Peranan Kompleks Heksakarbonildikobalt (III) dengan Aspirin dalam Tubuh Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kimia Koordinasi
Disusun oleh: Ari Vitri Wulandari
4311411007
Lailatul Isnaeni
4311411021
Aris Tri Susanto
4311411026
Andy Oktavian
4311411027
Vinny Rochmah
4311411050
KIMIA FAKULTAS FAKULTAS MATEMATIKA MATEMATIKA DAN ILMU IL MU PENGETAHUAN P ENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2013
DAFTAR ISI Halaman Judul
…………………………………………………………………... i
Daftar Isi
…………………………………………………………………………… ii
Abstrak
…………………………………………………………………………… iii
Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
…………………………………………………. 1
B. Tujuan …………………………………………………………………………… 3 C. Manfaat
………………………………………………………………….. 3
Bab II. PEMBAHASAN A. Kobalt …………………………………………………………………………… 4 B. Kobalt dalam Vitamin B 12
……………………………………………….…. 5
C. Kompleks heksakarbonildikobalt [Co 2(CO)6] ………………………………… 7 D. Peran Senyawa Kompleks Heksa karbonil dikobalt [Co 2(CO)6] dengan Aspirin dalam Tubuh …………………………………………………. 8 BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan
………………………………………………………………….. 12
B. Saran ……………………………………………………………………………12 Daftar Pustaka
…………………………………………………………………...13
Peranan Kompleks Heksakarbonildikobalt (III) dengan Aspirin Dalam Tubuh Abstrak
Kobalt merupakan unsur logam yang banyak berperan dalam tubuh manusia, misalnya berupa vitamin B 12 (kobaltamin). Kobalt dapat membentuk berbagai senyawa kompleks bergantung pada ligan yang diikatnya. Salah satunya ialah kompleks heksakarbonildikobalt (III) [Co2(CO)6]. Senyawa hail reaksi antara kompleks heksakarbonildikobalt (III) dengan aspirin yang dikenal sebagai kompleks kobalt -aspirin telah diketahui banyak bermanfaat adalam bidang kesehatan karena fungsinya yang daapat membantu proses pembekuan darah dan sebagai anti-inflamasi. Kompleks kobalt-aspirin efektif pula sebagai agen anti-kanker yang lebih efektif dari pada senyawa lain seperti cisplatin. Mekanisme kerjanya dengan menghambat dan mengubah jalur pertumbuhan sel kanker.
Kata Kunci : kompleks heksakarbonildikobalt (III), Kompleks kobalt -aspirin, anti -kanker
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Logam merupakan bahan pertama yang dikenal dan digunakan oleh manusia.
Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria yang sama dengan logam lain. Perbedaannya, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada makhluk hidup (dalam kadar tertentu). Tetapi, tidak semua logam berat mengakibatkan keracunan pada makhluk hidup karena logam berat merupakan unsur yang sangat dibutuhkan setiap mahluk hidup (Palar, 1994). Logam berat ini bisa memberi efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian mana logam berat terikat dalam tubuh. Logam berat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu logam berat esensial dan non esensial. Logam berat esensial adalah logam yang keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, Ni dan lain sebagainya. Sedangkan logam berat non esensial atau beracun adalah logam yang keberadaanya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, Seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Menurut US Department of Health and Human Services, batas kadar logam kobalt adalah 1-20 ppm; 0,5-10ppm; dan 0,7-2,0 mg/kg/hari. Kobalt merupakan logam berat yang bersifat esensial dan cukup berperan dalam kebutuhan tubuh manusia. Kobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Co dan nomor atom 27. Warna sedikit berkilauan, metalik, keabu-abuan. Unsur kimia kobalt tersedia di dalam banyak formulasi yang mencakup kertas perak, potongan, bedak, tangkai, dan kawat. contoh besar dan k ecil unsur kimia. Kobalt merupakan salah satu logam unsur transisi dengan konfigurasi elektron 3d7 yang dapat membentuk kompleks. Kobalt yang relatif stabil berada sebagai Co(II) ataupun Co(III). Namun dalam senyawa sederhana Co, Co(II) lebih stabil dari Co(III). Ion – ion Co2+ dan ion terhidrasi [Co(H 2O)6]2+ stabil di air. Kompleks kobalt dimungkinkan dapat terbentuk dengan berbagai macam ligan, diantaranya sulfadiazin dan sulfamerazin. Sulfadiazin dan sulfamerazin merupakan ligan yang sering digunakan untuk obat antibakteri. Keduanya merupakan turunan dari sulfonamid yang penggunaannya secara luas untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Gram-positif dan Gram-negatif tertentu, beberapa jamur, dan protozoa (Siswandono dan Soekardjo : 1995 ). Ion pusat dalam kompleks kobalt(II) adalah Co 2+. Kobalt adalah logam transisi golongan VIII B dan terletak pada periode ke empat dalam sistem periodik unsur. Kobalt memiliki bilangan oksidasi tertinggi IV, sedangkan kobalt(II) paling stabil di antara bilangan oksidasi lainnya (Cotton and W ilkinson : 1988). Kobalt dikenal sebagai perangsang pembentukan sel darah merah yang baik. Ion kobalt +2 dalam kobalt klorida diketahui dapat meningkatkan produksi sel darah merah. Kobalt dalam bentuk Vitamin B 12 juga mendukung proses metabolisme dan pembentukan sel darah merah. Tetapi apabila kandungan kobalt yang diserap dalam tubuh berlebih maka akan menyebabkan serangan jantung, asma, gangguan pernafasan dan kanker paru-paru (Perez-Espinosa,2004). Kobalt dapat bermanfaat bagi tubuh jika membentuk suatu senyawa kompleks. Senyawa kompleks memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi senyawa ini meliputi bidang kesehatan, farmasi, industri, dan lingkungan. Senyawa kompleks terbentuk akibat terjadinya ikatan kovalen koordinasi antara suatu atom atau ion logam dengan suatu ligan (ion atau molekul netral). Logam yang dapat membentuk kompleks biasanya merupakan logam transisi, alkali, atau alkali tanah. Studi pembentukan kompleks menjadi hal yang menarik untuk dipelajari karena kompleks yang terbentuk dimungkinkan memberi banyak manfaat, misalnya untuk ekstraksi dan penanganan keracunan logam berat (Miessler and Tarr : 1991). Proses pembentukan senyawa kompleks koordinasi adalah perpindahan satu atau lebih pasangan elektron dari ligan ke ion logam. Jadi, ligan bertindak sebagai pemberi elektron dan ion logam sebagai penerima elektron. Sebagai akibat dari perpindahan kerapatan elektron ini, pasangan elektron menjadi kepunyaan bersama antara ion logam dan ligan, sehingga terbentuk ikatan pemberi penerima elektron. Keadaan-keadaan antara mungkin saja terjadi, namun jika pasangan elektron itu terikat kuat pada kedua sarah tersebut, maka ikatan kovalen sejati dapat terbentuk. Bergantung pada susunan elektronnya, ion logam dapat menerima sejumlah pasangan elektron, sehingga ion logam itu dapat berikatan koordinasi dengan sejumlah ligan. Jumlah ligan yang dapat diikat oleh ion logam itu disebut bilangan koordinasi senyawa kompleks (Sunarya, 2003). Mengkombinasikan suatu kompleks kobalt dengan aspirin secara signifikan merubah sifat-sifat anti-kanker molekul tersebut, sebagaimana yang telah ditemukan oleh peneliti-peneliti di Eropa. Penelitian mereka menjadi dasar untuk penemuan
2
terapi-terapi anti-tumor baru dengan menambahkan fragmen-fragmen organologam ke dalam obat tertentu. Tim Ott telah meneliti spesies heksa karbonil dikobalt [Co 2(CO)6] yang terikat ke berbagai ligan alkil, dan menemukan bahwa aktivitas anti-kanker dari kompleks kobalt ini lebih potensial ketika dikombinasikan dengan aspirin dibanding senyawa lain.
B.
Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : 1.
Menjelaskan
bagaimana
peran
unsur
kobalt
daan
senyawanya
dalam
kesehatan tubuh manusia. 2.
Memberikan informasi kepada pembaca mengenai manfaat senyawa kompleks kobalt-aspirin dalam tubuh manusia.
3.
Untuk mengetahui struktur dan pembentukan senyawa kompleks organologam dari kobalt
C.
Manfaat Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa kimia untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai senyawa kompleks kobalt dan peranannya dalam tubuh manusia. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam mencari sumber referensi pembuatan tugas maupun materi perkuliahan.
3
BAB II PEMBAHASAN A.
Kobalt Logam kobalt sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh manusia dalam jumlah yang
sangat sedikit untuk proses pembentukan butir darah merah, namun tubuh sendiri tidak dapat mensintesisnya sendiri. Oleh karena itu, unsur kobalt tergolong dalam unsur essensial. Kobalt (Co) dalam jumlah tertentu dibutuhkan tubuh melalui Vitamin B 12 yang masuk ke tubuh manusia. Kobalt (Co) merupakan sumber mikroorganisme yang dapat membentuk Vitamin B12 (kobaltamin). Manusia tidak dapat melakukan hubungan simbiosis dengan mikroorganisme dalam saluran cerna, sehingga harus memperoleh kobaltamin dari makanan hewani seperti hati, ginjal, dan daging. Makanan nabati mengandung sedikit kobalt, bergantung pada kandungan tanah tempat tumbuhnya. Pengikut vegetarian (hanya makan makanan nabati) perlu berhati-hati terhadap kemungkinan kekurangan Vitamin B12. Fungsi Kobalt yang merupakan vitamin B 12 (kobaltamin) ini diperlukan untuk mematangkan sel darah merah dan menormalkan serta menjaga fungsi semua sel. Kobalt mungkin juga berperan dalam fungsi berbagai enzim. Angka kebutuhan gizi sebagian besar kobalt dalam tubuh terikat dalam vitamin B 12. Plasma darah mengandung kurang lebih 1 µg kobalt/ 100 pencernaan dan penyerapan absorbsi terjadi pada bagian atas usus halus mengikuti mekanisme absorbsi besi. Absorbsi meningkat bila konsumsi besi rendah. Sebanyak 85 % ekskresi kobalt dilakukan melalui urin, selebihnya feses dan keringat. Ion kobalt memiliki konfigurasi elektron yang memungkinkan sebagai ion pusat suatu senyawa kompleks, seperti kompleks kobalt (II) hipoksantin. Pembentukan senyawa kompleks kobalt dengan hipoksantin perlu dikaji lebih lanjut karena senyawa hipoksantin yang dalam sistem tubuh terutama manusia terlibat dalam proses katabolisme [Co2(CO)6]
purin.
Kombinasi
senyawa
komples
heksakarbonildikobalt
dengan aspirin juga perlu dikaji lebih lanjut sebab secara signifikan
kompleks kobalt-aspirin dapat merubah dan membalikkan sifat-sifat anti-kanker yang menjadi dasar penemuan terapi anti-kanker baru dengan penambahan fragmenfragmen organologam lain. 4
Kobalt memiliki beberapa sifat fisik dan kimia, diantaranya :
Tabel 1. Sifat fisik dan kimia unsur kobalt
Sifat fisik Melebur
pada
suhu
Sifat kimia
14900
C
dan
Mudah larut dalam asam-asam mineral
mendidih pada suhu 35200 C
encer
Memiliki 7 tingkat osidasi, yaitu -1, 0, +1,
Kurang reaktif
+2, +3, +4, dan +5 Kobalt relative tidak reaktif, meskipun ia
Ion Co3+ tidak stabil, tapi kompleksnya
larut lambat sekali dalam asam mineral
stabil
encer Logam berwarna abu-abu
Dapat membentuk senyawa kompleks
Unsur kimia kobalt juga merupakan suatu
Dalam larutan air, terdapat sebagai ion
unsur dengan sifat rapuh agak keras dan
Co2+ yang berwarna merah
mengandung
metal
serta
kaya
sifat
magnetis yang serupa setrika.
B.
Kobalt dalam Vitamin B12
Vitamin B12, disebut juga kobaltamin, adalah sebuah vitamin larut air yang berperan penting dalam berfungsi normalnya otak dan sistem saraf, serta dalam pembentukan darah. Vitamin ini merupakan salah satu dari delapan vitamin B. Umumnya, vitamin ini terlibat dalam metabolisme setiap sel dalam tubuh, terutama pengaruhnya pada sintesis dan regulasi DNA serta pada sintesis asam lemak dan produksi energi. Vitamin B12 merupakan bahan makanan yang diperlukan oleh seluruh sel tubuh dan pertumbuhan sel jaringan pada umumnya. Hal ini karena vitamin B 12 berperan dalam sintesis DNA. Karena jaringan yang menghasilkan eritrosit paling cepat pertumbuhan dan proliferasinya, kekurangan vitamin B 12 menghambat kecepatan pembentukan eritrosit. Kobalt diperlukan sebagai katalisator dalam tahapan-tahapan pembentukan eritrosit. Vitamin B12 tanpa penandaan atau penunjukan berarti sianokobaltamin, karena molekul sianida melekat pada kobalt. Formula tersebut memperlihatkan bahwa bagian utama molekul yang rumit tadi mempunyai atom kobalt di tengah-tengah struktur 5
cincin-tetra porfirin. Grup sianida terikat pada atom karbon, yang bertanggung jawab terhadap nama siano-kobalamin. Vitamin B12 berwarna merah karena adanya kobalt. Kobalt tersebut merupakan 4,35% dari berat molekul. Meskipun merupakan molekul terbesar di antara zat-zat vitamin dengan berat molekul 1355, struktur vitamin B 12 adalah stabil. Vitamin B12 membentuk beberapa enzim dan berfungsi dalam proses-proses metabolik, menghasilkan dalam metilasi transfer hidrogen dan pembentukan hemoglobin. Vitamin tersebut secara luas digunakan dalam obat-obatan manusia. Kanker yang berhubungan dengan darah atau sel darah merah dapat berasal dari sumsum tulang atau melalui kekurangan di sel itu sendiri. Leukemia merupakan salah satu kanker yang berhubungan dengan sel darah merah. Kanker adalah suatu kondisi di mana sel-sel mulai mengalami kerusakan. Dalam manusia normal sel-sel tumbuh dan membelah sehingga mereka dapat membentuk sel-sel baru. Ketika sel-sel yang lebih tua mati, sel-sel baru mengambil tempat mereka dan tubuh tetap berfungsi. Ketika proses ini tidak terjadi seperti yang dijadwalkan dan sel-sel yang lebih tua tidak mati sebagaimana seharusnya terlepas dari pembentukan sel-sel baru, kondisi ini disebut kanker.
atom pusat
Dari struktur di atas diketahui : Nama senyawa
: kobalamin (vitamin B12)
Atom pusat
: Co
Bilangan oksidasi
: +2
Ligan
: berupa cincin-tetra porfirin
6
C.
Kompleks heksakarbonildikobalt [Co2(CO)6]
Senyawa kompleks terbentuk akibat terbentuknya ikatan kovalen koordinasi antara suatu atom atau ion logam dengan suatu ligan (ion atau molekul netral). Logam yang dapat membentuk kompleks biasanya merupakan logam transisi, alkali, atau alkali tanah. Seperti diketahui bersama, unsur kobalt merupakan unsur yang dapat membentuk senyawa kompleks koordinasi karena memiliki beberapa bilangan oksidasi, diantaranya ialah -1, 0, +1, +2, +3, +4, dan +5.
Salah satu senyawa
kompleks kobalt dengan bilangan oksidasi +3 ialah ion heksakarbonildikobalt [Co2(CO)6], dimana baru-baru ini telah diteliti yang diketahui senyawa kompleks dari heksakarbonildikobalt [Co 2(CO)6] dengan aspirin mampu berperan sebagai anti-tumor (kanker). Hal ini menjadi terobosan baru dalam dunia farmasi yang mulai mengembangkan
obat-obat
organologam
sebagai
anti-tumor
(kanker),
yang
sebelumnya telah terlebih dahulu ditemukannya cisplatin yang juga merupakan suatu senyawa kompleks. Ion kompleks heksa karbonildikobalt [Co 2(CO)6]2+ memiliki struktur sebagai berikut :
atom pusat
ligan
Keterangan : Nama senyawa
: ion heksakarbonilkobalt(III)
Atom pusat
: kobalt (Co)
Bilangan oksidasi
: +3
Ligan
: karbonil (CO)
7
D.
Peran Senyawa Kompleks Heksakarbonildikobalt [Co2(CO)6] dengan Aspirin dalam Tubuh
1. Sebagai anti-inflamasi Senyawa kompleks kobalt dapat berinteraksi dengan aspirin secara berbeda dengan enzim-enzim siklooksigenase/COX (enzim yang bertanggung jawab untuk pembentukan
mediator
biologis
penting
yang
disebut prostanoids
,termasuk
prostaglandin, prostasiklin dan tromboksan) yang menghasilkan prostaglandin dan molekul-molekul pensinyalan lain yang terkait dengan inflamasi (rasa nyeri) dan pembekuan darah. Senyawa Kompleks Heksakarbonildikobalt [Co 2(CO)6] bereaksi dengan
aspirin
yang
akan
menyebabkan
aspirin
melekat
erat
pada
enzim
sikooksigenase. Dengan melekatnya aspirin, akan menghambat konversi asam arakidonat menjadi PGG2, PGG2 yaitu prostaglandin yang mengandung peroksida yang sangat reaktif. Prostaglandin sendiri ialah hormon yang dihasilkan di dalam tubuh dan mempunyai efek pelbagai di dalam tubuh termasuk proses penghantaran rangsangan sakit ke otak dan pemodulatan termostat hipotalamus. Prodtaglandin dibuat di dalam sel dengan rangkaian reaksi berkataliskan enzim. Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) mengandung zat aktif berupa asam asetilsalisilat. Oleh sebab itu, aspirin merupakan asam organik lemah yang unik diantara obat-obat AINS dalam asetilasi (dan juga inaktivasi) siklooksigenase ireversibel. AINS termasuk salisilat, semuanya penghambat siklooksigenase reversible. Aspirin cepat dideasetilasi oleh esterase dalam tubuh, menghasilkan salisilat, yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan).
Struktur Senyawa Aspirin
8
2. Berperan dalam pembekuan darah Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Efek antikoagulan tersebut menjadikan darah yang mengalir menuju jantung tidak membeku mendadak, hal ini sangat bermanfaat bagi para penderita penyakit serangan j antung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu di berbagai wilayah dunia. Secara umum, mekanisme pembekuan darah pada bagian tubuh terutama kulit yang terluka, ialah sebagai berikut : a)
Kulit terluka menyebabkan darah keluar dari pembuluh. Trombosit ikut keluar juga bersama
darah
kemudian
menyentuh
permukaan-permukaan
kasar
dan
menyebabkan trombosit pecah. Trombosit akan mengeluarkan zat (enzim) yang disebut trombokinase. b)
Trombokinase akan masuk ke dalam plasma darah dan akan mengubah protrombin menjadi enzim aktif yang disebut trombin. Perubahan tersebut dipengaruhi ion kalsium (Ca 2+) di dalam plasma darah. Protrombin adalah senyawa protein yang larut dalam darah yang mengandung globulin. Zat ini merupakan enzim yang belum aktif yang dibentuk oleh hati. Pembentukannya dibantu oleh vitamin K.
c)
Trombin yang terbentuk akan mengubah firbrinogen menjadi benangbenang fibrin. Terbentuknya benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup sehingga darah tidak mengalir keluar lagi. Fibrinogen adalah sejenis protein yang larut dalam darah. Dengan adanya ion kobalt dapat merangsang pembentukan sel darah merah
yang baik karena kobalt adalah salah satu faktor pembentukan sel darah merah. Sel darah merah atau eritrosit merupakan cakram bikonkaf yang tidak berinti yang berdiameter 8m, tebal bagian tepi 2m pada bagian tengah tebalnya hanya 1 m atau kurang. Karena sel itu lunak dan lentur maka dalam perjalanannya melalui mikrosirkulasi konfigurasinya berubah. Stroma bagian luar yang mengandung protein terdiri dari antigen kelompok A dan B serta Rh yang menentukan golongan darh seseorang. Komponen utama sel darah merah adalah protein hemoglobin (Hb) yang mengangkut O2 dan CO2 dan mempertahankan Ph normal melalui serangkaian dapar intraseluler. Kobalt dalam bentuk vitamin B 12 juga mendukung proses metabolisme dan pembentukan sel darah merah.
9
3. Sebagai anti-kanker Kombinasi antara suatu kompleks koblat dengan aspirin secara signifikan merubah sifat-sifat anti-kanker molekul tersebut, sebagaimana yang telah ditemukan oleh peneliti-peneliti di Eropa. Penelitian mereka menjadi dasar untuk penemuan terapi-terapi anti-tumor baru dengan menambahkan fragmen-fragmen organologam ke dalam obat tertentu. Ingo Ott, seorang peneliti dari Free University of Berlin, yang memimpin sebuah kolaborasi peneliti dari Jerman, Australia, dan Belanda menjelaskan bahwa setelah berhasilnya obat kemoterapi yang mengandung platinum, cisplatin, banyak penelitian yang mulai menyelidiki obat-obat organologam yang lain. Tim Ott telah meneliti spesies heksakarbonildikobalt [Co 2(CO)6] yang terikat ke berbagai ligan alkin, dan menemukan bahwa aktivitas anti-kanker
dari
kompleks
kobalt
ini
lebih
potensial
ketika
dikombinasikan dengan aspirin dibanding senyawa lain seperti cisplatin. Ini melahirkan kesimpulan bahwa aktivitas anti-tumor harus terkait dengan keberadaan aspirin, bukan dengan kompleks kobalt saja. Senyawa kompleks heksa karbonil dikobalt [Co 2(CO)6] dengan aspirin dapat menghambat pertumbuhan sel kanker yang tidak diharapkan dan pembentukan pembuluh darah kecil sehingga mengurangi pertumbuhan kanker yang ada dalam tubuh. Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan perubahan sel normal menjadi sel kanker adalah hiperplasia, displasia, dan neoplasia. Hiperplasia adalah keadaan saat sel normal dalam jaringan bertumbuh dalam jumlah yang berlebihan. Displasia merupakan kondisi ketika sel berkembang tidak normal dan pada umumnya terlihat adanya perubahan pada nukleusnya. Pada tahapan ini ukuran nukleus bervariasi, aktivitas mitosis meningkat, dan tidak ada ciri khas sitoplasma yang berhubungan dengan diferensiasi sel pada jaringan. Neoplasia merupakan kondisi sel pada jaringan yang sudah berproliferasi secara tidak normal dan memiliki sifat invasif.
Perubahan jalur pertumbuhan sel kanker akibat kobalt Beberapa jalur yang relevan dengan pembentukan tumor secara signifikan berubah terhadap adanya kontak dengan senyawa yang mengandung kobalt. Hal ini menunjukkan bahwa kompleks kobalt yang besar menyebabkan aspirin berinteraksi secara berbeda dengan enzim-enzim siklooksigenase (COX) yang menghasilkan prostaglandin dan molekul-molekul pensinyalan lain yang terkait dengan inflamasi dan pembekuan darah.
10
Jika aspirin biasa menghambat enzim COX dengan mensubstitusi sebuah residu serin pada sisi aktifnya dengan gugus asetil, berbeda dengan apa yang ditunjukkan oleh kompleks kobalt-aspirin, kobalt-aspirin tidak mengganti residu serin tersebut, tetapi justru mensubstitusi residu lysin pada lokasi yang lain dengan gugus asetil. Hal inilah yang merubah jalur - jalur biokimia yang terjadi pada aktivitas COX. Dalam penelitian lebih lanjut oleh para ahli dengan eksperimen pada embrio embrio ikan zebra, para peneliti menemukan bahwa kobalt -aspirin bisa menghambat pertumbuhan sel dan pembentukan pembuluh darah kecil, yang mana dua hal tersebut merupakan faktor yang sangat penting bagi keberlangsungan pertumbuhan tumor. Obat-obat yang mentargetkan enzim-enzim COX-2, seperti Merck’s Vioxx, baru-baru ini telah menjalani penelitian intensif setelah diketahui bahwa obat -obat ini bisa menyebabkan efek-samping kardiovaskular. Dimana efek tersebut sangat tidak baik bagi penderita penyakit lemah jantung. Namun, efek samping tersebut tidak menjadi masalah penting pada senyawa kompleks kobalt -aspirin walaupun target utamanya sama, yaitu enzim-enzim COX-2. Karena kompleks ini bukan merupakan inhibitor COX-2 yang selektif. Berikut ini struktur dari senyawa kompleks kobalt-aspirin yang merupakan hasil reaksi antara [Co 2(CO)6] (heksa karbonil dikobalt) dengan senyawa aspirin yang dapat berfungsi sebagai agen anti-kanker.
11
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan Kobalt tergolong dalam logam berat essensial yang berarti dalam jumlah sedikit
dibutuhkan oleh tubuh, namun tubuh tidak dapat memproduksinya sendiri. Dalam bentuk ion, ion kobalt memiliki konfigurasi elektron yang memungkinkannya sebagai atom pusat suatu senyawa kompleks. Beberapa senyawa kompleks kobalt sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Diantaranya dalam Vitamin B 12 (kobaltamin) yang dapat membentuk beberapa enzim dan berfungsi dalam prosesproses
metabolic.
Selain
itu
kobalt
dapat
membentuk
ion
kompleks
heksakarbonildikobalt [Co 2(CO)6], yang mana jika direaksikan dengan aspirin akan membentuk kompleks kobalt-aspirin yang sangat penting dalam dunia farmasi saat ini. Kompleks kobalt-aspirin diketahui dapat meredaakan rasa nyeri dan dapat membantu dalam proses pembekuan darah dengan berperan pada pembentukan benang -benang fibrin. Baru-baru ini, tim peneliti dari Free University of Berlin mengungkapkan bahwa kompleks kobalt-aspirin juga mampu menghambat pembentukan sel kanker. Dari beberapa uraian manfaat tersebut, diharapkan kedepannya tidak hanya kompleks kobalt dan beberapa kompleks lain saja yang berhasil diteliti manfaatnya oleh peneliti-peneliti dunia, melainkan senyawa -senyawa kompleks organologam lain juga diharapkan dapat dijadikan suatu hal yang bermanfaat bagi manusia.
B.
Saran Baik dalam unsur maupun senyawa kompleks, kobalt telah banyak bermanfaat.
Peranan dan fungsi kompleks kobalt -aspirin yang diuraikan di atas merupakan suatu kebenaran namun masih kurang akan pembuktian. Hal ini dikarenakan pada penulisan ini tidak disertai dengan data ilmiah hasil eksperimen. Untuk itu, diperlukan literature lain yang ilmiah dan lebih detail guna mendukung wacana kompleks kobalt -aspirin sebagai anti-kanker. Persenyawaan kompleks pada kobalt sendiri masih banyak yang belum terungkap manfaatnya bagi manusia, sehingga penulis mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut akan wacana tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA
Hapsari,
A.W.
2004.
Sintesis
dan
Heksasulfathiazolkobalt(II)klorida.nHidrat
(n
Karakterisasi =
1,2,3,4,5,
Kompleks atau
6)
dan
Heksasulfaguanidinkobalt(II)klorida.nHidrat (n = 2,3,4,5, atau 6) . Skripsi Jurusan Kimia FMIPA UNS. Surakarta. Wilson and Gisvold. 1982. Textbook of Organic Medicinal and Pharmaceutical Company. Harper and Row Publishers Inc. London. Alih Bahasa: Fatah, Ahmad Musthofa. 1989. Kimia Farmasi dan Medisinal Organik . Jilid I. Edisi Kedelapan. IKIP Semarang Press. Semarang. http://al-chemi.blogspot.com/2012/06/kompleks-kobalt-co-dan-nikel-ni-dalam.html (diakses pada tanggal 14 September 2013 ) http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/kompleks -kobalt-aspirin-menjanjikansebagai-anti-tumor/ (diakses pada tanggal 15 September 2013 ) http://www.scribd.com/doc/51287797/44814870-Makalah-nikel (diakses pada tanggal 15 September 2013)
13