OPTIMALISASI PRODUKSI DENGAN SISTEM JUST IN TIME Mega Novita Sari (117026016) Ilmu Fisika, FMIPA, Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Abstrak Just in time berfokus pada eliminasi pemborosan, pengurangan persediaan dan pengembangan hubungan dengan supplier yang kuat, peningkatan keterlibatan para karyawan dan pengembangan programprogram yang berfokus pada pelanggan, sehingga just in time membantu perusahaan untuk menjadi lebih efisien dan dapat dikelola secara lebih baik, sehingga dapat menghasilkan laba yang lebih baik dan memberikan tingkat kepuasan yang lebih kepada pelanggan. Sehingga optimalisasi produksi dapat dilakukan, karena perusahaan hanya memproduksi produk sesuai dengan pesanan konsumen dan dapat mengurangi pembiayaan produksi. Pada sistem JIT perusahaan harus meningkatkan kualitasnya agar dapat bersaing dengan perusahaan yang lain. Untuk perusahaan harus memperhatikan kualitas mutunya. Implementasi JIT pembelian dan JIT penjualan yang baik dapat meningkatkan kinerja operasional dan kinerja perusahaan. JIT produksi mampu meningkatkan kinerja perusahaan melalui kinerja operasional. Kata kunci : Just in time (JIT), efisien produksi, optimalisasi, kualitas
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan pasar ditandai dengan meningkatnya jenis produk yang diinginkan konsumen dan menurunnya waktu pakai (life cycles) suatu produk (Wortmann,1992). Kondisi ini memerlukan suatu strategi produksi baru, karena strategi lama yaitu sistem produksi massal tidak dapat memenuhi tantangan ini (Browne et,al, 1988). Manajemen strategi memberikan arahan kepada pemimpin dan manajer dalam perusahaan untuk dapat dengan cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan permintaan dan kebutuhan konsumen. Sistem pemanufakturan tradisional mengatur jadwal produksi berdasarkan peramalan kebutuhan di masa yang akan datang yang memiliki resiko kerugian yang lebih besar, karena over produksi daripada produksi berdasarkan permintaan yang sesungguhnya. Sehingga dibutuhkan strategi baru, dimana tujuannya adalah agar perusahaan mampu mencapai setiap target dan sasaran yang telah ditetapkan. (Natigor N. Fahmi,2004). Strategi baru ini haruslah bersifat fleksibel, waktu pakai produknya singkat, serta mampu memperkecil waktu produksi (manufacturing lead time) dan distribusi (ordering leadtime). Oleh karena itulah saat ini banyak perusahaan menggunakan sistem Just In Time (JIT). Sistem ini memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan sistem tradisional. Sehingga suatu proses produksi hanya akan memproduksi apabila diisyaratkan oleh proses berikutnya,
akibatnya pemborosoan dapat dihilangkan dalam skala besar, yaitu berupa perbaikan kualitas dan biaya produksi yang lebih rendah. Kedua hal tersebut menjadikan perusahaan lebih kooperatif. (Animo,2009) Ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan (full system) atau hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta. Tujuan utama Just In Time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman. 1.2 BATASAN MASALAH Adapun batasan masalah pada makalah ini yaitu : a) Pengertian dan konsep Just in Time. b) Apa saja prinsip-prinsip Just in Time. c) Apa saja elemen-elemen Just in Time. d) Bagaimana pengaruh sistem Just in Time terhadap operasional perusahaan. e) Bagaimana implementasi sistem Just in Time tersebut pada perusahaan, sehingga akan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. 1.3 TUJUAN PENULISAN Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa pengertian dan konsep dasar dari penerapan sistem Just In Time (JIT), selain itu juga untuk megetahui bagaimana pengaruh diterapkannya sistem JIT pada suatu perusahaan.
2. PEMBAHASAN 2.1 Pengerian dan Konsep Just in Time Terdapat banyak definisi dan deskripsi dari Just In Time (JIT), diantaranya : a) JIT adalah suatu sistem produksi yang melakukan perbaikan secara terus menerus berdasarkan pada penghapusan segala bentuk waste. (The Technology Transfer Council of Australia, 1987) b) JIT adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. (Henri Simamora) c) JIT adalah suatu sistem produksi yang merubah kompleksitas manajemen manufaktur dengan kesederhanaan (Schonberger, 1984). d) JIT adalah suatu filosofi manufaktur yang berusaha untuk memproduksi suatu produk dalam jangka waktu sesingkat mungkin dengan menghasilkan kesalahan seminimum mungkin (Hall, 1987). e) Suatu definisi yang mencakup seluruh aspek – aspek penting dari JIT diberikan oleh Munzberg (1986), yaitu : “Just In Time adalah suatu metodologi produksi yang bertujuan untuk meningkatkan seluruh performa perusahaan melalui penghapusan segala bentuk waste, yang akan berakibat pada peningkatan kualitas dan membutuhkan peran serta total seluruh karyawan”. JIT merupakan suatu pendekatan yang menggunakan berbagaai macam disiplin ilmu, Oleh karena itu, JIT dianggap sebagai suatu cara pandang yang luas, bersifat pragmatis dan empiris. Pragmatis berarti JIT memandang suatu proses manufaktur dan lingkungannya sebagai suatu laboratorium riset, untuk menghasilkan produk berkualitas dan mempelajari berbagai cara perbaikan yang dilakukan untuk menghasilkan produk berkualitas.Sedangkan empiris berarti JIT diterapkaan berdasarkan pada analisis data yang berhubungan dengan operasi dan manufaktur perusahaan (Fogarty,et.al, 1991). Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa cara pandang JIT merupakan cara pandang yang dinamis, dalam arti JIT tidak akan pernah berhenti untuk melakukan improvisasi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Jadi prinsip dasaar dari JIT adalah perbaikan terus – menerus (Continous improvement) (Kaizen, 1986). Konsep Manajemen Sistem Just In Time Sistem produksi Just In Time pada awalnya dikembangkan dan di promosikan oleh Toyota Motor Corporation di Jepang. Strategi ini kemudian banyak diadopsi oleh banyak perusahaan Jepang,
terutama setalah terjadinya krisis minyak dunia pada tahun 1973. Tujuan utama dari diterapkannya sistem produksi Just In Time ini adalah mengurangi ongkos produksi dan meningkatkan produktivitas total industri secara kesuluruhan dengan cara menghilangkan pemborosan (waste) secara terus menerus (John A. White: Production HandBook, Georgia Institute of Technology, 1987). Sasaran dari strategi produksi Just In Time (JIT) adalah reduksi biaya dan meningkatkan arus perputaran modal (capital turnover ratio) dengan jalan menghilangkan setiap pemborosan (waste) dalam sistem industri. JIT harus dipandang sebagai suatu yang lebih luas daripada sekadar suatu program pengendalian inventori. JIT adalah suatu filosofi yang berfokus pada upaya untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pada tempat dan waktu yang tepat. Manajemen Tepat Waktu atau Just in Time (JIT). Management ialah metoda manajemen manufaktur gaya Jepang yang dikembangkan tahun 1970an. Metoda ini menjadi dasar dari pengendalian persediaan dan pemenuhan kebutuhan tepat waktu, suatu metoda perencanaan pengadaan barang yang menunjang kelancaran pelaksanaan MRP. Secara singkat, prinsip dari JIT dapat dirumuskan sebagai berikut ini. ‘The principle of Just in time (JIT) is to eliminate sources of manufacturing waste by getting right quantity of raw materials and producing the right quantity of products in the right place at the right time’. 2.2 Prinsip – Prinsip Just in Time Untuk mengaplikasikan metode JIT maka ada delapan prinsip yang harus dijadikan dasar pertimbangan di dalam menentukan strategi sistem produksi, yaitu : 1. Berproduksi sesuai dengan pesanan Jadwal Produksi Induk Sistem manufaktur baru akan dioperasikan untuk menghasilkan produk menunggu setelah diperoleh kepastian adanya order dalam jumlah tertentu masuk. Tujuan utamanya untuk memproduksi finished goods tepat waktu dan sebatas pada jumlah yang ingin dikonsumsikan saja (Just in Time), untuk itu proses produksi akan menghasilkan sebanyak yang diperlukan dan secepatnya dikirim ke pelanggan yang memerlukan untuk menghindari terjadinya stock serta untuk menekan biaya penyimpanan (holding cost). Untuk gambaran produksi sesuai pesanan dapat dilihat pada Gambar 1.
2. Produksi dilakukan dalam jumlah lot Lot Size yang kecil untuk menghindari perencanaan dan lead time yang kompleks seperti halnya dalam produksi jumlah besar. Fleksibilitas aktivitas produksi akan bisa dilakukan, karena hal tersebut memudahkan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam rencana produksi terutama menghadapi perubahan permintaan pasar. 3. Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste) Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap area operasi yang ada. Semua pemakaian sumber-sumber input (material, energi, jam kerja mesin atau orang, dan lain-lain) tidak boleh melebihi batas minimal yang diperlukan untuk mencapai target produksi. 4. Perbaikan aliran produk secara terus menerus (Continous Product Flow Improvement) Tujuan pokoknya adalah menghilangkan proses-proses yang menimbulkan bottleneck dan semua kondisi yang tidak produktif (idle, delay, material handling, dan lain-lain) yang bisa menghambat kelancaran aliran produksi. 5.
Penyempurnaan kualitas produk (Product Quality Perfection) Kualitas produk merupakan tujuan dari aplikasi Just in Time dalam sistem produksi. Disini selalu diupayakan untuk mencapai kondisi “Zero Defect” dengan cara melakukan pengendalian secara total dalam setiap langkah proses yang ada. Segala bentuk penyimpangan haruslah bisa diidentifikasikan dan dikoreksi sedini mungkin.
6. Respek terhadap semua orang/karyawan (Respect to People) Dengan metode Just in Time dalam sistem produksi setiap pekerja akan diberi kesempatan dan otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil keputusan apakah suatu aliran operasi bisa diteruskan atau harus dihentikan karena dijumpai adanya masalah serius dalam satu stasiun kerja tertentu. 7. Mengurangi segala bentuk ketidak pastian (Seek to Eliminate Contigencies) Inventori yang ide dasarnya diharapkan dapat mengantisipasi pendapatan yang berfluktuasi dan segala kondisi yang tidak terduga, justru berubah menjadi waste bilamana tidak segera digunakan. Begitu pula rekruitmen tenaga kerja dalam jumlah besar secara tidak terkendali seperti halnya yang umum dijumpai dalam aktivitas proyek menyebabkan terjadinya pemborosan bilamana tidak dimanfaatkan pada waktunya. Oleh karena itu dalam perencanaan dan penjadwalan produksi harus dibuat dan dikendalikan secara teliti. Segala bentuk yang
memberi kesan ketidakpastian harus bisa dieliminir dan harus sudah dimasukkan dalam pertimbangan, formulasi model peramalannya. Ketujuh prinsip pelaksanaan Just in Time dalam sistem produksi di atas bukanlah suatu komitmen perusahaan yang diaplikasikan dalam jangka waktu pendek, melainkan harus dibangun secara berkelanjutan dan merupakan komitmen semua pihak dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek, ada kemungkinan aplikasi Just in Time dalam sistem produksi justru akan menambah biaya produksi mengikuti konsekuensi proses terbentuknya kurva belajar. Gambaran sistem produksi perusahaan dengan menerapkan sistem JIT dapat dilihat pada Gambar 2. Menurut Hirano, berdasarkan pengalaman dan penelitian yang diadakan olehnya, langkah atau tahap pengenalan konsep JIT dalam suatu perusahaan, ada 5, yaitu yang meliputi : a. Revolusi dalam Kesadaran : Arti dari tahap ini ialah membuang sama sekali konsep lama dalam pengelolaan dan menggunakan cara berfikir JIT. Menurut konsep JIT, ada 10 prinsip perubahan yang harus dilakukan. a) Hilangkan konsep atau tradisi lama. b) Asumsikan bahwa metoda baru akan berhasil. c) Tidak boleh ada pengecualian. d) Bukan untuk mencari kesempurnaan seperti proses tanpa kesalahan, tetapi kesalahan kecil masih dapat diterima. e) Perbaikan kesalahan secara langsung. f) Jangan mengeluarkan uang untuk perbaikan. g) Gunakan otak untuk memecahkan persoalan. h) Ulangi menanyakan diri sendiri 5 kali sebelum memutuskan. i) Kumpulkan keterangan dari beberapa orang, lebih banyak lebih baik ! j) Ingat bahwa perbaikan itu tidak mempunyai batas. Sistem kuno yang dimaksudkan di sini, terutama ialah menyediakan bahan material dalam lot besar. Hal itu menimbulkan tertumpuknya barang yang tidak (belum) berguna, dalam jumlah yang tidak (belum) berguna dan pada waktu yang tidak (belum) berguna. b. Perbaikan di Tempat Kerja: Mengenai hal ini, ada 5 S yang perlu dilakukan terhadap tempat kerja,yang harus diperlakukan secara menyeluruh dalam perusahaan dan harus merupakan bagian dari program perbaikan total. Yang dimaksud dengan 5 S tersebut ialah : Seiri (pengaturan yang benar) Ini berarti pilih dan pilahlah yang dibutuhkan, tandai
yang diperlukan dan buang yang tidak dipergunakan Seiton (keteraturan) Ini berarti membuat segala sesuatu secara beraturan Siso(kebersihan) Ini berarti perlu memiliki tempat kerja yang bersih, peralatan yang bersih dan segalanya yang bersih. Seiketsu (pembersihan) Ini berarti selalu memelihara peralatan dan perlengkapan dengan baik. Shitsuke(disiplin) Berarti menuruti aturan atau peraturan dan jadikan itu sebagai kebiasaan.
c. Produksi yang Mengalir. Ini berarti bahwa pabrik memproduksi satu satuan jenis barang setiap waktu tertentu namun menggunakan penanganan berganda yang mengikuti urutan proses. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan di sini, yaitu : • Atur mesin-mesin sesuai dengan urutan. • Buat lini produksi berbentuk U. • Hasilkan satu satuan barang setiap waktu tertentu. • Latih pekerja agar memiliki keterampilan ganda. • Ikuti waktu putar. • Usahakan para pekerja berdiri dan berjalan sewaktu bekerja. • Gunakan mesin yang kecil dan khusus. d. Operasi Baku.Yang dimaksud di sini ialah suatu metoda operasi baku sebagai alat untuk memproduksi barang berkualitas dengan aman dan efisien melalui suatu metoda dan peraturan yang efisien pula yang menyangkut orang, produk dan mesin. Beberapa hal yang perlu dibakukan ialah mengenai : Waktu edar ialah berapa lama waktu yang digunakan untuk membawa suatu komponen sepanjang lini produksi. Urutan kerja Jumlah barang persediaan standard Gunakan peta operasi e. Penanganan Multi Proses berarti setiap pekerja bertanggung jawab atas beberapa proses pekerjaan dalam suatu lini produksi. Ini juga disebut vertical handling. Untuk ini, beberapa hal perlu pula diperhatikan. Secara jelas, berikan tugas kepada setiap pekerja dan mesin. Manfaatkan sebaik-baiknya bentuk U lini produksi. Pekerjakan pekerja multi terampil. Proses produksi juga harus dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan penanganan multi mesin dan penanganan multi proses.
Penanganan multi mesin berarti setiap pekerja sekaligus menangani beberapa mesin, yang disebut juga horizontal handling. Gunakan mesin yang beroda kalau perlu, agar proses tersebut dapat berjalan dengan baik.
2.3 Elemen Kunci Just in Time Elemen kunci JIT Produksi meliputi: 1) Jalur produksi berbasiskan permintaan, jadi aktivitas masing-masing workstation diotorisasi oleh permintaan workstation hilir. 2) Perhatian atau tekanan ditempatkan pada pengurangan waktu produksi (waktu dari tahap awal produksi sampai produk selesai dalam jalur produksi). 3) Jalur produksi dihentikan jika proses dalam bekerja kurang baik atau sempurna. 4) Perhatian pada penyederhanaan aktivitas terhadap jalur produksi jadi area dimana aktivitas tidak bernilai tambah terjadi dapat terlihat dan dapat dieliminasi. Just in time Production System (JIT) terdiri dari: 1. Elemen Output - Pengukuran Output (1) standart nasional (SNI) (2) standart internasional (ISO 9000) (3) banyaknya produk yang cacat (%) (4) biaya per unit output (5) kualitas sesuai keinginan konsumen (6) pelayanan purna jual 2.4 Manfaat Just in Time Pada Perusahaan JIT bukan hanya sekedar metode pengedalian perediaan, tetapi juga merupakan sistem produksi sistem produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas. Manfaat JIT antar lain : a) Mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang. b) Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi c) Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahan pada sumbernya. d) Penggunaan mesin dan fasilitas secara baik. e) Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok. f) Layout pabrik yang lebih baik. g) Pengendalian kualitas dalam prosess. 2.5 Penga ruh Sistem Just in Time Pada Operasional Perusahaan Pendekatan JIT dapat digunakan baik untuk perusahaan dagang maupun manufaktur. Sistem JIT akan menimbulkan dampak yang signifikan pada operasi perusahaan manufaktur yang memiliki tiga
kelas sediaan (Bahan Baku,barang dalam proses, barang jadi). Persediaan menimbulkan biaya, mengakibatkan adanya inefiensi dan konsumsi waktu berlebihan untuk menyelesaikan produk.
proses lain. Di bawah ini diberikan contoh aplikasinya secara singkat di bidang pengendalian persediaan, yang didahului dengan penjelasan singkat mengenai aplikasi di bidang produksi.
Pada sistem JIT perusahaan harus meningkatkan kualitasnya agar dapat bersaing dengan perusahaan yang lain. Untuk perusahaan harus memperhatikan kualitas mutunya.Dalam pengiriman barang dalam JIT harus tepat waktu, sesuai dengan jumlah pesanan dan dengan kualitas yang bermutu tinggi. Karena dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Jika pelanggan senang maka ia akan sering melakukan pesanan terhadap perusahaan produksi dan sebaliknya jika pelanggan tidak puas maka pelanggan akan memilih ke perusahaan produksi lainnya.
Salah satu alat yang digunakan untuk aplikasi manajemen produksi JIT ialah penggunaan sistem Kanban. Kanban adalah suatu alat untuk mencapai produksi JIT. Kanban berupa suatu kartu yang biasanya ditaruh dalam amplop vinil berbentuk empat persegi panjang. Ada dua jenis Kanban yang sering digunakan, yaitu Kanban-perintahproduksi atau disingkat Kanban-produksi dan Kanban-pengambilan. Kartu ini beredar dalam pabrik-pabrik Toyota, antara Toyota dan berbagai perusahaan yang bekerja sama dengannya, serta dalam pabrik-pabrik dari perusahaan yang bekerja sama. Kanban dapat menyampaikan informasi mengenai jumlah pengambilan dan jumlah produksi untuk mencapai produksi JIT.
Belajar mengenai manajemen JIT maka belajar pada industri di Jepang, khususnya di Toyota dan industry lain, karena konsep manajemen JIT dikembangkan untuk pertama kalinya di Toyota. Di samping itu, meskipun konsep serupa sudah banyak ditiru oleh industri di Amerika Serikat, namun sampai sekarang, kemajuan penggunaan konsep JIT telah dicapai secara lebih unggul di industri Jepang, karena satu dan lain hal. Adapun cara kerja sistem JIT yang diterapkan Toyota dapat dilihat pada Gambar 3. Menurut Taiichi Ohno,dasar sistem produksi Toyota adalah secara mutlak menghilangkan pemborosan.Dua tiang yang diperlukan untuk mendukung sistem itu ialah:Tepat waktu dan Otonomasi, atau otomasi dengan sentuhan manusia. Tepat waktu atau JIT berarti bahwa, dalam suatu rangkaian proses produksi, suku cadang atau komponen yang diperlukan untuk perakitan mobil tiba pada ujung lini rakit pada waktu yang diperlukan dan hanya dalam jumlah yang diperlukan. Dengan demikian, perusahaan yang menggunakan sistem ini, akan mendekati tingkat persediaan nol. Sedangkan otonomasi atau disebut juga otomasi dengan sentuhan manusia. Ini berlainan dengan otomasi biasa. Dalam otomasi biasa, perusahaan membeli mesin yang dapat beroperasi sendiri dengan hanya sekali menekan tombol. Mesin seperti ini mempunyai kemampuan kinerja yang tinggi sekali, tetapi kalau ada gangguan kecil saja, dapat merusak produksi sehingga barang cacat akan tertumpuk dengan cepat sebelum kerusakan dapat dideteksi dan proses dihentikan. Dalam otonomasi, mesin dapat mencegah masalah semacam itu secara otonom, karena mempunyai alat yang dapat membedakan antara keadaan normal dan abnormal dalam mesin tersebut. Manajemen JIT adalah suatu konsep integral yang meliputi konsep JIT dalam produksi, dalam pengendalian persediaan, dalam pembelian, dalam pengiriman, dalam penjualan dan dalam proses-
Beberapa karakteristik utama yang dapat ditemukan pada perusahaan yang telah menerapkan konsep JIT adalah sebagai berikut (Ulum, Miftah, 2011): Mutu yang lebih tinggi, mereka lebih cenderung menghasilkan barang yang mutunya tinggi walaupun dengan biaya produksi yang sedikit lebih mahal dari pada menghasilkan barang dengan biaya produksi murah tetapi mutunya rendah. Rendahnya tingkat persediaan barang, ditekannya tingkat persediaan berperan meminimumkan penanganan persediaan. Otomisasi beberapa keuntungan yang dapat diperoleh melalui otomatisasi antara lain dalam hal mutu, fleksibilats, peningkatan kapasitas, mengurangitingkat persediaan, kepercayaan dari pelanggan, memperbaiki posisi dalam persaingan, penjualan yang meningkat dan dapat menghasilkan penghematan biaya yang besar. Perubahan struktur organisasi yang mengarah ke produk Penggunaan teknologi informasi secara efektif, informasi yang cepat dan tepat sangat dibuthkan oleh perusahaan yang menerapkan konsep JIT untuk dapat mendeteksi perubahan dari jadual rutin sehingga tidak menggangu pekerjaan atau proses yang lain. 2.6 Implementasi Just inTime Pada Produktivitas Perusahaan Just in time (JIT) adalah pendekatan terintegrasi, yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas dan menfasilitas ketepatan waktu dalam suplai, produksi dan delivery. Sistem JIT (JIT pembelian, JIT produksi dan JIT penjualan) yang diharapkan dengan baik akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja operasional dan kinerja
perusahaan. Hal tersebut disampaikan oleh Serlin Serang dalam penelitiannya yang berjudul “Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Operasional dan Kinerja Perusahaan Manufaktur di Kota Makassar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh implementasi JIT (JIT pembelian, JIT produksi dan JIT penjualan) terhadap kinerja operasional dan kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi JIT pembelian dan JIT penjualan yang baik dapat meningkatkan kinerja operasional dan kinerja perusahaan. Meskipun JIT produksi secara langsung tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap kinerja perusahaan akan tetapi JIT produksi mampu meningkatkan kinerja perusahaan melalui kinerja operasional. Jadi JIT produksi akan mempunyai makna yang lebih baik ketika perusahaan mampu meningkatkan kinerja operasional sebai wujud dari penerapan JIT produksi yang semakin baik. 3.
KESIMPULAN
Just In Time (JIT) adalah suatu metodologi produksi yang bertujuan untuk meningkatkan seluruh performa perusahaan melalui penghapusan segala bentuk waste, yang akan berakibat pada peningkatan kualitas dan membutuhkan peran serta total seluruh karyawan, dan mewakili suatu tujuan, yaitu minimalkan pekerjaan yang sedang dijalankan dan dimonitor untuk pengurangan terus menerus apa yang disebut pemborosan. Persediaan disini berupa bahan baku, bahan penolong, barang setengah jadi, dan produk jadi. Sehingga optimalisasi produksi dapat dilakukan, karena perusahaan hanya memproduksi produk sesuai dengan pesanan konsumen dan dapat mengurangi pembiayaan produksi. Pada sistem JIT perusahaan harus meningkatkan kualitasnya agar dapat bersaing dengan perusahaan yang lain. Untuk perusahaan harus memperhatikan kualitas mutunya. Implementasi JIT pembelian dan JIT penjualan yang baik dapat meningkatkan kinerja operasional dan kinerja perusahaan. JIT produksi mampu meningkatkan kinerja perusahaan melalui kinerja operasional.
DAFTAR PUSTAKA Animo,2009, Makalah Akutansi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Deakin, Maher, Akuntansi Biaya, Ed. 4, Jakarta : Erlangga, 1996. Gayle, Raybun, Akuntansi Biaya Dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Biaya, Ed. 6, Yokyakarta : Erlangga, 1999 Milton, F. Usry, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian, Yogyakarta : Erlangga, 1999. Mulyadi, Akuntansi Manajemen, Ed. 5, Jakarta : Salemba Empat, 1999. Natigor, Fahmi Nasution, 2004, Makalah Just in time dan perkembangannya dalam perusahaan industri. Fakultas Ekonomi USU. Simamora, Henri, Akuntansi Manajemen, Jakarta : Salemba Empat, 1999. Schonberger, R.J, “Just In Time Production System : Replacing Complexity with Simplicity in Manufacturing Management”, Industrial Engineering, vol. 16 no. 10, 1984. Serlin Serang, 2007, Implementasi Just In Time dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Operasional dan Kinerja Perusahaan Manufaktur di Kota Makassar Tjiptono, Fandi dan Diana Anastasia. Total Quality Management, Yogyakarta : Andi Offset, 1994. Ulum, Miftahul, 2011, Konsep Just in Time. "Toyota untuk mengkalibrasi ulang, '" International Herald Tribune, 8 Februari 1997. http://pakguruonline.pendidikan.net/mpmbs4.html http://kamasanpost.blogspot.com/2008/02/manajeme n-peningkatan-mutu-berbasis.html
LAMPIRAN
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3