BAB I PENDAHULUAN
1.1 1.1
Lata Latarr Be Bela laka kang ng
Syndrome gawat nafas (respiratory distress syndrome) adalah istilah yang digunakan unyuk disfungsi pernapasan pada neonatus. Gangguan ini merupakan penyakit yang berhubungan dengan keerlambatan perkembangan maturitas paru(Whalley dan wong,1995). Gangguan ini biasanya juga di kenal denga denga nama nama hyalin hyalinee membran membranee disease disease(HMD (HMD)) atau atau penya penyakit kit membran membranee hyalin hyaline, e, karena karena pada pada penyak penyakit it ini selalu selalu ditemu ditemukn kn membra membran n hialin hialin yang yang melapisi alveoli. RDS sering sering ditemu ditemukan kan pada pada bayi bayi premat premature ure.. Insiden Insidenss berban berbandin ding g terbalik terbalik dengan dengan usia kehamilan kehamilan dan berat badan. Artinya Artinya semakin semakin muda usia kehamilan kehamilan ibu semakin tinggi tinggi kejadian kejadian RDS pada bayi tersebut. Sebaliknya, Sebaliknya, semakin tua usia kehamilan semakin rendah kejadian RDS. Persentase kejadian menurut usia kehamilan adalah 60-80% terjadi pada bayi ba yi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 28 minggu, 15-30% pada bayi antara 32-36 minggu dan jarang sekali ditemukan pada bayi cukup bulan(matur). Insidens pada bayi ba yi premature kulit putih lebih tinggi dari pada bayi kulit hitam dan lebih sering terjadi pada bayi laki-laki dari pada bayi perempuan (Nelson,1999). Selain itu kenaikan frekuensi juga ditemukan pada bayi yang lahir dari ibuyang menderita gangguan perfusi darah uterus selama kehamilan misalnya,ibu penderita diabetes, hipertensi, hipotensi, seksio serta perdarahan antepartum.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasa Berdasarka rkan n uraian uraian pada pada latar latar belaka belakang, ng,mak makaa dapat dapat dirum dirumusk uskan an masalahnya “Sindrom Gawat Napas”
1
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
Tujuan Umum mum :
Tujuan juan
pemb embuata atan
makalah lah
ini
untuk
memperol roleh
pengetahuan mengenai Sindrom Gawat Napas 1.3.2 .3.2
Tujjuan Tu uan Khusu usus
1.
Menge Mengeta tahu huii ting tingka katt peng penget etah ahua uan n maha mahasis siswa wa/m /mah ahasi asiswi swi di
Siti Khadijah mengenai Sindrom Gawat Napas. 2.
Memb Member erik ikan an peng penget etah ahua uan n kepa kepada da maha mahasi sisw swa/ a/ma maha hasi sisw swii
Siti Khadijah Palembang mengenai Sindrom Gawat Napas. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 .4.1
Seca Secarra Te Teor orit itis is
Menam Menambah bah khasa khasana nah h ilmu ilmu teru terutam tamaa dalam dalam kepe keperaw rawat atan an khususnya mengenai respiratory distress syndrome. 1.4.2 .4.2
Seca Secarra Pra Praktis ktis
1. Bag Bagi Kel Kelo ompok pok Untuk Untuk mempero memperoleh leh pengal pengalama aman n dan wawasan wawasan mengen mengenai ai res respiratory
distress ess
syn syndrom rome
seh sehingga
terpacu
untuk
mening meningkat katkan kan potensi potensi diri diri sehubu sehubunga ngan n dengan dengan penagg penaggula ulanga ngan n Sindrom Gawat Napas. 2. Bagi Bagi Ins Insti titu tusi si Pend Pendid idik ikan an Bagi pendidikan ilmu keperawatan sebagai bahan bacaan dan menamb menambah ah wawasa wawasan n bagi bagi mahasis mahasiswa wa keseha kesehatan tan khususn khususnya ya mahasiswa ilmu keperawatan dalam hal pemahaman perkembangan dan upaya upaya pencegahan pencegahan yang berhubung berhubungan an dengan dengan Sindrom Sindrom Gawat Napas yang sebaiknya dimulai sedini mungkin. mungkin.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Definisi
Sindrom distress pernapasan dapat dibagi menjadi : 1.
Sind indrom rom Dist Distre ress Per Pern napas apasan an Dewa Dewasa sa ( ARDS RDS )
2.
Sind Sindro rom m Dis Distr tres es per perna napa pasa san n Idi Idiop opat atik ik Bay Bayii Baru Baru Lahi Lahirr ( IRD IRDS S) ARDS adalah suatu penyakit yang ditandai oleh kerusakan luas
alveolus dan atau membran kapiler paru. ARDS selalu terjadi setelah suatu gangguan besar pada pada sistem paru, kardiovaskuler atau tubuh tubuh secara luas. Hyaline Membrane Disease dikenal juga sebagai respiratory distress sydrome yang idiopatik, merupakan keaadaan akut yang terutama ditemukan pada bayi prematur saat s aat lahir atau segera setelah lahir, lebih sering pada bayi dengan usia gestasi dibawah 32 minggu yang mempunyai berat dibawah 1500 gram. Kira-kira 60% bayi yang lahir sebelum gestasi 29 minggu mengalami mengalami RDS. Respiratory distres syndrome adalah perkembangan yang imatur pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru. RDS dikatakan sebagai Hyaline Membrane Disesae. RDS adalah keadaan hipoksia dan cedera paru yang terjadi akibat atelektasis primer yang luas. Bangun Bangunan an paru paru janin janin dan produk produksi si surfact surfactan an pentin penting g untuk untuk fungsi fungsi respira respirasi si normal normal.. Bangun Bangunan an paru paru dari dari produk produksi si surfakt surfaktan an bervar bervariasi iasi pada pada masin masing-m g-masi asing ng bay bayi. Bayi Bayi prem premat atur ur lahi lahirr sebel sebelum um prod produk uksi si surf surfact actan an mema memada dai. i. Surfa Surfact ctan an,, suat suatu u senya senyawa wa lipo lipopr prot otein ein yang yang meng mengisi isi alve alveol oli, i, menc menceg egah ah
alve alveol olar ar
cola colaps ps
dan dan
menu menuru runk nkan an
kerj kerjaa
resp respir iras asii
deng dengan an
menuru menurunka nkan n tegang tegangan an permu permukaan kaan.. Pada Pada defisi defisiensi ensi surfact surfactan, an, tegang tegangan an permukaan meningkat, menyebabkan kolapsnya alveolar dan menurunnya komplians paru, yang mana akan mempengaruhi ventilasi alveolar sehingga terjadi hipoksemia dan hiperkapnia dengan acidosis respiratory. Reduksi pada ventil ventilasi asi akan akan menyeb menyebabk abkan an ventil ventilasi asi dan perfus perfusii sirkula sirkulasi si paru paru menjad menjadii buruk, menyebabkan keadaan hipoksemia. Hipoksia jaringan dan acidosis
3
metabolik metabolik terjadi berhubungan berhubungan dengan dengan atelektasis atelektasis dan kegagalan kegagalan pernafasan pernafasan yang progresif. Atelektasis Atelektasis primer primer mengacu mengacu kepada kepada keadaan keadaan kolapsnya kolapsnya alveolus alveolus secara secara substan substansial sial yang yang dijump dijumpai ai pada pada bayi bayi baru baru lahir. lahir. Dengan Dengan kolapsy kolapsyaa alveol alveolus us maka maka ventil ventilasi asi berkur berkurang ang.. Timbul Timbul hipoks hipoksia ia yang yang menyeb menyebabk abkan an cedera paru dan terpacunya terpacunya reaksi peradangan. peradangan. Peradangan Peradangan menyebabkan menyebabkan edema dan pembengka pembengkakkan kkan ruang interstisium interstisium yang semakin semakin menurunkan menurunkan pertukaran gas antara kapiler dan alveolus yang masih berfungsi. Peradangan juga menyebabkan terbentuknya membran-membran hialin yang merupakan akumul akumulasi asi fibrin fibrin putih putih di alveol alveolus. us. Pengen Pengendap dapan an fibrin fibrin tersebu tersebutt semaki semakin n menuru menurunka nkan n pertuk pertukaran aran gas serta serta compli complianc ancee paru paru maka maka usaha usaha bernap bernapas as meningkat. Penurunan Penurunan ventilasi alveolus alveolus menyebabkan menyebabkan penurunan V/Q dan vaso vasoko kons nstr trik iksi si arte arterio rioll paru paru.. Vaso Vasoko kons nstr trik iksi si paru paru dapa dapatt meny menyeba ebabk bkan an peningkatan volume dan tekanan jantung kanan, sehingga terjadi terj adi pirau darah dara h dari atrium kanan, melalui foramen ovale bayi baru lahir yang masih paten, langsung ke atrium kiri. Demikian juga, resistensi paru yang tinggi juga dapat menyebabkan darah deoksigenasi melewatkan paru dan langsung di salurkan ke sisi kiri tubuh melalui duktus arteriosus dan menyebabkan pirau kanan ke kiri. Pirau kanan ke kiri memperburuk keadaan hipoksia, sehingga timbul sianosis berat. Untuk setiap usaha melakukan ventilasi pada alveolus yang kolaps, bayi harus mengeluarkan sejumlah besar energi. Pengeluaran energi tersebut akan diiringi oleh peningkatan kebutuhan oksigen yang semakin memperah sianosis. Seiring dengan peningkatan kebutuhan oksigen bayi terperangkap dalam suatu siklus umpan balik positif. Pada Pada awalny awalnyaa bayi bayi akan akan memper memperliha lihatka tkan n napas napas yang yang cepat cepat dan dangkal sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan oksigennya yang tinggi, sehinga sehinga pada pada analis analisis is gas darah darah mula-m mula-mula ula terjadi terjadi alkalo alkalosisi sisi respira respirator torik ik karena karbon dioksida terbuang. Namun, bayi akan segera kelelahan karena kesu kesuli lita tan n
meng engemb embangk angkan an
alve alveol olu us
dan
paru arunya nya
dan dan
tida tidak k
dap dapat
memper mempertaha tahanka nkan n usaha usaha respiras respirasiny inya. a. Apabil Apabilaa hal ini terjad terjadi, i, maka maka usaha usaha
4
bernapas melambat dan gas darah memperlihatkan asidosis respiratorik dan dimulainya kegagalan pernapasan. Maka dijelaskan dengan skema ini Bernapas Peningkatan Usaha Bernapas
+
+
Peningkatan Kebutuhan Oksigen
Sewaktu usaha bernapas meningkat maka kebutuhan oksigen juga meningkat yang kemudian meningkatkan usaha bernapas.
2.2 Etiologi Etiologi 2.2.1
IRDS
1. Premat Prematuri uritas tas dengan dengan paru-p paru-paru aru yang imatur imatur (gestas (gestasii dibawah dibawah 32 minggu) dan tidak adanya, gangguan atau defisiensi surfactant 2. Bayi Bayi prematur prematur yang lahir dengan dengan operasi operasi Caesar 3. Penurunan Penurunan suplay suplay oksigen oksigen saat janin atau atau saat kelahiran kelahiran pada bayi bayi matur atau prematur. 2.2.2
ARDS
Terj Terjad adii akib akibat at cede cedera ra lang langsu sung ng pada pada kapi kapile lerr paru paru atau atau alveolus.Namun karena kapiler dan alveolus berhubungan sangat erat maka destruksi yang luas pada salah satunya biasanya menyebabkan destruksi destruksi yang lain.Hal ini terjadi akibat pengeluaran pengeluaran enzim-enzim enzim-enzim litik oleh sel-sel yang mati,serta reaksi peradangan yang terjadi setelah cedera dan kematian sel.contoh-contoh kondisi yang mempengaruhi kapiler dan alveolus disajikan di bawah ini.
5
1. Dest Destru ruks ksii Kapil Kapiler er Apabila Apabila kerusakan kerusakan berawal di membran membran kapiler,mak kapiler,makaa akan terj terjad adii perg perger erak akan an plas plasm ma dan dan sel sel dara darah h mera merah h keru keruan anga gan n interst interstisiu isium. m. Hal ini mening meningkat katkan kan jarak jarak yang yang harus harus di tempuh tempuh oksigen oksigen dan karbondiok karbondioksida sida untuk untuk berdifusi, berdifusi, sehingga sehingga kecepata kecepata pertukaran gas menurun. Cairan yang menumpuk di cairan interstisium bergerak ke dalam alveolus,mengencerkan surfaktan dan meningkatkan meningkatkan tegangan permukaan. permukaan. Gaya yang di perlukan untu untuk k meng mengem emba bang ngka kan n alveo alveolu luss menj menjad adii sanga sangatt meni mening ngka kat. t. Peni Pening ngka kata tan n tega tegang ngan an perm permuk ukaa aan n ditam ditamba bah h oleh oleh edem edemaa dan dan pembengkakan ruang interstisium dapat menyebabkan atelektasis kompresi kompresi yang luas, sehingga sehingga compliance compliance paru berkurang. berkurang. Hal ini kemu kemudia dian n
meny menyeb ebabk abkan an
penu penuru runa nan n
vent ventil ilas asii
dan dan
hipo hipoks ksia ia..
Penye Penyebab bab kerusa kerusakan kan kapile kapilerr paru paru antara antara lain lain adalah adalah septice septicemia mia,, pancreatitis dan uremia. Pneumonia, inhalasi asap, trauma dan tenggelam juga dapat merusak kapiler. 2. Dest Destru ruks ksii Alveol Alveolus us Apabila Apabila alveolus alveolus adalah tempat awal terjadinya terjadinya kerusakan, maka aka luas luas perm permuk ukaa aan n yang ang ters tersed edia ia untu untuk k pert pertuk ukar aran an gas gas berkurang sehingga kecepatan pertukaran gas juga menurun. Peny Penyeb ebab ab keru kerusak sakan an alve alveol olus us anta antara ra lain lain adala adalah h pneu pneumo moni nia, a, aspirasi dan inhalasi asap. Toksisitas oksigen yang timbul setelah 24-36 24-36 jam terapi terapi oksige oksigen n tinggi tinggi,, juga juga dapat dapat menjadi menjadi penye penyebab bab kerusakan membran alveolus melalui pembentukan radikal-radikal bebas oksigen. Tanpa Tanpa oksig oksigen, en, jaringa jaringan n vaskul vaskular ar dan paru paru mengal mengalami ami hipoksia hipoksia sehingga sehingga semakin semakin memyebabkan memyebabkan cedera cedera dan kematian kematian sel. sel. Apab Apabil ilaa alve alveol olus us dan dan kapi kapile lerr tela telah h rusa rusak, k, maka maka reak reaksi si peradangan akan terpacu yang menyebabkan terjadinya edema dan pembengkakan ruang interstisium serta kerusakan kapiler dan alve alveol olus us di seki sekita tarny rnya. a. Dalam Dalam 24 jam setel setelah ah awit awitan an ARDS ARDS,,
6
terbentuk membran hialin didalam alveolus. Membran ini adalah pengendapan fibrin putih yang bertambah secara progresif dan semakin semakin mengur mengurang angii pertuk pertukaran aran gas.Akh gas.Akhirny irnyaa terjadi terjadi fibrosi fibrosiss menyeb menyebabk abkan an alveol alveolus us lenya lenyap. p. Ventil Ventilasi, asi, respiras respirasii dan perfusi perfusi semuanya terganggu. Angka kematian akibat ARDS adalah sekitar 50%. 2.3 Faktor Faktor Resiko Resiko
1.
Prematuritas
2.
Kelompok bayi baru lahir Sema Semakin kin prem premat atur ur bayi bayi semaki semakin n tingg tinggii terjad terjadii IRDS IRDS,, sel-se sel-sell
alveolus penghasil surfaktan belum matang sampai usia gestasi antara 28 dan 32 minggu. Ada 3 hal berkaitan dengan IRDS : •
Bayi yang lahir sebelum surfaktan terbentuk
Di alveol alveolus us akan akan mengha menghadap dapii tegang tegangan an permu permukaan kaan alveol alveolus us yang yang sang sangat at ting tinggi gi seti setiap ap kali kali bern bernap apas as,, ini ini berp berper eran an meny menyeb ebab abka kan n atelektasis primer yang dijumpai pada IRDS •
Alveolus Alveolus bayi bayi prematur prematur berukuran berukuran sangat kecil dan tidak berlipat-
lipat Ini merupakan faktor yang berperan meningkatkan tekanan yang harus dilakukan untuk mengatasi tegangan permukaan •
Bay Bayi prem premat atur ur mem memilik ilikii otot otot dada dada yang ang lema lemah h dan dan belu belum m
berkembang Must Mustah ahil il bayi bayi tanp tanpaa surfa surfakt ktan an dapa dapatt berh berhas asil il meng mengem emba bang ngka kan n alveolusnya dari waktu ke waktu,napas demi napas. 3.
Kelompok lain bayi baru lah lahir yang ang beresi esiko menderita IRD IRDS
adala adalah h bayi bayi yang lahi lahirr dari dari ibu ibu Diab Diabete etess Melit Melitus us Depe Depend nden en-in -insu suli lin. n. Tamp Tampak akny nyaa
isul isulin in
yang ang
disu disunt ntik ikka kan n
meng mengha hamb mbat at
pemb pemben entu tukk kkan an
surfaktan. 2.4 Gambaran Klinis Klinis ( biasanya biasanya sejak sejak lahir )
1.
Dispnoe Berat
7
2.
Penurunan Compliance Paru
3.
Pernapasan ya yang dan dangkal dan dan
cepat pad pada mul mulanya yang
menyebabkan alkalosis respiratorik karena ( CO2 ) karbondioksida banyak terbang. 4.
Peningkatan ke kecepatan pe penapasan
5.
Kulit kehitaman akibat hipoksia
6.
Retra etrak ksi anta antarg rgia ia atau atau dad dada set setia iap p kal kalii ber berna nap pas
7.
Napas cuping hidung
8.
Banyak bayi selamat dari IRDS, dimana gejala mereda dan
menghilang biasanya dalam 3 hari. 9.
Takipnea ( > 60x/mnt)
10.
Mendengkur
Didapatkan gejala lain seperti : 1. Bradikardi rdi 2. Hipotensi 3. Kard Kardio iom megal egalii 4. Edema Edema terut terutama ama didae didaerah rah dorsal dorsal tanga tangan n atau kaki kaki 5. Hipotermi 6. Tonu Tonuss otot otot yan yang g menu menuru run n 2.5 Patofisiologi Bayi prematur lahir dengan kondisi paru yang belum siap sepenuhnya untuk berfungsi sebagai organ pertukaran gas yang efektif. Hal ini merupakan fakto faktorr
krit kritis is dala dalam m terja terjadi diny nyaa RDS. RDS. Keti Ketida daks ksia iapa pan n paru paru menj menjal alan anka kan n
fungsinya tersebut terutama disebabkan oleh kekurangan atau tidak adanya surfaktan. Surfaktan adalah substansi yang merendahkan teganagn permukaan alveol alveolus us sehingg sehinggaa tidak tidak terjadi terjadi kolaps kolaps pada pada akhir akhir ekspiras ekspirasii dan mampu mampu menah menahan an sisa sisa udara udara fung fungsi sion onal al ( kapa kapasit sitas as resid residu u fung fungsi sion onal al ) ( Ilmu Ilmu kesehatan anak, 1985 ). Surfaktan juga menyebabkan ekspansi paru pada tekanan intraalveolar yang ang
rend rendah ah..
Keku Kekura rang ngan an
atau atau
keti ketida dakm kmat atan anga gan n
fung fungsi si
surf surfak akta tan n
8
menimbulkan ketidakseimbangan inflasi saat inspirasi dan kolaps alveoli saat eksp ekspir irasi asi.. Tkan Tkanpa pa surfa surfakt ktan an jani janin n tida tidak k dapa dapatt menj menjag agaa paru paruny nyaa tetap tetap mengembang. Oleh karena itu perlu usaha yang keras untuk mengembangkan parunya.pada setiap hembusan napas (ekspirasi) sehingga untuk pernapasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks yang lebih besar dengan disertai usaha inspirasi yang kuat. Akibatnya setiap kali bernapas menjadi sukar seperti saat pertama pertama kali bernapas bernapas ( saat kelahiran kelahiran ). Sebagai Sebagai akibatnya akibatnya janin lebih banyak menghabiskan oksigen untuk menghasilkan energi ini dari daripa pada da yang ia terim terimaa dan dan ini ini meny menyeb ebabk abkan an bayi bayi kele kelela laha han. n. Deng Dengan an meni mening ngka katn tnya ya
kele kelelah lahan an
bayi bayi
akan akan
ktid ktidak akma mamp mpua uan n
memp memper ertah tahan anka kan n
pengembangan paru ini dapat menyebabkan menyebabkan atelektasis. Tidak adanya stabilitas dan atelektasis akan meningkatkan pulmonary vascular resistance (PVR) yang nilainya menurun pada ekspansi paru normal. Akibat Akibatny nyaa terjadi terjadi hipope hipoperfu rfusi si jaringa jaringan n paru paru dan selanju selanjutny tnyaa menuru menurunka nkan n aliran darah pulmonal. Di samping itu peningkatan PVR juga menyebabkan pembalikan parsial sirkulasi darah janin dengan arah ara h aliran dari kanan ke kiri melalui duktus arterious dn foramen ovale. Kolaps Kolaps paru paru ( atelek atelektasi tasiss ) akan akan menye menyebab babkan kan ganggu gangguan an ventil ventilasi asi pulmonal yang menimbulkan hipoksia. Akibat dari hipoksia adalah konstruksi vaskularisasi pulmonal yag menimbulkan penurunan oksigenisasi jaringan dan selanjutnya menyebabkan metabolisme anaerobic. Metabolisme anaero anaerobik bik mengha menghasilk silkan an timbun timbunan an asam laktat laktat sehing sehingga ga terjadi terjadi asidosi asidosiss metabolik metabolik pada bayi dan penurunan penurunan curah jantung yang menurunka menurunkan n perfusi perfusi ke organ vital. Akibat lain adalah kerusakan endotel kapiler dan epitel duktus alveol alveolus us yang yang menyeb menyebabk abkan an terjadi terjadiny nyaa transu transudas dasii ke dalam dalam alveol alveolii dan terbentuknya fibrin. Fibrin bersama-sama dengan jarngan epitel yang nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin. Membran ialin ini melapisi alveoli dan menghambat pertukaran gas. Atle Atlekt ktas asis is
meny enyebab ebabka kan n
paru aru
tida tidak k
mampu ampu
meng engelua eluark rkan an
karbondiok karbondioksida sida dari sisa pernapasan pernapasan sehingga terjadi asidosis respiratorik. respiratorik. Penu Penuru runa nan n PH meny menyeba ebabk bkan an vaso vasoko kont ntri riks ksii yang maki makin n bera berat. t. Deng Dengan an penurunan sirkulasi paru dan dan perfusi alveolar , PaO2 akan menuru tajam,
9
PH juga akan menurun tajam serta materi yang diperlukan untuk produksi surfaktan tidak mengalir ke dalam alveoli. Sintesis surfaktan dipengaruhi sebagian oleh PH, suhu, dan perfusi norm normal al..
Asfi Asfik ksia, sia,
Hipo ipoksem ksemia ia,,
dan
isk iskemia emia
paru paru
teru teruta tam ma
dala dalam m
hubu hubung ngan anny nyaa deng dengan an hipo hipovo volem lemia, ia, hipo hipote tens nsi, i, dan dan stres stresss ding dingin in dapa dapatt menekan sintesis surfaktan. Lapisan epitel paru dapat juga terkena trauma akibat kadar oksigen yang tinggi dan pengaruh penatalaksanna pernapasan yang mengakibatkan penurunan surfaktan lebih lanjut. RDS adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri dan mengikuti masa deteriosasi ( kurang lebih 48 jam ) dan jika tidak ada komplikasi paru akan membai membaik k dalam dalam 72 jam. jam. Proses Proses perbai perbaikan kan ini terutam terutamaa dikait dikaitkan kan dengan dengan meningkatkan produksi dan ketersediaan materi surfaktan. 2.6 Pemeriksaan Diagnostik 2.6.1
Penentuan faktor komplikasi perlu dilakukan dengan
tes spesifik, seperti :
1. Darah 2. Urine dan glukos glukosaa darah ( untuk untuk mengeta mengetahui hui hipoglikem hipoglikemia ia ) 3. Kalsium Kalsium serum ( untuk untuk mening meningkatkan katkan hipoka hipokalsemia lsemia ) 4. Analisis Analisis gas darah ( menentuk menentukan an PH serum ) 5. PaO2 PaO2 ( tes tes untuk untuk hipo hipoksi ksiaa )
2.6. 2.6.2 2
Diag Diagno nost stik ik pren prenat atal al
Untuk menentukan maturitas paru dilakukan pemeriksaan ( tes cairan amnion
)
yang diseb sebut
ras rasio
L/S
(
lesitin
banding
spingomielin ). Rasio L/S ini berguna untuk menentukan maturitas paru. Fosfolipid disintesis di sel alveolar dan kinsentrasi dalam cairan amni amnion on selal selalau au beru beruba bah h selam selamaa masa masa keha kehami mila lan. n. Pada Pada mula mulany nyaa spingomielin lebih banyak, tetapi kira-kira pada usia kehamilan 32-33 ming minggu gu
kons konsen enra rasi si
menj menjad adii
seim seimba bang ng
kemu kemudi dian an
spin spingo gomi mieli elin n
berkurang dan lesitin meningkat secara sec ara berarti berar ti sampai usia us ia kehamilan 35 minggu dengan rasio 2:1.
10
2.7 Penatalaksanaan 2.7.1
Keperawatan
1.
Peng Pengob obat atan an RDS diara iarah hkan kan untu untuk k pence encega gah han
Pencegahan Penyebab lain dari kematian bayi antara lain adalah perhatian terhadap di mana dan dalam posisi apa bayi ditempatkan dan usaha-usaha untuk mencegah penganiyayaan anak. 2.
Pemb Pember eria ian n min minum um per per ora orall tid tidak ak dipe diperb rbol oleh ehka kan n sel selam amaa fas fasee
akut akut penya penyakit kit,, karena karena dapat dapat menye menyebab babkan kan aspirasi aspirasi.. Pemberi Pemberian an minum dapat diberikan melalui parenteral. 3.
4.
Tindakan Pendukung yang Krusial •
Mempertahankan ventilasi dan oksigenisasi adekuat
•
Mempertahankan keseimbangan asam-basa
•
Mempertahankan suhu lingkungan netral
•
Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat
•
Mencegah hipotermia
•
Mempertahankan cairan dan elektrolit yang adekuat Pertimbangan Ke Keperawatan Dala Dalam m mera merawa watt bay bayi RDS RDS pera perawa watt haru haruss mela melaku kuka kan n
obse observ rvas asii
cerm cermat at
dan dan
inte intens nsif if,,
masal asalah ah
kompl omplek ekss
yang ang
berhubungan dengan terapi pernapasan harus diperhatikan terutama pengobatan yang kontinu terhadap hipoksemia dan asidosis. Fungsi keperawatan yang paling penting adalah mengamati respon bayi terhadap terapi, mucus mungkin terkumpul di saluran pernapasan yang akan menghambat menghambat saluran pernapasan pernapasan dan srlang endotrakea endotrakea (ET). Pengisapan hanya dilakukan bila diperlukan dan berdasarkan pertimbangan terhadap bayi tersebut. Pertimbangan terhadap pengisapan
termasuk
auskultasi
dada,
pembuktian
bahwa
11
oksigenisasi rendah, kelebihan kelembaban paada selang ET dan kepekaan bayi. Pada Pada saat melaku melakukan kan pengis pengisapa apan n mukus mukus,, perawa perawatt harus harus menyadari dan waspada tentang hal berikut. Peng Pengisa isapa pan n buka bukan n pros prosed edur ur yang yang aman aman karen karenaa dapa dapatt menyebabkan spasme bronkus, bradikardia karena stimulasi saraf fagal, fagal, hipoks hipoksia, ia, dan pening peningkat katan an tekana tekanan n intrac intracran ranial ial sehing sehingga ga mendorong bayi pada keadaan hemoragi intraventrikular. Tindakan ini tidak boleh dilakukan dilakukan secara rutin, rutin, tehnik pengisapan pengisapan ini dapat meny menyeb ebab abka kan n
infe infeks ksi, i,
keru kerusa saka kan n
jala jalan n
pern pernap apas asan an
bahk bahkan an
pneumotoraks. Penting diperhatiakn bahwa pengisapan yang terus menerus akan ikut mengeluakan udara bersamaan dengan keluarnya mucus. Oleh karena itu sekali pengisapan tidak boleh lebih dari 5 detik ( pengisapan menyebabkan saluran udara terambat ) Tuju Tujuan an peng pengisa isapa pan n jalan jalan napa napass buat buatan an adala adalah h menj menjag agaa terbukanya jalan napas, bukan bronkus. Pengisapan yang dilakukan di luar ET dapat menyebabkan lesi trauma pada trakea. Awasi oksigenisasi oksigenisasi atau oksimeter oksimeter denyut denyut nadi sebelum, selama selama dan sesudah sesudah pengisa pengisapan pan untuk untuk memberi memberi penila penilaian ian yang yang terus menerus terhadap terhadap status oksigenisasi oksigenisasi dan untuk menghindar menghindarii hipoksemia. 2.7.2
Medis
Pengobatan yang biasa diberikan selama fase akut penyakit RDS adalah : 1.
Anti Antibi biot otik ikaa untuk untuk menc menceg egah ah infe infeksi ksi sek sekun unde der r
2.
Furo Furosem semid id untuk untuk memf memfasi asilit litasi asi reduk reduksi si caira cairan n ginjal ginjal dan
menurunkan cairan paru 3.
Fenobarbital
4.
Vita Vitam min E untu untuk k menu enurun runkan kan pro produks duksii rad radikal ikal bebas ebas
oksigen
12
5.
Metil Metilks ksan anti tin n ( teof teofil ilin in dan dan kafein kafein ) untu untuk k mengo mengoba bati ti apnea apnea
dan untuk pemberhentian dari pemakaian ventilasi mekanik 6.
Salah
satu
pengobatan
terbaru
dan
telah
diterima
penggunaanya adalah pemberian surfaktan pemberian surfaktan eksogen. eksogen. Surfakatan eksogen adalah derivate dari sumber alami misalnya manusia ( di dapat dari cairan amnion atau paru sapi,tetapi bisa juga berbentuk surfakatan buatan ) 2.8 Komplikasi Komplikasi
Sebagian bayi yang selamat dari RDS kemudian mengidap displasia bronkupulmonaris, yaitu suatu penyakit pernapasan kronik yang ditandai oleh pembentukkan jaringn parut di alveolus, peradangan alveolus dan kapiler, dan hipertensi paru. Tanda-tanda dispnu dan hipoksia dapat berlanjut dan menyebabkan kelelahan, kegagalan pernapasan, dan kematian bayi, biasanya dalam 3 hari.
13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpula Kesimpulan n
ARDS adalah adalah suatu suatu penya penyakit kit yang yang ditand ditandai ai oleh oleh kerusa kerusakan kan luas luas alveolus dan atau membran kapiler paru. ARDS selalu terjadi setelah suatu gangguan besar pada pada sistem paru, kardiovaskuler atau tubuh tubuh secara luas. Persentase kejadian menurut usia kehamilan adalah 60-80% terjadi pada bayi ba yi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 28 minggu, 15-30% pada bayi antara 32-36 minggu dan jarang sekali ditemukan pada bayi cukup bulan(matur). Insidens pada bayi ba yi premature kulit putih lebih tinggi dari pada bayi kulit hitam dan lebih sering terjadi pada bayi laki-laki dari pada bayi perempuan (Nelson,1999). Selain itu kenaikan frekuensi juga ditemukan pada bayi yang lahir dari ibuyang menderita gangguan perfusi darah uterus selama kehamilan misalnya,ibu penderita diabetes, hipertensi, hipotensi, seksio serta perdarahan antepartum. 3.2 Saran Saran
Saran yang dapat diberikan diberikan dari makalah ini adalah laksanakanlah laksanakanlah penatalaksanaan yang sebaik-baiknya pada neonatus dengan sindroma gawat nafas ini, sehingga pada akhirnya akan dapat menurunkan angka kematian neonatus -
Bagi Mahasiswa Diharapkan Diharapkan mahasiswa dapat melakukan pengkajian yang lebih lengkap untuk mendapatkan hasil yang optimal dan mampu memberikan asuhan asuhan yang yang kompet kompeten en bagi bagi pasien pasien.. Mahasi Mahasiswa swa juga juga dihara diharapka pkan n dapat dapat mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya selama proses pembelajaran di lapangan.
-
Bagi agi Inst Instit itu usi Pen Pendi did dikan ikan
14
Diharap Diharapkan kan bimbin bimbingan gan yang yang seopti seoptimal mal mungki mungkin n dari dari pendid pendidik ik lapangan lapangan dalam membimbing membimbing mahasiswa mahasiswa di lapangan lapangan dalam memberikan memberikan asuhan kebidanan dan keperawatan bagi pasien sehingga mahasiswa dapat mengevaluasikan teori dan praktek yang telah diperolehnya. -
Bagi agi pas pasie ien n dan dan kel kelu uarg arga Diharapkan kepada klien agar menerapkan asuhan kebidanan yang tela telah h dibe diberi rika kan n baik baik beru berupa pa tind tindak akan an penc penceg egah ahan an maupu aupun n dala dalam m pelaksanaannya
15
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC Surasmi, Asrinin. 2003. Perawatan 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: EGC http://hyaline.membrane.disease/respiratory.distress.syndrome.blogspod.c om/html Sabtu : 25-10-2009/11.15 WIB FKUI .1985. Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Jakarta: EGC Ladewig,patricia,dkk.2006. Buku Buku Saku Asuhan Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir Edisi 5.Jakarta: 5.Jakarta: EGC Manuaba, Ida Bagus Gde. Gde . Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC Mansjoer, A dkk. 2002. Kapita 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Kedokteran. Jakarta : FKUI Ngatisyah.2005. Perawatan Perawatan Anak Sakit Edisi 2.Jakarta: 2.Jakarta: EGC Pelatihan PONED Komponen Neonatal 28-30 Oktober 2004) Surasmi,Asrining,dkk.2003. Perawatan Perawatan Bayi Resiko Tinggi.Jakarta: Tinggi.Jakarta: EGC http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
16
DAFTAR ISI
KATA PNGANTAR.............................. PNGANTAR..................................................... ................................................ .........................
i
DAFTAR ISI................................. ISI........................................................ ......................................................... ..................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.................................... 1.1........................................................... .............................................. ................................... ............ Latar Belakang............................ Belakang................................................... ............................................... ................................ ........
1
1.2.................................... 1.2........................................................... .............................................. ................................... ............ Rumusan Masalah. Masalah...... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ................ .................. .......
1
1.3.................................... 1.3........................................................... .............................................. ................................... ............ Tujuan Penelitian ........................................... .................................................................. ...................................... ...............
2
1.4.................................... 1.4........................................................... .............................................. ................................... ............ Manfaat Penelitian ........................................... .................................................................. ...................................... ...............
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1........................................................................................... Definisi ................................................................................................3
2.2........................................................................................... Etiologi ................................................................................................5
2.3........................................................................................... Faktor Resiko................................ Resiko....................................................... ..................................................... ..............................
7
2.4........................................................................................... Gambaran Klinis Klinis ( biasanya biasanya sejak sejak lahir )........ )............. .......... .......... ................ ...................... .............
7
2.5........................................................................................... Patofisiolo gi....... gi............ .......... .......... ......... ......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ................. ...................... ..........
8
2.6........................................................................................... Pemeriksa an Diagnostik......................... Diagnostik................................................ ................................................ .........................
10
2.7........................................................................................... Penatalaks anaan anaan .......... ............... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ............ ............... ........
11
17
2.8........................................................................................... Komplikas i ......... .............. .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ............ ................... .................. ......
13
BAB III PENUTUP
3.1........................................................................................... Kesimpula n........ n............. .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .............. .................... .............
14
3.2........................................................................................... Saran ................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
ii Puji Puji dan Syukur Syukur Penulis Penulis
ucapka ucapkan n ke Hadirat Hadirat Tuhan Tuhan Yang Maha Esa
karena karena berkat berkat limpahan limpahan Rahmat Rahmat dan Karunia Karunia-Ny -Nyaa sehingg sehinggaa Penuli Penuliss
dapat dapat
meny menyusu usun n maka makalah lah ini ini yang yang berju berjudu dull "Sindrom Gangguan Nafas Pada Neonatus" tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untu untuk k itu itu dalam dalam kesemp kesempata atan n ini ini Penu Penuli liss
meng mengha hatu turk rkan an rasa rasa horm hormat at dan dan
terimakasih terimakasih yang yang sebesar-besarny sebesar-besarnyaa kepada kepada Dosen Pembimbing Pembimbing dan semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
18
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran saran dari pembaca, pembaca, atas kritik dan sarannya, sarannya, Penulis Penulis mengucapk mengucapkan an terimakasih.
Pari Pariam aman an,, Desem Desembe berr 2012 2012
Penulis
i
19