses akses adalah adalah prepara preparasi si kamar kamar pulpa pulpa yang yang mempun mempunyai yai tujuan untuk membersihkan dan membentuk kavitas kamar pulpa untuk mendap mendapatk atkan an jalan jalan ke saluran saluran akar akar dengan dengan membua membuang ng seluru seluruh h atap pulpa, dan bila perlu sebagian dinding kamar pulpa yang menghalangi menghalangi masuknya alat selama preparasi saluran akar. Hasil yang diharapkan dari preparasi akses adalah dapat menentukan menentukan jumlah dan letak orifis pada dasar kamar pulpa (Tarigan, 2002).
Gambar 3. Tampak oklusal gigi setelah dilakukan preparasi akses
8
b. Preparasi Preparasi saluran akar Prepara Preparasi si saluran saluran akar akar dilaku dilakukan kan setelah setelah akses akses diperole diperoleh. h. Prinsip Prinsip preparasi saluran akar yang dikemukakan dikemukakan oleh Black (modifikasi Ingle) Ingle) anta antara ra lain lain : bent bentuk uk raga ragang ngan an (outline bentuk konven konvenien, ien, outline form), form), bentuk pembersihan pembersihan saluran saluran akar, bentuk bentuk retensi, retensi, dan resistensi resistensi (Tarigan, (Tarigan, 2002). 2002). Macam-macam teknik preparasi saluran akar: 1)
COWN-DOWN Teknik “crown-down pressureless” dan teknik step-down adalah
modifikasi dari teknik step-back. Ketiga teknik ini menghasilkan hasil yang serupa yakni bentuk preparasi seperti corong yang lebar dengan pelebaran daerah apeks yang kecil. Seperti teknik step-back, teknik-teknik ini terutama bermanfaat pada saluran akar kecil di molar olar mand mandib ibu ula dan dan maks maksil ila. a. Para ara pend pendu ukung kung tekn teknik ik ini ini menganjurkan agar saluran akar sedapatnya dibersihkan dengan baik dahulu sebelum instrumen ditempatkan ke daerah apeks sehingga kemungkinan terjadinya ekstrusi debris ke jaringan periapeks dapat dikurangi. 2)
STEP-BACK PASIF Teknik Teknik step-bac step-back k pasif pasif mengg mengguna unakan kan kombi kombinasi nasi instrum instrumen en
genggam (kirgi) dan instrumen rotatif (GGD dan rimer Peeso) dalam upaya memperoleh bentuk corong yang memadai sebelum preparasi salur saluran an akar akarnya nya.. Deng Dengan an tekn teknik ik ini, ini, peleb pelebara aran n salura saluran n dapat dapat dilakuk dilakukan an secara secara gradua graduall dan tidak tidak dapt dapt dipaksak dipaksakan an dalam dalam arah apeks ke korona. Teknik ini dapat diaplikasikan juga pada setiap tipe saluran akar, gampang dikuasai, mengurangi terjadinya kecelakaan prosedur, prosedur, dan nyaman nyaman bagi bagi pasien serta operatornya. operatornya. c. Peng Pengis isia ian n salu salura ran n akar akar Pengisian saluran akar merupakan tahap yang sangat kritis dalam menentukan keberhasilan perswatan saluran akar. Pengisian saluran akar bertujuan bertujuan untuk menutup hubungan antara rongga mulut dengan jaringan j aringan
9
periapikal. periapikal. Pengisian saluran akar harus dilakukan secara hermetis dalam
3 dime dimens nsii baik baik ke arah arah apik apikal al,, late latera ral, l, maup maupun un koro korona nall untu untuk k menghindari menghindari terjadinya kebocoran kebocoran yang dapat menyebabka menyebabkan n regangnya regangnya perawatan perawatan saluran akar. Untuk itu bahan pengisi pengisi tidak hanya memadati saluran akar utama tetapi juga harus dapat masuk ke dalam saluran akar tamb ambahan ahan,,
salu aluran
latera terall,
ist isthmu hmus,
dan
for foramen
akses sesori
(Tarigan,2002). Salah Salah satu bahan pengisi pengisi saluran saluran akar adalah gutta perca. perca. Gutta Gutta perca merupakan merupakan suatu bahan pengisi pengisi yang sangat diperlukan diperlukan karena tidak mengerut setelah insersi kecuali dibuat plastis dengan suatu pelarut atau pemanasan. Bahan tersebut mudah disterilkan sebelum dimasukkan dan dan
tida tidak k
mend mendor oron ong g
pert pertum umbu buha han n
bakt bakter eri, i,
radi radiop opak ak,,
muda mudah h
dikeluar dikeluarkan kan dari saluran saluran akar akar dan paling paling sedikit sedikit mengiri mengiritasi tasi jaringa jaringan n periapikal periapikal dari semua bahan pengisi saluran akar. Gutta percha dikombinasika dikombinasikan n dengan semen saluran akar atau sealer untak menjamin pengisian pengisian dan penutupa penutupan n saluran saluran akar yang yang tepat. tepat.
Gambar 4. Gambar radiologis hasil pengisian
2.
Pulpektomi
Pulpektomi adalah pengangkatan seluruh jaringan pulpa. Pulpektomi meru merupa paka kan n pera perawa wata tan n untu untuk k jari jaring ngan an pulp pulpaa yang yang tela telah h meng mengal alam amii kerusak kerusakan an yang yang bersifat bersifat irrevers irreversibel ibel atau untuk untuk gigi gigi dengan dengan kerusak kerusakan an jaringan keras yang luas. Meskipun Meskipun perawatan perawatan ini memakan memakan waktu yang 10
lama dan lebih sukar daripada pulp capping atau pulpotomi namun lebih disu disuka kaii kare karena na hasil hasil peraw perawata atann nnya ya dapat dapat dipr dipred edik iksi si deng dengan an baik. baik. Jika Jika seluruh jaringan pulpa dan kotoran diangkat serta saluran akar diisi dengan baik akan akan diperoleh diperoleh hasil hasil perawatan perawatan yang yang baik pula. Hal – hal yang harus diperhatikan pada perawatan pulpektomi : a. Diutam Diutamakan akan memakai memakai file daripad daripadaa reame reamer. r.
Gambar 5. K-File
b. Memakai Memakai tekanan yang ringan untuk menghindari menghindari pengisian pengisian saluran akar yang berlebihan ((overfilling overfilling ). ). c. Diutam Diutamakan akan steril sterilisasi isasi dengan dengan obat obat – obatan daripa daripada da secara secara mekanis. mekanis. d. Pemaka Pemakaian ian alat – alat alat tidak sampai sampai melew melewati ati bagian bagian apikal apikal gigi. gigi. Pulpektomi nonvital, perawatan saluran akar ini sering dilakukan pada gigi anterior yang mempunyai saluran akar satu, walaupun kini telah banyak dilakukan dilakukan pada gigi posterior dengan saluan akar lebih dari satu. Gigi yang dirawat secara pulpektomi nonvital adalah gigi dengan gangren pulpa atau nekrosis (Tarigan, 2002). 3.
Penatalaksanaan
a. Pada kunjungan kunjungan pertama dilakukan dilakukan anestesi anestesi untuk untuk pembukaan pembukaan akses, setelah terbuka, dilakukan anestesi intrapulpa, dan pengambilan jaringan pulpa. Setelah akses terbuka terbuka terlihat orifis akar distal dan mesiobukal mesiobukal sert sertaa
mesi mesiol olin ingu gual al,,
kemu kemudi dian an kavi kavita tass
ditu ditutu tup p deng dengan an tamb tambal alan an
sementara dengan medikamen ChKM.
11
Gambar 6 Gambaran radiografis setelah dilakukan pembukaan akses
b. Pada kunjungan kunjungan kedua dilakukan dilakukan pengukuran panjang kerja dengan cara memasukkan alat ke dalam saluran akar. Pada gambar radiografis terlihat terlihat apeks apeks akar distal dan mesiobuka mesiobukall menyatu menyatu di bagian bagian apeks. apeks. Kemu Kemud dian ian
dila dilan njutk jutkan an
deng dengan an
prepa repara rasi si
salu salura ran n
akar akar
deng dengan an
menggunakan Protaper manual.
Gambar 7. Gambar radiografis pengukuran panjang kerja menggunakan file pada tiga saluran akar
c. Peng Pengisi isian an dila dilaku kuka kan n pada pada kunju kunjung ngan an berik berikut utny nyaa deng dengan an meto metode de kombinasi menggunakan gutapercha non-ISO pada akar distal sedang pada akar mesiobukal mesiobukal dan mesiolingual mesiolingual menggunak menggunakan an guttapercha guttapercha thermoplasticized. 12
Gambar 8 Hasil pengisian saluran akar menggunakan kombinasi guttap percha thermoplasticized dan guttap percha 6 % non non iso dari aspek oklusal
Jumlah kunjungan, waktu pelaksanaannya dan sejauh mana instrumen
dilakukan ditentukan oleh tanda dan gejala pada tiap kunjungan. Artinya saluran akar diisi setelah kering dan semua tanda dan gejala telah hilang. 4.
Restorasi
Gigi Gigi pasca pasca perawat perawatan an endodo endodontik ntik akan akan lebih lebih rapuh rapuh (brittle) (brittle) yang yang disebab disebabkan kan karena karena kandu kandunga ngan n air yang yang berkur berkurang ang,, adanya adanya kavitas kavitas yang yang membesar didalam sehingga email tidak mendapat dukungan dentin, dan akibat pengambilan jaringan gigi pada saat dilakukan preparasi kamar pulpa dan salu salura ran n
akar akar seh sehing ingga
tek tekanan anan fung fungsi sion onal al pada pada tonj tonjol ol akan akan
menyebabkan terjadinya fraktur (Bence, 1990). Atas dasar konsep tersebut maka dibutuhkan restorasi pasca perawatan endodontik yang dapat menambah resistensi gigi terhadap fraktur akibat dari pemakaian pemakaian gigi. Dengan Dengan demikian demikian restorasi pasca endodontik endodontik pada gigi anterior anterior kadang kadang-kad -kadang ang memerlu memerlukan kan pengu penguat at pada pada daerah daerah servikal servikal yang yang merupakan daerah yang paling kritis fraktur. Bahan Bahan restoras restorasii merupa merupakan kan salah salah satu bahan bahan yang yang banyak banyak dipaka dipakaii dibidang kedokteran gigi. Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan meresto merestorasi rasi struktu strukturr gigi gigi yang yang rusak. rusak. Tujuan Tujuan restoras restorasii gigi gigi tidak tidak hanya hanya membuang penyakit dan mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga mengembalikan fungsinya.
13
Secara garis besar bahan restorasi gigi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu bahan restorasi plastis dan non plastis atau rigid. Yang termasuk dalam kelompok bahan plastis adalah amalgam, composite dan glass ionomer ionomer cement cement (GIC), (GIC), sedangkan kelompok non plastis (rigid) adalah inlay dan onlay, onlay, mahk mahkot otaa full full venee veneer, r, mahk mahkot otaa loga logam m porse porsele len, n, dan dan mahkotan jaket porselen. Dari Dari sekia sekian n bany banyak ak jenis jenis baha bahan n resto restoras rasi, i, bahan bahan plasti plastiss sepert sepertii amalgam, komposit dan GIC merupakan bahan restorasi yang paling banyak digunakan dalam dunia kedokteran gigi (Lutfan, 2011). a. Dental Am Amalgam Merupakan bahan yang paling banyak digunakan oleh dokter gigi, khususn khususnya ya untuk untuk tumpata tumpatan n gigi gigi posteri posterior. or. Sejak Sejak pergantia pergantian n abad abad ini, formulasinya tidak banyak berubah, yang mencerminkan bahwa bahan tamba tambala lan n lain lain tidak tidak ada ada yang yang seide seideal al amalg amalgam am.. Komp Kompon onen en utam utamaa amalgam terdiri dari liquid yaitu logam merkuri dan bubuk/powder yaitu logam paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak, timah, dan temb tembag aga. a. Sela Selain in itu itu
juga juga terk terkan andu dung ng loga logamm-lo loga gam m
lain lain deng dengan an
persentase persentase yang lebih kecil. Kedua Kedua komponen komponen tersebut direaksikan direaksikan memben membentuk tuk tambalan tambalan amalgam amalgam yang yang akan menger mengeras, as, dengan dengan warna warna logam logam yang yang kontras kontras dengan dengan warna warna gigi. gigi. Indikas Indikasii pengg penggunaa unaan n bahan bahan amalgam amalgam yaitu yaitu gigi gigi molar molar (geraha (geraham) m) yang yang menerim menerimaa beban beban kunyah kunyah paling besar, dapat digunakan baik pada gigi tetap maupun pada anakanak. 1)
Kelebihan Amalgam : a) Dapat Dapat dikatak dikatakan an sejauh sejauh ini ini amalg amalgam am adalah adalah bahan bahan tamba tamball yang paling kuat dibandingkan dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawa melawan n tekanan tekanan kunyah kunyah,, sehingg sehinggaa amalga amalgam m dapat dapat bertaha bertahan n dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut asalkan tahap-tahap penambalan sesuai dengan prosedur. b) Ketahanan Ketahanan terhadap keausan keausan sangat tinggi, tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada pada umumnya umumnya lama kelamaan kelamaan akan mengalami mengalami
14
aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut. c) Penamb Penambalan alan denga dengan n amalgam amalgam relatif relatif lebih simpel simpel dan mudah mudah dan tidak terlalu “technique sensitive” bila dibandingkan dengan resin resin komp kompos osit, it, di mana mana sedik sedikit it kesal kesalaha ahan n dalam dalam salah salah satu satu tahapannya akan sangat mempengaruhi ketahanan dan kekuatan bahan tambal resin resin komposit. komposit. d) Biaya Biayany nyaa relati relatiff lebih lebih rend rendah ah 2)
Kekurangan Amalgam : a) Secar Secaraa esteti estetiss kura kurang ng baik karen karenaa warna warnany nyaa yang yang kontra kontrass dengan warna gigi, sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan atau di mana pertimbangan estetis sangat diutamakan. b) Dalam jangka waktu lama ada beberapa beberapa kasus di mana tepitepi tepi tambal tambalan an yang yang berba berbatas tasan an langs langsun ung g deng dengan an gigi gigi dapa dapatt menyeb menyebabk abkan an peruba perubahan han warna warna pada pada gigi gigi sehingg sehinggaa tampak tampak membayang kehitaman. c) Pada Pada bebe bebera rapa pa kasu kasuss ada ada seju sejuml mlah ah pasi pasien en yang yang tern ternya yata ta alerg alergii deng dengan an loga logam m yang yang terka terkand ndun ung g dalam dalam baha bahan n tamba tamball amalgam. amalgam. Selain itu, beberapa beberapa waktu setelah penambalan pasien terkadan terkadang g sering sering mengel mengeluhk uhkan an adanya adanya rasa sensitif sensitif terhada terhadap p rangsang panas atau dingin. Namun umumnya keluhan tersebut tidak tidak berlang berlangsung sung lama lama dan berang berangsur sur hilang hilang setelah setelah pasien pasien dapat beradaptasi.
b. Komposit Komposit Generasi resin komposit yang kini beredar mulai dikenal di akhir tahun tahun enam enam pulu puluha han. n. Sejak Sejak itu, itu, baha bahan n terse tersebu butt meru merupak pakan an baha bahan n restorasi anterior yang banyak dipakai karena pemakaiannya gampang, warnanya baik, dan mempunyai sifat fisik yang lebih baik dibandingkan dengan bahan tumpatan lain. Sejak akhir tahun enam puluhan tersebut, perubahan perubahan komposisi komposisi dan pengembang pengembangan an formulasi formulasi kimianya kimianya relatif sedikit. Bahan yang terlebih dulu diciptakan adalah bahan yang sifatnya
15
autopolimerisasi ( swapolimer swapolimer ), ), sedangkan bahan yang lebih baru adalah bahan yang polimerisasinya polimerisasinya dibantu dengan dengan sinar. Resin komposit komposit mempunyai derajat translusensi yang tinggi. Warnanya tergantung pada maca macam m sert sertaa ukur ukuran an pasi pasi dan dan pewa pewarn rnaa yang yang dipi dipili lih h oleh oleh pabr pabrik ik pembuatnya, pembuatnya, mengingat resin itu sendiri sebenarnya transparan. Dalam jangka panjang, panjang, warna restorasi resin komposit komposit dapat bertahan cukup baik. Biokompab Biokompabilitas ilitas resin komposit komposit kurang baik jika dibandingkan dibandingkan dengan dengan bahan bahan restora restorasi si semen semen glass glass ionome ionomer, r, karena karena resin resin kompo komposit sit merupakan bahan yang iritan terhadap pulpa jika pulpa tidak dilindungi oleh bahan pelapik. Agar pulpa terhindar dari kerusakan, dinding dentin harus dilapisi oleh semen pelapik yang sesuai, sedangkan teknik etsa untuk memperoleh bonding mekanis hanya dilakukan di email perifer. c. Seme Semen n Ion Ionom omer er Kaca Kaca (SIK (SIK)) Semen Ionomer Kaca (SIK) merupakan salah satu bahan restorasi yang banyak digunakan oleh dokter gigi karena mempunyai beberapa keunggulan, yaitu preparasinya dapat minimal, ikatan dengan jaringan gigi gigi secara secara khem khemis, is, melep melepas as fluor fluor dalam dalam jangk jangkaa panja panjang ng,, esteti estetis, s, biokompatibe biokompatibel, l, daya larut larut rendah, rendah, translusen, translusen, dan bersifat bersifat anti bakteri. bakteri. Komposisi semen ionomer kaca (SIK) terdiri atas bubuk dan cairan. Bubuk terdiri atas kaca kalsium fluoroaluminosilikat yang larut asam dan cairannya merupakan larutan asam poliakrilik. Reaksi pengerasan dimu dimula laii ketik ketikaa bubu bubuk k kaca kaca fluor fluoroa oalu lumi mino nosil silika ikatt dan dan larut larutan an asam asam poliakrilik poliakrilik dicampur, kemudian menghasilkan menghasilkan reaksi asam-basa dimana bubuk bubuk kaca fluoroalu fluoroaluminosil minosilikat ikat sebagai sebagai basanya. basanya. 1)
Keleb lebihan Semen Ionomer Kaca: a) Baha Bahan n tamba tamball ini merai meraih h popu popula larit ritas as kare karena na sifatny sifatnyaa yang yang dapat dapat melepas melepas fluor fluor yang sangat berpera berperan n sebagai sebagai antikar antikaries. ies. Dengan Dengan adanya adanya bahan bahan tambal tambal ini, resiko resiko kemung kemungkin kinan an untuk untuk terjadinya karies sekunder di bawah tambalan jauh lebih kecil dibanding bila menggunakan bahan tambal lain.
16
b) Biokompatibil Biokompatibilitas itas bahan ini terhadap terhadap jaringan sangat baik (tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap tubuh). c) Mate Materia riall ini ini mele melekat kat denga dengan n baik baik ke struktu strukturr gigi gigi karena karena mekanis mekanisme me perleka perlekatann tannya ya adalah adalah secara secara kimia kimia yaitu yaitu dengan dengan pertukaran pertukaran ion antara tambalan tambalan dan gigi. Oleh karena itu pula, gigi gigi tida tidak k perl perlu u dias diasah ah terl terlal alu u bany banyak ak sepe sepert rtii haln halnya ya bila bila menggunakan bahan tambal lain. Pengasahan perlu dilakukan untuk untuk mendap mendapatka atkan n bentuk bentuk kavitas kavitas yang yang dapat dapat ‘memeg ‘memegang ang’’ bahan tambal. 2)
Kekurangan Semen Ionomer Kaca: a) Kekuata Kekuatanny nnyaa lebih rendah rendah bila dibandi dibandingk ngkan an bahan bahan tambal tambal lain, sehingga tidak disarankan untuk digunakan pada gigi yang menerima beban kunyah besar seperti gigi molar (geraham). b) Warna tambalan ini lebih opaque, sehingga sehingga dapat dibedakan dibedakan secara jelas antara tambalan dan permukaan gigi asli. c) Tamb Tambala alan n semen semen ionome ionomerr kaca kaca lebih lebih mudah mudah aus diban dibandi ding ng tambalan lain.
17
BAB III KESIMPULAN
Gangren gigi adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa Perawatan endodontik khususnya pulpektomi non vital pada kasus gangren gigi sangat penting dilakukan dilakukan untuk untuk mencegah gigi agar tidak dicabut, pasien tetap memiliki memiliki gigi asli dalam keadaan sehat, karena gigi dapat berfungsi berfungsi seperti semula, dan dan gigi gigi dapat dapat dipak dipakai ai seba sebaga gaii tump tumpua uan n gigi gigi tirua tiruan n lepas lepasan an . Kebe Keberha rhasil silan an perawatan perawatan saluran akar sangat dipengaruhi oleh Triad Endodontic yaitu : preparasi akses (endo (endo acces), acces), preparasi saluran akar (cleaning and shaping ), ), serta pengisian saluran akar (obturation (obturation). ). Selain itu usaha perawatan yang dilakukan juga untuk melindungi pulpa yang terluka dari peradangan dan kerusakan lebih lanjut. Gigi Gigi pasca pasca peraw perawata atan n endo endodo dont ntik ik akan akan lebih lebih rapuh rapuh atas atas dasar dasar konse konsep p terse tersebu butt maka maka dibu dibutu tuhk hkan an resto restoras rasii pasca pasca peraw perawata atan n endo endodo donti ntik k yang yang dapat dapat menambah resistensi gigi terhadap fraktur akibat dari pemakaian gigi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Bence, R. 1990. Edontotik Klinik. UI press. Jakarta Grossman, L.I., Oliet, S. and Del Rio, C.E. 1995. Ilmu Edontotik Dalam Praktek. EGC. Jakarta Kartini, Ani. 2009. Gangren Pulpa. (online). (http://Infogigi.com/gangrenpulpa.htm, ( http://Infogigi.com/gangrenpulpa.htm, diakses 9 September 2010) Lutfan,
Muhammad.
2011.
Bahan
Restorasi
(online),
(http://dentalhome.wordpress.com/2008/09/ Diakses 15 September 2011) Moza Mozart rtha ha M. 2008 2008.. Anat Anatom omii Gigi. igi. Klik Klik Dokte okterr Menu Menuju ju Seha Sehat. t. (onl (onlin ine) e).. (http://gigi.klikdokter.com/subpage.php?id=&sub=42 , diakses 9 September 2010) Pintauli S,. 2008. Menuju Gigi Dan Mulut Sehat. Medan. USU press. Tampubolon N S,. 2005. Dampak Karies Gigi Dan Periodental Terhadap Kualitas Hidup. USU press. Tarigan, Rasinta. 2002. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Jakarta: EGC. TIM FKG UMS. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Gigi Dan Mulut Semester VIII. UMS. Surakarta
19