Asuhan Keperawatan Pada Ny. B usia 17 th G1P0000Ab000 Post Partus Prematurus dengan Preterm Premature Rupture of Membrane Untuk Memenuhi Laporan Pendidikan Profesi Ners Departemen Maternitas di Ruang 8 RSSA
!eh" #itria Marina $andy 170070%0111100&
PRGRAM $'()* *+M( * +M( K,P,RAK, P,RA-A A'AN #AK(+'A$ K,)K',RAN (N*,R$*'A$ BRA-*/AA &017
+APRAN P,N)A(+(AN A. Konse Konsep p Pos Postt Par Partum tum 1. )efinisi Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi bayi lahir lahir sampa sampaii organ organ-or -orga gan n reprod reproduks uksii sampa sampaii kemba kembali li ke keada keadaan an norma normall sebelum hamil (Bobak, 200). Post partum adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, plasenta, serta serta selaput selaput yang diperlukan diperlukan untuk untuk memulihk memulihkan an kembali kembali organ organ kandun kandung g seperti seperti sebelum hamil dengan !aktu kurang lebih 6 minggu ("aleha, 200#). &. Masa Masa Pue Puerp rpur ureu eum m $ifas dibagi dalam % periode (&ulandari, ', 20) a. Puerperium dini dini yaitu yaitu kepuliha kepulihan n dimana dimana ibu telah diperbo diperbolehk lehkan an berdiri berdiri dan berjalan berjalan-jala -jalan, n, dalam dalam agama agama slam slam diangg dianggap ap telah telah bersih bersih dan boleh boleh bekerja bekerja setelah *0 hari. b. Puerperi Puerperium um intermed intermedial ial yaitu yaitu kepu kepulih lihan an menye menyelur luruh uh alatalat-ala alatt genit genital al yang yang lamanya 6-+ minggu. . Remote puerperium yaitu puerperium yaitu !aktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau !aktu persalinan mempunyai komplikasi. &aktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan atau tahunan. %. Adapt Adaptas asii #isio!o #isio!ogis gis Pos Postpa tpartu rtum m enurut Bo!es (200%) dalam "oep (200#), yang mengutip pendapat pendapat Pillitteri fakto faktorr perub perubah ahan an fisiol fisiolog ogis is ibu ibu pada pada perio periode de postp postpart artum um melip meliput utii perub perubah ahan an adaptasi fisik yang juga dapat mempengaruhi keadaan psikologis ibu, yaitu a. "istem "istem kardi kardio oask askule uler r /ekana ekanan n darah darah bera beraria riasi, si, mung mungkin kin lebih lebih renda rendah h pada pada respo respon n pembe pemberia rian n analges analgesii atau anastes anastesi.Pe i.Peruba rubahan han olume olume darah darah terjadi terjadi karena karena kekurang kekurangan an darah sekitar %00-*00 ml selama melahirkan.
b. "istem "istem gastr gastroin ointe testi stina nall efe efeka kasi si sea seara ra norm normal al lamb lambat at dala dalam m ming minggu gu pert pertam ama a kare karena na adan adanya ya perub perubah ahan an mobili mobilitas tas usus, usus, kehila kehilang ngan an airan airan dan dan adan adanya ya gang ganggu guan an rasa rasa nyaman pada daerah perineum. . "uhu tubuh
"etelah melahirkan suhu menjadi %1,%0 tetapi tidak melebihi %+0. "etelah 2 jam pasa partum umumnya suhu tubuh kembali normal. d. "istem perkemihan Pada 2* jam pertama buang air keil kadang sulit, kemungkinan terdapat spasme springter dan edema leher buli-buli, urin dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam !aktu 2-%6 jam post partum. e. "istem integument 3loasma yang munul pada masa hamil menghilang saat kehamilan terakhir, sedangkan hiperpigmentasi pada aeorola mamae dan linea nigra tidak f.
menghilang. Berat Badan Pasa melahirkan berat badan menurun *-4 kg tergantung dari berat badan
janin. g. Perineum "etelah melahirkan perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang dari tekenan kepala bayi yang bergerak maju. h. Perubahan pada 5agina "elama tiga minggu agina akan kembali seperti sebelum hamil dan rugae i.
dalam agina berangsur-angsur munul kembali. Proses nolusi 5agina terus mengeil dengan epat sehingga pada hari kesepuluh tidak teraba lagi dari luar. "eminggu sesudah plasenta lahir rahim 400 gram, dan dua minggu
j.
post partum menapai 40-60 gram. 3onstriksi "etelah -2 jam post partum kontriksi intensitasnya tidak teratur dan tidak
terkoordinasi karena adanya kelemahan pada otot uterus k. "istem 7ndokrin 3adar estrogen dan progresteron menurun seara menolok setelah plasenta l.
keluar, kadar terendahnya diapai kira-kira satu minggu pasa partum. 8bdomen "etelah hari pertama melahirkan abdomen akan menonjol dan membuat !anita tersebut tampak seperti masih hamil. Perubahan fisiologis pada masa post partum menurut Bobak, 9o!dermik,:ensen
(200*) meliputi a. Involusi ;aitu suatu proses fisiologi pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum hamil, terjadi karena masing-masing sel menjadilebih keil karena !"toplasmanya yang berlebihan dibuang. #$ Involusi uterus
/erjadi setelah plaenta lahir, uterus akan mengeras karena kontraksi dan reaksi pada otot-ototnya, dapat diamati dengan pemeriksaan /inggi %undus Uteri a) "etelah plaenta lahir hingga 2 jam pertama /inggi %undusUteri b)
2 jari diba!ah pusat. Pada hari ke-6 tinggi %undus Uteri normalnya berada di pertengahan
simphisis pu&is dan pusat. ) Pada hari ke-# < 2 tinggi %undus Uteri sudah tidak teraba. 2) Involusi tempat melekatnya plaenta "etelah plaenta dilahirkan, tempat melekatnya plaenta menjaditidak beraturan dan ditutupi oleh askuler yang kontraksi sertatrombosis pada endometrium terjadi pembentukan sar sebagaiproses penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka padaendometrium ini memungkinkan untuk implantasi danpembentukan plaenta pada kehamilan yang akan datang. &. Lo!hea ;aitu kotoran yang keluar dari liang senggama dan terdiri darijaringan jaringan mati dan lendir berasal dari rahim dan liangsenggama. enurut pembagiannya sebagai berikut #$ Lo!hea ru&ra Ber!arna merah, terdiri dari lendir dan darah, terdapat pada harikesatu dan kedua. '$ Lo!hea sanguinolenta Ber!arna oklat, terdiri dari airan berampur darah dan pada harike-% - 6 post partum. ($ Lo!hea serosa Ber!arna merah muda agak kekuningan, mengandung serum,selaput lendir, leuoyt dan jaringan yang telah mati, pada harike-1 - 0. )$ Lo!hea al&a Ber!arna putih < jernih, berisi leuoyt, sel epitel, mukosa seriksdan bakteri atau kuman yang telah mati, pada hari ke- = 2minggu setelah melahirkan. 2. Adaptasi psi3o!ogis postpartum "eiring dengan perubahan fisiologis yang epat dan luas yang dialami oleh !anita setelah melahirkan maka akan terjadi pula perubahan emosional (psikologis) dengan membentuk suatu adaptasi yang ukup kompleks bagi ibu. eskipun ayah dan anggota keluarga lainnya tidak mengalami perubahan tersebut, mereka juga harus
menyesuaikan
seara
psikologis
terhadap
kehadiran
bayi
baru
lahir.3esejahteraan psikologis ibu itu sendiri tergantung pada besar keilnya
kebahagiaan pasangan (suami) dan anggota keluarga lainnya dalam menanggapi kelahiran bayi baru. >leh karena itu, asuhan kepera!atan yang diberikan harus membantu status fisik dan psikologis setiap pasien dan status psikologis ayah dan anggota keluarga lainnya untuk memberikan asuhan kepera!atan yang tepat dan komprehensif. 'espon ayah pada masa sesudah ibu melahirkan tergantung keterlibatannya selama proses persalinan, biasanya ayah akan merasa lelah, ingin selalu dekat dengan istri dan anaknya, tetapi kadang-kadang terbentur dengan peraturan rumah sakit. 3ehadiran bayi baru lahir dalam keluarga menimbulkan perubahan peran dan hubungan dalam keluarga tersebut, misalnya, orang tua menjadi kakek
4. Nifas Pato!ogi a. *nfe3si nifas enurut 3risnadi (2004), infeksi nifas adalah infeksi jalan lahir pasa persalinan,biasanya dari endometrium bekas insersi plasenta. emam nifas juga disebut morbiditas nifas dan merupakan indeks kejadian infeksi nifas. emam dalam nifas selain oleh infeksi nifas juga dapat disebabkan oleh pielitis, infeksi jalan pernafasan, malaria, dan tifus. ,tio!ogi dan #a3tor Predisposisi enurut 3risnadi (2004) mikroorganisme penyebab infeksi puerpuralis dapat berasal dari luar (eksogen) atau dari jalan lahir penderita sendiri (endogen). ikroorganisme endogen lebih sering menyebabkan infeksi . ikroorganisme
endogen
golongan
"treptoous,
basil
koli,
dan
"tafiloous 2. ikroorganisme eksogen lostridium !elhii, gonoous, "almonella typhii, atau lostridium tetani ?aktor predisposisi infeksi nifas menurut anuaba (##+), :oseph @ $ugroho (200) antara lain . Persalinan berlangsung lama
2. %. *. 4.
/indakan operasi persalinan /ertinggalnya plaenta, selaput ketuban, dan bekuan darah 3etuban peah dini atau pembukaan masih keil melebihi 6 jam 3eadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan ante partum dan post partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan, hygiene, dan ibu hamil dengan penyakit infeksi.
alam Pra!irohardjo (2006) juga disebutkan faktor predisposisi lain, yaitu . 3arioamnionitis 2. 3urang baiknya proses penegahan infeksi %. anipulasi yang berlebihan Perdarahan menurunkan daya tahan tubuh ibu, sedangkan trauma persalinan memberikan port dAentre dan jaringan nekrotis merupakan media yang subur bagi mikroorganisme. emikian juga partus lama, retensio plaenta sebagian atau seluruhnya memudahkan terjadinya infeksi (3risnadi, 2004).
Bentu3 *nfe3si Bentuk infeksi kala nifas berariasi dari yang bersifat lokal sampai terjadi sepsis dan kematian puerperium. Bentuk infeksi dalam anuaba (##+), 3risnadi (2004), dan :oseph @ $ugroho (200) dapat dijabarkan sebagai berikut 1. Bentu3 infe3si !o3a! a. nfeksi pada luka episiotomi b. nfeksi pada agina . nfeksi pada seriks yang luka d. nfeksi pada endometrium &. Bentu3 infe3si genera! 5menyebar6 a. Parametritis b. Peritonitis . "eptikekemia dan piemia d. /romboflebitis e. "alpingitis Penyebaran infeksi kala nifas menurut anuaba (##+) dan :oseph @ $ugroho(200) dapat meliputi . 2. %. *.
Berkelanjutan-perkontinuitatum elalui pembuluh darah elalui pembuluh limfa Penyebaran melalui bekas implantasi plasenta
b. Perdarahan nifas Perdarahan post partum adalah kehilangan darah lebih dari 400 ml melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala yang disebabkan karena
perdarahan pasa persalinan, plaenta preia, solutio plaenta, kehamilan ektopik, abortus dan ruptur uteri yang merupakan penyebab C kematian ibu (8nggraeni, 200). K!asifi3asi 3!inis enurut 8nggraeni (200) Perdarahan pasa persalinan dibagi menjadi dua, yaitu . Perdarahan pasa persalinan primer ( earl" postpartum haemorrhage, atau perdarahan pasa persalinan segera). Perdarahan pasa persalinan primer terjadi dalam 2* jam pertama dan yang terbanyak terjadi dalam 2 jam pertama. Penyebab utama perdarahan pasa persalinan primer adalah atonia uteri, retensio plaenta, sisa plaenta dan robekan jalan lahir. 2. Perdarahan pasa persalinan sekunder (late postpartum haemorrhage, atau perdarahan masa nifas, atau perdarahan pasa persalinan lambat). Perdarahan pasa persalinan sekunder terjadi setelah 2* jam pertama. Penyebab utama perdarahan pasa persalinan sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa plaenta atau membran. ,tio!ogi enurut 8nggraeni (200) penyebab perdarahan post partum adalah sebagai berikut . 8tonia uteri Pada atonia uteri, uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik, dan ini merupakan sebab utama dari perdarahan postpartum. terus yang sangat teregang (hidramnion, kehamilan ganda atau kehamilan dengan janin besar), partus lama dan pemberian narkosis dan merupakan predisposisi untuk terjadinya atonia uteri. 2. 9aserasi jalan lahir 'obekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasa persalinan. 'obekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan pasa persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan eriks atau agina. %. 'obekan erik Persalinan selalu mengakibatkan robekan serik, sehingga serik seorang multipara berbeda dari yang belum pernah melahirkan peraginam. 'obekan serik yang luas menimbulkan perdarahan dan dapat menjalar ke segmen ba!ah uterus. 8pabila plaenta sudah lahir lengkap dan uterus sudah berkontraksi baik. $amun, perdarahan masih belum berhenti dikarenakan adanya robekan melintang atau miring pada bagian atas agina.
*. ?istula ?istula akibat pembedahan agina makin lama makin jarang karena tindakkan agina yang sulit untuk melahirkan anak banyak diganti dengan seksio sesaria. ?istula dapat terjadi mendadak karena perlukaan pada agina yang menembus kandung kemih atau rektum, misalnya oleh perforator atau alat untuk dekapitasi, atau karena robekan serik menjalar ke tempat-tempat tersebut. :ika kandung kemih luka, urin segera keluar melalui agina. 4. 'obekan perineum 'obekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. 'obekan perinium umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu epat, sudut arkus pubis lebih keil daripada biasa, kepala janin mele!ati pintu panggul ba!ah dengan ukuran yang lebih besar daripada sirkumferensia suboksipito bregmatika. 6. 'etensio Plaenta 'etensio Plaenta adalah belum lahirnya plaenta %0 menit setelah anak lahir. /idak semua retensio plaenta menyebabkan terjadinya perdarahan. 8pabila terjadi perdarahan, maka plaenta dilepaskan seara manual lebih dulu. 1. /ertinggalnya "isa Plaenta "uatu !aktu bagian dari plaenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak berkontraksi dengan baik dan keaadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. /etapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan dengan sisa plaenta. +. nersio terus terus dikatakan megalami inersi jika bagian dalam menjadi diluar saat melahirkan plaenta.
'eposisi
sebaiknya segera dilakukan. engan
berjalannya !aktu, lingkaran kontriksi sekitar uterus yang terinersi akan mengeil dan uterus akan terisi darah. #. Dematoma Dematoma yang biasanya terdapat pada daerah-daerah yang mengalami laserarasi atau atau pada daerah perineum. #a3tor Predisposisi enurut anuaba (200+) faktor predisposisi perdarahan post partum adalah sebagai berikut . 3eadaan umum pasien yang mempunyai giEi rendah a. Damil dengan anemia b. Damil dengan kekurangan giEi
2. 3elemahan dan kelelahan otot rahim a. Frande multipara b. :arak kehamilan dan persalinan kurng dari 2 tahun . Persalinan lama atau terlantar d. Persalinan dengan tindakan e. 3esalahan penanganan kala %. Pertolongan persalinan dengan tindakan *. >erdistensi pada kehamilan a. Didramnion b. Femeli . Berat anak yang melebihi *000 gram Gea!a 3!inis enurut 8nggraeni (200) gejala klinis perdarahan post partum adalah sebagai berikut . 8tonia uteri /anda dan gejala a. terus tidak berkontraksi dan lembek b. Perdarahan segera setelah anak lahir (perdarahan pasa persalinan primer) 2. 'obekan jalan lahir /anda dan gejala a. Perdarahan segera b. arah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir . terus kontraksi baik d. Plasenta baik %. 'etensio plasenta /anda dan gejala a. Plasenta belum lahir setelah %0 menit b. Perdarahan segera . terus berkontraksi baik *. /ertinggalnya sebagian plasenta ( sisa plasenta ) /anda dan gejala a. Plasenta atau sebagian selaput ( mengandung pembuluh darah) tidak lengkap b. Perdarahan segera 4. nertio uteri /anda dan gejala a. terus tidak teraba b. 9umen agina terisi masa . /ampak tali pusat ( jika plasenta belum lahir ) d. Perdarahan segera e. $yeri sedikit atau berat Komp!i3asi Perdarahan Post Partum
enurut anuaba (200+) komplikasi perdarahan post partum adalah sebagai berikut . emudahkan terjadinya a. anemia yang berkelanjutan b. infeksi puerperium 2. /erjadinya nekrosis hipofisis anterior a. menurunnya berat badan b. penurunan fungsi seksual . turunnya metabolisme hipotensi d. amenorea sekunder e. memudarnya tanda-tanda sekunder Penanganan Perdarahan Post Partum 8pabila plaenta belum lahir dalam %0 menit sampai jam setelah bayi lahir, apalagi bila terjadi perdarahan maka harus segera dikeluarkan. . 2. %. *.
9ahirkan plaenta dengan ara manual. Palpasi uterus bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri emeriksa plaenta dan selaput ketuban apakah lengkap atau tidak 9akukan eksplorasi kaum uteri untuk menari sisa plaenta atau selaput
ketuban, robekan rahim, plaseenta suksenturiata 4. nspekulo untuk melihat robekan pada seriks, agina dan aries yang peah 6. Pemeriksaan laboratorium, periksa darah yaitu Db, >/ ( *lot +&servation ,est ) itu Db, >/ (*lot +&servation ,est )
. *nfe3si sa!uran 3emih 3ejadian infeksi saluran kemih pada masa nifas relatie tinggi dan hal ini dihubungkan dengan hipotoni kandung kemih akibat trauma kandung kemih !aktu persalinan, pemeriksaan dalam yang sering, kontaminasi kuman dari perineum, atau katerisasi yang sering (3risnadi, 2004).
$istitis biasanya
memberikan gejala berupa nyeri berkemih (dysuri) sering berkemih, dan tak dapat
ditahan. emam
pasapersalinan
biasanya
umumnya
jarang terjadi. 8danya retensi merupakan
tanda
urine adanya
infeksi. Pie!onefritis memberikan gejala yang lebih berat, demam, menggigil, perasaan mual dan muntah. "elain disuri, dapat juga terjadi piuri dan hematuri (3risnadi, 2004). Pengobatan antibioti8 yang terpi!ih me!iputi go!ongan nitrofurantoin9
su!fonamide9
trimetroprim9
su!fameto3sa:o!9
atau
sefa!osporin. Banyak penelitian yang melaporkanresistensi mirobial terhadap golongan penisilin (3risnadi, 2004).
d. Pato!ogi Menyusui asalah menyusui pada umumnya terjadi dalam dua minggu pertama masa nifas (3risnadi, 2004). Payudara telah dipersiapkan sejak mulai terlambat datang bulan sehingga pada !aktunya pada memberikan 8" dengan sempurna. ntuk dapat melanarkan pengeluaran 8" dilakukan persiapan sejak a!al hamil dengan melakukan masase, menghilangkan kerak pada puting susu sehingga duktusnya tidak tersumbat. Puting susu saat mandi perlu ditarik-tarik sehingga menonjol untuk memudahkan mengisap 8" (anuaba, ##+). Berbagai ariasi puting susu dapat terjadi diantaranya terlalu keil, puting susu mendatar dan puting susu masuk ke dalam. Pengeluaran 8" pun dapat berariasi seperti tidak keluar sama sekali ( aga!a3sia), 8" sedikit (o!igo!a3sia), terlalu banyak (po!igo!a3sia), dan pengeluaran berkepanjangan ( ga!a3torea) (anuaba, ##+). 1. PA()ARA B,NGKAK 5,NGRG,M,N'6 Bendungan payudara dalah peningkatan aliran ena dan limfe pada payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi (Pra!irohardjo, 2006). Payudara terasa lebih penuh, tegang dan nyeri. /erjadi pada hari ketiga atau keempat pasa persalinan. isebabkan oleh bendungan ena dan pembuluh getah bening. Dal ini merupakan tanda bah!a 8" mulai banyak disekresi, namun pengeluaran belum lanar. Bila karena nyeri ibu tidak mau menyusui, keadaan ini akan berlanjut. 8" yang disekresiakan menumpuk sehingga payudara bertambah tegang, gelanggang susu menonjol, dan puting menjadi lebih datar. Bayi menjadi lebih sulit menyusu (3risnadi 2004). Penegahan dan penanganannya dalam 3risnadi (2004) dijelaskan sebagai berikut Pen!egahan a. enyusui dini, susui bayi sesegera mungkin (sebelum %0 menit) setelah dilahirkan b. "usui bayi tanpa dijad!al . 3eluarkan 8" dengan tangan atau pompa, bila produksi melebihi kebutuhan bayi d. Pera!atan payudara pasa persalinan Penanganan a. 3ompres hangat agar payudara menjadi lebih lembek b. 3eluarkan sedikit 8" sebelum menyusui sehingga puting lebih mudah ditangkap dan diisap oleh bayi . "esudah bayi kenyang, keluarkan sisa 8"
d. ntuk mengurangi rasa sakit pada payudara, berikan kompres dingin e. ntuk mengurangi stasis di ena dan pembuluh getah bening, lakukan pengurutan (masase) payudara yang dimulai dari puting ke arah korpus. &. K,+A*NAN P('*NG 3elainan puting ditemukan lebih dini pada saat pemeriksaan kehamilan agar segera dapat dikoreksi sebelum menyusui. 3elainan puting yang dapat mengganggu proses menyusui adalah puting susu datar dan puting susu tenggelam (inerted). Penanggulangan puting datar dan tenggelam dapat diperbaiki dengan perasat Doffman, yaitu dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari di daerah gelanggang susu, kemudian dilakukan urutan menuju ke arah
berla!anan.
Pada true
inerted
niple perasat
Doffman tidak dapat
memperbaiki keadaan, harus dilakukan tindakan operatif. Pada keadaan ini, 8" harus dikeluarkan seara manual atau dengan pompa susu dan diberikan pada bayi dengan sendok, gelas atau pipet (3risnadi, 2004). %. P('*NG N,R* 5$R, N*PP+,6 )AN P('*NG +,;,' 5;RA;K,) N*PP+,6 Puting susu nyeri terjadi karena posis bayi saat menyusui salah, karena puting tidak masuk ke dalam mulut bayi sampai gelanggang susu sehingga bayi hanya mengisap pada puting susu saja. /ekanan terus-menerus hanya pada tempat tertentu akan menimbulkan puting nyeri !aktu diisap, meskipun kulitnya masih utuh (3risnadi,2004) Penyebab lain yang dapat menimbulkan puting nyeri adalah penggunaan sabun, airan, krim, alohol untuk membersihkan puting susu sehingga terjadi iritasi. ritasi pada puting susu juga dapat terjadi pada bayi dengan tali lidah (frenu!um!inguae ) yang pendek sehingga bayi tidak dapat mengisap sampai gelanggang susu dan lidahnya menggeser ke puting. Puting akan nyeri bila terus disusukan lama-lama dan akan menjjadi leet atau luka (3risnadi, 2004). Penanggulangannya adalah dengan memberikan teknik menyusui yang benar, khususnya letak puting dalam mulut bayi, yaitu a. Bibir bayi menutup areola sehingga tidak tampak b. Puting di atas lidah bayi . 8reola di antara gusi atas dan ba!ah 2. $A+(RAN $($( ',R$(MBA' 5B$'R(;'*, )(;'6 "umbatan pada saluran susu disebabkan oleh tekanan yang terus-menerus. /ekanan dapat berasal dari pemakaian bra yang terlalu ketat, tekanan jari pada tempat yang sama setiap menyusui, atau kelanjutan dari payudara bengkak. Penegahan dapat dilakukan dengan memakai bra dengan ukuran memadai dan
menopang payudara dengan baik, pengurutan payudara yang teratur dan dengan teknik menyusui yang baik (3risnadi, 2004). Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan
kompres
hangat
sebelum
menyusui,
pengurutan
payudara,
mengeluarkan sisa 8" setelah menyusui dan kompres dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa sakit. "aluran susu yang tersumbat bila tidak ditangani sebagaimana mestinya dapat menjadi mastitis (radang payudara) (3risnadi, 2004). 4. RA)ANG PA()ARA 5MA$'*'*$6 Proses infeksi pada payudara menimbulkan pembengkakan lokal atau seluruh payudara, merah dan nyeri. Peradangan mengenai stroma payudara yang terdiri dari jaringan ikat, lemak, pembuluh darah, dan getah bening. Biasanya terjadi pada minggu kedua, ibu merasa demam umum seperti influenEa (3risnadi, 2004). Biasanya didahului oleh putting leet, payudara bengkak atau sumbatan saluran susu. bu dengan anemi, giEi buruk, kelelahan dan stress juga merupakan fator predisposisi. Penanggulangannya adalah sebagai berikut a. bu harus terus menyusui agar payudara b. 3ompres hangat dan dingin seperti pada payudara bengkak . emperbaiki posisi menyusui, terutama bila terdapat putting leet d. stirahat ukup, makanan yang bergiEi e. inum sekitar 2 liter per hari f. 8ntibioti g. 8nalgesi alam Pra!irohardjo (2006), penanganan untuk ibu yang menusui bayinya dan tidak menyusui dibedakan. Bila ibu menyusui bayinya a. "usukan sesering mungkin b. 3edua payudara disusukan. . 3ompres hangat payudara sebelum disusukan d. Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui e. "angga payudara f. 3ompres dingin pada payudara di antara !aktu menyusui g. Bila diperlukan berikan parasetamol 400 mg per oral setiap * jam h. 9akukan ealuasi setelah % hari untuk mengealuasi hasil Bila ibu tidak menyusui bayinya a. b. . d. <.
"angga payudara 3ompres dingin pada payudara untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit Bila diperlukan berikan parasetamol 400 mg per oral selama * jam :angan dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara. AB$,$ PA()ARA
Berbeda dengan mastitis, pada abses payudara a. nfeksi mengenai jaringan parenkim dan besar nanah
b. Payudara yang sakit tidak boleh disusukan, sedangkan payudara yang sehat tetap disusukan . /erjadi sebagai komplikasi dari mastitis d. Pemberian antibioti dan analgesi e. Bila perlu lakukan insisi abses Payudara yang sakit sementara tidak disusukan, namun 8" tetap dikeluarkan manual atau dengan pompa agar produksi 8" tetap baik. alam beberapa hari dapatdisusukan kembali (3risnadi, 2004). e. 'romboembo!i /rombosis ena dapat terjadi selama kehamilan atau sering terjadi pada masa nifas antara hari ke 4 = 4. Pera!atan obstetri yang baik dan ambulasi dini dapat menurunkan kejadian penyakit tromboemboli. Proses trombosis selalu bera!al dari ena profunda tungkai ba!ah namun dapat pula menjalar keatas menuju ena femoralis atau ena ena dalam panggul. "ituasi ini sering menyebabkan terjadinya embo!i paru. )iagnosis )' 5)eep ein 'hrombosis6 a. /anda klinik adalah terjadinya demam ringan, kenaikan frekuensi nadi dan rasa lesu. b. /anda klinik tak dapat memberi informasi mengenai progresiisitas penyakit. . 3onfirmasi diagnosis adanag dengan menggunakanAolour = enhaned oppler imaging G pada ena tibialis dan femoralis. )iagnosis embo!i paru " a. ispneoe b. $yeri dada . "ianosis d. 3repitasi pada auskultasi paru 'erapi )' a. Deparin infus ( 20.000 dalam 400 PH denga keepatan 24 ml < jam untuk menapai dosis 24.000 per hari ) selama 4 hari dan dipantau dengan pemeriksaan 8P//. 8tie partial tromboplastin time b. /irah baring dengan tungkai di eleasi selama heparinisasi . /erapi 7mboli Paru d. Deparin bolus 24.000 intra ena dan diikuti dengan pemberian per infus seperti ada kasus 5/. f.
Masa!ah Psi3iatri Pas8a Persa!inan 1. =third days b!ues> a. 40 = 10I terjadi instabilitas emosional pada ibu pasa persalinan dengan penyebab yang tidak jelas.
b. Fejala bera!al antara hari ke % = 4 pasa persalinan. . nstabiltas emosional dapat berlangsung kurang dari minggu namun ada kasus yang dapat terjadi sampai berbulan-bulan &. ),PR,$* PA$;A P,R$A+*NAN a. + = 2I !anita pasa persalinan akan menampakkan tanda = tanda depressi dalam 4 bulan pertama pasa persalinan. b. 'esiko tinggi mengalami kejadian ini . d. e. f. g. h. i.
bu berusia J 6 tahun 'i!ayat keluarga dengan depresi atau pernah menderita depresi epresi pada masa hamil asalah hubungan keluarga pada masa remaja /idak ada dukungan dari pasangan selama kehamilan , persalinan era!at bayi sendirian tanpa keluarga atau teman Pengalaman negatif saat berhubungan dengan tenaga kesehatan selama
j.
kehamilan 'i!ayat komplikasi kehamilan
%. P$*K$*$ PA$;A P,R$A+*NAN a. = %I !anita mengalami kejadian psikosis pasa persalinan dalam bentuk manik atau depresi naun ada juga yang diselingi dengan episode skisofrenik b. Fangguan ini dapat terjadi seara mendadak pada hari 4 = 4 pasa persalinan. Pada a!alnya pasien merasa bingung , emas, tidak dapat tidur dan sedih. elusi ( merasa bah!a anaknya mengalami sesuatu yang berbahaya ) atau halusinasi terjadi dengan epat. . Pasien harus segera memperoleh pera!atan seara profesional.
B. Konsep Preterm Premature Rupture of Membrane 1. )efinisi enurut Dealth 7duation and /raining 8ntenatal are (20%), ketuban peah dini (P'>) didefinisikan sebagai kebooran spontan airan ketuban dari kantung ketuban. airan mengalir melalui peah selaput janin, yang terjadi setelah 2+ minggu kehamilan dan setidaknya jam sebelum a!al persalinan. P'> dapat terjadi sebelum atau setelah *0 minggu kehamilan, sehingga kata KprematurK tidak berarti bah!a usia kehamilan janin prematur.
3etuban Peah ini ( amniorrhe-is premature rupture of the mem&rane P'> ) adalah peahnya selaput korioamniotik sebelum terjadi proses persalinan. Bila terjadi pada kehamilan J %1 minggu maka peristi!a tersebut disebut 3P Preterm (PP'> L preterm premature rupture of the mem&rane / preterm amniorrhe-is). &. #a3tor Resi3o 3etuban peah dini dalam kehamilan merupakan gangguan multifaktorial. Beberapa faktor risiko dari ketuban peah dini dalam kehamilan adalah
. sia maternal sia reproduksi yang aman untuk kehamilan dan persalinan yaitu usia 20-%4 tahun (&inkjosastro, 20). Pada usia ini alat kandungan telah matang dan siap untuk dibuahi, kehamilan yang terjadi pada usia J 20 tahun atau terlalu muda sering menyebabkan komplikasi< penyulit bagi ibu dan janin, hal ini disebabkan belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, dimana rahim belum bisa menahan kehamilan dengan baik, selaput ketuban belum matang dan mudah mengalami robekan sehingga dapat menyebabkan terjadinya ketuban peah dini. Pada usia M %4 tahun ibu memiliki resiko kesehatan pada ibu dan bayi. 3eadaan ini terjadi karena otot-otot dasar panggul tidak elastis lagi sehingga mudah terjadi penyulit kehamilan dan persalinan. "alah satunya adalah perut ibu yang menggantung dan seriks mudah berdilatasi sehingga dapat menyebabkan pembukaan seriks terlalu dini yang menyebabkan terjadinya ketuban peah dini.
2.
'i!ayat keluarga /erdapat peranan genetik pada hipertensi dalam kehamilan.Dal tersebut dapat terjadi karena terdapat ri!ayat keluarga dengan ketuban peah dini dalam kehamilan (uflihan ?8, 202).
%. *ephalopelvi! isproportion(P) 3eadaan
panggul
merupakan
faktor
penting
dalam
kelangsungan
persalinan,tetapi yang tidak kurang penting ialah hubungan antara kepala janin dengan panggul ibu.Partus lama yang sering kali disertai peahnya ketuban pada pembukaan keil,dapat menimbul dehidrasi serta asdosis,dan infeksi
intrapartum. Pengukuran panggul
(pelimetri)
merupakan ara
pemeriksaanyang penting untuk mendapat keterangan lebih banyak tentang
keadaan panggul (Pra!irohardjo, 20).
*. Pekerjaan Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktiitas responden sehari-hari, namun pada masa kehamilan pekerjaan yang berat dan dapat membahayakan kehamilannya hendaklah dihindari untuk menjaga keselamatan ibu maupun janin. 3ejadian ketuban peah sebelum !aktunya dapat disebabkan oleh kelelahan dalam bekerja. Dal ini dapat dijadikan pelajaran bagi ibu-ibu hamil agar selama masa kehamilan hindari
4. sia kehamilan sia kehamilan pada saat kelahiran merupakan satu-satunya alat ukur kesehatan janin yang paling bermanfaat dan !aktu kelahiran sering ditentukan dengan pengkajian usia kehamilan. Pada tahap kehamilan lebih lanjut, pengetahuan yang jelas tentang usia kehamilan mungkin sangat penting karena dapat timbul sejumlah penyulit kehamilan yang penanganannya bergantung pada usia janin. Periode !aktu dari 3P sampai kelahiran berbanding terbalik dengan usia kehamilan saat ketuban peah. :ika ketuban peah trimester hanya diperlukan beberapa hari saja hingga kelahiran terjadi dibanding dengan trimester . akin muda kehamilan, antar terminasi kehamilan banyak diperlukan !aktu untuk mempertahankan hingga janin lebih matur. "emakin lama menunggu, kemungkinan infeksi akan semakin besar dan membahayakan janin serta situasi maternal (8stuti, 202).
%. K!asifi3asi Berdasarkan usia kehamilan (anjoer, 200), dapat diklasifikasikan sebagai berikut . 3P pada usia kehamilan J %1 minggu 3P pada preterm à peahnya membrane horio-amniotik sebelum tanda persalinan atau disebut juga PP'> (premature P'798B>' rupture of membrane). engan insiden 2I kehamilan. 2. 3P pada usia kehamilan M %1 minggu
3P pada aterm
à peahnya
membrane horio-amniotik sebelum tanda
persalinan atau disebut juga P'> (premature rupture of membrane). engan
insiden 6-#I kehamilan. Berdasarkan penyebabnya P'> dibagi menjadi . P'> "pontanN terjadi karena lemahnya selaput ketuban atau kurang terlindungi karena eriO terbuka (inompetent erial) 2. P'> dengan penyebab sebelumnyaN dapat terjadi karena adanya trauma jatuh, oitus, hidramnion, infeksi, dll.
2. Manifestasi K!inis enurut nugroho 20 . 3eluarnya airan ketuban yang merembes melalui agina. 2. airan agina berbau amis dan tidak seperti bau amonia. %. emam
?. Pemeri3saan )iagnosti3 . Pemeriksaan ?isik a. 8namnesa Bisa menegakkan #0I dari diagnosa. 3adangkala airan seperti urin dan aginal disharge bisa dianggap airan amnion. Penderita merasa basah pada agina atau mengeluarkan airan yang banyak seara tiba-tiba dari jalan lahir. b. nspeksi Pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya airan dari agina, bila ketuban baru peah dan jumlah air ketuban masih banyak, pemeriksaan ini akan lebih jelas. . Palpasi Perut tegang dan nyeri tekan, fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan sebelumnya. d. 8uskultasi enyut jantung janin dengan usia kehamilan +-20minggu
2. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan nspekulo 9angkah pertama dalam mendiagnosa 3P karena pemeriksaan dalam seperti aginal touher dapat meningkatkan resiko infeksi airan . airan yang keluar dari agina perlu diperiksa !arna, konsentrasi, bau, dan pD-nya. ;ang dinilai ) 3eadaan umum dari seriO, juga dinilai dilatasi dan pendataran dari seriO. ilihat juga dari prolaps tali pusat atau ekstremitas bayi. Bau dari amnion yang khas juga diperhatikan 2) Pooling pada airan amnion dari formiks posterior mendukung diagnosa 3P. elakukan perasat alsaa atau menyuruh pasien batuk untuk memudahkan melihat pooling. %) airan amnion dikonfirmasikan dengan nitraEine test. 3ertas nitraEine akan berubah menjadi biru jika pD airan M 6-6,4. "ekret agina ibu hamil punya pD *-4, dengan kertas nitraEine tidak memberikan perubahan !arna. /es nitraEine bisa memberikan positif palsu bila tersamarkan dengan airan seperti darah, semen, atau aginitis seperti trihomoniasis. *) ikroskopis (tes pakis). ilakukan pemeriksaan ini dari airan yang diambil dari formiks posterior. airan dis!ab kemudian dikeringkan di atas kelas objek dan dilihat di ba!ah mikroskop. Fambaran ferning menandakan airan amnion. 4) ilakukan kultur dari s!ab untuk hlamydia, gonnorhea, dan grup B "treptoous. b. Pemeriksaan 9ab ) Pemeriksaaan alpha-fetoprotein (8?P). 3onsentrasi meningkat dalam airan amnion tetapi tidak di semen dan urin. 2) Pemeriksaan darah lengkap dan kultur dari urinalisis %) /es pakis *) /es lakmus (nitraEine test) a) /es lakmus, jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru, menunjukkan adanya air ketuban (alkalis). b) :ika tes negatif (tidak ada perubahan !arna kertas lakmus) maka selaput membran tidak ruptur. ) :ika hasil tes positif (terjadi perubahan !arna kertas lakmus merah menjadi biru) berarti ada ruptur selaput membran. d) :ika hasil positif palsu (terdapat ampuran urin dengan darah) berartiada infek dan diberi antiseptik. 4) ikroskopik (tespakis) engan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering, pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis. 6) Pemeriksaan air ketuban dengan tes leukosit esterase
Bila leukosit darah lebih dari 4.000
airann ketuban yang sedikit. >ligohidramnion
ditambah dengan
anamnesis dari pasien biasa membantu diagnosa tetapi bukan mendiagnosis rupturnya membran fetal. "elain itu, dinilai 8mnioti ?luid ndeO (8?), presentasi janin, berat janin, dan usia janin. "F dapat mengidentifikasikan kehamilan ganda, janin yang tidak normal atau melokalisasi kantong airan amnion pada amniosentesis dan sering digunakan dalam mengealuasi janin. "F juga dapat untuk menegakkan diagnosa 3P. d. Pemeriksaan >bstetri Pemeriksaan palpasi untuk menentukan umur kehamilan dan mengetahui ada tidaknya kontraksi uterus. elakukan auskultasi :: untuk menilai apakah ada ga!at janin atau tidak. e. 3ardiotografi 8lat elektronik yang digunakan untuk mendeteksi gangguan yang berkaitan dengan hipoksia janin yang seara tidak langsung, melalui penilaian pola :: f.
dalam hubungannya dengan adanya kontraksi ataupun aktiitas janin. engukur :: $ormalnya 20-60O
takikardi berat takikardi ringan bradikardi ringan bradikardi sedang bradikardi berat
4. Penata!a3sanaan enurut organ (200#) penatalaksanaan 3etuban peah prematur meliputi . Penegahan a. >bati infeksi gonokokus, klamidia, dan aginosis bakterial b. iskusikan pengaruh merokok selama kehamilan dan dukung untuk mengurangi atau berhenti . otiasi untuk menambah berat badan yang ukup selama hamil d. 8njurkan pasangan menghentikan koitus pada trimester akhir bila ada faktor predisposisi e. Panduan mengantisipasi :elaskan kepada pasien yang memiliki ri!ayat berikut ini saat prenatal bah!a mereka harus segera melapor bila ketuban peah. 2. 3ondisi yang menyebabkan ketuban peah dapat mengakibatkan prolaps tali pusat
a. 9etak kepala selain erteks b. Polihidramnion . Derpes aktif d. 'i!ayat infeksi streptokus beta hemolitikus sebelumnya %. Bila ketuban telah peah a. 8njurkan pasien untuk ke rumah sakit atau klinik b. atat terjadinya ketuban peah ) 9akukan pengkajian, upayakan mengetahui !aktu terjadinya peah ketuban 2) Bila robekan keuban tampak kasar a) Pasien posisi berbaring telentang, tekan fundus untuk melihat adanya semburan airan dari agina b) Basahi kapas asupan dengan airan dan lakukan pulasan pada slide untuk mengkaji ferning di ba!ah mikroskop ) "ebagian airan di usap kekertas $itraEene.
Bila
positif,
pertimbangkan uji diagnostik bila pasien sebelumnya tidak melakukan hubungan seks,
tidak
ada
perdarahan,
dan
tidak
dilakukan
pemeriksaan peragina menggunakan jeli 3-; %) Bila ketuban peah dan tanda kemungkinan infeksi tidak jelas, lakukan pemeriksaan spekulum steril a) 3aji nilai Bishop serik b) Tabel nilai Bishop
0
2
%
ilatasi "eriks (m) Penipisan (I) "tasiun 3onsistensi
0 0-%0 -% 3eras
-2 *0-40 -2 edium
%-* 60-10 - 9unak
4 M+0 Q atau Q2
Posisi
Posterior 'ingan
8nterior
0eterangan Nilai ) dianggap induksi akan mendekati kegagalan. Nilai 1 atau le&ih dianggap positif &ersalin dan kemungkinan hasil induksi persalinan akan &erhasil sekitar 82/123.
) 9akukan kultur seriks hanya bila ada tanda infeksi d) apatkan spesimen airan lain dengan lidi kapas steril yang dipulaskan pada slide untuk mengkaji ferning diba!ah mikroskop *) Bila usia gestasi kurang dari %1 minggu atau pasien terjangkit herpes /ipe 2, rujuk ke dokter *. Penatalaksanaan 3onseratif a. 3ebanyakan persalinan dimulai dalam 2*-12 jam setelah ketuban peah
b. 3emungkinan infeksi berkurang bila tidak ada alat yang dimasukkan ke agina, keuali spekulum sterilN jangan melakukan pemeriksaan agina . "aat menunggu, tetap pantau pasien dengan ketat ) kur suhu tubuh empat kali sehariN bila suhu meningkat signifikan menapai %+R, berikan 2 maam antibiotik dan pelahiran harus diselesaikan 2) >bserasi
rabas
agina
Bau
menyengat, purulen
atau
tampak
kekuningan menunjukkan adanya infeksi %) atat bila ada nyeri tekan dan iritabilitas uterus serta laporkan perubahan apa pun 4. Penatalaksanaan 8gresif a. :el prostaglandin atau isoprostol (meskipun tidak disetujui pengunaannya) dapat diberikan setelah konsultasi dengan dokter b. ungkin dibutuhkan rakangkaian induksi Pitoin bila seriks tidak berespons . Beberapa ahli menunggu 2 jam untuk terjadinya persalinan. Bila tidak ada tanda, mulai pemberian Pitoin d. Berikan airan per 5, pantau janin e. Peningkatan risiko seksio sesaria bila induksi tidak efektif f.
Bila pengambilan keputusan bergantung pada kelyakan seriks untuk diinduksi, kaji nilai Bishop setelah pemeriksaan spekulum. Bila diputuskan untuk menunggu persalinan, tidak ada lagi pemeriksaan yang dilakukan, baik manipulasi dengan tangan maupun spekulum, sampai persalinan dimulai atau induksi dimulai
g. Ditung darah lengkap bila ketuban peah. langi pemeriksaan pada hari berikutnya sampai pelahiran atau lebih sering bila ada tanda infeksi h. 9akukan $"/ setelah ketuban peahN !aspada adanya takikardia janin yang merupakan salah satu tanda infeksi i.
ulai induksi setelah konsultasi dengan dokter bila ) "uhu tubuh ibu meningkat signifikan 2) /erjadi takikardia janin %) 9okia tampak keruh *) ritabilitas atau nyeri tekan uerus yang signifikan 4) 3ultur agina menunjukkan streptokus beta hemolitikus 6) Ditung darah lengkap menunjukkan kenaikan sel darah putih
6. Persalinan dari 2* jam setelah ketuban peah a. Persalinan spontan ) kur suhu tubuh pasien setiap 2jam,berikan antibiotik bila ada demam 2) 8njurkan pemantauan pada internal janin %) Beritahu dokter spesialis obstetrik dan sepesialis anak atau praktisi pera!at neonatus. *) 9akukan kultur sesuai panduan b. nduksi persalinan ) 9akukan seara rutin setelah konsultasi ke dokter 2) kur suhu tubuh setiap 2jam sekali. %) Pemberian antibiotik ada yang gram ampisilin per 5 atau -2 gram mefoOin per 5 setiap 6 jam sebagai profilaksis. *) :ika umur kehamilan %1 minggu, induksi dengan oksitosin 4) Bila skor pelik J 4, lakukan pematangan serik, kemudian induksi. :ika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea 6) Bila skor pelik M 4, induksi persalinan, partus peraginam ("eptiana, '. 20*) Penatalaksanaan 3P menurut anuaba (200+) tentang penatalaksanaan 3P adalah . empertahankan kehamilan sampai ukup bulan khususnya maturitas paru sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang sehat. 2. /erjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi pemiu sepsis, maningitis janin, dan persalinan prematuritas. %. engan perkiraan janin sudah ukup besar
dan
persalinan diharapkan
berlangsung dalam !aktu 12 jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga kematangan paru janin dapat terjamin. *. Pada umur kehamilan 2*-%2 minggu yang menyebabkan menunggu berat janin ukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan, dengan kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan. 4. enghadapi 3P, diperlukan penjelasan terhadap ibu dan keluarga sehingga terdapat pengertian bah!a tindakan mendadak mungkin dilakukan dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan mungkin harus mengorbankan janinnya. 6. Pemeriksaan yang penting dilakukan adalah "F untuk mengukur distansia biparietal dan perlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan pemeriksaan kematangan paru. 1. &aktu terminasi pada kehamilan aterm dapat dianjurkan selang !aktu 6-2* jam bila tidak terjadi his spontan. <. Komp!i3asi 3omplikasi 3etuban Peah ini menurut anuaba (200+) . udah terjadinya infeksi intra uterin 2. Partus prematur %. Prolaps bagian janin terutama tali pusat
3omplikasi 3P atau P'> menurut "aiffudin (2006) . /erhadap janin &alaupun ibu belum menunjukkan gejala-gejala infeksi, tetapi janin sudah
terkena infeksi, karena infeksi intrauterin lebih dahulu terjadi (amnionitis, askulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan. jadi akan meninggikan morbiditas dan mortalitas perinatal. Beberapa komplikasi yang berhubungan dengan 3P antara lain a. nfeksi intrauterin b. /ali pusat menumbung 3etika 3etuban ibu pah, akibatnya adalah tali pusat menumbung dengan bersamaan air ketuban. /ali pusat teraba keluar< berada di samping dan mele!ati bagian terendah janin didalam jalan lahir. /ali pusat dapat prolaps ke dalam agina atau bahkan di luar agina setelah ketuban peah . 3elahiran prematur "etelah ketuban peah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm #0 I terjadi dalam 2* jam setelah ketuban peah. Pada kehamilan antara 2+ =
%* minggu 40 I
persalinan dalam 2* jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam minggu. d. 8mnioti Band "yndrome 2. /erhadap ibu 3arena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal. "elain itu, juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis (nifas), peritonitis, septikemia, dan dry-labor. bu akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, suhu badan naik, nadi epat dan munul gejala infeksi. Dal-hal tersebut dapat meninggikan angka kematian dan morbiditas pada ibu.
;. Konsep Asuhan Keperawatan ata subyektif
-
dentitas < Biodata Pasien suami dan istri adalah nama, umur, agama,
-
suku
-
kesehatan. 3eluhan utama 8lasan !anita datang mengunjungi klinik < 'B < '" < dan
-
diungkapkan dengan kata-kata sendiri. 'i!ayat kesehatan antara lain ri!ayat kesehatan dahulu, sekarang, dan ri!ayat kesehatan keluarga, juga ri!ayat alergi dan pengobatan.
-
'i!ayat perka!inan ikaji untuk mengetahui berapa kali menikah, berapa usia pasien saat menikah, usia pasangan pasien saat menikah, berapa lama pasien menikah dan berapa
-
jumlah anaknya. 'i!ayat obstetri 'i!ayat menstruasi ntuk mengetahui tentang pertama kali pasien mendapatkan menstruasi (menare), siklus, lama menstruasi, banyak menstruasi, bentuk darah apakah air atau menggumpal, !arna darah, dismenorea, flour albus dan untuk mengetahui hari pertama menstruasi terakhir serta tanggal kelahiran dari
-
persalinan. 'i!ayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu ntuk mengetahui pada tanggal, bulan, tahun berapa anaknya lahir, tempat persalinan, umur kehamilan, jenis persalinan, penolong persalinan, penyulit dalam bersalinan, jenis kelahiran berat badan lahir, panjang badan lahir, ri!ayat nifas yang lalu, keadaan anak sekarang, untuk mengetahui ri!ayat yang lalu
-
sehingga bisa menjadi auan dalam pemberian asuhan. 'i!ayat kehamilan sekarang ntuk mengetahui ibu hamil yang ke berapa, DPD/, DP9, berat badan sebelum dan sekarang, periksa 8$ sebelumnya dimana, berapa kali dan keluhannya apa, suntik // berapa kali, obat-obatan yang pernah dikonsumsi apa saja, gerakan janin yang pertama pada usia kehamilan berapa bulan dan gerakan sekarang kuat atau lemah, kebiasaan ibu dan keluarga yang berpengaruh negatif
-
terhadap kehamilannya. 'i!ayat 3B ntuk mengetahui sebelum ibu hamil pernah menggunakan alat kontrasepsi atau tidak, berapa lama menggunakannya, alas an mengapa ibu menggunakan alat kontrasesi tersebut, dan mengapa ibu menghentikan pemakaian alat kontrasepsi
-
tersebut. Pola kebutuhan sehari-hari meliputi pola nutrisi, pola eliminsi, pola aktiitas
-
pekerjaan, pola istirahat, personal hygiene, pola seksual. Psikososial spiritual meliputi tanggapan dan dukungan keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, ketaatan beribadah, lingkungan yang bepengaruh.
ata >byektif
-
Pemeriksaan mun 3eadaan mum (3) ntuk menilai keadaan pasien pada saat itu seara umum. 3esadaran
-
ntuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah omposmentis (3esadaran penuh dengan memberikan respon yang ukup terhadap stimulus yang diberikan), somnolen (kesadaran yang mau tidur saja, dapat dibangunkan dengan rasa nyeri tetapi tidur lagi), koma (tidak dapat bereaksi terhadap stimulus
-
yang diberikan atau rangsangan apapun, reflek pupil terhadap ahaya tidak ada). /anda-tanda 5ital (//5) Pada pengukuran tanda-tanda ital yang diukur adalah tekanan darah, nadi,
-
respirasi, dan suhu. Berat Badan (BB) ntuk mengetahui berat badan pasien dalam satuan kilogram (Buku Panduan
-
Praktik 3linik 3ebidanan). /inggi Badan (/B) ikaji untuk mengetahui tinggi badan ibu dalam satuan sentimeter, menurut "aminem 998 (9ingkar 9engan 8tas) ntuk mengetahui status giEi pasien. Pemeriksaan fisik < "tatus Present adalah pemeriksaan kepala, muka, mata, hidung, telinga, mulut, leher, ketiak, dada, abdomen, punggung, genetalia,
-
ektermitas atas dan ba!ah, anus. Pemeriksaan khusus obstetri a. nspeksi nspeksi adalah proses pengamatan dilakukan untuk mengetahui apakah ada pembengkakan pada !ajah dan ekstermitas, pada perut apakah ada b.
bekas operasi atau tidak. Palpasi Palpasi adalah pemeriksaan dengan indra peraba yaitu tangan, yang berguna untuk memeriksa payudara apakah ada benjolan atau tidak,
.
pemeriksaan abdomen yaitu memeriksa 9eopold , , , dan 5. 8uskultasi enyut :antung :anin (::) yaitu salah satu tanda pasti hamil dan kehidupan janin. :: mulai terdengar pada usia kehamilan 6 minggu. engan dopler :: mulai terdengar usia kehamilan 2 minggu. $ormalnya
d.
denyut jantung janin (::) yaitu 20-60O
iagnosa 3epera!atan )
'isiko infeksi
2)
3etidakefektifan proses kehamilan melahirkan
%)
'isiko gangguan hubungan ibu-janin
*)
efisit pengetahuan
4)
8nsietas
6)
3etidakefektifan meningkatkan pemberian 8"
1)
Fangguan rasa nyaman
)aftar Pusta3a Pra!irohardjo,".
200+.
lmu
3ebidanan.
:akarta
;ayasan
Bina
Pustaka
"ar!ono
Pra!irohardjo. Pra!irohardjo, "ar!ono. 200#. lmu 3ebidanan. :akarta P/ Bina Pustaka. Su4i"atini , dkk.'221. 8suhan Patologi 3ebidanan. :akarta $uha edika ,aufan. '2#' . Patologi 3ebidanan. ;ogyakarta $uha edika Mo!htar , '. 200#. "inopsis >bstetri. :akarta. 7F. $ugroho. /. 202. >B"F;$ >bstetri dan Finekologi ntuk 3ebidanan dan3epera!atan, ;ogyakarta N $uha edika. Bobak. 200. 5uku A4ar 0epera6atan Maternitas. :akarta7F De6i 7 . , dkk. '22 . +perasi *aesar9 Pengantar dari A sampai :. ;DSA. ahkota. :akarta. Depkes '. '2#2 . Profil 0esehatan Indonesia. :akarta Depkes ' Feri dkk. 200#. +&stetri < =inekologi Panduan Praktik/ ;d.' . :akarta 7F >uta&alian, . '2##. Pengaruh Umur ,erhadap Persalinan Seksio . :oy, "., 200#.*aesarean Deliver".?ake %orest Universit" S!hool of Medi!ine . 3ementrian 3esehatan 'epublik ndonesia. 20%. 5uku Saku Pela"anan 0esehatan I&u Di%asilitas 0esehatan Dasar Dan Ru4ukan Pedoman Untuk ,enaga 0esehatan. :akarta 3ementrian 3esehatan 'epublik ndonesia anuaba dkk. 200#. =a6at Darurat +&stetri =inekologi < +&stetri =inekologi Sosial untuk 5idan. :akarta 7F. aryunani, dkk, 202. Asuhan 0ega6atdaruratan dan Pen"ulit pada Neonatus .
:akarta/rans
nfo edia organ, Feri @ Damiton, arole.(200#). +&stetri < =inekologi Panduan Praktik . :akarta 7F $ugroho, /aufan. 200. +&stetri . :akarta $uha edia Pra!irohardjo,". 2001. Ilmu 0e&idanan. :akarta ;ayasan Bina Pustaka "ar!onoPra!irohardjo. "ar!ono, Pra!irohardjo. 200. Ilmu 0andungan. :akarta ;ayasan Bina Pustaka "aleha, "itti. (200#). Asuhan 0e&idanan Pada Masa Nifas. :akarta Penerbit "alemba "oep.(200#). Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum di RSU Dr. Pirngadi Medan./esis kepera!atan niersitas
"umatra tara.
&ibo!o, $oroyonoN rma r!indaN 7r!in ?randuisty. 206. Diagnosis Dan ,ata Laksana Pre/ ;klamsia.
:akarta
Perkumpulan
>bstetri
ndonesiaDimpunan3edokteran?eto aternal 206.
dan
Finekologi