LIKEN SIMPLEKS KRONIS
I.
DEFINISI
Liken simpleks kronis sering disebut juga neurodermatitis sirkumskripta istilah yang pertama kali dipakai oleh Vidal, oleh karena itu juga disebut liken vidal. Liken simpleks kronikus adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang karena berbagai rangsangan pruritogenik. Secara
histologis,
karakteristik
likenifikasinya
adalah
akantosis
dan
hyperkeratosis dan secara klinis muncul penebalan dari kulit, utamanya pada permukaan kulit. Penyakit ini memiliki memiliki predileksi di punggung, leher, leher, dan ekstremitas terutama terutama 1,2,3,4
pergelangan tangan dan lutut.
II.
ETIOLOGI
Penyebab neurodermatitis sirkumskripta belum diketahui secara pasti. Namun ada berbagai faktor yang mendorong mendo rong terjadinya rasa gatal pada penyakit ini, faktor penyebab pen yebab dari neurodermatitis sirkumskripta dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1.
4,6
Faktor eksterna
1.1 Lingkungan Faktor lingkungan seperti panas dan udara yang kering dapat berimplikasi dala menyebabkan iritasi yang dapat menginduksi gatal. Suhu yang tinggi memudahkan seseorang
berkeringat
sehingga
dpat
mencetuska
gatal,
hal
ini
biasanya
2,6
menyebabkan neurodermatits sirkumskripta pada daerah anogenital. 1.2 Gigitan Serangga
Gigitan serangga dapat meyebabkan reaksi radang dalam tubuh yang mengakibatkan rasa gatal.
3
2.
Faktor Interna
2.1 Dermatitis Atopik Asosiasi antara neurodermatitis sirkumskripta dan gangguan atopik telah banyak dilaporkan, sekitar 26% sampai 75% pasien dengan dermatitis atopic terkena neurodermatits sirkumskripta.
2,3
2.2 Psikologis Anxietas telah dilaporkan memiliki prevalensi tertinggi yang mengakibatkan neurodermatitis sirkumsripta. Anxietas sebagai bagian dari proses patologis dari lesi yang berkembang. Telah dirumuskan bahwa neurotransmitter yang mempengaruhi perasaan, seperti : dopamine, serotonin, atau peptide opioid, memodulasikan persepsi 2,3
gatal melalui penurunan jalur spinal.
III.
PATOGENESIS
Liken simpleks kronis ditemukan pada kulit di daerah yang mudah diakses untuk digaruk. Pruritus memprovokasi garukan dan gosokan yang menghasilkan lesi klinis, tetapi patofisiologi yang mendasari tidak diketahui. Beberapa jenis kulit lebih rentan terhadap likenifikasi, seperti kulit yang cenderung menuju kondisi ekzema (yaitu, dermatitis atopik, diatesis atopik). Pruritus sebagai dasar dari gangguan kesehatan dapat berhubungan dengan gangguan kulit, proliferasi dari nervus, dan tekanan emosional. Pruritus memainkan peran 5
sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi dan p ririgo nodularis.
Pruritus yang memegang peranan penting dapat dibagi dalam dua kategori besar, yaitu pruritus tanpa lesi dan pruritus dengan lesi. Pasien dengan neurodermatitis mempunyai gangguan metabolik atau gangguan hematologik. Pruritus tanpa kelainan kulit dapat ditemukan pada penyakit sistemik, misalnya gagal ginjal kronik, obstruksi kelenjar biliaris, Hodgkins lymphoma , polisitemia rubra vera, hipertiroidisme, gluten-sensitive enteropathy, dan infeksi imunodefisiensi. Pruritus yang disebabkan oleh kelainan kulit yang terpenting adalah dermatitis atopik, dermatitis kontak alergi, dermatitis statis, dan gigitan serangga.
2,4
. Pada pasien yang memiliki faktor predisposisi, garukan kronik dapat menimbulkan penebalan dan likenifikasi. Jika tidak diketahui penyebab yang nyata dari garukan, maka disebut neurodermatitis sirkumskripta.Adanya garukan yang terus-menerus diduga karena adanya pelepasan mediator dan aktivitas enzim proteolitik
Pada prurigo nodularis jumlah eosinofil meningkat. Eosinofil berisi protein X dan protein kationik yang dapat menimbulkan degranulasi sel mas. Jumlah sel langerhans juga bertambah banyak. Saraf yang berisi CGRP (Calcitonin gene-related peptide) dan SP ( substance P ), bahan imunoreaktif, jumlahnya di dermis bertambah pada prurigo nodularis, tetapi tidak ada neurodermatitis sirkumskripta. SP dan CGRP melepaskan histamine dari sel mas yang selanjutnya akan memicu pruritus. Ekspresi faktor pertumbuhan saraf p75 pada membrane sel schwan dan sel perineurum meningkat, mungkin ini menghasilkan hiperplasi neural
IV.
GEJALA KLINIS
Penderita mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat menganggu tidur. Gatal bisa paroksismal, terus-menerus, atau sporadik . Biasanya rasa gatal muncul pada waktu tidak sibuk, bila muncul sulit di tahan untuk tidak di garuk. Penderita merasa enak bila di garuk, setelah luka, baru hilang rasa gatalnya untuk sementara (karena di ganti dengan rasa nyeri). Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak eritematosa, sedikit edematosa, lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuama dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi, sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal yang tidak jelas. Gambaran klinis dipengaruhi juga oleh lokasi dan lamanya lesi.
Daftar pustaka 1. Ilmu penyakit kulit dan kelamin 2. Text of dermatology 3. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 4. Textbook of dermatology 5. Emedicine.medscape.com 6. 7. Clinical dermatology