LICHEN DAN CYANOPHYTA
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATAKULIAH MIKROBIOLOGI
YANG DIBINA OLEH IBU SITORESMI PRABANINGTYAS
OLEH:
KELOMPOK 2
BAGUS PARAMAJATI (130342615305)
FARIDA ARYANI DIAN (130342615300)
RIZKY PUTRI MEILINDA (130342615318)
SILMY AULIA RUFIATIN NISA' (130342615312)
SILMY KAFFAH (130342615323)
WALIJATUL KHASANAH (130342615341)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
APRIL 2014
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur atas kehadirat Tuhan YME sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas Makalah yang diberikan oleh dosen pengampu
matakuliah Mikrobiologi. Dan dengan ini kami dapat berbagi ilmu mengenai
matakuliah, tepatnya matakuliah Mikrobiologi tentang Lichen dan Cyanophyta.
Serta kami akan mempresentasikan hal-hal rincian tentang liken, dan
perincian tentang anggota dari Cyanophyta.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran yang membangun
untuk memperbaikinya. Harapan kami, dengan adanya makalah ini, para
mahasiswa dapat memahami teori liken dan Cyanophyta sehingga dapat
menerapkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Malang, April 2014
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan 2
BAB II Pembahasan
A. Lichen
Definisi Lichen 4
Habitat Lichen 4
Organisme Penyusun Lichen 6
Struktur Tubuh Lichen 7
Penyebaran Lichen 9
Pembentukan Talus Lichen Secara Laboratoris 10
Peranan Lichen dalam Ekosistem dan Kehidupan 10
Hubungan Simbiosis Jamur-Alga 12
B. Cyanophyta
Klasifikasi Cyanophyta 13
Ciri-ciri Cyanophyta 18
Habitat Cyanophyta 19
Reproduksi Cyanophyta 19
Manfaat Cyanophyta 20
BAB III Penutup
Kesimpulan 23
Saran 25
DAFTAR RUJUKAN 26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lichen adalah organisme gabungan antara jamur dan alga, dimana dua
organisme tersebut terangkai membentuk satu talus. Terdapat berbagai
pendapat dari para ahli mengenai pengelompokkan atau klasifikasi lichen
dalam dunia tumbuhan. Ada yang berpendapat bahwa lichen dikelompokkan dalam
jamur, dan ada yang berpendapat pula bahwa lichen dipisahkan dari jamur
(fungi). Dalam hidupnya lichen tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi
dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Lichen
dapat ditemukan hampir dimana saja, habitat yang paling sering ditemukannya
lichen adalah pada tempat yang memiliki kelembapan yang tinggi. Lichen
dapat hidup pada tempat yang mempunyai intensitas cahaya yang tinggi,
mereka tidak mati, bila turun hujan lichen tersebut akan hidup kembali
seperti semula. Organisme pembentuk lichen adalah jamur dan alga. Jamur
yang berperan adalah jamur kelas Ascomycetes dan kelas Basidiomycetes.
Alga yang berperan dalam pembentukan lichen adalah Chlorophyta dan
Cyanophyta. Lichen mempunyai banyak variasi warna, misalnya putih, hijau
keabuan, kuning, oranye, merah sampai hitam.
Cyanophyta merupakan suatu divisi (filum) bakteri yang mendapatkan
energi melalui fotosintesis. Cyanophyta termasuk dalam regnum (kerajaan)
monera. Ganggang hijau- biru merupakan salah satu contoh dari kelas
Cyanophyceae. Ganggang hijau – biru memiliki klorofil yang berbeda dari
klorofil bakteri yang dapat berfotosintesis, dan diketahui bahwa oksigen
dibebaskan oleh ganggang hijau – biru pada saat fotosintesis tetapi tidak
terjadi pada bakteri. Ganggang hijau – biru memiliki afinitas mirip bakteri
sehingga disebut juga Cyanobacteria karena organisasi seluler dan
biokimianya. Dinding selnya mengandung pektin, hemiselulosa, dan selulosa
yang kadang – kadang berupa lendir, oleh sebab itu ganggang ini juga
dinamakan ganggang lendir ( Myxophyceae ). Sebagian dinding lendir ini
berlekatan dengan plasma, meskipun tidak selalu demikian, dan ini terbukti
dari percobaan – percobaan plasmolisis.
Pada bagian pinggir plasmanya terkandung zat warna klorofil a,
karotenoid dan dua macam kromoprotein yang larut dalam air yaitu :
fikosianin yang berwarna biru dan fikoeritin yang berwarna merah.
Perbandingan macam – macam zat warna ini amat labil, oleh sebab itu warna
ganggang tidak tetap, kadang – kadang kebiru – biruan. Gejala ini dianggap
sebagai suatu penyesuaian diri terhadap sinar (adaptasi kromatik), misalnya
dalam cahaya hijau warnanya kebanyakan merah, dalam cahaya merah menjadi
hijau atau biru. Hal ini rupa – rupanya berhubungan dengan proses
asimilasi.
Di tengah – tengah sel terdapat bagian yang tidak berwarna yang
mengandung asam deoksi – ribonukleat dan asam ribonukleat. Kedua macam asam
nukleat itu telah terkumpul seperti dalam inti sel tumbuh –tumbuhan tinggi,
tetapi kromosom belum tampak. Bagian pusat dapat mengembang dan berpengaruh
terhadap turgor. Dalam sel – sel yang telah tua tampak juga vakuola.
Sebagai zat makanan cadangan ditemukan glikogen dan disamping itu butir –
butir sianofisin ( lipo – protein ) yang letaknya di periferi, dan voluting
yang fungsinya masih belum jelas. Cyanophyceae umumnya tidak bergerak.
Diantara jenis – jenis yang berbentuk benang dapat mengadakan gerakan
merayap yang meluncur pada alas yang basah. Bulu cambuk tidak ada, gerakan
itu mungkin sekali karena adanya kontraksi tubuh dan dibantu dengan
pembentukan lendir. Oleh karena itu pada makalah ini akan dibahas
klasifikasi, ciri-ciri, habitat, reproduksi dan manfaat dari Cyanophyta.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana klasifikasi dari lichen dan Cyanophyta?
2. Bagaimana ciri-ciri dari Cyanophyta?
3. Di mana habitat dari lichen dan Cyanophyta?
4. Apa peranan lichen dan Cyanophyta dalam kehidupan?
5. Bagaimana reproduksi dari Cyanophyta?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui klasifikasi dari lichen dan Cyanophyta.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari Cyanophyta.
3. Untuk mengetahui habitat dari lichen dan Cyanophyta.
4. Untuk mengetahui peranan lichen dan Cyanophyta dalam kehidupan.
5. Untuk mengetahui reproduksi dari Cyanophyta.
BAB II
PEMBAHASAN
A. LICHEN
1. Definisi Lichen
Lichen adalah organisme gabungan antara jamur dan alga, dimana dua
organisme tersebut terangkai membentuk satu talus. Jamur yang membentuk
lichen disebut mikobion (bahasa yunani, mykes: jamur, bios: hidup) atau
phycobion.
Dalam periode yang lama para ahli botani berpikir lichen adalah
tanaman otonom. Baru (kurang lebih) 100 tahun lalu diketahui bahwa lichen
trerdiri dari dua jenis organisme. Namun demikian secara morfologi
menunjukkan 1 bentuk yang dikenal sebagai spesies. Dalam kode nomeklatur
botani internasional, lichen termasuk dalam golongan jamur (mikobionnya).
Diperkirakan ada 13.500 spesies lichen.
2. Habitat Lichen
Habitatnya tersebar secara luas. Lichen hidup dalam berbagai habitat,
dari artik (kutub utara) sampai antartika (kutub selatan) dan seluruh
wilayah diantara keduanya. Lichen dapat ditemukan di permukaan tanah dan
batu-batuan: batu karang, batu nisan kuburan, permukaan tanah di padang
pasir, atau aliran larva padat.
Lichen juga ditemukan pada batu marmer atau pualam penyusun kuil kuno
di Delos dan Acropilis. Lichen juga ditemukan menempel pada: kaca jendela
yang tidak pernah dicuci, punggung kura-kura Galapagos, kulit kayu atau
daun tanaman dan dipuncak pohon cemara raksasa "Douglas" di pantai barat
Amerika Utara.
Sejumlah lichen (aquatic/daerah pasang surut) ditemukan di pinggir
sungai atau tepi pantai. Meskipun daerah penyebarannya begitu luas, selalu
menempati substrat yang spesifik seperti:
1. Menempel pada bahan/bongkahan batu nisan (saxolous)
Caloplaca ignea
2. Menempel pada permukaan batu (saxolous)
Acarospora Bellemerea alpine
Satu spesies Acarospora (salah satu jenis lichen b atu berwarna
emas) tumbuh diatas batu di Arizona. Belum ada ilmuwan yang
mampu memberi nama yang sesuai untuk lichen tersebut. Bellemere
alphine, lichen lempengan abu-abu yang tumbuh di dalam batu.
3. Dibalik karang/batu (endolithic) dan dibalik tanah (terricolous)
Caloplaca luteminea
Caloplaca luteminea varietas bolandri, satu spesies yang dikenal
dari warnanya (warnanya tidak salah lagi). Lichen crustoseini
adalah endolitik, tubuh utamanya tumbuh di balik batu, di antara
butiran pasir.
4. Menempel pada batang pohon/ kulit kayu (corticolous) dan pada daun
(folicolous)
Anzia colpodes Pseudocyphellaria crocata
3. Organisme Pembentuk Lichen
1. Jamur
Dari semua kelas jamur yang hidup di alam, hamper setengahnya adalah
golongan Ascomycetes. Sebagian besar kelas Ascomycetes bersimbiosis dengan
alga membentuk lichen. Kelas Basidiomycetes merupakan kelompok kedua yang
membentuk lichen. Jumlahnya lebih sedikit daripada Ascomycetes.
a. Klas: Ascomycetes
Golongan yang paling banyak membentuk lichen adalah kelas Ascomycetes
seri discomycetes (discolichen).
Seri discomycetes dicirikan dengan tubuh buah berbentuk apothecia,
yaitu menyerupai piala. Di dalam apothecia tumbuh wadah spora (askus).
Sebagian besar askus discolichen berbentuk lecanolarean (askuspora
berlubang) dan sisanya membentuk wadah spora noperculate (puncak
askuspora mempunyai topi)
Seri lain yang termasuk Ascomycetes dan dapat membentuk lichen adalah
pyrenomycetes (lokuloasmycetes) yang disebut pyrenolichen. Jumlahnya
lebih kecil daripada discolichen. Ciri kelas pyrenomycetes adalah
tubuh buah berbentuk perithesia atau seperti guci. Cirinya: tubuh
buahnya tumbuh sendiri-sendiriatau berkelompok di atas stroma
(bantalan askus).
b. Klas: Basidiomycetes
Kelas Basidiomycetes yang membentuk lichen berasal dari subkelas
homobasidiomycetidae yaitu family: Omphalina, Dyctyonema dan beberapa
Clavariceae.
2. Alga
Ada sekitar 100 spesies alga yang dapat bersimbiosis membentuk lichen.
Sebagian besar adalah chyanophyta dan Chlorophyta. Lebih dari 2 organisme
dapat membentuk talus lichen. Bahkan pernah dilaporkan 3-4 organisme
bersimbiosis membentik lichen. Bagian talus disusun oleh 2 alga hijau
(Chlorophytai) dan satu spesies jamur serta bagian kepala ditempati
Cyanophyta. Lichen yang terdiri dari beberapa fotobion disebut Chimera
(joined thalli). Talus Chimera morfologinya sangat berbeda dengan lichen
two in one.
Tubuh talus Chimera terbagi menjadi dua: Struktur eksternal yang
disebut cephalodia (kepala) dan struktur internal. Daerah chepalodia
ditempati oleh Cyanophyta, yang bertugas mengambil nitrogen (fotobion
sekunder). Sedangkan daerah internal yang merupakan tempat terjadinya
fotosintesis, ditempati oleh mikobion dan Chlorophyta (fotobion primer).
Contoh jamur genus Peltigera dan Solorina mempunyai fotobion sekunder
Nostoc dan fotobion primernya Trebouxia.
4. Struktur Tubuh Lichen
Talus lichen sangat berbeda strukturnya dibandingkan dengan tubuh
jamur dan alga. Jamur merupakan penyusun terbesar talus lichen. Berdasarkan
morfologi talus, terdapat tiga jenis lichen, yaitu:
1) Foliosa, bentuknya seperti daun.
2) Crustosa, bentuknya seperti lapisan yang menempel pada substrat.
3) Fruticosa, bagian atasnya seperti daun semak, menempel pada substrat
dan terdapat bagian yang menjuntai ke bawah.
Berdasarkan distribusi alga dalam hifa jamur, yaitu:
1) Alga tersebar merata di seluruh talus, contoh: Collema tenax.
2) Alga membentuk struktur khusus pada permukaan talus. Contoh: Parmelia
conspersa.
Talus lichen memiliki tiga lapisan, yaitu:
1) Lapisan korteks
2) Lapisan fotobion
3) Lapisan medula
a. Crustosa: talusnya rata dan menempel pada substrat. Tidak mempunyai
korteks maupun rhizine. Contohnya, Caloplaca inconspecta.
b. Foliosa: jenis foliosa, strukturnya menyerupai daun. Anatomi dari tipe
ini, korteks atas merupakan daerah pelindung, mesiliumnya bergelatin
untuk menghindari penguapan dan strukturnya disebut pseudoparenkim.
Dibawahnya terdapat sel-sel alga yang dibungkus oleh hifa dan alga-
alga tersebut dipenetrasi oleh houstoria jamur. Medula menempati
bagian paling besar dan letaknya di bawah lapisan alga. Terdiri dari
jalinan hifa membentuk jaringan parenkim longgar. Hal yang membedakan
dengan jaringan di bawahnya adalah menjuntainya hifa-hifa tunggal.
Korteks bawah terletak di lapisan dasar, strukturnya sama dengan
lapisan atas tetapi lebih tipis dan dilengkapi dengan rhizine. Rhizine
merupakan hifa pendek yang mirip dengan akar. Contohnya Cetrelia
chicitae.
c. Fructiosa: talusnya tegak, bercabang, tampak seperti semak da nada
bagian yang menjuntai ke bawah. Bila dilihat secara mikroskopis,
lapisan selny silindris atau membulat. Contohnya Alectoria sarmentosa,
Bryoria fremontii.
Alectoria sarmentosa Bryoria fremontii
5. Penyebaran Lichen
Penyebaran komponen lichen sangat penting untuk membentuk koloni di
tempat yang baru. Lichen mampu membentuk struktur penyebaran secara
aseksual. Talus berdiferensiasi membentuk somatic diaspora, suatu struktur
yang membawa dua anggota lichen, untuk menyebar di tempat jauh atau dekat.
Struktur yang termasuk diaspora: isidia (tunggal: isidium), soredia
(tunggal: soredium) dan cephalodia. Meski fungsi utamanya adalah sebagai
tempat fiksasi nitrogen, dalam penelitian hanya chepalodia yang berfungsi
sebagai alat penyebaran. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:
1) Isidia: berbentuk seperti batang, kecil dan mudah patah. Didalamnya
terkandung hifa jamur dan sel alga. Isidia tersebar dengan bantuan
angina, hewan dan percikan air hujan. Struktur isidia agak berat
dibandingkan dengan soredia, isidia berfungsi untuk regenerasi bila
talus induknya mati.
2) Soredia: mikroskopis, berbentuk bubuk yang terdiri dari banyak sel
alga yang dibungkus hifa jamur. Soredia disebarkan juga oleh angina,
hewan dan perciakan air hujan. Soredia dihasilkan oleh struktur yang
disebut sorelia.
3) Lichen jenis foliosa dan sebagian dari tipe crustosa tidak membentuk
diaspora. Jamurnya membentuk akuspora, konidia dan basidiospora.
6. Pembentukan Talus Lichen Secara Laboratoris
Setelah satu abad lamanya gagal menggabungkan lichen secara buatan,
percobaan pertama yang disebut sebagai spore to spore telah berhasil
dilakukan oleh Ahmadijan dan Heikkila (1970). Keduanya menggunakan lichen
Endocarpon puslilum, mikobionnya jenis lokulo ascomycetes (pyrenomycetes).
Medianya pot tanah dan udara didalamnya di kontrol secara hati-hati.
Ahmadijan dkk (1978) berhasil menggambarkan tahap awal hubungan antara
fotobion dan mikobion. Fotobion menghasilkan substansi ekstraseluler lalu
terjadi ikatan antara hifa jamur dan sel alga. Metode saat ini telah sangat
berkembang sehingga banyak sekali fotobion dan mikoblon yang dapat
ditumbuhkan dalam media tertentu secara tunggal/mandiri. Sehingga keduanya
dapat disimbiosiskan.
7. Peranan Lichen dalam Ekosistem dan Kehidupan
Berikut adalah beberapa peranan dari lichen:
a. Pada area tundra dan hutan cemara tua "Douglas" di pantai utara
Pasifik AS, lichen jenis laboria menyediakan lebih dari 20% nitrogen
campuran/tahun. Jumlah ini melebihi input nitrogen dari sumber lain.
Dalam peremajaan hutan cemara Douglas, lichen teresterial Peltisgera,
memberi sumbangan yang penting berupa nitrogen organik.
b. Sekitar 500 tahun yang lalu para ilmuwan mengandalkan lichen untuk
menggali informasi tentang tempat mereka tumbuh. Pada waktu itu belum
ditemukan teknik yang akurat untuk mengukur umur tanah.
c. Sebagian besar lichen memiliki periode hidup yang lama. LICHENometri
digunakan untuk mengukur minimum waktu yang telah lewat ketika lichen
pertama kali berkembang pada substrat.
d. Mikobion menghasilkan sejumlah metabolit sekunder (MS) yang disebut
substansi lichen atau asam lichen. Dalam kultur murni (MS) juga
dihasilkan, diduga di alam MS diproduksi dalam jumlah besar. MS
terdiri dari: asam lemak, laktone, polyketides, semacam dibenzofurans,
depsides dan antraquinon. MS diproduksi melalui jalur meyolonate dan
shikimate.
e. MS menyebabkan lichen mampu melakukan dekomposisi terhadap batu-batuan
(biogeochemical). Proses pembentukan tanahnya disebut pedogenesis.
f. Bagi lichen sendiri MS berfungsi untuk memperlambat dekomposisi talus
dan menghalangi perkembangan larva invertebrata.
g. Di wilayah perkotaan lichen merupakan sumber makanan bagi jangkerik,
tungau dan siput. Menghilangnya populasi lichen juga akan membuat
populasi jangkerik, tungau dan siput menurun.
h. Populasi binatang-binatang besar seperti: rusa caribu, rusa kutub dan
sapi, banyak dijupai di wilayah utara eropa dan utara amerika, bagi
hewan-hewan itu Lichen juga merupakan makanan yang penting, terutama
di musim dingin.
i. Dalam kehidupan manusia lichen memiliki peranan sebagai berikut:
1) Lichen jenis Usnea barbata dan Usnea dasypoga menghasilkan
antibiotik yang disebut asam usnin. Asam usnin berguna untuk
melawan bakteri TBC, Lobaria pulmonaria sebagai obat paru-
paru, Parmella saxatilis untuk obat epilepsi dan Caldonia
plxydata dipakai untuk mengobati batuk
2) Dalam industri parfum Everata prunasti diambil essential
olinya.
3) Rocella tinctoria digunakan sebagai pewarna lakmus. Jenis
lichen lain dipakai sebagai bumbu seperti garam masala,
tepung, bahan sup, bahkan minyak goreng.
8. Hubungan Simbiosis Jamur-Alga.
1. ALGA
a. Terlindung dari sinar matahari
b. Mendapat suplai air dan zat hara
2. JAMUR
a. Mendapat hasil fotosintesis dari alga.
Ketidakmampuan jamur menghasilkan makanan sendiri menyebabkan hubungan
antar dua organisme ini disebut sebagai hellotisme (perbudakan). Hal ini
diperkuat oleh bukti-bukti ketidakmampuan jamur hidup sendiri tanpa alga.
Bila diisolasi jamur ternyata tidak mampu hidup sendiri. Sebaliknya alga
dapat hidup sendiri tanpa jamur. Namun kini, mulai banyak ditemukan bukti
bahwa secara laboratoris maupun bukti penemuan di lapangan bahwa hipotesis
tersebut tidak selamanya benar.
B. CYANOPHYTA
1. Klasifikasi Cyanophyta
Cyanophyceae termasuk dalam kingdom Monera, divisi Cyanophyta.
Cyanophyceae dibedakan dalam 3 ordo berdasarkan bisa tidaknya
membentuk spora yaitu : ordo Chroococcales, Chamaesiphonales, dan
Hormogonales.
a. Ordo Chroococcales
Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijau
–hijauan. Umumnya alga ini membentuk selaput lendir pada cadas atau
tembok yang basah. Setelah pembelahan sel – sel tetap bergandengan
dengan perantaraan lendir tadi dan dengan demikian terbentuk kelompok–
kelompok atau koloni contoh spesies dari ordo chroococcales :
1. Chrococcus
Organisme uniseluler atau berkelompok dalam bentuk agregat dari
2 atau 4 sel hal ini disebabkan karena kegagalan dari hasil pembelahan
sel untuk berpisah dengan cepat. Hasil pembelahan sel dari Chrococcus
berbentuk setangah bola, sedangkan Gleocapsa berbentuk bulatan atau
memiliki kutub.
2. Gleocapsa
Berbentuk bulat memanjang dan dikelilingi oleh membran dengan
beberapa generasi sel yang terdapat di dalamnya. Membran kadang –
kadang ada yang berpigmen. Gleocapsa terdapat pada batuan yang lembab
atau pada air.
3. Anacystis
Bentuknya bulat silindris, menuju bentuk basil dan mengalami
pembelahan secara transversal. Setiap individu dikelilingi oleh
membran yang lembut. Sel mungkin terdapat di dalam matriks.
4. Merismopedia
Sel tersusun atas matriks di dalam sebuah lapisan tunggal yang
tipis dan berliku yang dipelihara dan tumbuh dari pembelahan sel dalam
2 arah. Spesies ini mungkin berentuk plenkton atau epipelic dan
terdapat dalam air yang tenang. Reproduksi dari bentuk koloni adalah
dengan cara fragmentasi.
5. Eucapsis
Pembelahan sel kearah 3 garis tegak lurus dan membentuk
sarkinoid. Reproduksi dengan cara fragmentasi.
6. Coelosphaerium
Koloni berbentuk bulatan yang irreguler tersusun oleh matriks
yang berkoloni pada bagian tepi. Sel berwarna hijau – biru atau
mungkin gelap dan terisi oleh gelembung gas. Coelosphaerium sering
terdapat pada plankton.
7. Mycrocystis
Koloni berbentuk bulatan atau tidak beraturan. Sel dari
Mycrocystis disebarkan merata oleh kumpulan matriks. Mereka sering
berwarna hitam atau merah karena adanya kandungan gelembung gas.
Mycrocystis adalah plankton yang keras, ini bukti bahwa Mycrocystis
biasanya menyebabkan luapan air dan mensekresikan zat penghambat bagi
ganggang lainnya.
b. Ordo Chamaesiphonales
Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang yang
mempunyai spora. Benang – benang itu dapat putus – putus merupakan
hormogonium yang dapat merayap dan merupakan koloni baru. Spora
terbentuk dari isi sel ( endospora ) setelah keluar dari sel induknya
spora dapat menjadi tumbuhan baru. Untuk menghadapi kala yang buruk
dapat membentuk sel – sel awetan dengan menambah zat makanan cadangan
serta mempertebal dan memperbesar dinding sel.
Ordo Chamaesiphonales dibagi menjadi 3 famili yaitu :
1. Famili Pleurocapcaceae
a. Xenococcus
Bulatan sel dari Xenococcus menempel pada filamen alga, mereka
mengalami pembelahan anticlinal untuk meningkatkan ukuran dari koloni.
Setiap sel dapat memproduksi banyak endospora dan disebut baeocyt yang
membedakan mereka dari spora bakteri. Endospora dari beberapa ganggang
hijau – biru mungkin bersifat motil untuk periode yang singkat.
b. Hyella
Cabang trikom dari Hyella tumbuh dari desmoschsis yang hidup
dalam cangkang kalkareus atau bersama ganggang lainnya. Filamen besal
mungkin menjadi pluriseriata. Banyak sel mungkin terbagi dalam bentuk
endospora.
2. Famili Dermocarpaceae
Pembelahan sel vegetatif menjadi 2 bagian sel yang sama mungkin
terjadi dalam anggota famili ini. Contoh spesiesnya antara lain :
Dermocarpa
Selnya berbentuk bulat hingga ramping atau pyriform dan tumbuh
terikat pada substrat dalam kelompok. Reproduksi diselesaikan sendiri
oleh endospora yang mungkin berkembang dalam jumlah besar dengan sel
vegetatif.
3. Famili Chamoesiphonaceae
Contoh spesies ini adalah :
Chamaesiphon
Persebarannya luas dan umumnya epifit. Berada pada tanaman
angiospermae aquatik, lumut , dan ganggang khususnya Chladophora dan
pada tanaman dewasa, protoplast pada kutub distal membentuk sebuah
rantai spora yang disebut exospora.
c. Ordo Hormogonales
Sel – selnya merupakan koloni berbentuk benang atau diselubungi
suatu membran. Benang – benang itu melekat pada substratnya, tidak
bercabang, jarang mempunyai percabangan sejati, lebih sering mempunyai
percabangan semu. Benang – benang itu selalu dapat membentuk
hormogonium. Ordo Hormogonales dibagi menjadi 5 famili yaitu:
1. Famili Oscillatoriaceae
Hidup dalam air atau di atas tanah yang basah, sel – selnya
bulat, merupakan benang – benang dan akhirnya membentuk koloni yang
berlendir. Pada jarak jarak tertentu pada benang –benang itu terdapat
sel – sel yang dindingnya tebal, kehilangan zat warna yang berguna
untuk asimilasi, hingga kelihatan kekuning –kuningan dan dinamakan
heterokista. Heterokista ini dalam keadaan khusus dapat tumbuh menjadi
benang baru tetapi fungsinya belum dikenal dan biasanya lekas mati.
Contoh spesies ini yaitu :
a. Oscillatoria
Trikom dari Oscillatoria berbentuk silindris dan tidak
bercabang. Mereka hanya mempunyai satu membran. Trikom sering berada
di massa pelampung atau bagian mengkilap pada tanah lembab. Selnya
pendek dan lebar kecuali untuk sel ujungnya yang mungkin tertutup dan
tipis. Trikom dari oscillatoria menunjukkan pertumbuhan meluncur,
rotasi dan gerakan oscillatori. Reproduksi dilakukan oleh hormogonia.
b. Spirullina
Ganggang ini mengandung kadar protein yang tinggi sehingga
dijadikan sumber makanan. Spirullina mampu menghasilkan karbohidrat
dan senyawa organik lain yang sangat diperlukan oleh tubuh, juga
menghasilkan protein yang cukup tinggi.
c. Mycrocaleus
Berkas dari trikom kadang –kadang menggulung satu sama lain
berada pada membran yang sama. Trikom mungkin menonjol keluar dari
pucuk membran. Dinding terluar dari ujung sel menebal. Beberapa
spesies Mycrocaleus hidup pada air tawar, laut dan juga pada pasir
yang lembab.
2. Famili Nostocaceae
Trikom tidak bercabang dan heterokist dan akinet terdapat pada
organisme dewasa. Heterokist mungkin bersambung atau interkalar.
Contoh spesies ini yaitu :
a. Nostoc
Nostoc lebih umum hidup pada terestrial / sub aerial daripada
aquatik. Persebarannya luas pada tanah alkali dan pada batuan lembab.
Agregat gelatin dari filamen mempunyai jeli. Trikom dikelilingi oleh
lapisan tunggal dan pada organisme dewasa terdapat kumpulan matriks.
Sel seperti manik –manik mengalami pembelahan sel secara rata yang
meningkatkan panjang dari bentuk trikom. Membran mungkin kuning atau
kecoklatan.
b. Anabaena
Sebagian besar spesies anabaena bersifat aquatik dan beberapa
bersifat planktonik. Trikom dewasa dari Anabaena menghasilkan
heterokist dan akinet yang ukurannya berbeda dari sel vegetatif.
c. Cylindrospermum
Memiliki heterokist yang selalu basal dan dibawah keadaan
normal. Sel yang berbatasan menjadi berpindah kedalam akinet
silindris.
3. Famili Scytonemataceae
Trikom disertai membran yang mungkin berwarna. Trikom dicirikan
oleh percabangan palsu tanpa pembelahan sel inisiasi pada bidang yang
baru, trikom atau hormogonia putus atau tumbuh menyambung membran.
Contoh spesies ini yaitu :
Tolipotrix
Diameter trikom seragam dan disertai membran yang sempit. Tipe
percabangan palsu timbul dari sekitar heterokist.
4. Famili Stigonemataceae
Trikom dari beberapa genera adalah pluriseriata. Trikomnya
berbeda dari cyanophyta lainnya dalam percabangannya yaitu dimulai
oleh pembelahan sel pada bagian yang baru. Contoh spesies ini yaitu :
a. Hapalosiphon
Spesies ini tumbuh pada air yang asam atau netral dan bersifat
epifit pada tanaman aquatik lain. Sel berbentuk pendek silindris. Pada
membran terdapat hialin, hetrokist interkalar dan akinet. Hormogonia
biasanya dari percabangan yang mugkin timbul unilateral atau bilateral
spesies.
b. Stigonema
Hidup pada batuan yang lembab dan tanah yang lebih banyak
terdapat air. Trikom utama pluriseriata, membran tidak berwarna atau
kuning kecoklatan. Pertumbuhan ujung lebih luas dan percabangannya
sama dengan sumbu utama, bentuk sel mugkin bulat atau pipih. Mereka
terlihat disambung oleh untai protoplasmik kasar. Hormogonia
dihasilkan dari ujung percabangan.
5. Famili Rivullariaceae
Trikomnya meruncing dari dasar sampai apeks atau dari tengah ke
arah 2 ujung. Contoh spesies ini yaitu :
a. Calothrix
Hidup pada air tawar, air laut dan mungkin melapisi batu –
batuan atau menempel pada ganggang dan tanaman aquatik lainnya.
Filamen meruncing dan tidak bercabang / memiliki percabangan palsu.
Percabangan palsu dapat lepas dari trikom induk. Heterokist biasanya
basal dan jika ada akinet berdekatan dengan heterokist basal.
b. Rivularia
Rivularia tidak memiliki akinet. Beberapa spesies dari Rivularia
bersifat sub areal pada karang yang lembab.
2. Ciri-ciri Cyanophyta
Ganggang hijau – biru bersifat prokariotik, struktur selnya sama dengan
struktur sel bakteri sehingga termasuk ke dalam monera. Adapun ciri – ciri
umum dari ganggang hijau – biru adalah sebagai berikut:
a. Bersel tunggal ( Uniseluler ), ada pula yang berkoloni.
b. Memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri
dari fikosianin dan fikoeritrin.
c. Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulose, kadang –
kadang berlendir.
d. Inti sel tidak memiliki membran (prokariotik).
3. Habitat Cynophyta
Cyanophyta merupakan alga biru-hijau yang termasuk organisme
prokariotik yang mana cyanophyta dapat hidup di area yang luas seperti
habitat danau, sungai, lautan, tanah gletser, gurun, tumbuh di substrat
inorganik keras atau batuan dan di pemandian air panas hingga suhu 72oC
(Waterbury et al., 1979; Chisholm et al., 1988). Selain itu juga cyanophyta
dapat hidup di habitat yang ekstrim, tempat yang mengandung garam yang
tinggi, berkembang di tempat yang beku, dan gurun yang gersang (Fogg et
al., 1973).
4. Reproduksi Cyanophyta
Pada cyanophyta ada beberapa cara reproduksi :
1. Pembelahan sel
Sel membelah menjadi 2 sel yang membentuk sel tunggal, namun
ada beberapa generasi sel yang tidak membelah sehingga membentuk
filamen yang terdiri dari mata rantai sel yang disebut trikom.
Beberapa filamen baru mengalami dormansi atau tidur panjang.
Heterokist dapat mengikat nitrogen bebas pada Gleocapsa berupa sel
pucat yang kandungan sel terlihat homogen dan memiliki dinding
transparan. Heterokist terbentuk dari penebalan dinding sel
vegetatif. Sel akinet terbentuk dari penebalan dari sel vegetatif
yang menjadi besar dan mengandung cadangan makanan.
2. Fragmentasi
Fragmentasi yaitu cara memutuskan bagian tumbuh pada tanaman
sehingga terbentuk individu baru yang biasanya terjadi pada
Oscillatoria. Jika salah satu sel pada filamen mati, maka sel lain
akan membagi filamen menjadi 2 bagian atau lebih. Masing-masing
bagian disebut hormogonium. Fragmentasi juga dapat terjadi dari
pemisahan dinding yang berdekatan pada trikom atau karena sel mati
yang mungkin bakal menjadi potongan bikonkaf yang terpisah atau
necridia.
3. Spora
Saat keadaan kurang baik, Cyanophyta akan bereproduksi vegetatif
dengan membentuk spora. Spora membesar dan tebal karena penimbunan
cadangan makanan.
5. Manfaat Cyanophyta
Jenis ganggang hijau-biru bersel satu merupakan vegetasi perintis, hal
ini karena ganggang tersebut mampu atau dapat mengawali kehidupan sebelum
organisme lainnya dapat hidup di suatu tempat. Sejumlah ganggang hijau-biru
berfilamen ( bentuk benang ) dapat mengikat nitrogen bebas dari atmosfer
dan diubah menjadi amoniak. Hal ini dilakukan dalam hiterikista, sehingga
dapat berperan dalam proses mnyuburkan tanan. Jenis ganggang hijau-biru
yang bermanfaat diantaranya:
1. Nostoc
Perendaman sawah selama musim hujan mengakibatkan nostoc tumbuh subur
dan memfiksasi nitrogen dari udara sehingga dapat membantu penyediaan
nitrogen yang digunakan untuk pertumbuhan padi.
2. Anabaena azollae
hidup Anabaena azolla bersimbiosis dengan Azolla piñata ( paku air ).
Paku ini mendapat keuntungan berupa amoniak hasil fiksasi nitrogen
oleh Anabaena azolla.
3. Spirullina
Ganggang ini mengandung protein yang tinggi sehingga dijadikan sebagai
sumber makanan. Pada beberapa Negara misalnya Thailand dan Vietnam.
Ganggang hijau-biru sudah dimanfaatkan untuk peningkatan produksi
pertanian. Namun, di Indonesia ganggang hijau-biru belum digunakan dan
penelitian ganggang hijau-biru masih sangat terbatas.
Spirulina memang memiliki kandungan yang sangat lengkap, dan baik
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi manusia. Bayangkan, spirulina
ternyata memiliki kandungan zat besi 58 kali lebih banyak dari sayur
bayam, dan 18 kali lebih tinggi dari daging. Jenis ganggang yang satu
ini juga mengandung beta carotene 25 kali lebih banyak dari wortel,
dan 100 kali lebih banyak dari pepaya, di samping kandungan lain
seperti vitamin, protein, mineral, lemak dan karbohidrat.
Oleh karena itu, Dr. Toni Sutomo, MPh menyimpulkan bahwa berkat segala
kandungan tersebut, spirulina berguna untuk meningkatkan immunity
system tubuh, menunjang fungsi cardiovascular dan keseimbangan
cholesterol. Ia juga baik untuk memperbaiki fungsi pencernaan,
meningkatkan fungsi detox serta mengurangi cancer risk dengan
melindungi tubuh dari toxin. Memang, melalui penelitian lebih dari 40
tahun yang dilakukan lebih dari 4000-an peneliti terkemuka di seluruh
dunia, berhasil menyimpulkan manfaat spirulina dalam memperbaiki dan
mempertahankan kesehatan :
1. Membantu metabolisme tubuh
o Meningkatkan body immune dari bahaya toxin / benda asing (virus,
bakteri) yang membahayakan tubuh, termasuk : bahaya racun borak dan
formalin yang marak dewasa ini
o Memperbaiki sistem pencernaan (digestion system)
o Membantu fungsi dan kerja jantung dengan menjaga kadar cholesterol
darah
o Membantu proses detox tubuh secara alamiah
o Mengurangi resiko terserang kanker (cancer) dengan meningkatkan
kapasitas anti oxidant tubuh
2. Membantu mengatasi gejala kekurangan sel darah (anemia)
3. Membantu penyembuhan tukak lambuing (peptic ulser)
4. Mengurangi resiko penyakit jantung
5. Membantu menyembuhkan penyakit hepatitis yang kronis maupun akut
6. Bermanfaat untuk orang lanjut usia, yang umumnya menderita penyakit
degeneratif kornis (tekanan darah tinggi / hypertension, jantung
koroner, asam urat tinggi, katarak, gangguan liver / ginjal, kencing
manis / diabetes)
7. Mencegah dan membantu penyembuhan penyakit kanker (cancer).
8. Mencegah kerontokan rambut (karena mengandung Vitamin E, linoleat-
acid dan arachidonat-acid yang merupakan asal lemak penting dalam
menjaga kesehatan akar rambut)
9. Mempertahankan keindahan kulit (Skin Care)
Selain itu beberapa spesies dimanfaatkan sebagai protein sel tunggal,
sebagai produsen primer pada ikan.
Kerugian Cyanophyta
Beberapa spesies cyanobacteria memproduksi neutrotoksin, hepatotoksin,
sitotoksin, dan endotoksin, membuat mereka berbahaya bagi hewan dan
manusia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai lichenes ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Lichen adalah sejenis tumbuhan yang unik. Tumbuhan ini merupakan
simbiosis antara alga dan jamur tertentu, dan memiliki morfologi,
reproduksi dan klasifikasi yang dapat dikelompokkan ke dalam kelompok
tersendiri.
2. Tubuhnya berupa thallus yang terdiri dari benang-benang hifa. Sebagai
tumbuhan perintis, lichen ikut berperan dalam pembentukan tanah dan
tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi.
3. Tumbuhan lichenes tidak akan terbentuk tanpa adanya simbiosis antara
alga dan jamur yang sesuai. Tumbuhan ini juga menghasilkan senyawa-
senyawa metabolit yang tidak dihasilkan oleh alga dan jamur yang hidup
terpisah.
4. Selain keunikan struktur, fisiologi maupun reproduksinya, lichenes
juga memiliki kegunaan ekonomi yang tidak kalah pentingnya. Sampai
sekarang para ahli masih terus meneliti tumbuhan ini dan ada yang
mengusulkan agar lichen dimasukkan ke dalam golongan tersendiri dan
terpisah dari jamur dan alga.
Dari pembahasan Cyanophyta dapat disimpulkan sebagai berikut:
Alga Hijau-Biru (Cyanobacteria) merupakan organisme uniseluler
dan multiseluler yang bersifat prokariotik serta memiliki klorofil dan
fikosianin. Alga yang uniseluler ada yang hidup soliter dan ada yang
berkoloni, sedangkan yang multiseluler pada umumnya berbentuk benang.
Alga Hijau-Biru (Cyanobacteria) termasuk dalam kingdom Monera.
Meskipun alga ini memiliki klorofil, namun alga ini tidak dapat
digolongkan kepada kingdom plantae. Karena alga hijau biru masih
berupa prokariotik, sementara yang ada di kingdom plantae adalah yang
eukariotik.
Peranan Alga Hijau-Biru bagi manusia
Alga hijau-biru ada yang bersifat merugikan, ada pula yang
bersifat menguntungkan bagi manusia.
a. Alga Hijau-Biru yang merugikan
Telah diuraikan bahwa beberapa alga hijau-biru yang hidup di air
ada yang mengeluarkan racun. Racun yang terlarut didalam air dapat
meracuni organisme yang meminumnya. Contohnya di Australia banyak biri-
biri mati setelah minum air telaga. Ini merupakan sifat merugikan alga
hijau biru.
Sifat merugikan lainnya adalah alga ini dapat tumbuh di tembok
dan batu, sehingga tembok akan m udah lapuk. Demikian pula bangunan
candi dari batu yang banyak terdapat di Indonesia banyak yang terancam
menjadi lapuk karena alga.
b. Alga Hijau-Biru yang Menguntungkan
Alga Hijau-Biru ada yang bermanfaat di bidang pertanian dan industri
makanan.
1) Pengikat nitrogen bebas
Nostoc, Gleocapsa, dan Anabaena merupakan alga hijau-biru yang
dapat menangkap nitrogen dari udara. Kemampuan menangkap nitrogen ini
disebut pula sebagai kemampuan melakukan fiksasi nitrogen. Anabaena
azollae dapat bersimbiosis dengan tumbuhan Azolla pinnata, yaitu
tumbuhan yang banyak djumpai di sawah dan mengapung di atas air. Alga
hijau-biru itu melakukan fiksasi nitrogendari udara dan mengubahnya
dengan anonia. Akibatnya, dan Azolla pinnata banyak mengandung
ammonia. Hal demikian menguntungkan petani. Azolla pinnatad dapat
dijadikan pupuk hijau yang mengandung nitrogen.
(2) Sebagai bahan makanan
Ada pula alga hijau-biru yang dapat dijadikan makanan
karena mengandung protein yang cukup tinggi. Misalnya alga hijau-biru
yang bentuknya spiral dan disebut Artrospira. Kan alga ini terkenal,
kemudian para pakar telah berhasil membudidayakan alga ini untuk
dipanen proteinnya. Di masa depan ada kemungkinan alga ini dapat
dikembangbiakkan dalam jumlah besar untuk menghasilkan protein bagi
kebutuhan umat manusia.
Saran
Harapan makalah ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk memahami botani
tingkat rendah lebih dalam lagi terutama mengenai Lichen (lumut kerak) dan
mikroalga Cyanophyta.
DAFTAR PUSTAKA
Alexopoulus, et al. 1996. Introductory Mycology. 4th edition. New York;
John Willey & Sons, Inc.
Barnett, H.L. 1995. Imperfect Fungi. Minneapolis; Burgess Publishing
Company.
Baneke, E.S and A.L Rogers. 1996. Medical Mycology Manual. Minneapolis;
Burgess Publishing Company.
Dwijoseputra.1988. Pengantar Mikologi. Bandung; Penerbit Alumni.
http://www. Pacificcoast.net:-mykology/?/Mycolouge Publicatio. Diaksestahun
1998.
http://waynesword. Palomar. Edu/trfeb98. html. The Five Kingdoms of Live.
Murni Saptasari. 2002. Jamur. Malang: Jurusan Biologi Universitas Negeri
Malang.
Riza Dwi Kurnia, Avia. 2007. Bakteri Jamur Lichenes. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Strett, Rubert Sr. 1972. Diagnosis of Plant Disease. Tucson: The University
of Arizona.
Tim Penyusun. 1984. Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 6. Jakarta: PT Widyadara