SOP
LIKEN SIMPLEX KRONIK No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman
PUSKESMAS SEMBAYAT
1. Pengertian
2. Tujuan 3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur / langkahlangkah
:3 Drg. Naniek Sulastri
Liken simpleks kronik atau yang sering disebut juga dengan neurodermatitis sirkumkripta adalah kelainan kulit berupa peradangan kronis, sangat gatal berbentuk sirkumskrip dengan tanda berupa kulit tebal dan menonjol menyerupai kulit batang kayu akibat garukan dan gosokan yang berulang-ulang. Sebagai acuan acuan dalam penatalaksanaan bagi pasien dengan liken simpleks kronis di Puskesmas Sembayat. Keputusan Kepala Puskesmas nomor 445/VII/SK-AK/1840/437.52.09/2015 tentang Standar Operasional Prosedur penyakit yang ditangani di unit pelayanan Puskesmas Sembayat Keputusan Menteri Kesehatan No. HK 02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. 1. Dokter/petugas yang diberi wewenang oleh dokter melakukan anamnesa terhadap pasien. Adanya keluhan : Pasien datang dengan keluhan gatal sekali pada kulit, tidak terus menerus, namun dirasakan terutama malam hari atau waktu tidak sibuk. Bila terasa gatal, sulit ditahan bahkan hingga harus digaruk sampai luka baru gatal hilang untuk sementara. 2. Dokter/petugas yang diberi wewenang oleh dokter dokte r melakukan mela kukan pemeriksaan fisik : Lesi biasanya tunggal, namun dapat lebih dari satu. Dapat terletak dimana saja yang mudah dicapai tangan. Biasanya terdapat di daerah tengkuk, sisi leher, tungkai bawah, pergelangan kaki, kulit kepala, paha bagian medial, lengan bagian ekstensor, skrotum dan vulva. Awalnya lesi berupa eritema dan edema atau kelompok papul, kemudian karena garukan berulang, bagian tengah menebal, kering, berskuama serta pinggirnya mengalami hiperpigmentasi. Bentuk umumnya lonjong, mulai dari lentikular sampai plakat. 3. Dokter/petugas yang diberi wewenang oleh dokter menegakkan diagnosis 4. Dokter/petugas yang diberi wewenang wewenang oleh dokter memberikan terapi: a. Pasien disarankan agar tidak terus menerus menggaruk lesi saat gatal, serta mungkin perlu dilakukan konsultasi dengan psikiatri. b. Prinsip pengobatan yaitu mengupayakan agar penderita tidak terus menggaruk karena gatal, dengan pemberian: antihistamin dengan efek sedatif, seperti Antipruritus: difenhidramin 25-50 mg setiap 4-6 jam (maksimal 300 mg/hari), atau klorfeniramin maleat (CTM) 4 mg setiap 4-6 jam (maksimal (maksimal 24 mg/hari). mg/hari). Glukokortikoid topikal, antara lain: betametason dipropionat salep/krim 0,05% 1-3 kali sehari, 5. Dokter/petugas yang diberi wewenang oleh dokter dapat melakukan konseling dan edukasi: Memberitahu keluarga mengenai kondisi pasien dan penanganannya.
Menyarankan pasien untuk melakukan konsultasi dengan psikiatri dan mencari kemungkinan penyakit lain yang mendasari penyakit ini. 6. Dokter/petugas yang diberi wewenang oleh dokter memberikan rujukan bila: Rujukan dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi penyebab lain yang mendasari penyakit dengan berkonsultasi kepada psikiatri atau dokter spesialis kulit. 7. Dokter/petugas yang diberi wewenang oleh dokter mencatat di buku rekam medis 8. Petugas mencuci tangan 6. Diagram alir
7. Hal yang perlu diperhatikan 8. Unit terkait
Poli umum Poli anak/mtbs Poli kia
9. Dokumen terkait 10.Rekam historis perubahan
Rekam medis NO Yang diubah
Isi perubahan
Tanggal mulai diberlakukan